Dosen pengampu:
Dr. Yudhi Herliansyah, MSi, Ak, CA, CPA
Disusun Oleh:
Empati (Empathize)
Memahami secara mendalam pengalaman, kebutuhan, dan pandangan pengguna adalah
langkah pertama dalam proses ini. Ini dilakukan dengan wawancara, observasi, dan
pengamatan langsung.
Tentukan (Define)
Mengidentifikasi dengan jelas masalah atau peluang yang ingin dipecahkan. Fokus pada
masalah atau tujuan yang spesifik dan terukur.
Ideasi (Ideate)
Mendorong penghasilan ide-ide baru dan kreatif dengan cara brainstorming bebas hambatan.
Tujuannya adalah untuk menghasilkan banyak ide tanpa mempertimbangkan batasan atau
kendala pada tahap awal.
Prototip (Prototype)
Membuat representasi fisik atau visual dari solusi yang diusulkan. Ini bisa berupa model,
gambar, atau mockup yang membantu tim dan pengguna memvisualisasikan konsep.
Uji (Test)
Menguji prototipe pada pengguna akhir atau audiens target untuk mendapatkan umpan balik
langsung. Ini membantu memvalidasi ide dan memahami bagaimana pengguna benar-benar
berinteraksi dengan solusi.
Iterasi (Iterate)
Berdasarkan umpan balik dari pengujian, solusi dapat diperbaiki dan dikembangkan lebih
lanjut. Proses ini dapat berulang sejumlah kali sampai solusi dianggap memenuhi kebutuhan
dengan baik.
Design Thinking sangat digunakan di berbagai industri dan bidang, termasuk desain produk,
teknologi, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan banyak lagi. Dengan berfokus pada
pengguna akhir dan memprioritaskan inovasi, pendekatan ini memungkinkan pengembangan
solusi yang lebih relevan dan bermanfaat.
Contoh Kasus: Pengembangan Botol Air Minum yang Ramah Lingkungan
1. Empati (Empathize)
Tim melakukan wawancara dengan konsumen potensial dan melakukan penelitian pasar
untuk memahami kebutuhan dan preferensi pengguna terkait botol air minum.
Hasilnya adalah pemahaman mendalam tentang keinginan pengguna, seperti keinginan untuk
produk ramah lingkungan dan mudah dibawa.
2. Tentukan (Define)
Tim menentukan bahwa masalah utama adalah kurangnya opsi botol air minum ramah
lingkungan yang juga mudah digunakan untuk berbagai aktivitas, termasuk olahraga dan
perjalanan.
3. Ideasi (Ideate)
Tim melakukan sesi brainstorming dan menghasilkan berbagai ide, seperti botol lipat yang
dapat dilipat ke dalam ukuran kecil saat tidak digunakan, atau botol yang terbuat dari bahan
daur ulang yang tahan lama.
4. Prototip (Prototype)
Berdasarkan ide-ide, tim mengembangkan beberapa prototipe. Salah satunya adalah botol air
minum lipat yang terbuat dari bahan tahan lama dan dapat disesuaikan dengan kapasitas
berbeda.
5. Uji (Test)
Tim meminta beberapa pengguna potensial untuk mencoba prototipe. Mereka memberikan
umpan balik tentang kenyamanan penggunaan, ukuran saat dilipat, dan keamanan botol.
6. Iterasi (Iterate)
Berdasarkan umpan balik pengguna, tim melakukan perbaikan. Mereka memperkuat bagian-
bagian tertentu dan membuat perubahan kecil pada desain agar lebih mudah digunakan.
7. Implementasi (Implement)
Tim memutuskan untuk memproduksi botol air minum lipat yang telah diperbaiki dalam
jumlah kecil untuk diuji lebih lanjut dan untuk memasarkan produk.
8. Peluncuran (Launch)
Produk diluncurkan secara terbatas di toko-toko lokal dan secara daring melalui situs web
perusahaan.
9. Evaluasi (Evaluate)
Tim memantau penjualan dan mendengarkan umpan balik dari pelanggan. Mereka
menemukan bahwa banyak orang menyukai produk ini karena kemudahan penggunaan dan
aspek ramah lingkungan.
1. Nugroho, Y. (2017). "Design Thinking: Teknik Inovasi yang Revolusioner." Elex Media
Komputindo.
2. Panjaitan, T. M., & Ginting, R. R. (2019). "Design Thinking dalam Pembelajaran Berbasis
Proyek untuk Mengembangkan Keterampilan Inovasi Mahasiswa."Jurnal Pendidikan Vokasi,
9(2), 279-289.
5. Putra, M. A. (2016). "Penerapan Metode Desain Thinking pada Pendidikan Teknik Elektro
di Perguruan Tinggi." Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 432-
439.