Nama Kelompok :
1
Amaliatulwalidain, “Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pemerintahan Dinasti Umayyah (Kajian pada Masa
Pemerintahan Islam: Muawiyah bin Abu Sufyan 661-678 M)”. Jurnal Pemerintahan dan Politik Global. Vol. IV, No.
01. 2018, hlm. 45
2
H. Mas Alim Katu, Media Dialog Ilmu-Ilmu Keislaman yang Berlatar Keadaan. (Ujung Pandang: Fakultas Adab IAIN
Alauddin) 1997, hlm. 34
3. Muawiyah bin 683 M Karakter khalifah Muawiyah bin Yazid yang lemah
Yazid lembut, menjadikan pemerintahannya bertahan hanya
dalam waktu enam bulan. Dalam pemerintahannya tidak
ada kemajuan signifikan, bahkan terjadi krisis dan
ketidak pastina, dan timbul perselisihan antar masyarakat
Arab itu sendiri. 3
4. Marwah bin 683-684 M Marwan bin Hakam adalah pemimpin yang cakap dalam
Hakam bidang kemiliteran, ia dikenal sebagai khalifah yang
tegas. Dan salah satu prestasi yang menonjol adalah
melakukan penegasan kembali wilayah kekuasaan Bani
Umayyah di Mesir, Palestina dan Suriah Utara. Namun
selama masa pemerintahan tidak meninggalkan prestasi
bidang pendidikan yang cukup serius dalam bidang
perkembangan sejarah Islam. Beliau hanya memimpin
selama 9 bulan 18 hari.4
5. Abdul Malik 684-705 M Membentuk program arabisasi yang disebut dengan
bin Marwan istilah badiah. Program belajar ini dibuat dengan
maksud dan tujuan untuk memberikan pendidikan
bahasa arab yang fasih dan murni. Sehingga pada
saat itu, beberapa khalifah mengirimkan putra dan
putrinya untuk belajar bahasa dan kesusatraan
Arab. Badiah-badiah tersebut kemudian menjadi
pusat sumber ilmu pengetahuan dan sebagai pusat
pengembangan pendidikan Islam.5
Mendirikan Masjid di berbagai kota besar dan
merenovasi tiga masjid utama bagi umat Islam,
yaitu Masjidil Haram (Makkah), Masjidil Aqsa
(Yerussalem) dan Masjid Nabawi (Madinah).6
6. Al-Walid bin 705-714 M Mengembangkan bangunan Masjid yang telah
Abdul Malik dibangun sebelumnya oleh khalifah Abdul Malik
bin Marwan. Menambahkan hiasan hingga
menjadikan bangunan Masjid yang indah, sehingga
agama yang baru mampu menarik perhatian
penduduk untuk mempelajari Islam lebih dalam. 7
3
Muhammad Nur, “Pemerintahan Islam Masa Daulat Bani Umayyah (Pembentukan, Kemajuan, dan Kemunduran”.
Jurnal Pusaka, Vol. 3, No. 1. 2015, hlm. 116
4
Muhammad Nur, “Pemerintahan Islam Masa… hlm. 116
5
Zainal Azman, “Pendidikan pada Zaman Bani Umayyah”. Jurnal el-Ghiroh. Vol. XI. No. 02. September 2016, hlm. 78
6
Muhammad Sapii Harahap, “Sejarah Dinasti Bani Umayyah dan Pendidikan Islam”, Jurnal WARAQAT. Vol. IV. N0. 2.
Juli-Desember 2019, hlm. 50
7
Muhammad Sapii Harahap, “Sejarah Dinasti Bani Umayyah… hlm. 50
Menggunakan surau dan Masjid sebagai pusat
pendidikan.
Mendirikan Universitas terbesar di Tunisia berupa
Masjid Zaitunah.
7. Sulaiman bin 714-717 M Masa pemerintahan Sulaiman bin Abdul Malik terbilang
Abdul Malik singkat, hanya selama 2 tahun 8 bulan. Kepribadian yang
tidak kuat dan mudah goyah sehingga mudah
terpengaruhi oleh orang sekitar. Beliau tidak memiliki
pencapaian yang menonjol dalam bidang pendidikan.
Satu-satunya jasa Sulaiman bin Abdul Malik yang bisa
dikenang yaitu mampu menyelesaikan Pembangunan
Jamiul Umawi hingga dikenal megah dan besar yang
terletak di Damaskus.8
8. Umar bin Abdul 717-719 M Meneguhkan dasar ajaran-ajaran Islam, dengan berusaha
Aziz mensyiarkan agama Islam beserta ajaran Islam. Dengan
melakukan penaklukan-penaklukan diberbagai wilayah
sebagai bentuk syiar dakwah Islamiyah dan penguatan
prinsip-prinsip ajaran Islam. khalifah Umar bin Abdul
Aziz mengutus beberapa ahli fikih ke Afrika Utara untuk
mengajar anak-anak keluarga Barbar mengenai ajaran-
ajaran dasar agama Islam sebagai pondasi kehidupan. Hal
ini sekaligus memberitahu kepada Gubernur-Gubernur
wilayah saat itu, urgensi dari penyiaran ajaran agama
Islam yang harus terus dilakukan.9
9. Yazid bin Abdul 719-723 M Kepemimpinan Yazid yang dianggap tidak amanah dan
Malik hidup dalam kemewahan, menjadikan hilangnya rasa
kepedulian terhadap rakyat. Sehingga pemerintahan Bani
Umayyah mencapai keterpurukan pada masa
pemerintahan Yazid bin Abdul Malik. Kepentingan etnis
politis menjadikan rakyat yang dahulu hidup damai,
tenteram dan tenang, berubah menjadi kacau dan penuh
dengan penderitaan. Tidak ada keberhasilan yang
menonjol yang dilakukan oleh Yazid baik itu bidang
militer, budaya terutama dalam bidang pendidikan dan
ilmu pengetahuan.10
8
Muhammad Nur, “Pemerintahan Islam Masa… hlm. 117
9
Sitti Hardiyani, “Pendidikan Islam pada Zaman Umayyah (661-750 M): Latar Belakang Sosial Politik, Perkembangan
Lembaga Pendidikan (jenis dan materi pelajaran) Guru dan Fasilitas serta Sarana Pembelajaran.”, diakses melalui
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=aspek+pendidikan+khalifah+bani+umayyah+khalifah+muawi&btnG=#d=gs_qabs&t=17102
29415657&u=%23p%3DrMzAk3SKDcQJ, academia.edu. Tanggal 12 Maret 2024, pukul 14.57. hlm. 6
10. Hisyam bin 723-742 M Pemerintahan Hisyam berlangsung selama 19 tahun,
Abdul Malik dalam bidang pendidikan khalifah Hisyam
menyumbangkan prestasi berupa dorongan untuk
pembangungan pendidikan dengan Pembangunan banyak
sekolah, dan sumbangsih terbesarnya yaitu mengawasi
penerjemahan sejumlah karya sastra dan ilmiah yang
berasal dari bahasa lain ke dalam bahasa Arab.11
11. Al-Walid bin 742-743 M Melakukan penerjemahan ilmu-ilmu yang berasal dari
Yazid bahasa asing ke bahasa Arab. Adapun penerjemahan yang
dilakukan meliputi ilmu kedokteran, falak, maupun
kimia. Kemajuan ini merupakan hal penting yang terjadi
pada masa Bani Umayyah. Walid bin Yazid
memerintahkan dan melibatkan beberapa ilmuwan Yunani
dan Qibti ke dalam penerjemahan menjadi bahasa Arab.12
12. Yazid bin Walid 743 M Yazid bin Walid dikenal sebagai pemerintah yang kerap
bin Abdul Malik mengurangi anggaran belanja, sehingga masa
pemerintahan Bani Umayyah dibawah kepemimpinan
Yazid bin Walid terhitung singkat dan tidak menorehkan
prestasi yang menonjol di bidang pendidikan. Dalam
pemerintahannya terjadi beberapa kali pemberontakan.13
13. Ibrahim bin 743-744 M Pada masa pemerintahan Ibrahim bin Walid, kondisi Bani
Walid bin Abdul Umayyah sedang dalam kondisi tidak stabil dan
Malik banyaknya pemberontakan yang terjadi. Dalam aspek
pendidikan khalifah Ibrahim bin Walid telah dilakukan
penerjemahan buku-buku filsafat Yunani ke dalam
Bahasa Arab. Dari penerjemahan inilah, lahir beberapa
golongan seperti golongan mutakallimin, mu’tazilah,
jabariyah, qadariyah, ahlussunnah wal jama’ah dan
sebagainya.14
14. Marwan bin 744-750 M Meskipun dikenal sebagai seorang yang ppemberani dan
Muhammad bijaksana, khalifah Marwan bin Muhammad merupakan
khalifah terakhir dan sekaligus menjadi penutup dari
10
Muhammad Nur, “Pemerintahan Islam Masa… hlm. 117
11
Diakses dari Wikipedia. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hisyam_bin_Abdul_Malik, tanggal 12 Maret 2024. Pukul
16.40, hlm. 5
12
Muchlis, “Perkembangan Pendidikan Masa Dinasti Bani Umayyah (41-132H)/(661-750M)”. (STKIP, Bima, Nusa
Tenggara Barat), hlm. 49
13
Muhammad Nur, “Pemerintahan Islam Masa… hlm. 118
14
Diakses dari Wikipedia. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ibrahim_bin_Walid, tanggal 12 Maret 2024. Pukul 17.45,
hlm. 5
kepemimpinan Bani Umayyah. Tidak ada prestasi
menonjol yang ditunjukkan oleh Marwan bin Muhammad
terkhusus dalam bidang pendidikan. Meski sempat
memperoleh kemenangan diawal, akan tetapi tidak dapat
mengalahkan pemberontakan Bani Abbasiyah.
15
Taufik Rachman, “Bani Umayyah Dilihat dari Tiga Fase (Fase Terbentuk, Kejayaan dan Kemunduran)” 2, no. 1
(2018): 89–90.
2. Yazid bin 679-683 M
Pada kepemimpinan ini tidak ada kebijakan yang dibuat,
Muawiyah masih menggunakan kebijakan pemimpin yang
sebelumnya karena pada pengangkatan yazid terdapat
banyak penolakan dari kaum syiah. pada kepemimpinan
ini banyak terjadi pemberontakan dari beberapa pihak,
akibatnya pemerintahan islam tidak berkembang.
3. Muawiyah bin 683 M Kebijakan politik pada masa Yazid bin Muawiyah sama
Yazid dengan kebijakan Muawiyah bin Abu Sufyan, karena
meneruskan kepemimpinan ayahnya. Pada kpemimpinan
ini tidak berlangsung lama hanya beberapa bulan saja,
Yazid bin Muawiyah tidak sanggup memikul beban
tanggung jawab ini karena harus mengatasi masa kritis
dan perselisihan antar suku, akibatnya ia mengalami
tekanan jiwa.
4. Marwah bin 683-684 M Pada pemerintahanya Marwah bin Hakam mengambil
Hakam alih 13.000 pasukan untuk menyerang Dlahhak yang
memilki 30.000 pasukan di Marji Rahith selama 20 hari,
dengan menggunakan strategi licik yang bisa disebut
dalam Bahasa arab “al-harbu khid’ah”yakni dengan
memberikan peluang kekalahan yang kemudian
membunuh peminpin pasukan dlahhak di medan perang,
sehingga para saukan yang tersisa mekarikan diri dari
pertempuran.
5. Abdul Malik 684-705 M Dalam pemerintahannya ia ingin membangun kembali
bin Marwan kemajuan Daulah Bani Ummayah seperti kepemimpinan
Muawiyah bin Abu Sufyan dengan menstabilkan
permasalahan dalam bidang politik, yakni menghilangkan
fitnah dari berbagai kelompok seperti Khawarij, syiah,
serta Abdullah bin Zubair. Dengan tujuan menyatukan
umat islam serta memperkokoh Daulah Umawiyah. 16
6. Al-Walid bin 705-714 M Dalam pemerintahan Al-Walid bin Abdul Malik yakni
Abdul Malik masa kemakmuran dan ketertiban. Terdapat ekspansi
militer dari Afrika utara ke Benua Eropa tepatnya pada
tahun 711 M. Thariq bin Zitad sebagai pemimpin berhasil
menakhlukkan wilayah al-Jazira dan Maroko, setelah itu
spanyol menjadi sasaran ekspansi selanjutnya karena
dapat mengalahkan tentaranya. Oleh karena itu umat
islam dapat meraih kemenangan dengan mudah karena
16
Dzulkifli Hadi Imawan, Lc.,M.Kom.I.,Ph.D., Daulah Bani Umawiyah dan Daulah Abbasiyah (Yogyakarta:
Universitas Islam Indonesia, 2021): 5-57.
mendapat dukungan dari rakyat.17
7. Sulaiman bin 714-717 M Kepemimpinan Sulaiman bin Malik adalah salah satu
Abdul Malik yang terbaik dari kepemimpinan lainya yang dimilki Bani
Ummayah, kebijakan yang dilakukan yakni banyak
melakuakn kebaikan, menegakkan keadilan, serta gemar
berjihad, ia juga memecat para pegawai hajjaj lalu
membebaskan tahanan irak yang ditahan oleh Hajjaj. 18
8. Umar bin Abdul 717-719 M Kebijakan politik pada masa Umar bin Abdul Aziz
Aziz sebagai berikut :
Penyalahgunaan kekuasaan dan pemberantasan
korupsi ( dalam menangani kasus ini menggunakan
Langkah-langkah yang konkret dan cepat, serta
tegas. Seperti khalifah umar memecat gubernur dan
pejabat tinggi yang melakuakn penyalahgunaan
kekuasan serta korupsi, seperti hanya yang
dilakukan Umar bin Abdul Aziz yang membuat
kebijakan gubernur dan pejabat dilarang menerima
suap, apabila hal itu masih terjadi Umar bin Abdul
Aziz akan memecatnya.)
Menciptakan kemakmuran dengan memperbaiki
kehidupan rakyat ( dalam hal ini Umar bin Abdul
Aziz membuat Langkah-langkah, salah satunya
adalah Ketika Umar bin Abdul Aziz menjadi
seorang gubernur perhiasan yang dimiliki oleh
istrinya diberikan ke kas Baitul al-mal, Sebagian
diberikan untuk fakir miskin, lalu Sebagian lainya
masukkan ke kas sehingga kas negara memiliki
cukup banyak pemasukan.)
Kebijakan politik persuasif dan tanpa kekerasan ( umar
bin abdul aziz memberikan sikap persuasive kepada
Masyarakat dengan menyelesaikan ekonomi rakyat
seperti, mengurangi pembayaran pajak, menghentikan
adanya jizyah atau pajak perkapita kepada orang yang
baru masuk islam, membela rakyat kecil yang tertindas ,
lalu membuat aturan timbangan dan takaran, dan lainya.)
19
17
Muhammad Sapii Harahap, “SEJARAH DINASTI BANI UMAIYYAH DAN PENDIDIKAN ISLAM,” WARAQAT : Jurnal
Ilmu-Ilmu Keislaman 4, no. 2 (6 Oktober 2020): 21, https://doi.org/10.51590/waraqat.v4i2.86.
18
Dzulkifli Hadi Imawan, Lc.,M.Kom.I.,Ph.D., Daulah Bani Umawiyah dan Daulah Abbasiyah. (Yogyakarta 2021):5-
57.
9. Yazid bin Abdul 719-723 M Pada kepemimpinan yazid tidak ada kebijakan apapun
Malik yang dibuatnya, karena ia meneruskan dan
mempertahankan pemerintahan sebelumnya, pada masa
pemerintahan ini banyak muncul pemberontakan dari
beberapa kelompok seperti Khawarij dan lainnya.
10. Hisyam bin 723-742 M Dalam pemerintahannya dalam bidang politik terdapat
Abdul Malik perluasan wilayah serta mengganti gubernur pada
masing-masing wilayah, seperti Jarrah bin Abdullah al-
Hakam yang digantikan oleh saudaranya Maslamah bin
Abdul Malik di wilayah Armenia, kondisi politik pada
masa ini semakin melemah diakibatkan oleh
pemberontakan yang terjadi pada kepemimpinan yazid,
akan tetapi dengan kecerdasannya Hisyam mampu
mengembalikan stabilitas perpolitikan dengan
20
kepeduliannya terhadap Masyarakat.
11. Al-Walid bin 742-743 M Pada pemerintahanya berlangsung secara singkat hanya
Yazid satu tahun dua bulan, pada masa itu tidak banyak
diketahui kebijakannya baik dari segi perluasan wilayah
maupun sebaliknya, pada masa itu al-walid lebih fokus
pada kesenangan duniawi saja. Adapun Gerakan
Abasiyah yang semakin kuat khusunya pada wilayah
khurasan. Namun pada saat itu al-walid memilki pejabat
dalam bidang-bidang tertentu seperti keamanan, pos
surat, kelolisian, pajak, Baitul mal, dan lainya.
12. Yazid bin Walid 743 M Pada pemerintahan Yazin bin al- Walid ini berlangsung
bin Abdul Malik hanya selama 5 bulan karena meneruskan kepemimpinan
sebelumnya, pada pemerintahan ini memiliki kebijakan
memotong gaji tentaranya karena ingin menjaga stabilitas
perekonomian di pemerintahan ini karena akibat
pemborosan yang dilakukan pemimpin sebelumnya, dia
sering disebut dengan kunyah Abu Khalid serta mendapat
julukan al-naqish.
13. Ibrahim bin 743-744 M Pemerintahan ini berlangsung secara singkat yakni hanya
Walid bin Abdul satu minggu karena khalifah yang lemah serta tidak dapat
Malik meneruskan pemerintahan bani ummayah, banyak yang
menyebutkan bahwa dalam pemerintahan ini banyak
terjadi peperangan salah satunya pemberontakan yang
19
Drs.H.Rohadi Abdul Fatah, MA, Meniti Jalan Kearifan Politik Umar Bin Abdul Aziz (PT. Logos Wacana Ilmu,
2003):18-21.
20
Dzulkifli Hadi Imawan, Lc.,M.Kom.I.,Ph.D., Daulah Bani Umawiyah dan Daulah Abbasiyah. Yogyakarta, 2021 :5-57.
dilakukan oleh pendukun abu ‘abbas as-saffah, oleh
karena itu terjadilah kemunduran serta keruntuhan pada
kepemimpinan ini.21
14. Marwan bin 744-750 M Pada kepemimpinan Marwan bin Muhammad terjadi
Muhammad pemberontakan oleh golongan Khawarij, Marwan sendiri
memiliki pengalaman dalam bidang pertempuran, oleh
karena itu ia membuat rencana dalam penyusunan
kembali kekuatan islam dengan system ketentaraan yakni
menyiapkan prajurit-prajurit yang memiliki kecepatan
gerak dalam pertempuran. 22
21
Nurul Hak, Rekayasa Sejarah Islam Daulah Bani Umayyah di Syiria (41-132 H./660 - 740 M.), cetakan 1, Seri
Kajian Kritis Sejarah Peradaban Islam dan Historiografi Islam Klasik (Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta, 2019):53-
102.
22
Prof. Dr. A. Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam 2 (Jakarta: PT. Pustaka Al Husna Baru, 2003):110-111.
23
Dzulkifli Hadi Imawan, Lc.,M.Kom.I.,Ph.D., Daulah Bani Umawiyah dan Daulah Abbasiyah (Yogyakarta,2021):5-
57.
24
Muhammad Nur, “Pemerintahan Islam Masa Daulat Bani Umayyah (Pembentukan, Kemajuan dan
Kemunduran),” Jurnal Pusaka, 3 (2015): 115–25.
25
Prof. Dr. A. Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam 2,Jakarta, 2002 : 110-111.
bin Marwan bidang ilmu seperti hafalan al-qur’an, fikih, tafsir, hadis.
Ia merupakan seorang ahli ibadah yang sering
menunaikan ibadah haji, lalu beliau juga meriwayatkan
hadis Rasulullah dari para sahabat seperti Abu Hurairah,
Ibnu Umar dan lainya.26
6. Al-Walid bin 705-714 M Dalam pemerintahannya ia membangun masjid Jami’
Abdul Malik Damaskus tepatnya pada tahun 87 H, yang sering disebut
dengan masjid Ummayah yang di dalamnya juga terdapat
gereja Nasrani untuk sembahyang, ia juga memperluas
masjid Nabawi dan masjid al-aqsa untuk sarana dan
prasarana keagamaan terutama dalah hal peribadatan,
seperti kaum muslimin yang digunakan untuk
melaksanakan shalat. 27
7. Sulaiman bin 714-717 M Pada pemerintahannya Sulaiman melanjutkan
Abdul Malik Pembangunan masjid Umawi Damaskus karena waktu
pemerintahanya yang cukup singkat hanya 2 tahun 8
bulan. 28
8. Umar bin Abdul 717-719 M Pada pemerintahannya ia merupakan oarng yang
Aziz mujtahid dan hafiz, serta memilki ilmu pengetahuan
agama yang luas . ia memiliki jasa yang sangat bersar
dalam membukukan dan menyusun ilmu hadist Bersama
khalifah Abu Bakar bin Hazm dan Muhammad bin Sihab
al-Zuhri, sehingga hadist berhasil tersusun dan
dibukukan dalam masa pemerintahannya. 29
9. Yazid bin Abdul 719-723 M
Malik
10. Hisyam bin 723-742 M Dalam masa pemerintahanya ia dekat dengan para
Abdul Malik ulama lalu ia juga mengajarkan ilmu-ilmu yang
dimilikinya, bahkan ia juga menjadikan ilmu tersebut
sebagai fatwa-fatwa yang dijadikan hukum pada masa
pemerintahanya. 30
26
Dzulkifli Hadi Imawan, Lc.,M.Kom.I.,Ph.D., Daulah Bani Umawiyah dan Daulah Abbasiyah,Yogyakarta,2021:5-57.
27
Nurul Hak, Rekayasa Sejarah Islam Daulah Bani Umayyah di Syiria (41-132 H./660 - 740 M.)Yogyakarta,2019:53-
102.
28
Dzulkifli Hadi Imawan, Lc.,M.Kom.I.,Ph.D., Daulah Bani Umawiyah dan Daulah Abbasiyah, Yogyakarta,2021:5-57.
29
Nurul Hak, Rekayasa Sejarah Islam Daulah Bani Umayyah di Syiria (41-132 H./660 - 740 M.)Yogyakarta,2019:53-
102.
30
Dzulkifli Hadi Imawan, Lc.,M.Kom.I.,Ph.D., Daulah Bani Umawiyah dan Daulah Abbasiyah, Yogyakarta,2021:5-57.
11. Al-Walid bin 742-743 M
Yazid
12. Yazid bin Walid 743 M
bin Abdul Malik
13. Ibrahim bin 743-744 M
Walid bin Abdul
Malik
14. Marwan bin 744-750 M Pada kepemimpinan Marwan ia membangun sebuah
Muhammad masjid yang bernama Al-Amawi di Damaskus, lalu
dengan kebaikannya orang-orang di neneri tersebut
memeluk agama islam, mereka adalah pendatang baru
yang berasal dari kalangan bangsa yang telah dikalahkan,
oleh karena itu ia dijuluki sebagai “al-mawali”. (pdf tirta)
31
Musa Asy’arie, Pemikiran Ekonomi Islam Di Lintas Zaman (Zahir Publishing, 2021).
32
Taufik Rachman, “Bani Umayyah Dilihat dari Tiga Fase (Fase Terbentuk, Kejayaan dan Kemunduran)” 2, no. 1
(2018).
33
Nurul Hak, Rekayasa Sejarah Islam Daulah Bani Umayyah Di Syria (41 - 132 H./660 - 750 M) (Yogyakarta: Idea
Press, 2019).
4. Marwan bin 683-684 M Masa kepemimpinan Marwan bin Hakam tidak berlangsung lama hanya
selama 9 bulan. Dan selama masa pemerintahannya ia tidak membuat
Hakam kebijakan yang penting bagi perkembangan sejarah Islam.34
5. Abdul Malik 684-705 M membuat mata uang sendiri yang berupa dirham
bin Marwan perak dan dinar emas dan dijadikan sebagai alat
transaksi yang berlaku di daerah yang dikuasai
Daulah Umayyah. Mata uang ini bertuliskan kalimat
tauhid yang diambil dari surah al-ikhlas ayat
pertama dan di baliknya bertuliskan Rasulullah.35
mendirikan kas negara di Damaskus.
tegas melarang bagi Arab untuk membeli tanah-
tanah mawali (yaitu kelompok umat Islam yang
bukan berasal dari Arab dapat berasal dari Persia,
Armenia, dan lain-lain) seperti diterapkan Umar I.
Perbedaanya Abd al-Malik tetap mengambil jizyah
dan kharaj yang oleh Umar I menempatkan mereka
sama dengan muslim Arab.36
6. Al-Walid bin 705-714 M Al Walid bin Abdul Malik pada masa kekuasaannya dikenal dengan
kebijakannya dalam membangun fasilitas publik. Ia memerintahkan untuk
Abdul Malik memperbaiki dan membangun jalan raya agar dapat memudahkan
mobilitas menuju ke negerinya. Selain itu ia juga memerintahkan untuk
menggali sumur dan membuat kran sehingga airnya dapat dimanfaatkan
oleh para jamaah yang beribadah, pekerja, dan masyarakat umum.
Fasilitas publik yang juga dibangun oleh khalifah Al-Walid ialah rumah
sakit (Bimaristan al-Nuri). Rumah sakit tersebut dibangun dengan
menggunakan kas negara dan masyarakat diapat berobat secara gratis.
Pada masa itu terdapat penyakit lepra dan kusta yang membutuhkan
penanganan serius. Al Walid meminta dokter untuk mengisolasi pasien
yang terkena penyakit kusta dan lepra di dalam ruangan khusus.
Infrastruktur lainnya yang juga dibangun pada masa Al-Walid ialah panti
asuhan, gedung, masjid, dan pabrik.37
34
Muhammad Nur, “Pemerintahan Islam Masa Daulat Bani Umayyah (Pembentukan, Kemajuan dan Kemunduran)”
3 (2015).
35
Dzulkifli Hadi Imawan, Daulah Umawiyah dan Daulah Abbasiyah (Yogyakarta: UII, 2021).
36
Asy’arie, Pemikiran Ekonomi Islam Di Lintas Zaman.
37
Nuril Laila Magfurah dkk., “Eksplanasi Perkembangan Ekonomi Pada Masa Bani Umayyah Dan Era Industri 5.0,”
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam 3, no. 2 (2023).
7. Sulaiman bin 714-717 M Sulaiman bin Abdul Malik menjadikan Umar bin Abdul
Abdul Malik Aziz sebagai perdana menterinya yang menjunjung tinggi
keadilan, banyak melakukan program-program kebaikan,
dan suka berjihad. Dan pada akhir kepemimpinannya ia
memilih Umar bin Abdul Aziz sebagai penggantinya yang
merupakan pemimpin adil dan shalih.38
8. Umar bin 717-719 M Menyerahkan kekayaan pribadi dan keluarganya ke
Abdul Aziz baitul mal.
Mengeluarkan dekrit bahwa kekayaan yang
dikumpulkan atas siksaan dan penderitaan harus
dikembalikan ke negara, dan ia juga menyita
kekayaan keluarga para pendahulunya.
Menghapuskan praktik feodalisme yang
dipraktikkan oleh pemimpin sebelumnya seperti
memberikan gaji gaji yang besar kepada kerabat
istana dari anggaran negara, padahal mereka tidak
bekerja dan membolehkan mengurangi atau
mengambil harta negara sampai separuh untuk
kepentingan pribadi.
balita yatim piatu yang ayahnya gugur di medan
perang.39
Pemasukan Baitul Mal didapat dari pajak, zakat,
jizyah, ghanimah fai’I dan us’ur dan semuanya di
Kelola untuk kesejahteraan rakyat.40
9. Yazid bin Abdul 719-723 M Kecermerlangan pada masa Umar bin Abdul Aziz seolah-
Malik olah membayangi pemerintahan yazid sehingga tidak
terdapat perubahan yang berarti kecuali hanya
mempertahankan dan melanjutkan program
pemerintahan yang sudah ada sebelumnya. Menurut
Imam Suyuthi yang dikutip Dzulkifli, pada awal masa
pemerintahan yazid mencoba meniru gaya kepemimpinan
Umar bin Abdul Aziz akan tetapi hanya bisa bertahan
selama empat puluh hari, setelah itu ia meninggalkan
system tersebut dan kembali pada system pemerintahan
38
Hadi Imawan, Daulah Umawiyah dan Daulah Abbasiyah, 2021.
39
Asy’arie, Pemikiran Ekonomi Islam Di Lintas Zaman.
40
Dzulkifli Hadi Imawan, Daulah Umawiyah dan Daulah Abbasiyah (Yogyakarta: UII, 2021).
Daulah Umayyah sebelumnya.41
10. Hisyam bin 723-742 M Pada masa Hisyam bin Abdul Malik system ekonomi yang
Abdul Malik yang berjalan sama seperti pemerintahan sebelumnya.
Kas negara bersumber dari jizyah, pajak, zakat, ghanimah,
dan lainnya yang digunakan untuk pembiayaan gaji para
tantara, pejabat, pegawai negeri, pembangunan dan
pertanian. Selain itu ia juga melakukan banyak
pembangunan seperti membangun jembatan, jalan,
mendirikan benteng-benteng, menata kota, dan juga
membangun banyak pasar untuk perkembangan
ekonomi. Ia juga memperkuat industri kapal-kapal perang
yang berada di Tunis dan Mesir. Dampak dari proyek
tersebut, selain untuk memperkuat ekonomi juga untuk
pertahanan negara, disediakan pula bagi para tentara dan
pekerja gaji yang dapat mencukupi kebutuhan mereka
yang biasanya dibayarkan setiap awal bulan muharram.
Penguatan ekonomi ini juga didukung dengan adanya
diwan al-awqaf, yang menjadi pusat penyimpanan dan
pendataan harta yang diwakafkan oleh seseorang. Hisyam
bin Abdul Malik adalah pemimpin pertama yang
mendirikan Diwan al-Ahbas atau Diwan al-Awqaf, yaitu
lembaga yang bertanggung jawab atas urusan
perwakafan. Awal mula pendirian lembaga ini terjadi
ketika seorang qadli di Mesir menerima wakaf tanah dari
seseorang, tanah tersebut kemudian dimanfaatkan untuk
kepentingan orang fakir dan miskin.42
11. Al-Walid bin 742-743 M Selama masa pemerintahannya tidak banyak diketahui kebijakan yang
dilakukannya ia dikenal sebagai pemimpin yang fasiq karena sikapnya
Yazid yang menyimpang dari agama islam, peminum khamar, berperilaku
seperti Fir’aun dan lainnya. Penuturan al-Qalqasandi sebagaimana
dikutip Nurul Hak menyebutkan ketika Al-Walid Bin Yazid memerintah
perhatiannya lebih tertuju kepada berbagai kesenangan duniawi seperti
meminum arak, bergaul dengan banyak wanita, dan mendengarkan
nyanyian. Selain itu, ia juga dianggap boros dalam pengeluaran gaji
pegawai kerajaan, sehingga jumlah uang yang dikeluarkan setiap
bulannya untuk para pegawai melebihi jatah yang telah ditetapkan.43
12. Yazid bin Walid 743 M Yazid dijuluki al-naqish, orang yang mengurangi, karena ia mengurangi
41
Ibid
42
Ibid
43
Hak, Rekayasa Sejarah Islam Daulah Bani Umayyah Di Syria (41 - 132 H./660 - 750 M).
bin Abdul gaji para tentaranya. Kebijakan ini dilakukan boleh jadi untuk menjaga
stabilitas ekonomi pemerintahannya, yang pada saat pemerintahan al-
Malik Walid sebelumnya banyak melakukan pengeluaran keuangan di luar jatah
yang telah ditetapkan.44
13. Ibrahim bin 743-744 M Beberapa periwayatan menyebutnya sebagai seorang pemimpin yang
tidak mampu menjalankan pemerintahan, sehingga ia menyerahkan
Walid bin pemerintahannya kepada Marwan Bin Muhammad. Akan tetapi beberapa
Abdul Malik periwayatan menyebutkan terdapat perselisihan antara Khalifah Ibrahim
Bin Walid dengan Marwan Bin Muhammad. Perselisihan ini ditandai
dengan pengangkatan Marwan Bin Muhammad oleh dirinya sendiri
menjadi khalifah dengan menemui rakyat untuk membai’at dirinya dan
juga larinya khalifah Ibrahim yang kemudian mencopot dirinya dari
kedudukannya sebagai khalifah. Perselisihan ini segera reda setelah
Ibrahim bin Walid menyerahkan kekhalifahannya kepada Marwan Bin
Muhammad dan membai’atnya tanpa adanya paksaan. Dengan masa
pemerintahannya yang berlangsung singkat, tidak banya disebutkan
dalam periwayatan pencapaiannya selama memerintah.45
14. Marwan bin 744-750 M Marwan bin Muhammad merupakan khalifah terakhir
Muhammad Daulah Umawiyah di Damaskus. Karena ia tidak mampu
mengurus pemerintahan dan membawa Daulah
Umawiyah kepada keruntuhannya ia di sebut sebagai
keledai (al-himar). Pada masanya terjadi banyak
pemberontakan yang tidak terbendung di berbagai
tempat yang semakin melemahkan kekuasaan
pemerintahan Daulah Umawiyah. Kelemahan ini juga
dikarenakan terbuainya generasi raja-raja pada saat itu
dengan kesenangan harta, jabatan, kemaksiatan
ditambah lagi adanya konflik internal keluarga yang saling
memperebutkan kekuasaan. Oleh sebab itu tidak banyak
disebutkan pencapainya selama memerintah.46
47
Syalabi, Sejarah Dan Kebudayaan Islam 2 (Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2003).
48
Rachman, “Bani Umayyah Dilihat dari Tiga Fase (Fase Terbentuk, Kejayaan dan Kemunduran),” 2018.
49
Hak, Rekayasa Sejarah Islam Daulah Bani Umayyah Di Syria (41 - 132 H./660 - 750 M).
50
Nur, “Pemerintahan Islam Masa Daulat Bani Umayyah (Pembentukan, Kemajuan dan Kemunduran),” 2015.
51
Surma Hayani dan Nurhasanah Bakhtiar, “Arabisasi Pemerintahan Islam pada Masa Khalifah Abdul Malik bin
Marwan,” JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam) 3, no. 2 (2020).
yang layak.52
Memberikan pelayanan khitan gratis.
Melarang fakir miskin untuk mengemis dan mencukupi
kebutuhan mereka.53
9. Yazid bin Abdul 719-723 M Masa Yazid bin Abdul Malik, intelektual yang bisa
Malik dijadikan pelajaran yaitu pemimpin tidak boleh hidup
dengan bermegah-megahan diatas penderitaan rakyat.
10. Hisyam bin 723-742 M Sumbangsih pendidikan masa Hisyam bin Abdul Malik
Abdul Malik yang masih ada hingga saat ini yaitu, perhatian lebih
terhadap
-Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan.
-Penerjemahan buku-buku dan karya-karya intelektual
muslim semakin banyak dilakukan baik terjemahan dari
bahasa Arab dan yang lainnya.
-Semakin banyaknya ulama-ulama dan tenaga pendidik
bahkan masyarakat biasa yang menghasilkan karya tulis
dari berbagai genre
11. Al-Walid bin 742-743 M Masa pemerintahan Walid bin Yazid, pendidikan yang
Yazid masih ada hingga saat ini yaitu, ilmu kedokteran, dan
ilmu kesahatan lainnya yang semakin hari semakin
berkembang.
Semakin banyaknya lahir orang-orang yang ahli dalam
bidang kesehatan
12. Yazid bin Walid 743 M Pemerintahan khalifah Yazid bin Walid tidak menorehkan
bin Abdul Malik prestasi dalam bidang pendidikan yang menonjol. Hanya
mempertahankan yang sudah ada sebelumnya
13. Ibrahim bin 743-744 M Pemerintahan Ibrahim bin Walid, yang masih ada hingga
Walid bin Abdul saat ini yaitu
Malik -Penerjemahan buku Filsafat dan ilmu filsafat yang
semakin banyak diminati sebagai salah satu cabang ilmu
dalam dunia pendidikan.
-Hingga saat ini adanya pendidikan mengenai cabang
ilmu perbedaan madzhab dalam Islam
14. Marwan bin 744-750 M Masa Marwan bin Muhammad singkat, jiwa intelektual
Muhammad yang bisa dicontoh dari Marwan yaitu mempertahankan
kemenangan yang telah diperoleh diawal.
1. Muawiyah bin 611-679 M Muawiyah meriwayatkan 163 hadis dari Rasulullah Saw,
Abi Sufyan lalu diriwayatkon oleh para sahabat, jika kita lihat
rekontruksinya dimasa sekarang tidak ada yang bisa
meriwayatkan hadis karena sanadnya sudah terlalu jauh,
oleh karena itu umat islam hanya bisa mempelajari hadis-
hadis yang telah ada.
2. Yazid bin 679-683 M Pada masa pemerintahannya terdapat al-ibahat terhadap
Muawiyah kota suci Madinah al-Munawarah, jika direkontruksikan
dengan masa sekarang sudah tidak adanya al-ibahat, kota
suci Madinah diperuntukakan rankain ibadah umroh atau
haji.
3. Muawiyah bin 683 M
Yazid
4. Marwah bin 683-684 M Pada pemerintahanya ia memiliki kemampuan dalam
Hakam membaca al-qur’an dan banyak meriwayatkan hadis
apabila direkotruksikan dengan masa kini umat islam
diwajibkan agar bisa membaca al-qur’an walaupun masih
banyak yang hanya islam KTP, dan kita juga harus
mempelajari hadist – hadist nabi.
5. Abdul Malik 684-705 M Pada pemerintahan ini ia memiliki kemampuan hafalan al-
bin Marwan qur’an, ilmu hadis, ilmu tafsir, dan lainnya, rekontruksi
pada masa sekarang banyak santri yang belajar di pondok
pesantren telah berhasil menghafalkan al-qur’an, serta
padai dalam bidang ilmu hadis, ilmu tafsir.
6. Al-Walid bin 705-714 M Dalam pemerintahan ini ia membangan masjid jami’
Abdul Malik damaskus dan masih kokoh hingga masa kini, pemerintah
masa kini juga banyak membangun masjid-masjid besar
untuk kebutuhan umat muslim.
7. Sulaiman bin 714-717 M Dalam pemerintahan ini sulaiman melanjutkan
Abdul Malik Pembangunan masjid umawi damaskus, rekontruksinya
pada masa kini pemerintah banyak membangun masjid-
masijid yang besar, indah , nan megah, namun banyak
masjid yang kekurangan jamaah untuk mempergunakan
fasilitas tersebut.
8. Umar bin 717-719 M Pada masa pemerintahanya ia merupakan orang yang
Abdul Aziz mujtahid serta seorang Hafiz atau penghafal al-Qur’an,
serta ia juga sangat berjasa dalam meriwayatkan dan
membukukan hadis Bersama para sahabat, rekontruksi
dengan masa kini pemimpin masa kini lebih
mementingkan urusan duniawi, mereka berlomba-lomba
dalam mendapatkan jabatan, Adapun banyak ulama yang
mempelajari hadis nabi untuk pedoman kehidupan.
9. Yazid bin Abdul 719-723 M
Malik
10. Hisyam bin 723-742 M Pada masa pemerintahannya ia gemar mengajarkan
Abdul Malik banyak ilmu kepada rakyat, serta mengeluarkan fatwa
sebagai sukum, rekontruksi dimasa kini banyak
pemerintah yang mengeluarkan undang-undang ite tanpa
memikirkan rakyat, hanya memperdulikan diri sendiri,
yang berakibatkan menyengsarakan rakyat.
11. Al-Walid bin 742-743 M
Yazid
12. Yazid bin Walid 743 M
bin Abdul
Malik
13. Ibrahim bin 743-744 M
Walid bin
Abdul Malik
14. Marwan bin 744-750 M Pada masa pemerintahannya ia meneruskan
Muhammad pembangunan masjid yang bernama al-amawi di
Damaskus serta dari kebaikannya banyak orang yang
memeluk agama isalm, rekontruksi dengan masa kini
pemerintah membangaun masjid besar dan megah untuk
kegiatan keagamaan, serta sudah bayak orang yang
memeluk agama islam karena menemukan ketentraman
dalam kehidupannya.
10. Hisyam bin 723-742 M Pada masa kepemimpinan Hisyam bin Abdul Malik, sumber pendapatan
negara diambil dari zakat, jizyah, ghanimah,pajak dan lainnya. Berbeda
Abdul Malik dengan di Indonesia saat ini, yang menjadi sumber pendapatan negara
adalah dari pajak, bukan pajak dan hibah. Padahal apabila diamati zakat
pun dapat menjadi salah satu sumber pendapatan negara, karena potensi
zakat di Indonesia ini dapat mencapai Rp 327 triliun. Hal ini dikarenakan
Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.
Namun potensi tersebut sampai kini masih belum terealisasikan dengan
sempurna. Oleh sebab itu, sebagai upaya untuk meningkatkan
penghimpunan dan pendistribusian zakat maka digunakan amil zakat
yang telah ditunjuk oleh pemerintah yang akan menjamin kedisiplinan
dan dalam pembayaran zakat, yaitu melalui BAZNAS dan LAZ.64
11. Al-Walid bin 742-743 M Rekonstruksi kepemimpinan Al-Walid bin Yazid dengan konteks Indonesia
63
Hayani dan Bakhtiar, “Arabisasi Pemerintahan Islam pada Masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan.”
64
Hayani dan Bakhtiar.
Yazid saat ini dapat memberikan pelajaran tentang pentingnya tanggung jawab
moralitas dan integritas dalam memimpin negara. Pemimpin harus
menjunjung tinggi nilai-nilai agama, dan etika dalam setiap tindakan
ataupun keputusan yang dibuat. Selain itu pemimpin juga harus
memahami bahwa mereka memiliki tanggung jawab memperjuangkan
dan melayani kepentingan rakyat, tidak hanya sekedar mengejar
kesenangan pribadi agar tidak mengorbankan kesejahteraan masyarakat.
Penting bagi juga bagi pemerintah untuk mengelola keuangan dan
menghindari borosnya pengeluaran seperti yang dilakukan Al-Walid bin
Yazid agar tidak mengakibatkan defisit anggaran yang dapat merugikan
negara.
12. Yazid bin Walid 743 M Rekonstruksi kebijakan Yazid al-Naqish dalam konteks
bin Abdul masa kini mengingatkan betapa pentingnya meningkatkan
Malik manajemen keuangan dan perlunya memastikan bahwa
pengeluaran tidak melebihi pendapatan sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat
mendukung pembangunan yang berkelanjutan
13. Ibrahim bin 743-744 M Dengan masa pemerintahannya yang berlangsung singkat, tidak banyak
disebutkan dalam periwayatan pencapaiannya selama memerintah. Oleh
Walid bin karena itu tidak ada rekontruksinya di masa kini.
Abdul Malik
14. Marwan bin 744-750 M Pada masa kepemimpinan Marwan bin Muhammad
Muhammad terjadi banyak pemberontakan yang tidak terbendung di
berbagai tempat yang semakin melemahkan kekuasaan
pemerintahan Daulah Umawiyah. Dan tidak banyak
disebutkan pencapainya selama memerintah. Oleh karena
itu tidak ada rekontruksinya di masa kini.
dst
DAFTAR PUSTAKA
Asy’arie, Musa. Pemikiran Ekonomi Islam Di Lintas Zaman. Zahir Publishing, 2021.
Drs.H.Rohadi Abdul Fatah, MA. Meniti Jalan Kearifan Politik Umar Bin Abdul Aziz. PT. Logos Wacana
Ilmu, 2003.
Dzulkifli Hadi Imawan, Lc.,M.Kom.I.,Ph.D. Daulah Bani Umawiyah dan Daulah Abbasiyah.
Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 2021.
Hadi Imawan, Dzulkifli. Daulah Umawiyah dan Daulah Abbasiyah. Yogyakarta: UII, 2021.
———. Daulah Umawiyah dan Daulah Abbasiyah. Yogyakarta: UII, 2021.
———. Daulah Umawiyah dan Daulah Abbasiyah. Yogyakarta: UII, 2021.
Hak, Nurul. Rekayasa Sejarah Islam Daulah Bani Umayyah Di Syria (41 - 132 H./660 - 750 M).
Yogyakarta: Idea Press, 2019.
Harahap, Muhammad Sapii. “SEJARAH DINASTI BANI UMAIYYAH DAN PENDIDIKAN ISLAM.”
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman 4, no. 2 (6 Oktober 2020): 21.
https://doi.org/10.51590/waraqat.v4i2.86.
Hayani, Surma, dan Nurhasanah Bakhtiar. “Arabisasi Pemerintahan Islam pada Masa Khalifah Abdul
Malik bin Marwan.” JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam) 3, no. 2 (2020).
Laila Magfurah, Nuril, Ariza Qanita, Muhtadi Ridwan, dan Khusnudin. “Eksplanasi Perkembangan
Ekonomi Pada Masa Bani Umayyah Dan Era Industri 5.0.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam 3,
no. 2 (2023).
Nur, Muhammad. “Pemerintahan Islam Masa Daulat Bani Umayyah (Pembentukan, Kemajuan dan
Kemunduran),” Jurnal Pusaka, 3 (2015): 115–25.
———. “Pemerintahan Islam Masa Daulat Bani Umayyah (Pembentukan, Kemajuan dan Kemunduran)”
3 (2015).
Nurul Hak. Rekayasa Sejarah Islam Daulah Bani Umayyah di Syiria (41-132 H./660 - 740 M.). Cetakan
1. Seri Kajian Kritis Sejarah Peradaban Islam dan Historiografi Islam Klasik. Yogyakarta: Idea
Press Yogyakarta, 2019.
Prof. Dr. A. Syalabi. Sejarah Kebudayaan Islam 2. Jakarta: PT. Pustaka Al Husna Baru, 2003.
Rachman, Taufik. “Bani Umayyah Dilihat dari Tiga Fase (Fase Terbentuk, Kejayaan dan Kemunduran)”
2, no. 1 (2018): 89–90.
———. “Bani Umayyah Dilihat dari Tiga Fase (Fase Terbentuk, Kejayaan dan Kemunduran)” 2, no. 1
(2018).
Syalabi. Sejarah Dan Kebudayaan Islam 2. Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2003.