Anda di halaman 1dari 49

ASPEK HUKUM, TEKNIS DAN ADMINISTRASI

PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI


Jakarta, 19 Juni 2014

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


Curriculum Vitae
1 Nama : SUSANTI LUKMAN, S.H.
2 NIPEG : 7905004 D2
3 Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 08 Oktober 1979
4 PendidikanTerakhir : S1 Hukum - Universitas Andalas Padang
5 Tanggal Pegawai Tetap : 01 Januari 2005ASPEK
6 Jabatan Terakhir : Perencanaan Kontrak
7 Bidang : Pengembangan Sistem Transmisi
8 Unit : PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur
Beban Jawa Bali

PT PLN (PERSERO) KANTOR PUSAT : TAHUN 2006-2014


A. Proyek Percepatan 10.000 MW PLTU 3 Banten
B. PLTU Pembangkit Luar Jawa IV (PLTU 2 Sulut (2 x 25 MW), PLTU Gorontalo (2 x 25 MW),
PLTU Sulteng (2 x 10 MW), PLTU Sulsel (2 x 50 MW)
C. Satuan Pelayanan Hukum Korporat PT PLN (Persero) Kantor Pusat
D. Panitia Pengadaan Barang/Jasa

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI : TAHUN 2014
Perencanaan Kontrak (Bidang Pengembangan Sistem Transmisi)

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


Outline
• Potensi Dispute pada tahapan perencanaan
1
• Peraturan perundangan-undangan terkait pelaksanaan pekerjaan
2 kontruksi

• Pihak-pihak yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi


3

• Proses pra kontrak (CDA)


4

• Kontrak kritis dan penanganannya


5

• Pelaksanaan pekerjaan kontrak konstruksi


6
• Aspek Teknis, Hukum dan Administrasi Yang Harus Mendapat Perhatian
7 Dalam Kontrak Konstruksi

• Aspek Keuangan/Perbankan
8
• Penyimpangan Pada Pekerjaan/Kontrak Konstruksi Dan Aspek
9 Hukumnya

• Aspek hukum terhadap penyimpangan pada proyek konstruksi


10
- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -
1. POTENSI DISPUTE PADA TAHAPAN PERENCANAAN

Mohon tuliskan berdasarkan pengalaman


Bapak/Ibu di Unit masing-masing terkait
potensi dispute yang sering terjadi pada
tahapan perencanaan (minimal 1 contoh)?
(tuliskan pada kertas yang telah disediakan,
lalu kumpulkan ke Narasumber)

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


2. PERATURAN PERUNDANGAN-UNDANGAN TERKAIT
PELAKSANAAN PEKERJAAN KONTRUKSI

A. SUMBER DANA APBN/APBD B. SUMBER DANA APLN

1. PP No 29/2000 1. Permen BUMN Nomor 5/2008  Permen BUMN No 15/2012


2. Perpres No 54 /2010 2. Kepdir PLN No 304/2009  Kepdir PLN No 0596/2013)
3. Perpres No 35/ 2011 3. Kepdir PLN No 305/2010
Perubahan Pertama Perpres No 4. Kepdir PLN No 017/2010  Kepdir PLN No 055/2010
54 /2010 5. Kepdir PLN No 1036/2011
4. Perpres No 70/ 2012 Tentang 6. Kepdir PLN No 222/2012
Perubahan Kedua Perpres No 7. Kepdir PLN No 317/2012
54 /2010

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


Pemerintah selaku owner/bowheer (pemilik pekerjaan/PPK)
(sumber dana APBN/APBD, pinjaman /hibah dari luar negeri
dan kerjasama pemerintah dengan swasta

PT PLN (Persero) selaku owner/bowheer (pemilik


pekerjaan/pengguna barang/jasa) (sumber dana APLN, dan
kerjasama PLN dengan swasta, pinjaman /hibah dari luar negeri
dan dalam negeri (non APLN), sepanjang tidak diatur dalam
3.
naskah pemberian pinjaman (guide lines) dan atau peraturan
PIHAK YANG perundangan yang berlaku)
TERLIBAT
DALAM Konsultan perencana (perencana konstruksi)
PEKERJAAN
KONSTRUKSI Pelaksana (penyedia barang/jasa)

Konsultan pengawas (pengawas konstruksi )

Penjamin pekerjaan (penerbit jaminan/bank garansi)

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal - 6


4. PROSES PRA KONTRAK (CONTRACT
DISCUSSION AGREEMENT / CDA)

A. Dasar Hukum
Kepdir PLN No. 222/2012 tentang CDA
B. Tujuan CDA (Pasal 2)
 Membakukan pelaksanaan dan tahapan Kesepakatan Diskusi Kontrak
 Menyeragamkan pemahaman atas prosedur dan pelaksanaan Kesepakatan Diskusi
Kontrak sehingga dapat meminimalisir permasalahan yang akan timbul di kemudian
hari dalam pelaksanaan kontrak

C. Ruang Lingkup (Pasal 3)


 Hal-hal yang dibahas dalam Kesepakatan Diskusi Kontrak
 Ketentuan Pelaksanaan Kesepakatan Diskusi Kontrak
 Tahapan dalam Kesepakatan Diskusi Kontrak

D. Pekerjaan CDA (Pasal 4)


Untuk pekerjaan pengadaan konstruksi,khususnya pekerjaan pembangkit, transmisi dan
gardu induk, serta pekerjaan lainnya.
- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -
E. Hal-hal yang dibahas dalam CDA (Pasal 5) :
1. Koreksi yang terkait dengan arithmetical error, diskon, adjustment terhadap penyimpangan/deviasi
apabila hal itu ada
2. Konsep draft Kontrak Perjanjian dan susunan dokumen kontrak, yang harus memuat antara lain: Harga
kontrak (exclude dan include VAT), Performance Security, Hirarki dokumen (Order of Precedence)
3. Hal-hal penting yang masih perlu dibahas sepanjang tidak berpengaruh pada hasil evaluasi untuk
disepakati, misalnya;
Recommended Spare Part, Subcontractors Vendor List, Contract Key Date, Base Index yang akan
digunakan untuk Price Adjustment, Rekonfirmasi atas tata cara pembayaran, Rekonfirmasi atas
pemenuhan kewajiban perpajakan
4. Hal-hal yang terkait dengan daftar deviasi yang disampaikan oleh peserta lelang (listed
deviation/omission) maupun yang tidak disampaikan (unlisted deviation/omission) baik penawaran
teknis maupun penawaran harga pada lelang satu tahap dua sampul
5. Klarifikasi dan jawaban klarifikasi yang dapat dibahas hanya terkait dengan penawaran harga,
sedangkan hal-hal yang terkait dengan penawaran teknis dan administrasi hanya bersifat penjelasan
atau penegasan saja, pada lelang dua tahap
6. Persyaratan minimum Jaminan Pelaksanaan sesuai ketentuan yang berlaku
(Kepdir PLN No 1036/2011 dan Kepdir PLN No 317/2012)
7. Mulai berlakunya suatu kontrak secara efektif
*) pada saat CDA, Dokumen RKS, Spesifikasi Teknik dan Harga tidak
boleh diubah  menjadi temuan

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


F. Ketentuan pelaksanaan CDA (Pasal 6) :
1. Dapat dilaksanakan sepanjang tidak berpengaruh pada hasil evaluasi yang dilakukan oleh
Panitia Pengadaan Barang/Jasa
2. Dilaksanakan setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Penyedia Barang Jasa dan sebelum
ditandatanganinya Kontrak
3. Batasan waktu pelaksanaan harus dinyatakan dalam Letter of intent
4. Bersifat final yang akan dituangkan di dalam Kontrak
5. Harus tetap terikat pada ketentuan yang telah diatur dalarn Bid Documents dan addendum
bila ada serta hasil klarifikasi dan jawaban klarifikasi yang diterbitkan/diterima selama proses
evaluasi dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pada lelang satu tahap dua sampul, secara umum pembahasan dengan terkait daftar
deviasi yang disampaikan oleh peserta lelang (listed deviation/omission) maupun yang
tidak disampaikan (unlisted deviation/omission) baik Penawaran Teknis maupun
Penawaran Harga
b. Pada lelang dua tahap, klarifikasi dan jawaban klarifikasi yang dapat dibahas hanya
terkait dengan Penawaran Harga. Hal-hal terkait teknis dan administrasi hanya bersifat
penjelasan atau penegasan saja
c. Hasil klarifikasi dan jawaban/respond terhadap klarifikasi bersifat mengikat dan CDA
adalah final dan unlisted deviation diharuskan sesuai dengan RKS/Bid Document

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


Lanjutan Ketentuan Pelaksanaan CDA:

6. Tidak diperkenankan melakukan perubahan penawaran dikarenakan berpotensi


merubah hasil evaluasi atau unfairness, kecuali perubahan yang diakibatkan adanya
aritmathic errors dalam proses evaluasi
7. Agar dihindarkan membahas hal/materi baru yang diusulkan oleh Penyedia
Barang/Jasa diluar materi yang pernah disampaikan/klarifikasi pada saat proses
Pengadaan Barang/Jasa
8. Perlu dihindari ketidakjelasan isi Kontrak yang berpotensi menjadi permasalahan /
persengketaan I perselisihan dalam pelaksanaan pekerjaan
9. Untuk hal-hal teknis yang belum dapat diputuskan dikarenakan tergantung
kondisi/informasi pada saat pelaksanaan pekerjaan, sebaiknya diatur mekanismenya
(misalnya diputuskan pada detail design stage, prior to commissioning, dan lain-lain)
sedangkan untuk komersial harus sudah bersifat final
10. Selama pelaksanaan CDA jaminan penawaran masih berlaku hingga jaminan
pelaksanaan diserahkan kepada Panitia Pengadaan

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


G. Hal-hal yang perlu disepakati untuk menghindari perselisihan
dan aspek hukum dalam pelaksanaan pekerjaan kontrak
Persyaratan berlaku kontrak Persyaratan berlakunya kontrak secara efektif
secara efektif dengan sumber dana APLNIAPBN dengan sumber dana Loan I Kredit Ekspor (KE)
(Pasal 5 Kepdir CDA) (Pasal 5 Kepdir CDA)

1. Sejak kontrak ditandatangani dan dipenuhi 1. Sejak kontrak ditandatangani dan dipenuhi
kondisi preseden antara lain namun tidak kondisi preseden antara lain namun tidak
terbatas pada Site Possesion/Penyerahan terbatas pada Site Possesion/Penyerahan Lahan
Lahan untuk proyek pembangkit dan gardu untuk proyek pembangkit (proyek transmisi
induk (proyek transmisi tidak perlu), yang tidak perlu), yang dalarn hal ini dapat berupa
dalam hal ini dapat berupa penyerahan secara penyerahan secara sebagian/parsial,
sebagian/parsial ketersediaan pendanaan baik Loan Agreement
(LA) dan SLA nya telah mendapat persetujuan
2. Sedangkan Penerbitan Letter of Credit sehingga berlaku efektif, termasuk dokumen
(L/C Opening) tidak dapat dipakai sebagai kontrak telah mendapat persetujuan dari
persyaratan kontrak efektif Lender

2. Penerbitan Letter of Credit (L/C Opening) tidak


Catatan : L/C tidak dikaitkan pada effective datenya dapat dipakai sebagai persyaratan kontrak,
Kontrak sepanjang tidak diatur dalam Guidelines
Pemberi Loan/Kredit Eksport (KE)
- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -
2. Pelaksanaan CDA (Pasal 9) :
H. Tahapan CDA
1. Peserta CDA terdiri dari : Panitia Pengadaan
Barang/Jasa, perwakilan unit calon pemakai
1. Persiapan CDA (Pasal 8) : Barang/Jasa (End User) dan Penyedia Barang/Jasa
yang telah ditunjuk dan pihak yang terkait dengan
1. Panitia Pengadaan Barang/Jasa menyiapkan proses pembuatan kontrak, jika diperlukan dapat
Dokumen Pengadaan/Rencana Kerja dan Syarat- mengundang Konsultan dan/atau narasumber
Syarat (RKS) atau bid document, 2. Kesepakatan CDA dengan tujuan adalah :
amandemen/suplemen, rencana jadwal
a. Finalisasi harga kontrak dan atau koreksi price
pelaksanaan pekerjaan dan materi yang akan
schedules
dibahas dalam pelaksanaan CDA
2. Hasil klarifikasi dan jawaban klarifikasi yang b. Menyusun dan menyepakati isi
diterbitkanIditerima selama proses evaluasi. kontrak/perjanjian dan susunan dokumen
3. Dokumen sebagaimana dimaksud pada angka (1) kontrak
disampaikan kepada Penyedia Barang/Jasa untuk c. Menyelesaikan penyimpangan terhadap
dipelajari pemenuhan persyaratan bid documents
4. Waktu dan tempat pelaksanaan CDA ditentukan (deviasi/omission) dan mendetailkan atau
oleh Pengguna Barang/Jasa memfinalkan hal-hal penting yang masih dirasa
5. Mengundang Penyedia Barang/Jasa dan Pihak- perlu
pihak terkait dalam pelaksanaan Kontrak dengan d. Untuk menghindari ketidakjelasan multi
melampirkan agenda diskusi interprestasi isi kontrak yang berpotensi
menjadi permasalahan persengketaan
perselisihan dalam pelaksanaan pekerjaan
3. Tindak Lanjut CDA (Pasal 10) : 3. Kesepakatan CDA dilaksanakan secara
musyawarah mufakat dengan itikad baik
1. Hasil pembahasan dan kesepakatan CDA disusun
dan dituangkan dalam Kesepakatan CDA
2. Hal-hal yang dituangkan dalam Kesepakatan CDA
*) catatan : Hasil CDA tidak boleh bertentangan
akan dituangkan di dalam Kontrak *) dengan pengaturan dalam Dokumen Pengadaan
- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -
I. Jenis kontrak konstruksi (kontrak kerja konstruksi) :
1 Lump Sum (fixed Lump Sum Price)

2 Harga satuan (Unit Price)

3 Biaya tambah imbalan jasa

4 Gabungan Lump Sum dan harga satuan

J. Sistematika perjanjian /kontrak konstruksi


1. Judul perjanjian/kontrak, jangan terlalu 5. Premisse/konsiderasi, pertimbangan-
singkat dan jangan menyesatkan pertimbangan yang mendasari
2. Nomor/tanggal kontrak pembuatan perjanjian ini. Biasanya
3. Pembukaan, merupakan awal dari suatu pertimbangan ini lebih dari satu dan
perjanjian, berisi tempat, hari, tanggal semuanya harus ditulis
perjanjian itu dibuat 6. Isi perjanjian
4. Identitas /komparisi para pihak (uraian 7. Penutup
para pihak) 8. Tanda tangan para pihak
9. Lampiran-lampiran
- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -
5. Kontrak Kritis dan Penanganannya
adalah apabila penyedia terlambat melaksanakan
pekerjaan sesuai jadwal, maka pengguna barang atau
jasa harus memberikan peringatan secara tertulis atau Penanganan Kontrak Kritis (u/ point 3):
dikenakan ketentuan sesuai dengan kontrak.

Kontrak dinyatakan kritis apabila:


1. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% –
70% dari kontrak), realisasi fisik pelaksanaan
terlambat lebih besar 10%dari rencana Dalam hal keterlambatan dan kontrak
2. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - dikategorikan kontrak kritis pada point 3
100% dari kontrak), realisasi fisik pelaksanaan (kontrak dinyatakan kritis) maka pengguna
terlambat lebih besar 5% dari rencana barang/jasa setelah melakukan rapat
3. Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari bersama dengan direksi pekerjaan,
kontrak, realisasi fisik pelaksanaan terlambat konsultan pengawas, konsultan perencana
kurang dari 5% dari rencana dan akan dan bagian yang terkait dengan
melampaui tahun anggaran berjalan kontrak sebelum jangka waktu kontrak
berakhir dapat langsung memutuskan
kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan pasal 1266 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata.
- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -
Referensi : Sumber hukum
penanganan Kontrak Kritis adalah
Buku penanganan klaim konstruksi,
Buku Auditing Kontrak Konstruksi dan
Perpres No.54 tahun 2010
Lanjutan Kontrak Kritis dan Penanganannya:

Penanganan Kontrak Kritis (u/ point 1 & point 2):

Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi Apabila penyedia gagal pada uji coba
teknis dan penyedia membahas dan pertama, maka harus diselenggarakan
Pada saat kontrak dinyatakan kritis menyepakati besaran kemajuan fisik yang SCM Tahap II yang membahas dan
direksi pekerjaan menerbitkan surat harus dicapai oleh penyedia dalam menyepakati besaran kemajuan fisik
peringatan kepada penyedia dan periode waktu tertentu (uji coba pertama) yang harus dicapai oleh penyedia
selanjutnya menyelenggarakan Rapat yang dituangkan dalam berita acara SCM dalam periode waktu tertentu (uji coba
Pembuktian/Show Case Meeting (SCM) Tahap I kedua) yang dituangkan dalam berita
acara SCM Tahap II

ff

Pada setiap uji coba yang


Apabila penyedia gagal pada uji coba kedua, maka harus
gagal, pengguna barang/jasa harus
menerbitkan surat peringatan kepada
diselenggarakan SCM Tahap III yang membahas dan
penyedia atas keterlambatan realisasi menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai
fisik pelaksanaan pekerjaan oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba
ketiga) yang dituangkan dalam berita acara SCM Tahap III

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


6. Pelaksanaan Pekerjaan Kontrak Konstruksi

A. Skema Pekerjaan Kontrak Konstruksi


3 Penerbitan SPMK
1
Pelaksanaan pekerjaan a) Selambat-lambamya 14 (empat belas) hari
Kontruksi berlaku sejak kerja sejak tanggal penandatanganan
kontrak ditandatangani kontrak
dan berlaku efektif b) Dicantumkan saat paling lambat
dimulainya pelaksanaan kontrak oleh
sesuai dengan
penyedia jasa
prasyarat dalam 2 Penyerahan lokasi kerja dari
kontrak Pengguna Barang/Jasa ke
penyedia Barang/Jasa (Penyedia)
4 Penyerahan
dilakukan setelah
sebelumnya
dilakukan
6 pemeriksaan
lapangan bersama
Jika dalam pemeriksaan
lapangan bersama
ditemukan hal-hal yang
dapat mengakibatkan
perubahan isi kontrak maka
5
perubahan tersebut harus Hasil pemeriksaan
dituangkan dalam dan penyerahan
”Amandemen Kontrak” dituangkan dalam
Berita Acara
Penyerahan Lokasi
Kerja
- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -
B. Program Mutu / Kick of Meeting C. Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan

Dalam proses pelaksanaan kontrak pekerjaan kontrak 1. Program mutu


konstruksi, penyedia berkewajiban berkewajiban untuk 2. Organisasi kerja
menyerahkan program mutu pada rapat persiapan 3. Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan
pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh Pengguna 4. Jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti uraian
Barang/Jasa. tentang metode kerja yang memperhatikan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
5. Jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi
1 Informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan peralatan, dan personil
6. Penyusunan rencana dan pelaksanaan
pemeriksaan lokasi pekerjaan
2 Organisasi kerja penyedia

3 Jadwal pelaksanaan pekerjaan D. Mobilisasi


4 Prosedur pelaksanaan pekerjaan
Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang
1 diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
5 Prosedur instruksi kerja

6 Pelaksana kerja & basic communication


2 Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung
laboratorium, bengkel, gudang, dan sebagainya

3 Mendatangkan personil-personil

Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara


4 bertahap sesuai kebutuhan
*) Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan
- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal - dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterbitkan
SPMK.
E. Pengendalian Waktu Pelaksanaan F. Perpanjangan Waktu Kontrak

Penyedia Barang/Jasa (Penyedia) ,harus : 1. Perpanjangan waktu Kontrak atas pertimbangan yang
1. Segera dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum layak dan wajar
dalam SPMK 2. Pertimbangan yang layak dan wajar (Justifikasi) antara
2. Melaksanakan pekerjaan sesuai program mutu, dan lain adalah sebagai berikut:
ketentuan kontrak a. Pekerjaan tambah
3. Menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya sesuai b. Perubahan desain
ketentuan kontrak c. Keterlambatan yang disebabkan oleh Pengguna
4. Membayar denda apabila pekerjaan tidak selesai Barang/Jasa
sesuai ketentuan kontrak, bukan akibat Keadaan Kahar d. Masalah yang timbul di luar kendali penyedia
Barang/Jasa dan/atau
e. Keadaan Kahar
G. Amandemen Kontrak 3. Perpanjangan jangka waktu kontrak sekurang-
kurangnya sama dengan waktu terhentinya kontrak
akibat Keadaan Kahar
1. Amandemen/Perubahan kontrak dapat dilaksanakan 4. Perpanjangan waktu pelaksanaan kontrak,Pengguna
apabila disetujui oleh Para pihak, meliputi: atau wakilnya (Direksi Pekerjaan) harus melakukan
a. Menambah dan/atau mengurangi volume/jenis penelitian dan evaluasi terhadap usulan tertulis yang
pekerjaan yang tercantum dalam kontrak atau diajukan oleh penyedia untuk meneliti kelayakan
b. Mengubah spesifikasi tekhnis pekerjaan, lingkup usulan perpanjangan waktu pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan 5. Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan kontrak
atau dituangkan dalam Amandemen Kontrak
c. Mengubah jadwal pelaksanaan atau
d. Adanya perubahan ketentuan-ketentuan
peraturan perundangan–undangan yang berlaku
kebutuhan

2. Perubahan harga kontrak yang berdampak adanya


perubahan kontrak sebagaimana
- Simple - Inspiring -diuraikan huruf
Performing (a)
- Phenomenal -
diatas
H. Laporan Hasil Pekerjaan I. Kompensasi

adalah peristiwa di mana Pengguna Barang/Jasa


melakukan cidera janji terhadap ketentuan yang tertera di
dalam kontrak. Peristiwa Kompensasi yang dapat
diberikan kepada penyedia dikarenakan Pengguna:
a. Mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan;
1. Laporan Harian dibuat oleh Penyedia, apabila diperlukan
b. Terlambat membayar kepada penyedia Barang/Jasa
maka akan diperiksa oleh Konsultan, dan disetujui oleh
c. Tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi
Wakil Pengguna Barang/Jasa
2. Laporan Harian Pekerjaan yang berisi rencana dan realisasi dan/atau instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan dan
pekerjaan harian, meliputi : telah disepakati
a) Jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi d. Menginstruksikan kepada pihak penyedia Barang/Jasa
pekerjaan untuk melakukan pengujian tambahan yang setelah
b) Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya dilaksanakan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
c) Jenis, jumlah, dan kondisi peralatan pengujian temyata tidak ditemukan kerusakan /
d) Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan kegagalan penyimpangan;
e) Keadaan memaksa termasuk hujan, banjir dan e. Memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan
peristiwa alam lain yang berpengaruh terhadap f. Memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang
kelancaran pekerjaan; dan
tidak dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh
f) Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan
Pengguna/Barang Jasa
pelaksanaan.
3. Laporan Mingguan terdiri dari rangkuman Laporan Harian g. Penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal
4. Laporan Bulanan terdiri dari rangkuman Laporan Mingguan dalam kontrak
5. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan h. Ketentuan lain yang diatur dalam kontrak
konstruksi, Pengguna Barang/Jasa dan penyedia
membuat foto-foto dokumentasi dan video pelaksanaan
pekerjaan di lokasi pekerjaan sesuai kebutuhan
6. Laporan secara periodik sangat bermanfaat untuk
kelengkapan proses justifikasi yang diperlukan untuk
- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -
amandemen kontrak
J. Penyesuaian Harga
1. Penyesuaian harga diberlakukan terhadap Kontrak Tahun
Jamak (multi years) yang berbentuk Kontrak Harga Satuan
I. Kompensasi (lanjutan ……..) berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang telah tercantum
dalam Dokumen Pengadaan dan/atau perubahan Dokumen
Pengadaan.
Aspek Hukum, jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan
2. Tata cara perhitungan penyesuaian harga dan rumus
pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan
perhitungan harus dicantumkan dengan jelas dalam Dokumen
penyelesaian pekerjaan (keterlambatan di sisi PLN) Pengadaan dan Kontrak. Dalam kontrak dapat di buat sebagai
lampiran.
a. Pengguna/Barang Jasa berkewajiban untuk membayar 3. Penyesuaian harga tidak diberlakukan terhadap Kontrak Tahun
ganti rugi dan/atau memberikan perpanjangan waktu Tunggal dan Kontrak Lump Sum serta pekerjaan dengan Harga
penyelesaian pekerjaan. Satuan timpang. Persyaratan penggunaan rumusan
b. Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan penyesuaian harga harus diatur dalam Dokumen Pengadaan
data penunjang dan perhitungan kompensasi yang atau dalam kontrak
diajukan oleh penyedia kepada Pengguna/Barang Jasa 4. Penyesuaian harga diberlakukan pada Kontrak Tahun Jamak
dapat dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa yang masa pelaksanaannya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan
diberlakukan mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak pelaksanaan
Kompensasi.
pekerjaan
c. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh
5. Penyesuaian Harga Satuan berlaku bagi seluruh kegiatan mata
Pengguna/Barang Jasa atas keterlambatan pembayaran, kecuali komponen keuntungan dan Biaya
pembayaran adalah sebesar bunga (maksimal 6% ) Operasional sebagaimana tercantum dalam penawaran
terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar, 6. Penyesuaian Harga Satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal
berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada pelaksanaan yang tercantum dalam Kontrak awal/ Adendum
saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia(maksimal Kontrak
6%) atau dapat diberikan kompensasi sesuai ketentuan 7. Penyesuaian Harga Satuan bagi komponen pekerjaan yang
dalam kontrak. berasal dari luar negeri, menggunakan indeks penyesuaian
d. Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau harga dari negara asal barang tersebut
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika 8. Jenis pekerjaan baru dengan Harga Satuan baru sebagai akibat
adanya Adendum Kontrak dapat diberikan penyesuaian harga
penyedia gagal atau lalai untuk memberikan peringatan
mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak Adendum Kontrak tersebut
dini dalam mengantisipasi atau mengatasi dampak
ditandatangani dan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Peristiwa Kompensasi. 9. Kontrak yang terlambat pelaksanaannya disebabkan oleh
kesalahan Penyedia BaranglJasa diberlakukan penyesuaian
harga berdasarkan indeks harga terendah antara jadwal awal
- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal - dengan jadwal realisasi pekerjaan
7.1 Aspek Teknis
Aspek Teknis :
1. Syarat-syarat umum

Cara
kontrak
2. Lampiran-lampiran
3. Syarat-syarat khusus
kontrak
4. Spesifikasi teknis
5. Gambar-gambar kontrak

WAKTU

Metode
Jadwal

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


7.1 Aspek Teknis

WAKTU PELAKSANAAN (CONSTRUCTION PERIOD) WAKTU


a. Jumlah harinya disebutkan dengan jelas, misalnya 450 hari kalender atau hari kerja (contoh
kasus pekerjaan harus selesai dalam dokumen pengadaan hari kerja, tetapi dalam kontrak hari
kalender)
b. Hari yang dimaksud harus disebutkan dalam definsi Dokumen Pengadaan dan Kontrak
c. Persyaratan berlaku kontrak efektif harus jelas dan tegas
d. Hal lain yang mungkin terlupakan, Empat ratus lima puluh (450) hari tersebut dimulai sejak
kapan? Sejak penandatanganan kontrak/tanggal kontrak atau tanggal terbitnya Surat Perintah
Kerja atau tanggal penyerahan lahan atau tanggal Jaminan Pelaksanaan atau tanggal diterimanya
Uang Muka, hal ini harus jelas dan dibuktikan dengan surat resmi)
e. Untuk menjadi perhatian, untuk kontrak dengan sumber dana APLN (kepdir PLN No /2012
Tentang Pedoman CDA) Persyaratan berlakunya kontrak secara efektif adalah
 Sejak kontrak ditandatangani dan dipenuhi kondisi preseden antara lain namun tidak
terbatas pada Site Possetion/penyerahan lahan untuk proyek pembangkit dan gardu
Induk (Proyek Transmisi tidak perlu) yang dalam hal ini dapat berupa penyerahan
sebagian/parsial.
 Sedangkan penerbitan Letter Credit (L/C Opening) tidak dapat dipakai sebagai
persyaratan kontrak efektif
Apabila hal ini terjadi, sudah tentu akan muncul sengketa di kemudian hari. Sengketa tersebut
antara lain adalah dalam menghitung keterlambatan penyelesaian pekerjaan, denda
keterlambatan.
Yang paling baik adalah ditetapkan bahwa tanggal mulai kerja yaitu tanggal paling akhir dari
kejadian-kejadian tersebut di atas (tanggal penandatanganan kontrak /tanggal, kontrak, tanggal
terbit Surat Perintah Kerja, tanggal penyerahan lahan, tanggal Uang Muka diterima).

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


7.1 Aspek Teknis

METODE PELAKSANAAN (CONSTRUCTION METHOD)

Metode pelaksanaan harus diatur dengan jelas

Karena metode pelaksanaan dalam implementasinya sangat dipengaruhi


antara lain oleh waktu mulainya pelaksanaan, penyerahan lahan, jalan masuk
ke lapangan yang dapat mengakibatkan metode kerja tersebut tidak dapat
dijalankan sebagaimana mestinya.

Perubahan jalan masuk ke lapangan atau lokasi lapangan dapat


mengakibatkan mobilisasi bahan dan peralatan terganggu. Demikian pula
halnya bila lahan terlambat diserahkan atau diserahkan bertahap misalnya
menunggu pembebasan tanah atau lokasi lapangan ada permasalahan

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


7.1 Aspek Teknis

JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)

Harus dibuat jelas, kapan pekerjaan dimulai dan kapan harus selesai. Kegunaanya
adalah untuk :

a. Pemantauan kemajuan pekerjaan terlambat atau lebih cepat dapat dipantau


menjadi lebih mudah diketahui
b. Dapat menghitung dari saat paling dini dengan saat paling akhir dengan hasil tidak
berselisih (hasilnya nol) disebut jejak kritis. Bila jejak ini tidak diikuti, pekerjaan
akan terlambat. Itulah sebabnya metode ini disebut Critical Path Method (CPM)
c. Dasar untuk membuat surat peringatan kepada Penyedia Barang/Jasa atas
keterlambatan jadwal pelaksanaan yang telah disetujui dalam Dokumen
Pengadaan/kontrak
d. Dasar perhitungan denda keterlambatan
e. Dasar untuk mencairkan jaminan pelaksanaan, karena tidak memungkinkan
penyedia Barang/Jasa menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak
(Penyedia Barang/Jasa telah melakukan Wanprestasi atas kontrak)

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


7.1 Aspek Teknis

Cara CARA / METODE PENGUKURAN (METHOD OF MEASUREMENT)

Harus dibuat jelas dan tegas supaya jangan mempunyai dampak hukum
dan sengketa antara pengguna Barang/Jasa dengan Penyedia
Barang/Jasa pada saat pelaksanaan pekerjaan.

Dalam kontrak-kontrak konstruksi, hampir tidak pernah ada ketentuan mengenai


cara/metode pengukuran untuk menghitung volume serta pekerjaan sesuai standar
tertentu.

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


7.1 Aspek Teknis

A. DENDA KETERLAMBATAN

Denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada penyedia jasa karena wanprestasi (harus diatur
secara jelas dalam Kontrak supaya jangan mempunyai dampak hukum )

B. PERHITUNGAN DENDA KETERLAMBATAN

Besarnya denda yang diberikan kepada penyedia jasa atas setiap hari keterlambatan penyelesaian pekerjaan
adalah sebesar 1/1000 sejak hari keterlambatan dan maksimal 5% dari nilai kontrak atau nilai bagian kontrak
(harus diatur dalam kontrak supaya jangan mempunyai dampak hukum)

a. 1/1000 (satu per seribu) dari sisa harga bagian kontrak yang belum dikerjakan, apabila bagian pekerjaan yang
sudah dilaksanakan dapat berfungsi (telah diserahkan terima dan difungsikan oleh Pengguna Barang/Jasa)
(contoh perhitungan kasus 1)
b. 1/1000 (satu per seribu) dari harga kontrak, apabila bagian pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum berfungsi
(contoh perhitungan kasus 2 )
c. Kemudian bagaimana cara menghitung jumlah hari keterlambatan? Karena besaran denda dihitung berdasarkan
jumlah hari keterlambatan dikalikan dengan 1/1000 dari harga kontrak atau bagian kontrak (contoh perhitungan
pada kasus 3 )
d. Ada kalanya pada kasus lain dapat terjadi perbedaan tata cara perhitungan denda keterlambatan, bagaimana
pula cara menghitung denda keterlambatan, yang mana masa akhir kontrak pekerjaan dimaksud belum selesai
dan progress fisik haru mencapai 80% kemudian Penguna Barang/Jasa dan Penyedia jasa bersepakat untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan selama 30 hari kalender. Setelah melalui pemeriksaan atas kelayakan
perpanjangan waktu yang tertuang di dalam Amandemen Kontrak ternyata diketahui bahwa perpanjangan waktu
tersebut tidak termasuk kategori kelayakan untuk pemberian perpanjangan waktu (contoh perhitungan pada
kasus 4)

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


7.2 Aspek Hukum

1. Penghentian Sementara Pekerjaan

2. Pengakhiran Perjanjian & Pemutusan


Perjanjian (Kontrak)

3. Ganti Rugi/Denda Keterlambatan


(Liquidity Damages)

4. Penyelesaian Perselisihan
(Settlement Of Dispute)

5. Keadaan Memaksa

6. Hukum Yang Berlaku


(Governing Law)

7. Bahasa Kontrak (Contract Language)

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


8. Domisili
7.2 Aspek Hukum

1. PENGHENTIAN SEMENTARA PEKERJAAN (SUSPENSION OF WORK)

Sebaiknya diatur dalam Dokumen Pengadaan (syarat-syarat khusus kontrak) atau


kontrak dan kenyataannya penghentian sementara ini benar-benar terjadi maka baik
Penyedia Jasa maupun Pengguna Jasa dihadapkan kepada ketidakpastian secara
hukum, antara lain :

 Bagaimana dengan waktu pelaksanaan yang terganggu.


 Bagaimana mengatur ganti rugi dan denda keterlambatan akibat pekerjaan
terhenti (sementara)?
 Berapa lama penghentian dapat diizinkan?
 Apabila tenggang waktu penghentian dilampaui, apa dampak hukumnya bagi
pihak yang menghentikan, dan sebagainya.

Satu hal yang perlu diingat bahwa penghentian sementara tidak sama dengan
pengakhiran perjanjian/pemutusan kontrak walaupun keadaan di lapangan yang terjadi
sama, yaitu seluruh kegiatan pekerjaan terhenti.
- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -
7.2 Aspek Hukum
2. PENGAKHIRAN PERJANJIAN DAN PEMUTUSAN PERJANJIAN (KONTRAK)

A. Pengertian Pengakhiran Perjanjian secara umum yaitu :

1) Perjanjian yang dibuat oleh para pihak , jangka waktu berlakunya telah berakhir
2) Perjanjian yang dibuat oleh para pihak, dilakukan pengakhiran dengan kesepakatan oleh Para pihak
walaupun jangka waktu kontrak belum berakhir.
3) Prestasi dalam kontrak telah dilaksanakan
4) Putusan Hakim yang memutus kontrak berakhir berdasarkan gugatan yang diajukan oleh satu pihak
dalam kontrak.

B. Pengertian umum tentang Pemutusan Perjanjian (Kontrak)


yaitu: Kontrak dilakukan pemutusan oleh satu pihak dalam Kontrak karena alasan-alasan yang
ditentukan dalam kontrak

Pemutusan Perjanjian (Kontrak) dalam pasal Dokumen Pengadaan atau dalam kontrak harus diatur secara
jelas dan tegas antara lain yaitu :

1) Alasan-alasan kontrak dapat dilakukan pemutusan oleh Pengguna Barang/Jasa dan oleh Penyedia
Barang/Jasa
2) Hak-hak para pihak (Penyedia Jasa/Pengguna Jasa) untuk memutuskan kontrak harus jelas
disebutkan
3) Konsekuensi hukum yang timbul, termasuk hak dan kewajiban para pihak setelah kontrak dilakukan
pemutusan (sebagai contoh cara pembayaran denda (jika ada), Jaminan pelaksanaan dicairkan, cara
pelunasan uang muka (jika ada) kapan pengguna barang/jasa meninggalkan lokasi proyek, dan lain-
lain yang dianggap perlu.
4) cara pemberitahuan mengenai pemutusan kontrak
5) Tanggal berlaku efektif pemutusan kontrak
- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -
7.2 Aspek Hukum

3. GANTI RUGI/DENDA KETERLAMBATAN (LIQUIDITY DAMAGES)

 Ganti Rugi/Denda Ketelambatan dalam setiap kontrak harus diatur secara jelas dan
cara perhitungannya (sebagai acuan dapat dilihat pada penyampaian selanjutnya)

 Harus diatur cara pembayaran denda keterlambatan sebaiknya melalui tagihan


invoice yang akan ditagih, jangan diakhir pembayaran karena akan menimbulkan
masalah hukum nantinya (Di dunia Barat pasal ini dikenal dengan istilah Penalty
Clause)

 Harus diatur secara jelas, jika denda keterlambatan telah mencapai 5 % dari Nilai
kontrak, Kontrak dapat diputus oleh Pengguna Barang/Jasa

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


7.2 Aspek Hukum

4. PENYELESAIAN PERSELISIHAN (SETTLEMENT OF DISPUTE)

a. Dalam Kontrak harus ditetapkapkan batas waktu


penyelesaian dengan jalan musyawarah ( misal 60 hari kerja)
dst supaya ada kepastian hukum

b. Harus diatur jika tidak dapat diselesaikan dengan jalan


musyawarah dan mufakat, penyelesaian lebih lanjut apakah
Pengadilan atau Arbitarase (BANI), sebaiknya penyelesaian
melalui BANI karena lebih cepat dan tidak berlarut-larut

c. Jika Dalam Kontrak diatur penyelesaian Perselisihan melalui


Arbitrase (BANI) atau salah satu pihak ingin memutuskan
Kontrak secara sepihak dan dalam Kontrak menyebutkan
bahwa hukum yang berlaku dalam Kontrak tersebut adalah
hukum Republik Indonesia maka, supaya jangan
menimbulkan Aspek Hukum, dalam pasal Kontrak/Syarat-
syarat Kontrak harus dinyatakan bahwa “ Pasal 1266 Kitab
Undang-undang Hukum Perdata (KUH Per) tidak
diberlakukan (dikesampingkan) “ .

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


7.2 Aspek Hukum
4. PENYELESAIAN PERSELISIHAN (SETTLEMENT OF DISPUTE)

d. Kebanyakan Kontrak yang dikesampingkan adalah Pasal 1266 dan


1267 KUH Perdata, maka hal tersebut adalah keliru besar karena,
bunyi pasal tersebut adalah :

Pasal 1266: Syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam


persetujuan yang timbal balik, andaikata salah satu pihak tidak
memenuhi kewajibannya. Dalam hal demikian persetujuan tidak
batal demi hukum, tetapi pembatalan harus dimintakan kepada
Pengadilan. Permintaan ini juga harus dilakukan, meskipun syarat
batal mengenai tidak dipenuhinya kewajiban dinyatakan di dalam
persetujuan. Jika syarat batal tidak dinyatakan dalam persetujuan,
maka Hakim dengan melihat keadaan, atas permintaan tergugat,
leluasa memberikan suatu jangka waktu untuk memenuhi
kewajiban, tetapi jangka waktu itu tidak boleh lebih dan satu bulan.

Pasal 1267: pihak yang terhadapnya perikatan tidak dipenuhi,


dapat memilih memaksa pihak yang lain untuk memenuhi
persetujuan, jika hal itu masih dapat dilakukan, atau menuntut
pembatalan persetujuan, dengan penggantian biaya, kerugian dan
bunga.
- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -
7.2 Aspek Hukum
4. PENYELESAIAN PERSELISIHAN (SETTLEMENT OF DISPUTE)

f. Bagaimana kalau pasal 1266 KUH Per tidak dikesampingkan dalam


kontrak ?

Aspek Hukumnya yaitu :


Apabila salah satu pihak ingin memutuskan/membatalkan
Perjanjian/Kontrak harus melalui suatu putusan Pengadilan (tidak
dapat memutuskan/ membatalkan dengan keinginan salah satu
pihak).
Pihak Arbitrase akan menolak untuk menyelesaikan Perselisihan
tersebut dan juga pihak Pengadilan sulit untuk memutuskannya.
Kepastian hukum atas kontrak tersebut tidak jelas.

g. Bagaimana pula kalau 1267 KUH Per termasuk yang dikesampingkan?

Aspek Hukumnya yaitu:


pihak yang terhadapnya perikatan tidak dipenuhi, MAKA SALAH SATU
PIHAK TIDAK dapat memilih; memaksa pihak yang lain untuk
memenuhi persetujuan, jika hal itu masih dapat dilakukan, atau
menuntut pembatalan persetujuan, dengan penggantian biaya,
kerugian dan bunga.
- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -
7.2 Aspek Hukum

5. KEADAAN MEMAKSA

Yang dimaksudkan dengan keadaan memaksa adalah keadaan yang terjadi di luar
kehendak/kemampuan Penyedia Jasa maupun Pengguna barang/Jasa.

Contohnya adalah tindakan/kemauan Tuhan (Act of God) seperti banjir, tanah longsor, gunung
meletus, halilintar; atau tindakan dari Pemerintah atau pihak lain, misalnya kebijakan moneter,
peperangan, pemberontakan, huru-hara, pemogokan umum, wabah penyakit, dan tindakan lain di
luar kekuasaan para pihak.
Semua ketentuan mengenai hal ini harus jelas disebutkan termasuk tata cara pemberitahuan,
penanggulangan atas kerusakan, dan tindak lanjut setelah kejadian tersebut.

Yang penting diketahui adalah bahwa keadaan memaksa ini erat kaitannya dengan masalah
asuransi, lebih-lebih lagi pada masa akhir-akhir ini.
Sebagai contoh, perusahaan asuransi tidak begitu saja dapat menerima banjir atau tanah longsor
sebagai keadaan memaksa. Karena belum tentu kedua kejadian tersebut memang benar-benar
tindakan Tuhan tetapi karena ulah manusia (ingat jalan tol ke Bandara Soekarno-Hatta yang banjir
akibat penataan ruang di sekitarnya keliru atau tidak memenuhi syarat).

Dalam sistem FIDIC hal-hal seperti ini disebut dengan istilah Special Risk.

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


7.2 Aspek Hukum

6. HUKUM YANG BERLAKU (GOVERNING LAW)

Yang dimaksud di sini adalah hukum yang berlaku bagi kontrak tersebut. Hukum yang berlaku harus
dicantumkan dalam kontrak untuk mengantisipasi apabila timbul perselisihan/sengketa.
Apabila dalam kontrak tidak ditentukan hukumnya dan kemudian timbul sengketa, sulit untuk
menyelesaikannya karena tidak tahu hukum apa/negara mana yang dipakai. Dalam kontrak konstruksi
di Indonesia di mana para pihak (Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa) sama-sama orang Indonesia,
ketentuan mengenai hukum yang berlaku ini umumnya tidak dicantumkan dengan anggapan pastilah
yang berlaku Undang-undang Republik Indonesia.

Namun Peraturan Pemerintah No.29/2000 Pasal 23 ayat 6 dengan tegas mengatakan bahwa kontrak
kerja harus tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia. Ini berarti walaupun salah satu pihak dalam
kontrak (Penyedia Jasa atau Pengguna Jasa) adalah orang/perusahaan asing, kontrak konstruksi tetap
harus tunduk pada hukum Indonesia.
Dalam kontrak konstruksi di mana para pihaknya berasal dari 2 (dua) negara mungkin saja mereka
sepakat menetapkan bahwa hukum yang berlaku adalah hukum negara ketiga. Misalnya, kontrak anrara
Perusahaan Amerika Serikat dan Perusahaan Filipina memilih hukum yang berlaku adalah Hukum
Singapura dengan alasan penyelesaian sengketa akan diselesaikan oleh Lembaga Arbitrase Singapura.

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


7.2 Aspek Hukum

7. BAHASA KONTRAK (CONTRACT LANGUAGE)


Kontrak konstruksi di Indonesia pada umumnya dibuat dalam bahasa Indonesia terutama
kontrak-kontrak dengan Pemerintah yang menggunakan dana dari Pemerintah murni (APBN).

Namun proyek-proyek Pemerintah yang menggunakan dana pinjaman dari luar negeri (loan)
kontrak-kontraknya biasanya dibuat dalam bahasa Inggris.

Di sinilah sering timbul masalah karena umumnya kita kurang menguasai bahasa Inggris.
Walaupun mungkin kita cukup fasih berbahasa Inggris sehari-hari, perlu disadari bahasa
Inggris yang dipakai untuk kontrak tidak selalu sama dengan pengertian sehari-hari.

Misalnya kata shall dalam pengertian sehari-hari adalah “akan sedang” dalam kontrak berarti
"harus". The Owner shall pay the Contractor berarti Pengguna Jasa harus (bukan akan)
membayar Penyedia Jasa .

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


7.2 Aspek Hukum

7. BAHASA KONTRAK (CONTRACT LANGUAGE)


Sering kali kontrak konstruksi dibuat dalam 2 (dua) bahasa: Inggris dan Indonesia tanpa
menyatakan versi bahasa mana yang berlaku.
Jika terjadi perbedaan penafsiran, penyelesaiannya sulit dicari karena secara hukum keduanya
benar

Seharusnya dinyatakan bahwa walaupun kontrak dibuat dalam 2 (dua) bahasa yang berlaku
hanya 1 bahasa (Indonesia)
Hal ini biasa disebut dengan istilah "The Ruling Language" atau "The language of the contract
is English and Indonesian. In the event there is a discrepancy or the ambiguity, the Indonesia
version will prevail”

Jadi walaupun kontrak dibuat dalam versi bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, apabila terjadi
perbedaan arti/penafsiran, yang berlaku adalah versi bahasa Indonesia

Dengan diterbitkannya UU No.18/1999 dan PP No.29/2000 dan perubahannya, bahasa


kontrak hanya ada satu, yaitu bahasa Indonesia, walaupun dibuat dalam lebih dari satu
bahasa. Hal ini tercantum dalam PP No.29/2000 Pasal 23 ayat 5
- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -
7.2 Aspek Hukum

8. DOMISILI

Kesepakatan mengenai domisili (tempat kedudukan) para pihak dalam suatu kontrak ditentukan
antara lain dengan maksud apabila timbul perselisihan/ sengketa, permasalahannya akan
diselesaikan oleh Pengadilan

Apabila disepakati dalam kontrak bahwa pilihan penyelesaian sengketa adalah arbitrase maka
penetapan domisili tidak diperlukan

Banyak kontrak yang walaupun telah memilih arbitrase sebagai pilihan penyelesaian sengketa masih
tetap mencantumkan domisili
Ini adalah suatu kekeliruan yang justru menimbulkan sengketa. Jika benar-benar terjadi sengketa,
sulit menyelesaikannya karena pada saat salah satu pihak mengajukan perselisihan ke arbitrase,
pihak lain menyatakan keberatan dan minta perselisihan diselesaikan melalui Pengadilan. Arbitrase
pun biasanya akan menolak untuk menyelesaikan kasus ini

Oleh karena itu, setelah menetapkan pilihan sengketa melalui arbitrase, domisili tidak perlu
dicantumkan dalam kontrak.

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


8. Aspek Keuangan/Perbankan
- Harus diberikan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Iasa (SPPBJ) sebelum dilakukan penandatanganan kontrak dengan besaran nilai:
1. 5% dari nilai kontrak; atau
Jaminan 2. 5% dari nilai total HPS bagi penawaran yang lebih kecil dari 80% HPS.
- Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan
Pelaksanaan kontrak sampai dengan Serah Terima Pertama Pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).
- Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100% dan diganti
dengan Jaminan Pemeliharaan atau dengan menahan uang retensi sebesar 5% dari nilai
kontrak

₋ Harus diberikan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa dalam rangka
pengambilan uang muka dengan nilai 100% dari besanya uang muka
Jaminan Uang ₋ Nilai jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara proporsional sesuai dengan pencapaian
prestasi pekerjaan dan masa berlaku Jaminan Uang Muka sekurang-kurangnya sejak tanggal
Muka persetujuan pemberian uang muka sampai dengan tanggal penyerahan pertama pekerjaan
(PHO)

₋ Harus diberikan kepada Pengguna Barang/Jasa setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100%.
₋ Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
setelah masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima dengan baik sesuai dengan
Jaminan ketentuan kontrak
Pemeliharaan ₋ Masa berlaku Jaminan Pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak tanggal Serah Terima
Pertama Pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan (Final Hand
Over/FHO)

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


SYARAT MINIMUM JAMINAN/ BANK GARANSI
(KEPDIR PLN NO 1036/2011 DAN KEPDIR PLN NO 317/2012

1. Judul “Garansi Bank” atau “Bank Garansi”


2. Nama, alamat dan tandatangan pejabat/ pihak Bank Penerbit Jaminan / Bank Garansi
3. Tanggal terbit Jaminan / Bank Garansi
4. Transaksi antara Pengguna Barang/Jasa dengan Penyedia Barang/Jasa harus ditulis
dengan jelas
5. Jumlah uang yang dijamin oleh Bank ( harus ditulis dengan angka dan huruf )
6. Nama yang menerima Jaminan/Bank Garansi harus harus sama dengan nama yang
tercantum dalam surat jaminan (Dokumen Pengadan dan Kontrak)
7. Nama penyedia Barang/Barang harus sama dengan nama yang tercantum dalam surat
jaminan (Dokumen Pengadan dan Kontrak)
8. Dicantumkan tanggal mulai berlaku dan tanggal berakhirnya Jaminan / Bank Garansi
9. Menunjuk pada Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)
10. Tanpa syarat (unconditional) dan tidak bisa dialihkan (non-transferable) atau
diasuransikan lagi oleh pihak Bank kepada pihak lainnnya.
11. Jaminan pelaksanaan harus dapat dicairkan tanpa syarat (unconditional) meskipun
ada tuntutan, permintaan atau keberatan dari TERJAMIN atau pihak manapun.
12. Jaminan pelaksanaan atas nama Kemitraan (KSO) harus ditulis lengkap nama KSO

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


Hal-hal Yang Tidak
Tuntutan Penagihan/Klaim
Diperkenankan
Jaminan/Bank Garansi
Dimuat Dalam Klausul Jaminan
1. Jaminan/Bank Garansi dapat dicairkan jika
 Tanggal terbit mundur Penyedia barang/jasa wansprestasi atas
ketentuan kontrak (tidak perlu dilakukan
 Tanggal berlaku atau berakhir
Pemutusan Kontrak oleh Pengguna
dikaitkan dengan peristiwa tertentu barang/jasa)
 Tuntutan penagihan/klaim tidak
2. Dilakukan secara tertulis disertai asli
disertai dokumen yang
Jaminan/BG dan dokumen yang
dipersyaratkan oleh Penerbit dipersyaratkan
Jaminan
3. Pemeriksaan :
 Pengajuan klaim masih dalam masa
berlaku Jaminan/ Bank Garansi
(termasuk masa klaim)
 Dokumen yang dipersyaratkan di dalam
BG telah dipenuhi
 Diajukan oleh pihak yang berhak/
berwenang

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


9. Aspek Administrasi

1. KETERANGAN PARA PIHAK


Harus tercantum secara jelas dalam suatu kontrak. Apabila para pihaknya adalah perusahaan, maka identitas
perusahaan tersebut harus jelas termasuk orang yang mewakili/bertindak untuk perusahaan tersebut. Harus
diteliti pula apakah orang tersebut memang berhak melakukan perikatan/menandatangani kontrak
berdasarkan akta pendirian perusahaan tersebut.
Keharusan untuk mencantumkan uraian mengenai para pihak diatur oleh UU No.18/1999 Pasal 22 ayat 2
butir (a) dan PP No.29/2000 Pasal 23 ayat (1) butir a.

2. LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN


Perlu diatur dalam tata cara beserta format yang baku dan periode pelaporan. Hal ini diperlukan untuk
memantau kemajuan pekerjaan dibandingkan dengan rencana/jadwal pelaksanaan.

3. KORESPONDENSI
Diperlukan untuk tertib administrasi mengenai informasi antara para pihak agar semuanya dapat
didokumentasikan. Wakil para pihak, alamat serta bentuk-bentuk korespondensi yang disepakati seperti
teleks, faksimile, e-mail, surat biasa harus diatur agar informasi-informasi tersebut dapat diakui
keabsahannya

4. HUBUNGAN KERJA ANTARA PARA PIHAK


Yang dimaksud dengan hubungan kerja antara Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa adalah penetapan nama
orang/badan yang mewakili Pengguna Jasa di lapangan. Dalam hal ini, diatur pula hal yang sebaliknya
sehubungan dengan Penyedia Jasa
- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -
10. Penyimpangan Pada Pekerjaan/Kontrak Konstruksi dan
Aspek Hukumnya
1. Pengaturan Lelang
Di antaranya dengan menggunakan cara-cara sebagai berikut:
a. Mengondisikan peserta lelang "digugurkan" pada tahap evaluasi administrasi.
b. Membuat lelang dengan sistem arisan (bergilir).
c. Mengondisikan peserta lelang hanya diikuti oleh beberapa penyedia jasa saja
d. Meminjam nama perusahaan penyedia jasa lain, atau yang lazim disebut "meminjam bendera", juga sering
dilakukan oleh pihak-pihak tertentu dalam usahanya memenangkan pelelangan.
e. Membuat metode kerja, persyaratan pekerjaan serta spesifikasi tertentu dalam dokumen lelang sehingga
hanya bisa disuplai oleh penyedia jasa tertentu

2. Mensubkontrakkan Seluruh Item Pekerjaan


Mekanisme subkontrak sudah diatur di dalam Perpres 54/210 dan perubahannya, di mana subkontrak hanya boleh
dilakukan untuk item pekerjaan tertentu, diantaranya untuk pekerjaan spesialis

3. Mengurangi Volume dan Kualitas Pekerjaan Konstruksi


Pengurangan volume pekerjaan pada suatu pekerjaan konstruksi terjadi karena adanya persekongkolan antara
pengawas pekerjaan lapangan dengan penyedia jasa

4. Menghindari Sanksi Denda Keterlambatan


Modus operandi yang sering dilakukan oleh pengguna barang/jasa dan penyedia jasa adalah dengan
mengamandemen kontrak pekerjaan konstruksi untuk memperpanjang jangka waktu penyelesaian pekerjaan
meskipun tidak ada pekerjaan tambahan, perubahan desain, keadaan kahar (force majeur) ataupun hal-hal lain di
luar kemampuan kedua belah pihak

5. Mark Up Harga
Mark up- harga
Simplepada
- Inspiring - Performing
suatu pekerjaan - Phenomenal
konstruksi - proses penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
dimulai dari
11. Aspek Hukum Terhadap Penyimpangan Pada
Proyek Konstruksi
1. CIDERA JANJI ATAU WANPRESTASI DALAM KONTRAK

Berupa penyimpangan yang bersifat kekurangan volume dan tidak terpenuhinya


kualitas/mutu pekerjaan konstruksi serta terlambatnya penyelesaian pekerjaan dapat
diselesaikan melalui arbitrase atau Hukum Acara Perdata yang berlaku sepanjang tidak
terpenuhinya unsur-unsur kesengajaan yang dilakukan oleh kedua belah pihak dan tidak
ada kerugian Negara berdasarkan hasil pemeriksaan oleh pihak yang berwenang antara
lain sebagai berikut:

a. Pemalsuan dokumen dalam pelaksanaan kegiatan kontrak kerja konstruksi


b. Kedua belah pihak sepakat untuk membuat progress fisik yang tidak sesuai dengan
prestasi fisik yang sebenamya
c. Berita acara penyelesaian pekerjaan dibuat 100% dan telah dibayar 100% pula,
namun pada kenyataannya pekerjaan konstruksi tersebut belum selesai dikerjakan
sampai dengan akhir tahun anggaran tanpa adanya jaminan penyelesaian pekerjaan
dari penyedia jasa berupa Bank Garansi

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


LANJUTAN

2. MARK UP HARGA
Untuk jenis penyimpangan berupa Mark Up harga atau lazimnya dapat dikategorikan
memenuhi unsur perbuatan melawan hukum yang telah ditetapkan di dalam UU Tindak
Pidana Korupsi No 31/1999 sebagaimana yang telah diubah dengan UU No 20/2011,
pasal 2 ayat 1 menyatakan bahwa setiap orang yang secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan Negara atau perekonomian negara.

3. PENGATURAN PELELANGAN
Untuk penyimpangan yang berupa pengaturan pelelangan dapat dikategorikan perbuatan
melakukan praktik-praktik monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat sesuai
dengan Undang UU No 5/1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat untuk ditindaklanjuti sesuai peraturan perundangan

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


12. Kesimpulan

Untuk mengantisipasi, mencegah dan mengurangi timbul aspek hukum, teknis dan administrasi dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi disarankan antara lain sebagai berikut :

1. Prinsip Dasar dalam Pengadaan Barang/Jasa : efisiensi, efektif, terbuka, transparan, adil/tidak
diskrimintatif, akuntabel (Kepdir PLN 305/2010 dan perubahannya) serta mempedomani ketentuan-
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

2. Kontrak yang sudah dibuat disosialisasikan dan dijelaskan aspek hukum, tekhnis, administrasi,
keuangan, perpajakan kepada Direksi pekerjaan, pengawas lapangan, konsultan, penyedia Barang/Jasa

3. Kebiasaan setelah kontrak ditandatangani, Kontrak tidak pernah di lihat, tidak diperhatikan dan tidak
tahu keberadaan Kontrak, ada masalah hukum dan audit/pemeriksa baru di cari keberadaan Kontrak

4. Kontrak, dan Dokumen pengadaan selama pekerjaan berjalan dan setelah selesai kontrak harus
disimpan rapi dan teratur

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


LANJUTAN KESIMPULAN

5. Jika diperlukan, tidak ada salahnya pengguna Barang Jasa / atasan pengguna barang/Jasa melakukan
pertemuan setidaknya sekali tiga bulan dengan seluruh penyedia jasa, Direksi pekerjaan, konsultan dan
pihak yang terkait dengan kontrak dalam lingkungan wilayahnya, untuk memberikan pengarahan,
saling tukar pendapat, mendengarkan masukan, dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan
kontrak, sehingga kontrak dapat berjalan sesuai dengan maksud dan tujuannya.

6. Khusus untuk jaminan pelaksanaan banyak kasus (jaminan tidak bisa dicairkan, palsu, dan berbeda-
beda formatnya) disarankan supaya seluruh jaminan (Bank Garansi) harus mempedomani Kepdir PLN
No 1036/2011 Tentang Pedoman Penerbitan, Pemeriksaan Keabsahan Pengajuan Klaim Atas Bank
Garansi dan Kepdir PLN No : 317. 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Jaminan/ Bank Garansi di
Lingkungan PLN.

7. Dalam Pembuatan kontrak harus dibuat jelas dan diperhatikan serta dipedomani Dokumen
Pengadan, peraturan yang berlaku sehingga tidak menimbulkan aspek hukum, tekhnis dan keuangan.

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


terima kasih
KARENA
ANDA TIDAK
PAHAM
ATURAN

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -


LANJUTAN CONTOH KASUS DENDA KETERLAMBATAN

CONTOH KASUS 2

Pekerjaan Pembangunan Jembatan, pada saat jangka waktu


kontrak telah berakhir dan Pekerjaan Jembatan tersebut
pada bagian Plat Lantai jembatan belum selesai, akibat dari
belum selesainya lantai jembatan tersebut maka jembatan
dimaksud belum dapat difungsikan. Untuk itu besaran
dendanya dihitung dari total harga kontrak.

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -

Anda mungkin juga menyukai