PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
BAB II
1
PEMBAHASAN
2
B. Khalifah-khalifah Berprestasi Daulah Umayyah di Damaskus
Tidak semua khalifah cakap dan sukses menjadi seorang pemimpin, diantara
khalifah yang dianggap sukses dan membawa kepada kemajuan Daulah Umayyah di
Damaskus adalah: Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan, Khalifah Abdul Malik bin
Marwan, Khalifah al-Walid bin Abdul Malik, Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Muawiyyah bin Abu Sufyan lahir pada 15 tahun sebelum Hijriyah dan masuk Islam
pada peristiwa Fathu Makkah bersama keluarga dan penduduk Makkah lainnya.
Nama aslinya adalah Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah. Setelah
masuk Islam, ia menjadi sahabat Rasulullah Saw dan menjadi salah satu juru tulis
wahyu Al-Qur'an. Muawiyah menjabat sebagai khalifah Daulah Umayyah selama
kurang lebih 20 tahun. Beberapa kebijakan Muawiyah bin Abu Sufyan:
3
d) Menciptakan sistem pemilihan khalifah dengan cara monarchihereditas
e) Mengubah fungsi baitul mal, pada masa khulafaurrasyidin baitul mal
berfungsisebagai harta kekayan rakyat, kemudian dirubah pada masa
Umayyah menjadi harta kekayaan keluarga raja
f) Membentuk Diwamul Hijabah, lembaga yang bertugas yang memberikan
pengawalan terhadap pemimpinnya.
g) Membentuk Diwanul Barid, Mengadakan Dinas Pos pada tempat-tempat
tertentu yang di-lengkapi dengan kuda-kuda di stasiun-stasiun
h) Membentuk Diwanul Kharraj, Departemen pajak yg bertugas mengurus tanah
di daerah-daerah yg menjadi kekuasaan bani umayyah.
i) Khalifah Muawiyah adalah orang yang mula-mula mendirikan kantor-kantor
Cap (percetakan uang)
j) Menambah sistem tatanan militer dan dasar kesatuan kabilah menjadi
kesatuan negara Islam sehingga pertahanan negaranya menjadi sangat kuat
dan gaji tentara diberikan secara teratur.
k) Khalifah Muawiyah adalah pembangun armada perang yang pertamadalam
sejarah Islam.
Setidak- tidaknya ada tiga pendorong bagi Khalifah Muawiyah untuk memperluas
dakwah Islam ke Byzantium yakni:
4
sebagai Gubernur Madinah Marwan adalah orang yang berjiwa besar dan
mempunyai cita-cita yang tinggi, ia hanya menjabat selama 9 bulan. Beliau wafat
pada tahun 685M pada sekitar umur 63 tahun di Damaskus atau ash-Shinnabra.
Berikut ini kebijakan-kebijakan Marwan bin Hakam:
Khalifah Abdul Malik bin Warman adalah Khalifah daulah Bani Umayyah yang ke-
5, dan paling besar setelah Khalifah Muawiyah. Abdul Malik mulai menjadi
khalifah pada tahun 65 H di Syam dan Mesir, ia berkuasa dalam rentang waktu 21
tahun. Pada saat Muawiyah menjadi Khalifah, Abdul Malik bin Marwan pernah
diangkat sebagai gubernur di Madinah meski saat itu ia baru berusia 16 tahun.
Beliau belajar agama dari para Fuqaha, ulama dan ahli Zuhud, pernah
meriwayatkan hadits darii Jabir, Abu Sa'id al Khudri, Abu Hurairah dan Ibnu Umar.
Banyak orang yang belajar dan mengambil ilmu darinya karena kefaqihannya.
Dia menggantikan kedudukan ayahnya, Khalifah Marwan bin Hakam, pada saat
daulah Islam mendapat terpaan dari berbagai penjuru, porak-poranda dan
bercerai-berai. Dia menyelamatkan daulah tersebut dari rongrongan musuh, baik
dari kalangan kaum Muslim maupun dari orang Byzantium. Dia berhasil
menyatukan kembali negara dan mengembalikan kebesarannya.
Khalifah Abdul Malik mendapat julukan Abul Mulk (Bapak Raja) karena empat
orang putranya menjadi raja setelah dirinya yaitu Al-Walid bin Abdul Malik,
Sulaiman, Yazid dan Hisyam dan semua Khalifah setelah dirinya berasal dari
keturunannya kecuali dua khalifah terakhir. Abdul Malik bin Marwan wafat pada
8 Oktober 705 di usianya yang 59, Damaskus
Kaum Syiah adalah golongan pendukung dan pengagum Khalifah Ali bin Abi
Thalib. Golongan ini berpendapat bahwa Muawiyah telah melakukan tipuan
politik dan mengkhianati Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan merampas
kekhalifahan Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Sehingga golongan Syiah
selalu berusaha untuk menghancurkan pemerintahan Daulah Bani Umayyah.
5
Pemberontakan golongan Syiah yang bergerak dari Kuffah menuju Ainul
Wardah (Sungai Eufrat) ini akhirnya dapat dipatahkan oleh pasukan Khalifah
Abdul Malik bin Marwan yang dipimpin oleh Abdullah bin Zaid beserta 20.000
tentara.
Abdullah bin Zubair merupakan putra dari Zubair bin Awwam. Sebagai anak
seorang yang terkenal bijak, fasih dan teguh hati, maka ketika kecil dan
mudanya dia mewarisi sifat-sifat ayahnya, terlebih setelah dididik dan
dibimbing oleh bibinya Aisyah (istri Rasulullah) bahkan ia di- anggap sebagai
anak kandung sendiri, seharusnya memiliki sifat-sifat yang baik. Akan tetapi
meskipun dididik dan dibesarkan dalam keluarga yang baik ternyata ia memiliki
gharizah (naluri) yang berlawanan dengan yang seharusnya yaitu :
Khalifah Abdul Malik bin Marwan melihat keberhasilan Abdullah bin Zubair ini
sebagai hambatan dan ancaman yang besar sehingga perlu penanganan dengan
segera. Untuk penanganan ini diambil langkah-langkah sebagai berikut:
Khawarij berasal dari kata Kharaja artinya telah keluar, disebut demikian
karena golongan ini menyatakan keluar dari golongan Ali bin Abi Thalib (kaum
Syiah) yang dianggap gagal dalam menghadapi Muawiyah pada perang Shiffin.
Meskipun golongan ini telah keluar dan membenci Ali tetapi mereka
merasakan permusuhan yang lebih mendalam terhadap Muawiyah karena
dinilainya bahwa penyebab dalam berbagai kekacauan di dalam umat Islam
adalah Muawiyah, itulah sebabnya Khawarij selalu mengadakan
pemberontakan-pemberontakan.
6
Untuk menumpas golongan Khawarij, Khalifah Abdul Malik bin Marwan
menugaskan 2 (dua) panglimanya yang cukup tangguh yaitu:
Upaya penumpasan yang dilakukan Khalifah Abdul Malik bin Marwan tersebut
berhasil gemilang, sehingga amanlah daerah-daerah kekuasaan Bani Umayyah.
Al Walid bin Abdul Malik dilahirkan pada tahun 50 H dari seorang ayah yaitu
Khalifah Abdul Malik bin Marwan, sebetulnya yang berhak menduduki jabatan
khalifah setelah Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah Abdul Aziz, tetapi karena
telah lebih dulu wafat maka Khalifah Abdul Malik menunjuk putranya Al Walid bin
Abdul Malik sebagai penggantinya. Ia diangkat menjadi khalifah pada tahun 86 H.
Walid memiliki daerah kekuasaan yang sangat luas karena mewarisi kerajaan Malik
bin Marwan, ayahnya.
7
Salah satu faktor yang menguntungkan Khalifah Al Walid bin Abdul Malik adalah
bahwa beliau naik ke panggung pemerintahan, situasi negara sudah dalam keadaan
aman tentram dan damai berkat perjuangan ayahnya. Kondisi ini langsung
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kemakmuran serta ke-
sejahteraan di berbagai bidang lapisan masyarakat. Al Walid bin Marwan wafat
pada 23 Februari 715.
Umar bin Abdul Aziz lahir di Madinah pada tahun 63 H / 683 M dan wafat di Dair
Sam'an Suriah pada tahun 101 H / 720 M, pendapat lain mengatakan beliau lahir
dilahirkan di Halwan Mesir pada 61M. Nama lengkapnya adalah Abu Hafs Umar bin
Khattab melalui ibunya Laila Ummu Asim binti Asim bin Umar bin Khattab. Khalifah
Umar bin Abdul Aziz memerintah hanya dua setengah tahun.
Setelah Khalifah Al Walid bin Abdul Malik wafat, pemerintah Umayyah dipegang
oleh saudaranya yang bernama Sulaiman bin Abdul Malik (96-99 H/715-717 M).
Selanjutnya sejak tahun 717 Maschi, pemerintah Bani Umayyah dipegang oleh
Khalifah Umar bin Abdul Aziz, yang masih keturunan Khalifah Umar bin Khattab dari
silsilah garis keturunan dari ibunya.
8
Terpilihnya Umar bin Abdul Aziz sebagai khalifah pengganti Sulaiman adalah hal
yang sangat tepat, karena beliau merupakan pemimpin yange kehendaki rakyat
(umat Islam) pada saat itu. Khalifah Umar bin Abdul Aziz di- disebut juga "Umar bin
Khattab ke-2", karena beliau banyak memiliki sifat- sifat yang mulia yang dimiliki
Umar bin Khattab.
Bentuk-bentuk dakwah yang dilakukan Khalifah Umar bin Abdul Aziz tersebut antara
lain sebagai berikut:
Mengirim para mubaligh sebagai misi perdamaian ke India, Turki dan Raja-
raja bangsa di Afrika.
Mengembangkan ilmu pengetahuan dengan mengirim buku-buku tentang
Islam dan berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
Pasukan Islam yang sedang mengepung Konstantinopel ditarik mundur
dengan diganti dakwah bil hal yang menjelaskan tentang Islam.
Mengembangkan pola musyawarah dalam ilmu pengetahuan tanpa melihat
perbedaan agama.
Adapun jasa-jasa yang patut kita banggakan atas keberhasilan Kha- lifah Umar bin
Abdul Aziz adalah sebagai berikut :
9
a. Menciptakan rasa aman dan damai yang dilandasi nilai-nilai ajaran Islam
b. Meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, sehingga secara langsung
masyarakat dapat merasakan keadilan dan kemakmuran.
c. Membukukan Hadits Nabi Muhammad SAW.
d. Melindungi hak-hak asasi manusia dan tidak membedakan suku, agama dan
golongan.
e. Menyusun undang-undang tentang pertahanan, perekonomian, keuangan,
ghanimah (harta benda musuh yang dikuasai kaum muslimin melalui
pertempuran), termasuk undang-undang minuman keras.
f. Membangun tempat ibadah, masjid, musholla, rumah sakit dan membangun
lahan-lahan pertanian
g. Membangun jalan-jalan dan menyediakan tempat-tempat penginapan bagi
orang-orang yang dalam perjalanan.
h. Menyediakan dana khusus untuk menolong orang-orang miskin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan karya ilmiah ini di antaranya
adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. Prof. R.H.A. Soenarjo, SH. dkk. Al-Qur'an dan Terjemahnya, Departemen Agama
Jakarta, 1992.
2. Prof. Dr. A. Sya'labi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid 1. 2. 3. cetakan IV, PT.
Al Husna Zikra, Jakarta, 2000.
11
3. A. Hasyimy, Sejarah Kebudayaan Islam. Bulan Bintang, Jakarta, 1993.
4. Drs. Muhyi-k, dkk. Sejarah Kebudayaan Islam untuk Madrasah Tsanawiyah,
Kurikulum 1994. Dirjen Binbaga Islam, 1998.
5. Drs. Badri Yatim, MA, Sejarah Peradaban Islam, Rajawali Press, 1999.
6. Drs. Ma'ruf Misbah, dkk. Sejarah Peradaban Islam untuk MA. Kurikulum 1984,
Wicaksana, Semarang, 1994..
7. Departemen Agama RI. Sejarah Kebudayaan Islam untuk MA. Edisi IV. Penerbit,
Dirjen Binbaga Islam. Jakarta, 2000.
8. Ahmad Anim, Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam, Cetakan ke-7, Penerbit
Remaja Rosdakarya Bandung, 2001.
9. Ade Armando, dkk. Ensiklopedi Islam untuk Pelajar, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,
Jakarta, Cetakan ke-3, 2004.
10. Dr. Ahmad Qodri Abdullah Azizy, MA, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Penerbit
PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2002.
11. Lee Hee Men, Sejarah Penadaban Dunia, Terj. Ahmad Faridi, Penerbit CV.
Ananda. 2000.
12. Dra. Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam. Penerbit Dirjen Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, 1986.
13. M.A. Shaban, Sejarah Islam (Penafsiran Baru), Penerbit Rajawali Press.1993.
14. M. Hasbi Ash Shiddiqiey, Sejarah Perkembangan Hadits, Penerbit Bulan Bintang,
1973.
15. Abul A'la Al-Maududi. Khilafah dan Kerajaan, Penerbit Mizan, Bandung, 1994,
16. Depag Agama RI. Sejarah Kebudayaan Islam MTs II, Jakarta, 1998.
17. Imam Abu Husain Muslim Ibnu Hajjaj, Shahih Muslim, Darul Kutub. Beirut, t.t.
18. Az-Zarnuji, Ta'limul Muta'allim. Toha Putra, Semarang, 1993.
12