Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tulisan ilmiah dalam skripsi ini dengan judul:
Yang dibuat untuk melengkapi sebagian prasyarat menjadi Sarjana Teknik pada Program
Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila, bukan merupakan tiruan atau
duplikasi dari dalam skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk
sebagaimana mestinya.
4416210051
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah siap diujikan di hadapan Dewan Penguji sebagai bagian persyaratan yang
diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik
Industri Fakultas Teknik, Universitas Pancasila.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Program Studi
Teknik Industri pada Fakultas Teknik Universitas Pancasila. Saya menyadari bahwa, tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Muhammad Ilhamsyah Akbar, ST., MT., selaku dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan dan selalu memberikan
motivasi yang tiada hentinya serta mengarahkan penulis dalam penyusunan tugas
akhir ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
2. Kedua orang tua penulis, ketiga kakak penulis, terima kasih untuk semua doa,
motivasi, kesempatan, dan dukungan yang selalu diberikan.
3. Ibu Nur Yulianti Hidayah, ST., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Fakultas
Teknik Universitas Pancasila.
4. Ibu Anggina Sandy Sundari, ST., MT, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Pancasila.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Industru Fakultas Teknik Universitas
Pancasila yang telah memberikan ilmu pengetahun yang bermanfaat kepada penulis
selama menempuh pendidikan di perkuliahan.
6. Bapak Samsurijal Panaungi dan Muhammad Azray Syafaat selaku pemilik dan
pembimbing lapangan yang telah membimbing dan membantu penulis dalam
pelaksanaan kerja praktek di PT. Indonina Lautan Berlian.
7. Orang teristimewa Muhammad Abrar Syafaat, suami yang turut memberi dukungan
moril maupun materil, terima kasih atas dukungan dan waktunya untuk menemani
penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Kedua sahabat penulis Ruth Audina Anggi Putri dan Shabrina Juniani yang selalu
memberikan semangat dan motivasi selama menyusun tugas akhir ini.
9. Teman satu perjuangan dalam melaksanakan dan menyusun tugas akhir, Anggita
Putri, Annaztashya Dwienajmi, Annisa Aqilah, Alvira Danastiningrum, dan Halizha
Nur Aulia, semoga sehat dan sukses selalu.
iv
10. Keluarga besar Teknik Industri angkatan 2016 yang telah menjadi teman
seperjuangan selama penulis menempuh perkuliahan.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan
bantuan dan doanya.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Penulis
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Pancasila, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mutiara Madhia Putri
NPM : 4416210051
Program Studi : Teknik Industri
Fakultas : Teknik
Jenis karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas
Pancasila Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya
ilmiah saya yang berjudul :
Pemilihan Strategi untuk Meningkatkan Penjualan
dengan Metode SWOT- AHP-TOPSIS
di PT. Indonina Lautan Berlian
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Universitas Pancasila berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, dam memublikasikan tugas akhir saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
vi
ABSTRAK
Seiring dengan perkembangan teknologi dan zaman yang begitu pesat, menjadikan
industri fashion di Indonesia ikut berkembang mengikuti perkembangan fashion dunia.
Angka kenaikan produksi industri pakaian jadi pada tahun 2019 yang signifikan sebesar
18,98% membuktikan bahwa semakin hari, berbagai kalangan masyarakat akan terus
memperhatikan gaya busana mereka sesuai dengan perkembangan trend yang sedang
populer. Celana Chino merupakan salah satu produk dari perkembangan fashion di Indonesia
yang awalnya digunakan oleh kalangan militer pada abad 19, namun sekarang sudah menjadi
pakaian yang dapat digunakan sehari-hari baik dalam acara formal maupun kasual. Saat ini,
celana chino sudah banyak dipasarkan oleh berbagai produsen dan distributor di Indonesia,
hal ini menyebabkan perusahaan yang bergerak di bidang produksi celana chino memiliki
cukup banyak pesaing sehingga dapat menurunkan nilai penjualan. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk dapat meningkatkan
penjualan pada periode selanjutnya. Dalam pengambilan keputusan untuk pemilihan strategi
yang baik, digunakan metode SWOT, AHP-TOPSIS. Yang dimana masing-masing metode
tersebut mempunyai peranan masing-masing untuk menghasilkan nilai optimal dalam
pemilihan strategi untuk meningkatkan penjualan yang nantinya akan menjadi masukan bagi
perusahaan. Metode (Strenght-Weakness-Opportunity-Threat) SWOT digunakan untuk
menghasilkan alternatif strategi. Dan metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
digunakan untuk menentukan pembobotan kriteria, yang selanjutnya hasil dari pembobotan
AHP digunakan sebagai inputan dalam perhitungan TOPSIS (Technique for Order
Preference by Similarity to Ideal Solution) untuk dapat menghasilkan perankingan prioritas
strategi.
vii
ABSTRACT
Along with the rapid development of technology and era, the fashion industry in has
also came along with the development of the world fashion. A significant increase in
production of the apparel industry in 2019 (by 18.98%) proved that each days; various
groups of people had continued to give more thoughts on their fashion style, which means
they would always try to follow the development of a popular trend. Chino pants are one of
the products of the development of fashion in Indonesia which were originally used by the
military in the 19th century - however, today; chino pants have become clothing which can
be used daily in both formal and casual events. Currently, they have been widely marketed
by various manufacturers and distributors in Indonesia. This has caused companies engaged
in the production of chino pants to have enough competitors which can reduce their sales'
value. Therefore, companies need an effective strategy to increase their sales in the next
period. In the process of selecting the best strategy; the SWOT, AHP-TOPSIS method are
used. Each of these methods has their respective roles to produce optimal value in the
process of selecting the best strategy to increase sales - which later would become input for
the company. The SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat) method is used to
generate alternatif strategies and the AHP (Analytical Hierarchy Process) method is used
to determine the weighting of criteria. After that, the result of the AHP weighting would be
used as input in the calculation of TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to
Ideal Solution) to produce a priority ranking of the strategy.
viii
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Target dan Realisasi Penjualan pada Tahun 2017 – 2019 ........................ 2
Gambar 2.1 Model Komprehensif Manajemen Strategis ............................................. 9
Gambar 2.2 The Five Forces Model of Competition.................................................. 14
Gambar 2.3 Matriks Internal-Eksternal (IE) .............................................................. 19
Gambar 2.4 Contoh Struktur Hierarki ........................................................................ 21
Gambar 3.1 Diagram Metode Penelitian .................................................................... 28
Gambar 4.1 Logo Perusahaan .................................................................................... 38
Gambar 4.2 Struktur Organisasi ................................................................................. 39
Gambar 4.3 Matriks Internal-Eksternal (IE) .............................................................. 60
Gambar 4.4 Struktur Hierarki .................................................................................... 63
xii
DAFTAR RUMUS
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
Rp7.000.000.000
Rp6.000.000.000
Rp5.000.000.000
Rp4.000.000.000
Rp3.000.000.000
Rp2.000.000.000
Rp1.000.000.000
Rp0
2017 2018 2019
Target Penjualan Realisasi Penjualan
Gambar 1.1 Target dan Realisasi Penjualan pada Tahun 2017 – 2019
Sumber: PT. Indonina Lautan Berlian
Dari gambar 1.2, dapat dilihat bahwa setiap tahunnya PT. ILB tidak pernah mencapai
target yang telah ditetapkan perusahaan. Tabel 1.1 menyajikan besarnya selisih antara target
dan realisasi penjualan dari tahun 2017 hingga tahun 2019.
Setiap tahunnya selisih antara target dan realisasi penjualan PT. ILB dapat dikatakan
tidak stabil. Pada tahun 2017, target penjualan sebesar Rp Rp3.500.000.000, sedangkan
realisasi penjualan sebesar Rp 2.214.300.000, dengan selisih sebesar Rp 1.285.700.000.
Kemudian pada tahun 2018, target penjualan sebesar Rp 4.000.000.000, sedangkan realisasi
penjualan sebesar Rp 3.657.300.000, dengan selisih sebesar Rp 342.700.000. Dan pada
3
Berdasarkan hasil brainstorming yang telah dilakukan, belum adanya acuan strategi
yang disusun secara komprehensif dengan prinsip-prinsip manajemen strategi menjadi dasar
untuk dilakukannya analisis strategi yang dapat meningkatkan penjualan pada periode
selanjutnya. Metode SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat) dapat digunakan
untuk merencanakan alternatif strategi-strategi yang akan digunakan untuk meningkatkan
penjualan. Metode ini menganalisis faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang
ada di perusahaan [5]. Setelah pilihan alternatif strategi untuk menaikkan penjualan
perusahaan didapat melalui metode SWOT, dilakukan penerapan metode AHP (Analytical
Hierarchy Process) untuk pembobotan kriteria yang kemudian dilanjutkan dengan
perankingan pilihan alternatif berdasarkan inputan dari AHP dengan menggunakan TOPSIS
4
2.1 Manajemen
Manajemen adalah proses kerja sama antara aktivitas-aktivitas kerja sehingga
pekerjaan dapat selesai secara efisien dan efektif melalui orang lain [8]. Definisi lain dai
manajemen ialah sebuah proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengkoordinasian (coordinating), dan pengontrolan (controlling) sumber daya sehingga
dapat mencapai tujuan (goals) secara efektif dan efisien [9]. Menurut Stoner, manajemen
merupakan suatu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan
(leading), dan pengendalian (controlling) upaya anggota organisasi, serta penggunaan
sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapau tujuan yang telah ditetapkan [10].
Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan
sebuah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan (planning),
pengkoordinasian (organizing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controlling)
terhadap sumber daya secara efektif dan efisien dengan/dan menggunakan orang lain.
7
8
hasil yang diharapkan. Agar setiap fungsi manajemen dapat berjalan dengan semestinya,
maka diperlukan koordinasi yang baik dan efisien.
Melakukan Audit
Eksternal
Menerapkan
Merumuskan, Strategi – Isu
Menetapkan Menerapkan Mengukur dan
Mengembangkan Mengevaluasi, Pemasaran,
Tujuan Jangka Strategi – Isu Mengevaluasi
Visi dan Misi dan Memilih Keuangan,
Panjang Manajemen Akuntansi, Litbang, Kinerja
Strategi
dan SIM
Melakukan Audit
Internal
Permasalahan Global/Internasional
2.3.1.1 Perencanaan
Perencanaan atau planning merupakan sebuah proses untuk menentukan cara yang
paling efektif untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, dan mengantisipasi kesulitan yang
tidak teduga dengan memanfaatkan sumber daya yang memadai. Perencanaan dapat
menghasilkan dampak yang positif pada kinerja suatu organisasi dan individu. Perencanaan
juga memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang serta
mengantisipasi ancaman eksternal bagi organisasi, selain itu, perencanaan juga termasuk
kegiatan mengembangkan visi dan misi, memprediksi peristiwa dan tren di masa yang akan
datang, menetapkan tujuan organisasi, serta memilih strategi untuk dapat membuat
organisasi berkembang.
2.3.1.2 Pengorganisasian
Pengorganisasian atau organizing merupakan kegiatan untuk mencapai tujuan
dengan menghubungkan antara tugas dan wewenang. Pengorganisasian berarti menentukan
siapa yang melakukan suatu kegiatan dan kepada siapa kegiatan tersebut dilaporkan.
Perusahaan yang terorganisasi dengan baik umumnya dapat memotivasi para manajer dan
karyawan untuk dapat melihat keberhasilan dari perusahaan itu sendiri. Sumber daya yang
11
dimiliki perusahaan dapat lebih efektif dan efisien digunakan pada perusahaan yang telah
terorganisir dengan baik.
2.3.1.3 Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia atau yang biasa disebut manajemen personalia
atau manajemen kepegawaian terdiri dari kegiatan perekrutan, wawancara, pemilihan,
pengarahan, pelatihan, pengembangan, perawatan, evaluasi, dan pemecatan karyawan, serta
kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan kemampuan yang dimiliki karyawan untuk
dapat membantu mencapai tujuan perusahaan. Kegiatan kepegawaian merupakan kegiatan
utama dalam upaya implementasi strategi, oleh karena itu manajemen sumber daya manusia
menjadi lebih aktif terlibat dalam proses manajemen strategis.
2.3.1.4 Pengendalian
Pengendalian dari manajemen strategis mencakup keseluruhan dari kegiatan yang
dilakukan untuk dapat memastikan bahwa kegiatan aktual sesuai dengan kegiatan yang telah
direncanakan sebelumnya. Seluruh manajer dalam suatu organisasi memiliki tanggung
jawab sebagai pengendali, misalnya melakukan evaluasi kinerja dari tiap karyawannya dan
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang diperlukan untuk meminimalisir
ketidak-efisienan. Fungsi dari pengendalian manajemen sangatlah penting sebagai bahan
evaluasi strategi yang efektif yang terdiri dari empat langkah dasar, yaitu:
1. Menetapkan standar kinerja
2. Mengukur kinerja individu dan organisasi
3. Membandingkan kinerja aktual dengan standar kinerja yang direncanakan
4. Mengambil tindakan korektif
2.3.2 Pemasaran
Pemasaran merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mencapau tujuan suatu
organisasi. Kegiata pemasaran meliputi 4 komponen yang disebut 4P, yaitu product, price,
promotion, dan place [15].
1. Product
Terdiri dari keragaman produk, kualitas, desain, ciri, nama merek, kemasan, ukuran,
pelayanan, garansi/jaminan, dan imbalan.
2. Price
Terdiri dari daftar harga, rabat/diskon, potongan harga khusus, periode
pembayaran, dan syarat kredit.
3. Promotion
12
Analisis PEST digunakan untuk menilai pasar dari suatu unit bisnis dimana melalui analisis
ini dapat diketahui suatu peluang atau ancaman bagi perusahaan [17].
a. Faktor Politik
Faktor politik meliputi kebijakan pemerintah, masalah-masalah hukum, serta mencakup
aturan-aturan formal dan informal dari lingkungan dimana perusahaan melakukan
kegiatan.
Contoh: kebijakan tentang pajak, peraturan ketenagakerjaan, peraturan perdagangan,
stabilitas politik dan peraturan daerah.
b. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya pembeli dari
pelanggan dan mempengaruhi iklim dari bisnis suatu perusahaan. Faktor ekonomi
berkaitan erat dengan sifat atau arah sistem ekonomi suatu perusahaan beroperasi. Pola
konsumsi dipengaruhi oleh kesejahteraan relatif berbagai segmen pasar, dalam
perencanaan strateginya perusahaan harus mempertimbangkan kecenderungan ekonomi
di segmen-segmen yang mempengaruhi industri.
Contoh: pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, standar nilai tukar, tingkat inflasi,
harga-harga produk dan jasa.
c. Faktor Sosial
Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan dari
pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang ada. Kekuatan
sosial selalu berubah sebagai akibat upaya seseorang memuaskan keinginan dan
kebutuhan mereka melalui pengendalian dan penyesuaian diri terhadap faktor
lingkungan. Perubahan sikap sosial diiringi dengan perubahan permintaan terhadap
berbagai jenis barang dan jasa. Perusahaan harus dapat memanfaatkan perubahan
kekuatan sosial sebagai peluang untuk melakukan ekspansi. Berbagai faktor sosial yang
mempengaruhi suatu perusahaan antara lain nilai kepercayaan, tingkat pendidikan
masyarakat, tingkat pertumbuhan penduduk, kondisi lingkungan sosial, kondisi
lingkungan kerja, gaya hidup masyarakat di lingkungan eksternal, keselamatan dan
kesejahterahan sosial.
d. Faktor Teknologi
Faktor teknologi terdiri dari semua hal yang dapat membantu perusahaan dalam
menghadapi tantangan dan mendukung efisiensi proses bisnis yang berjalan.
Kemungkinan terciptanya produk baru, penyempurnaan produk yang sudah ada, atau
penyempurnaan dalam kegiatan produksi dan pemasaran dapat diadaptasi dengan
14
teknologi yang kreatif. Perkembangan teknologi dapat memberikan peluang untuk dapat
membuka pasar dan produk yang canggih namun dapat juga menghasilkan ancaman
bagi fasilitas produksi.
Contoh: aktivitas penelitian dan pengembangan teknologi, kecepatan transfer teknologi,
dan tingkat kadaluarsa teknologi.
2.4.2 Porter’s Five Forces
Model lima kekuatan Porter (Porter’s Five Forces) adalah pendekatan yang
digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi di banyak industri [11]. Hubungan
antar kekuatan tersebut seperti ditunjukkan pada Gambar 3.2.
Porter dalam Pearce II dan Robinson Jr. menguraikan masing-masing kekuatan
tersebut yaitu [18]:
a. Rivalry among Competing Firm
Kekuatan terbesar dari lima kekuatan kompetitif lainnya ditunjukkan dengan faktor
persaingan antar perusahaan. Strategi yang dimiliki dan dijalankan suatu perusahaan
dapat dikatakan berhasil apabila perusahaan memberikan keunggulan kompetitif bila
dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Misalnya, seperti penurunan harga,
peningkatan kualitas, penambahan fitur, penyedia layanan, perpanjangan garansi, dan
pengintensifan iklan.
Total bobot keseluruhan harus sama dengan 1,0, dimana bobot setiap variabel
diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan
variabel dengan menggunakan rumus:
Xi
Ai = ∑ii=1 Xi
(2.1)
Dimana:
Ai = bobot variabel ke-i
n = jumlah variabel
i = 1, 2, 3, …, n
Xi = nilai variabel ke-i
2.8 Matriks Internal-Eksternal (IE)
Menurut David, matriks IE didasari oleh dua dimensi kunci, yaitu total nilai EFE
yang diberi bobot pada sumbu X dan total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu Y.
Diagram matriks IE disajikan dalam 9 sel strategi yang dimana 9 sel tersebut dikelompokkan
menjadi 3 strategi utama, yaitu:
1. Grow and build strategy, atau dapat dikatakan strategi tumbuh dan membangun terletak
pada sel I, II, dan IV. Strategi yang cocok pada sel ini adalah strategi intensif seperti
penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Selain itu, strategi
integratif seperti integrasi ke depan, ke belakang, ataupun integrasi horizontal juga
cocok untuk membangun perusahaan yang terletak pada sel ini.
2. Hold and maintain strategy, atau strategi bertahan dan pelihara terletak pada sel III, V,
dan VII. Pada sel ini strategi yang cocok digunakan adalah strategi penetrasi pasar dan
pengembangan produk.
19
3. Harvest or divest strategy atau strategi tutup atau jual merupakan strategi yang
dilakukan pada sel VI, VIII, dan IX. Usaha untuk memperkecil ataupun mengurangi
merupakan strategi yang dapat dilakukan perusahaan dalam sel ini.
Nilai IFE dikategorikan menjadi Kuat (3,0 – 4,0), Rata-rata (2,0 – 2,99), dan Lemah (1,0
– 1,99). Sedangkan untuk nilai EFE dikelompokkan menjadi Tinggi (3,0 – 4,0),
Menengah (2,0 – 2,99), dan Rendah (1,0 – 1,99). Matriks IE dapat dilihat pada gambar
2.5.
Tinggi
3,0 – 4,0
I II III
3,0
Total Nilai EFE
Menengah
2,0 – 3,99
IV V VI
2,0
Rendah
1,0 – 1,99
VII VIII IX
1,0
Keterangan:
1. Strategi S-O Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar mungkin.
2. Strategi S-T Strategi ini dibuat berdasarkan bagaimana perusahaan
menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman
3. Strategi W-O Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang
ada dengan cara meminimalkan kelamahan yang ada.
4. Strategi W-T Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta
menghindari ancaman yang ada.
21
GOAL TUJUAN
terpenuhi [27]. Perbandingan berpasangan dilakukan menggunakan skala yang dapat dilihat
pada tabel 2.4 [26].
Tabel 2.4 Skala Perbandingan Berpasangan AHP
Nilai Kepentingan Pengertian
9 Elemen yang satu mutlak lebih penting dari elemen yang lain
7 Elemen yang satu sangat lebih penting dari elemen yang lain
5 Elemen yang satu lebih penting dari elemen yang lain
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen yang lain
1 Elemen yang satu sama penting dengan elemen yang lain
2, 4, 6, 8 Nilai tengah di antara dua penilaian
Sumber: Saaty, 1990
Hasil dari perbandingan berpasangan digambarkan dalam bentuk matriks yang dapat
dilihat pada tabel 2.5.
Nilai dari setiap pertemuan baris dan kolom menggambarkan tingkat kepentingan
antara kriteria di bagian kiri dan kriteria di bagian atas. Misalnya, nilai A13
menggambarkan perbandingan tingkat kepentingan antara kriteria 1 terhadap kriteria 3.
Sebaliknya, nilai A31 menggambarkan tingkat kepentingan antara kriteria 3 terhadap
kriteria 1. Jadi, hubungan antara Amn dengan Anm dapat digambarkan dengan persamaan
2.2.
1 (2.2)
anm =
amn
Dengan:
amn = nilai perbandingan antara elemen ke-m dengan elemen ke-n
anm = nilai perbandingan antara elemen ke-n dengan elemen ke-m
3. Penentuan Bobot Ternormalisasi
Tahapan dalam menentukan bobot ternormalisasi terbagi atas 2 bagian, yaitu tahap
perhitungan bobot ternormalisasi dan tahap uji konsistensi. Sebelum melakukan perhitungan
23
bobot, apabila terdapat lebih dari satu pengambil keputusan, maka matriks perbandingan
berpasangan harus terlebih dulu diagregasi dengan menggunakan persamaan 2.3 [28].
p
(2.3)
a''ij = ∏ (aijk )1/p
k=1
Dengan:
aijk = aij nilai dari pengambil keputusan k
k=1, 2, …, p (p = jumlah pengambil keputusan)
Bagian 1: Perhitungan bobot ternormalisasi
Setelah mendapatkan hasil matriks perbandingan berpasangan, dilakukan normalisasi
dengan menggunakan persamaan 2.4 [29] yang dimana hasil dari normalisasi matriks A
adalah A* pada tabel 2.2.
aij (2.4)
a*ij = n
∑i=1 aij
Dimana:
a*ij = nilai normalisasi perbandingan elemen ke i terhadap elemen ke-j
aij = nilai perbandingan elemen ke-i terhadap elemen ke j
n = jumlah kriteria
Tabel 2.6 Contoh Hasil Normalisasi Matriks Perbandingan Berpasangan AHP
C A*1 A*2 A*3 … A*n
A*1 A*11 A*12 A*13 … A*1n
A*2 A*21 A*22 A*23 … A*2n
… … … … … …
A*m A*m1 A*m2 A*m3 … A*mn
Sumber: Razmi, 2009
Langkah berikutnya adalah menghitung bobot untuk setiap kriteria yang digambarkan
dengan vektor prioritas (W) dengan menggunakan persamaan 2.5 [29].
n = jumlah elemen.
Kemudian menentukan nilai eigan maksimal (λmax ) dengan cara mencari nilai rata-rata
eigan seperti pada persamaan 2.7.
∑ni=1 λi (2.7)
λmax =
n
Seteleh mendapatkan nilai λmax , selanjutnya menghitung consistency index (CI) dengan
menggunakan persamaan 2.8.
λmax - n (2.8)
CI=
n-1
Dimana:
n = jumlah elemen yang ada dalam perhitungan
Setelah mendapatkan nilai CI, maka dapat menghitung nilai CR dengan menggunakan
persamaan 2.9.
CI (2.9)
CR=
RI
Dimana:
CR = Consistency Ratio
CI = Consistency index
RI = Random index
Random index merupakan suatu nilai index yang telah disesuaikan dengan jumlah
elemen dalam perbandingan [26]. Nilai RI dapat dilihat pada tabel 2.3.
25
m = alternatif
n = kriteria
xmn = alternatif ke-m dan kriteria ke-j
Proses normalisasi dilakukan untuk setiap elemen dengan menggunakan persamaan
2.10 yang hasilnya disebut matriks keputusan R.
xij (2.10)
rij =
√∑nj=1 x2ij
Dimana:
i, j = indeks untuk merepresentasikan setiap elemen di dalam matriks R
i, j = 1, 2, 3, …, n (n adalah ukuran dari matriks)
2. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot
Kemudian matriks ternormalisasi dikalikan dengan bobot (W) pada masing-masing
kriteria (W1, W2, …, Wn), yang selanjutnya bobot tersebut dikalikan dengan matriks
ternormalisasi seperti contoh matriks V.
w1 r11 … wn rij
V= ( … … … )
w1 rij … wn rij
Dimana:
i = 1, 2, 3, …, m
j = 1, 2, 3, …, n
3. Menentukan solusi ideal positif dan solusi ideal negatif.
Solusi ideal positif (+) dinotasikan sebagai A+ dan solusi ideal negatif dinotasikan
dengan A- yang dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 2.11 dan 2.12.
Untuk menghitung jarak dengan solusi ideal positif (S+) digunakan persamaan 2.13, dan
persamaan 2.14 untuk menghitung jarak dengan solusi ideal negatif (S-).
n (2.13)
2
Si* = √∑(vij - v*j ) for i=1,2,3,…,m
j=1
n (2.14)
2
Si- = √∑(vij - v-j ) for i=1,2,3,…,m
j=1
Si- (2.15)
Ci+ = dimana 1 ≥ Ci+ ≤ 0 dan i = 1, 2, 3, …, m
Si+ +Si-
Mulai
Studi
Pendahuluan
Perumusan
Masalah
Penentuan
Tujuan
Penelitian
Penentuan
Batasan
Masalah
Pengumpulan
Data
28
29
Pencarian
Pemilihan
Sumber
Narasumber
Eksternal
Pembuatan
Pertanyaan
Wawancara
Pelaksanaan
Wawancara
Pengolahan Data
Pengelompokan
Hasil Wawancara
Pembuatan Pembuatan
Matriks IFE Matriks EFE
Pembuatan
Matriks SWOT
Penentuan Kriteria
Pemilih Alternatif
Penentuan Alternatif
dengan AHP dan TOPSIS
Selesai
3.6.1 Pengelompokkan Hasil Wawancara dan Sumber Lain ke Dalam Faktor S-W-O-T
Setelah melalui tahap wawancara untuk mengetahui faktor internal perusahaan dan
melalukan analisis PEST dan analisis Porter’s 5 Forces, serta observasi langsung untuk
mengetahui faktor eksternal perusahaan, dilakukan pengelompokkan hasil wawancara dan
sumber lain untuk mengetahui apa saja faktor internal perusahaan yang menjadi kekuatan
dan kelemahannya, serta apa saja faktor eksternal perusahaan yang menjadi peluang dan
ancaman bagi PT. ILB.
3.6.2 Pembuatan Matriks IFE
Tahapan dalam membuat matriks IFE adalah sebagai berikut:
1. Tulis faktor-faktor internal utama yang mempengaruhi perusahaan sebagaimana
diidentifikasi dalam proses audit internal.
2. Tetapkan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting)
untuk setiap faktor. Bobot yang diberikan pada faktor tertentu menunjukkan
kepentingan relatif faktor tersebut untuk menjadi sukses di industri perusahaan.
Faktor-faktor yang dianggap memiliki pengaruh terbesar pada kinerja organisasi
harus diberi bobot tertinggi. Jumlah semua bobot harus sama dengan satu.
Perhitungan bobot dilakukan dengan menggunakan metode paired comparison
scale.
3. Tetapkan peringkat (rating) 1 hingga 4 untuk setiap faktor untuk menunjukkan
apakah faktor tersebut mewakili kelemahan utama (rating = 1), kelemahan kecil
(rating = 2), kekuatan kecil (rating = 3), atau kekuatan utama (peringkat = 4).
Perhatikan bahwa kekuatan harus menerima peringkat 3 atau 4 dan kelemahan
harus menerima peringkat 1 atau 2.
4. Kalikan bobot masing-masing faktor dengan peringkatnya untuk menentukan
skor tertimbang untuk setiap variabel.
5. Jumlahkan skor tertimbang setiap variabel untuk menentukan skor tertimbang
total organisasi.
Skor total tertimbang dapat berkisar dari rendah 1,0 hingga tinggi 4,0, dengan skor
rata-rata 2,5. Total skor tertimbang jauh di bawah 2,5 menjadi ciri organisasi yang lemah
secara internal, sedangkan skor signifikan di atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat.
3.6.3 Pembuatan Matriks EFE
Tahapan dalam membuat matriks EFE adalah sebagai berikut:
33
Perbandingan kriteria pada kuesioner dilakukan dengan skala AHP (1-9) yang dapat
dilihat pada tabel 3.2. Pada kuesioner dilengkapi dengan definisi dari setiap faktor dan skala
35
agar narasumber dapat mengerti dalam pengisian kuesioner AHP ini. Selanjutnya, hasil dari
kuesioner diubah ke dalam bentuk matriks seperti pada tabel 3.3.
Nilai dari setiap pertemuan baris dan kolom menggambarkan tingkat kepentingan
antara kriteria di bagian kiri dan kriteria di bagian atas. Misalnya, nilai A13 menggambarkan
perbandingan tingkat kepentingan antara kriteria 1 terhadap kriteria 3. Sebaliknya, nilai A31
menggambarkan tingkat kepentingan antara kriteria 3 terhadap kriteria 1.
Langkah 3: Agregasi matriks perbandingan berpasangan
Matriks perbandingan berpasangan perlu diagregasi karena terdapat lebih dari satu
narasumber dengan menggunakan persamaan 2.2.
Langkah 4: Penentuan bobot ternormalisasi
Matriks perbandingan berpasangan (A) kemudian dinormalisasi dengan
menggunakan persamaan 2.3 sehingga menghasilkan matriks (A*)
Langkah 5: Uji konsistensi
Perhitungan nilai consistency ratio (CR) diperlukan untuk dapat melihat apakah hasil
matriks perbandingan berpasangan dapat dianggap konsisten dengan menggunakan
persamaan 2.8. Matriks perbandingan berpasangan dapat dikatakan konsisten apabila nilai
CR kurang dari 10%. Dari empat tahapan yang ada pada metode AHP, hanya digunakan
36
tahapan 1-3. Setelah didapatkan nilai bobot yang kemudian digunakan sebagai dasar
perhitungan TOPSIS dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1: Menyusun dan menyebarkan kuesioner
Langkah pertama dalam pemilihan ranking alternatif menggunakan metode TOPSIS
ialah menyusun dan menyebarkan kuesioner kepada narasumber terpilih yang selanjutnya
hasil dari kuesioner akan diolah lebih lanjut. Kuesioner TOPSIS dapat dilihat pada tabel 3.5.
Pengisian kuesioner digunakan untuk menilai setiap alternatif berdasarkan kriteria dengan
ketentuan sebagai berikut:
1 = sangat tidak memungkinkan
2 = tidak memungkinkan
3 = cukup memungkinkan
4 = memungkinkan
5 = sangat memungkinkan
Langkah 5: Menentukan jarak alternatif antara solusi ideal positif dan solusi ideal
negatif
Untuk menentukan jarak dengan solusi ideal positif (S+) digunakan persamaan 2.12,
sedangkan untuk menghitung jarak dengan solusi ideal negatif (S-) digunakan persamaan
2.13.
Langkah 6: Menentukan nilai kedekatan relatif terhadap solusi ideal
Nilai kedekatan relatif dari alternatif Ai terhadap solusi ideal A+ digunakan
persamaan 2.14.
Langkah 7: Mengurutkan ranking alternatif
Alternatif terbaik ditentukan berdasarkan jarak terdekat dengan solusi ideal. Nilai
indeks kedekatan terbesar akan menjadi prioritas alternatif.
38
39
CEO
Direktur
Utama
Kadiv. Kadiv.
Operasional Penjualan
Pegawai Pegawai
bagi pengusaha yang memiliki supplier lokal, dikarenakan harga bahan baku impor yang
lebih murah daripada harga bahan baku lokal.
2. Ekonomi
Melemahnya nilai mata uang rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika yang
mencapai Rp 13.000/1 Dolar merupakan suatu aspek yang sangat penting sekaligus ancaman
bagi industri yang berbahan baku impor termasuk industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT).
Kain yang merupakan bahan baku dari celana chino mengalami kenaikan harga dan
menyebabkan naiknya biaya produksi. Hal ini menjadi beban bagi PT. Indonina Lautan
Berlian karena tidak dapat langsung menaikan harga jual produk sehingga kondisi ini
mengurangi keuntungan perusahaan. Pada saat biaya produksi naik dan perusahaan
menaikkan harga jual produk, maka daya beli dan tingkat konsumsi masyarakat terhadap
produk akan menjadi turun. Demikian juga sebaliknya, pada kondisi tingkat harga turun,
maka daya beli masyarakat terhadap produk akan menjadi meningkat juga.
3. Sosial Budaya
Trend celana chino saat ini dapat dikatakan meningkat seiring dengan
berkembangnya gaya hidup masyarakat yang berubah-ubah. Berdasarkan survey yang telah
dilakukan, bahwa 64 dari 125 orang, biasa menggunakan celana chino dibanding dengan
produk lain seperti jeans sebanyak 57 orang dan jogger sebanyak 4 orang. Dari hasil survey
juga membuktikan bahwa 44 orang menggunakan celana chino hampir setiap hari.
4. Teknologi
Seiring perkembangan teknologi yang semakin memudahkan masyarakat dalam
berkomunikasi, tidak sedikit pula masyarakat yang mengambil peluang untuk memulai
bisnis melalui media sosial. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS, 2018) jumlah
penduduk di Indonesia yakni 264.16 juta orang dengan jumlah pengguna internet sebanyak
171.17 juta orang. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan CupoNation pada tahun 2018
terhadap masyarakat Indonesia, sebanyak 120 juta orang merupakan pengguna aktif
Facebook dan 53 juta orang pengguna aktif Instagram.
4.2.2.2 Analisis Porter’s Five Forces
1. Rivalry among Competing Firm
Persaingan industri celana chino merupakan ancaman bagi PT. ILB berdasarkan
banyaknya jumlah pengusaha celana chino, persaingan harga jual produk, dan juga pesaing
yang aktif dalam pemasaran online. Dengan rendahnya biaya penggantian konsumen,
persaingan untuk mendapatkan pangsa pasar baru sangat ketat. Halangan keluar yang rendah
(low exit barrier) menjadikan perusahaan yang lemah cenderung meninggalkan pasar, yang
45
akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan yang tersisa. Selain itu, persaingan
perolehan bahan baku kain juga berpengaruh terhadap perusahaan karena PT. ILB membeli
bahan baku kain dari supplier.
2. Potential Entry of New Competitors
Untuk memasuki industri celana chino sekelas PT. ILB sangat dipengaruhi oleh skala
ekonomi, kekuatan modal, akses terhadap saluran distribusi dan loyalitas konsumen. Faktor-
faktor tersebut sulit dimiliki oleh pendatang baru dan merupakan penghalang masuk ke
dalam industri celana chino, sehingga kondisi tersebut merupakan peluang bagi PT. ILB.
Kehadiran pendatang baru menjadi ancaman apabila melakukan diferensiasi produk dan
adanya dukungan dari pemerintah kota untuk melakukan investasi di bidang industri garmen.
3. Potential Development of Substitute Products
Adanya ancaman pengganti celana chino yang signifikan yaitu celana jeans dan
celana jogger. Selain itu, ketersediaan produk chino yang menggunakan bahan lebih unggul
selain twill stretch tersedia cukup banyak dan bervariasi akan tetapi bahan tersebut harganya
lebih mahal dan segmen pasarnya kalangan menengah ke atas
4. Bargaining Power of Suppliers
Posisi tawar pemasok merupakan ancaman, karena pemasok dapat menentukan harga
jual kain. Namun, dengan tersedianya pemasok alternatif dan biaya peralihan (switching
cost) yang tidak terlalu besar menjadi peluang bagi PT. ILB. Kehadiran pemasok alternatif
menyebabkan tidak terjadinya dominasi oleh pemasok lama karena para pemasok bersaing
dengan cara menawarkan harga dan mempertahankan tingkat kualitas produk.
5. Bargaining Power Of Consumers
Selera konsumen untuk kebutuhan fashion berubah dengan cepat sehingga menjadi
ancaman untuk produsen celana chino. Pembeli memiliki daya tawar yang tinggi karena
mudahnya pertukaran merek dan juga mudah terombang-ambing oleh iklan yang
mengurangi loyalitas merek. Akan tetapi, PT. ILB memiliki beberapa konsumen yang rutin
melakukan pemesanan kembali yaitu Toko Aqila di Manado, Adit Store di Kudus, Outlet
Biru di Jogja, dan Erge Store di Pekanbaru. Pemesanan kembali yang mereka lakukan rata-
rata hampir 1 minggu sekali. Menurut pemilik PT. ILB, dengan banyaknya konsumen yang
sering melakukan pemesanan kembali, menjadikan hampir 40% pemasukan per bulannya
berasal dari konsumen yang telah beberapa kali melakukan pemesanan kepada PT. ILB atau
biasa disebut langganan.
46
Sudah ada
sistem
1 1 1 1 1 2 2 2 3 1 3 17 0.09
pelayanan
pelanggan (S1)
Harga bersaing
2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 23 0.12
(S2)
Kualitas celana
lebih baik
3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 23 0.12
dibanding
pesaing (S3)
Nilai cashflow
4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 23 0.12
positif (S4)
Memiliki
5 gudang produksi 3 1 1 1 2 1 2 3 2 2 15 0.08
pribadi (S5)
Kompetitif
dalam
6 2 1 1 1 2 2 3 3 2 3 18 0.09
perkembangan
teknologi (S6)
Loyalitas
7 konsumen tinggi 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 23 0.12
(S7)
Belum memiliki
sistem
8 manajemen 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 13 0.07
yang teratur
(W1)
Segmentasi
9 pasar belum 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 11 0.06
efektif (W2)
Belum memiliki
10 pemasaran 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 19 0.10
online (W3)
Belum ada R&D
11 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 12 0.06
(W4)
Total 23 14 14 14 22 20 15 25 28 18 27 197 1
Sumber: Pengolahan Data
49
Kolom total diisi dengan hasil penjumlahan setiap variabel horizontal maupun
variabel vertikal. Sedangkan bobot normalisasi diperoleh dengan menggunakan rumus:
17
A1 = =0,09
197
23
A2 = =0,12
197
23
A3 = =0,12
197
Dan dilakukan seterusnya hingga A11 atau variabel ke-11. Hasil perhitungan nilai bobot
internal yang dilakukan kepada 3 responden digambarkan pada tabel 4.5
Berdasarkan tabel 4.7, bobot terbesar dimiliki oleh faktor kualitas celana yang lebih
baik dibanding dengan pesaing dan juga perusahaan memiliki nilai cashflow yang positif.
Kedua faktor ini menempati urutan pertama dengan nilai bobot 0,12. Bobot terkecil dimiliki
oleh faktor segmentasi pasar yang belum efektif dan belum adanya divisi R&D yang
50
keduanya memiliki nilai bobot sebesar 0,06. Hasil rata-rata yang didapatkan pada tabel 4.5
akan digunakan sebagai nilai bobot pada matriks IFE.
3. Perhitungan Rating Internal
Untuk menghitung rating pada setiap variabel faktor internal, terlebih dahulu dibuat
kuesioner seperti tabel 4.6.
skor tertinggi sebesar 0,48. Sedangkan untuk kelemahan utama yang dimiliki PT. ILB
adalah belum adanya pemasaran online yang dilakukan PT. ILB, dengan skor 0,13.
4.3.2 Matriks EFE
Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat matriks EFE adalah sebagai
berikut:
1. Pendataan Faktor Eksternal
Data faktor eksternal didapatkan dari tabel 4.2 yang kemudian data tersebut akan
disebar melalui kuesioner untuk dapat menghitung bobot dan rating dari setiap variabel
faktornya.
2. Perhitungan Bobot Eksternal
Untuk menghitung bobot pada setiap variabel faktor eksternal, terlebih dahulu dibuat
kuesioner seperti tabel 4.10.
Selera konsumen
9 yang cepat berubah
(T4)
Faktor
No O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T5 Total Bobot
Eksternal
Meningkatnya
1 trend celana 2 2 2 2 3 3 3 3 3 23 0.13
chino (O1)
Berkembangnya
2 market place 2 2 2 2 3 2 2 2 2 17 0.10
online (O2)
Berkembangnya
3 media sosial 2 2 2 2 3 2 2 3 1 17 0.10
(O3)
Rendahnya
4 switching cost 2 2 2 2 3 2 2 3 2 18 0.11
supplier (O4)
Sumber: Pengolahan Data
55
Total 13 18 18 16 15 25 19 21 19 20 171 1
Sumber: Pengolahan Data
Kolom total diisi dengan hasil penjumlahan setiap variabel horizontal maupun
variabel vertikal. Sedangkan bobot normalisasi diperoleh dengan menggunakan rumus:
23
A1 = =0,13
171
17
A2 = =0,10
171
17
A3 = =0,10
171
Dan dilakukan seterusnya hingga A11 atau variabel ke-11. Hasil perhitungan nilai bobot
eksternal yang dilakukan kepada 3 responden digambarkan pada tabel 4.12.
56
Berdasarkan tabel 4.12, bobot terbesar dimiliki oleh faktor meningkatnya trend
celana chino dengan nilai bobot 0,14. Bobot terkecil dimiliki oleh faktor bersaing di pasar
yang memiliki diferensiasi sedikit dengan nilai bobot sebesar 0,07. Hasil rata-rata yang
didapatkan pada tabel 4.12, akan digunakan sebagai nilai bobot pada matriks EFE.
3. Perhitungan Rating Eksternal
Untuk menghitung rating pada setiap variabel faktor eksternal, terlebih dahulu dibuat
kuesioner seperti tabel 4.13.
Hasil perhitungan nilai rating yang dilakukan kepada 3 responden digambarkan pada
tabel 4.15.
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Rating Eksternal
RATING RATA-
No Faktor Eksternal R1 R2 R3 TOTAL
RATA
Opportunity
1 Meningkatnya trend celana chino 4 4 3 11 3.67
2 Berkembangnya market place online 1 1 1 3 1.00
3 Berkembangnya media sosial 1 1 1 3 1.00
4 Rendahnya switching cost supplier 4 4 4 12 4.00
Sulitnya memasuki industri celana chino
5 4 4 4 12 4.00
bagi pendatang baru
Threat
6 Harga bahan baku naik 3 3 2 8 2.67
Perubahan aturan pemerintah yang
7 1 1 1 3 1.00
memperketat proses impor bahan baku
Bersaing di pasar yang memiliki
8 1 1 1 3 1.00
diferensiasi sedikit
Hasil rata-rata yang ada pada tabel 4.15 digunakan sebagai nilai rating pada matriks
IFE.
4. Hasil Matriks EFE
Bobot dan rating diperoleh dari pengisian kuesioner oleh 3 responden, yaitu: pemilik
PT. ILB, ketua divisi operasional, dan ketua divisi penjualan menghasilkan matriks IFE
yang digambarkan pada tabel 4.16.
Tabel 4.16 Matriks EFE
Opportunities
1 Meningkatnya trend celana chino 0.14 3.67 0.50
2 Berkembangnya market place online 0.10 1.00 0.10
3 Berkembangnya media sosial 0.10 1.00 0.10
4 Rendahnya switching cost supplier 0.10 4.00 0.40
Sulitnya memasuki industri celana chino bagi
5 0.11 4.00 0.45
pendatang baru
Threat
6 Harga bahan baku naik 0.10 2.67 0.28
Perubahan aturan pemerintah yang memperketat
7 0.09 1.00 0.09
proses impor bahan baku
Bersaing di pasar yang memiliki diferensiasi
8 0.07 1.00 0.07
sedikit
9 Selera konsumen yang cepat berubah 0.12 1.67 0.19
10 Adanya subtitusi dari celana jeans dan jogger 0.08 2.67 0.21
TOTAL 1 2.37
Sumber: Pengolahan Data
Berdasarkan matriks EFE pada tabel 4.16, dapat dilihat bahwa peluang terbesar yang
dimiliki PT. ILB adalah meningkatnya trend celana chino dengan skor 0.50. Sedangkan
ancaman terberat yang dimiliki PT. ILB ialah harga bahan baku yang naik dengan skor 0.28.
4.3.3 Matriks Internal-Eksternal (IE)
Berdasarkan hasil dari matriks internal dan matriks eksternal pada tabel 4.9 dan 4.16,
maka dapat dilihat hasil dari martiks IE pada gambar 4.3.
60
3,15
4,0 3,0 2,0 1,0
I II III
3,0
Total Nilai EFE
2,43 IV V VI
2,0
VII VIII IX
1,0
Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa koordinat antara nilai IFE dan nilai EFE
tertimbang berada pada kuadran 4 yang menunjukkan bahwa PT. ILB berada pada posisi
tumbuh dan membangun (grow and built). Strategi yang dapat diterapkan untuk
mengembangkan perusahaannya yaitu melalui strategi yang intensif, seperti penetrasi pasar,
pengembangan pasar, dan pengembangan produk. PT. ILB membutuhkan strategi yang
dapat menaikkan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk yang ada
saat ini dengan melakukan strategi pengembangan produk, seperti mengembangkan model
celana chino menjadi celana pendek dan menambahkan beberapa aksesoris pada produknya.
Selain itu, PT. ILB juga dapat mengembangkan pemasaran produknya melalui media sosial
dan market place online yang sedang berkembang saat ini.
S-T W-T
Membuat produk jogger atau Menambahkan proses R&D untuk
Harga bahan baku naik denim dengan menggunakan menghasilkan dan menguji
(T1) branding perusahaan (S4, S5, S6, keefektifan produk baru (W4, T3,
S7, T3, T4, T5) T4, T5)
Perubahan aturan Membangun hubungan baik
pemerintah yang dengan konsumen untuk
memperketat proses impor mencegah konsumen pindah ke
bahan baku (T2) kompetitor lain (S7, T3, T5)
T Bersaing di pasar yang
memiliki diferensiasi
sedikit (T3)
Selera konsumen yang
cepat berubah (T4)
Adanya subtitusi dari
celana jeans dan
jogger (T5)
Sumber: Pengolahan Data
62
Dari tabel 4.19 dapat diketahui beberapa pilihan alternatif strategi yang dapat
diimplementasikan di PT. ILB untuk dapat meningkatkan penjualan pada periode
selanjutnya, yaitu:
1. Menciptakan inovasi produk sesuai dengan mode dan trend masa kini. (S3, S4, S6, S7,
O1, O5).
Dengan mengikuti trend mode masa kini, diharapkan strategi ini membuat perusahaan
untuk dapat ikut bersaing dengan kompetitornya, sehingga produk yang dimiliki tidak
ketinggalan jaman dan selalu up to date dengan perkembangan mode.
2. Meningkatkan produksi dan menjaga kualitas produk. (S3, S4, S5, S7, O1, O5)
Dengan memanfaatkan nilai cashflow yang baik, diharapkan strategi ini dapat
digunakan untuk terus menjaga kualitas produk dan dapat meningkatkan jumlah
produksi sehingga permintaan dari konsumen dapat terus terpenuhi untuk mencegah
konsumen pindah ke competitor lain.
3. Memperluas pemasaran melalui media sosial. (W3, O1, O2, O3)
Dengan perkembangan media sosial, memudahkan pelaku bisnis untuk dapat
memasarkan produknya dengan mudah dengan jangkauan yang luas. Strategi ini
diharapkan dapat membuat produk untuk dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas.
4. Melakukan transaksi e-commerce melalui marketplace online (W3, O2)
Dengan memanfaatkan perkembangan marketplace online saat ini dan perilaku
konsumen yang mulai bergeser kearah pembelanjaan secara online, strategi ini
diharapkan dapat memberikan perluasan pasar terhadap produk celana chino. Sehingga
produk yang dipasarkan tidak hanya dikenal oleh orang-orang yang berbelanja langsung
ke toko namun produk dapat dikenal lebih luas hingga ke luar Jakarta.
5. Mengikutsertakan pegawai pada kelas marketing dan manajemen online. (W1, O3)
Dengan mengikutsertakan pegawai dalam kelas marketing dan manajemen online,
diharapkan softskill pegawai dapat berkembang sehingga mampu diimplementasikan
pada perusahaan untuk memudahkan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
6. Membuat produk jogger atau denim dengan menggunakan branding perusahaan. (S4,
S5, S6, S7, T3, T4, T5)
Dengan memproduksi produk sejenis jogger dan denim, diharapkan strategi ini dapat
memperluas target pasar dari perusahaan sehingga mampu bersaing dengan produk
substitusi sejenis.
7. Membangun hubungan baik dengan konsumen untuk mencegah konsumen pindah ke
kompetitor lain (S7, T3, T5)
63
Meningkatkan
Penjualan di PT. ILB
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8
matriks SWOT pada tabel 4.17. Tahap selanjutnya ialah melakukan perbandingan
berpasangan antar kriteria melalui kuesioner pada tabel 4.18 yang diberikan kepada 3 orang
ahli, dalam penelitian ini ahli yang dimaksud merupakan pemilik PT. ILB, ketua divisi
operasional PT. ILB, dan ketua divisi pemasaran PT. ILB.
Tabel 4.19 menunjukkan salah satu hasil kuesioner perbandingan berpasangan yang
diisi oleh responden pertama, yaitu pemilik PT. ILB.
Oleh karena narasumber berjumlah lebih dari satu orang, matriks perbandingan
berpasangan harus lebih dulu diagregasi dengan menggunakan persamaan 2.3, hasil
perhitungan agregasi matriks berpasangan disajikan pada tabel 4.20.
65
Langkah selanjutnya ialah menghitung nilai consistency ratio (CR) untuk dapat melihat
apakah nilai dalam matriks perbandingan sudah dapat dikatakan konsisten. Sebelum
mendapatkan nilai CR, terlebih dahulu menentukan nilai vektor bobot untuk dapat
menentukan nilai λmax. Nilai vektor bobot didapatkan dengan cara mengkalikan matriks
perbandingan berpasangan dengan nilai bobot prioritas.
Kemudian hasil dari perkalian matriks dibagi dengan masing-masing nilai vektor bobot
sehingga menghasilkan nilai D.
66
16,060
λmax =
4
= 4,015
Setelah mendapatkan nilai λmax, dapat ditentukan nilai CI dengan menggunakan persamaan
2.8.
4,015 - 4
CI =
4-1
= 0,005
Sehingga didapatkan nilai consictency ratio (CR) dengan menggunakan persamaan 2.9.
0,005
CR =
0,90
= 0,006
Oleh karena nilai CR tidak lebih dari 10%, maka nilai dari matriks perbandingan
berpasangan dapat dianggap konsisten. Pada perhitungan bobot dengan metode AHP ini
dihasilkan bobot prioritas yang disajikan pada tabel 4.22. Selanjutnya, pemilihan alternatif
terbaik dilakukan dengan menggunakan metode TOPSIS.
matriks keputusan melalui kuesioner pada tabel 4.23 yang diberikan kepada 3 orang ahli,
dalam penelitian ini ahli yang dimaksud merupakan pemilik PT. ILB, ketua divisi
operasional PT. ILB, dan ketua divisi pemasaran PT. ILB.
Tabel 4.24 menunjukkan salah satu hasil dari kuesioner TOPSIS yang diisi oleh
responden pertama, yaitu pemilik PT. ILB.
Setelah dirata-rata, hasil dari kuesioner TOPSIS yang dilakukan kepada 3 orang
responden disajikan pada tabel 4.25 yang disebut sebagai matriks keputusan D.
Setelah itu, tentukan solusi ideal positif (A+) dan solusi ideal negatif (A-) dari setiap
kriteria dengan menggunakan persamaan 2.11 dan 2.12, yang dimana hasilnya disajikan
pada tabel 2.28.
70
Langkah selanjutnya, menentukan jarak solusi ideal positif (A+) dan solusi ideal
negatif (A-) dari masing-masing alternatif dengan menggunakan persamaan 2.13 dan 2.14
yang hasilnya disajikan pada tabel 4.29.
Tabel 4.29 Jarak Solusi Ideal Positif dan Jarak Solusi Ideal Negatif
Alternatif Jarak A+ Jarak A-
A1 0,082 0,099
A2 0,122 0,044
A3 0,071 0,120
A4 0,106 0,056
A5 0,133 0,039
A6 0,092 0,109
A7 0,066 0,108
A8 0,147 0,032
Sumber: Pengolahan Data
Berdasarkan tabel 4.31, urutan pertama pada pemilihan alternatif terbaik ialah A3
yang dimana A3 merupakan strategi memperluas pemasaran melalui media sosial. Pada
urutan kedua adalah A7 yang merupakan strategi membangun hubungan baik dengan
konsumen untuk mencegah konsumen pindah ke kompetitor lain. Urutan ketiga ialah A1
yang dimana merupakan strategi menciptakan inovasi produk sesuai dengan mode dan trend
masa kini. Urutan keempat adalah A6 yang merupakan strategi membuat produk jogger atau
denim dengan menggunakan branding perusahaan. Urutan kelima adalah A4 yang
merupakan strategi melakukan transaksi e-commerce melalui marketplace online. Urutan
keenam adalah A2 yang merupakan strategi meningkatkan produksi dan menjaga kualitas
72
produk. Dan urutan ketujuh adalah A5 yang merupakan strategi mengikutsertakan pegawai
pada kelas marketing dan manajemen online. Serta pada urutan terakhir atau kedelapan ialah
A8 yang dimana strateginya merupakan strategi menambahkan proses R&D untuk
menghasilkan dan menguji keefektifan produk baru.
Sehingga, strategi yang disarankan untuk PT. ILB adalah strategi untuk dapat
memperluas pemasaran melalui media sosial. Hal ini sangatlah memungkinkan dengan
perkembangan media sosial saat ini dan masyarakat yang mulai bergeser untuk melakukan
transaksi secara online. Dampak yang dirasa sangat besar bagi perusahaan dengan adanya
pemasaran produk melalui media sosial, produk yang ditawarkan akan lebih dikenal oleh
masyarakat secara luas, tidak hanya masyarakat di daerah Jakarta, namun dapat dikenal oleh
masyarakat Indonesia bahkan mancanegara.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan dalam pemilihan strategi untuk
dapat meningkatkan penjualan di PT. ILB, maka dapat peneliti simpulkan bahwa:
1. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi penjualan di PT. ILB antara lain: (1)
Adanya sistem pelayanan pelanggan, (2) Harga yang dapat bersaing di pasaran, (3)
Kualitas produk yang lebih baik disbanding pesaing, (4) Memiliki nilai cashflow
yang positif, (5) Memiliki Gudang produksi pribadi, (6) Kompetitif dalam
perkembangan teknologi, (7) Loyalitas konsumen yang tinggi, (8) Belum memiliki
sistem manajemen yang teratur, (9) Segmentasi pasar belum efektif, dan (10) Belum
memiliki pemasaran online, serta (11) Belum memiliki sistem R&D.
2. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi penjualan di PT. ILB antara lain: (1)
Meningkatnya trend celana chino, (2) Berkembangnya marketplace online, (3)
Berkembangnya media social, (4) Rendahnya switching cost, (5) Sulitnya memasuki
industry celana chino bagi pendatang baru, (6) Harga bahan baku naik, (7) Perubahan
aturan pemerintah yang memperketat proses impor bahan baku, (8) Bersaing di pasar
yang memiliki diferensiasi sedikit, dan (9) Selera konsumen yang cepat berubah,
serta (10) Adanya substitusi dari celana jeans dan jogger.
3. Alternatif strategi yang dapat dilakukan PT. ILB untuk dapat meningkatkan
penjualan antara lain: (1) Menciptakan inovasi produk sesuai dengan mode dan trend
masa kini, (2) Meningkatkan produksi dan menjaga kualitas produk, (3) Memperluas
pemasaran melalui media sosial dan marketplace online, (4) Melakukan transaksi e-
commerce melalui marketplace online, (5) Mengikutsertakan pegawai pada kelas
marketing dan manajemen online, (6) Membuat produk jogger atau denim dengan
menggunakan branding perusahaan, dan (7) Membangun hubungan baik dengan
konsumen untuk mencegah konsumen pindah ke kompetitor lain, serta (8)
Menambahkan proses R&D untuk menghasilkan dan menguji keefektifan produk
baru.
4. Alternatif strategi yang sebaiknya digunakan oleh PT. ILB untuk menaikkan
penjualan adalah strategi untuk dapat memperluas pemasaran melalui media sosial
berdasarkan hasil perhitungan dengan nilai prevensi tertinggi yaitu sebesar 0,624.
74
75
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dan dengan harapan peneliti dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih baik, maka saran yang dapat peneliti berikan, yaitu:
1. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk evaluasi perusahaan
berdasarkan faktor internal dan eksternal yang telah diketahui serta strategi apa yang
tepat untuk mendukung serta meningkatkan penjualan.
2. Memperbarui analisis internal perusahaan dengan menggunakan metode 7P.
3. Memperbarui analisis eksternal perusahaan dengan menggunakan metode PESTEL.
DAFTAR REFERENSI
Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Pancasila berikut:
Judul Tugas Akhir : Pemilihan Strategi untuk Meningkatkan Penjualan dengan Metode SWOT-
Telah menyelesaikan bimbingan/penulisan Tugas Akhir dan dapat diuji sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Dosen Pembimbing
Lampiran 2. Hasil Brainstorming Responden 1
Lampiran 3. Hasil Brainstorming Responden 2
Lampiran 4. Hasil Brainstorming Responden 3
Lampiran 5. Kuesioner Bobot Matriks IFE dan EFE
Nama Responden :
Divisi/Bagian :
Berikan penilaian bobot pada masing-masing variabel di bawah ini berdasarkan tingkat kepentingan antar faktor.
Dengan skala:
1 = variabel horizontal kurang penting daripada variabel vertikal
2 = variabel horizontal sama penting daripada variabel vertikal
3 = variabel horizontal lebih penting daripada variabel vertikal
RATA-
No Faktor Internal S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 W1 W2 W3 W4 TOTAL
RATA
1 Sudah ada sistem pelayanan pelanggan (S1)
2 Harga bersaing (S2)
3 Kualitas celana lebih baik dibanding pesaing (S3)
4 Nilai cashflow positif (S4)
5 Memiliki gudang produksi pribadi (S5)
6 Kompetitif dalam perkembangan teknologi (S6)
7 Loyalitas konsumen tinggi (S7)
Belum memiliki sistem manajemen yang teratur
8
(W1)
9 Segmentasi pasar belum efektif (W2)
10 Belum memiliki pemasaran online (W3)
11 Belum ada R&D (W4)
Total
Lampiran 5. Kuesioner Bobot Matriks IFE dan EFE (lanjutan)
Berikan penilaian bobot pada masing-masing variabel di bawah ini berdasarkan tingkat kepentingan antar faktor.
Dengan skala:
1 = variabel horizontal kurang penting daripada variabel vertikal
2 = variabel horizontal sama penting daripada variabel vertikal
3 = variabel horizontal lebih penting daripada variabel vertical
RATA-
No Faktor Eksternal O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T5 TOTAL
RATA
1 Meningkatnya trend celana chino (O1)
2 Berkembangnya market place online (O2)
3 Berkembangnya media sosial (O3)
4 Rendahnya switching cost supplier (O4)
Sulitnya memasuki industri celana chino bagi pendatang
5
baru (O5)
6 Harga bahan baku naik (T1)
Perubahan aturan pemerintah yang memperketat proses
7
impor bahan baku(T2)
8 Bersaing di pasar yang memiliki diferensiasi sedikit (T3)
9 Selera konsumen yang cepat berubah (T4)
10 Adanya subtitusi dari celana jeans dan jogger (T5)
Total
Lampiran 6. Hasil Kuesioner Bobot Matriks IFE dan EFE Responden 1
Nama Responden : Samsurijal
Divisi/Bagian : Pemilik PT. ILB
Berikan penilaian bobot pada masing-masing variabel di bawah ini berdasarkan tingkat kepentingan antar faktor.
Dengan skala:
1 = variabel horizontal kurang penting daripada variabel vertikal
2 = variabel horizontal sama penting daripada variabel vertikal
3 = variabel horizontal lebih penting daripada variabel vertikal
RATA-
No Faktor Internal S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 W1 W2 W3 W4 TOTAL
RATA
1 Sudah ada sistem pelayanan pelanggan (S1) 1 1 1 1 2 2 2 3 1 3 17 0,09
2 Harga bersaing (S2) 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 23 0,12
3 Kualitas celana lebih baik dibanding pesaing (S3) 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 23 0,12
4 Nilai cashflow positif (S4) 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 23 0,12
5 Memiliki gudang produksi pribadi (S5) 3 1 1 1 2 1 2 3 2 2 15 0,08
6 Kompetitif dalam perkembangan teknologi (S6) 2 1 1 1 2 2 3 3 2 3 18 0,09
7 Loyalitas konsumen tinggi (S7) 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 23 0,12
Belum memiliki sistem manajemen yang teratur
8 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 13 0,07
(W1)
9 Segmentasi pasar belum efektif (W2) 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 11 0,06
10 Belum memiliki pemasaran online (W3) 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 19 0,10
11 Belum ada R&D (W4) 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 12 0,06
Total 23 14 14 14 22 20 15 25 28 18 27 197 1
Lampiran 6. Hasil Kuesioner Bobot Matriks IFE dan EFE Responden 1 (lanjutan)
Berikan penilaian bobot pada masing-masing variabel di bawah ini berdasarkan tingkat kepentingan antar faktor.
Dengan skala:
1 = variabel horizontal kurang penting daripada variabel vertikal
2 = variabel horizontal sama penting daripada variabel vertikal
3 = variabel horizontal lebih penting daripada variabel vertical
RATA-
No Faktor Eksternal O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T5 TOTAL
RATA
1 Meningkatnya trend celana chino (O1) 2 2 2 2 3 3 3 3 3 23 0,13
2 Berkembangnya market place online (O2) 2 2 2 2 3 2 2 2 2 17 0,10
3 Berkembangnya media sosial (O3) 2 2 2 2 3 2 2 3 1 17 0,10
4 Rendahnya switching cost supplier (O4) 2 2 2 2 3 2 2 3 2 18 0,11
Sulitnya memasuki industri celana chino bagi pendatang
5 2 2 2 2 3 2 3 3 2 19 0,11
baru (O5)
6 Harga bahan baku naik (T1) 1 2 2 2 2 3 3 1 3 18 0,11
Perubahan aturan pemerintah yang memperketat proses
7 1 2 2 2 1 3 1 1 2 14 0,08
impor bahan baku(T2)
8 Bersaing di pasar yang memiliki diferensiasi sedikit (T3) 1 2 1 1 1 2 1 1 2 11 0,06
9 Selera konsumen yang cepat berubah (T4) 1 2 3 2 2 3 3 3 3 21 0,12
10 Adanya subtitusi dari celana jeans dan jogger (T5) 1 2 2 1 1 2 1 2 2 13 0,08
Total 13 18 18 16 15 25 19 21 19 20 171 1
Lampiran 7. Hasil Kuesioner Bobot Matriks IFE dan EFE Responden 2
Berikan penilaian bobot pada masing-masing variabel di bawah ini berdasarkan tingkat kepentingan antar faktor.
Dengan skala:
1 = variabel horizontal kurang penting daripada variabel vertikal
2 = variabel horizontal sama penting daripada variabel vertikal
3 = variabel horizontal lebih penting daripada variabel vertikal
RATA-
No Faktor Internal S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 W1 W2 W3 W4 TOTAL
RATA
1 Sudah ada sistem pelayanan pelanggan (S1) 1 1 1 2 2 2 3 2 1 2 17 0,09
2 Harga bersaing (S2) 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 21 0,11
3 Kualitas celana lebih baik dibanding pesaing (S3) 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 25 0,13
4 Nilai cashflow positif (S4) 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 23 0,12
5 Memiliki gudang produksi pribadi (S5) 2 1 1 1 1 2 3 3 2 3 17 0,09
6 Kompetitif dalam perkembangan teknologi (S6) 2 2 1 1 3 3 2 3 2 3 20 0,10
7 Loyalitas konsumen tinggi (S7) 2 2 1 1 2 1 3 3 3 3 19 0,10
Belum memiliki sistem manajemen yang teratur
8 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 13 0,07
(W1)
9 Segmentasi pasar belum efektif (W2) 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 11 0,06
10 Belum memiliki pemasaran online (W3) 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 18 0,09
11 Belum ada R&D (W4) 2 2 1 1 1 1 1 2 3 1 13 0,07
Total 23 16 12 14 21 18 19 26 27 19 25 197 1
Lampiran 7. Hasil Kuesioner Bobot Matriks IFE dan EFE Responden 2 (lanjutan)
Berikan penilaian bobot pada masing-masing variabel di bawah ini berdasarkan tingkat kepentingan antar faktor.
Dengan skala:
1 = variabel horizontal kurang penting daripada variabel vertikal
2 = variabel horizontal sama penting daripada variabel vertikal
3 = variabel horizontal lebih penting daripada variabel vertical
RATA-
No Faktor Eksternal O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T5 TOTAL
RATA
1 Meningkatnya trend celana chino (O1) 2 2 1 2 3 3 3 3 3 22 0,13
2 Berkembangnya market place online (O2) 2 2 1 1 2 1 1 2 1 11 0,06
3 Berkembangnya media sosial (O3) 2 2 1 1 2 1 1 2 2 12 0,07
4 Rendahnya switching cost supplier (O4) 3 3 3 3 2 1 1 3 3 19 0,11
Sulitnya memasuki industri celana chino bagi pendatang
5 2 3 3 1 3 2 3 2 2 19 0,11
baru (O5)
6 Harga bahan baku naik (T1) 1 3 3 3 2 3 2 2 3 21 0,12
Perubahan aturan pemerintah yang memperketat proses
7 1 3 3 3 1 2 2 1 2 17 0,10
impor bahan baku(T2)
8 Bersaing di pasar yang memiliki diferensiasi sedikit (T3) 1 2 2 1 2 2 2 2 2 15 0,09
9 Selera konsumen yang cepat berubah (T4) 1 3 2 1 2 3 2 3 3 19 0,11
10 Adanya subtitusi dari celana jeans dan jogger (T5) 1 2 3 1 1 3 1 2 2 15 0,09
Total 14 23 23 13 15 22 16 18 19 21 170 1
Lampiran 8. Hasil Kuesioner Bobot Matriks IFE dan EFE Responden 3
Nama Responden : Nia
Divisi/Bagian : Kadiv Penjualan PT. ILB
Berikan penilaian bobot pada masing-masing variabel di bawah ini berdasarkan tingkat kepentingan antar faktor.
Dengan skala:
1 = variabel horizontal kurang penting daripada variabel vertikal
2 = variabel horizontal sama penting daripada variabel vertikal
3 = variabel horizontal lebih penting daripada variabel vertikal
RATA-
No Faktor Internal S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 W1 W2 W3 W4 TOTAL
RATA
1 Sudah ada sistem pelayanan pelanggan (S1) 1 1 1 1 2 2 1 3 1 3 16 0,08
2 Harga bersaing (S2) 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 23 0,12
3 Kualitas celana lebih baik dibanding pesaing (S3) 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 22 0,11
4 Nilai cashflow positif (S4) 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 23 0,12
5 Memiliki gudang produksi pribadi (S5) 3 1 2 1 3 1 1 3 2 3 17 0,09
6 Kompetitif dalam perkembangan teknologi (S6) 2 1 1 1 1 1 2 3 2 3 15 0,08
7 Loyalitas konsumen tinggi (S7) 2 1 2 2 3 3 2 3 2 3 21 0,11
Belum memiliki sistem manajemen yang teratur
8 3 2 1 1 3 2 2 2 2 2 17 0,09
(W1)
9 Segmentasi pasar belum efektif (W2) 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 11 0,06
10 Belum memiliki pemasaran online (W3) 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 20 0,10
11 Belum ada R&D (W4) 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 11 0,06
Total 24 14 15 14 20 23 17 20 28 17 28 196 1
Lampiran 8. Hasil Kuesioner Bobot Matriks IFE dan EFE Responden 3 (lanjutan)
Berikan penilaian bobot pada masing-masing variabel di bawah ini berdasarkan tingkat kepentingan antar faktor.
Dengan skala:
1 = variabel horizontal kurang penting daripada variabel vertikal
2 = variabel horizontal sama penting daripada variabel vertikal
3 = variabel horizontal lebih penting daripada variabel vertical
RATA-
No Faktor Eksternal O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T5 TOTAL
RATA
1 Meningkatnya trend celana chino (O1) 2 2 3 2 3 3 3 3 3 24 0,14
2 Berkembangnya market place online (O2) 2 2 3 3 3 3 2 2 3 21 0,12
3 Berkembangnya media sosial (O3) 2 2 3 3 3 3 3 3 3 23 0,14
4 Rendahnya switching cost supplier (O4) 1 1 1 1 3 2 2 3 1 14 0,08
Sulitnya memasuki industri celana chino bagi pendatang
5 2 1 1 3 3 3 3 3 2 19 0,11
baru (O5)
6 Harga bahan baku naik (T1) 1 1 1 2 1 2 3 1 3 14 0,08
Perubahan aturan pemerintah yang memperketat proses
7 1 2 1 2 1 2 3 1 2 14 0,08
impor bahan baku(T2)
8 Bersaing di pasar yang memiliki diferensiasi sedikit (T3) 1 2 1 1 1 1 1 1 2 10 0,06
9 Selera konsumen yang cepat berubah (T4) 1 1 1 3 2 3 3 3 3 19 0,11
10 Adanya subtitusi dari celana jeans dan jogger (T5) 1 1 2 1 1 2 1 2 2 12 0,07
Total 12 13 12 21 15 23 21 24 19 22 170 1
Lampiran 9. Kuesioner Rating Matriks IFE dan EFE
Berilah tanda (X) pada masing-masing variabel di bawah ini untuk menunjukkan bahwa variabel
merupakan kelemahan atau kekuatan.
Dengan skala:
1 = kelemahan utama
2 = kelemahan kecil
3 = kekuatan kecil
4 = kekuatan utama
Jawaban
No Faktor Internal
1 2 3 4
2 Harga bersaing
Berilah tanda (X) pada masing-masing variabel di bawah ini berdasarkan tingkat respons perusahaan
terhadap variabel.
Dengan skala:
1 = sangat belum diantisipasi
2 = belum diantisipasi
3 = sudah dimanfaatkan
4 = sangat sudah dimanfaatkan
Jawaban
No Faktor Eksternal
1 2 3 4
Berilah tanda (X) pada masing-masing variabel di bawah ini untuk menunjukkan bahwa variabel
merupakan kelemahan atau kekuatan.
Dengan skala:
1 = kelemahan utama
2 = kelemahan kecil
3 = kekuatan kecil
4 = kekuatan utama
Jawaban
No Faktor Internal
1 2 3 4
2 Harga bersaing X
Berilah tanda (X) pada masing-masing variabel di bawah ini berdasarkan tingkat respons perusahaan
terhadap variabel.
Dengan skala:
1 = sangat belum diantisipasi
2 = belum diantisipasi
3 = sudah dimanfaatkan
4 = sangat sudah dimanfaatkan
Jawaban
No Faktor Eksternal
1 2 3 4
Berilah tanda (X) pada masing-masing variabel di bawah ini untuk menunjukkan bahwa variabel
merupakan kelemahan atau kekuatan.
Dengan skala:
1 = kelemahan utama
2 = kelemahan kecil
3 = kekuatan kecil
4 = kekuatan utama
Jawaban
No Faktor Internal
1 2 3 4
2 Harga bersaing X
Berilah tanda (X) pada masing-masing variabel di bawah ini berdasarkan tingkat respons perusahaan
terhadap variabel.
Dengan skala:
1 = sangat belum diantisipasi
2 = belum diantisipasi
3 = sudah dimanfaatkan
4 = sangat sudah dimanfaatkan
Jawaban
No Faktor Eksternal
1 2 3 4
Berilah tanda (X) pada masing-masing variabel di bawah ini untuk menunjukkan bahwa variabel
merupakan kelemahan atau kekuatan.
Dengan skala:
1 = kelemahan utama
2 = kelemahan kecil
3 = kekuatan kecil
4 = kekuatan utama
Jawaban
No Faktor Internal
1 2 3 4
2 Harga bersaing X
Berilah tanda (X) pada masing-masing variabel di bawah ini berdasarkan tingkat respons perusahaan
terhadap variabel.
Dengan skala:
1 = sangat belum diantisipasi
2 = belum diantisipasi
3 = sudah dimanfaatkan
4 = sangat sudah dimanfaatkan
Jawaban
No Faktor Eksternal
1 2 3 4
Berikan penilaian pada masing-masing kolom variabel di bawah ini berdasarkan tingkat
kepentingan antara kriteria horizontal terhadap kriteria vertikal.
Dengan skala:
9 = elemen horizontal mutlak lebih penting dari elemen vertikal
7 = elemen horizontal sangat lebih penting dari elemen vertikal
5 = elemen horizontal lebih penting dari elemen vertikal
3 = elemen horizontal sedikit lebih penting dari elemen vertikal
1 = elemen horizontal sama penting dengan elemen vertikal
2, 4, 6, 8 = nilai tengah antara dua penilaian
Berikan penilaian pada masing-masing kolom variabel di bawah ini berdasarkan tingkat
kepentingan antara kriteria horizontal terhadap kriteria vertikal.
Dengan skala:
9 = elemen horizontal mutlak lebih penting dari elemen vertikal
7 = elemen horizontal sangat lebih penting dari elemen vertikal
5 = elemen horizontal lebih penting dari elemen vertikal
3 = elemen horizontal sedikit lebih penting dari elemen vertikal
1 = elemen horizontal sama penting dengan elemen vertikal
2, 4, 6, 8 = nilai tengah antara dua penilaian
Berikan penilaian pada masing-masing kolom variabel di bawah ini berdasarkan tingkat
kepentingan antara kriteria horizontal terhadap kriteria vertikal.
Dengan skala:
9 = elemen horizontal mutlak lebih penting dari elemen vertikal
7 = elemen horizontal sangat lebih penting dari elemen vertikal
5 = elemen horizontal lebih penting dari elemen vertikal
3 = elemen horizontal sedikit lebih penting dari elemen vertikal
1 = elemen horizontal sama penting dengan elemen vertikal
2, 4, 6, 8 = nilai tengah antara dua penilaian
Berikan penilaian pada masing-masing kolom variabel di bawah ini berdasarkan tingkat
kepentingan antara kriteria horizontal terhadap kriteria vertikal.
Dengan skala:
9 = elemen horizontal mutlak lebih penting dari elemen vertikal
7 = elemen horizontal sangat lebih penting dari elemen vertikal
5 = elemen horizontal lebih penting dari elemen vertikal
3 = elemen horizontal sedikit lebih penting dari elemen vertikal
1 = elemen horizontal sama penting dengan elemen vertikal
2, 4, 6, 8 = nilai tengah antara dua penilaian
Berikan penilaian pada masing-masing kolom variabel di bawah ini berdasarkan tingkat
kepentingan antara kriteria horizontal terhadap kriteria vertikal.
Dengan skala:
1 = sangat tidak berhubungan
2 = tidak berhubungan
3 = cukup berhubungan
4 = berhubungan
5 = sangat berhubungan
A1 = Menciptakan inovasi produk sesuai dengan mode dan trend masa kini.
A2 = Meningkatkan produksi dan menjaga kualitas produk.
A3 = Memperluas pemasaran melalui media sosial dan market place online
A4 = Melakukan transaksi e-commerce melalui marketplace online.
A5 = Mengikutsertakan pegawai pada kelas marketing dan manajemen online.
A6 = Membuat produk jogger atau denim dengan menggunakan branding perusahaan.
A7 = Membangun hubungan baik dengan konsumen untuk mencegah konsumen pindah
ke kompetitor lain.
A8 = Menambahkan proses R&D untuk menghasilkan dan menguji keefektifan produk
baru.
Lampiran 18. Hasil Kuesioner TOPSIS Responden 1
Berikan penilaian pada masing-masing kolom variabel di bawah ini berdasarkan tingkat
kepentingan antara kriteria horizontal terhadap kriteria vertikal.
Dengan skala:
1 = sangat tidak berhubungan
2 = tidak berhubungan
3 = cukup berhubungan
4 = berhubungan
5 = sangat berhubungan
Dimana:
A1 = Menciptakan inovasi produk sesuai dengan mode dan trend masa kini.
A2 = Meningkatkan produksi dan menjaga kualitas produk.
A3 = Memperluas pemasaran melalui media sosial dan market place online
A4 = Melakukan transaksi e-commerce melalui marketplace online.
A5 = Mengikutsertakan pegawai pada kelas marketing dan manajemen online.
A6 = Membuat produk jogger atau denim dengan menggunakan branding perusahaan.
A7 = Membangun hubungan baik dengan konsumen untuk mencegah konsumen pindah
ke kompetitor lain.
A8 = Menambahkan proses R&D untuk menghasilkan dan menguji keefektifan produk
baru.
Lampiran 19. Hasil Kuesioner TOPSIS Responden 2
Berikan penilaian pada masing-masing kolom variabel di bawah ini berdasarkan tingkat
kepentingan antara kriteria horizontal terhadap kriteria vertikal.
Dengan skala:
1 = sangat tidak berhubungan
2 = tidak berhubungan
3 = cukup berhubungan
4 = berhubungan
5 = sangat berhubungan
Dimana:
A1 = Menciptakan inovasi produk sesuai dengan mode dan trend masa kini.
A2 = Meningkatkan produksi dan menjaga kualitas produk.
A3 = Memperluas pemasaran melalui media sosial dan market place online
A4 = Melakukan transaksi e-commerce melalui marketplace online.
A5 = Mengikutsertakan pegawai pada kelas marketing dan manajemen online.
A6 = Membuat produk jogger atau denim dengan menggunakan branding perusahaan.
A7 = Membangun hubungan baik dengan konsumen untuk mencegah konsumen pindah
ke kompetitor lain.
A8 = Menambahkan proses R&D untuk menghasilkan dan menguji keefektifan produk
baru.
Lampiran 20. Hasil Kuesioner TOPSIS Responden 3
Berikan penilaian pada masing-masing kolom variabel di bawah ini berdasarkan tingkat
kepentingan antara kriteria horizontal terhadap kriteria vertikal.
Dengan skala:
1 = sangat tidak berhubungan
2 = tidak berhubungan
3 = cukup berhubungan
4 = berhubungan
5 = sangat berhubungan
Dimana:
A1 = Menciptakan inovasi produk sesuai dengan mode dan trend masa kini.
A2 = Meningkatkan produksi dan menjaga kualitas produk.
A3 = Memperluas pemasaran melalui media sosial dan market place online
A4 = Melakukan transaksi e-commerce melalui marketplace online.
A5 = Mengikutsertakan pegawai pada kelas marketing dan manajemen online.
A6 = Membuat produk jogger atau denim dengan menggunakan branding perusahaan.
A7 = Membangun hubungan baik dengan konsumen untuk mencegah konsumen pindah
ke kompetitor lain.
A8 = Menambahkan proses R&D untuk menghasilkan dan menguji keefektifan produk
baru.
Lampiran 21. Hasil Survey Pengguna Celana Chino
Lampiran 22. Perhitungan AHP dengan Microsoft Excel
Hasil kuesioner perbandingan berpasangan pada lampiran 6, 7, dan 8 akan dirangkum pada
Microsoft Excel untuk dilakukan perhitungan lebih lanjut seperti gambar di bawah ini.
Penilaian dari ketiga responden menghasilkan angka yang berbeda-beda. Dari ketiga
penilaian tersebut, akan dihitung rataan geometri dengan rumus pada Microsoft Excel,
sebagai contoh penilaian antara variabel biaya terhadap pemasaran:
= B3^(1/3)*H3^(1/3)*N3^(1/3)
Lampiran 22. Perhitungan AHP dengan Microsoft Excel (lanjutan)
Dimana :
B3 = penilaian perbandingan berpasangan responden 1
H3 = penilaian perbandingan berpasangan responden 2
N3 = penilaian perbandingan berpasangan responden 3
Langkah yang sama dilakukan pada setiap kolom, sehingga akan dihasilkan matriks
geometri seperti gambar di bawah ini:
=SUM(B9:B12)
=SUM(H9:K9)
Dan dilakukan pada setiap baris sehingga didapatkan jumlah dari elemen setiap baris
sehingga didapatkan hasil pada gambar berikut:
Kemudian menghitung bobot prioritas dengan cara membagi hasil dari penjumlahan setiap
elemen baris dengan hasil dari penjumlahan kolom jumlah yang dimana hasilnya adalah 4,
contoh pembagian pada elemen biaya dengan rumus:
=L9/L13
=1,678/4
Dilakukan pada setiap variable sehingga mendapatkan hasil di bawah ini:
Langkah berikutnya adalah menghitung eigen value dengan cara mengalikan matriks
geometric dengan hasil bobot. Misalnya pada variable biaya, dengan rumus sebagai berikut:
=(B2*G2)+(C2*G3)+(D2*G4)+(E2*G5)
Dilakukan pada keempat variable sehingga hasilnya dapat dilihat pada kolom A sebagai
berikut:
Lampiran 22. Perhitungan AHP dengan Microsoft Excel (lanjutan)
Kemudian hasil dari nilai A dibagi dengan bobot sehingga menghasilkan nilai eigen value,
misalnya pada kolom pemasaran dengan menggunakan rumus:
=I3/G3
Selanjutnya, menghitung nilai λmaksimal dengan cara membagi nilai eigen value dengan
jumlah kriteria, dengan menggunakan rumus:
=B44/4
Sehingga menghasilkan nilai berikut:
Langkah berikutnya menghitung CR dengan cara membagi nilai CI dengan nilai RI (pada
tabel RI), dengan menggunakan rumus:
=CI/RI
Lampiran 22. Perhitungan AHP dengan Microsoft Excel (lanjutan)
Lampiran 23. Hasil Perhitungan TOPSIS dengan Microsoft Excel
Hasil kuesioner perbandingan berpasangan pada lampiran 6, 7, dan 8 akan dirangkum pada
Microsoft Excel untuk dilakukan perhitungan lebih lanjut seperti gambar di bawah ini
Lampiran 23. Hasil Perhitungan TOPSIS dengan Microsoft Excel (lanjutan)
Penilaian dari ketiga responden menghasilkan angka yang berbeda-beda. Dari ketiga
penilaian tersebut, akan dihitung rataan geometri dengan rumus pada Microsoft Excel,
sebagai contoh penilaian antara variabel biaya terhadap alternatif 1:
= B2^(1/3)*H2^(1/3)*N2^(1/3)
Dimana :
B2 = penilaian responden 1
H2 = penilaian responden 2
N2 = penilaian responden 3
Langkah yang sama dilakukan pada setiap kolom, sehingga akan dihasilkan matriks
keputusan D seperti gambar di bawah ini:
Setelah itu barulah menghitung matriks ternormalisasi R dengan cara membagi setiap
elemen pada matriks keputusan D dengan nilai pembagi dari setiap kolom kriteria, sehingga
menghasilkan matriks ternormalisasi R berikut:
Lampiran 23. Hasil Perhitungan TOPSIS dengan Microsoft Excel (lanjutan)
Melalui matriks ternormalisasi terbobot V, selanjutnya mencari nilai solusi ideal positif
dengan cara mencari nilai terbesar dan solusi ideal negative dengan mencari nilai terkecil
dari setiap variabel kriteria yang dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Langkah selanjutnya adalah menentujan jarak solusi ideal positif dan solusi ideal negatif,
misalnya pada alternatif 1 dengan menggunakan rumus berikut:
=SQRT(((B$40-B30)^2)+((C$40-C30)^2)+((D$40-D30)^2)+((E$40-E30)^2))
Dilakukan pada setiap alternatif sehingga didapatkan nilai berikut:
Lampiran 23. Hasil Perhitungan TOPSIS dengan Microsoft Excel (lanjutan)
Kemudian menentukan nilai prevensi dengan menggunakan rumus berikut sebagai contoh
untuk alternatif 1:
=E45/(E45+B45)
Dilakukan pada setiap alternatif sehingga didapatkan nilai prevensi seperti berikut:
Sehingga, berdasarkan nilai prevensi dapat diurutkan alternatif terbaik yang memiliki nilai
prevensi terbesar seperti berikut ini:
Lampiran 24. Hasil Cek Turnitin