NIM : 2288201032
SMT :4
MATKUL : Sosiolinguistik
DOSEN PENGAMPU : Agoes Hendriyanto Dr. M.Pd.
Alih Kode dan Campur Kode Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Bidang
Sekolah
Vol, No Vol 8, No 1 (2023): Metalingua, Edisi April 2023 24-26, E-ISSN 2528-
6684, ISSN 2528-4371
URL https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/6838#
Metode Yang Penelitian 1 : metode penelitian yang digunakan dalam artikel tersebut
Digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif digunakan
untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena yang terjadi
berdasarkan fakta yang ada di lapangan . Subjek penelitian meliputi guru
dan siswa, dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak.
Metode ini membantu dalam memahami bagaimana campur kode dan alih
kode digunakan dalam proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di kelas
1 MI NU Umbul Sari.
Urgensi dan Penelitian 1 : urgensi dalam penelitian ini artikel ini membahas tentang
Orisinalitas penggunaan campur kode dan alih kode dalam proses belajar mengajar
Bahasa Indonesia di kelas 1 MI NU Umbul Sari. Hal ini relevan dalam
konteks pendidikan di mana guru perlu menggunakan strategi komunikasi
yang efektif untuk memastikan pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran. Penggunaan campur kode dan alih kode dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia menunjukkan adaptasi guru terhadap kebutuhan siswa.
Serta artikel ini memiliki orisinalitas karena menggali fenomena
penggunaan campur kode dan alih kode dalam konteks pembelajaran
Bahasa Indonesia di MI NU Umbul Sari. Penelitian ini memberikan
kontribusi baru dalam pemahaman tentang strategi komunikasi yang
digunakan oleh guru dalam mengajar Bahasa Indonesia kepada siswa
yang memiliki latar belakang bahasa yang beragam.
Daftar Pustaka Sugiarti, Sari, R. S., Sulmayanti, I., Zulaikah, & Safitri. (2023). Campur
Kode dan Alih Kode Tuturan Guru Dalam Proses Belajar
Mengajar Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas 1 MI NU
Umbul Sari Kecamatan Buay Pemuka Bangsa Raja. Jurnal
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 8, 24-26.
URL https://sinta.kemdikbud.go.id/authors/profile/6647558/?view=googlescholar#
Metode Yang Penelitian 2 : Metode penelitian ini adalah metode observasi, digunakan
Digunakan untuk mengumpulkan data tentang interaksi bahasa yang terjadi antara guru
dan siswa selama proses pembelajaran. Observasi dilakukan secara langsung
di kelas untuk mencatat tuturan-tuturan yang mengandung alih kode dan
campur kode. Selain itu, metode wawancara juga digunakan untuk
mendapatkan pemahaman lebih dalam dari guru dan siswa tentang alasan
dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan alih kode dan campur
kode dalam pembelajaran.
Hasil dan Penelitian 2 : Guru dan siswa di kelas IV SD Negeri Ketug menggunakan
Pembahasan dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Jawa, dalam proses
pembelajaran. Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa resmi
pembelajaran, namun bahasa Jawa juga sering disisipkan oleh guru untuk
memastikan pemahaman siswa yang mayoritas menggunakan bahasa Jawa
sebagai bahasa sehari-hari.
Berikut ini dialog yang mengandung alih kode dari bahasa Indonesia
ke bahasa Jawa :
Simpulan Penelitian 2 : Ditemukan adanya fenomena alih kode dan campur kode
dalam proses pembelajaran di SD Negeri Ketug, di mana guru dan siswa
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa secara bergantian.
Alih kode terjadi dalam bentuk peralihan antara bahasa Indonesia dan bahasa
Jawa, sementara campur kode terjadi melalui penyisipan kata, frasa, dan
klausa dalam interaksi guru-siswa. Faktor-faktor yang menyebabkan campur
kode antara lain keinginan untuk menjelaskan sesuatu dengan lebih jelas,
menjalin keakraban antara guru dan siswa, serta situasi dan kondisi tertentu
dalam proses pembelajaran. Penggunaan alih kode dan campur kode dalam
pembelajaran di SD Negeri Ketug mempengaruhi efektivitas komunikasi
antara guru dan siswa.Pentingnya pemahaman yang mendalam tentang
keberagaman bahasa siswa untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan
pemerolehan bahasa Indonesia.
Urgensi dan Penelitian 2 : Penelitian ini memiliki urgensi yang tinggi karena
Orisinalitas mengungkapkan fenomena alih kode dan campur kode dalam konteks
pembelajaran di SD Negeri Ketug. Hal ini penting untuk dipahami karena
dapat memengaruhi efektivitas komunikasi antara guru dan siswa. Penelitian
ini memiliki orisinalitas karena fokus pada konteks pembelajaran di SD
Negeri Ketug yang belum banyak diteliti terkait dengan alih kode dan
campur kode. Hal ini menunjukkan kontribusi baru dalam pemahaman
tentang penggunaan bahasa dalam proses pembelajaran di lingkungan yang
memiliki keberagaman bahasa. Temuan mengenai jenis alih kode dan
campur kode yang dilakukan oleh guru dan siswa, serta faktor-faktor
penyebabnya, memberikan kontribusi orisinal dalam konteks sosiolinguistik
pendidikan.
Daftar Pustaka Khoirurrohman, T., & Anjany, A. (2020). Alih Kode Dan Campur Kode
Dalam Proses Pembelajaran Di SD Negeri Ketug ( Kajian
Linguistik ). Jurnal Dialektika Jurusan PGSD, 10, 362-370.
URL https://sinta.kemdikbud.go.id/authors/profile/6017272/?view=googlescholar#
Pendahuluan Penelitian 3 : Di bidang pendidikan, untuk mendorong terwujudnya tujuan
pembelajaran, guru dan siswa akan menggunakan bahasa yang mereka
kuasai. Lingkungan pendidikan sebagai lingkungan formal menuntut guru
dan siswa untuk berbicara bahasa resmi, Bahasa Indonesia Salah satu faktor
munculnya pemilihan bahasa yaitu karena keberagaman suku di Indonesia
yang mengakibatkan munculnya variasi dalam penggunaan Bahasa. Alih
kode dapat terjadi dalam sebuah percakapan ketika seorang pembicara
menggunakan sebuah bahasa dan mitra bicaranya menjawab dengan bahasa
lain (Simatupang, 2018). Faktor-faktor penyebab terjadinya alih kode; antara
lain: (1) penutur; (2) lawan tutur; (3) hadirnya penutur ketiga;
(4) pokok pembicaraan; (5) membangkitkan rasa humor; dan (6) sekadar
bergengsi (Rulyandi, 2014). Campur kode adalah pemakaian dua bahasa atau
lebih dengan saling memasukkan unsur bahasa yang satu ke bahasa yang
lain. Dalam hal ini penutur menyelipkan unsur-unsur bahasa lain ketika
sedang memakai bahasa tertentu. (Saddhono, 2012: 75).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alih kode terjadi ketika guru beralih
dari bahasa Indonesia ke Jawa, dipengaruhi oleh kebiasaan siswa
menggunakan bahasa Jawa sehari-hari. Faktor penyebab alih kode dan
campur kode antara lain terpengaruh oleh lawan bicara dan keinginan untuk
menambahkan unsur humor.
Pengaruh positif dari alih kode dan campur kode dalam pembelajaran bahasa
Indonesia adalah memperlancar proses komunikasi antara guru dan siswa.
Namun, pengaruh negatifnya adalah kerusakan tatanan bahasa Indonesia
karena interferensi dan integrasi bahasa, serta penggunaan bahasa yang tidak
formal.
Simpulan Penelitian 3 : Terdapat dua bentuk fenomena linguistik, yaitu alih kode
berupa klausa dan campur kode berupa kata, yang terjadi dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di SMK Al-Shighor. Faktor penyebab alih
kode adalah terpengaruh oleh lawan bicara, sementara faktor penyebab
campur kode adalah keinginan untuk menambahkan unsur humor.
Pengaruh positif dari alih kode dan campur kode adalah memperlancar
proses komunikasi antara guru dan siswa, sementara pengaruh negatifnya
adalah kerusakan tatanan bahasa Indonesia karena interferensi dan integrasi
bahasa, serta penggunaan bahasa yang tidak formal. Dengan demikian,
simpulan artikel ini menekankan pentingnya pemahaman tentang alih kode
dan campur kode dalam pembelajaran bahasa Indonesia, serta memberikan
saran untuk meningkatkan penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam
konteks pendidikan.
Urgensi dan Penelitian 3 : Urgensinya terletak pada pemahaman yang mendalam tentang
Orisinalitas fenomena alih kode dan campur kode dalam proses pembelajaran bahasa
Indonesia di lingkungan sekolah menengah kejuruan. Artikel ini memberikan
wawasan yang berharga tentang bagaimana praktik linguistik ini
memengaruhi interaksi antara guru dan siswa, serta dampaknya terhadap
tatanan bahasa Indonesia.
Keorisinalitasan artikel ini terletak pada fokusnya yang spesifik pada konteks
pembelajaran bahasa Indonesia di SMK Al-Shighor. Penelitian ini
memberikan kontribusi baru dalam pemahaman tentang alih kode dan
campur kode dalam lingkungan pendidikan, khususnya di sekolah menengah
kejuruan. Selain itu, artikel ini juga mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
alih kode dan campur kode yang relevan dengan situasi pembelajaran
bahasa.
Daftar Pustaka Afiyah, N. N., & Wilsa, J. (2023). Alih Kode Dan Campur Kode Dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMK Al-Shigor. Jurnal Ilmu
Pendidikan ( JIP ), 01, 453-459.
URL https://sinta.kemdikbud.go.id/authors/profile/6696565/?view=googlescholar
Fenomena alih kode dan campur kode antara Bahasa Toraja dan bahasa
Indonesia terjadi di kalangan siswa kelas X SMK Kristen Palopo. Diketahui
bahwa mayoritas siswa di sekolah tersebut adalah penutur bahasa Toraja,
sehingga penggunaan bahasa daerah ini masih sangat tinggi meskipun
dalam situasi formal sekalipun. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh kuat
bahasa Toraja dalam interaksi komunikasi siswa.
Penelitian ini menganalisis fenomena alih kode dan campur kode yang
terjadi, baik dalam situasi formal maupun nonformal, serta dampaknya
terhadap proses pembelajaran bahasa Indonesia. Ditemukan bahwa terjadi
bentuk alih kode intern antara bahasa Indonesia dan bahasa Toraja, serta
campur kode dalam bentuk penyisipan unsur kata, frasa, dan klausa.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Kristen
Palopo yang terbagi menjadi empat jurusan, dengan jumlah total siswa
sebanyak 81 orang. Sampel penelitian diambil sebanyak 30 orang siswa,
yang merupakan 15% dari total populasi siswa. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui observasi langsung, penyebaran angket, wawancara, dan
perekaman, baik dalam situasi formal maupun nonformal .
Hasil dan Penelitian 4 : mayoritas siswa kelas X SMK Kristen Palopo adalah penutur
Pembahasan bahasa Toraja. Hal ini tercermin dalam interaksi komunikasi antara siswa,
di mana bahasa Toraja sering digunakan baik dalam situasi formal maupun
nonformal. Bahkan, dalam situasi nonformal, siswa cenderung lebih
memilih menggunakan bahasa Toraja daripada bahasa Indonesia .
Dampak dari alih kode dan campur kode terhadap proses belajar mengajar
bahasa Indonesia di SMK Kristen Palopo juga teridentifikasi dalam
penelitian ini. Dampak tersebut dapat bersifat negatif maupun positif, di
mana dalam beberapa kasus alih dan campur kode dilakukan agar siswa
lebih mudah memahami materi pelajaran. Secara keseluruhan, hasil dan
pembahasan dari penelitian ini memberikan pemahaman yang mendalam
tentang fenomena alih kode dan campur kode antara Bahasa Toraja dan
bahasa Indonesia di lingkungan pendidikan, serta implikasinya terhadap
proses pembelajaran dan interaksi siswa.
Simpulan Penelitian 4 : Mayoritas siswa di SMK Kristen Palopo adalah penutur
bahasa Toraja, yang tercermin dalam penggunaan bahasa Toraja dalam
interaksi komunikasi baik dalam situasi formal maupun nonformal. Hal ini
menunjukkan bahwa bahasa daerah masih memiliki pengaruh yang kuat
dalam lingkungan sekolah tersebut .
Faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan alih kode dan campur
kode antara bahasa Toraja dan bahasa Indonesia meliputi faktor linguistik
dan nonlinguistik. Faktor linguistik terjadi ketika tidak ditemukan padanan
kata dalam bahasa sasaran, sedangkan faktor nonlinguistik meliputi
kesantaian bahasa, keakraban, dan kebiasaan .
Dampak dari alih kode dan campur kode terhadap proses belajar mengajar
bahasa Indonesia di SMK Kristen Palopo dapat bersifat negatif maupun
positif. Dalam beberapa kasus, alih dan campur kode dilakukan agar siswa
lebih mudah memahami materi pelajaran .
Urgensi dan Penelitian 4 : Artikel ini memiliki urgensi yang signifikan karena
Orisinalitas mengangkat isu penting terkait dengan penggunaan bahasa daerah (Bahasa
Toraja) dan bahasa Indonesia dalam konteks pendidikan di SMK Kristen
Palopo. Urgensi artikel ini terletak pada pemahaman tentang fenomena alih
kode dan campur kode antara kedua bahasa tersebut, serta dampaknya
terhadap proses pembelajaran dan interaksi siswa. Dengan adanya
penelitian ini, pembaca dapat lebih memahami kompleksitas penggunaan
bahasa di lingkungan pendidikan yang multibahasa.
Selain itu, artikel ini juga memiliki orisinalitas yang tinggi karena
mengeksplorasi secara mendalam fenomena alih kode dan campur kode
antara Bahasa Toraja dan bahasa Indonesia pada siswa kelas X SMK
Kristen Palopo. Peneliti memberikan kontribusi baru dalam pemahaman
tentang dinamika penggunaan bahasa di lingkungan pendidikan khususnya
di daerah dengan keberagaman bahasa dan budaya.
Daftar Pustaka Etik , Harsia, & Kartini. (202). Alih Kode Dan Campur Kode Bahasa Toraja
Dengan Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas X SMK Kristen Palopo.
Jurnal Onoma : Pendidikan, Bahasa Dan Sastra, 08, 429-435.
PENELITIAN 5, JURNAL SINTA 4
Judul Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Saat berada di jenjang pendidikan, siswa termasuk juga siswa SMP Negeri
1 Jebus akan mempelajari bahasa nasional dan bahasa asing sehingga
tidak menutup kemungkinan siswa berinteraksi memakai bahasa dua atau
lebih. Namun tidak jarang siswa mengalami peristiwa alih kode dan
campur kode di sekolah, dalam bertindak tutur siswa masih berinteraksi
memakai bahasa daerah. Selama kegiatan pembelajaran, masih ada siswa
yang menggunakan bahasa daerah bukan menggunakan bahasa Indonesia
atau bahkan bahasa asing. Ditemukan karakteristik alih kode dari Bahasa
Indonesia ke bahasa daerah (Bangka) dan dari Bahasa Indonesia formal ke
informal. Selain itu, terdapat juga sedikit alih kode ke luar ke bahasa asing
(Inggris). Campur kode juga terjadi dengan penyisipan kata bahasa daerah
ke dalam bahasa Indonesia formal, serta kata bahasa informal ke dalam
formal. Selain itu, ada campur kode ke luar dengan penyisipan kata
bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia selama kegiatan pembelajaran.
Penelitian ini penting untuk memahami bagaimana siswa berinteraksi dan
menggunakan bahasa yang berbeda dalam konteks pendidikan yang akan
membantu meningkatkan pembelajaran bahasa mereka.
Metode Yang Penelitian 5 : Metode penelitian pada artikel ini menggunakan metode
Digunakan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
teknik rekam dan catat. Penelitian ini juga menggunakan teknik
triangulasi dalam mengumpulkan data. Peneliti merekam interaksi siswa
dan guru selama kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung.
Selain itu, objek sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII C dan kelas
VII E SMP Negeri 1 Jebus.
Dalam penelitian ini, dapat ditemukan campur kode ke dalam dan campur
kode ke luar antara guru dan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Campur kode ke dalam terjadi dengan penyisipan kata bahasa daerah
(Bangka) ke dalam Bahasa Indonesia formal. Sementara campur kode ke
luar terjadi dengan penyisipan kata bahasa asing (Inggris) ke dalam
bahasa Indonesia.
Hasil dan Penelitian 5 : Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai alih kode dan
Pembahasan campur kode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VII di
SMP Negeri 1 Jebus, terdapat beberapa temuan penting. Salah satunya
adalah karakteristik alih kode dari Bahasa Indonesia ke bahasa daerah
(Bangka) dan dari Bahasa Indonesia formal ke informal. Selain itu,
terdapat juga sedikit alih kode ke bahasa asing (Inggris). Campur kode
juga terjadi dengan penyisipan kata bahasa daerah ke dalam bahasa
Indonesia formal, serta kata bahasa informal ke dalam formal. Selain itu,
ada campur kode ke luar dengan penyisipan kata bahasa asing ke dalam
bahasa Indonesia selama kegiatan pembelajaran.
Melalui analisis data mengenai alih kode dan campur kode, peneliti dapat
mengetahui bagaimana siswa menggunakan berbagai bahasa dalam
berinteraksi selama pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini telah
memberikan gambaran yang penting untuk memahami bagaimana siswa
berinteraksi dan menggunakan bahasa yang berbeda dalam konteks
pendidikan, serta membantu meningkatkan pembelajaran bahasa mereka.
Urgensi dan Penelitian 5 : Artikel ini memiliki urgensi dan orisinalitas yang tinggi
Orisinalitas karena membahas tentang alih kode dan campur kode dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia siswa kelas VII SMP Negeri 1 Jebus. Dalam konteks
pendidikan, pemahaman tentang fenomena alih kode dan campur kode
saat interaksi guru-siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sangat
penting. Dengan pemahaman yang baik tentang cara siswa berinteraksi
dan menggunakan bahasa yang berbeda, pembelajaran bahasa mereka
dapat ditingkatkan. Selain itu, artikel ini juga memberikan gambaran
karakteristik alih kode dan campur kode yang terjadi, menunjukkan
betapa relevannya penelitian ini dalam konteks pengembangan kurikulum
dan metode pembelajaran di sekolah. Sehingga, artikel ini menjadi
penting untuk meningkatkan pemahaman tentang penggunaan bahasa
dalam proses pembelajaran siswa.
Kritik Judul yang tepat adalah : Alih Kode dan Campur Kode dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Daftar Pustaka Rindiani, M., Missriani, & Effendi, D. (2022). Alih Kode Dan Campur
Kode Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia. Jurnal Bindo Sastra, 06, 97-104.