Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS DAMPAK BEBAN SUMBU KENDARAAN BERLEBIH PADA

RUAS JALAN NARMADA TERHADAP MASA PELAYANAN JALAN

The Analysis of Vehicle Axle Overload Impact on the Narmada Road Toward
the Service Life of the Road

Artikel Ilmiah
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil

Oleh:
KHAIRUL FAQIHI
F1A 016 074

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAR TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2020

1
Analisis Dampak Beban Sumbu Kendaraan Berlebih pada Ruas Jalan Narmada
terhadap Masa Pelayanan Jalan

The Analysis of Vehicle Axle Overload Impact on the Narmada Road Toward the
Service Life of the Road

Khairul Faqihi*,I Dewa Made Alit Karyawan*,Hasyim*


*Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram
Email : khairulfaqihi20@gmail.com , dewa19.66@gmail.com,
hasyim_husien@unram.ac.id

ABSTRAK

Jalan Ahmad Yani merupakan salah satu akses untuk menuju kawasan perdagangan
tersibuk yang terdapat di NTB, sehingga jalan tersebut dominan dilewati oleh kendaraan
angkutan barang yang bermuatan normal maupun muatan berlebih yang melanggar batas
ketentuan untuk jumlah berat yang diizinkan. Hal ini menyebabkan terjadinya kerusakan
jalan lebih cepat dari masa layan jalan yang sudah direncanakan atau terjadinya kerusakan
dini. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai dampak beban sumbu kendaraan
berlebih terhadap masa pelayanan jalan.
Penelitian dilakukan dengan menganalisis data sekunder berupa LHR tahun 2018
dan 2019 serta data beban dan jumlah kendaraan yang masuk ke jembatan timbang.
Penelitian dilakukan dengan menghitung Vehicle Damage Factor masing-masing jenis
kendaraan yang bermuatan normal maupun berlebih dengan metode Bina Marga, kemudian
menganalisis penurunan umur rencana berdasarkan hasil kumulatif ESAL masing-masing
kondisi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa VDF kumlatif kendaran muatan normal sebesar
385120,070 dan VDF kumlatif muatan berlebih sebesar 586570,624 sehingga diperoleh
persantase peningkatan nilai VDF sebesar 52,30% serta terjadi penururnan umur sebesar
3,063 tahun dari umur rencana 10 tahun.

Kata kunci: Beban Berlebih Kendaraan, Vehicle Damage Factor, Bina Marga, Umur
Rencana.

iv
PENDAHULUAN kerusakan dini. Oleh karena itu, pada
Jalan Ahmad Yani merupakan artikel ini akan mengkaji “Analisis
salah satu akses untuk menuju kawasan Dampak Beban Sumbu Kendaraan
perdagangan tersibuk yang terdapat di Berlebih Pada Ruas Jalan Narmada
NTB, sehingga jalan tersebut dominan Terhadap Masa Pelayanan Jalan”.
dilewati oleh kendaraan angkutan
barang yang bermuatan normal TINJAUAN PUSTAKA
maupun berlebih yang melanggar batas Safitra (2019) melakukan
ketentuan untuk jumlah berat yang penelitian tentang pengaruh muatan
diizinkan. Secara kasat mata dapat berlebih terhadap umur rencana jalan
dilihat dampak kerusakan yang terjadi yang melintas di ruas Jalan Manado-
pada kontruksi jalan, salah satu Bitung. Hasil penelitian tersebut
penyebabnya adalah akibat beban menunjukkan bahwa persentase
kendaraan yang melintas dijalan muatan berlebih dapat menurunkan
tersebut. Kerusakannya berupa retak- umur rencana. Adapun nilai VDF
retak dan berlubang, namun sebagian kumulatif muatan normal diperoleh
sudah mengalami perbaikan berupa sebesar 1968326,13 VDF kumulatif
penambalan (patching). Beberapa muatan berlebih diperoleh sebesar
penyebab utama kerusakan jalan 3139150.77, sehingga persentase
adalah mutu pelaksanaan, drainase, peningkatan nilai VDF kumulatif
cuaca, dan beban berlebih (Pardosi, akibat muatan berlebih sebesar
2010). 59,383% dan terjadi pengurangan
Pada umumnya lapisan umur rencana sebesar 2,8 tahun dari
perkerasan direncanakan untuk umur rencana 10 tahun.
sanggup memikul beban lalu lintas Apriyadi (2018) melakukan
yang sudah ditentukan selama jangka penelitian tentang pengaruh beban
waktu tertentu (umur rencana). Tidak berlebih terhadap umur rencana pada
terkontrolnya beban kendaraan Jalan Diponegoro, Cilacap. Hasil
terutama muatan berlebih penelitian tersebut menunjukkan
mengakibatkan perkerasan jalan akan bahwa muatan berlebih dapat
rusak sebelum waktunya tercapai atau mengakibatkan peningkatan nilai VDF

1
kumulatif, berdasar metode Bina sebanyak 12,37%. Berdasarkan
Marga (1987) diperoleh peningkatan analisis Cumulative Equivalent
VDF kumulatif sebesar 86,68%, Standar Axle diketahui bahwa terjadi
berdasar metode NAASRA (2004) penurunan umur layan sebesar 4,3
sebesar 81,57%, dan berdasar metode tahun dibandingkan dengan umur
AASHTO (1993) diperoleh sebesar desain, yaitu 10 tahun.
95,83%. Penurunan umur rencana yang
terjadi akibat muatan berlebih, DASAR TEORI
berdasar metode Bina Marga (1987) Definisi Jalan
diperoleh penurunan umur rencana Jalan adalah prasarana
sebesar 4,137 tahun dari umur rencana transportasi darat meliputi segala
20 tahun, berdasar metode NAASRA bagian jalan, termasuk bangunan
(2004) diperoleh penurunan umur pelengkap maupun perlengkapannya
rencana sebesar 3,954 tahun dari umur yang diperuntukkan bagi lalu lintas,
rencana 20 tahun dan berdasar metode yang berada pada permukaan tanah, di
AASHTO (1993) diperoleh umur atas permukaan tanah, di bawah
rencana sebesar 95,83 tahun dari umur permukaan tanah dan/atau air, serta di
rencana 20 tahun. atas permukaan air, kecuali jalan kereta
Saleh (2015), melakukan api, jalan lori, dan jalan kabel. (Undang
penelitian tentang evaluasi umur layan – undang no. 38 tahun 2004).
jalan dengan memperhitungkan beban
berlebih di ruas Jalan Lintas Timur
Klasifikasi Jalan Raya
Provinsi Aceh. Hasil penelitian
Tabel 1 adalah Klasifikasi jalan
tersebut menunjukkan bahwa total
menurut kelas jalan berdasarkan
kendaraan yang melakukan
peraturan perundangan (Pasal 19 UU
pelanggaran terhadap JBI rata-rata per
No. 22 Tahun 2009).
hari sebanyak 31,50% terhadap jumlah
total kendaraan. Jenis kendaraan yang
cenderung membawa beban berlebih
adalah jenis kendaraan truk 2 sumbu,
sebanyak 16,28% dan truk 3 sumbu

2
Tabel 1 Klasifikasi Jalan berdasarakan
Kelas Jalan
Dimensi Kendaraan Muatan
Kelas Fungsi Maksimum Sumbu
Jalan Jalan Panjang Lebar Tinggi Terberat
(m) (m) (m) (Ton)
Khusus Arteri 18 2.5 4.2 >10
Gambar 1 Lapisan Perkerasan Lentur
Arteri 18 2.5 4.2 10
I
Kolektor 18 2.5 4.2 10 (Flexible Pavement)
Arteri 12 2.5 4.2 8
Sumber : Sukirman (2010)
Kolektor 12 2.5 4.2 8
II
Lokal 12 2.5 4.2 8
Lingkungan 12 2.5 4.2 8
Arteri 9 2.1 3.5 8
Beban Sumbu Kendaraan
III
Kolektor 9 2.1 3.5 8 Beban kendaraan dilimpahkan
Lokal 9 2.1 3.5 8
Lingkungan 9 2.1 3.5 8 melalui roda kendaraan yang terjadi
Sumber : Undang-undang Republik
berulang kali selama masa pelayanan
Indonesia No. 22 tentang Lalulintas dan
jalan akibat repetisi kendaraan yang
Angkutan Jalan (2009).
melintas jalan tersebut. Setiap
Perkerasan Lentur kendaraan memiliki letak titik berat
Perkerasan lentur (flexible sesuai dengan desain kendaraannya.
pavement) adalah perkerasan fleksibel Besarnya beban kendaraan yang
dengan bahan terdiri dari bahan ikat didistribusikan ke sumbu-sumbunya
dan agregat. Perkerasan ini umumnya dipengaruhi oleh letak titik berat
terdiri dari beberapa lapis. Berikut kendaraan tersebut. Dengan demikian
urutan lapisan pada perkerasan lentur setiap jenis kendaraan mempunyai
(flexible pavement). distribusi beban yang berbeda-beda.
1. Lapisan Permukaan Tabel 2 menunjukkan distribusi beban
2. Lapis pondasi atas (Base course) sumbu dari berbagai jenis kendaraan.
3. Lapis pondasi bawah (Sub base
course) Tabel 2 Distribusi Beban Sumbu dari
4. Lapis tanah dasar (Subgrade) berbagai Jenis Kendaraan
Berikut susunan lapis pada perkerasan
lentur (flexible pavement) dapat dilihat
pada Gambar 1 berikut.

3
Gambar 2 Sumbu standar 8,16 ton
Angka ekivalen masing-masing
golongan beban sumbu untuk setiap
sumbu kendaraan ditentukan dengan
rumus di bawah ini.
1. Angka ekivalen sumbu tunggal
𝐿
𝐸 = 1𝑥[8160]4

Sumber : Bina Marga No. 01/MN/BM/83


2. Angka ekivalen sumbu ganda

dalam Sukirman, 2010 𝐿


𝐸 = 0,086𝑥[8160]4

Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Masa Pelayanan Jalan


Kendaraan Masa pelayanan adalah jumlah
Angka ekivalen dari suatu beban tahun dari saat jalan tersebut mulai
sumbu kendaraan adalah angka yang dibuka untuk lalu lintas kendaraan
menunjukkan jumlah lintasan sumbu sampai diperlukan suatu perbaikan
standar yang menyebabkan kerusakan yang berat atau dianggap perlu diberi
yang sama untuk satu lintasan sumbu lapisan permukaan yang baru. Selama
atau kendaraan yang dimaksud. umur rencana tersebut pemeliharaan
Sumbu tunggal 8,16 ton yang perkerasan jalan tetap harus dilakukan,
digunakan sebagai sumbu standar di seperti pelapisan non structural yang
Indonesia seperti gambar dibawah ini. berfungsi sebagai lapisan aus.
Untuk menghitung beban sumbu
standar kumulatif atau Cumulative
Equivalent Standart Axle Load

4
(CESAL) selama umur rencana Dengan :
menggunakan rumus berikut. RL = Remaining Life
𝑊18 = ∑ 𝐿𝐻𝑅𝑗𝑥𝑉𝐷𝐹𝑗 𝑥𝐷𝐷𝑥𝐷𝐿𝑥365 Np = Kumulatif ESAL per tahun.
Dengan : 𝑁1,5 = Kumulatif ESAL tahun
𝑊18 = Beban lalulintas selama umur
rencana (ESAL) terakhir umur rencana.
LHRj = Lintasan harian rata-rata
untuk jenis kendaraan Muatan Berlebih (overload)
tertentu (satuan kendaraan Muatan berlebih merupakan
per hari).
VDFj = Faktor Ekivalen Beban suatu kondisi beban gandar kendaraan
(Vehicle Damage Factor) tiap yang melampaui batas maksimum yang
jenis kendaraan diizinkan atau jumlah lintasan rencana
DL = Faktor Distribusi Lajur.
tercapai oleh lalulintas yang
DD = Faktor Distribusi Arah.
operasional sebelum usia rencana
Sisa Umur Rencana (Remaining tercapai, atau sering disebut dengan
Life) kerusakan dini. Adanya beban berlebih
Remaining life adalah pada kendaraan yang mengankut
penyusutan dari umur rencana karena muatan melebihi ketentuan batas beban
faktor beban kendaraan yang melintas. yang sudah ditetapkan akan
Seharusnya masa layan jalan akan mengakibatkan meningkatnya daya
habis sesuai dengan umur rencana yang rusak atau Vehivle Damage Faktor
sudah direncanakan, namun tidak bisa (VDF) kendaraan sehingga akan
dipungkiri bahwa kendaraan yang memperpendek masa pelayanan jalan.
melintas terkadang membawa beban Kerusakan yang terjadi lebih cepat
yang melebihi ambang batas. Untuk karena jumlah beban yang cukup tinggi
itulah diperlukan perhitungan agar akibat adanya beban berlebih, sebab
diketahui seberapa jauh atau seberapa pada perencanaan perkerasan jalan
cepat masa layan jalan tersebut habis, mengacu pada kondisi kendaraan
yang kemudian disebut sisa umur dengan muatan standart atau normal.
rencana (remaining life). Perhitungan
nilai RL adalah sebagai berikut. METODE PENELITIAN
𝑁𝑝
R𝐿 = 100 [1 − (𝑁 )] Lokasi Penelitian
1,5

5
Studi kasus dilakukan pada Jalan kondisi fisik perkerasan yang
Ahmad Yani, Kecamatan Narmada. ditinjau.
Lokasi atau wilayah pengamatan 2. Data Sekunder
tentang kondisi fisik jalan diambil Data sekunder adalah data atau
sepanjang 4,3 km dari UPPKB Bertais informasi yang sudah tersedia
yaitu sampai perempatan Desa yang dapat berupa publikasi
Peresak. maupun brosur melalui badan atau
instansi-instansi yang berkaitan
dengan penelitian. Data diperoleh
dengan mendatangi langsung
badan/instansi tersebut, dalam hal
ini yaitu Kantor UPPKB Bertais
dan Kantor BPJN IX Mataram.
Langkah selanjutnya yaitu
meminta data yang diperlukan
Gambar 3 Lokasi penelitian
dengan mengajukan surat
Sumber : Google Earth (2020)
permohonan data. Data-data
tersebut biasanya berisi tentang
Jenis Data
hal-hal yang sulit didapatkan di
Jenis-jenis data yang diperlukan
lapangan, misal jumlah kendaraan
sebagai berikut.
dengan beban berlebih yang
1. Data Primer
masuk ke UPPKB Bertais serta
Data primer adalah data yang
data-data teknis Jalan Ahmad Yani
diperoleh dari hasil survey di
yang terdapat di Kantor BPJN IX
lapangan. Data primer dalam
Mataram.
penelitian ini yaitu pengumpulan
foto yang di ambil langsung di
Tahap Penelitian
lapangan yang terdiri dari foto
Berikut langkah-langkah perhitungan
kondisi Jalan Ahmad Yani. Survey
pada penelitian ini.
ini bertujuan untuk mengetahui
1. Data LHR tahun 2018 dan 2019
serta tingkat pertumbuhan lalu

6
lintas dari Kantor Balai 9. Dari hasil perhitungan akan
Pelaksanaan Jalan Nasional diambil sebuah kesimpulan.
(BPJN) IX Mataram.
2. Data jumlah serta muatan
kendaraan angkutan barang tahun ANALISIS DAN PEMBAHASAN
2019 dari Kantor Unit Pelaksanaan Data Lalu Lintas Harian Rata-rata
Penimbangan Kendaraan (LHR)
Bermotor (UPPKB) Bertais. Data Lalu Lintas Harian Rata-
3. Menghitung jumlah kendaraan rata (LHR) yang didapatkan data LHR
dengan muatan berlebih masing- tahun 2018 dan 2019 serta angka
masing golongan kendaraan. pertumbuhan lalulintas sebesar 3.5%
4. Menghitung nilai persentase Jalan Ahmad Yani, Kecamatan
muatan berlebih masing-masing Narmada yang diperoleh dari Kantor
golongan dengan menggunakan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
persamaan berikut. (BPJN) IX Mataram. . LHR tahun 2018
Persentase muatan berlebih digunakan oleh BPJN IX Mataram
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛−𝐽𝐵𝐼
= 𝑥 100% untuk memperoleh LHR tahun 2019
𝐽𝐵𝐼

5. Menghitung pembagian beban menggunakan angka pertumbuhan

sumbu masing-masing golongan sebesar 3.5%.

kendaraan.
6. Menghitung angka ekivalen atau Tabel 3 Data Lintas Harian Rata-rata
Jenis LHR Tahun LHR Tahun
Gol
Vehicle Damage Factor (VDF) Kendaraan 2018 (kend/hari) 2019 (kend/hari)

Pick up 4 136 141


tiap golongan kendaraan
Truk sedang 2
6a 357 370
sumbu
7. Menghitung peningkatan VDF Truk berat 2
6b 277 289
sumbu
kendaraan tiap golongan Truk 3 sumbu 7a 38 39

menggunakan persamaan berikut. Jumlah 808 839

Sumber : BPJN IX Mataram (2019)


Peningkatan VDF = Total ESAL
overload – Total ESAL normal
Data Muatan Kendaraan
8. Menghiung sisa umur rencana
Data kendaraan dengan muatan
akibat muatan berlebih.
berlebih tahun 2019 diperoleh dari

7
Kantor UPPKB Bertais. Kendaraan
Tabel 5 Persentase Muatan Berlebih
yang masuk merupakan kendaraan
Rata-Rata tiap Golongan
golongan 4, 6a, 6b, dan 7a. Jumlah No Golongan Kendaraan Persentase (%)

Beban Izin bersumber dari penelitian 1 4 36,830

2 6a 55,882
Nurkholis (2018). Jumlah kendaraan
3 6b 77,074
dengan muatan berlebih pada Jembatan 4 7a 54,130

Timbang Bertais dapat dilihat pada Sumber : Hasil Perhitungan

tabel 4
Tabel 5 menunjukkan bahwa

Tabel 4 Jumlah Kendaraan dengan persentase muatan lebih rata-rata untuk


Muatan Berlebih tiap golongan berdasarkan data pada
Jml.
Gol. Konfigurasi JBI Jml Kend.
Kend. UPPKB Bertais terbesar adalah
Muatan
kend. Sumbu (Ton) (kend/hari)
Berlebih
Perhari
golongan 6b sebesar 77,074%
(*) (*) (**) (***) (***)
kemudian golongan 6a sebesar
4 1.1 2 30 22
6a 1.1 8.3 73 56 55,882% serta golongan 7a dan 4
6b 1.2 16 33 30
masing-masing sebesar 54,130% dan
7a 1.22 25 3 2

Sumber : (*) BPJN IX Mataram (2019) 36,830%.


(**) Nurkholis (2018)
(***) UPPKB Bertais (2019)
Angka Ekivalen tiap Golongan
Persentase Muatan Berlebih Rata- Kendaraan berdasarkan Bina
rata Marga
Untuk menghitung persentase Rekapitulasi hasil perhitungan
muatan lebih rata-rata digunakan angka ekivalen kendaraan muatan
persamaan sebagai berikut : normal dan muatan berlebih dapat
Persentase muatan berlebih dilihat pada tabel 6 dan 7 berikut.
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 − 𝐽𝐵𝐼
= 𝑥100%
𝐽𝐵𝐼

Hasil perhitungan persentase rata-


rata masing-masing jenis kendaraan
dapat dilihat pada Tabel 5.

8
Tabel 6 Angka Ekivalen Kendaraan Tabel 9 VDF Kumulatif Muatan
Muatan Normal Berlebih
Konfigu- Beban Sumbu (ton)
Jenis Angka
Gol rasi Jumlah VDF
Kendaraan Depan Belakang Ekivalen Gol. VDF kumulatif
Sumbu kendaraan muatan
Kendaraan muatan berlebih
pertahun berlebih
Pick up 4 1.1 0.680 1.320 0.0007
Truk
Sedang 2 6a 1.1 2.822 5.478 0.2174 4 8030 0.0025 50.479
Sumbu
Truk Berat 6a 20440 1.28235 50120.4889
6b 1.2 5.440 10.560 3.0023
2 Sumbu
Truk 3 6b 10950 23.7331 488094.3885
7a 1.22 6.250 18.750 2.7416
Sumbu
Sumber : Hasil perhitungan 7a 730 15.452 48305.268

Total 586570.6244

Sumber : Hasil Perhitungan


Tabel 7 Angka Ekivalen Kendaraan
Muatan Berlebih
Jenis
Gol
Konfigu-
rasi
Beban Sumbu (ton) Angka Persentase Peningkatan VDF
Kendaraan Depan Belakang Ekivalen
Sumbu
Pick up 4 1.1 0.93 1.806 0.0026 Kumulatif akibat Muatan Berlebih
Truk
Sedang 2 6a 1.1 4.398 8.539 1.2835 Dari perhitungan sebelumnya
Sumbu
Truk Berat
2 Sumbu
6b 1.2 9.120 17.707 23.7331 diperoleh hasil sebagai berikut :
Truk 3
7a 1.22 9.630 28.890 15.4520
Sumbu VDF kumulatif normal = 385120,070
Sumber : Hasil Perhitungan
VDF kumulatif overload = 586570,624
Hasil rekapitulasi perhitungan Maka diperoleh peningkatan VDF
Vehicle Damage Factor (VDF) sebagai berikut :
kumulatif kendaraan muatan normal Peningkatan VDF = VDF kumulatif
dan muatan akibat beban berlebih akibat muatan berlebih - VDF
dapat dilihat pada Tabel 8 dan 9. kumulatif muatan normal
= 586570,624 - 385120,070
= 201450,554
Tabel 8 VDF Kumulatif Muatan
Normal Sehingga persentase peningkatan
Jumlah
Gol.
kendaraan
VDF VDF kumulatif VDF kumulatif akibat muatan berlebih
Kendaraan normal normal
pertahun
sebagai berikut :
4 51465 0.00070 36.0255
Persentase peningkatan VDF kumulatif
6a 135050 0.21741 29361.56287
𝑃𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑉𝐷𝐹
6b 105485 3.00229 316696.1972 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑉𝐷𝐹 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑥100%
7a 14235 2.74157 39026.28465
201450,554
Total 385120.0702 = 𝑥100%
385120,070
Sumber : Hasil Perhitungan
= 52,30 %

9
Berdasarkan perhitungan di atas, Dari Perhitungan diatas dapat
diperoleh persentase VDF kumulatif diperoleh grafik persentase penurunan
umur rencana pada muatan normal
akibat muatan berlebih aktual sebesar
sebagai berikut :
52,30 %, artinya bahwa muatan
berlebih pada kendaraan angkutan
barang dapat berpengaruh terhadap
VDF kumulatif. Hal tersebut
diakibatkan karena semakin muatan
bertambah maka berat total dari
kendaraan bertambah yang
mengakibatkan terjadi peningkatan Gambar 4 Grafik Penurunan Umur
Rencana Pada Muatan Normal
pada nilai VDF.
Persentase Umur Rencana akibat
Muatan Berlebih
Umur Rencana
Persentase Umur Rencana pada Pada perhitungan persentase

Muatan Normal penurunan umur rencana akibat muatan

Hasil perhitungan penurunan umur berlebih sama seperti muatan normal,

rencana pada muatan normal dapat hanya berbeda pada VDF kumulatif

dilihat pada Tabel 10. akibat muatan berlebih, sehingga hasil


perhitungannya sebagai berikut.

Tabel 10 Umur Rencana Muatan Tabel 11 Umur Rencana akibat Muatan


Normal Berlebih
Tahun
Tahun No Np (ESAL) N1,5(ESAL) RL (%)
No Np (ESAL) N1,5(ESAL) RL (%) ke-
ke-
1 1 234628.2496 1,807,198 87.01701463
1 1 154048.028 1,807,198 91.47586321

2 2 313487.737 1,807,198 82.65338164 2 2 477468.4879 1,807,198 73.57962477

3 3 478507.8358 1,807,198 73.52211321 3 3 728808.1346 1,807,198 59.67192627

4 4 649303.638 1,807,198 64.07125038 4 4 988944.6689 1,807,198 45.27745832

5 5 826077.2934 1,807,198 54.28960736 5 5 1258185.982 1,807,198 30.37918399


6 6 1009038.027 1,807,198 44.16560683
6 6 1536850.741 1,807,198 14.95947006
7 7 1198402.386 1,807,198 33.68726628
7 7 1825268.766 1,807,198 -0.99993385
8 8 1394394.497 1,807,198 22.84218382
8 8 2123781.423 1,807,198 -17.5179169
9 9 1597246.332 1,807,198 11.61752346
9 9 2432742.022 1,807,198 -34.614029
10 10 1807197.982 1,807,198 0
10 10 2752516.243 1,807,198 -52.308506
Sumber : Hasil Perhitungan
Sumber : Hasil Perhitungan

10
Dari Perhitungan diatas dapat rencana akibat muatan berlebih sebagai
diperoleh grafik persentase penurunan berikut
umur rencana pada muatan berlebih
Penurunan umur
sebagai berikut :
rencana = 10 – 6,937
= 3,063 tahun

Berdasarkan perhitungan sisa


umur jalan, maka ruas Jalan Ahmad
Yani mengalami penurunan umur
Gambar 5 Grafik Penurunan Umur rencana sebesar 3,063 tahun dari umur
Rencana Pada Muatan Berlebih
rencana 10 tahun.

Dari grafik diatas dapat diperoleh


nilai umur rencana pada saat persentase SIMPULAN DAN SARAN

umur rencana 0%, diketahui dari grafik Simpulan

tersebut persentase 0% terjadi diantara Berdasarkan hasil analisis dan

tahun ke-6 dan tahun ke-7. Pada tahun pembahasan yang telah dilakukan

ke-6 persentase umur rencana 14,95% maka kesimpulan yang diperoleh

dan pada tahun ke-7 persentase umur adalah sebagai berikut:

rencana sebesar -0.999%. Sehingga, 1. Angka ekivalen kendaraan muatan

perhitungannya sebagai berikut. normal pada Jalan Ahmad Yani


14,95%+0,999% 14,95% yaitu truk berat 2 sumbu sebesar
=
7−6 𝑥
3,0022 dan truk 3 sumbu sebesar
14,95%
𝑋 = 14,95%+0,999% 𝑥(7 − 6) 2,7415 serta truk sedang 2 sumbu
𝑋 = 0,937 dan pick up masing-masing
Sehingga nilai umur rencana sebesar 0,2174 dan 0,0007.
pada saat nilai persentase umur rencana Sedangkan angka ekivalen
mencapai 0% adalah sebagai berikut. kendaraaan muatan berlebih yaitu
Nilai umur rencana = 6 + 0,937 truk berat 2 sumbu sebesar
= 6,937 tahun 23,7331 dan truk 3 sumbu sebesar
Berdasarkan perhitungan di atas 15,452 serta truk sedang 2 sumbu
diperoleh terjadinya penururnan umur

11
dan pick up masing-masing 3. Untuk penelitian selanjutnya
sebesar 1,2835 dan 0,0025. sebaiknya melakukan survey
2. Kendaraan dengan muatan langsung terhadap jumlah
berlebih pada Jalan Ahmad Yani kendaraan yang overloading dan
mengakibatkan terjadinya overdimension (ODOL) sehingga
peningkatan nilai VDF kumulatif. dapat diketahui berapa persentase
Peningkatan yang terjadi sebesar distribusi beban kendaraan yang
52,30% dari VDF kumulatif sesungguhnya sesuai dengan
kendaraan muatan normal. keadaan di lapangan.
3. Dampak dari kendaraan dengan
DAFTAR PUSTAKA
muatan berlebih mengakibatkan
Apriyadi, Fiky. 2018. Pengaruh Beban
terjadinya penurunan umur Berlebih Kendaraan Berat
rencana, berdasarkan perhitungan Terhadap Umur Rencana
Perkerasan Kaku Pada Jalan
yang telah dilakukan terjadi Diponegoro,Cilacap. Tugas Akhir.
penurunan umur rencana sebesar Yogyakarta : Universitas Islam
Indonesia.
3,063 tahun dari umur rencana 10
tahun. Direktorat Jenderal Bina Marga. 1987.
Petunjuk Perencanaan Tebal
Perkerasan Lentur Jalan Dengan
Saran Metode Analisa Komponen.
Departemen Pekerjaan Umum :
1. Perlu disosialisasikan kepada Jakarta.
masyarakat umum terutama Direktorat Jenderal Bina Marga. 2005.
pengguna jalan raya tentang Perencanaan Perkerasan Jalan.
Departemen Pekerjaan Umum :
peraturan-peraturan lalu lintas dan Jakarta.
kerugian yang akan timbul apabila
Direktorat Jenderal Bina Marga. 2013.
mengangkat beban melebihi Manual Desain Perkerasan Nomor
2/M/BM/2013. Departemen
muatan yang diijinkan.
Pekerjaan Umum : Jakarta.
2. UPPKB Bertais harus
Direktorat Jenderal Bina Marga. 2017.
memperketat pengawasan agar Manual Desain Perkerasan Nomor
tidak terjadinya pelanggaran 2/M/BM/2017. Departemen
Pekerjaan Umum : Jakarta.
terhadap muatan kendaraan.
Erlangga. 2016. Truk Melebihi Muatan
di Duga Penyebab Utama

12
Kerusakan Jalan.Suara Indonesia. 5 Rencana Perkerasan Jalan. Tugas
Mei 2020. Akhir. Universitas Sumatera Utara :
Medan.
Fatkhurrozi, Muhammad. 2018.
Problem “Overload” di Jalan dan Safitra, P.A. 2019. Analisa Pengaruh
Prespektif Sistem. Kompasiana. 5 Beban Berlebih terhadap Umur
Mei 2020. Rencana Jalan: Studi Kasus Ruas
Jalan Manado-Bitung. Tugas Akhir.
Firdaus.1999.Analisis Dampak Negatif Universitas Sam Ratulangi Manado
Beban Berlebih (Overload) : Manado.
terhadap Perkerasan Jalan.
Porisiding Konferensi Regional Sentosa, Leo.2012. Analisis Dampak
Teknik Jalan Ke-6 : Pekanbaru. Beban Overloading Kendaraan
pada Struktur Rigid Pavement
Hardyatmo, Hary C. 2016. Altenatif Terhadap Umur Rencana
Solusi Pembangunan Pekerasan Perkerasan. Jurnal Teknik Sipil.
Jalan Pada Subgrade Berdaya Universitas Riau : Pekanbaru.
Dukung Rendah. Prosiding Seminar
Nasional Geoteknik 2016. Sujatmiko, Edy. 2008. Benarkah Jalan
Universitas Lambung Mangkurat : Rusak Akibat Tonase Berlebih.
Banjarmasin Antara News. 5 Mei 2020.
Iskandar, Hikmat. 2008. Volume Lalu- Sukirman, S. 2010. Perkerasan Lentur
Lintas Rencana Untuk Geometrik Jalan Raya. Nova : Bandung.
dan Perkerasan Jalan. Bandung :
Puslitbang Jalan dan Jembatan. Undang-Undang Republik Indonesia.
2009.Undang-Undang Republik
Kasubbid. 2014. Pengaruh Beban Indonesia
Berlebih Terhadap Kerusakan No.22 Tentang Lalu Lintas dan
Jalan. Bappeda Grobogan. 5 Mei Angkutan Jalan. Pemerintah
2020. Republik
Indonesia.
Khairunnisa, Yulia. 2011. Evaluasi
Angka Lintasan Ekivalen Terhadap Undang-Undang Republik Indonesia.
Beban Kendaraan. Tugas Akhir. 2004.Undang-Undang Republik
Universitas Mataram : Mataram Indonesia
No 38 Tentang Jalan. Pemerintah
Nurkholis, Hamam. 2018. Analsis
Republik Indonesia.
Beban Berlebih Kendaraan Pada
Perkerasan Lentur Terhadap Tamin, dkk. 2009. Pengaruh Muatan
Penurunan Umur Rencana Truk Berlebih Terhadap Biaya
Perkerasan Jalan. Tugas Akhir. Pemeliharaan Jalan. Jurnal
Universitas Islam Indonesia : Transportasi. Institut Teknologi
Yogyakarta. Bandung : Bandung.
Pardosi, Rinto. 2010. Studi Pengaruh
Beban Berlebih (Overload)
Terhadap Pengurangan Umur

13

Anda mungkin juga menyukai