Pengadaan Barang/Jasa
Secara umum penjelasan jenis pengadaan barang/jasa atau jasa lainnya adalah sebagai
berikut;
2. Pengadaan Jasa; Dalam pengadaan jasa inilah sering terjadi kerancuan terutama
dalam penentuan apakah pengadaan yang akan dilaksanakan adalah pengadaan jasa
konstruksi atau non konstruksi. Sebelum pengadaan jasa dilaksanakan sebaiknya
panitia sudah menentukan dengan jelas apakah pengadaan ini termasuk pengadaan
jasa konstruksi atau non konstruksi, karena hal ini akan terkait dengan persyaratan
yang harus dipenuhi oleh peserta lelang.
Untuk pengadaan jasa non konstruksi maka acuan yang digunakan adalah aturan yang
dikeluarkan oleh kadin, sehingga bidang dan sub bidang dalam SBU yang menjadi
persyaratan klasifikasi peserta lelang mengacu pada peraturan yang dikeluarkan oleh
kadin. Sebagai contoh: klasifikasi jasa konsultansi non-konstruksi
Untuk pengadaan jasa konstruksi, terdapat dua pembagian besar yaitu jasa konsultansi
konstruksi dan jasa pelaksana konstruksi. Pengadaan jasa konstruksi pada dasar
menginduk kepada UU jasa konstruksi (UU 18/1999) dan (apabila diperlukan) peraturan
menteri PU (Permen PU 43/2007) dan peraturan LPJK (perlem 11.a dan 12.a th. 2006).
Sehingga SBU yang dipersyaratkan dalam pengadaan jasa konstruksi (konsultansi atau
pelaksana) akan berbeda dengan pengadaan jasa non konstruksi, begitu pula persyaratan
lainnya yang mungkin dipersyaratkan dalam pengadaan, seperti tenaga ahli (TA); TA
dalam pengadaan konstruksi apabila berdasar pada permen pu, maka harus memiliki
SKA/SKT yang dikeluarkan oleh LPJK. Sedangkan dalam non konstruksi belum
jelas/ada aturan yang mengharuskan tenaga ahlinya harus bersertifikat, meskipun sudah
banyak badan akreditasi yang menyediakannya.