Anda di halaman 1dari 8

SINOPSIS

Rara, gadis lugu yang tak banyak bicara persis


lukisan kelabu yang nyaris tanpa warna. Saat perlakuan
tak manusiawi yang ia dapati dari pamannya, ibunya tak
hadir untuk membelanya. Hingga ia merasa muak dengan
perlakuan tersebut dan memilih untuk meninggalkan
keluarganya yang masih bisa tersenyum dengan kejadian
yang menimpa Rara.
Rara, gadis rapuh yang menata kembali dunianya yang
tak ia izinkan hancur begitu saja tanpa peran siapapun
termasuk keluarganya. Kesialan yang bertubi dan mencoba
sebisa yang ia mampu, apa masih pantaskan ini disebut
hidup?!

TREATMENT
SEQ.1 (OPENING)
SCENE - 1
Sore hari sepulang kuliah, Rara menaiki angkot
untuk sampai ke rumahnya.
SCENE - 2
Sesampainya di rumah, Rara membersihkan diri lalu
merebahkan badan di kasurnya.
SCENE - 3
Mengulang kembali rentetan kegiatannya hari itu
dengan tatapan kosong menghadap langit-langit kamarnya.
SCENE - 4
Tanpa sadar, kantuk pun menghampiri Rara yang cukup
lelah dengan kegiatannya hari itu.
SCENE - 5
Om Aryo datang memasuki rumah yang Rara tempati,
untuk menemui istrinya yang berada di dapur bersama
iparnya.
SEQ.2
SCENE - 1
Berjalan memasuki rumah, tak sengaja om Aryo
melirik ke kamar Rara yang tidak tertutup rapat.
Mendapati Rara yang sedang tidur di kasurnya.
SCENE - 2
Muncul niat buruk dalam dirinya, pelan-pelan ia pun
melangkahkan kakinya memasuki kamar Rara.
SCENE - 3
Saat sudah berada dalam kamar Rara, om Aryo
mengamati setiap centi tubuh Rara yang terbaring di
kasurnya.
SCENE - 4
Perlahan om Aryo menyalurkan niat buruknya tersebut
dengan seringai tipis dari bibirnya.
SCENE - 5
Sembari melakukan aksi bejat tersebut, Rara pun
menyadari ada yang aneh pada tubuhnya. Rara pun perlahan
membuka matanya dan mendapati tangan om Aryo sudah berada
dibalik roknya.
SCENE - 6
Rara terkejut dan tak dapat bergeming ketika hal
itu ia dapati pada dirinya, tak sanggup melawan atau
berteriak karena dibungkam oleh om Aryo dengan isyarat
tangan di mulutnya.
SCENE - 7
Rara menangis tanpa suara, sementara om Aryo
tersenyum dan masih tetap melakukan aksi bejatnya.
SCENE - 8
Berusaha melawan sekuat tenaganya, Rara pun semakin
terisak dan mulai menepis perlakuan om Aryo kepadanya.
SCENE - 9
Takut aksi bejatnya diketahui istri dan iparnya, om
Aryo menghentikan aksi bejat itu terhadap Rara.
SCENE - 10
Dengan senyum tipis khasnya, om Aryo keluar dari
kamar dan meninggalkan Rara dalam keadaan yang masih
terisak juga syok.
SEQ.3
SCENE - 1
Om Aryo berjalan ke arah dapur untuk menuntaskan
niat awalnya datang ke rumah itu. Mendapati istri dan
iparnya berbincang sembari memasak makan malam mereka.
Lalu ia duduk di kursi meja makan.
SCENE - 2
Setelah om Aryo meninggalkan kamarnya, Rara
menangis histeris, menyadari kejadian yang baru
menimpanya.
SCENE - 3
Setelah tante Rita dan ibu Rara selesai memasak,
mereka bertiga pun makan malam bersama tanpa Rara, karena
mengira masih tertidur lelap di kamarnya.
SCENE - 4
Selesai makan dan membereskan piring kotor, tante
Rita dan om Aryo pun pamit pulang kepada ibu Rara.
SCENE - 5
Dari dalam kamar, Rara mendengar dengan samar tante
dan omnya berpamitan pulang, tak lama mendengar suara
mobil yang jauh meninggalkan rumahnya. Rara berbenah
diri berniat untuk memberitahu ibunya.
SEQ.4
SCENE - 1
Rara keluar kamar menghampiri ibunya yang kini duduk di
ruang tengah sembari bermain Handphone.
SCENE - 2
Melihat Rara keluar dari kamar dengan mata sembab, ibunya
sedikit kebingungan dengan apa yang terjadi pada
anaknya. Ami, ibu Rara bertanya apa yang terjadi pada
Rara.
SCENE - 3
Mendapati pertanyaan itu, dengan suara bergetar dan
masih ketakutan Rara menyampaikan apa yang sudah terjadi
pada dirinya. Jawaban yang Rara berikan itu membuat
ibunya semakin kebingungan
SCENE - 4
Namun kebingungan itu berbanding terbalik dengan jawaban
yang ibunya berikan, ibunya menyangkal hal itu tidak
mungkin terjadi dan malah menuduh Rara berbohong dengan
apa yang ia ceritakan.
SCENE - 5
Rara menyangkal bahwa itu adalah kebohongan, Rara
menangis mendapati ibunya menuduh ia berbohong.
Perdebatan yang terjadi terasa sia-sia. Rara pun pergi
ke dapur meninggalkan ibunya yang emosi terhadap
kejadian yang anaknya ceritakan.
SCENE - 6
Rara mengambil segelas air putih menyadari
tenggorokannya kering sedari kejadian menjijikkan itu
hingga berdebat dengan ibunya.
SCENE - 7
Duduk menegak air putih hingga habis, Rara diam tak
bergeming namun kepalanya berisik mengingat kembali
kejadian yang menimpa dirinya hari ini. Tanpa sadar air
matanya mengalir membasahi pipinya yang pucat, Rara pun
menyeka air matanya dengan kasar.
SCENE - 8
Tak bisa membendung tangisnya, Rara pun terisak di dapur
mendapati fakta bahwa dirinya sudah tidak ada harga
dirinya karena sering dilecehkan oleh om Aryo.
SCENE - 9
Tak ingin ibunya menghampirinya yang terisak di dapur,
Rara memutuskan kembali ke kamar dengan berjalan tergesa
sembari menyeka pipinya.
SCENE - 10
Menutup pintu dengan kasar lalu menguncinya, Rara pun
menghempaskan badannya ke kasur dan bersembunyi di balik
selimutnya.
SEQ.5
SCENE - 1
Rara terbangun dengan suasana berbeda, suasana yang
lebih menyenangkan dan bersahabat dari kehidupannya yang
lalu.
SCENE - 2
Rara bergegas bersiap-siap untuk pergi, menyiapkan
keperluannya di hari itu. Memakan sepotong roti untuk
mengganjal perutnya.
SCENE - 3
Berjalan dengan semilir angin menerpa lembut
kulitnya, Rara tersenyum bahagia dengan kehidupannya
kini yang. Kehidupan yang sudah lama ia dambakan.
SCENE - 4
Putaran memori mengerikan masa lalunya kini tak
lagi menjadi benalu di hidupnya, Rara sudah berdamai dan
terbiasa dengan masa lalu yang menjadi bagian dari
hidupnya.
SCENE - 5
Sesampainya di tempat tujuan, Rara bertemu dengan
teman-teman yang menjadi bagian indah hidupnya kini.
Senyum manis kini tak hilang dari bibir Rara.
SEQ.6
SCENE - 1
Om Aryo yang mendatangi rumah yang kini hanya
ditempati oleh Ami seorang. Melangkahkan kakinya masuk
ke rumah yang tak dikunci itu.
SCENE - 2
Mendapati Ami sedang duduk di ruang tengah sambil
menonton TV, om Aryo menyapa singkat lalu ikut duduk tak
jauh dari Ami.
SCENE - 3
Ami membalas singkat sapaan om Aryo, lalu
menawarkan apakah dia ingin dibuatkan minum, om Aryo pun
mengangguk tanda setuju. Ami kemudian bergegas menuju
dapur
SCENE - 4
Om Aryo pun tersenyum menyeringai dengan khasnya,
ia pun perlahan bangkit dari duduknya untuk menyusul Ami
yang sedang membuat kopi di dapur.
SCENE - 5
Berjalan pelan hingga Ami yang sedang asik membuat
kopi tidak menyadari keberadaan om Aryo yang kini sudah
tepat di belakangnya.
SCENE - 6
Ami kemudian menyadari om Aryo sudah berada tepat
di belakangnya, karena merasakan deru nafas om Aryo di
tengkuknya.
SCENE - 7
Om Aryo yang tahu Ami menyadari keberadaanya kini
tersenyum menjijikan ke arahnya, tak lama dari itu om
Aryo merangkul pinggang Ami, mengikis jarak di antara
mereka.
SCENE - 8
Ami terkejut namun tak bisa melawan karena
rangkulan Om Aryo yang cukup kuat dan om Aryo semakin
gencar melancarkan aksi bejatnya.

Anda mungkin juga menyukai