PENDAHULUAN
gurami.
PEMBAHASAN
Fillet
Potongan melintang dari daging ikan secara paralel sejajar tulang punggung,
berupa potongan atau irisan daging yang sebagian besar tanpa tulang memanjang
dari belahan ikan disebut juga single fillet atau side misalnya pada ikan salmon.
Block fillet
Potongan daging ikan dari kedua belah sisi dari ikan dan biasanya dengan
belakang, semua tulanng dilepas/dibuang kecuali pin bone. Fillet ini sering juga
disebutdengan istilah: angel fillet, butterfly fillet, cutlet, double fillet, atau pada
ikan asap disebut golden cutlet.
Loin
Potongan memanjang dari daging ikan besar (tuna) yang dibelah pada salah satu
sisi dibagi menjadi dua potong memanjang. Pada satu ekor ikan akan terdapat 4
loin.
Steak
Potongan melintang dari loin dengan berbagai ukuran.
Guttedfish
Ikan yang sudah dibuang jeroannya. Ikan biasanya dibuang jeroannya di laut
sebelum disimpan dalam es atau dibekukan. Gutting biasanya dipotong pada
permukaan perut dari lubang pengeluaran ke pembukaan insang dan isi perutnya
dibuang, untuk beberapa kasus pada waktu yang bersamaan kepala juga dibuang.
Splitfish
Ikan biasanya dlbelah pada saat preparasi untuk diasap atau dijemur. Tujuan
pembelahan adalah untuk memperluas permukaan ikan agar cepat kering
(perluasan permukaan untuk menguap) atau untuk mempermudah penyerapan
garam pada proses pembuatan ikan asin misalnya untuk ikan besar (jambal roti,
gabus, kerapu/sunu,kakap) dan pemerataan bumbu selama proses. Umumnya
pembelahan ikan diikuti oleh pembuangan jeroan tanpa pembuangan tulang.
Bonedfish
Ikan yang telah dibuang tulangnya termasuk fillet yang mungkin masih
mempunyai tulang tulang kecil (pin bone atau tulang rusuk) dikategorikan
sebagai boned .
Boneless fish
Daging ikan yang semua tulangnya telah dibuang/dilepas.
Dressed fish
Ikan yang sudah disiangi siap untuk dimasak atau diolah untuk berbagai keperluan
(diversifikasi produk).
Steaking
Potongan dari ikan yang disiapkan dengan cara memotong ikan tegak
lurus/melintang.
Gutting
Gutting dilakukan segera setelah ikan ditangakap, dengan tujuan untuk membuang
bakteri yang terdapat dalam alat pencernaan agar dapat meminimumkan terjadinya
risiko kontaminasi daging ikan oleh bakteri pencernaan. Ikan tanpa jeroan ini
untuk wilayah subtropis/dingin (UK) yang disimpan dengan es dapat diterima
konsumennya. Namun untuk daerah tropis yang lebih rentan dengan kontaminan
bakteri yang berasal dari jeron. Bakteri ini akan sangat mudah berkembang biak
karena suhu udara dan kelembaban yang tinggi sesuai untuk pertumbuhan bakteri
tersebut. Masyarakatnya tidak terbiasa membeli ikan yang tidak utuh. Pola pikir
ini perlu diluruskan demi mendapatkan mutu ikan yang baik.
Untuk keperluan dalam industri pengolahan hasil perikanan ada beberapa
terminologi yang perlu diperhatikan pada proses preparasi (Fellows 1990)
diantaranya adalah:
Cleaning
Wadah, peralatan, tempat dan pekerja (higienis), terutama dari kontaminan
baiklogam, debu (tanah dan lumpur), hewan (kumbang, kecoa, rayap) kimia
(pestisida, antibiotik), mikroorganisme yang menghasilkan toksin warna dan bau.
Metode cleaning terdiri sistem basah (wet) menggunakan air bersih yang telah
disanitasi dengan desinfektan. Sistem kering (dry) yaitu disemprot dengan gas
(uap).
Sorting
Sorting adalah pemisahan atau pemilihan dengan menyeleksi berdasarkan
ukuran (size), bentuk, jenis atau spesies (shape) dan bobot secara obyektif serta
warna.
Grading
Penerapan/penentuan tingkatan mutu berdasarkan atas analisis sensori sangat
diperlukan keterampilan dan pelatihan. Selain analisis sensori bisa juga dengan
analisis obyektif, namun memerlukan waktu yang lama dengan biaya yang relatif
mahal. Penentuan komposisi dari produk perikanan kadang-kadang memerlukan
spesifikasi tertentu atau aturan-aturan. Sebagai contoh kandungan ikan pada kue
ikan, atau kadar minyak pada tepung ikan yang diperlukan untuk komersialisasi
atau aturan resmi.
2.1 Kendala-Kendala Pada Subsistem Hilir Komoditas Ikan Gurami
Pada pascapanen difokuskan untuk ikan gurami konsumsi segar yang telah
mati. Hal ini karena ikan konsumsi yang telah mati akan cepat mengalami
penurunan mutu jika tidak segera ditangani. Sementara untuk ikan gurami
konsumsi hidup tidak ada masalah, karena ikan yang hidup dan sehat tidak akan
mengalami proses pembusukan secara alami. Adanya cita rasa lumpur pada
daging ikan gurami yang berasal dari bau yang ditimbulkan oleh lingkungan
terutama pada budidaya intensif di kolam dengan sistem air tergenang.
Bau lumpur secara umum dan khusus pada ikan gurami dapat dihilangkan
dengan perlakuan berupa pemberokkan ikan gurami pada air yang bersalinitas 8
atau 12 ppt selama 7 hari. Pemberokan ikan gurami ini mengakibatkan perubahan
waktu kulit yang semula sangat mengkilat menjadi kusam, dan tesktur semula
(struktur daging kompak, kering dan tidak mudah terjadi pemisahan). Setelah
pemberokan selama 7 hari ternyata menyebabkan daging ikan terasa sangat gurih.
KESIMPULAN