Anda di halaman 1dari 20

Nama : Ayu Deriati

Kelas : XI AKL 2
Mata Pelajaran : Agama Islam

BAB 7

Hidup Damai Dengan Toleransi,Rukun, dan Menghindari Tindak


Kekerasan

A. QS. Yunus/10 : 40-41

1. Membaca QS Yunus ayat 40-41 tentang tolerasi dan rukun

Artinya : “ Diantara mereka ada orang-orang yang beriman kepada


Al Qur’an, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak
beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-
orang yang berbuat kerusakan.”

Artinya : “ Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah : “


Bagiku pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku
kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu
kerjakan”.

B. Menerjemahkan ayat Q.S. Yunus/10: 40 – 41

Terjemahan Q.S. Yunus/10:40-41 secara utuh adalah sebagai berikut.


40. Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Al Qur'an), dan di
antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedang-kan Tuhanmu
lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.

41. Dan jika mereka (tetap) mendustakan-mu (Muhammad), maka katakanlah, “Bagiku
pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa
yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu
kerjakan.”

C. Tafsir Q.S. Yunus/10: 40 - 41

Dalam Kitab Tafsir Jalalain, maksud QS. Yunus 40 adalah diantara mereka
penduduk Mekkah ada orang-orang yang beriman kepada Al-Qur’an. Hal ini
diketahui oleh Allah dan diantara mereka ada pula orang-orang yang tidak
beriman kepadanya untuk selama-lamanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang
orang-orang yang berbuat kerusakan. Hal ini merupakan ancaman yang
ditujukan kepada mereka yang tidak beriman kepadanya.

Lebih rinci, Prof. Dr. Quraisy Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah


menjelaskan maksud kalimat diantara mereka dalam ayat 40 ini adalah kaum
musyrikin itu, ada orang yang percaya kepadanya, tetapi menolak kebenaran Al
Qur’an karena keras kepala dan demi mempertahankan kedudukan sosial
mereka dan diantara mereka ada juga memang benarbenar serta lahir dan batin
tidak percaya kepadanya serta enggan memerhatikannya karena hati mereka
telah terkunci. Tuhanmu Pemelihara dan Pembimbingmu, wahai Muhammad,
lebih mengetahui tentang para perusak yang telah mendarah daging dalam
jiwanya kebejatan yang sedikitpun tidak menerima kebenaran tuntunan ilahi.
Jika mereka menyambut baik ajakanmu, katakanlah bahwa Allah Swt. yang
memberi petunjuk kepada kamu dan akan memberi ganjaran kepada kamu dan
juga kepadak.Apabila mereka sejak dahulu telah mendustakanmu dan berlanjut
kedustaan itu hingga kini dan masa datang, maka katakanlah kepada mereka,

“Bagiku pekerjaanku dan bagi kamu pekerjaanmu, yakni biarlah kita


berpisah secara baik-baik dan masing-masing akan dinilai oleh Allah serta
diberi balasan dan ganjaran yang sesuai. Kamu berlepas diri dari apa yang aku
kerjakan, baik pekerjaanku sekarang maupun masa dating, sehingga kamu
tidak perlu mempertanggungjawabkannya dan tidak juga menambah dosa
kamu, dan aku pun berlepas diri dari apa yang kamu kerjakan, baik yang kamu
kerjakan sekarang maupun masa datang, dan tidak juga akan memeroleh pahala
atau dosa jika kamu memerolehnya.”

Kemudian menurut Ibnu Katsir, bahwa di antara kaum Nabi


Muhammad ada orang-orang yang beriman kepada Al-Qur’an, mengikuti, dan
mengambil manfaat dari apa yang diwahyukan kepadanya. Di samping itu, ada
orang-orang yang berkeras kepala tidak mau beriman walaupun ia telah
memperoleh keterangan yang tidak dapat membantahnya, bahkan sampai ia
mati dan dibangkitkan kembali kelak. Allah yang lebih mengetahui tentang
orang-orang perusak yang patut mendapat petunjuk dan yang tersesat selama
lamanya.
Dalam ayat 41, Allah Swt. ber_ rman kepada nabi-Nya: “Jika orang
orang musyrikin itu mendustakan engkau, maka lepaskanlah dirimu daripada
mereka dan katakanlah,

“Bagiku apa yang kukerjakan dan bagimu apa yang kamu kerjakan.
Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah dan kamu pun tidak menyembah
apa yang kusembah, atau katakanalah kepada mereka sebagaimana Ibrahim
berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya kami berlepas diri terhadap kamu
dan terhadap apa yang kamu sembah selain Allah.”

Sedangkan dalam Tafsir yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI


disebutkan, Allah Swt. Menjelaskan kepada Rasulullah dan pengikut
pengikutnya bahwa keadaan orang musyrikin yang mendustakan ayat-ayat Al
Qur’an akan terbagi menjadi dua golongan. Segolongan yang benarbenar
mempercayai Al-Qur’an dengan ittikad yang kuat dan segolongan lainnya tidak
mempercayainya dan terus menerus berada dalam keka_ ran. Namun demikian,
mereka tidak akan diazab secara langsung di dunia seperti nasib yang telah
dialami oleh kaum sebelum Nabi Muhammad Saw. Di akhir ayat dijelaskan
bahwa Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang membuat kerusakan
di bumi, karena m ereka mempersekutukan-Nya, menganiaya diri mereka
sendiri dan menentang hukum-Nya. Hal itu disebabkan karena tanah mereka
telah rusak. Mereka itulah orang-orang yang akan mendapat siksaan yang
pedih. Sedangkan menurut Tafsir Jalalain, maksud QS.Yunus/10:41 adalah jika
mereka mendustakan kamu, maka katakanlah kepada mereka “Bagiku
pekerjaanku dan bagi kalian pekerjaan kalian. Artinya, masing-masing pihak
menanggung akibat perbuatan sendiri. Kalian berlepas diri terhadap apa yang
aku kerjakan dan aku berlepas diri terhadap apa yang kalian kerjakan.
Kemudian pada ayat 41 dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Allah
memberikan penjelasan, apabila orang musyrikin itu tetap mendustakan
Muhammad Saw., maka Allah memerintahkan kepadanya untuk mengatakan
kepada mereka bahwa Nabi Muhammad Saw. berkewajiban meneruskan
tugasnya, yaitu meneruskan tugas-tugas kerasulannya, sebagai penyampai
perintah Allah yang kebenarannya jelas, perintah yang mengandung peringatan
dan janji-janji serta tuntunan ibadah berikut pokok-pokok kemaslahatan yang
menjadi pedoman untuk kehidupan dunia. Nabi Muhammad Saw. Tidak
diperintahkan untuk menghakimi mereka, apabila mereka tetap
mempertahankan sikap mereka yang mendustakan Al Qur’an dan
mempersekutukan Allah.

Masih ayat 41, Ath-Thabari dalam Kitab Tafsirnya Juz 15 menjelaskan


sebagaimana dijelaskan oleh Abu Ja’far: Allah SWT beriman kepada Nabi
Muhammad SAW: Jika mereka mendustakanmu, Hai Muhammad, yakni orang
orang musyrik, dan mereka menolak risalah yang engkau bawa kepada mereka
dari sisi Tuhanmu, maka katakan kepada mereka:

“Hai kaumku, untukkulah agamaku dan amalku, dan untukmulah agamamu dan
amalmu. Amalmu tidak akan memberi mudharat kepadaku. Amalku pun tidak
akan memberi mudharat kepadamu, setiap orang hanya akan dibalas
disebabkan amal perbuatannya sendiri, kamu tidak dihukum karena dosa-
dosanya. Aku tidak akan dihukum karena perbuatan kamu.”

Ayat Al-Qur’an yang sejalan dengan ayat di atas adalah:


“Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku (QS.Al-Ka_ run/109: 6).”
Kemudian juga terdapat dalam ayat lain, yaitu:
“Katakanlah, “Kamu tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa
yang kamu perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu
perbuat (Q.S. Saba’/34:25)

Dari penjelasan di atas menunjukkan betapa Islam tidak memaksakan nilai-


nilainya bagi seorang pun, tetapi memberikan kebebasan kepada setiap orang
untuk memilih agama dan kepercayaan yang berkenan di hatinya.

Kemudian dalam hadis Nabi Muhammad Saw.disebutkan.

Artinya:
“Dan Sabda Nabi Muhammad Saw.,”Agama yang paling dicintai Allah adalah
yang lurus dan toleran (H.R. Ibnu Syaybah dan Bukhari).”

Yang dimaksud al-hanifah al-samhah (lurus dan toleran) adalah amal


amal perbuatan yang jauh dari kebatilan, tidak memberatkan dan tidak pula
menyempitkan. Dalam hadis yang lain redaksinya berbunyi “al-hani_ yyah al
samhah.” (Shahih Bukhari, Juz 1 halaman 22).

Kemudian arti al-samhah adalah al-sahlah (kemudahan), yakni ia


dibangun di atas prinsip kemudahan, berdasarkan firrman Allah SWT: “Dan
Dia tidak menjadikan kesukaran bagi kalian dalam agama ini, millah ayah
kalian Ibrahim.” (QS. Al-Hajj:78).

D. Q.S. al-Maidah/5: 32 tentang menghindarkan diri dari tindak kekerasan

1. Membaca Q.S. al-Maidah/5 : 32 tentang menghindarkan diri dari


tindak kekerasan

Artinya : “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,
bahwa barang siapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh
orang lain, atau bukan karena berbuat keru-sakan di bumi, maka seakan-akan
dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan
seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua
manusia.Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan
(membawa) keterangan-keterangan yang jelas.Tetapi kemudian banyak di
antara mereka setelah itu melampaui ba-tas di bumi.”

2. Tafsir QS. Al-Maidah/5: 32

Menurut Tafsir Jalalain bahwa maksud ayat ini adalah karena perbuatan
Qabil sebagaimana dikisahkan pada ayat sebelumnya,Kami tetapkan bagi Bani
Israil, bahwa barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena berbuat
kerusakan yang diperbuatnya di muka bumi berupa perzinahan atau perampokan dan
sebagainya, maka seolah-olah dia telah membunuh manusia semuanya. Sebaliknya
barangsiapa yang memelihara kehidupannya, artinya tidak membunuhnya, maka
seolah-olah ia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya.

Sedangkan menurut Prof. Dr. Quraisy Shihab bahwa oleh karena kejahatan
yang terjadi dan dampak-dampaknya yang sangat buruk dan oleh karena perilaku
Bani Israil, maka Kami Yang Maha Agung menetapkan suatu hukum menyangkut
suatu persoalan yang besar dan hukum itu Kami sampaikan atas Bani Israil bahwa:
Barangsiapa yang membunuh satu jiwa salah seorang putra putri Adam, bukan
karena orang itu membunuh jiwa orang yang lain yang memang wajar sesuai hukum
untuk dibunuh, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, yang menurut
hukum boleh dibunuh, seperti dalam peperangan atau membela diri dari
pembunuhan, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.

Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, misalnya dengan


memaafkan pembunuh keluarganya atau menyelamatkan nyawa seseorang dari satu
bencana, atau membela seseorang yang dapat terbunuh secara aniaya, maka seakan-
akan dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah
datang kepada mereka para rasul Kami dengan membawa keterangan-keterangan
yang jelas, yang membuktikan kebenaran para rasul itu dan kebenaran petunjuk-
petunjuk itu. Tetapi, kemudian sesungguhnya banyak diantara mereka sesudah itu
sungguh-sungguh telah membudaya pada dirinya sikap dan perilaku melampaui
batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi.

Lebih lanjut dari ayat di atas, menurut Thahir Ibnu Asyur menegaskan bahwa
ayat di atas memberi perumpamaan, bukannya menilai pembunuhan terhadap
seorang manusia sama dengan pembunuhan terhadap semua manusia, tetapi ia
bertujuan untuk mencegah manusia melakukan pembunuhan secara aniaya. Seorang
yang melakukan pembunuhan secara aniaya pada hakikatnya memenangkan
dorongan nafsu amarah dan keinginannya membalas dendam atas dorongan nafsu.
Selain itu ayat ini sekaligus menunjukkan bahwa, dalam pandangan Al-Qur’an semua
manusia, apa pun ras, keturunan,dan agamanya adalah sama dari segi kemanusiaan.
Ini sekaligus membantah pandangan pandangan yang mengklaim keistimewaan satu
ras atas ras yang lain.

Sementara itu dalam Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3 bahwa dalam ayat ini Allah
menyatakan: karena pembunuhan dari anak Adam yang nyata berupa penganiayaan
dan pelanggaran hak, maka langsung Allah menetapkan hukum syari’at-Nya. Barang
siapa memulai pembunuhan tanpa alasan atau membuat kejahatan di atas bumi,maka
ia sebenarnya telah membuka jalan menyebarkan pembunuhan dan pelanggaran
terhadap hak asasi manusia semuanya, Barang siapa memperhatikan dan menghargai
hak hidup manusia, maka ia sebenarnya telah membuka jalan menyebarkan
pembunuhan dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia semuanya, dan siapa
memperhatikan dan menghargai hak hidup manusia, maka ia seakanakan menjamin
keamanan kesejahteraan manusia dan masyarakat semuanya.

Sedangkan dalam Tafsir Kementerian Agama dijelaskan bahwa membunuh


seorang manusia berarti membunuh semua manusia,sebagaimana memelihara
kehidupan seorang manusia berarti memelihara kehidupan semua manusia. Ayat ini
menunjukkan keharusan adanya kesatuan umat dan kewajiban mereka masing-
masing terhadap yang lain. Yaitu harus menjaga keselamatan hidup dan kehidupan
bersama dan menjauhi hal-hal yang membahayakan orang lain. Hal ini dapat
dirasakan karena kebutuhan setiap manusia tidak dapat dipenuhinya sendiri,sehingga
mereka sangat memerlukan tolong-menolong, terutama pada hal-hal yang
menyangkut kepentingan umum. Sesungguhnya orang-orang Bani Israil telah
demikian banyak kedatangan para rasul dengan membawa keterangan yang jelas,
tetapi banyak di antara mereka itu melampaui batas ketentuan dengan berbuat
kerusakan di muka bumi. Akhirnya,mereka kehilangan kehormatan, kekayaan, dan
kekuasaan yang kesemuanya itu pernah di masa lampau.

Dari penjelasan tafsir di atas menunjukkan bahwa dalam Islam dilarang


melakukan tindak kekerasan. Bahkan memberikan isyarat untuk mengancam kepada
saudaranya juga termasuk dilarang,sebagaimana Hadis Nabi Muhammad Saw.
disebutkan:

Artinya: Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah SAW


bersabda:”Barangsiapa yang memberi isyarat (mengacungkan) senjata tajam
kepada saudaranya, maka sungguh para malaikat melaknatnya meskipun
saudaranya itu saudara kandung sebapak seibu.”(HR. Muslim dari Abu Hurairah).
(Shahih Muslim, Juz 8 No. 6832)

Dari Hadis di atas menjelaskan betapa sangat berharganya kehormatan


seorang muslim sehingga di larang keras untuk menakut-nakuti dan membawa
sesuatu apapun yang akan menyakiti dan mengganggunya.Kemudian bagi orang
yang menumpahkan darah, dalam hadis Nabi Muhammad Saw, ditegaskan nanti di
akhirat dia termasuk orang yang bangkrut, meskipun dia dalam hidup di dunia rajin
salat, puasa,dan zakat. Sebagaimana dalam hadis Nabi Muhammad Saw.

Artinya : “Dari Abu Hurairah R.a. bahwasannya Rasulullah Saw.bersabda:


“Tahukah kamu siapakah orang yang bangkrut itu? Para sahabat menjawab:
“Orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak mempunyai dirham
dan harta benda.” Maka beliau bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut
dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat membawa shalat, puasa
dan zakat. Tetapi di samping itu juga pernah mencaci si ini, menuduh si ini, makan
harta si ini, menumpahkan darah si ini, dan memukul si ini. Maka diberikan si ini
dari kebaikannya dan si ini dari kebaikannya, maka apabila telah habis
kebaikannya sedangkan belum terbayar semua tuntutan orang-orang yang lainnya,
diambilkanlah dosa-dosa orang yang pernah didzalimi untuk dipikulkan kepadanya,
kemudian ia dilemparkan ke neraka.” (HR. Muslim dalam kitab Riyadhus al-
Shalihin Juz 1 halaman 169 Maktabah Syamilah) .

3. Penerapan Karakter

Setelah mempelajari materi tentang hidup damai dengan toleransi, rukun, dan
menghindari dari tindak kekerasan, diharapkan peserta didik dapat menerapkan karakter
dalam kehidupan sehari-hari sebagai

⮚ Toleransi dan rukun


⮚ Cinta damai
⮚ religius

4. Khulasah

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut


.
1. Islam mengajarkan untuk toleransi. Di antara ayat yang menjelaskan tentang toleransi
adalah Q.S. Yunus/10: 40 – 41;
2. Kandungan Q.S. Yunus/10: 40 - 41 adalah, pertama: sikap manusia terhadap Al-Qur’an
terdiri dari dua golongan, yaitu:orang yang beriman terhadap Al-Qur’an dan orang
yang tidak beriman. Kedua, Allah lebih mengetahui tentang perbuatan manusia. Ketiga,
perbuatan setiap manusia di dunia akan dipertanggungjawabkan kepada Allah Swt. di
akhirat;
3. Islam mengajarkan untuk menghindarkan tindak kekerasan.Dengan kata lain, Islam
mencintai kedamaian. Di antara ayat yang menjelaskan adalah Q.S. Al-Maidah/5: 32 4.
Kandungan Q.S. Al-Maidah/5: 32 adalah menjamin hak-hak hidup setiap manusia. Hal
ini sesuai dengan tujuan hukum Islam, yaitu menjaga hidup.

BAB 8

Meneladani Rasul Allah Dengan Perilaku Santun

A. IMAN KEPADA NABI DAN RASUL ALLAH

 Termasuk rukun iman ke 4


 Menyakini bahwa allah mengutus para nabi dan rasul-nya ke dunia ini untuk
menyampaikan risalah kepada umat manusia agar selamat di dunia dan akhirat.

B. PENGERTIAN NABI

 Secara bahasa nabi adalah pembawa berita


 Secara istilah nabi adalah orang yang diberi wahyu oleh allah berupa syariat
tertentu.

C. PENGERTIAN RASUL

 Secara bahasa rasul adalah utusan


 Secara istilah rasul adalah seorang yang menerima wahyu dari allah berkenaan
dengan syariat agama tertentu dan ditugaskan untuk menyampaikan apa yang
diterimanya kepada umatnya.

D. PERBEDAAN NABI DAN RASUL

Nabi : Manusia pilihan yang diberi wahyu oleh allah untuk dirinya sendiri dan tidak
wajib menyampaikan kepada umatnya.

Rasul : Manusia pilihan yang diberi wahyu oleh allah disamping untuk dirinya
sendiri juga wajib disampaikan ke umatnya.
E. LATAR BELAKANG

 Menurut buku versi terdalam kehidupan rasulullah :

“ Setiap periode sejarah yang dicirikan oleh penyekutuan tuhan (syirik)


entah menyembah patung ataupun apapun hal ini disebut zaman kegelapan,
ketika kepercayaan terhadap tuhan ditinggalkan maka diperlukan sosok
nabi.”

Misal ….

o Zaman Nabi Musa = Fir’aun mengaku tuhan


o Zaman Nabi Luth = Maksiat gay dan sodomi
o Zaman Nabi Ibrahim = Penyembahan berhala
o Zaman Nabi Yunus = Penyembahan berhala
o Zaman Nabi Muhammad = Penyembahan berhala

Allah berfirman dalam QS. An-Nahl; 36 :

“ Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat


(untuk menyerukan): “Sembahlah allah (saja), dan jauhilah Thaghut
itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh
allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan
baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (Rasul-rasul).”

 Tujuan : “ Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan


pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah
allah setelah rasul-rasul itu diutus allah maha perkasa, maha bijaksana”(QS.
An-Nisa [4]: 165].

 Menurut Fethullah Gulen

Tujuan diutusnya para nabi :

1. Penghambaan diri kepada allah (ubudiyah).


2. Menyampaikan risalah (tabligh).
3. Teladan yang baik.
4. Menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat.
5. Agar manusia tidak berdalih.

 Karakteristik Para Nabi

a. Laki-laki
b. Berasal dari bani adam
c. Mendapat wahyu dari allah
d. Cerdas
e. Diangkat oleh allah

F. SIFAT-SIFAT RASUL

 Wajib
1. Shiddiq = benar
2. Amanah = terpercaya
3. Tabligh = menyampaikan
4. Fathonah = cerdas

 Mustahil

1. Kidzib = pembohong
2. Khiyanat = pengkhianat
3. Kitman = menyembunyikan
4. Baladah = bodoh

 Sifat Jaiz adalah semua sifat kemanusiaan yang ada pada diri rasul sebagai seorang
manusia dan tidak mengurangi kedudukannya sebagai utusan Allah SWT.

- Sifat Jaiz tersebut ada pada diri rasul dan juga ada pada diri manusia biasa.
o Seperti rasa lapar, haus, sakit, tidur, sedih, senang, berkeluarga dan
lain sebagainya.
- Bahkan seorang rasul tetap meninggal dunia karena mereka adalah seorang
manusia yang diciptakan oleh Allah SWT.

G. ULUL AZMI

 Pengertian : orang yang teguh dalam pendirian teguh dalam memegang prinsip,
teguh dalam menghadapi cobaan, dan sabar dalam menanggung ujian, baik ringan
maupun berat.

 Nabi –nabi yang termasuk ulul azmi :

1. Nabi Nuh As
2. Nabi Ibrahim As
3. Nabi Musa As
4. Nabi Isa As
5. Nabi Muhammad Saw

H. BUDI PEKERTI RASULULLAH

Menurut buku menghidupkan iman :

a) Rendah hati meskipun pujian dan kepopuleran pantas baginya.


b) Selalu husnudhan (positif thingking) dan jujur
c) Takkan ada manusia yang mampu menyamai beliau meskipun orang tersebut
mengaku rasul.
d) Pintar dan cerdik menguasai berbagai ilmu
e) Ikhlas dan mempertaruhkan hidupnya demi orang lain.

I. FUNGSI BERIMAN KEPADA RASUL

1) Memiliki seseorang hendak kita teladani


2) Mengetahui cara yang benar untuk beribadah kepada allah swt.
3) Mengetahui aturan allah mengenai cara bermasyarakat yang benar dalam berbuat
keadilan dan kebenaran
4) Memiliki petunjuk dan tuntunan ke jalan yang benar untuk kebahagiaan dunia dan
akhirat.
5) Menuntun untuk selalu menghargai dan menghormati sesama manusia.

BAB 9

HORMAT DAN PATUH KEPADA ORANG TUA DAN GURU


A. HORMAT PADA ORANG TUA DAN GURU

1. PENGERTIAN HORMAT KEPADA ORANG TUA

Sosok orang tua adalah ayah serta ibu bagi seorang anak,bisa melalui
hubungan biologis yaitu proses adanya pembuahan sampai melahirkan,bisa juga
dikatakan bahwa ayah dan ibu merupakan perantara keberadaan seorang anak di
muka bumi. Dikatakan orang tua bisa juga melalui hubungan sosial seperti adanya
orang tua angkat,ibu tiri atau ayah tiri,karena mereka juga dapat memiliki peranan
penting dalam membesarkan anak.
Orang tua merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam sebuah
keluarga untuk mengantarkan seorang menjadi dewasa yang mandiri dengan cara
mendidik,mengasuh dan membimbing.
Oleh karena itu, orang tua merupakan sosok yang paling banyak
memberikan pengaruh dalam mewarnai kehidupan seorang anak,dengan penuh
kasih sayang,rela berkorban orang tua mempersiapkan bekal pada anaknya terkait
dengan penanaman nilai-nilai,pembiasaan-pembiasaan baik,ilmu pengetahuan dan
ketrampilan. Salah satu akhlak mulia yang diajarkan oleh Rasulullah saw adalah
berbakti kepada orang tua.

Adapun hormat atau akhlak seorang anak kepada orang tua dapat dilakukan
sebagai berikut :

 Jika orang tua masih hidup.

 Menaati semua perintah orang tua,selama perintah tersebut


tidak bertentangan dengan syari’ah.
 Berbuat baik dengan sebaik-baiknya,dengan cara selalu
memperhatikan segala lebutuhannya dan elayaninya dengan
penuh keikhlasan.
 Mencintai dengan sepenuh hati,yang ditunjukkan dengan
wajah yang selalu ceria dan tidak segan-segan untuk
mendekap dan memeluknya dengan penuh kasih sayang.
 Merendahkan diri pada keduanya,bai dalam perkataan
maupun perilaku.
 Sering berkomunikasi dengan orang tua dengan penuh
khitmat dan bijak,bertanya tentang kesehatan,keinginan dan
kemauannya.
 Selalu mendoakan akan keselamatan orang tua
 Senantiasa menyambung silaturrahim dengan para teman
dekat orang tua dengan cara mengunjunginya.
 Berbakti secara sempurna dan berbuat baik yang terbaik
kepada kedua orang tua dengan tulus ikhlas kepada orang tua
sebagai ungkapan terima kasih atas jasa-jasanya selama ini
merawat,mengasuh,mendidik,mengajarkan,menyayangi,menc
intai dst.
 Pilhlah kata-kata yang baik,santun dan mulia ketika
berkomunikasi dengan keduanya dan menjauhi perkataan
dan sikap yang dapat menyinggung perasaan orang
tua,sehingga mereka senang,gembira dan bangga memiliki
anak seperti anda.
 Salah satu bentuk jihad adalah dengan menjaga dan membela
orang tua dari segala sesuatu yang dapat menyakiti dan
membahayakan diri mereka.

 Jika orang tua telah meninggal dunia

a) Melaksanakan wasiatnya
b) Mendoakan orang tua yang telah meninggal dan meminta
ampun kepada Allah swt dari segala dosanya
c) Tetap bersilaturrahim kepada kerabat orang tua
d) Menepati janji kedua orang tua.

2. PENGERTIAN HORMAT KEPADA GURU

Sosok seorang guru adalah semua orang yang pernah memberikan dan
mengajarkan ilmu dan mengarahkan untuk selalu berbuat kebaikan meskipun hanya
sedikit.

Fungsi guru ada dua,di samping tetap pemelihara diri,pemembang serta


pemelihara fitrah manusia,guru juga penyampai ilmu pengetahuan. Jadi,sosok guru
tidak kalah pentingnya dengan orang tua,krena melalui peran guru,seseorang
mampu memiliki ilmu sebagai bekal hidup di dunia dan akhirat. Jadi,orang tua dan
guru menjadi sosok manusia yang memiliki jasa yang luar biasa bagi keberhasilan
seorang anak.

Oleh karena itu,orang tua dan guru harus dimuliakan dan dihormati dengan
tulus sebagai ungkapan terima kasih atas
pengorbanan,bimbingan,pengarahan,pengajaran,pendidikan,kasih sayang,cinta
kasih yang telah diberikan kepada seorang anak.

Adapun hormat atau akhlak terhadap guru dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Cintai dan hormati guru yang sudah mengajarkan kebaikan,mendidik
dengan baik dan mncurahkan ilmu.
b. Senantiasa mendoakan guru untuk kebaikan dunia dan akhiratnya.
c. Jika terjadi perbedaan pendapat dengan guru,berdiskusilah dengan
cara yang sopan dan santun. Apabila berbuat salah,segeralah
meminta maaf.
d. Jagalah ilmu yang sudah di dapat dari para guru dengan cara
mengamalkannya kepada orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
e. Teladani perilaku guru yang terpuji dalam kehidupan sehari-hari,ikuti
nasihat baiknya. f. Tekun dan disiplin dalam menuntut ilmu sebagai
wujud mencintai guru
B. DALIL NAQLI TERKAIT DENGAN HORMAT KEPADA ORANG TUA

 QS. Al Isra’/17 :23-24

23. Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah berbuat baik kepa-da ibu bapak. Jika salah seorang di an-tara
keduanya atau kedua-duanya sam-pai berusia lanjut dalam pemelihara-anmu,
maka sekali-kali janganlah eng-kau mengatakan kepada keduanya perkataan
“ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada
keduanya perkataan yang baik.

24. Dan rendahkanlah dirimu terhadap ke-duanya dengan penuh kasih sayang
dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mere-ka
berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”

Surat al-Isra’ ayat 23-24 memiliki kandungan mengenai pendidikan


berkarakter, yang didefinisikan sebagai satu kesatuan yang membedakan satu
dengan yang lain atau dengan kata lain karakter adalah kekuatan moral yang
memiliki sinonim berupa moral, budi pekerti, adab, sopan santun dan akhlak.
Akhlak dan adab sumbernya adalah wahyu yakni berupa al-Qur’an dan Sunah.
Sedangkan budi pekerti, moral, dan sopan santun sumbernya adalah filsafat.

Dalam ayat ini Allah Swt memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk


menyembah Allah Swt semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Kandungan ayat ini
juga menunjukkan betapa kaum muslimin memiliki kedudukan yang sangat
tinggi dibanding dengan kaum yang mempersekutukan Allah Swt. Ayat ini juga
menjelaskan tentang ihsan (bakti) kepada orang tua yang diperintahkan agama
Islam adalah bersikap sopan kepada keduanya dalam ucapan dan perbuatan
sesuai dengan adat kebiasaan masyarakat, sehingga mereka merasa senang
terhadap kita, serta mencukupi kebutuhan-kebutuhan mereka yang sah dan
wajar sesuai kemampuan kita (sebagai anak).

Dalam Tafsıir Ibnu Kasir dijelaskan bahwa Allah Swt memerintahkan


kepada hamba hamba-Nya untuk menyembah Dia semata, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Selanjutnya perintah berbakti kepada orang tua. Yakni
memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada ibu bapak, dan janganlah
kita mengeluarkan kata-kata yang buruk kepada keduanya, sehingga kata-kata
“ah” pun yang merupakan kata-kata buruk yang paling ringan tidak
diperbolehkan. Janganlah pula bersikap buruk kepada mereka, seperti yang
dikatakan oleh Ata Ibnu Rabah sehubungan dengan arti surah tersebut “Dan
janganlah kamu membentak mereka” maksudnya janganlah kamu menolakkan
tangan kepada keduanya.

Setelah melarang mengeluarkan perkataan dan melakukan perbuatan buruk


terhadap kedua orang tua, Allah Swt memerintahkan untuk berbuat baik,
bertutur sapa baik, dan berlaku sopan santun kepada kedua orang tua dengan
rasa penuh hormat dan memuliakannya.

Dalam Tafsir al-Misbah dijelaskan bahwa ayat-ayat diatas memberi tuntunan


kepada anak agar berbakti kepada kedua orang tua secara bertahap. Dimulai
dengan janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”. Lalu
dilanjutkan dengan mengucapkan kata-kata yang mulia. Ini lebih tinggi
tingkatannya dari tuntunan pertama karena mengandung pesan penghormatan
dan pengagungan melalui ucapan. Selanjutnya meningkat lagi dengan perintah
untuk berperilaku yang menggambarkan kasih sayang sekaligus kerendahan di
hadapan kedua orang tua. Perilaku yang lahir dari rasa kasih sayang yang
menjadikan mata sang anak tidak lepas dari orang tua. Sang anak selalu
memperhatikan dan memenuhi keinginan orang tuanya. Akhirnya sang anak
dituntut untuk mendoakan orang tua sambil mengingat jasa-jasa mereka terlebih
saat kita kecil.

Dalam tafsir jalalayn di jelaskan tentang ayat di atas : (Dan telah


memutuskan) telah memerintahkan (Rabbmu supaya janganlah) lafal allaa
berasal dari gabungan antara an dan laa (kalian menyembah selain Dia dan)
hendaklah kalian berbuat baik (pada ibu bapak kalian dengan sebaik baiknya)
yaitu dengan berbakti kepada keduanya. (Jika salah seorang di antara keduanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu) lafal ahaduhumaa adalah fa`il
(atau kedua-duanya) dan menurut suatu qiraat lafal yablughanna dibaca
yablughaani dengan demikian maka lafal ahaduhumaa menjadi badal daripada
alif lafal yablughaani (maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan "ah"
kepada keduanya) dapat dibaca uffin dan uffan; atau uffi dan uffa; lafal ini
adalah mashdar yang artinya adalah celaka dan sial (dan janganlah kamu
membentak mereka) jangan kamu menghardik keduanya (dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia) perkataan yang baik dan sopan.
(Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua) artinya berlaku sopanlah
kamu terhadap keduanya (dengan penuh kesayangan) dengan sikap lemah
lembutmu kepada keduanya (dan ucapkanlah, "Wahai Rabbku! Kasihanilah
mereka keduanya, sebagaimana) keduanya mengasihaniku sewaktu (mereka
berdua mendidik aku waktu kecil.)”

 Isi dan kandungan ayat

a. Allah swt memerintahkan kepada kita untuk mengabdi hanya kepada


Nya,tidak menyekutukan Nya dengan apapun juga.
b. Allah swt juga memerintahkan pada kita sebagai anak untuk berbuat
ihsan (berbuat baik) kepada orang tua. Ihsan pada orang tua artinya
adalah memperlakukan orang tua dengan lebih baik sehingga membuat
orang tua senang dan bahagia.
c. Berbakti kepada orang tua adalah suatu keniscayaan bagi setiap
anak.sebab orang tua telah mengasuh,membimbing dan mendidik
selama bertahun-tahun.sejak kecil sampai dewasa. Sepanjang waktu
itu,tentu banyak aral dan kesulitan yang dirasakan orang tua. Itulah
sebabnya setiap anak harus menyadari semua itu dan di saat yang
bersamaan membalas semua kebaikan kepada keduanya dengan cara
yang lebih baik.
d. Apabila orang tua atau keduanya sudah mencapai usia lanjut dalam
pemeliharaan kita. Allah swt melarang seseorang untuk
memperdengarkan tutur kata yang buruk,meskipun hanya sekedar
menguapkan kata “ah” karena dengan ucpana yang seperti itu dapat
membuat hati orang tua menjadi sedih dan sakit hati.
e. Allah swt juga memerintahkan jika melakukan komunikasi kepada ayah
dan ibu harus dengan penuh adab dan akhlaq mulia,berbicara dengan
santun serta penuh rasa cinta kasih dan sayang.

BAB 10

PRINSIP-PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI DALAM ISLAM


A. SEJARAH SINGKAT EKONOMI ISLAM

 Ekonomi Islam lahir dari upaya merespon kondisi sosial ekonomi yang terjadi.
 Ekonomi Islam melakukan 2 pendekatan; (1) normatif (sesuai dengan ajaran Islam)
(2) positif (kondisi riil, pendekatan historis)
 Cikal bakal ekonomi Islam terlihat setelah Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah
 Muslim akan kuat jika ditopang ekonomi yang kuat
 Banyak amalan dalam Islam yang bertujuan sosial dan membantu ekonomi
masyarakat lemah; zakat, shadaqah, infaq, wakaf dll

B. MENELAAH PRINSIP-PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI

Prinsip; asas atau dasar; kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir dan
bertindak
Ekonomi; keluarga atau rumah tangga
Ekonomi; salah satu disiplin ilmu pengetahuan
Ilmu ekonomi; ilmu yang berkaitan dengan asas-asas produksi, distribusi, dan
perdagangan
Ekonomi Islam; aturan dalam menjalankan roda perekonomian yang berasaskan
pada nilai-nilai syariah Islam
Praktik ekonomi Islam sama dengan praktik ekonomi barat pada umumnya;
kegiatan ekonomi seperti jual beli, sewa menyewa, dll
Nilai ekonomi Islam berbeda dengan ekonomi kapitalis barat. Sistem ekonomi
Islam menjunjung tinggi nilai keadilan dan kesejahteraan masyarakat
Praktik ekonomi Islam; menghapus praktik riba atau bunga dalam sistem
perekonomian

1. Prinsip dan praktik ekonomi dalam islam

 Hendaknya dilakukan dengan cara yang baik


 Hendaklah kegiatan ekonomi teradministrasi dengan tertib
 Dilakukan dengan terencana dan proporsial yaitu dengan cara:

 Mengutamakan faktor keahlian dalam mengelola ekonomi


 Dilakukan dengan penuh amanah
 Dilakukan dengan penuh tanggung jawab
 Dilakukan dengan adil

2. Tujuan prinsip dan praktik ekonomi dalam islam

Agar manusia dapat melakukan kegiatan ekonomi secara Islami yang


berkeadilan
Agar manusia dapat mencapai kesejahteraan di dunia dan akhirat
Agar manusia dapat saling memberikan manfaat kepada manusia yang lain
Agar manusia dapat melakukan kegiatan ekonomi yang dapat
menyelamatkan keyakinan agama (din), jiwa (nafs), akal (‘aql), keturunan
(nasab), dan harta (mal)

3. Macam-macam prinsip ekonomi dalam islam

 Segala sumber daya, termasuk ekonomi merupakan pemberian Allah swt.


kepada manusia
 Kegiatan ekonomi Islam dilakukan untuk memperoleh laba dunia akhirat
 Ajaran Islam mengakui kepemilikan ekonomi secara pribadi
 Kekuatan penggerak ekonomi Islam adalah kerja sama
 Ekonomi Islam menolak sistem monopoli
 Ekonomi Islam menjamin kepemilikan untuk kepentingan orang
 Ekonomi Islam mendorong pemiliknya untuk bertanggung jawab di akhirat
 Zakat wajib dikeluarkan oleh pemilik ekonomi setelah mencapai nisab
 Ekonomi Islam menolak riba dalam bentuk apapun

C. MENGIMPLEMENTASIKAN PRINSIP-PRINSIP EKONOMI ISLAM

- Prinsip asal ekonomi

1) Halal karena pekerjaannya halal.


Rezeki yang tidak halal akan berdampak kepada pelakunya, diantara
dampak tersebut:

o Mendorong manusia berbuat maksiat


o Mendatangkan azab
o Tidak dikabulkannya doa
o Tidak diterimanya segala amal
o Terhalang untuk beramal shalih
o Mendatangkan murka Allah swt.
o Menyebabkan turunnya azab dari Allah swt.

2) Halal karena proses memperoleh rezeki

 Rezeki yang Allah berikan kepada manusia akan menjadi sumber


kekuatan pada jiwa dan raga
 Raga dan jiwa yang diisi dengan harta tidak halal akan
membahayakan pelakunya dan kelak akan dimintai
pertanggungjawabannya di akhirat.

- Memprsentasikan prinsip ekonomi untuk memperoleh keuntungan di


dunia dan akhirat

 Harta yang diraih dengan jalan baik dan halal akan mendatangkan
kebahagiaan di dunia dan akhirat
 Ciri rezeki yang halal dan baik; setelah memperolehnya akan
mendorong pelakunya untuk taat kepada Allah
 Ekonomi yang bersumber dari yang tidak jelas halal-haramnya, akan
menjadikan pemiliknya lupa kepada Allah, karena harta itu ujian
dari Allah swt.

- Mempresentasikan prinsip kepemilikan ekonomi secara pribadi

o Setiap pribadi berhak untuk bekerja secara halal dan berhak


memiliki hasil kerja secara pribadi
o Kepemilikan hasil kerja dan usaha merupakan bagian dari hak
asasi manusia, sehingga dilindungi oleh hukum, baik hukum
positif maupun hukun agama
o Setiap harta yang telah dimiliki secara pribadi, masih terdapat
hak orang lain (kaum dhuafa atau fakir dan miskin

- Mempresentasikan prinsip kerja sama sebagai penggerak ekonomi Islam

Islam memerintahkan untuk mengelola ekonomi secara kerja


sama
Kerja sama ekonomi Islam; Syirkah, perbankan, asuransi dll

- Mempresentasikan prinsip Islam menolak sistem monopoli

a) Islam sangat melarang memiliki harta secara monopoli


b) Islam memerintahkan umat Islam untuk berbagi kepemilikan
secara merata
c) Sistem monopoli; sistem menguasai secara keseluruhan sumber
dan jenis harta serta menimbunnya

- Memprsentasikan prinsip Islam menolak sistem riba

a. Islam konsisten menolak sistem riba


b. Riba (bahasa); tambahan
c. Riba; adanya tambahan harta atau nilai dalam sebuah transaksi
transaksi
d. Allah melarang sistem riba (Q.S. Al-Baqarah/2: 278-279
e. Nabi saw. melarang sistem riba (H.R. Muslim
f. Riba mengandung unsur kerusakan dan akan memiskinnya yang
miskin
g. Riba terbagi menjadi; (a) Fadhal, (b) Nasi’ah (c) qardhi (d) yād

- Mempresentasikan prinsip kepemilikan ekonomi Islam dalam tanggung


jawab di akhirat

a) Perbuatan manusia kelak pada hari kiamat dipertanggungjawabkan di


hadapan Allah
b) Setiap kepemilikan ekonomi akan dipertanggungjawabkan kelak di
akhirat
c) Pertanggungjawaban yang berkaitan harta berkaitan tenang asal muasal
harta dan untuk apa harta itu digunakan
d) Umat Islam harus berusaha memperoleh harta yang halal dan
digunakan untuk hal yang diridhai Allah swt.

- Mempresentasikan prinsip kepemilikan ekonomi Islam terhadap zakat

 Setiap harta yang dimiliki kaum muslimin ada hak orang lain yang harus
dipenuhi; zakat , shadaqah, infaq, dll
 Harta yang sudah mencapai nisab, maka wajib dikeluarkan sesuai dengan
takaran dan ukuran yang telah ditentukan
 Zakat, shadaq, infaq, dll akan membersihkan harta dan pemiliknya dari
penyakit kikir

D. HIKMAH PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI ISLAM

 Memperoleh pahala dan dicintai oleh Allah swt.


 Menambah dan mendatangkan keberkahan hidup
 Mengangkat ekonomi umat Islam menjadi umat yang kuat
 Mewujudkan pola hidup masyarakat yang rukun
dan damai
 Terhindar dari praktik riba
 Terhindar dari praktik dagang/ekonomi yang mengandung garar/penipuan
 Dapat mewujudkan kesejahteraan umum

BAB 11

PERADABAN ISLAM PADA MASA MODERN


A. PERADABAN ISLAM MODERN

 ISLAM PADA MASA MODERN

Masa modern, menurut ahli dimulai dari tahun1800 – sekarang.


Masa ini disebut dengan zaman kebangkitan Islam.. Ekspedisi Napoleon
Bonaparte di Mesir yang berakhir tahun 1801 M, membuka mata dunia
Islam, terutama di Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat
Islam. Raja dan pemuka-pemuka Islam mulai berpikir dan mencari jalan
untuk mengembalikan kejayaan Islam.

Padahal pada periode klasik, Islam menjadi panglima dalam


peradaban. Sebaliknya, di Barat pada masa itu masih mengalami kegelapan.
Sedangkan masa modern ini ditandai dengan adanya kesadaran umat Islam
terhadap kelemahan dirinya dan adanya dorongan untuk memperoleh
kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kondisi saat itu negara-negara Islam banyak
dijajah oleh penjajah.

Banyak negara muslim mengikuti gerakan pembaruan tersebut,


sehingga lahirlah suatu tatanan baru dalam dunia Islam, yaitu kebangkitan
dunia Islam, baik bidang ilmu pengetahuan,politik, pendidikan, maupun
kebangkitan melawan penjajah.

B. GERAKAN MODERNISASI / PEMBAHARUAN ISLAM DI DORONG OLEH 3


FAKTOR

a) Pemurnian ajaran Islam dan unsur-unsur asing yang dipandang Sebagai penyebab
kemunduran Islam.
b) Menimba gagasan-gagasan pembaruan dan ilmu Pengetahuan dari Barat. Hal ini
dengan Pengiriman para pelajar muslim oleh penguasa Turki, Mesir, dan India ke
negara-negara Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan dilanjutkan dengan gerakan
penerjemahan karya-karya Barat ke dalam bahasa Islam.
c) Kondisi negara-negara Arab, seperti Mesir, Turki di bawah jajahan negara-negara
Eropa, khususnya Perancis.

C. HIKMAH MEMPELAJARI PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA MODERN

1. Islam tidak membenarkan sikap terlalu membanggakan terhadap generasi


sebelumnya
2. Mendorong semangat umat Islam untuk berjuang
3. Mendorong umat Islam untuk meraih kemajuan yang hakiki
4. Mendorong umat Islam untuk memiliki prinsip hidup kuat dan Mendorong umat
Islam untuk memahami hakikat hidup dan kehidupan

D. PERILAKU SEMANGAT MENELADANI PERKEMBANGAN ISLAM PADA


MASA MODEN

1) Membiasakan diri untuk melakukan evauasi diri


2) Bersikap optimis dalam menatap masa depan
3) Bekerja keras secara profesional
4) Menerapkan ilmu yang sempurna dalam meraih kesuksesan

E. MANFAAT BELAJAR PERADABAN ISLAM PADA MASA MODERN

menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi dengan agama yang
kokoh akan mengantarkan kemajuan umat Islam di masa yang akan datang;
belajar kelemahan-kelemahan pada masa lalu, sebagai bahan introspeksi untuk
menatap masa depan umat Islam;
berpikir dinamis sesuai dengan perkembangan zaman. Islam harus menjadi pelopor
perubahan sebagaimana amanat dalam Q.S. al-Ra’du: 11;
memperkuat semangat ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam),
ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama warga negara), dan ukhuwah
basyariyah (persaudaraan dengan sesama manusia
semangat untuk berkarya, baik melalui kebijakan yang progresif maupun kitab atau
buku atau majalah untuk menebarkan ideide kretarif dan inovatif untuk perubahan
yang lebih baik di masa yang akan datang.
F. ALUR SEJARAH ISLAM

a) Islam dimasa Nabi Muhammad SAW


b) Islam dimasa Khulafaurrasyidin
c) Islam dimasa Bani Umayyah
d) Islam dimasa Bani Abbasiyyah
e) Islam dimasa tiga kerajaan besar:
 Kekaisaran Syafawi di Persia
 Kekaisaran Moghul di India
 Dan Kekaisaran Usmani di Turki

G. POKOK-POKOK AJARAN

a) Yang harus disembah hanyalah Allah SWT dan orang yang menyembah selain dari-
Nya telah dinyatakan sebagai musyrik.
b) Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya karena
mereka meminta pertolongan bukan kepada Allah, melainkan kepada syekh, wali
atau kekuatan gaib. Yang demikian juga dinyatakan sebagai musyrik.
c)  Menyebut nama nabi, syekh atau malaikat sebagai pengantar dalam doa juga
dikatakan sebagai syirik.
d) Meminta syafaat selain kepada Allah juga perbuatan syrik.
e) Bernazar kepada selain Allah juga merupakan syirik.
f) Memperoleh pengetahuan selain dari Al-Qur’an, hadis, dan qiyas merupakan
kekufuran.
g) Tidak percaya kepada Qada dan Qadar Allah merupakan kekufuran.
h) Menafsirkan Al-Qur’an dengan takwil atau interpretasi bebas juga termasuk
kekufuran.

H. AJARAN SESAAT WAHABI DALAM KITAB FATH AL-MAJID

 PERTAMA :
o MEMBATALKAN MAZHAB EMPAT (Imam Syafi’i, Imam Hambali,
Imam Maliki dan Imam Hanafi), bahkan dia menyebut:
o Ilmu fiqih adalah kesyirikan
o Orang yang mengikuti para mujtahid berarti mempertuhankan mereka
o Kitab-kitab fiqih harus ditinggalkan
o Dan para ulama yang mengarang kitab-kitab fiqih itu adalah syetan-syetan
yang berbentuk manusia yang menjadi musuh para nabi.

 KEDUA
MENGKAFIRKAN KAUM SUFI
Kaum sufi adalah kelompok yang paling sesat.
Beberapa ulama sufi seperti Ibn ‘Arabi dan Ibnul Faridh lebih kafir daripada
orang Yahudi dan Nasrani.
Orang yang tidak mengikuti dirinya dan tidak melepaskan diri dari tasawuf
berarti kafir

 KETIGA
o MENGKUFURKAN KAUM MUSLIM YANG MENGAMALKAN
TAWASSUL, ZIARAH KUBUR MAULID NABI, DAN LAIN-LAIN
Dengan menyebut Abu Jahal dan Abu Lahab lebih bertauhid
daripada umat Islam yang bertawassul, PADAHAL Al-Hafizh Ibn Hajar
menyebutkan dalam kitab Fath al-Bari juz 2, hal. 575, riwayat shahih tentang
seorang sahabat yang bertawasul dengan cara beristighatsah dimakam Nabi 
setelah beliau wafat. Dan dalam kitab Fath al-Majid, karangan cucu pendiri
Wahhabi, ditahqiq Abdul Aziz bin Baz, hal. 173, mengkafirkan seluruh umat
Islam karena melakukan maulid dan haul para auliya’ selain penduduk Najd
dan Hijaz yang telah ikut Wahhabi serta mengkafirkan penduduk Syam,
Mesir, Iraq, Amman dan lain-lain, karena telah menyembah Syaikh Abdul
Qadir Jailani, Ibnu ‘Arabi, al-Badawi dan lain-lain. Walaupun berbagai dalil
akurat yang disampaikan ahlussunnah wal jama’ah berkaitan dengan
tawassul, ziarah kubur serta maulid, ditolak tanpa alasan yang dapat
diterima. Bahkan lebih dari itu, justru berbalik mengkafirkan kaum muslimin
termasuk guru-gurunya sendiri.

 KEEMPAT
 WAHHABI MEMUSNAHKAN BANGUNAN SITUS SEJARAH
UMAT ISLAM
Dengan berdalihkan pemurnian ajaran Islam, dia terus menyebarkan
ajarannya di sekitar wilayah Najd.
Orang-orang yang pengetahuan agamanya minim banyak yang terpengaruh.
Termasuk diantara pengikutnya adalah penguasa Dar’iyah, Muhammad bin
Saud (meninggal tahun 1178 H /1765M) pendiri dinasti Saudi, yang
dikemudian hari menjadi mertuanya. Dia mendukung secara penuh dan
memanfaatkannya untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Ibn Saud
sendiri sangat patuh pada perintah Muhammad bin Abdul Wahab.

Dan memang tempat miqat untuk haji penduduk Najd adalah Qorn
yang artinya tanduk. Riyadh, ibukota Arab Saudi sekarang ada di Najd. Dan
di Riyadh dan wilayah-wilayah Najd lainnya ada Pangkalan Militer Zionis
AS (Amerika Serikat) yang dipakai untuk menyerang negara-negara Islam di
sekitarnya seperti Iraq yang menewaskan presiden Iraq, Saddam Hussein.

Ada 5 Pangkalan Udara Amerika Serikat di Arab Saudi seperti:


Eskan Village Air Base, Saudi Arabia King Abdul Aziz Air Base, Dhahran,
Saudi Arabia King Fahd Air Base, Taif, Saudi Arabia King Khalid Air Base,
Khamis Mushayt, Saudi Arabia Riyadh Air Base, Riyadh, Saudi Arabia

Anda mungkin juga menyukai