STATISTIKA NON
PARAMETRIK
17 April 2012
Drs. Zulaela
Assalamu’alaikum wr.wb
Waawawa judulnya statistika nonparametric pasti angka2 smua nih..tp tenang aja tmn2 bisa kok…
kmrn udah diajarin jg pas praktikum IT. Langsung mulai aja ya.. Bismillahirrahmanirrahim
Jadi, statistika nonparametrik fungsinya hampir sama dengan parametrik, yaitu metode statistika
untuk menguji suatu hipotesis. Yang membedakan kapan kita pake parametrik dan kapan kita pake
nonparametrik itu adalah dari sebaran atau distribusi datanya. Kalo distribusi datanya normal, kita
pake parametrik, tapi kalo distribusi datanya gak normal, kita pake nonparametrik. Bisa dilihat ya
macam2 uji hipotesisnya seperti diatas
Oke, Lanjuuut..
I= obat standar
II= obat baru
Udah pada tau dong gambar diatas, kyk prktikum IT kmrn..Dari program SPSS, muncullah hasil
outputnya seperti diatas.
Tabel Atas:
Sampel obat baru = 100 pasien (N) dengan rata-rata (Mean) kesembuhan 5.0000
Sampel obat standar = 100 pasien (N) dengan rata-rata (Mean) kesembuhan 3.8000
Pertanyaan: Apakah beda rata-rata kesembuhan obat tersebut signifikan?
Untuk menjawabnya, lihat tabel dibawahnya sebagai output analisis.
Tabel Bawah:
Beda rata-rata kedua obat tsb adalah 1.20000.
Dikatakan signifikan bila Pvalue <0,05.
Pertama lihat kotak Levene’s Test, pada equal variances assumed nilai sig=0,000 Karena nilai
sig.<0,05 maka varians data kedua kelompok tidak sama, maka untuk melihat hasil uji t memakai
hasil pada baris kedua yaitu “Equal Variances Not Assumed”, lalu liat nilai Sig. (2-tailed) 0,000,
Penyimpangan Asumsi
Validitas penggunaan uji statistik parametrik t ditentukan oleh pemenuhan asumsi (populasi
normal). Jika pemenuhan asumsi tidak dipenuhi, tentu saja validitas hasil pengujian hipotesis
rendah.
Solusi:
• Transfomasi (dilupakan aja kata dr.zulaela..soalnya biasanya dilakukan oleh para expert..susah
dilakukan hehe)
• Menggunakan metode statistik yang bebas distribusi
(distribution free): Mann Whitney Test nah ini yg digunakan sbg pengganti Independent sample
t test dalam keadaan dimana datanya ga normal.
Jadi pada mann whitney ini data boleh diukur dalam skala rasio-interval, ataupun ordinal.
Kita ke tabel yaa…Tabel diatas merupakan suatu contoh penelitian untuk membandingkan
metode Operasi Baru (metode A) dan metode Operasi standar (metode B). Angka yang ada di dalam
tabel menunjukkan kecepatan/waktu operasinya. Pasien yang pertama, dioperasi dgn metode A butuh
waktu 36 menit, pasien kedua 30 menit, dst. Pasien pertama yang dioperasi dengan metode B butuh
waktu 50 menit, dst. Dengan hasil penelitian seperti diatas, “apakah kita dapat mengatakan bahwa
metode operasi baru lebih efektif daripada metode operasi standar??”
Langkah pertama adalah menguji apakah data tersebut distribusinya normal atau tidak. Yang
seperti ini jika ingin menggunakan Independent sample t test, maka hrs dicek dulu lama operasi
pasien yang mendapat operasi A harus normal, yang B juga hrs normal. Kalo memang iya, maka
Independent sample t test adlh pilihan yang pertama, tetapi…kalau ternyata tidak bisa dipenuhi, baru
kita menggunakan Mann Whitney Test.
Lalu kemudian hasilnya bisa dilihat di tabel sebelahnya, bahwa Pvalue (Sig.2 –tailed) adlh 0,012,
yang berarti Pvalue <0,05, hal itu berarti hasilnya signifikan. Sehingga kita bisa mengatakan bahwa:
“Metode Operasi baru Lebih Efektif daripada Metode Operasi standar”.
Kalau yg Independent sample t test dan Mann Whitney test adalah untuk data yang tidak
berpasangan, Sekarang kita lanjut ke Uji hipotesis Dua mean yang berpasangan…ingat, masih sama2
dalam cakupan Uji hipotesis Dua Mean.
Kenapa disebut
berpasangan(dependen)?
Karena disini terdapat 1
sampel/subjek yang diukur
2 kali, sebelum dan
sesudah perlakuan, dan
ada hubungan antara hasil
sebelum dan sesudah
perlakuan tersebut.
Kalau dari contoh
diatas, Sebelum mendapat
perlakuan, Pasien diukur
dulu kadar kolesterolnya.
Kemudian pasien tersebut
diberi perlakuan berupa program diit selama waktu tertentu,, lalu kita ukur lagi kadar kolesterolnya.
“Apakah betul program diit tersebut efektif untuk menurukan kadar kolesterol?”
Maka uji statistik yang digunakan adalah dengan Dependent sample t test. Nah Dependent
sample t test ini dalam metode SPSS disebut dengan “Paired t Test”.
3. Paired t Test
Dalam menggunakan metode uji statistic Paired t test ini, maka sama seperti metode yang lain, harus
dipenuhi syarat dulu, sbb:
1. Variabel interest diukur dalam skala interval-rasio.
Dalam hal ini adalah kadar kolesterol, berarti data numeric (interval-rasio).
2. Penurunan (d) harus mengikuti sebaran normal.
Dalam hal ini adalah penurunan kadar kolesterol harus mengikuti sebaran normal.
Langsung liat Pvalue nya aja ya yang dibagian Sig. (2-tailed): yaitu 0,046, artinya P value <0,05.
Maka ada perbedaan yang nyata, yang bermakna/ signifikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
“Program Diet Efektif dalam menurunkan kadar Kolesterol”.
Kalau sebaran datanya ga normal, maka sebagai pengganti/alternatif dari Paired t test disebut
dengan WILCOXON TEST.
Contoh:
Sepuluh orang berpartisipasi dalam suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetaui efektivitas
suatu program diit dalam menurunkan serum cholesterol levels. Data dalam tabel berikut
menunjukkan serum cholesterol levels untuk sepuluh orang sebelum dan sesudah mengikuti
program diit tersebut beserta penurunannya. Dengan tingkat signifikansi, “dapatkah dikatakan
bahwa program diit tersebut menurunkan serum cholesterol levels?”
Data dalam tabel berikut menunjukkan lama (dalam jam) 3 jenis tablet sakit kepala dapat
mengurangi rasa sakit untuk 12 orang. Ke 12 orang itu dibagi secara random ke dalam 3 kelompok
dan masing-masing kelompok diberi satu jenis tablet dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Alhamdulillah.. ditengah dilanda kegalauan n dilema mau ngerjain KTI ato ngerjain editan, selesai jg
trnyta kalo diniatin hehe sukses ya temen2 bwt sidang proposal n MCQ nya, amin.