Pemantulan Dan Pembiasan
Pemantulan Dan Pembiasan
pembiasan pada permukaan datar yang meliputi asas fermat dan kalkulus
serta untuk mencapai hasil yang maksimal dalam kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan modul ini maka peserta didik perlu diperhatikan hal-
hal berikut:
1. Pelajari daftar isi, tujuan pembelajaran, dan peta konsep dari setiap
materi yang ada di dalam modul dengan cermat dan teliti untuk
membantu peserta didik mengetahui setiap materi-materi yang akan
dibahas dalam kegiatan pembelajaran.
2. Mulailah dengan membaca dan memahami uraian materi yang ada di
modul, buatlah catatan-catatan kecil jika diperlukan.
3. Pelajari setiap contoh-contoh soal beserta pembahasannya, apabila
mengalami kesulitan mintalah bantuan kepada guru/dosen yang ada
dikelas.
4. Kerjakan latihan-latihan soal pada setiap akhir kegiatan belajar untuk
mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah
dipelajari.
5. Ujilah tingkat pemahaman peserta didik dengan mengerjakan soal-soal
tes yang telah tersedia di dalam modul pada setiap akhir kegiatan
pembelajaran. Apabila tingkat pemahaman terhadap materi sudah sesuai
dengan kriteria, kemudian teruskanlah ke kegiatan belajar berikutnya.
Agar peserta didik dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dan
bisa mencapai hasil yang maksimal, maka pendidik/guru/dosen perlu
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran pendidik perlu menjelaskan
tujuan pembelajaran kepada peserta didik agar nantinya peserta didik
dapat mengetahui hal-hal apa saja yang harus dikuasai.
2. Arahkan peserta didik untuk selalu mengikuti rincian kegiatan yang
terdapat di modul.
3. Berikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik pada setiap
kegiatan pembelajaran baik dalam bentuk contoh maupun latihan soal..
4. Lakukan review apabila telah selesai melakukan kegiatan pembelajaran
untuk mengetahui ketuntasan belajar dan tingkat pemahaman setiap
peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari.
5. Pada setiap akhir kegiatan pembelajaran berikan tes akhir untuk
meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah
dibahas.
3.11Menganalisi cara kerja optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin datar
Pemantulan Cahaya
Pemantutulan (refleksi) adalah beloknya cahaya karena mengenai
sebuahpermukaan. Peristiwa pemantulan merupakan salah satu sifat dari
cahaya. Cahaya merambat lurus akan memantul jika mengenai semua
permukaan benda tanpa terkecuali. Pemantulan terbagi menjadi dua jenis,
yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur (difus). Sudut antar sinar
datang dengan garis normal (garis tegak lurus permukaan) disebut sudut
datang, bidang yang dibatasi oleh dua garis ini disebut sudut datang. Sinar
ynag dipantulkan terletak di dalam bidnag datang tersebut dan membentuk
sudut dengan garis normal yang sam adengan sudut datang. Hasil ini di
kenal dengan hukum pemantulan. Hukum berlaku untuk semua jenis
gelombang (tipler,2001:442)
Hukum Pemantulan Cahaya
Cermin datar memantulkan cahaya yang datang padanya. Pada gambar
diabawah adalah gambar pemantulan sinar oleh cermin datar.
Gambar 1. Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar
Sinar dari kotak cahaya yang ditutup dengan celah tunggal diarahkan ke
cermin datar, sinar mengalami pemantulan seperti gambar di atas. Dengan
melakukan kegiatan menggunakan kotak cahaya, cermin datar dan busur
derajat didapat data sebagai berikut.
Selain itu ternyata sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada
satu bidang datar. Bunyi Hukum Pemantulan :
1. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu
bidangdatar.
2. Sudut datang, sama besar dengan sudutpantul.
Dua Macam Pemantulan Cahaya Pada Benda Tidak Tembus Cahaya
a) Pemantulan Cahaya Teratur
Mengapa ada benda yang jika disinari tampak menyilaukan dan ada yang
tidak? Apabila benda- benda seperti cermin datar, perak datar, air yang
tenang disinari dengan sinar matahari, maka sinar-sinar dipantulkan dalam
arah yang sama sehingga tampak berkilauan. Pemantulan demikian
dinamakan pemantulanteratur.
∠CON = sudut batas = sudut datang yang menghasilkan sudut bias sebesar
90o
PadagambardiatasmatamelihatlampulistrWikberadadiX,sebabsinar-
sinaryang datang ke mata berasal dari X. Tentu saja ini tidak benar. Sinar-
sinar matayang berasaldariXsebenarnyamerupakansinar-
sinaryangdipancarkanolehlampu listrik ke permukaan cermin datar di
depannya. Oleh cermin datar sinar-sinar ini
dipantulkankematasehinggaterkesanbagimataseolah-olahsinar-sinartersebut
datang dari X. Jadi yang dilihat oleh mata adalah bayangan lampu listrik di
X,
bukanlampulistrikyangsebenarnya.Bayangansepertiinidisebutbayanganmay
a.
Bayangan maya dapat dilihat oleh mata, namun tidak dapat ditangkap layar.
Kebalikandaribayanganmayaadalahbayangannyataataubayangansejati.
Pembiasan Cahaya
Peristiwa pembiasan merupakan pembelokan cahaya yang melewati dua
medium berbeda. Seorang ilmuwan bernama Willebrord Snellius (1591 –
1626) telah mengamati peristiwa ini dan merumuskan hukum . Berikut ini
hukum pembiasan atau hukum Snellius yang diperoleh dari percobaannya :
Gambar 7. Percobaan Hukum Snellius
Hukum Snellius :
a. Sinar datang, sinar pantul terletak pada suatu titik bidang yang sama
b. Sudut datang sama dengan sudut pantul
Untuk membuktikan hukum Snellius ini dapat kita buktikan melalui azas
Fermat. Azas Fermat berbunyi “Cahaya merambat dari suatu titik ke titik
yang lain dengan melalui jalan (lintasan) yang waktunya sangat singkat”
k
|d|=∑ ni di
i=1
(1)
Gambar 10. Pemantulan cahaya
Asas Fermat membuktikan :
t AB=minimum ( singkat )
P = minimum (pendek)
E
s AO +OB
t AB= =
v v
a
cos α =
AO
AO = a cos−1 α
OB = bcos−1 β
1 −1 −1
∴ t= ( a cos α + b cos β)
v
1
dt = (a tanα secα dα + b tan β sec β dβ)
v
karena waktunya minimum artinya dt = 0sehingga didapat :
(2) a tan α sec α dα + b tan β sec β dβ = 0
selanjutnya
x
tan α = x = a tan α
a
(P - x) = b tan β
P = a tan α + b tan β
dP = a sec 2 α dα + b sec 2 β dβ
dP = minimum
(3)
a sec 2 α dα + b sec 2 β dβ = 0
tan α tan β
=
sec α sec β
sin α = sin β
n2 >n 1
Gambar 11. Pembiasan cahaya
Panjang lintasan |d|=n1 s AO +n2 s OB
t AOB =minimum (¿ 0)
s AOB=minimum(¿ 0)
1
s AO =( a + x )
2 2 2
1
sOB =( b +( p−x) )
2 2 2
1 1
∴|d|=n1 [( a + x ) ] +n2 [ ( b 2+( p− x)2 ) 2 ]
2 2 2
−1 −1
¿ d∨ ¿ ¿ = 1 n ( a2 +x 2 ) 2 2x + 1 n ( b2 +( p−x )2) 2 2(p-x) -1
dx 2 1 2 2
¿
d minimum (¿ d∨ dx ¿ =0)
n1 x n2 ( p−x)
−
0= 1 1
(a + x )
2 2 2
( b +( p−x) )
2 2 2
n1 x n2 (p−x )
1 = 1
(a + x )
2 2 2
( b +( p−x ) )
2 2 2
n1 sin ∝ = n2 sin β
AB= AB
d t
=
cos r sin(i−r )
d
× sin ( i−r )=t
cos r
d sin (i−r )
=t
cos r
Δ ABC
' AC
tanr = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …( 1)
d
Δ ADC
' AC
tani = '
… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …(2)
d
dari persamaan 1 dan 2 didapat
' d tan r '
d= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …(3)
tan i '
Sehingga persamaan 3 dapat diganti
' n1
d =d
n2
Untuk sudut – sudut yang kecil
n2 sin i=n1 sin r
sin i n1 tan i
= =
sin r n2 tan r
r 1=sin−1 ( 14 )
r 1=14,48 °
Kemudian untuk besar pergeseran sinar dengan persamaan berikut.
d sin(i 1−r 1 )
t=
cos r 1
( 4 ) sin (30°−14,48 °)
t=
cos 14,48°
( 4 ) sin (15,52° )
t=
cos 14,48 °
( 4 ) (0,268)
t=
0,968
1,072
t=
0,968
t=1,11 cm
Jadi, pergeseran sinar tersebut adalah 1,11 cm.
Jadi, sudut deviasi yang dialami cahaya ketika melewati prisma kaca tersebut
sebesar:
δ=i 1 +r 2−β
δ =30 ° +78,5 °−60 °
δ =48,5°
VI. PEMBIASAN PADA PRISMA
Seberkas cahaya datang dari udara menuju bidang permukaan prisma akan
dibiaskan mendekati garis normal. Kemudian, ketika cahaya meninggalkan prisma
menuju udara, cahaya tersebut akan dibiaskan menjauhi garis normal. Setelah
melewati bidang prisma, cahaya tersebut mengalami deviasi (penyimpangan).
Besarnya penyimpangan tersebut dinyatakan dalam sudut deviasi yang
disimbolkan dengan δ (baca: delta). Besarnya sudut deviasi yang dialami cahaya
dapat ditentukan dengan cara berikut.
Jika suatu berkas sinar PQ datang pada salah satu sisi prisma yang sudut
pembiasnya β, maka oleh prisma sinar ini dibiaskan mendekati garis normal
menjadi sinar QR, kemudian sinar keluar lagi dari sisi prisma yang lain menjadi
sinar RS dibiaskan menjauhi garis normal. Dari lukisan jalannya sinar di atas,
ternyata sinar datang PQ dengan sinar keluar RS, perpotongan perpanjangan
kedua sinar tersebut membentuk sudut yang disebut sudut deviasi.
Berdasarkan lukisan di atas, kita dapat menurunkan rumus untuk
menghitung besar sudut pembias prisma (β) dan sudut deviasi (δ). Caranya adalah
sebagai berikut.
Menentukan Rumus Sudut Pembias Prisma
Perhatikan ∆QRT.
∠TRQ = r2 – i2 dan ∠TQR = i1 – r1
∠QTR = 180° − ∠TQR − ∠TRQ
Perhatikan ∆BQR.
∠BQR = 90° − r1
∠BRQ = 90° − i2
∠QBR = 180° − ∠BQR − ∠BRQ
⇒ ∠QBR = 180° − (90° − r1) – (90° − i2)
⇒ ∠QBR = 180° − (90° − r1) – (90° − i2)
⇒ ∠QBR = r1 + i2
Karena ∠QBR = β, maka rumus untuk menentukan besar sudut pembias prisma
adalah sebagai berikut.
β = r1 + i2
Keterangan:
β = sudut pembias prisma
r1 = sudut bias dari sinar masuk
i2 = sudut datang sinar keluar
dengan :
n1 = indeks bias medium di sekitar prisma
n2 = indeks bias prisma
1 1
sin β= β
2 2
Sehingga besarnya sudut deviasi minimumnya dapat dinyatakan :
Dm =
n 2 β−n 1 β n2
n1
= −1 β
n1 ( )
Apabila medium di sekitar prisma berupa udara maka n1 = 1 dan indeks bias
prisma dinyatakan dengan n, maka berlaku :
Dm = (n – 1) β
Kegiatan 5
Meletakan rhombus di atas meja optic
Memutar rhombus searah jarum jam sampai titik ada lagi sinar bias keluar
dari sisi rhombus atau cahaya menghilang
Menggambarkan rhombus dengan mengikuti sisi-sisinya
Mengukur besar sudut datang pada bidang batas permukaan. Sudut datng
merupakan sudut kritis.
4. Hasil Pengamatan
5. Analisis Data
6. Pembahasan
7. Simpulan Dan Diskusi
A. Kegiatan Diskusi
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami
materi optik mengenai pemantulan dan pembiasan pada bidang datar melalui diskusi antara
sesama mahasiswa.
1. Gambarkanlah bagaimana jadinya lingkungan di sekitar kita jika semua objek
menyerap total cahaya. Sambil duduk-duduk dalam ruangan, daptkah kita melihat
sesuatu? Jika ada orang yang masuk ke dalam ruangan tersebut dapatkah kita
melihatnya?
Jawab:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..............................
2. Lampu jalan, jika dilihat melalui refleksi oleh genangan air yang beriak, namun lebih
panjang. Jelaskan!
Jawab:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..............................
3. Dapatkah (a) peristiwa refleksi dan (b) peristiwa refraksi digunakan untuk
menentukan panjang gelombang cahaya?
Jawab:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..............................
4. Dalam peristiwa refleksi dan refraksi, mengapa sinar refleksi dan refraksi terletak
pada bidang yang dibentuk oleh sinar datang dan normal permukaan? Dapatkah anda
mencari kekecualian?
Jawab:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..............................
B. Kegiatan Eksperimen
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
bekerjasama dan memahami materi optik mengenai pemantulan dan pembiasan pada bidang
datar .
1. Pemantulan pada Cermin Datar
Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat memahami dan menyelidiki bayangan benda dan hubungan anatara
jarak benda dan jarak bayangan pada cermin datar.
Peralatan dan Bahan
Nama Alat Jumlah
Kotak cahaya 1
Diafragma 1 dan 3 celah 1
Cermin kombinasi 1
Catu Daya 1
Kabel Penghubung 2
Pensil 1
Kertas A3 1
Teori Dasar
Cermin datar yaitu cermin yang memiliki bidang pemantul datar dan licin yang
dilapisi bahan mengkilap berupa amalgam (campuran perak dan raksa). Sifat-sifat bayangan
pada cermin datar sebagai berikut:
Jarak benda ke cermin (s) = jarak bayangan ke cermin (s’).
Tinggi benda (h) = tinggi bayangan (h’).
Sifat bayangan tegak dan maya.
Keteraturan sinar-sinar pantul pada cermin datar dapat digunakan untuk
menggambarkan bayangan secara grafis dengan cara menggambarkan sinar datang dan sinar
pantulnya.
Cara Kerja
Persiapan Percobaan
a. Buatlah garis lurus menyilang tengah kertas. Garis in digunakan sebagai acuan
kedudukan cermin.
b. Letakkan kertas tersebut di atas meja, kemudian letakkan juga kotak cahaya dengan
posisi sisi belakang cahaya (sinar menyebar) menghadap garis acuan seperti pada
gambar bawah.
c. Masukkan diafragma celah lebar ke dalam celah pemegang diafgrama belakang kotak
cahaya.
d. Letakkan cermin kombijasi di atas kertas, atur kedudukan cermin sedemikian
sehingga permukaan datar cermin tepat berada pada garis acuan seperti padagambar
di bawah ini.
e. Hubungkan kotak cahaya ke catu daya dengan kabel penghubung.
f. Pastikan catu daya dalam keadaan mati. Kemudian hubungkan catu daya ke sumber
tegangan PLN dan atur catu daya 12V arus DC.
Langkah-langkah Percobaan
a. Nyalakan catu daya dan tempatkan kotak cahaya sedemikian, sehingga sinar divergen
yanng keluar jatuh dalam posisi miring pada permukaan cermin.
b. Amati sinar datang dan sinar pantul. Gunakan pensil untuk memberi tanda tepi-tepi
sinar datang dan sinar pantul sehingga memungkinkan anda menggambar batas sinar
datang dan sinar pantul.
c. Kemudian amati bayangan lampu (filamen lampu) pada cermin dari posisi yang
sesuai.
d. Tempatkan seakurat yang anda dapat posisi bayangan berada. Beri tanda silang (x)
dengan menggunakan pensil.
e. Matikan kotak cahaya. Buatlah garis dari sinar yang telah diberi tanda, kemudian
perpanjang kedua garis tersebut melewati perpotongan titik kedua garis. Berilah label
pada titik tersebut dengan huruf I.
f. Gambarkan kedua garis yang membatasi sinar datang kemudian perpanjangan garis
tersebut samapia kedua garis bertemu pada satu titil, beri tannda pada titing tersebut
dengan huruf O (objek).
g. Sekarang ukur panjang si , jarak antara bayangan I dan garis acuan dan panjang so ,
jarak anatara objek O dan garis acuan si disebut jarak bayangan dan so disebut jarak
benda.
h. Bandingkan si dan so .
Gambar 4. Skema Pengamatan
Hasil Pengamatan
Bayangan titik dapat digambarkan sebagai titik perpotongan sinar pantul / sinar
datang yang berasal dari benda titik. (Coretlah kata yang tidak sesuai!)
Benda titik adalah perpotongan sinar pantul / sinar datang.(Coretlah kata yang tidak
sesuai!)
Pembahasan
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
..................................................................................................
Kesimpulan
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
........................
Teori Dasar
Berkas cahaya akan berubah arahnnya pada saat melewati bidang batas anatara 2
(dua) medium berbeda, jika sudut datang tidak nol. Perubahan arah cahaya ini disebut
pembiasan atau refraksi.
Hukum Snellius
Hubungan antara besarnya sudut datang dan besarnya sudut bias ditemukan oleh
ilmuwan asal Belanda yaitu Willebrord Snell (1591-1626) yang disebut dengan hukum
snellius yang menyatakan
Dalam peristiwa pembiasan cahaya, perbandingan sinus sudut datang dan sinus
sudut bias adalah konstan.
Untuk cahaya yang datang dari ruang hampa (vakum) ke medium tertentu, konstanta
tersebut dinamakan indeks bias (n) untuk medium tersebut. Hukum snellius tersebut dapat
dituliskan sebagai berikut
sin i
n= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …(1)
sinr
Dengan : i = sudut datang
r = sudut bias
n = indeks bias
Cara Kerja
Teori Dasar
Cahaya datang dari medium renggang ke medium rapat yang kemudian akan
dibiaskan mendekati garis normal, terlihat pada gambar berikut.
Indeks bias juga dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara cepat rambat cahaya
dalam medium dengan cepat rambat cahaya dalam medium. Contohnya yakni jika cahaya
merambat dari udara ke air, maka indeks bias air adalah
C udara
n air = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . …(1)
C air
Dengan :
n air = indeks bias air
C udara= cepat rambat cahaya pada medium udara
C air = cepat rambat cahaya pada medium air
Sudut batas adalah besarnya sudut datang yang menyebabkan sudut biasnya 90º (sinar
biasnya berhimpit dengan bidang batas). Sudut batas terjadi jika cahaya merambat dari
medium rapat ke medium renggan. Jika cahaya datang dengan sudut yang lebih besar dari
sudut batas, maka cahaya tidak dibiaskan, melainkan akan dipantulkan sempurna (memenuhi
hukum pemantulan). Dalam hal ini, bidang batas antara dua medium yang berbeda
kerapatannya berfungsi sebagai bidang pantul.
Fenomena pemantulan sempurna dalam kehidupan sehari-hari antara lain: (1) pada
sianng hari yang panas, jalan beraspal kelihatan berair, dan (2) di padang pasir yang tandus
kelihatan ada sumber mata air. Kedua fenomena tersebut disebut dengan fatamorgana
(bayang-bayang semu).
n2
sin i k = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … ..… … … … … …(2)
n1
Syarat terjadinya pemantulan sempurna antara lain :
1. Cahaya datang dari medium renggang ke medium rapat, dan
2. Sudut datang lebih besar dari sudut batas.
Sinar datang dari udara ke kaca berarti dari medium renggang ke medium rapat.
Dalam hal ini sinar akan dibiaskan mendekati garis normal.
Sinar bias berfungsi sebagai sinar datang pada bidang datas kaca dengan udara. Dlam
hal ini sinar datang dari medium rapat ke medium renggang, sehingga sinar dibiaskan
menjauhi garis normal. Arah sinar datang dengan sinar yang keluar dari kaca
planparalel merupakan sinar sejajar.
Cara Kerja
Persiapan Percobaan
a. Siapkan peralatan sesuai dengan daftar.
b. Susunlah peralatan seperti pada gambar berikut.
c. Siapkan selembar kertas A4, kemudia buatlah dua garis tegak lurus di tengah-tengah
kertas tersebut.
d. Buatlah garis-garis 20º, 30º dan seterusnya sampai sudut 60º dengan garis sumbu PQ
pada kertas tersebut seperti yang terlihat padaa gambar di atas.
e. Letakkan tangki plastik seperti pada gambar di atas, kemudian buatlah titik tengah
permukaan depan tangki.
f. Isilah tangki plastik tersebut dengan air sampai penuh.
g. Gunakan bagaian depan kotak cahaya untuk menghasilkan sinar sejajar.
h. Masukkan diafragma 1 celah pada celah pemegang diafragma depan kotak cahaya.
i. Hubungkan kabel penghubung dari catu daya ke kotak cahaya
j. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan PLN. Pastikan bahwa catu daya dalam
keadaan mati.
k. Pilih tegangan keluaran catu daya 12V.
l. Kemudian hidupkan catu daya.
Langkah-langkah Percobaan
a. Ubahlah kedudukan kotak cahaya dengan memutarnya sampai sinar datang berimpit
dengan garis yang memilih kemiringan sudut 20º terhadap PO, sehingga membuat
sudut datang sama dengan 20º sesuai dengan gambar berikut.
b. Buatlah garis normal pada titik sinar datang ke dua (permukaan belakang tangki).
Kemudian beri tanda dengan huruf n. Setelah itu buatlah dua buah tanda pada sinar
bias di luar tangki untuk menunjukan sinar bias.
c. Gambarlah garis luas tangki kemudian buatlah tangki.
d. Gambarlah garis bias di belakang tangki menggunakan tanda yang telah dibuat.
Gambar 6. Skema Hasil Pengamatan
e. Ukurlah sudut bias r 1, sudut datang pada permukaan kedua i 2dan sudut bias pada
permukaan luar r 2 tulislah hasilnya pada tabel.
f. Ulangi langkahh a sampai f sehingga didapatkan 4 data i 1 sesuai tabel.
LATIHAN SOAL
3. Suatu berkas datang jatuh pada salah satu permukaan prisma kaca diudara seperti
pada Gambar 2. Sudut dipilih supaya berkas yang keluar pada sisi lain juga
membentuk sudut dengan normal pada sisi tersebut. Turunkanlah pernyataan untuk
indeks refraksi bahan prisma terhadap udara.
Gambar 2
Latihan Soal Refleksi dan Refraksi pada Prisma
1. Pada Gambar 3 adalah gambar prisma kaca segitiga. Sinar yang datang tegak lurus
pada salah satu sisinya direfleksikan secara total. Jika 1 adalah 45, kesimpulan apa
yang dapat ditarik tentang indeks refraksi n dari kaca?
Gambar 3
2. Apa yang terjadi jika prisma dalam Gambar 3 (anggap n = 1,5) dibenamkan dalam air
(n = 1,33) ? Lihat gambar 3 b
Latihan Soal Refleksi dan Refraksi pada Zat Cair dan Kaca
1. Pada Gambar 4, material a adalah air dan material b adalah kaca dengan indeks
refraksi 1,52. Jika sinar masuk membuat sudut 60dengan normal, carilah arah sinar
yang direfleksikan dan arah sinar yang direfraksikan.
Gambar 4
2. Deskripsikan apa yang dilihat orang yang memandang dunia dari bawah
permukaan danau atau kolam renangyang sangat tenang?
sudut datangnya, sinar datang ke salah satu cermin sejajar dengan sinar yang
dipantulkan dari cermin yang lain.
Gambar 6
4. Seberkas sinar laser jatuh pada permukaan kaca plan paralel dapat membentuk
sudut datang sebesar 45 ° . Jika tebal kaca planparalel 15 cm dan sudut bias yang
dihasilkan adalah 20 ° . Tentukan besar pergeseran yang dialami oleh sinar laser
tersebut.
KUNCI JAWABAN
1. Sinar yang direfleksikan membentuk sudut dengan garis norma di b dan menjadi
sinar datang bagi cermin M’M’’. Sudut datang ’ pada cermin ini adalah /2 - .
Sinar refleksi kedua, r’,membentuk sudut ’ dengan normal yang didirikan di b’.
Sinar i dan r’ selalu sejajar dan berlawanan arah berapapun harga . Untuk melihat
ini, kita perhatikan bahwa
= - 2’ = - 2 ¿
Dua garis akan sejajar jika sudut dalam berseberangannya ( dan 2) sama.
Ulangi soal tersebut jika cermin tidak saling tegak lurus, tetapi membentuk sudut
120. Cukup sama 90.
2. Untuk 400 nm
Sin 1 = nqa sin 2,
Sin 30 = (1,4702) sin 2
2 = 19,99
Untuk 500 nm
Sin 30 = (1,4624) sin 2’
2’ = 19,99
Sudut antara antara kedua berkas adalah 0,11, komponen dengan Panjang
gelombang yang lebih pendek dibelokkan lebih banyak, jadi sudut refraksinya
lebih kecil.
3. Perhatikan bahwa ABC = , sisi-sisi kedua sudut saling tegak lurus. Karena itu,
1
= dengan adalah susut prisma
2
Sudut deviasi adalah jumlah kedua sudut yang berhadapan dalam segitiga
aed,atau
= 2( - )
1
Gantikan dengan dan hitung ,maka diperoleh
2
1
= ( +)
2
pada titik a, adalah sudut datang dan adalah sudut refraksi.Menurut hukum
refraksi sin = nga sin dengan nga adalah indeks refraksi kaca terhadap udara
menghasilkan
+¿ 1
sin 2 ¿ = nga sin atau nga = sin ¿ ¿
2
3. Anggap sudut antara dua cermin adalah α , sudut antara sinar pantul dan sinar
datang adalah :
δ =180−(i 1 +r 1)+180−(i 2 +r 2 )
δ =180−(i 1 +i 1)+180−(i 2+ i2 )
(i 1=r 1 ),(i2 =r 2)
δ=360−2(i 1+i 2 )
Karena sinar pantul harus sejajar dengan sinar datang maka δ =180 ° , sehingga
diperoleh :
180=360−2(i 1 +i 2)
360−180=360−2(i 1+i 2 )
90=i 1+i 2
Berdasarkan gambar diatas, kita peroleh bahwa ¿ i 1+i 2 , sehingga kita peroleh
α =90 ° .
Jadi, agar sinar datang dan sinar pantul sejajar, kedua cermin harus saling
tegak lurus.
4. Diketahui :
i 1 = 45 °
d = 15 cm
r 1 = 20 °
Ditanya : t?
Jawab ;
(d )sin(i 1−r 1 )
t=
cos r 1
(15)sin(45 °−20° )
t=
cos 20 °
(15)(0,42)
t=
0,94
6,3
t=
0,94
t=6,7 cm
Jadi, ketika melewati kaca plan paralel, sinar laser mengalami pergeseran
sejauh 6,7 cm dari arah semula.
Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terhadap bidang batas pemantul pada titik
jatuh, semuanya berada dalam satu bidang, Sudut datang ( θi ) sama dengan sudut
pantul ( θr ). Hukum tersebut dinamakan “Hukum Pemantulan”.
(b) Dapat, karena pembiasan (Refraksi) merupakan perubahan arah gelombang saat
gelombang masuk ke medium baru yang mengakibatkan gelombang bergerak dengan
kelajuan yang berbeda. Pada pembiasan terjadi perubahan laju perambatan. Panjang
gelombangnya bertambah atau berkurang sesuai dengan perubahan kelajuannya,
tetapi tidak ada perubahan frekuensi. Dalam peristiwa refraksi tumbukan antara
gelombang cahaya dengan antar muka dua medium menyebabkan kecepatan fase
gelombang cahaya berubah. Panjang gelombang akan bertambah atau berkurang
dengan frekuensi yang sama, karena sifat gelombang cahaya yang transversal (bukan
longitudinal). Peristiwa ini ditunjukkan pada gambar berikut
Pada gambar tersebut kecepatan gelombang pada medium 2 lebih kecil daripada
medium 1. Dalam hal ini, arah gelombang membelok sehingga perambatannya lebih
hampir tegak lurus terhadap batas. Jadi, sudut pembiasan (θ2), lebih kecil daripada
sudut datang (θ1). Dengan adanya perbedaan indeks bias antara udara (1,0003) dan air
(1,33) di dalam sebuah mangkok, sebuah benda lurus seperti pensil atau sedotan akan
tampak seperti patah dengan kedalaman air yang tampak lebih dangkal.
Refraksi (pembiasan) gelombang-gelombang cahaya di air. Persegi gelap
menunjukkan posisi sebenarnya sebatang pensil yang diletakkan dalam semangkuk
air. Persegi terang menunjukkan posisi tampak dari pensil itu. Perhatikan bahwa
ujungnya (X) seakan-akan terlihat di Y, posisi yang jelas lebih dangkal.
4. Karena sinar yang direflesikan dan sinar yang direfraksikan dan normal terhadap
permukaan semuanya terletak pada bidang yang sama. Bidang dari ketiga sinar itu
tegak lurus terhadap bidang permukaan batas diantara kedua material tersebut. Kita
selalu menggambarkan diagram sinar sehingga sinar masuk, sinar yang direflesikan
dan sinar yang direfraksikan berada dalam bidang diagram.
5. Fenomena Fatamorgana dapat terjadi karena adanya pembiasan cahaya yang
menyebabkan terjadinya ilusi optik. Pada umumnya fatamorgana ini terjadi di wilayah
yang luas dengan cuaca sangat panas seperti gurun. Fatamogana hanya akan terlihat
pada jarak yang jauh dari posisi kita berada, itu karena bentuk struktur bumi yang
bulat sesuai dengan konsep geografi. Terkecuali jika bumi kita datar, maka cahaya
yang dibelokkan akan mencapai lapisan tanah yang sangat dekat dengan tempat
dimana cahaya tidak dibelokkan, dan fatamorgana bisa kita lihat pada jarak yang
sangat dekat. Ya, ada hubungannya. Pada proses terbentuknya fatamorgana, terdapat
perbedaan kerapatan udara pada medium udara dengan suhu yang panas dan medium
udara dengan suhu yang dingin sehingga membuat indeks bias kedua medium tersebut
juga berbeda. Indeks bias merupakan suatu kemampuan medium membiaskan arah
rambat cahaya. Dengan demikian, indeks bias pada medium udara dengan suhu yang
dingin akan lebih besar daripada indeks bias medium udara dengan suhu yang panas.