Anda di halaman 1dari 15

NAMA : Yunanda Septi Avidza

NIM : 2288201032
SMT :4
MATKUL : Sosiolinguistik
DOSEN PENGAMPU : Agoes Hendriyanto Dr. M.Pd.

Alih Kode dan Campur Kode Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Bidang
Sekolah

PENELITIAN 1, JURNAL SINTA 4


Judul Campur Kode dan Alih Kode Tuturan Guru dalam Proses Belajar
Mengajar pada Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas 1 MI NU Umbul Sari
Kecamatan Buay Pemuka Bangsa Raja

Penulis Sugiarti, Resti Septika Sari, Indah Sulmayanti, Zulaikah, Safitri

Jurnal Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua

Vol, No Vol 8, No 1 (2023): Metalingua, Edisi April 2023 24-26, E-ISSN 2528-
6684, ISSN 2528-4371

URL https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/6838#

Pendahuluan Penelitian 1 : Bahasa adalah suatu alat komunikasi yang memungkinkan


manusia saling menyampaikan gagasan, mengungkapkan perasaan, atau
menjelaskan sesuatu (Sumarsono, 2022:1). Dalam proses komunikasi,
seseorang kadang-kadang mencampurkan beberapa kata dari bahasa untuk
memudahkan penyampaian maksud dan tujuan. Penelitian ini fokus pada
penggunaan campur kode dan alih kode tuturan guru dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia di kelas 1 MI NU Umbul Sari. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan fungsi campur kode dan alih kode bagi
guru dan siswa kelas tersebut. Campur kode dan alih kode digunakan
untuk memudahkan komunikasi antara guru dan siswa, serta untuk
membuat pembelajaran lebih menarik dan lancar. Dalam konteks ini,
campur kode terjadi dalam bentuk campur kode frasa dan klausa,
sedangkan alih kode terjadi dalam bentuk alih kode intern. Guru
menggunakan campur kode dan alih kode untuk memastikan pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran, terutama karena mayoritas siswa
menggunakan bahasa Jawa dalam komunikasi sehari-hari. Dengan
demikian, penggunaan campur kode dan alih kode dalam proses belajar
mengajar diharapkan dapat meningkatkan efektivitas komunikasi dan
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Bahasa Indonesia.

Metode Yang Penelitian 1 : metode penelitian yang digunakan dalam artikel tersebut
Digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif digunakan
untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena yang terjadi
berdasarkan fakta yang ada di lapangan . Subjek penelitian meliputi guru
dan siswa, dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak.
Metode ini membantu dalam memahami bagaimana campur kode dan alih
kode digunakan dalam proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di kelas
1 MI NU Umbul Sari.

Penelitian 1 : guru dan siswa menggunakan dua bahasa, yaitu Bahasa


Jawa dan Bahasa Indonesia, dalam proses belajar mengajar di kelas 1 MI
NU Umbul Sari. Guru menyisipkan Bahasa Jawa untuk membantu siswa
memahami pelajaran dengan lebih cepat. Hal ini mengakibatkan
terjadinya campur kode dan alih kode dalam proses pembelajaran. Guru
menggunakan campur kode dan alih kode untuk memastikan pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran.

Pembahasan dalam artikel tersebut menyoroti pentingnya penggunaan


campur kode dan alih kode dalam proses belajar mengajar Bahasa
Indonesia di kelas 1 MI NU Umbul Sari. Campur kode terjadi dalam
bentuk penyisipan Bahasa Jawa dalam tuturan guru, sementara alih kode
terjadi dalam situasi formal pembelajaran. Guru harus memiliki
keterampilan dalam menggunakan campur kode dan alih kode agar materi
pembelajaran dapat disampaikan dengan bahasa yang komunikatif dan
dapat dimengerti oleh siswa. Campur kode pada proses belajar mengajar
di kelas 1 MI dapat dilihat pada saat peristiwa dialog sebagai berikut ;

Guru : endok dan tole ayo catat soal Bahasa Indonesia?


Siswa : iya bu
Guru : sudah belum nulis soalnya?
Siswa : urung bu

Percakapan di atas menunjukan bahwa campur kode dalam pembelajaran


Bahasa Indonesia kelas 1 MI guru pada awalnya bertutur menggunkan
bahasa jawa kemudian siswa menanggapi menggunkakan bahasa
Indonesia. Dengan demikian, penggunaan campur kode dan alih kode
dalam proses belajar mengajar bertujuan untuk meningkatkan efektivitas
komunikasi antara guru dan siswa, serta membuat pembelajaran lebih
menarik dan lancar. Hal ini juga membantu dalam memperkuat hubungan
antara guru dan siswa sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih
efektif dan menyenangkan.

Simpulan Penelitian 1 : Dalam proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di kelas 1


MI NU Umbul Sari, guru dan siswa menggunakan campur kode dan alih
kode sebagai strategi komunikasi. Campur kode terjadi dalam bentuk
penyisipan Bahasa Jawa untuk memudahkan pemahaman siswa,
sedangkan alih kode terjadi dalam situasi formal pembelajaran. Guru
menggunakan campur kode dan alih kode untuk memastikan pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran.

Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan campur


kode dan alih kode dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan
efektivitas komunikasi antara guru dan siswa. Hal ini juga membantu
dalam memperkuat hubungan antara guru dan siswa, membuat
pembelajaran lebih menarik, dan memperlancar proses belajar mengajar.
Dengan demikian, penggunaan campur kode dan alih kode merupakan
strategi yang efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa
Indonesia di kelas 1 MI NU Umbul Sari.

Urgensi dan Penelitian 1 : urgensi dalam penelitian ini artikel ini membahas tentang
Orisinalitas penggunaan campur kode dan alih kode dalam proses belajar mengajar
Bahasa Indonesia di kelas 1 MI NU Umbul Sari. Hal ini relevan dalam
konteks pendidikan di mana guru perlu menggunakan strategi komunikasi
yang efektif untuk memastikan pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran. Penggunaan campur kode dan alih kode dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia menunjukkan adaptasi guru terhadap kebutuhan siswa.
Serta artikel ini memiliki orisinalitas karena menggali fenomena
penggunaan campur kode dan alih kode dalam konteks pembelajaran
Bahasa Indonesia di MI NU Umbul Sari. Penelitian ini memberikan
kontribusi baru dalam pemahaman tentang strategi komunikasi yang
digunakan oleh guru dalam mengajar Bahasa Indonesia kepada siswa
yang memiliki latar belakang bahasa yang beragam.

Daftar Pustaka Sugiarti, Sari, R. S., Sulmayanti, I., Zulaikah, & Safitri. (2023). Campur
Kode dan Alih Kode Tuturan Guru Dalam Proses Belajar
Mengajar Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas 1 MI NU
Umbul Sari Kecamatan Buay Pemuka Bangsa Raja. Jurnal
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 8, 24-26.

PENELITIAN 2, JURNAL SINTA 3


Judul ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PROSES
PEMBELAJARAN DI SD NEGERI KETUG (KAJIAN
SOSIOLINGUISTIK)

Penulis Taufiq Khoirurrohman dan Anny Anjany

Jurnal JURNAL DIALEKTIKA JURUSAN PGSD

Vol, No VOL. 10 NO. 1 MARET 2020 ISSN: 2089- 3876

URL https://sinta.kemdikbud.go.id/authors/profile/6647558/?view=googlescholar#

Pendahuluan Penelitian 2 : Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang


mempergunakan simbol-simbol vokal yang bersifat arbitrer yang berarti
tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus
mengandung arti yang tertentu pula, yang digunakan masyarakat untuk
bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridaklaksana, 2008:
24). Alih kode merupakan suatu fenomena kebahasaan yang bersifat
sosiolinguistik dan merupakan gejala yang umum dalam masyarakat
dwibahasa atau multibahasa (Rulyandi et al., 2014). Sedangkan, Campur
kode merupakan suatu keadaan berbahasa ketika penutur mencampur dua
atau lebih bahasa dengan saling memasukkan unsur-unsur, sehingga unsur
yang menyisip tersebut tidak lagi mempunyai fungsi tersendiri (Wijana,
2006:171).

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan fenomena alih kode dan


campur kode yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas IV SD Negeri
Ketug. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis
alih kode dan campur kode yang dilakukan oleh guru dan siswa, serta faktor-
faktor yang mempengaruhi terjadinya alih kode dan campur kode dalam
konteks pembelajaran. Dalam konteks sosiolinguistik, fenomena alih kode
dan campur kode merupakan hal yang menarik untuk diteliti karena dapat
mencerminkan kompleksitas interaksi bahasa dalam masyarakat. Dengan
memahami pola-pola alih kode dan campur kode yang terjadi, diharapkan
dapat memberikan wawasan baru dalam pengembangan metode
pembelajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan bahasa siswa.

Metode Yang Penelitian 2 : Metode penelitian ini adalah metode observasi, digunakan
Digunakan untuk mengumpulkan data tentang interaksi bahasa yang terjadi antara guru
dan siswa selama proses pembelajaran. Observasi dilakukan secara langsung
di kelas untuk mencatat tuturan-tuturan yang mengandung alih kode dan
campur kode. Selain itu, metode wawancara juga digunakan untuk
mendapatkan pemahaman lebih dalam dari guru dan siswa tentang alasan
dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan alih kode dan campur
kode dalam pembelajaran.

Hasil dan Penelitian 2 : Guru dan siswa di kelas IV SD Negeri Ketug menggunakan
Pembahasan dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Jawa, dalam proses
pembelajaran. Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa resmi
pembelajaran, namun bahasa Jawa juga sering disisipkan oleh guru untuk
memastikan pemahaman siswa yang mayoritas menggunakan bahasa Jawa
sebagai bahasa sehari-hari.

Wujud alih kode yang terjadi dalam pembelajaran di kelas IV SD Negeri


Ketug meliputi alih kode intern, yaitu peralihan antara bahasa Indonesia dan
bahasa Jawa. Sedangkan wujud campur kode terjadi dalam bentuk
penyisipan kata, frasa, dan klausa dalam interaksi guru-siswa.
Faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode meliputi keinginan untuk
menjelaskan sesuatu dengan lebih jelas, menjalin keakraban antara guru dan
siswa, serta situasi dan kondisi tertentu dalam proses pembelajaran.

Berikut ini dialog yang mengandung alih kode dari bahasa Indonesia
ke bahasa Jawa :

Guru : Sebelum ulangan dimulai, bu guru memberi kesempatan pada kalian


yang mau ke kamar kecil atau cuci
muka!
Siswa : Bu, ajeng ijin teng wingking riyen. (Bu, Izin ke toilet ya)
Guru : Nggih. (ya)
Siswa : matur nuwun Bu.(terima kasih Bu)
Guru : ampun sleder nggih! (jangan lama lama)
Siswa : Bu, sampun (Bu sudah)
Guru : Nggih, ayo lenggah sek rapi! (ayo duduk yang rapi)
Data tersebut merupakan tuturan antara guru dan siswa ketika
proses belajar mengajar berlangsung.

Fenomena alih kode dan campur kode dalam proses pembelajaran di SD


Negeri Ketug mencerminkan kompleksitas interaksi bahasa dalam konteks
pendidikan. Penggunaan dua bahasa oleh guru dan siswa menunjukkan
adaptasi terhadap keberagaman bahasa yang ada di lingkungan tersebut.
Implikasi dari temuan ini adalah perlunya pemahaman yang lebih mendalam
tentang penggunaan bahasa dalam proses pembelajaran, serta pengembangan
metode pembelajaran yang memperhatikan keberagaman bahasa siswa. Hal
ini dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan pemerolehan bahasa
Indonesia oleh siswa.

Simpulan Penelitian 2 : Ditemukan adanya fenomena alih kode dan campur kode
dalam proses pembelajaran di SD Negeri Ketug, di mana guru dan siswa
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa secara bergantian.
Alih kode terjadi dalam bentuk peralihan antara bahasa Indonesia dan bahasa
Jawa, sementara campur kode terjadi melalui penyisipan kata, frasa, dan
klausa dalam interaksi guru-siswa. Faktor-faktor yang menyebabkan campur
kode antara lain keinginan untuk menjelaskan sesuatu dengan lebih jelas,
menjalin keakraban antara guru dan siswa, serta situasi dan kondisi tertentu
dalam proses pembelajaran. Penggunaan alih kode dan campur kode dalam
pembelajaran di SD Negeri Ketug mempengaruhi efektivitas komunikasi
antara guru dan siswa.Pentingnya pemahaman yang mendalam tentang
keberagaman bahasa siswa untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan
pemerolehan bahasa Indonesia.

Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan kompleksitas interaksi bahasa


dalam konteks pembelajaran di SD Negeri Ketug, serta memberikan dasar
untuk pengembangan strategi pembelajaran yang lebih inklusif dan adaptif.
Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang
dinamika penggunaan bahasa dalam proses pembelajaran di lingkungan yang
memiliki keberagaman bahasa seperti di SD Negeri Ketug.

Urgensi dan Penelitian 2 : Penelitian ini memiliki urgensi yang tinggi karena
Orisinalitas mengungkapkan fenomena alih kode dan campur kode dalam konteks
pembelajaran di SD Negeri Ketug. Hal ini penting untuk dipahami karena
dapat memengaruhi efektivitas komunikasi antara guru dan siswa. Penelitian
ini memiliki orisinalitas karena fokus pada konteks pembelajaran di SD
Negeri Ketug yang belum banyak diteliti terkait dengan alih kode dan
campur kode. Hal ini menunjukkan kontribusi baru dalam pemahaman
tentang penggunaan bahasa dalam proses pembelajaran di lingkungan yang
memiliki keberagaman bahasa. Temuan mengenai jenis alih kode dan
campur kode yang dilakukan oleh guru dan siswa, serta faktor-faktor
penyebabnya, memberikan kontribusi orisinal dalam konteks sosiolinguistik
pendidikan.

Daftar Pustaka Khoirurrohman, T., & Anjany, A. (2020). Alih Kode Dan Campur Kode
Dalam Proses Pembelajaran Di SD Negeri Ketug ( Kajian
Linguistik ). Jurnal Dialektika Jurusan PGSD, 10, 362-370.

PENELITIAN 3, JURNAL SINTA 3


Judul ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI SMK AL-SHIGHOR

Penulis Nuvi Nurul Afiyah

Jurnal Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP)

Vol, No Vol. 1 No. 3 Agustus 2023, hal. 453-459 , e-ISSN: 2987-7768

URL https://sinta.kemdikbud.go.id/authors/profile/6017272/?view=googlescholar#
Pendahuluan Penelitian 3 : Di bidang pendidikan, untuk mendorong terwujudnya tujuan
pembelajaran, guru dan siswa akan menggunakan bahasa yang mereka
kuasai. Lingkungan pendidikan sebagai lingkungan formal menuntut guru
dan siswa untuk berbicara bahasa resmi, Bahasa Indonesia Salah satu faktor
munculnya pemilihan bahasa yaitu karena keberagaman suku di Indonesia
yang mengakibatkan munculnya variasi dalam penggunaan Bahasa. Alih
kode dapat terjadi dalam sebuah percakapan ketika seorang pembicara
menggunakan sebuah bahasa dan mitra bicaranya menjawab dengan bahasa
lain (Simatupang, 2018). Faktor-faktor penyebab terjadinya alih kode; antara
lain: (1) penutur; (2) lawan tutur; (3) hadirnya penutur ketiga;
(4) pokok pembicaraan; (5) membangkitkan rasa humor; dan (6) sekadar
bergengsi (Rulyandi, 2014). Campur kode adalah pemakaian dua bahasa atau
lebih dengan saling memasukkan unsur bahasa yang satu ke bahasa yang
lain. Dalam hal ini penutur menyelipkan unsur-unsur bahasa lain ketika
sedang memakai bahasa tertentu. (Saddhono, 2012: 75).

Penelitian dilakukan di SMK Al-Shighor, di mana guru dan siswa


menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi
dalam situasi formal dan non-formal. Penulis menyoroti prevalensi alih kode
dan campur kode dalam proses pembelajaran bahasa. Artikel ini juga
menyebutkan bahwa penelitian ini mengkaji faktor-faktor yang
menyebabkan fenomena linguistik ini. Metodologi penelitian melibatkan
pendekatan deskriptif kualitatif, dengan data dikumpulkan melalui observasi
interaksi antara guru dan siswa di kelas X. Secara keseluruhan, penelitian ini
memberikan gambaran yang jelas pentingnya memahami alih kode dan
campur kode dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia di SMK Al-
Shighor.

Metode Yang Penelitian 3 : Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif


Digunakan deskriptif. Data penelitian berupa data tertulis, yaitu bahasa yang digunakan
oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMK
Al-Shighor. Sumber data utama adalah interaksi antara guru dan siswa
selama pembelajaran. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, rekaman
video, dan catatan lapangan untuk memahami bahasa yang digunakan dalam
komunikasi.

Penggunaan teknik observasi memungkinkan peneliti untuk mencatat gejala


yang terjadi secara sistematis. Rekaman video digunakan untuk merekam
interaksi guru dan siswa secara alami tanpa campur tangan peneliti dalam
percakapan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis untuk
mengidentifikasi dan mengklarifikasi informasi yang relevan.
Secara keseluruhan, metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini
memungkinkan pemahaman yang mendalam tentang alih kode dan campur
kode dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMK Al-Shighor melalui
pendekatan kualitatif deskriptif yang teliti dan sistematis.
Hasil dan Penelitian 3 : Dalam artikel "Alih Kode dan Campur Kode dalam
Pembahasan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK Al-Shighor" mengungkapkan
bahwa guru dan siswa di SMK Al-Shighor menggunakan dua bahasa, yaitu
Jawa dan Indonesia, dalam komunikasi formal. Dalam situasi non-formal,
bahasa daerah lebih sering digunakan. Selama pembelajaran bahasa
Indonesia, terjadi alih kode dan campur kode antara bahasa Indonesia dan
Jawa karena perbedaan status sosial atau kebiasaan penggunaan bahasa Jawa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa alih kode terjadi ketika guru beralih
dari bahasa Indonesia ke Jawa, dipengaruhi oleh kebiasaan siswa
menggunakan bahasa Jawa sehari-hari. Faktor penyebab alih kode dan
campur kode antara lain terpengaruh oleh lawan bicara dan keinginan untuk
menambahkan unsur humor.

Pengaruh positif dari alih kode dan campur kode dalam pembelajaran bahasa
Indonesia adalah memperlancar proses komunikasi antara guru dan siswa.
Namun, pengaruh negatifnya adalah kerusakan tatanan bahasa Indonesia
karena interferensi dan integrasi bahasa, serta penggunaan bahasa yang tidak
formal.

Dengan demikian, hasil dan pembahasan artikel ini memberikan pemahaman


mendalam tentang fenomena alih kode dan campur kode dalam konteks
pembelajaran bahasa Indonesia di SMK Al-Shighor. Temuan tersebut
menyoroti pentingnya memahami dampak positif dan negatif dari praktik
linguistik ini dalam proses pembelajaran.

Simpulan Penelitian 3 : Terdapat dua bentuk fenomena linguistik, yaitu alih kode
berupa klausa dan campur kode berupa kata, yang terjadi dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di SMK Al-Shighor. Faktor penyebab alih
kode adalah terpengaruh oleh lawan bicara, sementara faktor penyebab
campur kode adalah keinginan untuk menambahkan unsur humor.

Pengaruh positif dari alih kode dan campur kode adalah memperlancar
proses komunikasi antara guru dan siswa, sementara pengaruh negatifnya
adalah kerusakan tatanan bahasa Indonesia karena interferensi dan integrasi
bahasa, serta penggunaan bahasa yang tidak formal. Dengan demikian,
simpulan artikel ini menekankan pentingnya pemahaman tentang alih kode
dan campur kode dalam pembelajaran bahasa Indonesia, serta memberikan
saran untuk meningkatkan penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam
konteks pendidikan.

Urgensi dan Penelitian 3 : Urgensinya terletak pada pemahaman yang mendalam tentang
Orisinalitas fenomena alih kode dan campur kode dalam proses pembelajaran bahasa
Indonesia di lingkungan sekolah menengah kejuruan. Artikel ini memberikan
wawasan yang berharga tentang bagaimana praktik linguistik ini
memengaruhi interaksi antara guru dan siswa, serta dampaknya terhadap
tatanan bahasa Indonesia.

Keorisinalitasan artikel ini terletak pada fokusnya yang spesifik pada konteks
pembelajaran bahasa Indonesia di SMK Al-Shighor. Penelitian ini
memberikan kontribusi baru dalam pemahaman tentang alih kode dan
campur kode dalam lingkungan pendidikan, khususnya di sekolah menengah
kejuruan. Selain itu, artikel ini juga mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
alih kode dan campur kode yang relevan dengan situasi pembelajaran
bahasa.

Daftar Pustaka Afiyah, N. N., & Wilsa, J. (2023). Alih Kode Dan Campur Kode Dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMK Al-Shigor. Jurnal Ilmu
Pendidikan ( JIP ), 01, 453-459.

PENELITIAN 4, JURNAL SINTA 4


Judul Alih Kode dan Campur Kode Bahasa Toraja dengan Bahasa Indonesia pada
Siswa Kelas X SMK Kristen Palopo

Penulis Etik, Harsia, Kartini

Jurnal Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra

Vol, No Vol. 8, No. 1, 2022, ISSN 2443-3667, 2715-4564

URL https://sinta.kemdikbud.go.id/authors/profile/6696565/?view=googlescholar

Pendahuluan Penelitian 4 : Bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi yang diperlukan


oleh
manusia untuk berinteraksi satu dengan yang lainnya dengan beragam
variasi bahasa. Hal ini karena bahasa yang digunakan disesuaikan dengan
kelompok satu individu yang berbeda. Apabila dua bahasa atau lebih
digunakan satu kelompok individu dapat dikatakan bahwa kelompok
tersebut dalam keadaan beralih kode. Menurut Suwito (1983) alih kode
merupakan peristiwa peralihan seorang penutur yang satu ke penutur yang
lainnya melalui kode yang satu ke kode yang lain (code-switching).
Sedangkan campur kode menurut Nababan (1984) merupakan suatu
keadaan berbahasa lain bilamana orang mencampur dua atau lebih bahasa
atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa (speech act atau discourse)
tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu.

Fenomena alih kode dan campur kode antara Bahasa Toraja dan bahasa
Indonesia terjadi di kalangan siswa kelas X SMK Kristen Palopo. Diketahui
bahwa mayoritas siswa di sekolah tersebut adalah penutur bahasa Toraja,
sehingga penggunaan bahasa daerah ini masih sangat tinggi meskipun
dalam situasi formal sekalipun. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh kuat
bahasa Toraja dalam interaksi komunikasi siswa.

Penelitian ini menganalisis fenomena alih kode dan campur kode yang
terjadi, baik dalam situasi formal maupun nonformal, serta dampaknya
terhadap proses pembelajaran bahasa Indonesia. Ditemukan bahwa terjadi
bentuk alih kode intern antara bahasa Indonesia dan bahasa Toraja, serta
campur kode dalam bentuk penyisipan unsur kata, frasa, dan klausa.

Selain itu, peneliti juga mengungkapkan bahwa kehadiran orang ketiga


dalam interaksi komunikasi dapat mempengaruhi perubahan bahasa dan
varian bahasa yang digunakan, terutama jika latar belakang bahasa orang
ketiga berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penutur dan lawan
tutur. Hal ini menunjukkan kompleksitas dalam dinamika komunikasi
antarpenutur dengan latar belakang bahasa yang beragam.
Metode Yang Penelitian 4 : Peneliti menggunakan pendekatan penelitian deskriptif
Digunakan kualitatif. Pendekatan ini dipilih karena dianggap mampu menggambarkan
secara objektif realitas yang ditemukan di lapangan terkait dengan proses
pembelajaran yang sedang berlangsung. Penelitian kualitatif ini berfokus
pada fenomena sosial dan menggunakan metode penalaran induktif, serta
memperhatikan berbagai perspektif yang dikemukakan .

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Kristen
Palopo yang terbagi menjadi empat jurusan, dengan jumlah total siswa
sebanyak 81 orang. Sampel penelitian diambil sebanyak 30 orang siswa,
yang merupakan 15% dari total populasi siswa. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui observasi langsung, penyebaran angket, wawancara, dan
perekaman, baik dalam situasi formal maupun nonformal .

Data yang berhasil dikumpulkan kemudian dianalisis secara sistematis.


Langkah-langkah analisis data meliputi transkripsi data, klarifikasi data
yang mengandung alih kode dan campur kode, deskripsi faktor penyebab
terjadinya alih kode dan campur kode, serta penyajian hasil analisis alih
kode dan campur kode. Dengan demikian, metode yang digunakan dalam
penelitian ini terstruktur dan terperinci untuk menghasilkan pemahaman
yang mendalam terkait fenomena alih kode dan campur kode Bahasa Toraja
dan bahasa Indonesia di lingkungan pendidikan .

Hasil dan Penelitian 4 : mayoritas siswa kelas X SMK Kristen Palopo adalah penutur
Pembahasan bahasa Toraja. Hal ini tercermin dalam interaksi komunikasi antara siswa,
di mana bahasa Toraja sering digunakan baik dalam situasi formal maupun
nonformal. Bahkan, dalam situasi nonformal, siswa cenderung lebih
memilih menggunakan bahasa Toraja daripada bahasa Indonesia .

Dalam proses pembelajaran, terjadi fenomena alih kode intern antara


bahasa Indonesia dan bahasa Toraja, serta campur kode dalam bentuk
penyisipan unsur kata, frasa, dan klausa. Contoh konkret dari fenomena ini
adalah saat terjadi campur kode dalam situasi nonformal di mana terdapat
peristiwa penyisipan unsur kata bahasa Toraja dalam percakapan antar
siswa .
Terjadinya bentuk campur kode dapat terlihat pada dialog sebagai berikut:

P1: Panggilko TKJ pia?


P2: Oh na apa mau dianggilkan i?
P1: Bersihkan sampah ki dulu!
P3: Iyo, nalamalemiki lako Lab. La lo opa tambai pole’ TKJ.
P1: Jangan mi pale’ ke.
P2: Duluanmiki ke Leb. Pergi belajar, dulu eee!
P4: Ku sanga disengkeiki’ para’ operasikan itu computer kalau belumki
disuruh sama ibu.
P2: Den ora’
P1: Dimaraiki’ mukua. Duluanmoko paeng?
P2: Takutka sendiri. Hermia samaki’ kita’
P4: Nantipi bah?
P3: Ta lo mi, den mo Ibu!

Percakapan tersebut di atas menggunakan bahasa Indonesia dicampur


dengan bahasa Toraja. Hal ini disebabkan karena pengaruh bahasa Toraja
sangat tinggi

Hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang


menyebabkan siswa melakukan alih kode dan campur kode antara bahasa
Toraja dan bahasa Indonesia meliputi faktor linguistik dan nonlinguistik.
Faktor linguistik terjadi ketika tidak ditemukan padanan kata dalam bahasa
sasaran, sedangkan faktor nonlinguistik meliputi kesantaian bahasa,
keakraban, dan kebiasaan , .

Dampak dari alih kode dan campur kode terhadap proses belajar mengajar
bahasa Indonesia di SMK Kristen Palopo juga teridentifikasi dalam
penelitian ini. Dampak tersebut dapat bersifat negatif maupun positif, di
mana dalam beberapa kasus alih dan campur kode dilakukan agar siswa
lebih mudah memahami materi pelajaran. Secara keseluruhan, hasil dan
pembahasan dari penelitian ini memberikan pemahaman yang mendalam
tentang fenomena alih kode dan campur kode antara Bahasa Toraja dan
bahasa Indonesia di lingkungan pendidikan, serta implikasinya terhadap
proses pembelajaran dan interaksi siswa.
Simpulan Penelitian 4 : Mayoritas siswa di SMK Kristen Palopo adalah penutur
bahasa Toraja, yang tercermin dalam penggunaan bahasa Toraja dalam
interaksi komunikasi baik dalam situasi formal maupun nonformal. Hal ini
menunjukkan bahwa bahasa daerah masih memiliki pengaruh yang kuat
dalam lingkungan sekolah tersebut .
Faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan alih kode dan campur
kode antara bahasa Toraja dan bahasa Indonesia meliputi faktor linguistik
dan nonlinguistik. Faktor linguistik terjadi ketika tidak ditemukan padanan
kata dalam bahasa sasaran, sedangkan faktor nonlinguistik meliputi
kesantaian bahasa, keakraban, dan kebiasaan .

Dampak dari alih kode dan campur kode terhadap proses belajar mengajar
bahasa Indonesia di SMK Kristen Palopo dapat bersifat negatif maupun
positif. Dalam beberapa kasus, alih dan campur kode dilakukan agar siswa
lebih mudah memahami materi pelajaran .

Dengan demikian, simpulan dari penelitian ini menegaskan pentingnya


pemahaman tentang alih kode dan campur kode antara Bahasa Toraja dan
bahasa Indonesia dalam konteks pendidikan. Implikasi dari temuan ini
dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran
bahasa Indonesia di lingkungan sekolah yang memiliki keberagaman
bahasa dan budaya seperti SMK Kristen Palopo.

Urgensi dan Penelitian 4 : Artikel ini memiliki urgensi yang signifikan karena
Orisinalitas mengangkat isu penting terkait dengan penggunaan bahasa daerah (Bahasa
Toraja) dan bahasa Indonesia dalam konteks pendidikan di SMK Kristen
Palopo. Urgensi artikel ini terletak pada pemahaman tentang fenomena alih
kode dan campur kode antara kedua bahasa tersebut, serta dampaknya
terhadap proses pembelajaran dan interaksi siswa. Dengan adanya
penelitian ini, pembaca dapat lebih memahami kompleksitas penggunaan
bahasa di lingkungan pendidikan yang multibahasa.

Selain itu, artikel ini juga memiliki orisinalitas yang tinggi karena
mengeksplorasi secara mendalam fenomena alih kode dan campur kode
antara Bahasa Toraja dan bahasa Indonesia pada siswa kelas X SMK
Kristen Palopo. Peneliti memberikan kontribusi baru dalam pemahaman
tentang dinamika penggunaan bahasa di lingkungan pendidikan khususnya
di daerah dengan keberagaman bahasa dan budaya.

Daftar Pustaka Etik , Harsia, & Kartini. (202). Alih Kode Dan Campur Kode Bahasa Toraja
Dengan Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas X SMK Kristen Palopo.
Jurnal Onoma : Pendidikan, Bahasa Dan Sastra, 08, 429-435.
PENELITIAN 5, JURNAL SINTA 4
Judul Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Penulis Mega Rindiani, Missriani, Darwin Effendi

Jurnal Jurnal Bindo Sastra

Vol, No Vol 6 (2) (2022): 97–104, ISSN 2549–5305, ISSN 2579–7379


URL https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/google/4702

Pendahuluan Penelitian 5 : Bahasa menjadi suatu komponen yang tidak dapat


disingkirkan dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan bahasa
digunakan dalam berbagai kebutuhan, pada kondisi dan situasi tertentu.
Jika dilihat dari ciri, bentuk makna dan tujuannya, bahasa mempunyai
pengertian yang kompleks dan meluas (Effendi & Wahidy, 2019).
Penelitian ini membahas tentang karakteristik alih kode dan campur kode
dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VII SMP Negeri 1
Jebus.

Saat berada di jenjang pendidikan, siswa termasuk juga siswa SMP Negeri
1 Jebus akan mempelajari bahasa nasional dan bahasa asing sehingga
tidak menutup kemungkinan siswa berinteraksi memakai bahasa dua atau
lebih. Namun tidak jarang siswa mengalami peristiwa alih kode dan
campur kode di sekolah, dalam bertindak tutur siswa masih berinteraksi
memakai bahasa daerah. Selama kegiatan pembelajaran, masih ada siswa
yang menggunakan bahasa daerah bukan menggunakan bahasa Indonesia
atau bahkan bahasa asing. Ditemukan karakteristik alih kode dari Bahasa
Indonesia ke bahasa daerah (Bangka) dan dari Bahasa Indonesia formal ke
informal. Selain itu, terdapat juga sedikit alih kode ke luar ke bahasa asing
(Inggris). Campur kode juga terjadi dengan penyisipan kata bahasa daerah
ke dalam bahasa Indonesia formal, serta kata bahasa informal ke dalam
formal. Selain itu, ada campur kode ke luar dengan penyisipan kata
bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia selama kegiatan pembelajaran.
Penelitian ini penting untuk memahami bagaimana siswa berinteraksi dan
menggunakan bahasa yang berbeda dalam konteks pendidikan yang akan
membantu meningkatkan pembelajaran bahasa mereka.
Metode Yang Penelitian 5 : Metode penelitian pada artikel ini menggunakan metode
Digunakan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
teknik rekam dan catat. Penelitian ini juga menggunakan teknik
triangulasi dalam mengumpulkan data. Peneliti merekam interaksi siswa
dan guru selama kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung.
Selain itu, objek sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII C dan kelas
VII E SMP Negeri 1 Jebus.
Dalam penelitian ini, dapat ditemukan campur kode ke dalam dan campur
kode ke luar antara guru dan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Campur kode ke dalam terjadi dengan penyisipan kata bahasa daerah
(Bangka) ke dalam Bahasa Indonesia formal. Sementara campur kode ke
luar terjadi dengan penyisipan kata bahasa asing (Inggris) ke dalam
bahasa Indonesia.

Hasil dan Penelitian 5 : Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai alih kode dan
Pembahasan campur kode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VII di
SMP Negeri 1 Jebus, terdapat beberapa temuan penting. Salah satunya
adalah karakteristik alih kode dari Bahasa Indonesia ke bahasa daerah
(Bangka) dan dari Bahasa Indonesia formal ke informal. Selain itu,
terdapat juga sedikit alih kode ke bahasa asing (Inggris). Campur kode
juga terjadi dengan penyisipan kata bahasa daerah ke dalam bahasa
Indonesia formal, serta kata bahasa informal ke dalam formal. Selain itu,
ada campur kode ke luar dengan penyisipan kata bahasa asing ke dalam
bahasa Indonesia selama kegiatan pembelajaran.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa selama interaksi guru-siswa


dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, terdapat sebanyak 67 kutipan
peristiwa alih kode dan sebanyak 298 kata peristiwa campur kode dalam
satu kelompok siswa kelas VII. Selain itu, pada interaksi dengan
kelompok siswa lainnya, ditemukan sebanyak 35 kutipan yang termasuk
dalam kesalahan alih kode dan 132 kata yang mengalami peristiwa
campur kode.

Melalui analisis data mengenai alih kode dan campur kode, peneliti dapat
mengetahui bagaimana siswa menggunakan berbagai bahasa dalam
berinteraksi selama pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini telah
memberikan gambaran yang penting untuk memahami bagaimana siswa
berinteraksi dan menggunakan bahasa yang berbeda dalam konteks
pendidikan, serta membantu meningkatkan pembelajaran bahasa mereka.

Simpulan Penelitian 5 : Ditemukan bahwa terdapat karakteristik alih kode dari


Bahasa Indonesia ke bahasa daerah (Bangka), dari Bahasa Indonesia
formal ke informal, serta sedikit alih kode ke luar ke bahasa asing
(Inggris). Campur kode juga terjadi dengan penyisipan kata bahasa daerah
ke dalam bahasa Indonesia formal, serta kata bahasa informal ke dalam
formal, dan campur kode ke luar dengan penyisipan kata bahasa asing ke
dalam bahasa Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran campur kode dan


alih kode yang terjadi saat interaksi guru-siswa dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campur kode dan
alih kode terjadi pada interaksi guru-siswa kelas VII, baik dalam
penggunaan bahasa daerah, bahasa formal-informal, maupun bahasa asing
seperti bahasa Inggris. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
campur kode antara lain adalah modus pembicaraan, penggunaan istilah
yang lebih populer, dan kebiasaan penutur dalam menggunakan bahasa
daerah.

Dalam menggambarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa


interaksi guru-siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP
Negeri 1 Jebus menghadirkan fenomena campur kode dan alih kode yang
menarik untuk diamati. Hal ini menunjukkan kompleksitas penggunaan
bahasa dalam konteks pendidikan, serta pentingnya pemahaman terhadap
berbagai ragam bahasa yang digunakan oleh siswa dalam proses
pembelajaran.

Urgensi dan Penelitian 5 : Artikel ini memiliki urgensi dan orisinalitas yang tinggi
Orisinalitas karena membahas tentang alih kode dan campur kode dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia siswa kelas VII SMP Negeri 1 Jebus. Dalam konteks
pendidikan, pemahaman tentang fenomena alih kode dan campur kode
saat interaksi guru-siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sangat
penting. Dengan pemahaman yang baik tentang cara siswa berinteraksi
dan menggunakan bahasa yang berbeda, pembelajaran bahasa mereka
dapat ditingkatkan. Selain itu, artikel ini juga memberikan gambaran
karakteristik alih kode dan campur kode yang terjadi, menunjukkan
betapa relevannya penelitian ini dalam konteks pengembangan kurikulum
dan metode pembelajaran di sekolah. Sehingga, artikel ini menjadi
penting untuk meningkatkan pemahaman tentang penggunaan bahasa
dalam proses pembelajaran siswa.

Kritik Judul yang tepat adalah : Alih Kode dan Campur Kode dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia.

Penyusunan judul ini menghilangkan pengulangan kata “Dalam


Pembelajaran Bahasa Indonesia” yang muncul dua kali dalam judul asli.
Dengan demikian, judul menjadi lebih ringkas dan jelas dalam
menyampaikan topik yang akan dibahas, yaitu tentang alih kode dan
campur kode dalam konteks pembelajaran Bahasa Indonesia.

Daftar Pustaka Rindiani, M., Missriani, & Effendi, D. (2022). Alih Kode Dan Campur
Kode Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia. Jurnal Bindo Sastra, 06, 97-104.

Anda mungkin juga menyukai