Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MANUSIA SEBAGAI ANIMAL/HOMO EDUCANDUM


Dosen Pengampuh Mata Kuliah Nurun Nabila Safitri,S.Pd.I.,M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Mahrijan R.Nalia

Andini

Maisyah

Fadlima

PROGRAM STUDI PENGANTAR PEDAGOGIK


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI DATOKARAMA PALU
KATA PENGANTAR
ِ‫الرحِ ي ِْم‬
َّ ‫ن‬ِِ ‫الرحْ َم‬
َّ ِِ‫ــــــــــــــــــم للا‬
ِِ ‫س‬
ْ ِ‫ب‬
Assalamualaikum wr.wb
Pujiِsyukurِkamiِpanjatkanِkehadiratِallahِsubhanahuِwaِta’alaِyangِ
telah melimpahkan begitu banyak nikmat, yang diantaranya nikmat
kesempatan sehingga dengan pertolongannya kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam tidak lupa kita panjatkan
kepada baginda tercinta kita yaitu nabi muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafaat nya di akhirat nanti.
Makalah ini kami buat dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah
pengantar pedagogik
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pendidikan hanya untuk manusia


B. Anak manusia dalam kondisi perlu bantuan
C. Dasar dan ajar

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Daftar pustaka
BAB l
PENDAHULUAN

1.Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta kecerdasan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. pendidikan juga adalah
satu usaha mengatur pengetahuan untuk menambahkan lagi pengetahuan yang semulan
tidak tahu menjadi tahu. Potensi adalah kemampuan, kesanggupan, daya yang menjadi
modal bagi manusia tersebut agar kelak siap mandiri dalam menjalani kehidupan di
lingkungan di mana dia berada. Anak manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang dapat
dididik , makhluk yang harus dididik dan makhluk yang dapat mendidik .

2.Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah yang coba kami rumuskan adalah sebagai berikut:
1. Mengapa pendidikan hanya untuk manusia?
2. Mengapa anak manusia perlu mendapat bantuan?
3. Apa dasar dan ajaran pendidikan itu sendiri?

3.Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini terdapat beberapa tujuan, yaitu:
1 .Memberikan gambaran tentang kedudukan kita sebagai mahluk berpendidikan dalam hal
ini kita sebagai makhluk yang harus dididik (Animal Educandum).
2.Dengan mengetahui pentingnya hal-hal tersebut semoga para mahasiswa calon tenaga
pendidikan dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan mendatang.
3.Tak dipungkiri, pembuatan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pedagogik.
BAB ll
PEMBAHASAN

A.Pendidikan hanya untuk manusia


Manusia sebagai animal educandum, secara bahasa berarti bahwa manusia merupakan
hewan yang dapat dididik dan harus mendapat pendidikan. Dari pengertian tersebut secara
tidak langsung menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara manusia dengan hewan,
ialah manusia dapat dididik dan harus mendapat pendidikan.
1.Manusia dan Hewan
Pada dasarnya hewan berperilaku hanyalah berdasarkan atas insting atau nalurinya.
Hewan tidak dapat membedakan perbuatan baik ataupun buruk,mana perbuatan
bermoral maupun tidak bermoral.Hewantidak memiliki hati nurani tidak mampu
memiliki nilai-nilai,tidak memiliki perasaan.Hewan tidak akan memiliki perasaan,
bagaimana pun manusia berusaha menyampaikannya pada hewan tersebut.

Beberapa ekor hewan mungkin dapat dilatih untuk mengenal tanda-tanda(signal-


signal)tertentu,sehingga tanda-tanda tersebut dapat dikenali oleh hewan dengan
hasil berupa gerakan-gerakan mereka.Namun,gerakan-gerakan tersebut hanyalah
gerakan yang terjadi mekanis,secara otomatis saja.Kita tidak dapat menyimpulkan
bahwa gerakan tersebut merupakan hasil berpikir dari hewan tersebut.Hasil berpikir
secara intelektual melibatkan simbol-simbol.Hewan dapat dilatih mengenal tanda-
tanda melalui latihan secara terus-menerus,tetapi hewan tidak akan memahami
simbol-simbol,seperti bahasa.Berbeda dengan manusia yang berkemampuan
berkomunikasi melalui simbol-simbol.Manusia dengan hewan memiliki beberapa
persamaan dalam struktur fisik dan perilakunya.Secara fisik,manusia dan hewan,
khususnya hewan menyusui dan bertulang belakang,memiliki perlengkapan
prinsipal tidak terbatas perbedaan.

Pendidikan pada hakikatnya akan berusaha untuk mengubah perilaku.Teteapi perilaku


mana yang dapat terjangkau oleh pendidikan, karena hewan pun adalh makhluk yang
berperilaku. Dalam hal ini Prof.Khonstam mengemukakan beberapa jenis perilaku dari
berbagai makhluk sebagai berikut.

1) Anorganis,yaitu suatu gerakan yang terjadi pada benda-benda mati,tidak bernyawa.


Gerakan ini ditentukan atau tergantung kepada hukum kausal (sebab-akibat).manusia
dilempar dari gudung bertingkat tiga misalnya, ia akan jatuh kebawah, sama halnya seperti
kita melempar batu (benda mati).Hal iini terjadi karena adanya gaya tarik bumi.

2) Organis/nabati,yaitu yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan.Manusia dan hewan sama-sama


memiliki perilaku ini, manusia maupun hewan bernapas,tumbuhan juga bernapas.Dalam
tubuh hewan dan tumbuhan terjadi peredaran zat-zat maanan,seperti halnya juga terjadi
pada tumbuh-tunbuhan.gerakan ini terjadi secara otomatis tidak perlu dipelajari.Setiap
makhluk hidup dengan sendirinya memiliki gerakan nabati ini.

3) Hewani,perilaku ini lebih tinggi derajatnyadari perilaku nabati.Perilaku ini bersifat


inspiratif (seperti insting lapar,insting seks,insting berkelahi),dapat diperbaiki sampai taraf
tertentu,dan dapat memiliki kesadaran indra,di mana manusia an hewan dapat mengamati
lingkungan karena memiliki alat indra.

4) Manusiawi,meripakan perilaku yang hanay terdapat pada manusia.Adapun perilaku ciri-


ciri ini adalah:

a. Manusia berkemampuan untuk menguasai hawa nafsu.

b. Manusia memiliki kesadaran intelektual,ia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan


teknologi,ejadikan manusia makhluk berbudaya.

c. Manusia memiliki kesadaran diri,dapat menyadari sifat-sifat yang ada pada dirinya,
manusia dapat mengadakan introspeksi.

d. Manusia adalah makhlluk sosial,membutuhkan orang lain untuk hidupbersama-sama,


berorganisasi dan bernegara.

e. Manusia memiliki bahasa simbolis,baik tertulis maupun secara lisan.

f. Manusia dapat menyadari nilai-nilai (etika maupun estetika) dan dapat berbuat sesuai nilai-
nilai trsebut,dan memiliki kata hati.

Ciri-ciri tersebut diatas sama sekali tidak dimiliki oleh hewan, yang dengan cirri-ciri itu lah
manusia dapat dididik,dapat memperbaiki perilakunya, dalam bentuk suatu pribadi yang
utuh.

5) Mutlak,dimana manusia dapat berkomunikasi dengan Maha pencipta.Manusia dapat


menghayati mkehidupan beragama, yang merupakan nilai yang paling tinggi dalam
kehidupan manusia.Dari segi pendidikan,lapisan perilaku yang menjadi garapan
pendidikan ialah lapisan manusiawi dan lapisan mutlak.Lapisan manusiawi sebagian besar
menyangkut dimensi kejiwaan dan psikis,sedangkan lapisan mutlak menyangkut
kehidupan spiritual.Dimensi kejiwaan meliputi aspek kognitif, afektif atau emosional serta
aspek psikomotoris.

Sehingga dalam hal ini,jelas bahwasanya hewan tidak dapat dididik dan tidak
memungkinkan untuk menerima pendidikan, sehingga tidak mungkin dapat dilibatkan
dalam proses pendidikan karena hewan seperti yang sudah dijelaskan bahwa hewan hanya
memiliki insting namun tidak memiliki akal.Hanya manusialah yang dapat dan
memungkinkan menerima pendidikan,karena manusia memiliki dilengkapi dengan akal.

2.Mengapa Manusia Harus Dididik

Beberapa asumsi yang memungkinkan manusia harus dididik dan memperoleh


pendidikan,yaitu:

a. Manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya.Manusia begitu lahir ke dunia,


perlu mendapatkan uluran orang lain(ibu dan ayah)untuk dapat melangsungkan
hidup dan kehidupannya.

b. Manusia lahir tidak langsung dewasa,untuk sampai pada kedewasaan itu sendiri
memerlukan proses yang panjang dan waktu yang lama. Dalam mengarungi
kehidupan dewasa,manusia perlu dipersiapkan.Bekal tersebut dapat diperoleh
dengan pendidikan.

c. Manusia (anak didik) hakikatnya adalah makhluk sosial, ia hidup bersama dengan
sesamanya ini akan terjadi hubungan pengaruh timbal balik dimana setiap individu
akan menerima pengaruh dari individu yang lainnya.Sebab itu,maka sosialitas
mengimplikasikan bahwa manusia akan perlu dididik.
Manusia merupakan makhluk yang dapat dididik,memungkinkan untuk
memperoleh pendidikan.Manusia merupakan makhluk yang harus dididik,karena
manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya,lahir tidak langsung dewasa.Manusia
adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan sesamanya.

3.Manusia sebagai Makhluk yang Dapat Dididik

Manusia belum selesai menjadi manusia,ia dibebani keharusan untuk menjadi


manusia,tetapi ia tidak dengan sendirinya menjadi manusia,untuk menjadi manusia ia perlu
dididik dan mendidik diri.”Manusia dapat menjadi manusia hanya melalui
pendidikan”,demikian kesimpulan Immanuel Kant dalam teori pendidikannya (Henderson,
1959).Peryataan tersebut sejalan dengan hasil studi M.J. Langeveld yang memberikan
identitas kepada manusia dengan sebutan”animal Educandum” atau hewan yang perlu
didik dan mendidik diri (M.J.Langeveld, 1980)N. Drijakarya S.J. (1986) menyatakan
bahwa manusia mempunyai atau berupa dinamika (manusia sebagai dinamika),artinya
manusia tidak pernah berhenti selalu dalam keaktifan, baik dalam aspek fisiologik maupun
spiritualnya.Dinamika mempunyai arah horisontal (ke arah sesama dan dunia) maupun
kearah transedental (kearah Yang Mutlak).Karena itu dinamika manusia mengimplikasikan
bahwa ia akan dapat dididik.Manusia(anak didik)hakikatnya adalah makhluk sosial,ia
hidup bersama dengan sesamanya ini akan terjadi hubungan pengaruh timbal balik dimana
setiap individu akan menerima pengaruh dari individu yang lainnya.Sebab itu,maka
sosialitas mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik.
Ada 4 prinsip antropologis yang melandasi kemungkinan manusia akan dapat dididik,
yaitu :
1. Prinsip Potensialitas
2. Prinsip Dinamika
3. Prinsip Individualitas
4. Prinsip Sosialitas
2.Anak manusia dalam kondisi perlu bantuan
Dalam perjalanan hidupnya, anak manusia masih harus belajar untuk ”hidup”,adapun hal
tersebut mengimplikasikan adanya ketergantungan dan perlunya anak memperolah bantuan
dari orang dewasa.Bagi anak manusia,insting,nafsu,dan semua potensi itu belum
mencukupi untuk dapat langsung menjalani dan mengahadapi kehidupan serta untuk dapat
mengatasi semua masalah dan tantangan dalam hidupnya.Untuk dapa mewujudkan semua
potensinya itu,anak manusia mempunyai ketergantungan kepada orang dewasa.

1.Manusia Lahir Tidak Berdaya

a. Manusia memiliki Kelebihan

b. Manusia belum belum dapat menolong dirinya sendiri.

c. Manusia dilahirkan dalam lingkungan manusiawi.

2. Dunia Manusia sebagai Dunia Terbuka

a. Manusia belum siap menghadapi kehidupan

b. Manusia sebagai makhluk yang dididik


3.Dasar dan Ajar

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Manusia

Anak manusia sejak dilahirkan berkembang terus hingga mati.Perkembangan anak


manusia itu meliputi perkembangan fisik dan psikis,berlangsung secara teratur dan terarah
menuju kedewasaannya. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
anak, adalah sebagai berikut:

a. Faktor Keturunan
Anak memiliki warisan sifat-sifat bawaan yang berasal dari kedua orang tuanya,
merupakan potensi tertentu yang sudah terbentuk dan sukar diubah. Menurut H.C.
Witherington dalam Abu Ahmadi (2001). Hereditas adalah proses penurunan sifaf-sifat
atau ciri-ciri tertentu, dari satu generasi kegenerasi lain dengan perantaraan sel benih.Pada
dasarnya yang diturunkan itu adalah struktur tubuh,jadi apa yang diturunkan orang tua
kepada anak-anaknya berdasar perpaduan gen-gen yang pada umumnya hanya mencakup
sifat atau ciri-ciri atau sifat orang tua yang diperoleh dari lingkungan atau hasil belajar dari
lingkungan.

b. Faktor Lingkungan

Lingkungan disekitar manusia dapat digolongkan kepada dua jenis, yaitu lingkungan biotik
dan lingkungan abiotik.Lingkungan abiotik adalah lingkungan makhluk tidak bernyawa
seperti abtu,air,hujan,tanah dan musim.Itu semua dapat mempengaruhi kehidupan
mansuia.Lingkungan biotik adalah lingkungan makhluk hidup bernyawa terdiri dari tiga
jenis yaitu lingkungan nabati,lingkungan hewani, dan lingkungan manusia(sosial, budaya
dan spiritual).Lingkungan sosial meliputi bentuk hubungan sikap atau tingkah laku
manusia.Lingkungan budaya meliputi adat istiadat, bahasa,norma-norma dan peraturan
yang berlaku.Lingkungan spiritual meliputi agama dan keyakinan.

c. Faktor Diri
Guru harus memahami faktor diri yang merupakan faktor kejiwaan kehidupan seorang
anak.Faktor-faktor ini dapat berupa emosi,motivasi, integrasi,sikap dan
sebagainya.Beberapa ciri perkembangan kejiwaan anak SD dikemukakan oleh Abu Ahmadi
(2001) sebagai berikut:
1. Pertumbuhan fisik dan motorik maju pesat

2. Kehidupan sosial diperkaya dengan kemampuan bekerjasama dan bersaing dalam


kehidupan kelompok

3. Mempunyai kemampuan memahami sebab akibat

2. Aliran-aliran Pendidikan

Pembawaan/dasar (nature) atau pendidikan/ajar memiliki 3 aliran pokok, yaitu:

1) Nativisme:Tokoh aliran nativisme adalah Schoupenhauer. Penganut teori ini berasumsi


bahwa setiap individu (anak) dilahirkan kedunia dengan mmbawa bakat atau potensi yang
merupakan faktor turunan yang berasal dari orang tuanya. Bakat atau potensi ini diyakini
menjadi faktor penentu perkembangan individu selanjutnya setelah ia dilahirkan. Teori ini
dikenal sebagai teori yang pesimistik terhadap peranan ajar/pendidikan (nature).

2) Empirisme:Tokoh aliran empirisme antara lain John Locke dan J.B. Watson. Mereka
berasumsi bahwa setiap anak dilahirkan ke dunia dalam keadaan bersih ibarat papan tulis
yang belum ditulisi. Mereka tidak percaya kepada faktor bakat atau potensi yang
merupakan turunan atau hereditas sebagai penentu perkembangan individu (anak didik).

Implikasi teori empirisme terhadap pendidikan yakni memberikan kemungkinan


sepenuhnya bagi pendidik (pendidikan/ajar/nurture) untuk dapat membentuk kepribadian
anak didik, tanggung jawab pendidikan sepenuhnya ada di pihak pendidik

3) Konvergensi:Tokoh aliran ini antaralain, William Stern. Penganut aliran ini berasumsi
bahwa perkembanga individu ditentukan baik oleh faktor bakat/potensi yang merupakan
turunan maupun oleh faktor lingkungan/pengalaman. Implikasi teor ini terhadap
pendidikan yakni, bahwa perkembangan anak didik mendapat pengaruh baik dari bakat
bawaan maupun dari lingkungan, termasuk dari pendidik
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
Manusia sejak lahir telah dibekali dengan sejumlah potensi. Potensi adalah kemampuan,
kesanggupan, daya yang menjadi modal bagi manusia tersebut agar kelak siap mandiri
dalam menjalani kehidupan di lingkungan di mana dia berada.M.J. Langeveld yang
memandang manusia sebagai 'animal educandum' yang mengandung makna bahwa
manusia merupakan mahkluk yang perlu atau harus dididik. Manusia merupakan makhluk
yang perlu di didik,karena manusia pada saat dilahirkan kondisinya sangat tidak berdaya
sama sekali.Seorang bayi yang baru dilahirkan, berada dalam kondisi yang sangat
memerlukan bantuan,ia memiliki ketergantungan yang sangat besar. Padahal nanti kelak
kemudian hari apabila ia telah dewasa akan mempunyai tugas yang besar yakni sebagai
khalifah dimuka bumi.Kondisi seperti ini jelas sangat memerlukan bantuan dari orang
yang ada disekitarnya.Bantuan yang diberikan itulah awal kegiatan pendidikan. Sesuai
dengan tugas yang akan diembannya nanti dikemudian hari, dibalik ketidakberdayaan
atau ketergantungan yang lebih dari binatang.Hanya kemampuan-kemampuan tersebut
masih tersembunyi, masih merupakan potensi-potensi yang perlu dikembangkan.
Disinilah perlunya pendidikan dalam rangka mengaktualisasikan potensi-potensi tersebut,
sehingga menjadi kemampuan nyata. Dengan bekal berbagai potensi itulah manusia
dipandang sebagai mahkluk yang dapat di didik.Bertolak dari pandangan tersebut,secara
implicit terlihat pula bahwa tidak mungkin manusia dipandang sebagai mahkluk yang
harus di didik,apabila manusia bukan mahkluk yang dapat di didik.

DAFTAR PUSTAKA

Sadulloh Uyoh. 2014. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung. Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai