“PAUTAN SEKS”
OLEH :
FAKULTAS KESEHATAN
PRODI S1 KEBIDANAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKIT TINGGI
TA 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Pautan Seks tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibuk
Bdn.Febrini Rifdi, S.ST, M.Biomed pada mata kuliah Genetika dan Bioreproduksi. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pautan Seks bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibuk Bdn.Febriniwati S.ST,M.Biomed yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
2.1 Isi................................................................................................................................... 5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini sudah jelas diketahui bahwa semua faktor (berapa pun jumlahnya) yang
terdapat pada satu kromosom yang sama akan cenderung terpaut satu sama lain selama
pembelahan reduksi pada meiosis dan faktor-faktor itu dikatakan membentuk satu pautan.
Dengan demikian pautan (linkage) sesungguhnya merupakan keadaan yang normal,
faktor-faktor yang terdapat pada satu kromosom memang terangkai satu sama lain
(melalui ikatan kimia).
Dalam hubungan ini pula jelas terlihat bahwa jumah pautan pada makhluk hidup diploid
adalah sebanyak jumlah pasangan kromosom. Temuan tentang adanya pautan inipun pada
dasarnya mempertegas lagi konsepsi kita bahwa faktor-faktor (gen) adalah bagian dari
kromosom, dan dalam rumusan lain temuan ini memperkokoh teori pewarisan kromosom.
Fenomena pautan yang disadari oleh kenyataan bahwa faktor (gen) adalah bagian dari
kromosom, akan merupakan perangkat alat evaluasi kita terhadap hukum
pemisahanMendel dan hukum pilihan bebas Mendel yang mula-mula.
3
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah yang ini adalah sebagai berikut:
3. Bagaimana pautan seks yang terjadi pada mamalia, unggas dan tumbuhan?
3. Mengetahui pautan seks yang terjadi pada mamalia, unggas dan tumbuhan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Gen yang terletak pada kromosom seks manapun disebut gen terpaut seks atau
"sex- linked gene". Gen-gen yang tertaut seks mengikuti pola sebagai berikut, ayah
mewariskan alel alel tertaut seksnya kepada semua anak perempuannya dan tidak
satupun pada anak laki laki. Sedangkan ibu mewariskan alel alel tertaut seks kepada
anak laki laki maupun perempuan.
Peristiwa ini pertama kali ditemukan oleh T.H. Morgan yang menemukan lalat
Drosophila jantan bermata putih, sedangkan pada umumnya berwarna merah. Lalat
yang bermata putih tersebut menyimpang dari normal dan dinamakan mutan.
Kemudian Morgan mengawinkan lalat jantan bermata putih itu dengan lalat betina
normal atau betina bermata merah.
Gamet : XW Xw , Y
F1 : XWXw , XWY
F1><F1
Gamet : XW, Xw XW , Y
5
👩🦰👨🦰 XW Y
XWXW XWY
XW (betina mata merah) (jantan mata merah)
XWXw XwY
w
X (betina mata merah) (jantan mata putih)
Gamet : Xw XW, Y
F1>< F1
P2 : XW , Xw >< XwY
Gamet : XW , Xw Xw , Y
👩🦰👨🦰 Xw Y
XWXw XWY
W
X (Betina mata merah) (Jantan mata merah)
XwXw XwY
Xw (Betina mata putih) (Jantan mata putih)
6
W = gen dominan yang menentukan mata merah sedangkan
1) Butawarna ("Colorblind")
Apabila seorang perempuan menikah dengan laki laki penderita buta warna,
maka semua anak mereka akan normal. Sebaliknya, jika seorang perempuan buta
warna menikah dengan laki laki normal, maka semua anak perempuan akan normal
sedangkan semua anak laki laki akan buta warna. Berikut adalah diagram perkawinan
yang menunjukkan cara perwarisan sifat.
Gamet : XC Xc , Y
F1 : XCXc ,
XCY
Gamet : Xc XC , Y
F1 : XCXc XcY
7
diwariskan kepada anak laki laki, sedangkan sifat yang dimiliki ayahnya diwariskan
kepada anak perempuan.
Cara pewarisan yang demikian itu merupakan ciri khas dari sifat sifat yang
ditentukan oleh gen gen terpaut kromosom-X dan dinamakan "Cara Mewaris
Bersilang" atau "Criss-cross Inheritance". Metode pewarisan silang menyilang ini
adalah karakteristik pada gen gen berpautan seks, dikarenakan kromosom-Y tidak
membawa alel alel yang homolog dengan alel alel dalam kromosom-X.
a) Bila anak perempuan normal carrier tersebut menikah dengan laki laki
normal, maka semua anak perempuannya normal dan 50% dari anak laki lakinya
kemungkinan menderita butawarna.
b) Bila anak perempuan normal carrier tersebut menikah dengan laki laki
butawarna, maka 50% dari anak anak perempuannya kemungkinan butawarna juga,
demikian pula pada anak laki lakinya.
2) Anodontia
Anodontia adalah kelainan pada manusia yang ditandai dengan orang tersebut
tidak memiliki gigi seumur hidup, yang disebabkan karena diadalam tulang rahang
tidak terdapat benih gigi. Anodontia diwariskan seperti pada buta warna.
3) Hemofilia
Gamet : XH Xh , Y
F1 : XHXh XHY
Kemudian jika anak perempuan normal carrier tersebut menikah, maka aka nada 2
kemungkinan, yaitu:
a. Apabila perempuan normal carrier tersebut menikah dengan laki laki normal,
maka semua anak perempuan akan normal, tetapi 50% dari jumlah anak laki
laki adalah normal sedangkan 50% lainnya diduga hemofilia.
b. Apabila perempuan normal carrier tersebut menikah dengan laki laki
hemofilia, maka semua anak perempuannya normal tetapi carrier. Embrio
dengan genotip XX letal (mati), dan 50% dari anak laki lakinya normal
sedangkan 50% lainya diduga hemofilia.
Salah satu contoh dari pewarisan sifat yang disebabkan oleh gen dominan pada
kromosom-X adalah gigi coklat. Gigi coklat ("Brown Teeth") mudah rusak karena
kekurangan email.
Bila seorang laki laki bergigi coklat menikah dengan perempuan bergigi normal,
maka semua anak perempuannya akan menerima sifat keturunan dari ayahnya, sehingga
giginya. coklat. Sedangkan anak laki lakinya menerima sifat keturunan dari ibunya
yaitu bergigi normal.
Gamet : Xb XB , Y
F1 : XBXb XbY
9
b. Disebabkan oleh gen dalam kromosom-Y
Oleh karena manusia penentuan jenis kelaminnya mengikuti tipe XY, maka sifat
keturunan yang ditentukan oleh gen Y hanya akan diwariskan kepada keturunan laki laki saja.
Salah satu pewarisan sifat yang disebabkan oleh gen dalam
Pada Mammalia juga dikenal sifat sifat keturunan yang ditentukan oleh gen terangkai-
X. Penentuan jenis kelami pada Mammalia juga mengikuti tipe XX untuk hewan betina dan
XY untuk hewan jantan.
Gamet : XB Xb , Y
F1 : XBXb XBY
F1 ><F1
P2 : XBXb XBY
Gamet : XBXb XB , Y
10
F2 : XBXB ,
XBXb ,
XBY , XbY
Dengan demikian dapat dipastikan bahwa kucing belang tiga (Calico) pada umumnya
adalah betina. Namun, pernah dijumpai kucing Calico jantan. Hal ini terjadi karena terjadi
peristiwa "nondisjunction" atau gagal memisah selama pertukaran gamet.
Kucing ini memiliki kromosom kelamin XXY, sehingga merupakan kelainan, maka steril.
Pada unggas, penentuan jenis kelamin mengikuti tipe ZZ untuk unggas jantan dan ZO
untuk unggas betina. Pada ayam dikenal beberapa sifat keturunan yang ditentukan oleh gen
terangkai kromosom kelamin, misalnya
Apabila ayam jantan berbulu polos dikawinkan dengan ayam betina berbulu bergaris,
maka semua anak ayam jantan akan berbulu bergaris, sedangkan anak ayam betina berbulu
polos. Jadi pada persilangan ayam ini juga terjadi "Criss-cross Inheritance". Prinsip "Criss-
cross Inheritance" ini sangat penting dalam melakukan seksing pada anak ayam umur sehari
("Day Old Chicken atau DOC).
P1 : bb >< BO
Gamet : b B,O
F1 : Bb bO
5. Tumbuhan
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Pada perkawinan terhadap lalat Drosophila, gen penyebab warna putih itu
adalah gen resesif dan terdapat pada kromosom-X, yaitu W gen dominan yang
menentukan mata merah sedangkan w gen resesif yang menentukan mata
putih.
2. Terpaut seks pada manusi terjadi pada penyakit buta warna, anondotia,
hemofilia dan beberapa kelainan lainnya.
3. Pada Mammalia juga dikenal sifat sifat keturunan yang ditentukan oleh gen
terangkai-X. Penentuan jenis kelami pada Mammalia juga mengikuti tipe XX
untuk hewan betina dan XY untuk hewan jantan.
4. Pada unggas, penentuan jenis kelamin mengikuti tipe ZZ untuk unggas jantan
dan ZO untuk unggas betina. Pada ayam dikenal beberapa sifat keturunan
yang ditentukan oleh gen terangkai kromosom kelamin, misalnya Z gen yang
menentukan bulu ayam bergaris dan Z gen yang menentukan bulu ayam polos
3.2 SARAN
Dari pembahasan di atas kita bisa memahami dan mengerti bahwa kejadian
pautan seks terjadi pada berbagai macam mahluk hidup contohnya adalah pada
manusia, unggas, mamalia serta lalat buah. Saran dari penulis adalah perlunya
ditambahkan contoh-contoh lain dari peristiwa paputan seks ini agar dapat menambah
wawasan ilmu dan fenomena penyakit yang berhubungan dengan pautan seks.
12
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A & Jane B Reece 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1.
Jakarta: Erlangga. Stansfield, William D. 1991. Genetika Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga. Suryo. 1996. Genetika. Yogyakarta: Devartemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
13