Bab Iii
Bab Iii
id 36
digilib.uns.ac.id
BAB III
commit to user
library.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
Sumber: disperinaker.klatenkab.go.id
B. Hasil Penelitian
1. Peran Mediator Dinas Perindustrian Dan Tenaga Kerja Kabupaten
Klaten Dalam Memberikan Perlindungan Bagi Pekerja yang Terkena
Pemutusan Hubungan Kerja Pada Masa Pandemi COVID-19
Pengumpulan data dan informasi mengenai perlindungan hak
pekerja akibat Pemutusan Hubungan Kerja oleh Dinas Perindustrian dan
Tenaga Kerja Kabupaten Klaten pada masa pandemi COVID-19 dilakukan
dengan mengadakan wawancara bersama Bapak Asfan Harahap, S.Sos
selaku mediator Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten.
commit to user
library.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
C. Pembahasan
1. Analisis Peran Mediator Dinas Perindustrian Dan Tenaga Kerja
Kabupaten Klaten Dalam Memberikan Perlindungan Bagi Pekerja
yang Terkena Pemutusan Hubungan Kerja Pada Masa Pandemi
COVID-19
Pengakuan Negara Indonesia atas adanya hak setiap warga negara
untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak sesuai dengan
amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pasal 27 ayat (2). Sehingga dapat diartikan bahwa Negara dalam hal
memberikan perlindungan hak atas upah untuk mencapai penghidupan
yang layak merupakan bentuk dari pengakuan Hak Asasi Manusia. Hal
tersebut telah sesuai dengan teori Perlindungan hukum menurut Philipus
M. Hadjon, yaitu perlindungan terhadap harkat dan martabat, serta
pengakuan terhadap hak asasi manusia yang diikuti oleh subyek hukum
dalam Negara hukum, berdasarkan ketentuan hukum dari kesewenangan
(Philipus M. Hadjon, 1987: 105).
Perlindungan hukum terhadap pekerja merupakan upaya yang
dilakukan untuk memberikan perlindungan kepada pekerja supaya
mendapatkan hak-haknya dan mencegah terjadinya pelanggaran yang
dilakukan oleh pengusaha yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan. Tujuan diberikannya perlindungan hukum terhadap pekerja
yaitu untuk menjamin berlangsungnya hubungan kerja yang harmonis
tanpa disertai tekanan dari pihak yang kuat kepada pihak yang lemah.
commit to
Selain itu perlindungan hukum user pekerja juga bertujuan untuk
terhadap
library.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id
Kerja Kabupaten Klaten tidak sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 4 ayat
(3) dan (4) karena tidak menawarkan penyelesaian melalui konsiliasi atau
melalui arbitrase melainkan langsung melanjutkan pada proses
pemanggilan para pihak.
oleh para pihak yang berselisih dan disaksikan oleh mediator. Sedangkan
untuk hasil mediasi yang tidak mencapai kesepakatan bersama, mediator
mengeluarkan surat anjuran secara tertulis kepada para pihak dan anjuran
tersebut harus dijawab oleh para pihak dalam waktu selambat-lambatnya
10 (sepuluh) hari kerja. Apabila para pihak tidak menjawab surat anjuran,
maka para pihak dianggap menolak anjuran tersebut. Kemudian mediator
mencatatkan hasil mediasi dalam buku perselisihan yang berisi
perselisihan PHK tidak dapat diselesaikan melalui mediasi serta yang
berhasil mencapai Persetujuan Bersama sebagai arsip di Dinas
Perindustrian dan Tenaga Kerja dan tidak didaftarkan di Pengadilan
Hubungan Industrial sehinga ketentuan Pasal 13 UU PPHI tidak
sepenuhnya terlaksana. Karena dalam Pasal 13 ayat (1) disebutkan bahwa
Perjanjian Bersama yang sudah disepakati didaftarkan di Pengadilan
Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah hukum pihak-
pihak mengadakan Perjanjian Bersama untuk mendapatkan akta bukti
pendaftaran.
f. masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 (enam)
tahun, 6 (enam) bulan upah;
g. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh)
tahun, 7 (tujuh) bulan upah.
h. masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8
(delapan) tahun, 8 (delapan) bulan upah;
i. masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan
upah.
Mengenai uang penghargaan masa kerja yang diatur dalam Pasal
156 ayat (3) sebagai berikut:
a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam)
tahun, 2 (dua) bulan upah;
b. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9
(sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan upah;
c. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12
(dua belas) tahun, 4 (empat) bulan upah;
d. masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15
(lima belas) tahun, 5 (lima) bulan upah;
e. masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18
(delapan belas) tahun, 6 (enam) bulan upah;
f. masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari
21 (dua puluh satu) tahun, 7 (tujuh) bulan upah;
g. masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang
dari 24 (dua puluh empat) tahun, 8 (delapan) bulan upah;
h. masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih, 10 (sepuluh )
bulan upah.
Mengenai uang penggantian hak yang diatur dalam Pasal 156 ayat
(4) sebagai berikut:
a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya
ketempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja;
c. penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan
ditetapkan 15% (lima belas perseratus) dari uang pesangon
dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi
syarat;
d. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
commit to user
library.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id
commit to user