Disusun Oleh :
Kelompok 3
Mahrijan R.Nalia
Andini
Maisyah
Fadlima
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Daftar pustaka
BAB l
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta kecerdasan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. pendidikan juga adalah
satu usaha mengatur pengetahuan untuk menambahkan lagi pengetahuan yang semulan
tidak tahu menjadi tahu. Potensi adalah kemampuan, kesanggupan, daya yang menjadi
modal bagi manusia tersebut agar kelak siap mandiri dalam menjalani kehidupan di
lingkungan di mana dia berada. Anak manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang dapat
dididik , makhluk yang harus dididik dan makhluk yang dapat mendidik .
2.Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah yang coba kami rumuskan adalah sebagai berikut:
1. Mengapa pendidikan hanya untuk manusia?
2. Mengapa anak manusia perlu mendapat bantuan?
3. Apa dasar dan ajaran pendidikan itu sendiri?
3.Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini terdapat beberapa tujuan, yaitu:
1 .Memberikan gambaran tentang kedudukan kita sebagai mahluk berpendidikan dalam hal
ini kita sebagai makhluk yang harus dididik (Animal Educandum).
2.Dengan mengetahui pentingnya hal-hal tersebut semoga para mahasiswa calon tenaga
pendidikan dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan mendatang.
3.Tak dipungkiri, pembuatan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pedagogik.
BAB ll
PEMBAHASAN
c. Manusia memiliki kesadaran diri,dapat menyadari sifat-sifat yang ada pada dirinya,
manusia dapat mengadakan introspeksi.
f. Manusia dapat menyadari nilai-nilai (etika maupun estetika) dan dapat berbuat sesuai nilai-
nilai trsebut,dan memiliki kata hati.
Ciri-ciri tersebut diatas sama sekali tidak dimiliki oleh hewan, yang dengan cirri-ciri itu lah
manusia dapat dididik,dapat memperbaiki perilakunya, dalam bentuk suatu pribadi yang
utuh.
Sehingga dalam hal ini,jelas bahwasanya hewan tidak dapat dididik dan tidak
memungkinkan untuk menerima pendidikan, sehingga tidak mungkin dapat dilibatkan
dalam proses pendidikan karena hewan seperti yang sudah dijelaskan bahwa hewan hanya
memiliki insting namun tidak memiliki akal.Hanya manusialah yang dapat dan
memungkinkan menerima pendidikan,karena manusia memiliki dilengkapi dengan akal.
b. Manusia lahir tidak langsung dewasa,untuk sampai pada kedewasaan itu sendiri
memerlukan proses yang panjang dan waktu yang lama. Dalam mengarungi
kehidupan dewasa,manusia perlu dipersiapkan.Bekal tersebut dapat diperoleh
dengan pendidikan.
c. Manusia (anak didik) hakikatnya adalah makhluk sosial, ia hidup bersama dengan
sesamanya ini akan terjadi hubungan pengaruh timbal balik dimana setiap individu
akan menerima pengaruh dari individu yang lainnya.Sebab itu,maka sosialitas
mengimplikasikan bahwa manusia akan perlu dididik.
Manusia merupakan makhluk yang dapat dididik,memungkinkan untuk
memperoleh pendidikan.Manusia merupakan makhluk yang harus dididik,karena
manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya,lahir tidak langsung dewasa.Manusia
adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan sesamanya.
a. Faktor Keturunan
Anak memiliki warisan sifat-sifat bawaan yang berasal dari kedua orang tuanya,
merupakan potensi tertentu yang sudah terbentuk dan sukar diubah. Menurut H.C.
Witherington dalam Abu Ahmadi (2001). Hereditas adalah proses penurunan sifaf-sifat
atau ciri-ciri tertentu, dari satu generasi kegenerasi lain dengan perantaraan sel benih.Pada
dasarnya yang diturunkan itu adalah struktur tubuh,jadi apa yang diturunkan orang tua
kepada anak-anaknya berdasar perpaduan gen-gen yang pada umumnya hanya mencakup
sifat atau ciri-ciri atau sifat orang tua yang diperoleh dari lingkungan atau hasil belajar dari
lingkungan.
b. Faktor Lingkungan
Lingkungan disekitar manusia dapat digolongkan kepada dua jenis, yaitu lingkungan biotik
dan lingkungan abiotik.Lingkungan abiotik adalah lingkungan makhluk tidak bernyawa
seperti abtu,air,hujan,tanah dan musim.Itu semua dapat mempengaruhi kehidupan
mansuia.Lingkungan biotik adalah lingkungan makhluk hidup bernyawa terdiri dari tiga
jenis yaitu lingkungan nabati,lingkungan hewani, dan lingkungan manusia(sosial, budaya
dan spiritual).Lingkungan sosial meliputi bentuk hubungan sikap atau tingkah laku
manusia.Lingkungan budaya meliputi adat istiadat, bahasa,norma-norma dan peraturan
yang berlaku.Lingkungan spiritual meliputi agama dan keyakinan.
c. Faktor Diri
Guru harus memahami faktor diri yang merupakan faktor kejiwaan kehidupan seorang
anak.Faktor-faktor ini dapat berupa emosi,motivasi, integrasi,sikap dan
sebagainya.Beberapa ciri perkembangan kejiwaan anak SD dikemukakan oleh Abu Ahmadi
(2001) sebagai berikut:
1. Pertumbuhan fisik dan motorik maju pesat
2. Aliran-aliran Pendidikan
2) Empirisme:Tokoh aliran empirisme antara lain John Locke dan J.B. Watson. Mereka
berasumsi bahwa setiap anak dilahirkan ke dunia dalam keadaan bersih ibarat papan tulis
yang belum ditulisi. Mereka tidak percaya kepada faktor bakat atau potensi yang
merupakan turunan atau hereditas sebagai penentu perkembangan individu (anak didik).
3) Konvergensi:Tokoh aliran ini antaralain, William Stern. Penganut aliran ini berasumsi
bahwa perkembanga individu ditentukan baik oleh faktor bakat/potensi yang merupakan
turunan maupun oleh faktor lingkungan/pengalaman. Implikasi teor ini terhadap
pendidikan yakni, bahwa perkembangan anak didik mendapat pengaruh baik dari bakat
bawaan maupun dari lingkungan, termasuk dari pendidik
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Manusia sejak lahir telah dibekali dengan sejumlah potensi. Potensi adalah kemampuan,
kesanggupan, daya yang menjadi modal bagi manusia tersebut agar kelak siap mandiri
dalam menjalani kehidupan di lingkungan di mana dia berada.M.J. Langeveld yang
memandang manusia sebagai 'animal educandum' yang mengandung makna bahwa
manusia merupakan mahkluk yang perlu atau harus dididik. Manusia merupakan makhluk
yang perlu di didik,karena manusia pada saat dilahirkan kondisinya sangat tidak berdaya
sama sekali.Seorang bayi yang baru dilahirkan, berada dalam kondisi yang sangat
memerlukan bantuan,ia memiliki ketergantungan yang sangat besar. Padahal nanti kelak
kemudian hari apabila ia telah dewasa akan mempunyai tugas yang besar yakni sebagai
khalifah dimuka bumi.Kondisi seperti ini jelas sangat memerlukan bantuan dari orang
yang ada disekitarnya.Bantuan yang diberikan itulah awal kegiatan pendidikan. Sesuai
dengan tugas yang akan diembannya nanti dikemudian hari, dibalik ketidakberdayaan
atau ketergantungan yang lebih dari binatang.Hanya kemampuan-kemampuan tersebut
masih tersembunyi, masih merupakan potensi-potensi yang perlu dikembangkan.
Disinilah perlunya pendidikan dalam rangka mengaktualisasikan potensi-potensi tersebut,
sehingga menjadi kemampuan nyata. Dengan bekal berbagai potensi itulah manusia
dipandang sebagai mahkluk yang dapat di didik.Bertolak dari pandangan tersebut,secara
implicit terlihat pula bahwa tidak mungkin manusia dipandang sebagai mahkluk yang
harus di didik,apabila manusia bukan mahkluk yang dapat di didik.
DAFTAR PUSTAKA