Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“PAUTAN SEKS”

Dosen Pengampu: Bdn.Febriniwati Rifdi, S.ST,M.Biomed

OLEH :

Dhea Sartika (2315201010)

FAKULTAS KESEHATAN
PRODI S1 KEBIDANAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKIT TINGGI
TA 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Pautan Seks tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibuk
Bdn.Febrini Rifdi, S.ST, M.Biomed pada mata kuliah Genetika dan Bioreproduksi. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pautan Seks bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibuk Bdn.Febriniwati S.ST,M.Biomed yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Bukittinggi, 10 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 3


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 5

2.1 Isi................................................................................................................................... 5

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 12


3.2 Saran ............................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini sudah jelas diketahui bahwa semua faktor (berapa pun jumlahnya) yang
terdapat pada satu kromosom yang sama akan cenderung terpaut satu sama lain selama
pembelahan reduksi pada meiosis dan faktor-faktor itu dikatakan membentuk satu pautan.
Dengan demikian pautan (linkage) sesungguhnya merupakan keadaan yang normal,
faktor-faktor yang terdapat pada satu kromosom memang terangkai satu sama lain
(melalui ikatan kimia).

Dalam hubungan ini pula jelas terlihat bahwa jumah pautan pada makhluk hidup diploid
adalah sebanyak jumlah pasangan kromosom. Temuan tentang adanya pautan inipun pada
dasarnya mempertegas lagi konsepsi kita bahwa faktor-faktor (gen) adalah bagian dari
kromosom, dan dalam rumusan lain temuan ini memperkokoh teori pewarisan kromosom.
Fenomena pautan yang disadari oleh kenyataan bahwa faktor (gen) adalah bagian dari
kromosom, akan merupakan perangkat alat evaluasi kita terhadap hukum
pemisahanMendel dan hukum pilihan bebas Mendel yang mula-mula.

Tanda-tanda adanya pautan sebenarnya sudah terlihat pada laporan persilangan


dihibridisasi tanaman ercis (Pisum sativum) yang dikemukakan oleh W. Bateson dan R.C
Punnet pada tahun 1906 (Gardner dkk. 1991). Akan tetapi hasil percobaan persilangan itu
gagal diintrepetasikan oleh mereka bahwa ada pautan. T. H Morgan dan Sutton adalah
yang pertama kali mengintrepetasikan hasil percobaan persilangan itu dengan benar
tentang adanya pautan.

3
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah yang ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pautan seks yang terjadi pada lalat buah?

2. Bagaimana pautan seks yang terjadi pada manusia?

3. Bagaimana pautan seks yang terjadi pada mamalia, unggas dan tumbuhan?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini akademik adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pautan seks yang terjadi pada lalat buah

2. Mengetahui pautan seks yang terjadi pada manusia

3. Mengetahui pautan seks yang terjadi pada mamalia, unggas dan tumbuhan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pautan Seks (Kelamin)

Gen yang terletak pada kromosom seks manapun disebut gen terpaut seks atau
"sex- linked gene". Gen-gen yang tertaut seks mengikuti pola sebagai berikut, ayah
mewariskan alel alel tertaut seksnya kepada semua anak perempuannya dan tidak
satupun pada anak laki laki. Sedangkan ibu mewariskan alel alel tertaut seks kepada
anak laki laki maupun perempuan.

1. Terpaut seks pada lalat buah Drosophila

Peristiwa ini pertama kali ditemukan oleh T.H. Morgan yang menemukan lalat
Drosophila jantan bermata putih, sedangkan pada umumnya berwarna merah. Lalat
yang bermata putih tersebut menyimpang dari normal dan dinamakan mutan.
Kemudian Morgan mengawinkan lalat jantan bermata putih itu dengan lalat betina
normal atau betina bermata merah.

P1 : XWXW >< XwY

(betina bermata merah) (jantan bermata putih)

Gamet : XW Xw , Y

F1 : XWXw , XWY

F1><F1

P2 : XWXw >< XWY

(betina bermata merah) (betina bermata putih)

Gamet : XW, Xw XW , Y

5
👩‍🦰👨‍🦰 XW Y

XWXW XWY
XW (betina mata merah) (jantan mata merah)

XWXw XwY
w
X (betina mata merah) (jantan mata putih)

Sedangkan apabila lalat betina bermata putih(XwXw) disilangkan dengan


jantan bermata merah(XWY), semua keturunan Finya yang jantan akan mempunyai
mata putih seperti induk betina dan semua keturunan betinanya akan memiliki mata
merah seperti induk jantannya. Berikut adalah diagram persilangannya.

P1 : XwXw >< XWY

(betina bermata merah) (jantan bermata putih)

Gamet : Xw XW, Y

F1>< F1

P2 : XW , Xw >< XwY

(betina bermata merah) (jantan bermata putih)

Gamet : XW , Xw Xw , Y

👩‍🦰👨‍🦰 Xw Y

XWXw XWY
W
X (Betina mata merah) (Jantan mata merah)

XwXw XwY
Xw (Betina mata putih) (Jantan mata putih)

Dan setelah melakukan beberapa percobaan perkawinan terhadap lalat


Drosophila, Morgan menyimpulkan bahwa gen penyebab warna putih itu adalah gen
resesif dan terdapat pada kromosom-X.

6
W = gen dominan yang menentukan mata merah sedangkan

w = gen resesif yang menentukan mata putih.

2. Terpaut seks pada manusia

1) Butawarna ("Colorblind")

Penderita buta warna tidak memiliki kemampuan untuk membedakan warna


hijau dan merah.

XC = gen yang menentukan penglihatan normal

Xc = gen yang menentukan buta warna

Apabila seorang perempuan menikah dengan laki laki penderita buta warna,
maka semua anak mereka akan normal. Sebaliknya, jika seorang perempuan buta
warna menikah dengan laki laki normal, maka semua anak perempuan akan normal
sedangkan semua anak laki laki akan buta warna. Berikut adalah diagram perkawinan
yang menunjukkan cara perwarisan sifat.

Perkawinan antara seorang perempuan normal dengan laki laki butawarna


yaitu sebagai berikut.

P : XCXC >< XcY

(Perempuan normal) (Laki laki buta warna)

Gamet : XC Xc , Y

F1 : XCXc ,
XCY

(Perempuan normal carrier) (Laki laki normal)

Perkawinan antara seorang perempuan butawarna dengan laki laki normal

P : XcXc >< XCY

(Perempuan butawarna) (Laki laki normal)

Gamet : Xc XC , Y

F1 : XCXc XcY

(Perempuan normal carrier) (Laki laki butawarna)

Berdasarkan persilangan diatas dapat diketahui bahwa sifat keturunan


butawarna diwariskan secara bersilang. Artrinya, sifat yang dimiliki oleh ibunya

7
diwariskan kepada anak laki laki, sedangkan sifat yang dimiliki ayahnya diwariskan
kepada anak perempuan.

Cara pewarisan yang demikian itu merupakan ciri khas dari sifat sifat yang
ditentukan oleh gen gen terpaut kromosom-X dan dinamakan "Cara Mewaris
Bersilang" atau "Criss-cross Inheritance". Metode pewarisan silang menyilang ini
adalah karakteristik pada gen gen berpautan seks, dikarenakan kromosom-Y tidak
membawa alel alel yang homolog dengan alel alel dalam kromosom-X.

Apabila anak perempuan normal carrier menikah, maka terdapat 2


kemungkinan yaitu:

a) Bila anak perempuan normal carrier tersebut menikah dengan laki laki
normal, maka semua anak perempuannya normal dan 50% dari anak laki lakinya
kemungkinan menderita butawarna.

b) Bila anak perempuan normal carrier tersebut menikah dengan laki laki
butawarna, maka 50% dari anak anak perempuannya kemungkinan butawarna juga,
demikian pula pada anak laki lakinya.

2) Anodontia

Anodontia adalah kelainan pada manusia yang ditandai dengan orang tersebut
tidak memiliki gigi seumur hidup, yang disebabkan karena diadalam tulang rahang
tidak terdapat benih gigi. Anodontia diwariskan seperti pada buta warna.

A = gen untuk gigi normal

a = gen untuk anodontia

3) Hemofilia

Hemofilia merupakan kelainan yang ditandai dengan darah seseorang yang


tidak dapat/sulit sekali membeku bila terjadi luka, Hal ini disebabkan oleh tidak
adanya satu atau lebih jenis protein yang dibutuhkan untuk penggumpalan darah.
Setelah dilakukan penelitian, diketahui bahwa kelainan hemofilia ditentukan oleh
sebuah gen resesif dalam kromosom-X.

XH = gen dominan untuk darah normal

Xh = gen resesif untuk hemofilia

Perkawinan antara seorang perempuan normal homozigotik (X"X") dengan seorang


laki laki hemofilia (XY) akan menghasilkan anak perempuan maupun laki laki normal.
8
Namun, walaupun anak perempuan itu normal tetapi ia carrier atau membawa gen sifat
hemofilia. Berikut adalah diagram perkawinannya.

P : XHXH >< XhY

(Perempuan normal) (Laki laki butawarna)

Gamet : XH Xh , Y

F1 : XHXh XHY

(Perempuan normal carrier) (Laki laki normal)

Kemudian jika anak perempuan normal carrier tersebut menikah, maka aka nada 2
kemungkinan, yaitu:

a. Apabila perempuan normal carrier tersebut menikah dengan laki laki normal,
maka semua anak perempuan akan normal, tetapi 50% dari jumlah anak laki
laki adalah normal sedangkan 50% lainnya diduga hemofilia.
b. Apabila perempuan normal carrier tersebut menikah dengan laki laki
hemofilia, maka semua anak perempuannya normal tetapi carrier. Embrio
dengan genotip XX letal (mati), dan 50% dari anak laki lakinya normal
sedangkan 50% lainya diduga hemofilia.

a. Disebabkan oleh gen dominan dalam kromosom-X

Salah satu contoh dari pewarisan sifat yang disebabkan oleh gen dominan pada
kromosom-X adalah gigi coklat. Gigi coklat ("Brown Teeth") mudah rusak karena
kekurangan email.

B = gen untuk gigi coklat, b = gen untk gigi normal

Bila seorang laki laki bergigi coklat menikah dengan perempuan bergigi normal,
maka semua anak perempuannya akan menerima sifat keturunan dari ayahnya, sehingga
giginya. coklat. Sedangkan anak laki lakinya menerima sifat keturunan dari ibunya
yaitu bergigi normal.

P : XbXb >< XBY

(Perempuan bergigi normal) (Laki laki bergigi coklat)

Gamet : Xb XB , Y

F1 : XBXb XbY

(Perempuan bergigi coklat) (Laki laki bergigi normal)

9
b. Disebabkan oleh gen dalam kromosom-Y

Oleh karena manusia penentuan jenis kelaminnya mengikuti tipe XY, maka sifat
keturunan yang ditentukan oleh gen Y hanya akan diwariskan kepada keturunan laki laki saja.
Salah satu pewarisan sifat yang disebabkan oleh gen dalam

kromosom-Y adalah Hypertrichosis. Hypertrichosis adalah tumbuhnya rambut


dibeberapa tempat pada daun telinga seseorang.

H = gen untuk normal

H = gen untuk hypertrichosis

3. Terpaut seks pada Mamalia

Pada Mammalia juga dikenal sifat sifat keturunan yang ditentukan oleh gen terangkai-
X. Penentuan jenis kelami pada Mammalia juga mengikuti tipe XX untuk hewan betina dan
XY untuk hewan jantan.

Salah satu contohnya adalah menurunnya warna pada kucing, dimana

XB = gen yang menentukan warna hitam

Xb = gen yang menentukan warna kuning/coklat muda

XBXb = genotip dari kucing belang tiga(hitam-kuning-putih) yang disebutjuga Calico


Misalnya kucing jantan kuning(XbY) kawin dengan kucing betina hitam(XBXB), maka
keturunan F1nya yaitu kucing betina belang tiga dan kucing jantan hitam. Keturunan F2,
kemungkinannya akan terdiri dari 50% kucing betina hitam dan 50% belang tiga, sedang
kucing jantannya 50% hitam dan 50% kuning. Berikut adalah diagram perkawinannya

P : XBXB >< XbY

(Betina hitam) (Jantan kuning)

Gamet : XB Xb , Y

F1 : XBXb XBY

(Betina belang tiga) (jantan hitam)

F1 ><F1

P2 : XBXb XBY

(Betina belang tiga) (jantan hitam)

Gamet : XBXb XB , Y

10
F2 : XBXB ,
XBXb ,
XBY , XbY

(Betina hitam) (Betina belang tiga) (jantan hitam) (Jantan kuning)

Dengan demikian dapat dipastikan bahwa kucing belang tiga (Calico) pada umumnya
adalah betina. Namun, pernah dijumpai kucing Calico jantan. Hal ini terjadi karena terjadi
peristiwa "nondisjunction" atau gagal memisah selama pertukaran gamet.

Kucing ini memiliki kromosom kelamin XXY, sehingga merupakan kelainan, maka steril.

4. Terpaut seks pada ungags

Pada unggas, penentuan jenis kelamin mengikuti tipe ZZ untuk unggas jantan dan ZO
untuk unggas betina. Pada ayam dikenal beberapa sifat keturunan yang ditentukan oleh gen
terangkai kromosom kelamin, misalnya

ZB = gen yang menentukan bulu ayam bergaris

Zb gen yang menentukan bulu ayam polos

Apabila ayam jantan berbulu polos dikawinkan dengan ayam betina berbulu bergaris,
maka semua anak ayam jantan akan berbulu bergaris, sedangkan anak ayam betina berbulu
polos. Jadi pada persilangan ayam ini juga terjadi "Criss-cross Inheritance". Prinsip "Criss-
cross Inheritance" ini sangat penting dalam melakukan seksing pada anak ayam umur sehari
("Day Old Chicken atau DOC).

P1 : bb >< BO

(Jantan polos) (Betina bulu bergaris)

Gamet : b B,O

F1 : Bb bO

(Jantan bulu bergaris) (Betina bulu polos)

5. Tumbuhan

Pada tumbuhan umumnya tidak mengenal rangkai kelamin karena kebanyakan


tumbuhan. mempunyai bunga hermafrodit, yaitu alat pembiak jantan dan berina berada pada
satu bunga sehingga tidak memiliki kromosom kelamin.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dalam makalah ini kita dapat mengetahui bahwa:

1. Pada perkawinan terhadap lalat Drosophila, gen penyebab warna putih itu
adalah gen resesif dan terdapat pada kromosom-X, yaitu W gen dominan yang
menentukan mata merah sedangkan w gen resesif yang menentukan mata
putih.

2. Terpaut seks pada manusi terjadi pada penyakit buta warna, anondotia,
hemofilia dan beberapa kelainan lainnya.

3. Pada Mammalia juga dikenal sifat sifat keturunan yang ditentukan oleh gen
terangkai-X. Penentuan jenis kelami pada Mammalia juga mengikuti tipe XX
untuk hewan betina dan XY untuk hewan jantan.

4. Pada unggas, penentuan jenis kelamin mengikuti tipe ZZ untuk unggas jantan
dan ZO untuk unggas betina. Pada ayam dikenal beberapa sifat keturunan
yang ditentukan oleh gen terangkai kromosom kelamin, misalnya Z gen yang
menentukan bulu ayam bergaris dan Z gen yang menentukan bulu ayam polos

5. Pada tumbuhan umumnya tidak mengenal rangkai kelamin karena kebanyakan


tumbuhan mempunyai bunga hermafrodit, yaitu alat pembiak jantan dan
berina berada pada satu bunga sehingga tidak memiliki kromosom kelamin.

3.2 SARAN

Dari pembahasan di atas kita bisa memahami dan mengerti bahwa kejadian
pautan seks terjadi pada berbagai macam mahluk hidup contohnya adalah pada
manusia, unggas, mamalia serta lalat buah. Saran dari penulis adalah perlunya
ditambahkan contoh-contoh lain dari peristiwa paputan seks ini agar dapat menambah
wawasan ilmu dan fenomena penyakit yang berhubungan dengan pautan seks.

12
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A & Jane B Reece 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1.
Jakarta: Erlangga. Stansfield, William D. 1991. Genetika Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga. Suryo. 1996. Genetika. Yogyakarta: Devartemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

13

Anda mungkin juga menyukai