Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN STUDI KASUS

PEMBUKTIAN HUKUM PEMANTULAN i=r ' DENGAN


MENGGUNAKAN PRINSIP FERMAT

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3
SYAFIQATUL FUADY 200104500002
NURRAHMA PRATAMA 200104501009
YOSUA ARUNG BONE 200104501015

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
Pemantulan cahaya adalah fenomena di mana cahaya yang jatuh pada
suatu permukaan akan dipantulkan kembali. Secara teori, pemantulan cahaya
dapat dijelaskan menggunakan hukum pemantulan yang dinyatakan sebagai
berikut: "sudut datang sama dengan sudut pantul". Artinya, sinar cahaya yang
jatuh pada suatu permukaan akan dipantulkan kembali dengan sudut yang sama
dengan sudut datangnya.
Hukum ini pertama kali diungkapkan oleh ilmuwan Persia abad ke-10
bernama Ibn al-Haytham (Alhazen) dalam karyanya yang berjudul "Book of
Optics". Namun, penjelasan modern tentang pemantulan cahaya didasarkan pada
teori elektromagnetik James Clerk Maxwell dan Albert Einstein tentang
relativitas.
Cahaya yang jatuh pada bidang pembatas dua material mengalami
pemantulan dengan sudut pantul (diukur dari arah tegak lurus bidang pembatas
medium) persis sama dengan sudut datang. Pemantulan cahaya pada benda tidak
sembarangan, terdapat aturan-aturan alam yang harus ditaati Aturan-aturan ini
dinamakan hukum pemantulan.

Gambar 1.1 Pada peristiwa pemantulan sudut datang sama dengan sudut pantul
Sumber : (Surya, 2009)

Gambar 1.1 melukiskan suatu percobaan dengan cermin dan sinar laser.
Seberkas sinar laser tipis diarahkan pada sudut datang i ke suatu cermin datar
yang diletakkan dekat suatu busur derajat. Sinar laser akan dipantulkan pada sudut
pantul r ' .
 Sudut datang didefinisikan sebagai sudut yang dibentuk oleh berkas sinar
datang dengan garis normal
 Sudut pantul didefinisikan sebagai sudut yang dibentuk oleh berkas sinar
pantul dengan garis normal.
 Garis normal adalah garis yang tegak lurus bidang pantul.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa:
1. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2. Sudut datang sama dengan sudut pantul.
i=r '
Lalu, mengapa cahaya selalu dipantulkan dengan sudut datang dan
sudut pantul yang sama? Sesuai dengan prinsip fermat yang menyatakan bahwa
cahaya akan mengambil lintasan dengan waktu tempuh terpendek. Jika cahaya
merambat dari satu titik ke tiik lain melewati bidang pantul maka sudut lintasan
yang diambil adalah lintasan yang menghasilkan waktu tempuh terpendek dan
lintasan tersebut menghasilkan sudut datang dan sudut pantul yang sama.
Prinsip Fermat pertama kali diusulkan oleh matematikawan dan fisikawan
Prancis Pierre de Fermat pada abad ke-17, dan dijelaskan secara matematis oleh
Huygens pada abad yang sama. Teori ini kemudian diperkuat dan dikembangkan
lebih lanjut oleh ilmuwan seperti Johann Bernoulli, Maupertuis, dan Euler.
Hukum pemantulan (i=r ' ) dapat dibuktikan secara sederhana dengan
menggunakan prinsip fermat sebagai berikut :

Gambar 1.2 Pembuktian hukum pemantulan cahaya


Sumber : (Surya, 2009)
Pada gambar 1.2, sinar datang dari A ke P dengan sudut datang i dan
dipantulkan dalam arah APB dengan sudut pantul r ' . Panjang lintasan APB
adalah:

L= √ a 2+ x 2 + √ b2 +(d−x )2

Jika kecepatan cahaya adalah c, maka waktu yang dibutuhkan untuk menempuh
lintasan ini adalah :

L √ a + x + √ b +(d−x)
2 2 2 2
t= =
c c

Menurut Fermat, lintasan yang akan diambil oleh sinar adalah lintasan
yang waktu tempuhnya terpendek. Dari kalkulus diferensial, suatu fungsi
mencapai minimum atau maksimum ketika turunan pertamanya sama dengan nol.
Karena fungsi waktu tempuh di atas hanya memiliki nilai minimum, maka kita
dapat menentukan minimumnya dengan memeriksa kondisi ketika turunan
pertamanya sama dengan nol,

dt
=0
dx

dt 1 dL 1 2x 1 2(d−x )(−1)
= = + =0
dx c dx 2 c √ a + x 2 c √ b 2+(d −x)2
2 2

1 2x 1 2 ( d −x )
=
2 c √ a2 + x 2 2 c √ b2 + ( d−x )2

x (d−x )
=
√ a + x √ b +( d−x)2
2 2 2

2
x2 ( d−x )
= 2
a + x b + ( d−x )2
2 2

( x 2 ) ( b2 + ( d−x )2) =( d −x )2 (a2 + x 2)


2 2 2 2
x b =( d−x ) a

xb=( d−x ) a

x ( a+b )=ad

ad
x=
a+b

Dengan menggunakan analisis geometri pada gambar 1.2, maka diperoleh :

x d
tani= =
a a+b

' d−x d
tan r = =
b a+ b
'
tani=tan r

i=r '
Referensi :

Abdullah, M. (2017). Fisika Dasar II. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Hecht, E. (2002). Optics (4th ed.). San Francisco: Addison Wesley

Surya, Y. (2009). Optika. Tangerang: PT. Kandel.


Lampiran Bukti Kerjasama :

Anda mungkin juga menyukai