Habibi
Habibi
Oleh:
HABIBI
NIM : 153110172
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2018
POLTEKKES KEMENKES PADANG
Oleh:
HABIBI
NIM : 153110172
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2018
i
ii
Poltekkes Kemenkes Padang
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Retardasi Mental di SLB Kasih
Ummi Kota Padang Tahun 2018”. Shalawat beriring salam peneliti sampaikan
kepada Rasulullah SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan
kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Peneliti menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan penelitian, Sangatlah sulit bagi
peneliti untuk menyelesaikan ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Anak M dan Anak W beserta keluarga partisipan yang telah bersedia
bekerja sama dalam penelitian
2. Ibu Ns. Zolla Amelly Ilda, M. Kep selaku pembimbing I yang telah
mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh
kesabaran dan perhatian dalam membuat karya tulis ilmiah ini.
3. Ibu Delima, S.Pd, M.Kes selaku pembimbing II yang telah mengarahkan
membimbing dan memberikan masukan dengan penuh kesabaran dan
perhatian dalam membuat karya tulis ilmiah ini.
4. Ibu Ns. Lola Felnanda Amri, S.Kep, M.Kep selaku penguji I yang telah
bersedia menguji, mengarahkan dan memberikan masukan dalam
membuat karya tulis ilmiah ini.
5. Ibu Hj. Tisnawati, S.St., M.Kes selaku penguji II yang telah bersedia
menguji, mengarahkan dan memberikan masukan dalam membuat karya
tulis ilmiah ini.
6. Bapak Dr. Burhan Muslim, SKM, MSi selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Padang
7. Kepala Sekolah beserta staf SLB Kasih Ummi Kota Padang yang telah
mengizinkan dan membantu dalam penelitian
iii
Poltekkes Kemenkes Padang
8. Ibu Hj. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Padang
9. Ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep, M. Kep selaku Ketua Program Studi D III
Keperawatan Padang Politeknik Kesehatan Kementrerian Kesehatan RI
Padang
10. Bapak Ibu dosen serta staf Jurusan Keperawatan yang telah memberikan
pengetahuan dan pengalaman selama perkuliahan
11. Teristimewa kepada orang tua dan saudara tercinta yang telah memberikan
semangat dan dukungan serta restu yang tak dapat ternilai dengan apapun
12. Rekan- rekan seperjuangan Bp 2015 keperawatan, serta para sahabat dan
penyemangat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis menyelesaikan ini.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah mambantu. Semoga nantinya dapat membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.
Peneliti
iv
Poltekkes Kemenkes Padang
v
Poltekkes Kemenkes Padang
vi
Poltekkes Kemenkes Padang
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Habibi
Tempat/ Tanggal Lahir : Pariaman, 31 Oktober 1996
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum kawin
Nama Orang Tua
Ayah : Zunumar
Ibu : Yarni
Alamat : Dusun Kajai, Desa koto Marapak, Kecamatan
Pariaman Timur, Kota Pariaman
Riwayat Pendidikan :
Pendidikan Tahun
Tk Adzkia 2002-2003
SDN N0 24 Koto Marapak 2003-2009
MTsN Thawalib Padusunan 2009-2012
MAN 1 Koto Baru Padang Panjang 2012-2015
POLTEKKES KEMENKES RI 2015- 2018
PADANG
vii
Poltekkes Kemenkes Padang
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
JURUSAN KEPERAWATAN
HABIBI
Abstrak
Anak dengan retardasi mental mempunyai keterbatasan kognitif & sosial. Anak
sering mengalami kebingungan, pendiam, penyendiri, hygiene kurang, kesulitan
komunikasi, lambat dalam bergerak sehari- hari. 53% anak berkebutuhan khusus
di Indonesia tergolong retardasi mental. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan
asuhan keperawatan anak retardasi mental di SLB Kasih Ummi Kota Padang.
Desain penelitian adalah Deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian
dilakukan tanggal 28 Maret sampai 6 April 2018. Populasi penelitian 8 anak
dengan 2 orang sampel, menggunakan teknik purposive sampling. Instrument
pengumpulan data digunakan format pengkajian, alat pemeriksaan fisik.
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, pengukuran, wawancara, dan
studi dokumentasi. Analisis penelitian adalah membandingkan hasil penelitian
dengan teori. Hasil penelitian kedua partisipan menunjukkan adanya tanda dan
gejala yang sama, perbedaan pada partisipan satu memiliki IQ 50 sedangkan
partisipan dua memiliki IQ 48. Diagnosa keperawatan risiko cidera, gangguan
tumbuh kembang, kesiapan peningkatan koping keluarga, gangguan komunikasi
verbal, defisit perawatan diri. Tindakan keperawatan: bimbingan antisipatif,
manajemen perilaku, dukungan pengasuhan, peningkatan perkembangan anak,
latihan kontrol impuls, pendidikan keluarga membesarkan anak, peningkatan
koping, peningkatan keterlibatan keluarga, dukungan kelurga, latihan memori,
bantuan perawatan diri, manajemen lingkungan: keselamatan. Evaluasi
keperawatan kedua partisipan menunjukkan hasil yang sama. Disimpulkan bahwa
anak retardasi mental perlu diberikan terapi dan latihan secara mandiri terus
menerus, dengan dibutuhkannya peran keluarga dan lingkungan sekitar.
Disarankan kepada SLB agar menyediakan fasilitas bermain dan fasilitas
mencegah resiko cedera. Bagi keluarga agar memperhatikan kebutuhan
perkembangan anak, dan kerjasama anggota keluarga serta menfasilitasi kegiatan
dan lingkungan sekitar, untuk peneliti agar memperhatikan aspek perkembangan
anak.
viii
Poltekkes Kemenkes Padang
DAFTAR ISI
ix
Poltekkes Kemenkes Padang
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 73
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 73
D. Jenis-jenis Data .................................................................................... 74
E. Alat/ Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 74
F. Cara Pengumpulan Data ...................................................................... 75
G. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 77
H. Prosedur Penelitian .............................................................................. 78
I. Rencana Analisis .................................................................................. 79
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN KASUS ......................................... 80
x
Poltekkes Kemenkes Padang
DAFTAR TABEL
xi
Poltekkes Kemenkes Padang
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Ganchart
xii
Poltekkes Kemenkes Padang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas merupakan bagian
dari anak Indonesia yang perlu mendapat perhatian dan perlindungan
pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Upaya perlindungan bagi anak
dengan disabilitas sama halnya dengan anak lainnya, yaitu upaya
pemenuhan kebutuhan dasar anak agar mereka dapat hidup, tumbuh, dan
berkembang secara optimal, serta berpartisipasi sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki. Kebutuhan dasar anak tersebut meliputi asah, asih dan asuh
yang dapat diperoleh melalui upaya di bidang kesehatan maupun
pendidikan dan sosial (Suryani dan Badi’ah).
1
Poltekkes Kemenkes Padang
2
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Penerapan Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Retardasi
Mental di SLB Kasih Ummi pada tahun 2018 ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan Asuhan Keperawatan pada
Anak dengan Retardasi Mental di SLB Kasih Ummi pada tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada anak dengan
retardasi mental di SLB Kasih Ummi pada tahun 2018.
b. Mampu mendeskripsikan masalah keperawatan pada anak dengan
retardasi mental di SLB Kasih Ummi pada tahun 2018.
c. Mampu mendeskripsikan intervensi keperawatan pada anak dengan
retardasi mental di SLB Kasih Ummi pada tahun 2018.
d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada anak dengan
retardasi mental di SLB Kasih Ummi pada tahun 2018.
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada anak dengan
retardasi mental di SLB Kasih Ummi pada tahun 2018.
D. Manfaat
1. Manfaat Aplikatif
7
Poltekkes Kemenkes Padang
8
(Utaminingsih, 2015)
(Solek, 2010)
4. Gejala Klinis
Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa
kelainan fisik yang merupakan stigmata kongenital kemudian mengarah ke
suatu sindrom penyakit tertentu.
Gejala klinis dan kelainan fisik yang disertai retardasi mental:
a. Kelainan pada mata :
1) Katarak :
a) Sindrom Cockayne
b) Sindrom Lowe
c) Galactosemia
d) Sindrom Down
e) Kretin
f) Rubela prenatal
2) Bintik cherry- merah daerah macula
a) Mukolipidosis
b) Penyakit Niemann- pick
c) Penyakit Tay-sachs
3) Korioretinitis
a) Lues Kongenital
b) Penyakit stimegalo virus
c) Rubela prenatal
4) Kornea keruh
a) Lues kongenital
b) Sindrom hunter
c) Sindrom hurler
d) Sindrom Lowe
b. Kejang
1) Kejang umum tonik klonik
a) Defisiensi glikogen sinthease
b) Hiperlisinemia
c) Hipoglikemia, terutama yang disertai glycogen storage disease
I, III, IV dan VI
d) Phenyl ketonuria
e) Sindrom malabsorpsi methionine
2) Kejang masa neonatal
a) Arginosuccinic asiduria
b) Hiperammonemia I dan II
c) Laktik Asidosis
c. Kelainan Kulit
Bintik cafe-au-lait
1) Ataksia-telengiektasia
2) Sindrom bloom
3) Neurofibromatosis
4) Tuberous selerosis
d. Kelainan rambut
1) Rambut rontok
a) Familial laktik asidosis dengan necrotizing ensefalopati
2) Rambut cepat memutih
a) Atrofi progresif serebral hemisfer
b) Ataksia telangiectasia
c) Sindrom malabsorpsi methionine
3) Rambut halus
a) Hipotiroid
b) Malnutrisi
e. Kepala
1) Mikrosefali
2) Makrosefali
a) Hidrosefalus
b) Mucopolisakaridase
c) Efusi subdural
f. Perawakan pendek
1) Kretin
2) Sindrom prader- wili
g. Distonia
1) Sindrom Hallervorden- spaz
5. Pemeriksaan penunjang
Beberapa indikasi untuk penilaian laboratoarium pada anak dengan
retardasi mental :
a. Kromosomal kariotipe
1) Terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak khas
2) Ananmnesis ibu tercemar zat-zat teratogen
3) Terdapat beberapa kelainan kongenital
4) Genitalia abnormal
b. Elektro Ensefalogram (EEG)
1) Gejala kejang yang dicurigai
2) Kesulitan mengerti bahasa yang berat
c. Cranial Computed Tomography (CT) atau Magnetic Resonance
Imaging (MRI)
1) Pembesaran kepala yang progresif
2) Tuberous sclerosis
3) Dicurigai kelainan yang luas
4) Kejang lokal
5) Dicurigai adanya tumor intrakranial
d. Titer virus untuk infeksi kongenital
1) Kelainan pendengaran tipe sensorineural.
2) Neonatal hepatosplenomegali
3) Petechie pada periode neonatal
4) Chorioretinitis
5) Mikroptalmia
6) Kalsifikasi intracranial
7) Mikrosefali
e. Serum asam urat ( uric acid serum)
1) Choreoatetosis
2) Gout
3) Sering mengamuk
f. Laktat dan piruvat darah
1) Asidosis metabolic
2) Kejang mioklonik
3) Kelemahan yang progresif
4) Ataksia
5) Degenerasi retina
6) Ophtalmoplegia
7) Episode seperti stroke yang berulang
g. Plasma asam lemak rantai sangat panjang
1) Hepatomegali
2) Tuli
3) Kejang dini dan hipotonia
4) Degenerasi retina
5) Ophtalmoplegia
6) Kista pada ginjal
h. Serum seng (Zn)
1) Acrodermatitis
i. Logam berat dalam darah
1) Anamnesis adanya pika
2) Anemia
j. Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin
1) Gerakan yang involunter
2) Sirosis
3) Cincin Kayser-Fleischer
k. Serum asam amino atau asam organic
1) Kejang yang tidak diketahui sebabnya pada bayi
2) Gagal tumbuh
3) Bau yang tidak biasa pada air seni atau kulit
4) Warna rambut yang tidak biasa
5) Mikrosefali
6) Asidosis yang tidak diketahui sebabnya
l. Plasma ammonia
1) Muntah-muntah dengan asidosis metabolik
m. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsi kulit
1) Kehilangan fungsi motoric dan kognitif
2) Atrofi N. Optikus
3) Degenerasi retina
4) Seberal ataksia yang berulang
5) Mioklonus
6) Hepatosplenomegali
7) Kulit yang kasar dan lepas-lepas
8) Kejang
9) Pembesaran kepala yang dimulai setelah umur 1 tahun
n. Urin mukopolisakarida
1) Kiposis
2) Anggota gerak yang pendek
3) Badan yang pendek
4) Hepatosplenomegali
5) Kornea keruh
6) Gangguan pendengaran
7) Kekakuan pada sendi
o. Urin reducing substance
1) Katarak
2) Hepatomegali
3) Kejang
p. Urin ketoacid
1) Kejang
2) Rambut yang mudah putus
6. Patofisiologi
7. WOC
Faktor Pranatal Faktor Perinatal Faktor Pascanatal
1. Infeksi 1. Trauma
2. Kelainan kromosom 1. Abrupsio plasenta
2. Infeksi
3. Kelainan genetik dan kelainan 2. Diabetes maternal
3. Keracunan
metabolik yang diturunkan 3. Kelahiran prematur
4. Lingkungan
4. Keracunan 5. Metabolik
5. Gizi
1. Ketidakberdayaan
2. Risiko cidera
(Mutaqqin, 2008, Utaminingsih, 2015, Betz dan Sowden, 2009, SDKI, 2016 )
8. Komplikasi
a. Paralisis serebral
b. Gangguan kejang
c. Masalah- masalah perilaku/psikiatrik
d. Defisit komunikasi
e. Konstipasi (akibat penurunan motilitas usus akibat obat- obatan
antikonvulsi, kurang mengosumsi makanan berserat dan cairan)
f. Kelainan kongenital yang berkaitan seperti malformasi esophagus,
obstruksi usus halus dan defek jantung
g. Disfungsi tiroid
h. Gangguan sensoris
i. Masalah- msalah ortopedik, seperti deformitas kaki, scoliosis
j. Kesulitan makan
9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental bersifat multi dimensional
dan sangat individual. Semua anak yang mengalami retardasi mental juga
memerlukan perawatan seperti pemeriksaan kesehatan yang rutin,
imunisasi, dan monitoring terhadap tumbuh kembangnya (Soetjiningsih,
2012)
a. Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah mengembangkan potensi anak semaksimal
mungkin Sedini mungkin diberikan pendidikan dan pelatihan khusus,
yang meliputi pendidikan dan pelatihan kemampuan sosial untuk
membantu anak berfungsi senormal mungkin (Utaminingsih, 2015).
Mainan musical yang dapat meniru suara hewan atau merespon dengan
frase sosial merupakan cara yang sempurna untuk mendorong bicara.
Mainan harus dirancang secara sederhana sehingga anak dapat belajar
memainkan mainan tersebut tanpa bantuan. Bagi anak yang mengalami
gangguan kognitif dan fisik berat, tombol elektronik dapt digunakan
untuk memungkinkan anak mengoperasikan mainan tersebut. Aktivitas
yang sesuai untuk aktivitas fisik berdasarkan pada ukuran tubuh,
koordinasi, kesegaran jasmani dan maturitas, motivasi, dan kesehatan
anak (Wong, 2009).
3. Rencana Keperawatan
Tabel 2.1
Rencana Keperawatan
NO Diagnosa NOC NIC
Kaperawatan
1. Defisit a. Perawatan diri: a. Bantuan perawatan diri:
perawatan kebersihan Kebersihan
diri Setelah dilakukan Tindakan keperawatan:
tindakan keperawatan 1. Pertimbangkan budaya
Definisi diharapkan perawatan anak saat mempromosikan
Ketiadaan atau diri: kebersihan secara aktivitas perawatan diri
kurangnya mandiri, dengan kriteria 2. Pertimbangkan usia anak
informasi hasil: saat mempromosikan
kognitif yang aktivitas perawatan diri
berkaitan 1. Mencuci tangan (5) 3. Tentukan jumlah dan tipe
dengan topik 2. Mempertahankan terkait dengan bantuan
tertentu kebersihan mulut (5) yang diperlukan
3. Memperhatikan kuku 4. Fasilitasi anak untuk
Gejala dan jari tangan (5) menggosok gigi dengan
Tanda Mayor 4. Memperhatikan kuku tepat
Objektif kaki (5) 5. Monitor kebersihan kuku,
1. Tidak 5. Mempertahankan sesuai dengan kemampuan
mampu mandi/ penampilan yang rapi merawat diri anak
mengenakan (5) 6. Monitor integritas kulit
pakaian/ 6. Mempertahankan anak
makan/ ke kebersihan tubuh (5) 8. Jaga ritual kebersihan
toilet/ berhias 7. Dukung orangtua/
secara mandiri Keterangan: keluarga berpartisipasi
2. Minat (5) : Tidak terganggu dalam ritual menjelang
melakukan tidur yang biasa dilakukan
perawatan diri c. Perawatan diri: dengan tepat
kurang makan 8. Berikan bantuan sampai
Setelah dilakukan anak benar- benar mampu
tindakan keperawatan merawat diri secara
diharapkan perawatan mandiri
diri:makan secara b. Bantuan perawatan diri:
mandiri, dengan kriteria pemberian makan
hasil: Tindakan keperawatan:
1. Posisikan anak dalam
1. Menggunakan alat posisi makan yang
makan (5) nyaman
2. Menaruh makanan 2. Dukung anak untuk makan
pada alat makan (5) di ruang makan
3. Menaruh makanan di 3. Berikan alat - alat yang
mulut (5) bisa memfasilitasi anak
4. Menghabiskan untuk makan sendiri
makanan (5) 4. Gunakan cangkir dengan
pegangan yang besar, jika
Keterangan: diperlukan
(5) : Tidak terganggu 5. Gunakan alat makan dan
gelas yang tidak mudah
pecah dan tidak berat,
sesuai kebutuhan
6. Berikan penanda sesering
mungkin dengan
pengawasan ketat, dengan
tepat.
d. dukungan pengasuhan
1. Mengkaji tingkat
penerimaan caregiver
terkait dengan perannya
untuk menyediakan
perawatan
2. Mengakui tingkat
ketergantungan anak
terhadap caregiver, sesuai
dengan kebutuhan
3. Membuat pernyataan
positif pada caregiver
terhadap upaya yang telah
dilakukan
4. Menyediakan dukungan
untuk pengambilan
keputusan caregiver
5. Monitor interaksi keluarga
dalam permasalahan
berkaitan dengan anak
6. Menyediakan informasi
mengenai anak sesuai
dengan apa yang menjadi
keinginan anak
7. Mengajarkan caregiver
mengenai pemberian
terapi bagi anak sesuai
dengan keinginan anak
8. Diskusikan mengenai
keterbatasan yang dimilki
caregiver kepada anak
9. Memberikan dukungan
kepada caregiver selama
anak menunjukkan
kemunduran
e. Peningkatan
perkembangan: anak
1. Bangun hubungan saling
percaya dengan anak
2. Lakukan interaksi personal
dengan anak
3. Identifikasi kebutuhan
unik setiap anak dan
tingkat kemampuan
adaptasi yang diperlukan
4. Bangun hubungan saling
percaya dengan orang tua
5. Ajarkan orang tua
mengenai tingkat
perkembangan normal dari
anak dan perilaku yang
berhubungan
6. Demonstrasikan kepada
orangtua mengenai
kegiatan yang mendukung
tumbuh kembang anak
7. Bantu integrasi anak
dengan kelompoknya
8. Yakinkan bahasa tubuh
sesuai dengan bahasa
verbal
9. Dukung anak untuk
berinteraksi dengan teman
temannya melalui
keterampilan bermain
peran
10. Sediakan aktivitas yang
mendukung interaksi
diantara anak anak
11. Dukung anak untuk
mengekspresikan diri
melalui penghargaaan
yang positif atau umpan
balik yang baik.
12. Peluk anak dan
nyamankan anak saat anak
merasa sedih
13. Bangun suasana yang
aman bagi anak untuk
belajar dan bereksplorasi
14. Ajarkan anak untuk
mencari bantuan dari
orang lain ketika anak
memang memerlukan
bantuan
15. Bantu anak untuk belajar
mandiri
16. Sediakan kesempatan
bermain puzzle
17. Ajarkan anak untuk
menuliskan nama/
mengenali huruf awalnya/
mengenali namanya,
sesuai kebutuhan
18. Rencanakan pembelajaran
dengan mendukung anak
g. Pendidikan orangtua:
Keluarga yang
membesarkan anak
1. Pahami hubungan antara
perilaku orang tua dan
tujuan yang sesuai dengan
usia anak
2. Rancang program
pendidikan yang
didadasarkan pada
kekuatan keluarga
3. Libatkan orang tua dalam
desain dan isi yang ada
dalam program pendidikan
4. Identifikasi factor-faktor
personal yang berdampak
pada keberhasilan
program pendidikan
(misalnya, nilai-nilai
budaya pengalaman
negatif dengan penyedia
layanan sosial, hambatn
bahasa, komitmen waktu,
masalah penjadwalan,
perjalanan dan kurangnya
minat)
5. Identifikasi adanya pemicu
stress keluarga (misalnya,
depresi orangtua,
kecanduan narkoba,
alkohol, kesadaran/
kecakapan berbahasa,
tingkat pendidikan yang
rendah, kekerasan dalam
rumah tangga, konflik
perkawinan, percampuran
keluarga setelah
perceraian, dan hukuman
yang berlebihan pada
anak-anak)
6. Identifikasi tugas
perkembangan atau tujuan
yang sesuai untuk anak
7. Identifikasi mekanisme
pertahanan yang
digunakan oleh sebagian
besar kelompok usia
8. Fasilitasi diskusi orangtua
pengasuhan dan
keterampilan komunikasi
3 Ansietas a.Tingkat kecemasan: a. Bimbingan antisipatif
berhubungan Setelah dilakukan Tindakan keperawatan:
dengan tindakan keperawatan 1..Bina hubungan saling
ancaman diharapkan tingkat percaya
terhadap kecemasan berkurang, 2..Instruksikan klien
konsep diri dengan kriteria hasil: mengenal perilaku dan
1. Mengeluarkan rasa perkembangan dengan
Defenisi: marah secara cara yang tepat
Kondisi emosi berlebihan (4) 3..Bantu klien memutuskan
dan 2. Rasa takut bagaimana masalah
pengalaman disampaikan secara dipecahkan
subyektif lisan (4) 4..Bantu klien beradaptasi
individu 3. Rasa cemas yang dengan adanya perubahan
terhadap objek disampaikan secara peran
yang tidak lisan (4) 5..Jadwalkan kunjungan
jelas dan terkait dengan
spesifik akibat Keterangan: perkembangan situasi dan
antisipasi (3): Sedang strategi yang tepat
bahaya yang (4): Ringan 6..Jadwalkan peninjauan
memungkinka kembali untuk
n individu b. Tingkat kecemasan mengevaluasi keberhasilan
melakukan sosial : atau kebutuhan penguatan
tindakan untuk Setelah dilakukan 7..Libatkan keluarga maupun
menghadapi tindakan keperawatan orang orang terdekat klien
ancaman diharapkan tingkat jika memungkinkan
kecemasan sosial
Batasan berkurang, dengan b. Konseling
karakteristik kriteria hasil: Tindakan keperawatan:
: 1. Persepsi diri yang 1..Bangun hubungan
1)Merasa negatif pada terapeutik yang didasarkan
bingung keterampilan sosial pada [rasa] saling percaya
2)Merasa (4) dan saling menghormati
khawatir 2. Persepsi diri yang 2..Tunjukkan empati,
dengan akibat negatif terhadap kehangatan, dan ketulusan
dari kondisi penerimaan oleh 3..Tetapkan lama hubungan
yang dihadapi orang lain (4) konseling
3)Sulit 3. Takut berinteraksi 4..Tetapkan tujuan-tujuan
berkonsentrasi dengan orang yang 5..Gunakan teknik refleksi
4)Gelisah lebih unggul (5) dan klarifikasi untuk
5)Sulit tidur 4. Memperhatikan memfasilitasi ekspresi
6)Merasa tidak tentang penilaian yang menjadi perhatian
berdaya orang lain setelah 6..Minta anak untuk
7)Kontak mata pertemuan sosial (5) mengidentifikasi apa yang
buruk mereka bisa/tidak bisa
Keterangan: lakukan terkait dengan
(4): Ringan peristiwa yang terjadi
.keluarga
4..Tentukan sumber daya
fisik, emosional ,dan
edukasi dari pemberi
perawatan utama
5..Identifikasi defisit
perawatan diri anak
6..Identifikasi preferensi
anggota keluarga untuk
keterlibatan dengan anak
7..Identifikasi harapan
nggota keluarga untuk
8..Antisipasi dan identifikasi
kebutuhan keluarga
9..Dorong anggota keluarga
dan anak untuk membantu
dalam mengembangkan
rencana perawatan,
termasuk hasil yang
diharapkan dan
pelaksanaan rencana
perawatan
10..Dorong anggota keluarga
dan anak untuk
bersikap asertif dalam
berinteraksi dengan
pemberi layanan
kesehatan professional
11..Monitor struktur dan
keluarga
12..Monitor keterlibatan
anggota keluarga dalam
perawatan anak
13..Berikan informasi
penting kepada anggota
keluarga mengenai anak
sesuai dengan keinginan
anak .
14..Fasilitasi pemahaman
mengenai aspek medis
dari kondisi anak pada
anggota keluarga
15..Berikan dukungan yang
diperlukanbagi kerluarga
untuk membuat keputusan
16..Identifikasi persepsi
anggota keluarga
mengenai situasi,.
dengan anak
3..Identifikasi kebutuhan
unik setiap anak dan
tingkat kemampuan
adaptasi yang diperlukan
4..Bangun hubungan saling
percaya dengan orang tua
5..Ajarkan orang tua
mengenai tingkat
perkembangan normal dari
anak dan perilaku yang
berhubungan
6..Demonstrasikan kepada
orangtua mengenai
kegiatan yang mendukung
tumbuh kembang anak
7..Bantu integrasi anak
dengan kelompoknya
8..Yakinkan bahasa tubuh
sesuai dengan bahasa
verbal
9..Dukung anak untuk
berinteraksi dengan teman
temannya melalui
keterampilan bermain
peran
10..Sediakan aktivitas yang
mendukung interaksi
diantara anak anak
11..Dukung anak untuk
mengekspresikan diri
melalui penghargaaan
yang positif atau umpan
balik yang baik.
12..Peluk anak dan
nyamankan anak saat anak
merasa sedih
13..Bangun suasana yang
aman bagi anak untuk
belajar dan bereksplorasi
14..Ajarkan anak untuk
mencari bantuan dari
orang lain ketika anak
memang memerlukan
bantuan
15..Bantu anak untuk belajar
mandiri
16..Sediakan kesempatan
bermain puzzle
17..Ajarkan anak untuk
menuliskan nama/
mengenali huruf awalnya/
mengenali namanya,
sesuai kebutuhan
18..Rencanakan
pembelajaran dengan
mendukung anak menebak
apa yang akan terjadi dan
berikan kesempatan anak
untuk memberikan pilihan
yang memungkinkan, dan
sebagainya
19..Berikan kesempatan
danmendukung aktivitas
motorik
20..Monitor pemberian
regimen pengobatan,
sesuai dengan kebutuhan
Pendidikan Kesehatan
1. Identifikasi faktor internal
atau eksternal yang dapat
meningkatkan atau
mengurangi motivasi
untuk berperilaku sehat
2. Pertimbangkan riwayat
individu dalam konteks
personal dan riwayat
sosial budaya individu,
keluarga dan masyarakat
3. Tentukan pengetahuan
kesehatan dan gaya hidup
perilaku saat ini pada
individu, keluarga, atau
kelompok sasaran
4. Bantu individu, keluarga
dan masyarakat untuk
memperjelas keyakinan
dan nilai-nilai kesehatan
5. Prioritaskan kebutuhan
orang yang belajar dengan
mengidentifikasi
kebutuhan berdasarkan
apa yang disukai klien,
keterampilan perawat,
sumber yang tersedia, dan
kemungkinan keberhasilan
pencapaian tujuan
6. Rumuskan tujuan dalam
program pendidikan
kesehatan [tersebut]
7. Identifikasi sumber daya
(misalnya, tenaga, ruang
peralatan, uang, dan lain-
lain) yang diperlukan
untuk melaksanakan
program
8. Pertimbangkan
kemudahan akses, hal-hal
yang disukai, dan biaya
dalam perencanaan
program
9. Hindari penggunaan
teknik dengan menakut-
nakuti sebagai strategi
untuk memotivasi orang
agar mengubah perilaku
kesehatan atau gaya hidup
10. Tekankan manfaat
kesehatan positif yang
langsung atau [manfaat]
jangka pendek yang bisa
diterima oleh perilaku
gaya hidup positif
daripada [menekankan
pada] manfaat jangka
panjang atau efek negatif
dari ketidakpatuhan
11. Aplikasikan strategi
untuk meningkatkan harga
diri audiens yang menjadi
sasaran
12. Kembangkan materi
pendidikan tertulis yang
tersedia dan sesuai dengan
audiens yang menjadi
sasaran
13. Lakukan demonstrasi/
demonstrasi ulang,
partisipasi pembelajar, dan
manipulasi bahan
pembelajaran ketika
mengajarkan keterampilan
psikomotorik
14. Gunakan instruksi
9. Sediakan peralatan
bermain yang merangsang
bermain peran
10. Awasi sesi terapi
bermain
11. Dorong anak untuk
memanipulasi peralatan
bermain
12. Dorong anak untuk
berbagi perasaan
pengetahuan, dan persepsi
13. Validasi perasaan anak
yang diungkapkan selama
sesi bermain
14. Komunikasikan
penerimaan perasaan, baik
positif maupun negatif
yang diungkapkan melalui
bermain
15. Amati penggunaan alat
bermain yang digunakan
anak
16. Monitor reaksi anak dan
tingkat kecemasan
sepanjang sesi bermain
17. Identifikasi
kesalahpahaman atau
ketakutan anak melalui
komentar yang dinyatakan
selama sesi bermain
(peran rumah sakit)
18. Lanjutkan sesi bermain
secara teratur untuk
membangun kepercayaan
dan mengurangi rasa takut
mengenai peralatan
maupun perawatan yang
asing dengan tepat
19. Catat observasi yang
dilakukan selama sesi
bermain
7 Isolasi sosial a. Keterlibatan sosial a.modifikasi perilaku:
berhubungan Setelah dilakukan keterampilan
dengan tindakan keperawatan keterampilan sosial
keterlambata diharapkan dapat Tindakan keperawatan:
n menunjukkan 1..Bantu anak
perkembanga keterampilan sosial, mengidentifikasi masalah
n dengan kriteria hasil: dari kurangnya
meningkatkan
keterampilan dan teknik
komunikasi
11..Berikan model peran
yang mengekspresikan
kemarahan dengan tepat
12..Konfrontasi anak
mengenai adanya
gangguan penilaian,
disaaat yang tepat
13..Minta dan harapkan
komunikasi verbal
14..Berikan umpan balik
positif saat anak [bersedia]
menjangkau orang lain
15..Anjurkan anak untuk
mengubah lingkungan,
seperti pergi ke luar untuk
jalan-jalan
16..Fasilitasi masukan anak
dan perencanaan kegiatan
di masa depan
17..Anjurkan perencanaan
kelompok kecil untuk
kegiatan-kegiatan khusus
18..Jelajahi kekuatan dan
kelemahan yang ada pada
jaringan hubungan-
hubungan saat ini
d.Konseling
Tindakan keperawatan:
1..Bangun hubungan
terapeutik yang didasarkan
pada [rasa] saling percaya
dan saling menghormati
2..Tunjukkan empati,
kehangatan, dan ketulusan
3..Tetapkan lama hubungan
konseling
4..Tetapkan tujuan-tujuan
5..Gunakan teknik refleksi
dan klarifikasi untuk
memfasilitasi ekspresi
yang menjadi perhatian
6..Minta anak untuk
mengidentifikasi apa yang
mereka bisa/tidak bisa
lakukan terkait dengan
bermain dirumah
memenuhi petunjuk
keamanan (4- 5)
6. Memberikan
pengawasan terkait
peralatan di area
bermain (4- 5)
7. Monitor penggunaan
olahraga dan alat
rekreasi (4- 5)
Keterangan:
(4) : Sering
menunjukkan
(5) : Secara konsisten
menunjukkan
d. Kontrol risiko
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
diharapkan dapat
melakukan pengontrolan
risiko, dengan kriteria
hasil:
1. Mengenali faktor
resiko individu (4-5)
2. Mengenali
kemampuan untuk
merubah perilaku (4-
5)
3. Memonitor faktor
risiko dilingkungan
(4-5)
4. Memonitor faktor
risiko individu (4-5)
5. Mengembangkan
strategi yang efektif
dalam mengontrol
risiko (4-5)
Keterangan:
(4) : Sering
menunjukkan
(5) : Secara konsisten
menunjukkan
Keterangan:
(4) Sering dilakukan
e. Perkembangan anak
: Usia anak
pertengahan
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
diharapkan dapat
memahami
perkembangan anak usia
anak pertengahan,
dengan kriteria hasil:
1. Menunjukkan
kebiasaan sehat yang
baik (3-4)
2. Bermain berkelompok
(3-4)
3. Mengembangkan
persahabatan (3-4)
4. Menunjukkan
perasaan secara
konstruktif (3-4)
5. Menunjukkan
kepercayaan diri (3-4)
6. Menunjukkan harga
diri (3-4)
7. Memahami benar atau
salah (3-4)
8. Mengikuti aturan
keamanan (3-4)
9. Menunjukkan
kemampuan pada
tingkat mampu di
sekolah (3-4)
Keterangan:
(3) : Kadang- kadang
menunjukkan
(4) : Sering
Menunjukkan
10 Ketidakberda a. Kepercayaan a. Restrukturasi Kognitif
yaan mengenai kesehatan Tindakan keperawatan:
: Merasakan 1..Bantu anak memahami
Definisi kemampuan bahwa seringnya
Persepsi melakukan ketidakmampuan untuk
bahwa Setelah dilakukan mencapai tingkah laku
tindakan tindakan keperawatan yang diinginkan
seseorang diharapkan dapat merupakan hasil dari
tidak akan meningkatkan pernyataan diri yang tidak
mempengaruhi kepercayaan mengenai rasional
Sumber : Bulechek, Gloria, M. dkk. 2016. , Moorhead, Sue, dkk. 2016 dan SDKI,
2016.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai
setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Tindakan dilakukan sesuai
dengan yang telah direncanakan, mencakup kegiatan mandiri dan kolaborasi.
Dengan rencana keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosis yang tepat,
intervensi diharapkan dapat mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan untuk
mendukung dan meningkatkan status kesehatan klien (Padila, 2012).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan proses kontinu yang terjadi saat anda melakukan kontak
dengan anak. Setelah melaksanakan intervensi, kumpulkan data subjektif dan
objektif dari klien, keluarga. Selain itu juga meninjau ulang pengetahuan
tentang status terbaru dari kondisi, terapi, sumber daya, pemulihan, dan hasil
yang diharapkan. Jika hasil telah terpenuhi, berarti tujuan untuk klien juga
telah terpenuhi. Bandingkan perilaku dan respon klien sebelum dan setelah
dilakukan asuhan keperawatan (Perry dan Potter, 2009)
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan studi kasus. Penelitian ini bertujuan membandingkan asuhan
keperawatan pada anak dengan retardasi mental di SLB Kasih Ummi pada
tahun 2018 dengan teori.
73
Poltekkes Kemenkes Padang
74
b. Pengkajian lanjutan
Pengkajian lanjutan dilakukan secara terus menerus selama proses
keperawatan diberikan, sehingga data ini adalah data yang up to date.
Data ini biasa dicatat dalam buku saku yang memungkinkan agar
perawat dapat memantau perubahan kondisi anak.
c. Pengkajian ulang
Pengkajian ulang dilakukan setelah intervensi dilakukan. Pengkajian
ini dapat ditulis pada format catatan perkembangan keperawatan.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan hasil akhir dari pengkajian yang
dirumuskan atas dasar interpretasi data yang tersedia. Diagnosa
keperawatan dapat berupa masalah kesehatan yang bersifat aktual yang
secara klinis jelas atau masalah kesehatan potensial dimana faktor resiko
dapat mengancam kesehatan anak secara umum.
Kegiatan pendokumentasian diagnosa keperawatan meliputi:
a. Analisa data
b. Mengidentifikasi masalah
c. Merumuskan diagnosis
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan terdiri dalam beberapa komponen. Menurut
Bulechek, dkk, (2016), Moorhead, dkk, (2016) sebagai berikut:
a. Diagnosis yang diprioritaskan
b. Tujuan dan kriteria hasil
c. Intervensi
4. Tindakan Keperawatan
Implementasi keperawatan terdiri dalam beberapa komponen:
a. Diagnosis keperawatan
b. Tanggal dan waktu dilakukan implementasi keperawatan.
c. Tindakan keperawatan berdasarkan intervensi keperawatan.
d. Tanda tangan perawat pelaksana.
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan terdiri dalam beberapa komponen:
a. Diagnosis keperawatan
b. Tanggal dilakukan evaluasi keperawatan
c. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan dalam bentuk pendekatan SOAP.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan dan gambar. Dalam penelitian ini menggunakan
dokumen dari Sekolah untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan
seperti data siswa dengan retardasi mental, dan tingkat kecerdasan.
H. Prosedur penelitian
Adapun langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti
adalah:
1. Prosedur Administrasi
Prosedur dalam pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah:
a. Peneliti meminta izin penelitian dari instansi asal penelitian yaitu
Poltekkes Kemenkes RI Padang.
b. Peneliti memasukkan surat izin penelitian yang diberikan oleh
instansi asal penelitian ke SLB Kasih Ummi pada tahun 2018.
c. Setelah dapat surat izin dari SLB Kasih Ummi pada tahun 2018,
surat tersebut diserahkan ke kepala sekolah SLB Kasih Ummi pada
tahun 2018.
d. Melakukan pemilihan sampel sebanyak 2 orang anak yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pemilihan sampel dilakukan
dengan teknik purposive sampling
e. Mendatangi responden serta keluarga dan menjelaskan tentang
tujuan penelitian.
f. Responden dan keluarga memberikan persetujuan untuk dijadikan
responden dalam penelitian.
g. Responden/ keluarga menandatangani informed consent. Peneliti
meminta waktu responden untuk melakukan asuhan keperawatan dan
pamit.
h. Selanjutnya perawat dan keluarga melakukan kontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya
I. Rencana Analisis
Rencana analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis
semua temuan pada tahapan proses keperawatan dengan menggunakan
konsep dan teori keperawatan pada anak dengan retardasi mental. Data
yang telah didapat dari hasil melakukan asuhan keperawatan mulai dari
pengkajian, penegakkan diagnosa, merencanakan tindakan, melakukan
tindakan sampai mengevaluasi hasil tindakan akan dinarasikan dan
dibandingkan dengan teori asuhan keperawatan anak dengan retardasi
mental. Analisa yang dilakukan adalah untuk menentukan apakah ada
kesenjangan antara teori yang ada dengan kondisi anak di sekolah.
A. Hasil Penelitian
1. Pengkajian
Tabel 4.1
Pengkajian Keperawatan
Partisipan I Partisipan II
Riwayat Kesehatan Sekarang Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny N mengatakan An. M susah Ny. J mengatakan bahwa An. W
dalam menyampaikan pendapat baik mengalami keterlambatan
dalam tulisan maupun dengan kata- perkembangan tidak sesuai usia pada
kata, sulit berkonsentrasi, suka anak normal, An W juga sulit
bermain, suka menanggapi orang berkonsentrasi, sering melamun, mudah
dengan senyuman, suka mengganggu bosan, mandi kurang bersih, belum bisa
adik adiknya, berbicara tidak jelas, menjaga kebersihan diri sendiri serta
An M tampak sering tersenyum, belum bisa melakukan perawatan diri
susah berkata kata, sering ingin secara mandiri sesuai usianya. An jika
bermain, rambut tidak rapi, rongga di rumah sering bermain bersama
mulut kurang bersih, beberapa gigi adiknya . Namun ketika ada teman An
mengalami karies, kuku jari tangan w bermain keluar rumah. An. W
tampak panjang dan kotor, kuku jari terkadang berbicara tidak jelas dan
kaki tampak panjang dan kotor. An tidak nyambung, sering senyum, afek
M mandi masih kurang bersih dan datar, respon sosial agak lambat,
sering bermain air ketika mandi. tampak sering bingung. An.W memiliki
An M tidak menyadari akan keadaan IQ : 48
80
Poltekkes Kemenkes Padang
81
pagar rumah yang tidak terkunci, alat terdapat pagar rumah, alat alat rumah
alat rumah tangga tampak tidak rapi, tangga tampak berserakan, interaksi
peralatan belajar dan seragam sekolah dengan tetangga cukup baik, Siswa
An. M tampak berserakkan, interaksi SLB Kasih Ummi Kota Padang tampak
keluarga Bapak A dengan tetangga banyak berkuku panjang
jarang dilakukan, Siswa SLB Kasih
Ummi Kota Padang tampak banyak
berkuku panjang
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik
Cara berjalan An M tidak memiliki Cara berjalan An. W tidak memiliki
gangguan, rambut tampak tidak rapi, gangguan, rambut tampak kering dan
mata simetris, Rongga mulut tidak tidak rapi, wajah An. W sering tampak
bersih, terdapat karies, kuku jari kebingungan, Rongga mulut tidak
tangan dan kuku jari kaki tampak bersih, Gigi jarang, Telinga kotor,
panjang dan kotor Kuku jari tangan dan jari kaki terlihat
kotor dan panjang
Kebiasaan Sehari- hari Kebiasaan Sehari- hari
An. M mandi masih kurang bersih An. W dapat makan secara mandiri
den sering bermain air ketika mandi, tetapi menyisakan rimah dan mulut
An M bermain bersama saudara di yang agak berlepotan, belum bisa
dalam rumah, sedangkan bermain melakukan personal hygiene yang
bersama teman jika teman efektif secara mandiri, aktivitas
berkunjung ke rumah An. M bermain bersama saudara/teman
didalam rumah dan kadang kadang
diluar rumah
Status Sosial Ekonomi Keluarga Status Sosial Ekonomi Keluarga
Bapak A merupakan Pegawai Negeri Pendapatan keluarga bapak S dalam
Sipil di Kabupaten Pesisir Selatan sebulan ±Rp.1.200.000.Penghasilan
dan ibu N merupakan Pegawai bapak S terkadang tidak tetap tiap
Negeri Sipil. Pendapatan keluarga bulannya, tergantung pekerjaannya dan
bapak A dalam sebulan ± upah yang didapat, penghasilan bapak
Rp.6.500.000. Penghasilan keluarga S digunakan untuk mencukupi
bapak A digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari- hari
kebutuhan sehari- hari
Harapan Keluarga Harapan Keluarga
Keluarga Ny N mengharapkan An. M Ny j berharap An W dapat hidup secara
dapat merawat diri dan hidup secara mandiri seperti anak normal pada
mandiri umumnya.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Rencana Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan 2
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan setiap hari selama 10 hari. Berikut adalah hasil evaluasi
Tabel 4.5
Evaluasi Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan 2
Risiko cidera berhubungan dengan Risiko cidera berhubungan dengan
perubahan fungsi kognitif perubahan fungsi kognitif
Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 10 x pertemuan masalah keperawatan 10 x pertemuan masalah
resiko cedera teratasi ditandai S: Ny N resiko cidera ditandai S: Guru SLB
meminta agar ikut membantu menutup meminta agar menutup pagar sekolah
dan mengunci pagar rumah jika ada jika ada yang keluar masuk, Guru SLB
anggota keluarga keluar dan masuk meminta mengawasi anak anak agar
rumah, Guru SLB meminta agar tidak bermain dengan berlebihan O:
menutup pagar sekolah jika ada yang Pagar sekolah tampak tertutup
keluar masuk, Guru SLB meminta A:Resiko cidera teratasi sebagian P:
mengawasi anak anak agar tidak Intervensi Resiko cidera dilanjutkan
bermain dengan berlebihan O: Pagar
rumah Ny N tampak tidak terkunci,
Pagar SLB tampak sering
terbuka,Siswa siswa di SLB tampak
bermain dengan berlebihan A:
Masalah resiko cidera belum teratasi
secara konsisten P: Intervensi Resiko
cidera dilanjutkan oleh keluarga dan
guru SLB kasih ummi
B. Pembahasan
1. Pengkajian
Menurut Iswari dan Nurhastuti (2010) ditinjau dari segi neurologi salah satu
penggolongan retardasi mental yaitu retardasi mental kerusakan otak (Brain
Damage). Salah satu contoh retardasi mental kerusakan otak yaitu anak
deteksio, dengan ciri-ciri anak mengalami sukar untuk berbicara atau
seseorang yang mampu berfikir tetapi tidak mampu menuliskannya atau
menyampaikan dengan kata- kata.
Menurut peneliti hasil pengkajian anak retardasi mental terhadap An.M dan
An W sesuai dengan teori. Anak retardasi mental memiliki gangguan
kognitif, khususnya pada kedua partisipan sama sama memiliki gangguan
perkembangan retardasi mental sedang, dengan memiliki IQ yang berkisar
antara 35-40 sampai 50-55, serta memiliki keterbatasan lainnya seperti
berbicara dan bahasa, keterampilan merawat diri, keterampilan sosial.
Hasil pengkajian riwayat kesehatan dahulu yang peneliti temukan pada An.
M mengalami gangguan perkembangan setelah terjatuh pada usia 3 bulan
sampai sekarang, Ny N telah berusaha melakukan berbagai terapi pada anak
M. Riwayat kesehatan dahulu yang peneliti temukan pada An. W mengalami
gangguan perkembangan sejak lahir sampai sekarang, An. W pernah
mengikuti terapi satu kali, karena kesulitan ekonomi keluarga.
Menurut Iswari dan Nurhastuti (2010) ditinjau dari segi neurologi salah satu
penggolongan retardasi mental yaitu retardasi mental kerusakan otak (Brain
Damage). Retardasi mental akibat kerusakan otak disebabkan oleh sisa
radang dari otak, perdarahan otak terutama waktu melahirkan, kurang cukup
pemeliharaan oksigen dan glukosa pada otak terutama pada bayi yang lahir
belum cukup umur dan keracunan.
Hasil pengkajian riwayat kesehatan keluarga An. M dan An. W sama- sama
tidak memiliki riwayat keluarga yang mengalami gangguan perkembangan.
Menurut Iswari dan Nurhastuti (2010) ditinjau dari segi neurologi salah satu
penggolongan retardasi mental yaitu kelompok retardasi mental genetik.
Retardasi mental genetik adalah keterbelakangan mental akibat kelainan
faktor keturunan.
Hasil pemeriksaan fisik pada An. M tidak memiliki gangguan cara berjalan,
rambut tampak tidak rapi, Rongga mulut tidak bersih, terdapat karies, kuku
jari tangan tampak panjang dan kotor, kuku jari kaki tampak panjang dan
kotor. Pemeriksaan fisik pada An. W tidak memiliki gangguan cara
berjalan, rambut tampak kering dan tidak rapi, wajah An. W sering tampak
kebingungan, rongga mulut tidak bersih, gigi jarang, telinga kotor, kuku
jari tangan terlihat kotor, kuku jari kaki terlihat kotor
Hasil pengkajian kebiasaaan sehari- hari pada An. M mandi masih kurang
bersih den sering bermain air ketika mandi, aktivitas bermain bersama
saudara/ teman di dalam rumah. Kebiasaan sehari- hari pada An. W dapat
makan secara mandiri tetapi menyisakan rimah dan mulut yang agak
berlepotan, belum bisa melakukan personal hygiene yang efektif secara
mandiri,aktivitas bermain bersama saudara/teman didalam rumah dan
kadang kadang diluar rumah
2. Diagnosa Keperawatan
adik adiknya, An M tampak sering ingin bermain, ketika keluar rumah, tidak
menyadari akan keadaan bahaya. Partisipan 2 ditandai dengan Ibu J
mengatakan An W sulit berkonsentrasi, sering melamun, An W mengalami
keterlambatan perkembangan retardasi mental.
Menurut Iswari dan Nurhastuti (2010) ditinjau dari segi neurologi salah satu
penggolongan retardasi mental yaitu retardasi mental kerusakan otak (Brain
Damage). Salah satu contoh retardasi mental kerusakan otak yaitu anak
deteksio, dengan ciri-ciri anak mengalami sukar untuk berbicara atau
seseorang yang mampu berfikir tetapi tidak mampu menuliskannya atau
menyampaikan dengan kata- kata.
3. Rencana Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
SLB meminta mengawasi anak anak agar tidak bermain dengan berlebihan,
Pagar rumah Ny N tampak tidak terkunci, Pagar SLB tampak sering
terbuka,Siswa siswa di SLB tampak bermain dengan berlebihan. Pada
partisipan 2 setelah dilakukan tindakan keperawatan 10 hari ditandai Guru
SLB meminta agar menutup pagar sekolah jika ada yang keluar masuk,
Guru SLB meminta mengawasi anak anak agar tidak bermain dengan
berlebihan, Pagar sekolah tampak tertutup
perawatan diri mandi, keramas, menyikat gigi, menyisir rambut, tata cara
makan dan minum secara mandiri
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan pada partisipan 1 An.M
dengan retardasi mental sedang dan partisipan 2 An. W dengan retardasi
mental sedang di SLB Kasih Ummi Kota Padang, peneliti dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengkajian pada An.M didapatkan anak memiliki IQ 50, serta
memiliki keterbatasan lainnya seperti berbicara dan bahasa,
keterampilan merawat diri, keterampilan sosial dan An.W didapatkan
didapatkan anak memiliki IQ 48, serta memiliki keterbatasan lainnya
seperti berbicara dan bahasa, keterampilan merawat diri, keterampilan
sosial.
2. Hasil pengkajian dan analisa data terdapat 5 diagnosa yang muncul
pada An. M dan An.W, yaitu: Risiko cidera berhubungan dengan
perubahan fungsi kognitif, Gangguan tumbuh kembang berhubungan
dengan inkonsistensi respon, Kesiapan peningkatan koping keluarga,
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan individu
dalam hubungan sosial, Defisit perawatan diri berhubungan dengan
gangguan psikologis retardasi mental.
3. Intervensi keperawatan yang direncanakan sesuai dengan masalah
yang ditemukan pada An.M dan An.W yaitu bimbingan antisipatif,
manajemen perilaku, dukungan pengasuhan, peningkatan
perkembangan: anak, latihan kontrol impuls, pendidikan orangtua:
keluarga yang membesarkan anak, peningkatan koping, peningkatan
keterlibatan keluarga, dukungan kelurga, mendengar aktif, latihan
memori, bantuan perawatan diri, manajemen lingkungan: keselamatan,
pencegahan jatuh.
4. Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang
telah disusun. Implementasi keperawatan dilakukan pada tanggal 28
Maret- 6 April 2018. Sebagian besar rencana tindakan keperawatan
dapat dilaksanakan pada implementasi keperawatan.
116
Poltekkes Kemenkes Padang
117
2. Keluarga
Saran peneliti bagi keluarga agar lebih memperhatikan kebutuhan
dalam meningkatkan perkembangan anak seperti: alat permainan yang
dapat meningkatkan kemampuan personal sosial, motorik halus,
motorik kasar, bahasa dan perlu adanya kerjasama antar anggota
keluarga serta menfasilitasi kegiatan dan lingkungan sekitar anak yang
3. Peneliti selanjutnya
Saran untuk peneliti selanjutnya agar lebih dapat memperhatikan
masalah yang dialami anak dengan retardasi mental khususnya dalam
perkembangannya meliputi kemampuan personal sosial, adaptif
motorik halus, bahasa, motorik kasar dan mampu bekerja sama dengan
baik dengan keluarga dan guru agar implementasi keperawatan yang
dijalankan dapat terlaksana dengan baik.
: Laki-laki O: Perempuan
Ket :
/O : Meninggal
©/ : Klien
: Menikah
: Saudara
: Tinggal serumah
III. RIWAYAT IMUNISASI
BCG
DPT
Polio Lengkap sesuai usia
Hepatitis B
Campak
Kesimpulan :
An. R mengalami keterlambatan perkembangan
V. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah :
Rumah yang ditempati oleh keluarga bapak A merupakan rumah sendiri yang diwariskan
dari orang tua Ibu N. Bentuk rumah Bpk A yaitu permanen dengan atap seng, lantai
keramik. Ukuran rumah 15 x 10 m. Rumah mempunyai ruang tamu, ruang keluarga, 3 kamar
tidur, ruang makan, dapur, wc, kamar mandi,teras depan rumah, pagar dan garasi mobil. Alat
alat rumah tangga tampak tidak rapi , peralatan belajar dan seragam sekolah anak M
berserakkan, pagar rumah tidak terkunci.
Denah Rumah Ny N
Keluarga Bpk. A mengharapkan anak M dapat merawat diri dan hidup secara mandiri seperti
orang normal pada umumnya. Keluarga bapak A juga mengharapkan agar petugas kesehatan
dapat memberikan pelayanan kesehatan terhadap mereka dan membantu bila keluarga
(HABIBI)
Nama lengkap & tanda
tangan
ANALISIS DATA
Nama Klien : An M
Nama Klien : An M
Nama Klien : An M
Nama Klien : An M
Hari/
tanggal/ Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan TTD
jam
Perencanaan selanjutnya:
Intervensi kesiapan peningkatan
koping keluarga dilanjutkan
Jum’at/ 1. Melakukan demonstrasi 6 Subjektif:
30 maret langkah cuci tangan bersama Ny N mengatakan akan menerapkan
2018 Ny N, anak M dan adik 6 langkah cuci tangan pakai sabun
adiknya bersama keluarga, Ny N meminta
2. Evaluasi kemampuan anak M video demonstrasi beserta lagu untuk
bersama keluarga dalam demonstrasi 6 langkah cuci tangan
mendemonstrasikan 6 langkah Objektif:
cuci tangan Ny N dan anak M tampak bisa
3. Memberikan pujian kepada melakukan cuci tangan pakai sabun
Anak M mengulang 6 langkah dengan 6 langkah, Ny N dan anak M
cuci tangan tampak senang ketika
4. Memonitor keterlibatan mendemonstrasikan 6 langkah cuci
anggota keluarga dalam tangan pakai sabun secara bersama
demonstrasi 6 langkah cuci Analisis Tujuan:
hubungan sosial
Hari/
tanggal/ Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan TTD
jam
Hari/
tanggal/ Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan TTD
jam
Rabu/ 28 1. Mengidentifikasi defisit Subjektif :
maret perawatan diri anak Ny N mengatakan An M mandi
2018/ 2. Memonitor kebersihan kuku, masih kurang bersih dan sering
15.00 sesuai dengan kemampuan bermain air ketika mandi, Ny N
WIB merawat diri anak M mengatakan An M sudah bisa
3. Mengkaji kemampuan berpakaian secara mandiri namun
perawatan diri anak M belum bisa berhias secara mandiri
Objektif :
An M tampak rambut tidak rapi,
rongga mulut kurang bersih,
beberapa gigi mengalami karies,
kuku jari tangan tampak panjang dan
kotor, kuku jari kaki tampak panjang
dan kotor, An M tampak belum bisa
melakukan perawatan diri secara
mandiri dengan optimal sesuai usia
Analisis Tujuan :
Defisit perawatan diri belum teratasi
Perencanaan Selanjutnya :
Intervensi defisit perawatan diri
dilanjutkan
Kamis/ 1. Menginformasikan kepada Ny Subjektif:
29 maret N untuk mendukung Ny N mengatakan akan membantu
2018 kemandirian dengan membantu kemandirian anak M ketika anak M
hanya ketika anak M tak tak mampu melakukan perawatan
mampu melakukan perawatan diri.
diri Objektif:
2. Memonitor kemampuan Anak M tampak belum bisa secara
perawatan diri secara mandiri mandiri menyisir rambut dengan
anak M rapi, mencuci tangan pakai sabun,
menggunakan sabun saat mandi,
menggosok gigi saat mandi serta
berwudhu dengan benar
Analisis Tujuan:
Hari/
tanggal/ Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan TTD
jam
Objektif:
Peralatan rumah tangga Ny N
tampak terbuat dari kaca, plastik dan
besi, Alas kaki anak M tampak licin
Analisis Tujuan:
Masalah resiko cidera belum teratasi
Perencanaan selanjutnya:
Intervensi resiko cidera dilanjutkan
Jum’at/ 1. Menjaga lingkungan aman Subjektif:
30 maret sekitar anak M Ny N mengatakan agak tenang
2018 2. Memodifikasi lingkungan dengan lingkungan rumah
untuk meminimalkan risiko
cedera Objektif:
Peralatan rumah tangga Ny N di
letakkan di tempat yang tidak mudah
di jangkau anak M, Pagar rumah Ny
N tampak terkunci
Analisis Tujuan:
Masalah resiko cedera teratasi
sebagian
Objektif:
Pagar rumah Ny N tampak tidak
terkunci, Pagar SLB tampak sering
terbuka, Siswa siswa di SLB tampak
bermain dengan berlebihan
Analisis Tujuan:
Masalah resiko cedera belum teratasi
secara optimal
Perencanaan selanjutnya:
Intervensi resiko jatuh dilanjutkan
: Laki-laki
Ket :
O : Perempuan
©/ : Klien
: Menikah
: Saudara
: Tinggal seruma
III. RIWAYAT IMUNISASI
BCG
DPT
Polio Lengkap sesuai usia
Hepatitis B
Campak
IV. RIWAYAT PERKEMBANGAN
Usia anak saat :
9. Berguling 8 bulan
10. Duduk 10 bulan
11. Merangkak 12 bulan
12. Berdiri 20 bulan
13. Berjalan 2 tahun
14. Tersenyum pertama kali pada orang tua 4 bulan
15. Bicara pertama kali (satu kosa kata) 3 tahun kata yang di ucapkan
“ibu”
16. Berpakaian tanpa bantuan 6 tahun
Kesimpulan :
An. M mengalami keterlambatan perkembangan
V. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah Ibu N adalah rumah semi permanen dengan dinding masih berupa batu bata
dengan atap seng, lantai sudah di semen, dinding kamar terbuat dari tripleks. Ukuran
rumah 9 m x 5 m. Rumah Ibu N tampak tidak rapi. Ruang tamu, ruang keluarga, ruang
belajar anak di gabung di 1 ruangan dan juga terdapat 1 kasur di ruang tamu. Kamar
mandi terdapat jamban, bak air menggunakan ember. Tidak terdapat pagar di rumah Ibu
D meja belajar
A
P Kamar
U
R Tidur
Kasur Ruang Tamu/
Kandang
Ayam
2. Sampah : di bakar
3. Jamban : di dalam rumah
4. Pekarangan : sempit dan telah di beton
5. Sumber air : PDAM
6. Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun : jarang sekali
7. Karakteristik Tetangga & Komunitas RW
Lingkungan An.W tinggal terbilang cukup sepi karena rumah berjarak agak jauh antara
rumah satu dengan yang lainnya. Disekitar tempat tinggal An.W juga terdapat banyak
anak anak usia sekolah. Masyarakat tempat An.W terlihat rukun.
8. Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Bapak S biasanya berkumpul setiap lebaran,interkasi dengan tetangga cukup
baik, tetangga sering berkunjung kerumah untuk mengobrol dan teman-teman dari An.W
sering main kerumah untuk bermain dengan An.W. An. W juga sering bermain keluar
rumah bersama teman- temannya
VI. PENGKAJIAN KHUSUS
A. ANAK
3) Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran Compos Mentis
GCS : 15
b. Tanda Vital Suhu : 37oC RR : 24 x/m HR : 83 x/m
Palpasi :
Perkusi :
Lingkar dada : 50 cm
- Jantung Inspeksi : iktus kordis terlihat
Palpasi
Perkusi
k. Abdomen Inspeksi : Simetris, distensi abdomen (-), tidak ada nyeri tekan
Lingkar perut : 57 cm
l. Kulit Turgor : Kembali cepat
Kelembaban : Lembab
Warna : Merah muda
Data lain : kulit an. W terlihat bersih
m. Ekstremitas Lingkar lengan atas : 20 cm
Atas Capillary refill : < 3 dtk
Data lain yang ditemukan : Kuku jari tangan terlihat kotor
ANALISIS DATA
Nama Klien : An W
Nama Klien : An W
Tanggal
No Diagnosa Keperawatan Tanda Tangan
Muncul
1. Gangguan tumbuh kembang berhubungan 28 maret 2018
dengan inkonsistensi respon
2. Kesiapan peningkatan koping keluarga 28 maret 2018
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan 28 maret 2018
dengan hambatan individu dalam hubungan
sosial
4. Defisit perawatan diri 28 maret 2018
Nama Klien : An W
Intervensi Keperawatan
No Diagnosis Keperawatan
NOC NIC
1 Gangguan tumbuh kembang a. Perkembangan a. Bimbingan antisipatif
berhubungan dengan anak: Usia Anak Tindakan keperawatan:
inkonsistensi respon Pertengahan 1. Bina hubungan saling
Setelah dilakukan tindakan percaya
keperawatan diharapkan 2. Bantu klien memutuskan
perkembangan anak: usia bagaimana masalah
anak pertengahan adekuat, dipecahkan
dengan kriteria hasil: 3. Bantu klien beradaptasi
1. Menunjukkan dengan adanya
kreatifitas (4) perubahan peran
2. Menunjukkan 4. Jadwalkan peninjauan
kemampuan pada kembali untuk
tingkat mampu di mengevaluasi
sekolah (4) keberhasilan atau
kebutuhan penguatan
Keterangan: 5. Libatkan keluarga
(4) : Sering dan orang orang
menunjukkan terdekat klien
(5) : Secara Konsisten b. Manajemen perilaku
menunjukkan 1. Konsultasikan dengan
keluarga dalam rangka
mendapatkan informasi
mengenai kondisi
kognisi dasar anak
2. Atur batasan bersama
anak
3. Tahan diri dari mendebat
atau melakukan tawar
menawar pada anak
untuk menetapkan
batasan perilaku
4. Gunakan suara bicara
yang lembut dan rendah
5. Acuhkan perilaku yang
tidak tepat
6. Berikan penghargaan
apabila anak dapat
mengontrol diri.
c. modifikasi perilaku:
keterampilan sosial
1. Bantu anak
mengidentifikasi
masalah dari kurangnya
keterampilan sosial
2. Dukung anak untuk
verbalisasi perasaannya
berkaitan dengan
masalah interpersonal
3. Bantu anak untuk
mengidentifikasi hasil
Nama Klien : An W
Diagnosis : Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan inkonsistensi respon
Hari/
tanggal/ Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan TTD
jam
Rabu/ 28 1. Membangun hubungan saling Subjektif :
maret percaya bersama keluarga Ny J Ny J mengatakan An. W mulai
2018/ dan An. W mengalami keterlambatan sejak
11.30 2. Melakukan informed concent lahir, namun diketahui ketika usia
WIB bersama Ny J An. W 5 tahun, Ny J mengatakan
3. Melakukan kontrak waktu An. W akan mau aktif beraktivitas
4. Mengkaji riwayat tumbuh ketika ditemani, Ny J mengatakan
kembang anak An. W mampu berfikir tetapi susah
5. Mengidentifikasi faktor-faktor untuk mengungkapkan
personal yang berdampak pada
keberhasilan program Objektif :
pendidikan Ny J menyetujui informed consent
6. Mengkaji dengan keluarga dan kontrak waktu, An. W tampak
dalam rangka mendapatkan diam dan malu malu saat
informasi mengenai kondisi memperkenalkan diri
kognisi dasar An. W
7. Mengatur batasan bersama An. Analisis Tujuan :
W Masalah gangguan tumbuh
8. Mengkaji tingkat Penerimaan kembang belum teratasi
orangtua terkait dengan
perannya untuk menyediakan Perencanaan Selanjutnya :
perawatan Intervensi gangguan tumbuh
9. Berinteraksi personal dengan kembang dilanjutkan
An. W
Kamis/ 1. Memberikan pendidikan Subjektif:
29 maret kesehatan kepada orang tua Ny J mengatakan paham tentang
2018 mengenai cara berinteraksi cara berinteraksi dengan
denganpenyandang disabilitas penyandang disabilitas intelektual,
intelektual Ny J mengatakan akan selalu
2. Mendiskusikan strategi dalam berusaha untuk menunjang
mengelola perilaku anak perkembangan An. W
3. Memotivasi orang tua untuk Objektif:
mencoba strategi berbeda dalam Ny J tampak mengikuti pemberian
mengasuh anak materi cara berinteraksi dengan
4. Memonitor interaksi keluarga penyandang disabilitas dengan
dengan anak M seksama
Analisis Tujuan:
Masalah gangguan tumbuh
kembang teratasi sebagian
Perencanaan selanjutnya:
Intervensi gangguan tumbuh
kembang dilanjutkan
Jum’at/ 1. Mengatur batasan bersama anak Subjektif:
30 maret 2. Menggunakan suara bicara yang Ny J mengatakan akan menerapkan
2018 lembut dan rendah 6 langkah cuci tangan bersama
3. Menyediakan media dalam keluarga
bentuk video untuk melakukan Objektif:
demonstrasi 6 langkah cuci An. W tampak bisa melakukan 6
tangan langkah cuci tangan dengan benar
4. Melakukan demonstrasi 6 secara mandiri, An. W tampak
Hari/
tanggal/ Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan TTD
jam
Rabu/ 28 1. Membangun hubungan pribadi Subjektif :
maret dengan anak dan anggota Ny J mengatakan ingin mengetahui
2018/ keluarga yang akan terlibat cara perawatan An. W, Ny J
15.00 dalam perawatan berharap An. W berkembang seperti
WIB 2. Mengidentifikasi kemampuan pada anak umumnya, Ny J
anggota keluarga untuk terlibat menjelaskan kondisi keluarga saat
dalam perawatan An. W ini
3. Mengidentifikasi harapan anggota
keluarga untuk anak Objektif :
4. Monitor struktur dan peran Ny J masih tampak khawatir
keluarga terhadap perkembangan An. W, Ny
5. Mengidentifikasi persepsi J tampak antusias dalam asuhan
anggota keluarga mengenai keperawatan
situasi, peristiwa yang tidak
diinginkan, perasaan dan Analisis Tujuan :
perilaku An. W Kesiapan peningkatan koping belum
6. Mengidentifikasi kekuatan dan teratasi
kemampuan anak dengan
anggota keluarga Perencanaan Selanjutnya :
7. Mendengarkan kekhawatiran, Intervensi kesiapan peningkatan
perasaan dan pertanyaan dari koping di lanjutkan
keluarga
8. Mengidentifikasi sifat dukungan
spiritual bagi keluarga
9. Menghargai dan mendukung
mekanisme koping adaptif yang
Hari/
tanggal/ Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan TTD
jam
Rabu/ 28 1. Mengidentifikasi defisit Subjektif :
maret perawatan diri anak Ny J mengatakan An. W mandi
2018/ 2. Memonitor kebersihan kuku, masih kurang bersih dan sering
15.00 sesuai dengan kemampuan bermain air ketika mandi, Ny J
WIB merawat diri An. W mengatakan An. W sudah bisa
berpakaian secara mandiri namun
belum bisa berhias secara mandiri
Objektif :
An. W tampak rambut tidak rapi,
rongga mulut kurang bersih,
beberapa gigi mengalami karies,
kuku jari tangan tampak panjang
dan kotor, kuku jari kaki tampak
panjang dan kotor, An. W tampak
belum bisa melakukan perawatan
diri secara mandiri dengan optimal
sesuai usia
Analisis Tujuan :
Defisit perawatan diri belum teratasi
Perencanaan Selanjutnya :
Intervensi defisit perawatan diri
dilanjutkan
Kamis/ 1. Menginformasikan kepada Ny J Subjektif:
29 maret untuk mendukung kemandirian Ny J mengatakan akan membantu
2018 dengan membantu hanya ketika kemandirian An. W ketika An. W
An. W tak mampu melakukan tak mampu melakukan perawatan
perawatan diri diri.
2. Memonitor kemampuan Objektif:
perawatan diri secara mandiri An. W tampak belum bisa secara
An. W mandiri menyisir rambut dengan
rapi, mencuci tangan pakai sabun,
menggunakan sabun saat mandi,
menggosok gigi saat mandi serta
Perencanaan selanjutnya:
Intervensi defisit perawatan diri
dilanjutkan
Diagnosis : Risiko cidera berhubungan dengan perubahan fungsi kognitif
Hari/
tanggal/ Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan TTD
jam
Rabu/ 28 1. Mengidentifikasi kebutuhan Subjektif :
maret keamanan anak berdasarkan Ny J mengatakan An. W pernah
2018/ fungsi fisik dan kognitif serta memiliki riwayat cidera karena
15.00 riwayat perilaku di masa lalu pembullyan dari teman teman An.
WIB 2. Mengidentifikasi hal- hal yang W, Ny J mengatakan takut jika An
membahayakan di lingkungan W bermain sendirian
anak
3. Mengidentifikasi kekurangan Objektif :
baik kognitif atau fisik dari anak An.W tampak sering kebingungan,
yang mungkin meningkatkan An. W tampak berjalan normal,
potensi jatuh pada lingkungan Rumah An W berdekatan dengan
anak jalanan umum
4. Mengidentifikasi perilaku dan
faktor yang mempengaruhi risiko Analisis Tujuan :
jatuh Risiko cidera belum teratasi
5. Mengkaji ulang riwayat jatuh
bersama dengan anak dan Perencanaan Selanjutnya :
keluarga Intervensi risiko cidera dilanjutkan
6. Mengidentifikasi karakteristik
dari lingkungan yang mungkin
meningkatkan potensi jatuh
7. Monitor gaya berjalan
Kamis/ 1. Memonitor lingkungan terhadap Subjektif:
29 maret resiko terjadinya perubahan Ny J dan An. W mengatakan mau
2018 status keselamatan anak W menjadikan lingkungan yang aman
2. Memberikan edukasi kepada Ny di sekitar rumah
N tentang lingkungan yang aman Objektif:
bagi anak W Rumah Ny J tidak memiliki pagar
pembatas dengan jalan umum
Analisis Tujuan:
Resiko cidera teratasi sebagian
Perencanaan selanjutnya:
Intervensi Resiko cidera dilanjutkan
Jum’at/ 1. Menjaga lingkungan aman Subjektif: