Anda di halaman 1dari 9

e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha

Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)

KESANTUNAN BERBAHASA SEBAGAI IMPLEMENTASI


PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN DI SMP PGRI 2
WATES KABUPATEN BLITAR: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK ALIH
KODE DAN CAMPUR KODE

Muhammad Aditya Wisnu Wardana1, Kundharu Saddhono2, Raheni Suhita3

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Indonesia1,2,3

e-mail: aditya_wisnu246@student.uns.ac.id; kundharu_s@staff.uns.ac.id;


rahenisuhita@staff.uns.ac.id

Abstrak
Pembelajaran di sekolah tidak terlepas dari adanya alih kode dan campur kode yang
berkaitan dengan kesantunan berbahasa di sekolah sebagai implementasi pendidikan
karakter. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik
rekam, teknik catat, teknik simak libat bebas, dan teknik wawancara. Lokasi penelitian
berada di SMP PGRI 2 Wates sebagai, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur, sebagai
sekolah sasaran dalam program Kampus Mengajar 4 Tahun 2022. Sumber data dalam
penelitian ini adalah peristiwa tutur atau komunikasi antara guru dan siswa kelas VII,
VIII, dan IX di SMP PGRI 2 Wates. Hasil penelitian yang diperoleh dalam pembelajaran
di SMP PGRI 2 Wates terdapat alih kode dan campur kode dalam pembelajaran di
kelas dengan menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia, penggunaan bahasa
Jawa kepada guru siswa sudah mampu menggunakan Jawa Krama sehingga terdapat
pengaruh terhadap kesantunan berbahasa sebagai implementasi pendidikan karakter
dan penguatan profil pelajar Pancasila. Fungsi kesantunan berbahasa berupa unggah-
ungguh berbahasa Jawa terhadap siswa kepada guru membuat interaksi yang terjadi
saat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan serta nyaman, selain itu keakraban
guru dan siswa mampu terjalin dengan adanya aspek alih kode dan campur kode
dalam pembelajaran di kelas. Pengaruh kesantunan berbahasa dalam pembelajaran
di SMP PGRI 2 Wates tidak terlepas dari budaya Jawa masyarakat Wates yang masih
melekat dengan unggah-ungguh Jawa untuk menghormati orang yang lebih tua atau
orang yang dihormati dalam kesantunan berbahasa Jawa.

Kata kunci: kesantunan berbahasa, pendidikan karakter, sosiolinguistik, alih kode,


campur kode

Abstract
Learning in schools is inseparable from code switching and code mixing related to
language politeness in schools as the implementation of character education. This
study uses qualitative research using recording techniques, note-taking techniques,
free-involvement listening techniques, and interview techniques. The research location
is in SMP PGRI 2 Wates as, Blitar Regency, East Java Province, as the target school
in the Teaching Campus 4 year 2022 program. The source of data in this study is
speech or communication events between teachers and students in grades VII, VIII,
and IX in SMP PGRI 2 Wates. The results obtained in learning at SMP PGRI 2 Wates
there is code switching and code mixing in classroom learning using Javanese and
Indonesian languages, the use of Javanese language for students' teachers has been
able to use Javanese Krama so that there is an influence on language politeness as
the implementation of character education and strengthening the profile of Pancasila
students. The function of language politeness in the form of uploading Javanese
language to students to the teacher makes the interactions that occur during learning

21
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)

more fun and comfortable, besides that the intimacy of teachers and students can be
established with the aspects of code switching and code mixing in classroom learning.
The influence of language politeness in learning at SMP PGRI 2 Wates cannot be
separated from the Javanese culture of the Wates community which is still attached to
Javanese uploads to respect older people or people who are respected in Javanese
politeness.

Keywords: language politeness, character education, sociolinguistics, code switching,


code mixing

PENDAHULUAN upaya menghormati serta toleransi dalam


Pembelajaran di sekolah atau keragaman yang ada (Mustikaningrum et
instansi pendidikan tidak dapat terlepas al., 2020). Masyarakat Indonesia
dari adanya penggunaan bahasa ibu, mempunyai keberagaman bahasa yang
campur kode, dan alih kode dalam dimiliki. Berdasarkan penelitian yang
pembelajaran di kelas. Hal ini terjadi karena dilakukan pada tingkat sekolah menengah
keberagaman bahasa yang ada di pertama ditemukan bahwasannya peserta
Indonesia sehingga pada pembelajaran di didik dan pendidik di tingkat menengah
kelas guru dan siswa tidak terlepas dalam pertama sudah menggunakan lebih dari
penggunaan bahasa ibu. Pembelajaran satu bahasa yaitu bahasa Ibu dan bahasa
yang memakai dua bahasa atau dwibahasa Nasional, yang menunjukan peserta didik
antara guru dan murid menjadi salah satu dalam pembelajaran di sekolahan mampu
fenomena sosiolinguistik dalam menguasai lebih dari satu bahasa
pembelajaran di sekolah (Sulastri, 2020). (Khoirurrohman & Anjany, 2020).
Fenomena tersebut sangat melekat dalam Pendidikan karakter menjadi sangat
pembelajaran yang ada di jenjang SD, penting di tengah perkembangan zaman
SMP, SMA, bahkan hingga perguruan yang begitu cepat dan masif saat ini,
tinggi. Pada sistem pendidikan Indonesia sehingga penguatan profil pelajar
masih diperbolehkan dalam penggunaan Pancasila dengan berlandaskan
bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pendidikan karakter perlu dilakukan di
dalam pembelajaran di dunia pendidikan dunia pendidikan dan di luar pendidikan
(Mustikasari & Astuti, 2020). (Hidaya, 2020).
Penerapan pendidikan karakter di Menurut penelitian terdahulu
sekolah menengah pertama sangat penting berjudul Analisis Penggunaan Bahasa Ibu
dilakukan dan diterapkan pada dalam Proses Pembelajaran dan
pembelajaran di kelas sebagai upaya Pergaulan Lingkungan Siswa (Mahendra &
mewujudkan implementasi profil pelajar Apriza, 2022) pengunaan bahasa ibu dan
pancasila yang dicanangkan oleh alih kode pada pembelajaran di sekolah
Kementerian Pendidikan Republik menengah pertama sering digunakan dan
Indonesia (Rachmawati et al., 2022). dalam penerapannya sebagai bahasa
Keberagaman yang ada di pendidikan pengantar dalam menjelaskan materi
harus diberikan penguatan dengan kepada peserta didik. Alih kode adalah
pendidikan karakter. Secara sosial pergantian atau adanya perpindahan dari
masyarakat Indonesia hidup di tengah satu bahasa ke variasi bahasa lain dalam
masyarakat yang heterogen sehingga proses komunikasi, sesuai dengan situasi
pengembangan pendidikan karakter di yang terjadi (Azis & Rahmawati, 2021). Alih
lingkup pendidikan sangat penting kode adalah bentuk tuturan yang beralih
dilakukan serta diimplementasikan sebagai atau berpindah dari satu varian bahasa ke

22
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)

bahasa lain atau dialek satu ke dialek lain dengan berlandaskan unggah-ungguh
yang dilakukan secara sengaja ataupun Jawa di dalam percakapan dengan guru
tidak sadar (Simatupang et al., 2018a). Alih oleh siswa merupakan salah satu
kode adalah gejala peralihan pemakaian implementasi pendidikan karakter yang
bahasa yang disebabkan berubahnya terjadi di lingkup pendidikan (Saddhono &
kondisi situasi. Alih kode dan campur kode Rakhmawati, 2018). Penanaman
sering terjadi di dalam pembelajaran di pendidikan karakter dalam pembelajaran di
kelas, hal ini tidak terlepas dari kondisi kelas dengan penggunaan bahasa yang
masyarakat yang multi bahasa di kegiatan baik dan sesuai dengan penerapannya
masyarakat dalam kegiatan berkomunikasi juga berpengaruh dalam pembentukan
sehari-hari (Sudarja, 2019). Penelitian karakter peserta didik.
terkait berkenaan dengan alih kode dan Bahasa Jawa menjadi salah satu
campur kode pernah dilakukan dengan bahasa pengantar yang digunakan dalam
judul Realisasi Kesantunan Berbahasa pembelajaran di kelas khususnya pada
dalam Interaksi Kelas di Sekolah masyarakat Jawa itu sendiri (Widianto,
Menengah Atas Berlatar Bahasa Jawa 2018). Bahasa Jawa merupakan salah satu
yang mempunyai keterkaitan dalam hal bahasa yang masih digunakan di
ragam bahasa alih kode dan campur kode masyarakat maupun instansi pendidikan,
dalam kegiatan di sekolah (Cahyaningrum selain itu bahasa Jawa salah bahasa yang
et al., 2018). Penelitian terdahulu juga terbanyak penuturnya. Penggunaan
pernah dilakukan dengan judul Tuturan bahasa Jawa di dunia pendidikan tidak
dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia lepas dari penerapan pendidikan karakter
(Kajian Sosiolinguistik Alih Kode dan yang ada pada siswa, hal ini dikarenakan
Campur Kode) yang memberikan sebuah bahasa Jawa mempunyai tingkatan bahasa
pembahasan adanya peristiwa atau kesopanan dalam penggunaannya
sosiolinguistik campur kode dan alih kode yang dimulai dari tataran Jawa ngoko,
di pembelajaran bahasa Indonesia yang krama inggil, krama madya (Chotimah et
disebabkan oleh beberapa faktor al., 2019). Ketika orang berbahasa Jawa
(Simatupang et al., 2018). Kebaharuan mesti memperhatikan setiap unggah-
dalam penelitian ini objek pengamatan ungguh atau tingkat tuturan yang berkaitan
yang dilakukan peneliti adalah di sekolahan erat dengan pendidikan karakter, budi
yang berada di pesisir dan belum pernah pekerti, tatakrama, serta kesantunan
dilakukan sebuah penelitian sebelumnya, berbahasa dengan orang yang dihormati
selain itu penelitian berkaitan dengan (Handani, 2022). Pemilihan bahasa Jawa
kesantunan berbahasa ini juga dikaitan dalam bahasa pengantar pendidikan di
dengan pendidikan karakter serta kajian kelas tidak hanya dipengaruhi dari segi
sosiolinguistik di dalam pembelajaran. linguistik tetapi juga faktor lainnya seperti
Penggunaan alih kode dalam sosial dan situasi keadaan (Sundoro et al.,
pembelajaran di kelas sangat berpengaruh 2018).
dalam pemahaman materi yang Kesantunan berbahasa adalah
disampaikan oleh guru kepada peserta salah satu sistem yang memberikan
didik (Putri, 2018). Penggunaan alih kode hubungan interpersonal yang didesain
dalam pembelajaran di sekolah menengah untuk memberikan fasilitas interaksi untuk
pertama dengan penggunaan bahasa ibu meminimalisir adanya pertentangan dalam
dan bahasa kedua dalam pembelajaran. diri manusia (Apriliani et al., 2021).
Penggunaan bahasa Jawa yang halus Demikian halnya bahasa Jawa yang

23
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)

mempunyai keterkaitan budaya Jawa yaitu pembelajaran di SMP PGRI 2 Wates.


kesopanan atau unggah-ungguh Sumber data dalam penelitian ini adalah
berbahasa saat berkomunikasi dengan peristiwa tutur guru dan siswa kelas VII,
orang yang lebih tua atau seumuran VIII, IX di SMP PGRI 2 Wates. Sumber data
(Isfandani, 2018). Aspek-aspek tersebut diambil pada saat proses
kesantunanan berbahasa Jawa yang pembelajaran di lingkup sekolahan.
terletak pada aspek isi tuturan berupa Pengumpulan data penelitian ini penulis
penggunaan unggah-ungguh bahasa Jawa menggunakan metode simak yang disertai
yang didukung dengan adanya faktor di dengan adanya teknik rekam dan catat.
luar kebahasaan (rendah tinggi nada Pengamatan tuturan tersebut dilaksanakan
bicara, sikap, gerak-gerik, dan ekspresi saat pembelajaran di kelas sedang
muka). Namun, pada penelitian kali ini berlangsung.
hanya difokuskan pada aspek kebahasaan
yang berupa unggah-ungguh bahasa Jawa HASIL DAN PEMBAHASAN
(Wahyuni, 2021). Hasil penelitian dari pengamatan
Berdasarkan latar belakang tentang alih kode dan campur yang ada
tersebut penulis melakukan penelitian pada percakapan ataupun kegiatan di
dengan judul Kesantunan Berbahasa lingkungan SMP PGRI 2 Wates Kecamatan
sebagai Penerapan Pendidikan Karakter Wates Kabupaten Blitar Provinsi Jawa
dalam Pembelajaran Di SMP PGRI 2 Timur. Guru serta siswa dalam percakapan
Wates sebagai bentuk penelitian lanjutan di lingkup sekolah menggunakan dua
dalam kegiatan di Kampus Mengajar 4 bahasa yaitu bahasa Indonesia serta
Kemendikbudristek dan memberikan bahasa Jawa. Penggunaan bahasa Jawa
implementasi pendidikan karakter sebagai krama dengan Bapak Ibu Guru di lingkup
penguatan profil pelajar Pancasila melalui sekolahan sering digunakan oleh siswa
kajian serta penerapan sosiolinguistik di SMP PGRI 2 Wates dalam berkomunikasi
dalam pembelajaran di kelas. dengan orang yang lebih tua. Penggunaan
bahasa Jawa krama menjadi salah satu
indikator penguatan pendidikan karakter
METODE
Dalam penelitian kali ini dalam kehidupan sekolah dengan
menggunakan jenis penelitian yang menggunakan bahasa yang sopan.
melakukan penelitian lapangan atau field Penggunaan bahasa yang sopan menjadi
research melalui pendekatan studi kasus, salah satu implementasi penerapan
penelitian kualitatif deskriptif sendiri adalah pendidikan karakter di lingkup sekolahan
sebuah penelitian yang mempunyai tujuan ataupun instansi pendidikan (Wyn et al.,
umum untuk memberikan sebuah definisi 2018).
atau memberikan penjelasan terhadap Kegiatan pembelajaran di lingkup
sebuah peristiwa secara akurat dan SMP PGRI 2 Wates guru masih
mendalam (Magdalena et al., 2021). menggunakan bahasa pengantar yaitu
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil bahasa daerah dalam beberapa waktu di
sampel dari pendidik dan juga siswa saat kelas maupun di luar kelas. Walaupun
pembelajaran di SMP PGRI 2 Wates begitu penggunaan bahasa Indonesia
Kabupaten Blitar sebagai upaya sebagai bahasa pengantar serta
implementasi kesantunan berbahasa komunikasi juga dilakukan atau digunakan.
dalam pendidikan karakter. Data penelitian Penggunaan bahasa Indonesia tidak
ini menganalisis komunikasi dalam selamanya digunakan sebagai bahasa

24
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)

pengantar dalam proses pembelajaran. Guru : “Kalau begitu besok-besok


Namun, guru serta siswa sering jangan diulangi lagi karena PR itu harus
menggunakan bahasa Jawa atau dikerjakan di rumah. Hari ini kita bahas
menyisipkan bahasa Jawa pada bersama saja”
percakapan sehari-hari di lingkungan Siswa : “Enggih Bu, ngapunten” (Iya Bu,
sekolahan. Hal ini bertujuan supaya siswa mohon maaf)
mampu memahami materi yang
disampaikan guru secara cepat. Dengan Guru : “sakiki sing mboten mbeta LKS
adanya hal tersebut penulis mencoba coba ngacung sek!”
mengamati proses pembelajaran yang Siswa : “kula Bu”
terjadi di SMP PGRI 2 Wates. Guru : “Lah… nyapo kok ngak gawa
Penggunaan alih kode berupa LKS?” (Lah… kenapa tidak bawa LKS?)
peralihan bahasa Indonesia ke dalam Siswa : “Dereng tumbas Bu, eman
bahasa Jawa dilakukan oleh guru serta dhuwite” (Belum beli Bu, sayang uangnya)
siswa secara tidak sadar, penggunaan alih Guru : “Besok sebelum pelajaran
kode ditemukan dalam berbagai kegiatan Bahasa Indonesia, saya harapkan semua
yang ada di SMP PGRI 2 Wates, yaitu di sudah pegang LKS-nya masing-masing
kelas, di kantin, dan di kantor. Sehingga ya?”
dalam hal tersebut guru dituntut untuk Siswa : “Enggih Bu” (Iya Bu)
mampu menyesuaikan tuturan dalam
komunikasi sehari-hari di SMP PGRI 2
Wates supaya siswa dalam proses Pada data tuturan tersebut
pembelajaran tidak ada miskomunikasi menunjukan bagaimana alih kode dalam
atau salah paham serta sebagai upaya pembelajaran atau komunikasi yang terjadi
siswa mampu menangkap setiap materi di dalam kelas antara guru dan siswa
yang disampaikan oleh guru. Berikuti ini mampu berjalan dengan lancar. Pada awal
tuturan yang mengandung alih kode dari komunikasi dengan siswa guru
bahasa Indonesia ke bahasa Jawa yang menggunakan bahasa Indonesia pada
penulis amati di kelas, di kantin, dan kantor tuturannya. Namun pada saat guru
guru. memberikan perintah agar siswa duduk
dengan rapi guru menggunakan bahasa
Alih Kode dalam Pembelajaran di Kelas Jawa sebagai tujuan siswa duduk dengan
rapi dan tidak gaduh di dalam kelas. Maka
Guru : “Assalamuallaikum, selamat pagi dapat dikatan pada tuturan tersebut
semua, bagaimana kabarnya?” bahwasannya alih kode tersebut adalah
Siswa : “Wallaikumsallam, pagi Bu, alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa
Alhamdullilah sehat Bu” Jawa.
Guru : “Ayo gek ndang lenggah sek Pada hal tersebut dapat ditemukan
anteng rapi” (Ayo segera duduk yang bahwasannya alih kode bahasa mampu
tenang dan rapi) membawa siswa untuk berkomunikasi
Siswa : “Enggih Bu” (Baik Bu) menggunakan Jawa Krama atau melatih
Guru : “Apakah hari ini ada yang tidak unggah-ungguh siswa saat berkomunikasi
mengerjakan tugas LKS Bahasa Indonesia dengan guru. Kesantunan berbahasa
halaman 22? Jika ada yang tidak dapat ditentukan dari beberapa aspek
mengerjakan angkat tangan dulu!” salah satunya adalah tuturan serta
Siswa : Wonten Ibu (Ada Bu) kesopanan dari segi penggunaan bahasa

25
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)

kepada orang yang lebih tua (Setyawan, Siswa : “Ngapunten (maaf) Bu saya izin
2019). Dalam aspek pengamtan tuturan bertannya tentang maksud materi
tersebut, prinsip kesantunan berbahasa halaman 12 itu bagaimana nggih (ya)
Jawa meliputi prisip andhap asor serta maksudnya?”
kesopanan. Sehingga dalam tuturan Guru : “Ada lagi yang ingin bertannya
tersebut menunjukan bagaimana tentang materi hari ini?”
kesantunan berbahasa menjadi salah satu Siswa : “Mboten (tidak) Bu”
penerapan pendidikan karakter dalam
antara guru dan siswa di kelas.
Penerapan kesantunan berbahasa Siswa : “Bu umpami pembelajaran besok
sebagai implementasi pendidikan karakter nonton film pripun Bu?” (Bu umpama
dapat diamati dari penggunaan bahasa pembelajaran besok melihat film
krama oleh siswa kepada guru. Alih kode bagaimana Bu?)
bahasa Indonesia ke bahasa Jawa dapat Guru : “Iya, pertemuan selanjutnya kita
dilihat dari percakapan guru yang awalnya nonton film yang penting tugasnya itu udah
menggunakan bahasa Indonesia namun selesai dulu”
saat memberi perintah untuk siswa Siswa : “Siap Bu, insyaallah sakniki
menggunakan bahasa Jawa “Ayo gek sampun selesai” (Siap Bu, Insyaallah
ndang lenggah sek anteng rapi”. Penilaian sekarang sudah selesai)
kesantunan berbahasa pada aspek
unggah-ungguh dapat dicermati juga dari Pada tuturan tersebut nampak
segi tuturan bahasa yang digunakan guru adanya campur kode dalam percakapan
saat berinteraksi dengan siswa antara siswa dan guru. Penggunaan
menggunakan bahasa krama inggil dan campur kode membuat guru dan siswa
krama yang mempunyai nilai santun. Hal mampu menjalin komunikasi yang lebih
tersebut disebabkan adanya sikap guru akrab, walupun begitu peserta didik mash
yang menghargai siswa, walaupun saat memperhatikan penggunaan bahasa Jawa
guru menggunakan bahasa ngoko maka krama dalam percakapannya walaupun
guru tersebut memberikan nilai kesantunan sudah akrab dengan gurunya. Selain itu
berbahasa karena menunjukan adanya penggunakan campur kode di dalam
penghargaan guru terhadap siswa. pembelajaran bahasa Indonesia mampu
membuat pembelajaran lebih santai serta
Campur Kode dalam Pembelajaran di menyenangkan. Kesantunan berbahasa
Kelas dalam pembelajaran di SMP PGRI 2 Wates
tidak hanya dilakukan pada pembelajaran
Siswa : “Mohon maaf Ibu, izin dhateng bahasa Indonesia, hal ini sesuai
njedhing riyen nggih” (izin ke toilet dulu pengamatan penulis ternyata siswa juga
ya)? mempunyai kesantunan berbahasa di
Guru : “Iya silahkan” pembelajaran lainnya serta kegiatan yang
Siswa : “Matur nuwun Bu” (terima kasih dilakukan di luar pembelajaran.
Bu) Setelah dilakukan pengamatan
Guru : “Ojo sui-sui ning njedhing” penggunaan campur kode dalam
(jangan lama-lama di toilet) komunikasi tersebut berupa penyisipan
Siswa : “Enggih Bu” dari unsur-unsur yang berwujud frasa,
klausa, dan kata. Perwujudan penyisipan
dari unsur tersebut mempengaruhi maksud

26
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)

serta tujuan dalam komunikasi antar guru sekolahan. Hal ini dapat diamati saat siswa
serta siswa di dalam kegiatan lewat depan orang yang lebih tua atau
pembelajaran. lewat depan guru, siswa langsung
membungkukan badannya sebagai bentuk
Kesantunan Berbahasa sebagai menghormati orang yang lebih tua.
Implementasi Pendidikan Karakter Maka dapat disimpulkan
dalam Pembelajaran kesantunan berbahasa di SMP PGRI 2
Penerapan kesantunan berbahasa Wates Kabupaten Blitar sudah
dalam berkomunikasi di pembelajaran memberikan implementasi terhadap
mampu memberikan sebuah rasa santai pendidikan karakter. Kemudian fungsi
serta nyaman saat siswa melakukan kesantunan berbahasa Jawa terhadap
kegiatan pembelajaran di dalam kelas, siswa dan guru atau sebaliknya membuat
selain itu kesantunan berbahasa yang interaksi yang terjadi saat pembelajaran
digunakan siswa kepada guru atau guru bahasa Indonesia menjadi lebih
kepada siswa mampu memberikan menyenangkan
suasana pembelajaran lebih
menyenangkan. Hal ini juga didukung
dengan pendapat bahwasannya SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
kesantunan berbahasa mampu
telah dilakukan dapat disimpulkan adanya
memberikan kelancaran dalam alih kode serta campur kode dalam
menyampaikan sebuah materi atau pembelajaran di SMP PGRI 2 Wates yang
informasi dari guru kepada murid, hal ini meliputi alih kode dari bahasa Indonesia ke
dikarenakan siswa berada pada posisi bahasa Jawa maupun sebaliknya.
yang menyenangkan serta kondusif Terjadinya alih kode dan campur kode di
(Rejeki, 2020). Bahasa santun yang dalam pembelajaran SMP PGRI 2 Wates
mempunyai beberapa faktor penyebab,
ditunjukan guru menjadi salah satu
diantaranya penutur, lawan tutur, topik
implementasi atau contoh konkret adanya pembahasan, serta kondisi lingkungan
penggunaan bahasa yang baik serta masyarakat dalam berkomunikasi.
mendukung adanya penguatan pendidikan Kemudian terdapat hubungan saling
karakter dalam pencapaian profil pelajar berkaitan dengan penggunaan alih kode
Pancasila sebagai insan yang cerdas serta dan campur kode dalam kesantunan
berkarakter. berbahasa yang mengimplementasikan
pendidikan karakter. Beberapa faktor yang
Pengaruh dari penggunaan
menyebabkan adanya campur kode serta
kesantunan berbahasa antara siswa dan alih kode disebabkan adanya hubungan
guru ini tidak terlepas dari adanya faktor keakraban antara siswa dan guru,
sosial yang mempengaruhi, mengingat kemudian adanya situasi kondisi di
dalam kehidupan sehari-hari siswa sering masyarakat. Pengaruh kesantunan
menggunakan bahasa Jawa Krama di berbahasa dalam pembelajaran di SMP
kehidupan masyarakat sebagai bentuk PGRI 2 Wates tidak terlepas dari budaya
Jawa masyarakat Wates yang masih
unggah-ungguh kepada orang yang lebih melekat pada unggah-ungguh Jawa untuk
dihormati atau orang yang lebih tua. menghormati orang yang lebih tua atau
Penerapan kesantunan berbahasa sebagai orang yang dihormati dalam kesantunan
upaya penguatan pendidikan karakter di berbahasa.
pembelajaran juga berpengaruh dalam
sikap atau karakter siswa pada kehidupan UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih peneliti
yang ada di lingkup sekolahan ataupun luar
ucapkan kepada dosen pembimbing yang

27
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)

telah memberikan masukan serta saran http://riset.unisma.ac.id/index.php/jp3/


dalam penulisan artikel. Kemudian ucapan article/view/16983
terima kasih kepada Kepala Sekolah SMP Hidaya, N. (2020). Pendidikan Karakter
PGRI 2 Wates yang telah memberikan Anak Usia Dini sebagai Upaya
kesempatan untuk melakukan penelitian Peningkatan Karakter Bangsa. Jurnal
tersebut serta Bapak/Ibu guru dan siswa Studi Pengarus Utamaan Gender Dan
SMP PGRI 2 Wates. Peneliti memberikan Anak, 1(1), 11–22.
sebuah apresiasi terhadap keberjalanan https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/inde
program Kampus Mengajar 4 x.php/hawa/article/view/2793/2628
Kemendikbudristek yang telah memberikan Isfandani, L. N. (2018). Bahasa Jawa
dukungan dalam penelitian tersebut. Masyarakat Daerah Perbatasan Jawa
Tengah Jawa Barat di Kecamatan
DAFTAR PUSTAKA Losari Kabupaten Brebes: Kajian
Apriliani, E. I., Purwanti, K. Y., & Riani, R. Sosiolinguistik. Sutasoma: Journal of
W. (2021). Peningkatan Kesantunan Javanese Literature, 5(2), 1–9.
Bahasa Anak Usia Dini melalui Media https://journal.unnes.ac.id/sju/index.ph
Pembelajaran Interaktif Budaya Jawa. p/sutasoma/article/view/29035
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Khoirurrohman, T., & Anjany, A. (2020).
Anak Usia Dini, 5(1), 150–157. Alih Kode dan Campur Kode dalam
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.3 Proses Pembelajaran di SD Negeri
19 Ketug (Kajian Sosiolinguistik).
Azis, H. N., & Rahmawati, L. E. (2021). Alih DIALEKTIKA Jurnal Pemikiran Dan
Kode dan Campur Kode dalam Penelitian Pendidikan Dasar, 10(1),
Pembelajaran Bahasa Indonesia. 362–370.
Jurnal Estetik Bahasa Indonesia, 4(1), https://journal.peradaban.ac.id/index.p
55–64. hp/jdpgsd/article/view/518/409
http://journal.iaincurup.ac.id/index.php Magdalena, I., Fauzan, M. I., Damayanti
/estetik/article/view/2288/pdf Tantular, L., & Syafitri, H. A. (2021).
Cahyaningrum, F., Andayani, & Setiawan, Analisis Penggunaan Gadget pada
B. (2018). Realisasi Kesantunan Pembelajaran Jarak Jauh Siswa Kelas
Berbahasa dalam Interaksi Kelas di IV SD Negeri 09 Pagi Semanan.
Sekolah Menengah Atas Berlatar Pandawa: Jurnal Pendidikan Dan
Bahasa Jawa. Jurnal Penelitian Dakwah, 3(1), 46–57.
Pendidikan Bahasa Dan Sastra https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/
Indonesia, 4(1), 71–84. pandawa
https://ejournal.upgrisba.ac.id/index.p Mahendra, Y., & Apriza, B. (2022). Analisis
hp/jurnal- Penggunaan Bahasa Ibu dalam
gramatika/article/view/2434/pdf Proses Pembelajaran dan Pergaulan
Chotimah, C., Untari, M. F. A., & Budiman, Lingkungan Siswa. JURNAL
M. A. (2019). Analisis Penerapan BASICEDU, 6(1), 700–708.
Unggah Ungguh Bahasa Jawa dalam https://jbasic.org/index.php/basicedu/a
Nilai Sopan Santun. International rticle/view/2017/pdf
Journal of Elementary Education, 3(2), Mustikaningrum, G., Pramusinta, L., Ayu,
202–209. S., & Umar, M. (2020). The
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.p Implementation of Character
hp/IJEE/article/view/18529/10954 Education Integrated To Curriculum
Handani, Z. T. (2022). Ragam Bahasa and Learning Methods During Covid-
Lisan Penjual dan Pembeli dalam 19 Pandemic. AULADUNA: Jurnal
Transaksi Jual Beli di Pasar Dampit, Pendidikan Dasar Islam, 7(2), 154–
Kabupaten Malang: Kajian 164.
Sosiolinguistik. Jurnal Penelitian, Mustikasari, R., & Astuti, C. W. (2020).
Pendidikan, Dan Pembelajaran, Pergeseran Penggunaan Bahasa
17(16), 1–15. Jawa pada Siswa TK dan KB di

28
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)

Kelurahan Beduri Ponorogo. Jurnal (Kajian Sosiolinguistik Alih Kode dan


Alinea: Jurnal Bahasa Sastra Dan Campur Kode). Jurnal Kajian Linguistik
Pengajaran, 9(1), 64–74. Dan Sastra, 3(2), 119–130.
https://jurnal.unsur.ac.id/ajbsi/article/vi http://journals.ums.ac.id/index.php/KL
ew/839/745 S
Putri, S. N. (2018). Analisis Alih Kode Sudarja, K. (2019). Alih Kode dan Campur
Bahasa Guru dalam Kegiatan Kode dalam Proses Pengajaran
Pembelajaran di Kelas Bilingual. Bahasa Indonesia. Jurnal ALFABETA:
Jurnal Kandai, 14(1), 119–130. Jurnal Bahasa, Sastra, Dan
https://doi.org/10.26499/jk.v14i1.635 Pembelajarannya, 2(2), 35–49.
Rachmawati, N., Marini, A., Nafiah, M., & http://202.57.31.74/index.php/alfabeta
Nurasiah, I. (2022). Projek Penguatan /article/view/613/416
Profil Pelajar Pancasila dalam Sulastri, N. K. (2020). Efektivitas
Impelementasi Kurikulum Prototipe di Penggunaan Dwibahasa dalam
Sekolah Penggerak Jenjang Sekolah Proses Pembelajaran Matematika.
Dasar. Jurnal Basicedu, 6(3), 3613– Journal of Classrom Action Research
3625. Original, 3(1), 1–6.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3 https://jppipa.unram.ac.id/index.php/jc
.2714 ar/article/view/648/444
Rejeki, S. (2020). Peningkatan Sundoro, B. T., Suwandi, S., & Setiawan,
Kemampuan Membaca Dengan B. (2018). Pemakaian Bahasa Jawa
Menggunakan Model Pembelajaran Banyumasan dalam Pembelajaran
PAKEM (Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Bahasa Indonesia SMK (Kajian
Menyenangkan). Workshop Nasional Sosiolinguistik). Jurnal Penelitian
Penguatan Kompetensi Guru Sekolah Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Dasar, 3(3), 2232–2237. Indonesia, 1(1), 24–36. http://e-
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.ph journal.uajy.ac.id/21611/
p/seloka/article/view/12750 Wahyuni, A. T. (2021). Meningkatkan
Saddhono, K., & Rakhmawati, A. (2018). Kemampuan Siswa Menerapkan
The Discourse of Friday Sermon in Unggah Ungguh Basa dalam
Indonesia : A Socio-Cultural Aspects Pelajaran Bahasa Jawa Melalui
and Language Function Studies. Strategi Pemberian Peran Pada Siswa
Jurnal Komunikasi Islam, 8(2), 217– SMPN 2 Mejayan Kabupaten Madiun.
238. Jurnal Dieksis, 1(2), 40–46.
https://doi.org/https://doi.org/10.15642 https://literasidigital.my.id/dieksis/articl
/jki.2018.8.2.217-238 e/view/75/85
Setyawan, B. W. (2019). Fenomena Widianto, E. (2018). Pemertahanan
Penggunaan Unggah-Ungguh Basa Bahasa Daerah Melalui Pembelajaran
Jawa Kalangan Siswa SMK di dan Kegiatan di Sekolah. Jurnal Kredo,
Surakarta. Jurnal Widyaparwa, 46(2), 1(2), 1–13.
145–156. https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kred
https://widyaparwa.kemdikbud.go.id/in o/article/view/2096/1236
dex.php/widyaparwa/article/view/200/ Wyn, N., Lisa, N., Sujana, I. W., &
183 Suadnyana, I. N. (2018). Hubungan
Simatupang, R. R., Rohmadi, M., & Antara Sikap Komunikatif Sebagai
Saddhono, K. (2018a). Alih Kode dan Bagian dari Pengembangan Karakter
Campur Kode Tuturan di Lingkungan dengan Kompetensi Inti Pengetahuan
Pendidikan. Jurnal Lingtera, 5(1), 1–9. Ips. Jurnal Penelitian Dan
https://journal.uny.ac.id/index.php/ljtp/ Pengembangan Pendidikan, 2(2),
article/view/19198/pdf 121–128.
Simatupang, R. R., Rohmadi, M., & https://ejournal.undiksha.ac.id/index.p
Saddhono, K. (2018b). Tuturan dalam hp/JJL/article/view/15391/9390
Pembelajaran Bahasa Indonesia

29

Anda mungkin juga menyukai