Anda di halaman 1dari 4

PIDATO MENTERI NEGARA KOPERASI DAN UKM YANG

DIWAKILI OLEH

PIDATO

MENTERI NEGARA
KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA

YANG DIWAKILI OLEH


GUBERNUR DAN BUPATI/WALIKOTA
DI SELURUH INDONESIA

pada acara :

”PERINGATAN HARI KOPERASI KE 62 TAHUN 2009”

12 Juli 2009

KEMENTERIAN NEGARA
KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Yth. Saudara–saudara Pengurus, Pengelola, Pengawas, Anggota dan
Pecinta Koperasi di seluruh tanah Air.

Assalaamu'alaikum Wr Wb,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Pada kesempatan yang baik dan penuh berkah ini, marilah kita
memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
Allah Subhaanahu wa Ta'aala, karena kepada kita masih diberikan
kesempatan memperingati hari Koperasi ke-62 dengan semangat
yang sama, menjadikan koperasi sebagai sokoguru perekonomian
bangsa, koperasi sebagai sokoguru adalah manifestasi dari demokrasi
ekonomi sebagaimana digariskan dalam Pasal 33 UUD 1945. Dalam
demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua,
di bawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat.
Meskipun kenyataan tersebut masih jauh dari cita-cita, namun
semangat untuk menjadikan koperasi sebagai tuan rumah di negeri
sendiri tak akan pernah padam.
Tema peringatan Hari Koperasi ke 62 Tahun 2009 adalah
Memantapkan Peran Gerakan Koperasi Dalam Dinamika Perubahan
Global.
Tema ini mengandung makna bahwa masyarakat koperasi bertekad
dan berkeinginan untuk meningkatkan peran dan kontribusi terhadap
ketahanan perekonomian nasional dalam dinamika perubahan global,
dengan lebih
bersungguh-sungguh meningkatkan kualitas koperasi secara nasional
agar menjadi Badan Usaha yang tangguh, kuat dan profesional
diberbagai sektor, sehingga mampu memenuhi kepentingan ekonomi
anggota dan masyarakat lingkungannya.
Hadirin yang berbahagia,
Melalui hari jadi yang ke 62 ini, kita tegaskan kembali tekad kita
bersama untuk bersikap dinamis, positif dan optimis menatap masa
depan yang lebih cerah. Dengan sikap itu pula , kita berharap
tumbuhnya prakarsa kreatif untuk melakukan kerjasama dari semua
komponen bangsa untuk menjawab tantangan perubahan global. Kita
bertekad untuk mengelola perubahan dengan cerdas dan arif dengan
semangat kebangsaan, kerakyatan dan kemandirian untuk menjadi
tuan di negeri sendiri.
Di samping globalisasi, koperasi Indonesia memiliki sekaligus tiga
tantangan. Tantangan pertama, memperbaiki citranya sebagai
kumpulan golongan ekonomi lemah pemburu fasilitas. Kedua,
kontribusinya, yang meskipun secara sosial cukup tinggi, namun
secara nominal masih sangat rendah dalam perekonomian nasional
dibandingkan dengan badan usaha swasta. Ketiga, semakin
rendahnya kesadaran masyarakat untuk bergotong-royong melalui
koperasi seiring dengan meningkatnya modernitas dan
individualisme.
Menjawab persoalan-persoalan tersebut, koperasi Indonesia ke depan
hendaknya memantapkan perannya dengan kembali pada jati dirinya.
Sejak didirikan satu setengah abad yang lalu, koperasi bukanlah
semata sebagai badan usaha, namun manifestasi ideologi ekonomi
atas dasar nilai-nilai: swadaya, swa tanggung jawab, persamaan,
keadilan, dan kesetiakawanan. Seluruh anggota koperasi,
semestinyalah percaya pada nilai-nilai etis dari kejujuran,
keterbukaan, tanggung jawab sosial, dan kepedulian kepada orang
lain. Koperasi yang baik, tidak akan membiarkan anggota-anggotanya
tertinggal satu sama lain dalam peningkatan kesejahteraannya.
Prinsip-prinsip koperasi yang termuat dalam Undang-Undang Nomor
25 tahun 1992 tentang Perkoperasian yang kemudian ditegaskan
dalam Pernyataan Identitas Koperasi secara internasional pada tahun
1995, adalah: Keanggotaan sukarela dan terbuka; Pengendalian
anggota secara demokratis; Partisipasi ekonomi anggota; Otonomi
dan kebebasan; Pendidikan, pelatihan dan Informasi; Kerjasama
antar Koperasi; serta Kepedulian terhadap komunitas. Dilihat dari
prinsip-prinsip ini, koperasi adalah pengejawantahan institusional dari
gerakan anti kapitalisme, yang merupakan anak kandung globalisasi.
Oleh karenanya, membesarkan koperasi berarti membendung efek
negatif globalisasi. Membiarkannya, berarti memposisikan rakyat
untuk bertanding tidak setara. Tidak melindunginya, berarti
mematikan kesejahteraan jutaan pedagang kaki lima, buruh, nelayan
dan petani.
Hadirin yang berbahagia,
Untuk memastikan meningkatnya peran koperasi dalam
perekonomian nasional, pemerintah melalui Kementerian Negara
Koperasi dan UKM telah membuat instrumen Pemeringkatan Koperasi
guna mendorong koperasi Indonesia menerapkan kaidah-kaidah
usaha yang sehat. Pemeringkatan dilakukan untuk mengklasifikasikan
sekian banyak koperasi yang ada ke dalam kelompok-kelompok
kualitas, yang berguna untuk dasar pemberdayaan dan penetapan
kebijakan perkoperasian, peningkatan kredibilitas koperasi dalam
bertransaksi dagang, dan perbaikan kinerja koperasi. Atas dasar nilai
etis dan prinsip perkoperasian sebagaimana telah disebutkan
sebelumnya, penilaian mencakup beberapa aspek badan usaha yang
sehat dan kecirian koperasi yang berkualitas yaitu: aspek Badan
Usaha Aktif, aspek Kinerja Usaha, aspek Kohesivitas dan Partisipasi
Anggota, aspek Orientasi kepada Pelayanan Anggota, aspek
Pelayanan kepada Masyarakat dan aspek Kontribusi terhadap
Pembangunan Daerah. Alhamdulillah, sampai dengan akhir tahun
2008, telah terwujud 42.267 unit koperasi berkualitas yang tersebar
di 33 provinsi di seluruh Indonesia.
Capaian ini tentunya tidak boleh berhenti semata pada labelisasi
“koperasi berkualitas”. Atas dasar klasifikasi ini, Kementerian Negara
Koperasi berikut dua Badan Layanan Umumnya yang baru, yaitu
Lembaga Pengelola Dana Bergulir dan Lembaga Layanan Pemasaran
dengan pendekatan lintas pelaku, terus-menerus melakukan program
pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil yang berhimpun dalam
koperasi. Pemberdayaan dikelompokkan pada lima aspek: pertama,
aspek kualitas sumber daya manusia, karena di situlah semuanya
berawal. Kedua, aspek peningkatan aksesibilitas modal, karena dari
modal inilah mereka secara komersial mampu menerjemahkan ide-
ide kreatifnya. Ketiga, aspek mekanisasi dan inovasi teknologi,
karena dari situ kualitas produksi dapat terjaga secara konsisten.
Keempat, pematenan hak cipta dan merk, yang melalui keduanyalah
koperasi kita dapat go international. Kelima, aspek kelembagaan,
dengan meningkatkan legalitas badan koperasi melalui kerja sama
dengan Ikatan Notaris Indonesia, sehingga memungkinkan koperasi
untuk membangun linkage program ke lembaga-lembaga keuangan
formal.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas kerjasama yang baik selama ini kepada Gubernur,
Bupati, Walikota, serta Pengurus DEKOPIN, DEKOPINWIL dan
DEKOPINDA, beserta Tokoh Masyarakat dan Dunia Usaha di seluruh
Indonesia yang telah menyelenggarakan Peringatan Hari Koperasi ke
62 ini dengan penuh khidmat.
Mengakhiri sambutan ini, saya sampaikan “Dirgahayu Koperasi
Indonesia”.
Demikian sambutan saya, semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi
usaha kita dalam memberdayakan dan mengembangkan koperasi
demi terwujudnya kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Amin ya
robbal alamin.
Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thoriq,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Menteri Negara

Suryadharma Ali

Anda mungkin juga menyukai