Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses perpindahan periode kekuasaan dari Ali bin Abi Thalib


(Khalifah Rasyidin ke-4) kepada Umayyah ini dicatat sejarah sarat akan
hikmah sehingga patut dicermati dan dikaji lebih mendalam. Tidak hanya itu,
pergulatan politik yang terjadi pada awal berdiri Dinasti Umayyah hingga
perkembangan dan perubahan sistem khilafah menjadi monarki sangat
menarik untuk ditelaah.

Namun kita juga tidak dapat menutup mata, meskipun terdapat


berbagai persoalan yang terjadi waktu itu, Dinasti Umayyah yang berkuasa
lebih kurang selama 90 tahun (40-132H/661-750M), juga telah memberikan
kontribusi yang besar dalam membangun Peradaban Islam di dunia. Banyak
kemajuan yang telah dicapai dalam peradaban Islam oleh Bani Umayyah,
diantaranya bidang Politik, Pemerintahan, Militer, Ekonomi, Sosial
Kemasyarakatan, Pendidikan (Iptek), Kesenian, Pemikiran, Filsafat, serta
Pemahaman Keagamaan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan permasalahan yang


diangkat dalam penulisan ini sebagai berikut :

1. Bagaimanakah sejarah lahirnya daulah umayyah di damaskus?


2. Siapa saja khalifah-khalifah berprestasi daulah umayyah di damaskus?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimanakah sejarah lahirnya daulah umayyah di


damaskus?

2. Untuk mengetahui siapa saja khalifah-khalifah berprestasi daulah


umayyah di damaskus?

BAB II

1
PEMBAHASAN

A. Sejarah Lahirnya Daulah Umayyah di Damaskus

2
B. Khalifah-khalifah Berprestasi Daulah Umayyah di Damaskus

Khalifah-khalifah Berprestasi Daulah Umayyah di Damaskus Kekuasaan Daulah


Umayyah berlangsung selama kurang lebih 90 tahun, selama kurun waktu itu
Daulah Umayyah dipimpin oleh 14 orang khalifah, yaitu:

1 Muawiyah Bin Abu Sufyan (661-680M) 2 Yazid bin Muawiyah (680-683M)

2. Yazid bin Muawiyah (680-683M)

3. Muawiyah bin Yazid (683-683M)

4 Marwan bin Hakam (683-685M)

5. Abdul Malik bin Marwan (685-705M)

6.Al-Walid bin Abdul Malik (705-715M)

7. Sulaiman bin Abdul Malik (715-717M)

8. Umar bin Abdul Aziz (717-720 M)

9. Yazid bin Abdul MAlik (724-743M)

10. Hisyam bin Abdul Malik (724-743M)

11. Walid bin Yazid (743-744M)

12. Yazid bin Walid (744-745M)

13. Ibrahim bin Walid (744-744M)

14. Marwan bin Muhammad (745-750M)

Tidak semua khalifah cakap dan sukses menjadi seorang pemimpin, diantara
khalifah yang dianggap sukses dan membawa kepada kemajuan Daulah Umayyah di
Damaskus adalah: Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan, Khalifah Abdul Malik bin
Marwan, Khalifah al-Walid bin Abdul Malik, Khalifah Umar bin Abdul Aziz.

1. Muawiyah bin Abi Sufyan (661-680M)

Muawiyyah bin Abu Sufyan lahir pada 15 tahun sebelum Hijriyah dan masuk Islam
pada peristiwa Fathu Makkah bersama keluarga dan penduduk Makkah lainnya.
Nama aslinya adalah Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah. Setelah
masuk Islam, ia menjadi sahabat Rasulullah Saw dan menjadi salah satu juru tulis
wahyu Al-Qur'an. Muawiyah menjabat sebagai khalifah Daulah Umayyah selama
kurang lebih 20 tahun. Beberapa kebijakan Muawiyah bin Abu Sufyan:

a) Memindahkan ibu kota kekhalifahan Daulah Umayyah dari Madinah ke


Damaskus, Suriah
b) Membangun administrasi pemerintahan dan menetapkan aturan jawatan pos
c) Mengatur urusan tentara dengan mengacu kepada aturan tentara Bizantium

3
d) Menciptakan sistem pemilihan khalifah dengan cara monarchihereditas
e) Mengubah fungsi baitul mal, pada masa khulafaurrasyidin baitul mal
berfungsisebagai harta kekayan rakyat, kemudian dirubah pada masa
Umayyah menjadi harta kekayaan keluarga raja
f) Membentuk Diwamul Hijabah, lembaga yang bertugas yang memberikan
pengawalan terhadap pemimpinnya.
g) Membentuk Diwanul Barid, Mengadakan Dinas Pos pada tempat-tempat
tertentu yang di-lengkapi dengan kuda-kuda di stasiun-stasiun
h) Membentuk Diwanul Kharraj, Departemen pajak yg bertugas mengurus tanah
di daerah-daerah yg menjadi kekuasaan bani umayyah.
i) Khalifah Muawiyah adalah orang yang mula-mula mendirikan kantor-kantor
Cap (percetakan uang)
j) Menambah sistem tatanan militer dan dasar kesatuan kabilah menjadi
kesatuan negara Islam sehingga pertahanan negaranya menjadi sangat kuat
dan gaji tentara diberikan secara teratur.
k) Khalifah Muawiyah adalah pembangun armada perang yang pertamadalam
sejarah Islam.

Khalifah Muawiyah berusaha keras melaksana- kan pengembangan dakwah Islam


ke berbagai wilayah di luar Jazirah Arab antara lain:

 Ke arah timur yaitu Afganistan, Pakistan sampai India


 Ke arah barat dan utara yaitu wilayah kekuasaan kerajaan Romawi Timur
(Byzantium) di Asia Kecil dan Eropa Timur
 Ke arah selatan yaitu wilayah Romawi Timur yang terletak di Afrika Utara.

Setidak- tidaknya ada tiga pendorong bagi Khalifah Muawiyah untuk memperluas
dakwah Islam ke Byzantium yakni:

1. Byzantium merupakan basis agama Kristen ortodok yang pengaruhnya dapat


membahayakan perkembangan Islam.
2. Orang-orang Byzantium sering mengadakan perompakan ke daerah
pendudukan Islam.
3. Membela rakyat dari keganasan penguasa bangsa Romawi absolut.
Sikap yang optimis selalu memandang ke depan membuat Muawiyah tidak
pernah mengalami kegagalan dalam urusan yang diinginkan, baik ketika menjabat
khalifah selama 20 tahun. Kegagalan yang pernah dialami Khalifah Muawiyah
adalah ketika menaklukkan kota Konstantinopel. Muawiyah meninggal karena
sakit di Damaskus pada Rajab 60 H (April–Mei 680 M), pada usia sekitar 80 tahun.

2. Marwan bin Hakam (683-685M)

Khalifah ke empat Daulah Umayyah ini mengambil alih kekuasaan setelah


Muawiyah ll (Muawiyah bin Yazid) menyerahkan jabatannya. Pada masa Khalifah
Usman bin Affan Marwan menjabat sebagai kepala lembags sekretariat yakni ad-
Duwuwin yang mempunyai kewenangan sangat menentukan dalam setiap
keputusan khalifah. Pada masa Muawiyah menjadi khalifah, Marwan menjabat

4
sebagai Gubernur Madinah Marwan adalah orang yang berjiwa besar dan
mempunyai cita-cita yang tinggi, ia hanya menjabat selama 9 bulan. Beliau wafat
pada tahun 685M pada sekitar umur 63 tahun di Damaskus atau ash-Shinnabra.
Berikut ini kebijakan-kebijakan Marwan bin Hakam:

a) Meredam gerakan-gerakan di berbagai wilayah yang menghambat


stabilitas pemerintahannya, diantaranya gerakan Abdullah bin Zubair di
Hijaz, gerakan Mus'ah bin Zubair di Palestina, gerakan-gerakan di Syam
yang mengangkat Khalid bin Yazid sebagai khalifah hendak
b) Mengangkat putranya Abdul Aziz sebagai Gubernur di Syam
c) Mengembalikan kedudukan orang-orang suku di Jazirah Arab kedalam
kekuasaannya
d) Mengalahkan gerakan Khawarij dan Syi'ah.

3. Abdul Malik bin Marwan (685-705M)

Khalifah Abdul Malik bin Warman adalah Khalifah daulah Bani Umayyah yang ke-
5, dan paling besar setelah Khalifah Muawiyah. Abdul Malik mulai menjadi
khalifah pada tahun 65 H di Syam dan Mesir, ia berkuasa dalam rentang waktu 21
tahun. Pada saat Muawiyah menjadi Khalifah, Abdul Malik bin Marwan pernah
diangkat sebagai gubernur di Madinah meski saat itu ia baru berusia 16 tahun.
Beliau belajar agama dari para Fuqaha, ulama dan ahli Zuhud, pernah
meriwayatkan hadits darii Jabir, Abu Sa'id al Khudri, Abu Hurairah dan Ibnu Umar.
Banyak orang yang belajar dan mengambil ilmu darinya karena kefaqihannya.

Dia menggantikan kedudukan ayahnya, Khalifah Marwan bin Hakam, pada saat
daulah Islam mendapat terpaan dari berbagai penjuru, porak-poranda dan
bercerai-berai. Dia menyelamatkan daulah tersebut dari rongrongan musuh, baik
dari kalangan kaum Muslim maupun dari orang Byzantium. Dia berhasil
menyatukan kembali negara dan mengembalikan kebesarannya.

Khalifah Abdul Malik mendapat julukan Abul Mulk (Bapak Raja) karena empat
orang putranya menjadi raja setelah dirinya yaitu Al-Walid bin Abdul Malik,
Sulaiman, Yazid dan Hisyam dan semua Khalifah setelah dirinya berasal dari
keturunannya kecuali dua khalifah terakhir. Abdul Malik bin Marwan wafat pada
8 Oktober 705 di usianya yang 59, Damaskus

Dalam upaya menciptakan kedamaian, ketenangan dan keamanan negara,


setelah Abdul Malik menjadi Khalifah, usaha-usahanya difokuskan pada upaya
penanganan golongan pemberontak antara lain:

1. Pemberontakan golongan Syiah Th 66 H / 686 M

Kaum Syiah adalah golongan pendukung dan pengagum Khalifah Ali bin Abi
Thalib. Golongan ini berpendapat bahwa Muawiyah telah melakukan tipuan
politik dan mengkhianati Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan merampas
kekhalifahan Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Sehingga golongan Syiah
selalu berusaha untuk menghancurkan pemerintahan Daulah Bani Umayyah.

5
Pemberontakan golongan Syiah yang bergerak dari Kuffah menuju Ainul
Wardah (Sungai Eufrat) ini akhirnya dapat dipatahkan oleh pasukan Khalifah
Abdul Malik bin Marwan yang dipimpin oleh Abdullah bin Zaid beserta 20.000
tentara.

2. Pemberontakan Abdullah bin Zubair (72 H / 692 M)

Abdullah bin Zubair merupakan putra dari Zubair bin Awwam. Sebagai anak
seorang yang terkenal bijak, fasih dan teguh hati, maka ketika kecil dan
mudanya dia mewarisi sifat-sifat ayahnya, terlebih setelah dididik dan
dibimbing oleh bibinya Aisyah (istri Rasulullah) bahkan ia di- anggap sebagai
anak kandung sendiri, seharusnya memiliki sifat-sifat yang baik. Akan tetapi
meskipun dididik dan dibesarkan dalam keluarga yang baik ternyata ia memiliki
gharizah (naluri) yang berlawanan dengan yang seharusnya yaitu :

 la memiliki sifat kikir dan bakhil


 la ambisius untuk menjadi seorang penguasa
 Abdullah merasa paling sempurna untuk menjadi seorang pe- mimpin
karena merasa dekat dengan Rasulullah.

Sifat-sifat yang kurang mulia tersebut membuat keinginannya selalu berlebihan


dengan selalu mencari peluang untuk menduduki jabatan Khalifah, sehingga ia
sampai hati menarik dan melibatkan bibinya (Aisyah) untuk terjun dalam
kancah perang Jamal (berunta) sebagai upaya untuk menyingkirkan Khalifah Ali
bin Abi Thalib.

Khalifah Abdul Malik bin Marwan melihat keberhasilan Abdullah bin Zubair ini
sebagai hambatan dan ancaman yang besar sehingga perlu penanganan dengan
segera. Untuk penanganan ini diambil langkah-langkah sebagai berikut:

 Khalifah Abdul Malik bin Marwan segera mengirimkan pasukan khusus


yang dipimpin Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqofi untuk menyerang Gubernur Irak
(Mush'ab bin Zubair) sebagai kaki tangan Abdullah, usaha ini berhasil
menghancurkan tentara Mush'ab dan Mush'ab pun tewas di dekat sungai
"Ad Dajil" tahun 71 H.
 Target berikutnya Hajjaj melanjutkan penyerangan ke kota Makkah beserta
2500 tentara dan usaha ini berhasil dengan gemilang bahkan Abdullah bin
Zubair mati terbunuh tahun 73 H.

3. Pemberontakan Golongan Khawarij

Khawarij berasal dari kata Kharaja artinya telah keluar, disebut demikian
karena golongan ini menyatakan keluar dari golongan Ali bin Abi Thalib (kaum
Syiah) yang dianggap gagal dalam menghadapi Muawiyah pada perang Shiffin.
Meskipun golongan ini telah keluar dan membenci Ali tetapi mereka
merasakan permusuhan yang lebih mendalam terhadap Muawiyah karena
dinilainya bahwa penyebab dalam berbagai kekacauan di dalam umat Islam
adalah Muawiyah, itulah sebabnya Khawarij selalu mengadakan
pemberontakan-pemberontakan.

6
Untuk menumpas golongan Khawarij, Khalifah Abdul Malik bin Marwan
menugaskan 2 (dua) panglimanya yang cukup tangguh yaitu:

 Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqofi ditugaskan untuk menumpas golongan


Khawarij di Kuffah dan Basrah.
 Mahlab bin Shufrah, ditugaskan untuk menumpas golongan Khawarij di
daerah Irak dan Persi.

Upaya penumpasan yang dilakukan Khalifah Abdul Malik bin Marwan tersebut
berhasil gemilang, sehingga amanlah daerah-daerah kekuasaan Bani Umayyah.

Jasa-jasa Khalifah Abdul Malik bin Marwan;

1. Menetapkan bahasa Arab sebagai bahasa resmi Daulah Bani Umayyah di


kantor-kantor. Hal ini amat besar pengaruhnya terhadap per- kembangan
Islam antara lain:
a. Berkembangnya ilmu pengetahuan
b. Pesatnya perkembangan seni sastra Arab
c. Terbinanya persatuan dan kesatuan umat Islam
2. Berhasil menciptakan stabilitas dalam negeri dengan mempersatukan
kaum muslim yang telah terpecah-belah, berhasil menumpas berbagai
bentuk pemberontakan.
3. Mendirikan percetakan mata uang Daulah Bani Umayyah dengan
menggunakan tulisan huruf Arab (bismillah) dan menggantikan mata uang
sebelumnya yaitu mata uang Byzantium dan Persia yang ada gambar
salibnya.
4. Mengembangkan kembali Masjid Al Aqsha, Masjid Umayyah di Damaskus.
5. Mendirikan lembaga Mahkamah Tinggi
6. Mengembangkan seni bangunan (Arsitektur)
7. Berjasa mengembangkan Islam menaklukkan daerah-daerah India,
Kaukessisilio, Maroko, Andalusia, Bukhara Samarkand, Kharwariz, dan
Farghanah.

Demikianlah jasa-jasa beliau sehingga Bani Umayyah mencapai masakeemasan dan


disebut sebagai pendiri Bani Umayyah II.

4. Walid bin Abdul Malik (705-715M)

Al Walid bin Abdul Malik dilahirkan pada tahun 50 H dari seorang ayah yaitu
Khalifah Abdul Malik bin Marwan, sebetulnya yang berhak menduduki jabatan
khalifah setelah Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah Abdul Aziz, tetapi karena
telah lebih dulu wafat maka Khalifah Abdul Malik menunjuk putranya Al Walid bin
Abdul Malik sebagai penggantinya. Ia diangkat menjadi khalifah pada tahun 86 H.
Walid memiliki daerah kekuasaan yang sangat luas karena mewarisi kerajaan Malik
bin Marwan, ayahnya.

7
Salah satu faktor yang menguntungkan Khalifah Al Walid bin Abdul Malik adalah
bahwa beliau naik ke panggung pemerintahan, situasi negara sudah dalam keadaan
aman tentram dan damai berkat perjuangan ayahnya. Kondisi ini langsung
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kemakmuran serta ke-
sejahteraan di berbagai bidang lapisan masyarakat. Al Walid bin Marwan wafat
pada 23 Februari 715.

Pada masanya banyak melakukan ekspansi ke beberapa wilayah yang sekaligus


menjadi kebijakan dan strateginya dalam memimpin,diantaranya:

a) Penaklukan Andalusia ( Spanyol) tahun 711 M, dibawah pimpinan Gubernur


Musa bin Nusair, panglima perang Tharif dan juga panglima perang Thariq
bin Ziyad.
b) Penaklukan wilayah Kashgar dibawah komando pimpinan Khurasan,
Qutaibah bin Muslim al-Bahili yang pernahmenjabat gubernur Irak, Persia
dan Khurasan.
c) Penaklukan Negeri Sind dibawah komando Muhammad bin Qasimats-
Tsaqafi
d) Mengembangkan seni kebudayaan sehingga menjadi karya seni bercorak
Islam dan menjadi kebudayaan tertinggi kala itu.
e) Membangun rumah sakit, panti jompo, panti asuhan, dan gedung
pemerintahan serta mendirikan madrasah-madrasah.
f) Merenovasi Masjidil Haram, mengadakan perbaikan makam Rasulullah Saw,
serta merenovasi Masjid Nabawi dan Masjid Umawy di Damaskus.
g) Membangun jalan raya yang teratur terutama jalan raya yang menuju Hijaz
dan dilengkapi dengan sumur- sumur serta mengangkat pegawai yang
menyediakan air minum bagi orang yang melalui jalan itu.
h) Membangun gedung-gedung kantor pemerintahan.
i) Membangun pabrik-pabrik industri guna memenuhi kebutuhan hidup dan
lapangan pekerjaan
j) Membangun masjid yang monumental yaitu masjid "Al Umawi"

5. Umar bin Abdul Aziz

Umar bin Abdul Aziz lahir di Madinah pada tahun 63 H / 683 M dan wafat di Dair
Sam'an Suriah pada tahun 101 H / 720 M, pendapat lain mengatakan beliau lahir
dilahirkan di Halwan Mesir pada 61M. Nama lengkapnya adalah Abu Hafs Umar bin
Khattab melalui ibunya Laila Ummu Asim binti Asim bin Umar bin Khattab. Khalifah
Umar bin Abdul Aziz memerintah hanya dua setengah tahun.

Setelah Khalifah Al Walid bin Abdul Malik wafat, pemerintah Umayyah dipegang
oleh saudaranya yang bernama Sulaiman bin Abdul Malik (96-99 H/715-717 M).
Selanjutnya sejak tahun 717 Maschi, pemerintah Bani Umayyah dipegang oleh
Khalifah Umar bin Abdul Aziz, yang masih keturunan Khalifah Umar bin Khattab dari
silsilah garis keturunan dari ibunya.

8
Terpilihnya Umar bin Abdul Aziz sebagai khalifah pengganti Sulaiman adalah hal
yang sangat tepat, karena beliau merupakan pemimpin yange kehendaki rakyat
(umat Islam) pada saat itu. Khalifah Umar bin Abdul Aziz di- disebut juga "Umar bin
Khattab ke-2", karena beliau banyak memiliki sifat- sifat yang mulia yang dimiliki
Umar bin Khattab.

Beberapa kebijakan-kebijakan Umar bin Abdul Aziz:

a) Mengupayakan pengumpulan hadis untuk dipilih antara hadis shahih dan


palsu dan menunjuk Imam Muslim bin Syihab Az-Zuhri sebagai
koordinatornya, sehingga tercapailah pembukuan/kodifikasi hadis.
b) Menghentikan pemungutan pajak dari mualaf dan mamangkas pajak dari
orang Nasran, kebijakan ini membuat orang-orang berbondong untuk
memeluk Islam.
c) Menghidupkan kembali ajaran al-Qur'an dan as-Sunnah
d) Menetapkan hukum berdasarkan Syari'at Islam dengan tegas
e) Memindahkan sekolah kedokteran dari Iskandariah (Mesir) ke Antioka dan
Harran (Turki)
f) Mengutus delegasi untuk mengawasi kinerja para gubernur di berbagai
daerah agar selalu menerapkan keadilan dan kebenaran dalam memimpin.
g) Mengganti kedudukan gubernur yang tidak taat agama.
h) Bertindak adil dengan memecat para pejabat dan petugas yang za- lim dan
menunjuk orang-orang yang adil dan salih serta menghapus pajak-pajak yang
tidak sah yang dulu diberlakukan oleh Bani Umayyah.
i) Dalam memimpin negara kepentingan agama diutamakan daripada politik
atau jabatan.
j) Persatuan dan kesatuan umat Islam yang putus dihidupkan kembali.
k) Menghentikan sikap permusuhan dengan keturunan Khalifah Ali bin Abi
Thalib dan golongan Syiah baik di tempat-tempat umum maupun dalam
khutbah.
l) Menghentikan segala bentuk peperangan, baik dengan golongan non muslim
maupun terhadap kaum pemberontak dari kalangan muslim sendiri.

Bentuk-bentuk dakwah yang dilakukan Khalifah Umar bin Abdul Aziz tersebut antara
lain sebagai berikut:

 Mengirim para mubaligh sebagai misi perdamaian ke India, Turki dan Raja-
raja bangsa di Afrika.
 Mengembangkan ilmu pengetahuan dengan mengirim buku-buku tentang
Islam dan berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
 Pasukan Islam yang sedang mengepung Konstantinopel ditarik mundur
dengan diganti dakwah bil hal yang menjelaskan tentang Islam.
 Mengembangkan pola musyawarah dalam ilmu pengetahuan tanpa melihat
perbedaan agama.

Adapun jasa-jasa yang patut kita banggakan atas keberhasilan Kha- lifah Umar bin
Abdul Aziz adalah sebagai berikut :

9
a. Menciptakan rasa aman dan damai yang dilandasi nilai-nilai ajaran Islam
b. Meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, sehingga secara langsung
masyarakat dapat merasakan keadilan dan kemakmuran.
c. Membukukan Hadits Nabi Muhammad SAW.
d. Melindungi hak-hak asasi manusia dan tidak membedakan suku, agama dan
golongan.
e. Menyusun undang-undang tentang pertahanan, perekonomian, keuangan,
ghanimah (harta benda musuh yang dikuasai kaum muslimin melalui
pertempuran), termasuk undang-undang minuman keras.
f. Membangun tempat ibadah, masjid, musholla, rumah sakit dan membangun
lahan-lahan pertanian
g. Membangun jalan-jalan dan menyediakan tempat-tempat penginapan bagi
orang-orang yang dalam perjalanan.
h. Menyediakan dana khusus untuk menolong orang-orang miskin.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

10
Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan karya ilmiah ini di antaranya
adalah:

1.

2.

3.

4.

5.

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

1. Prof. R.H.A. Soenarjo, SH. dkk. Al-Qur'an dan Terjemahnya, Departemen Agama
Jakarta, 1992.
2. Prof. Dr. A. Sya'labi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid 1. 2. 3. cetakan IV, PT.
Al Husna Zikra, Jakarta, 2000.

11
3. A. Hasyimy, Sejarah Kebudayaan Islam. Bulan Bintang, Jakarta, 1993.
4. Drs. Muhyi-k, dkk. Sejarah Kebudayaan Islam untuk Madrasah Tsanawiyah,
Kurikulum 1994. Dirjen Binbaga Islam, 1998.
5. Drs. Badri Yatim, MA, Sejarah Peradaban Islam, Rajawali Press, 1999.
6. Drs. Ma'ruf Misbah, dkk. Sejarah Peradaban Islam untuk MA. Kurikulum 1984,
Wicaksana, Semarang, 1994..
7. Departemen Agama RI. Sejarah Kebudayaan Islam untuk MA. Edisi IV. Penerbit,
Dirjen Binbaga Islam. Jakarta, 2000.
8. Ahmad Anim, Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam, Cetakan ke-7, Penerbit
Remaja Rosdakarya Bandung, 2001.
9. Ade Armando, dkk. Ensiklopedi Islam untuk Pelajar, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,
Jakarta, Cetakan ke-3, 2004.
10. Dr. Ahmad Qodri Abdullah Azizy, MA, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Penerbit
PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2002.
11. Lee Hee Men, Sejarah Penadaban Dunia, Terj. Ahmad Faridi, Penerbit CV.
Ananda. 2000.
12. Dra. Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam. Penerbit Dirjen Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, 1986.
13. M.A. Shaban, Sejarah Islam (Penafsiran Baru), Penerbit Rajawali Press.1993.
14. M. Hasbi Ash Shiddiqiey, Sejarah Perkembangan Hadits, Penerbit Bulan Bintang,
1973.
15. Abul A'la Al-Maududi. Khilafah dan Kerajaan, Penerbit Mizan, Bandung, 1994,
16. Depag Agama RI. Sejarah Kebudayaan Islam MTs II, Jakarta, 1998.
17. Imam Abu Husain Muslim Ibnu Hajjaj, Shahih Muslim, Darul Kutub. Beirut, t.t.
18. Az-Zarnuji, Ta'limul Muta'allim. Toha Putra, Semarang, 1993.

12

Anda mungkin juga menyukai