Anda di halaman 1dari 10

PT Astra International UD Trucks Bekasi

Perbaikan Tata Letak Penempatan Spare Part dengan metode “Class Based Moving Part
Storage Policy” pada Gudang Spare Part
(Studi Kasus di PT Astra International UD Trucks Cabang Bekasi)

Muhammad Surya Despranatama1, Hery Suliantoro., ST., MT2


1,2
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak
PT Astra International UD Trucks bergerak dalam bidang jasa perbaiakan kendaraan atau bengkel. Dalam
operasional harian warehouse Spare Part berperan penting dalam pelayanan jasa service maupun jasa penjualan
suku cadang serta kegiatan penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian ke customer maupun ke teknisi. Pada
bagian gudang Spare Part bagian gudang penyimpanan terdapat permasalahan diantaranya tidak berfungsinya area
penerimaan Spare Part yang baru saja datang sebagai jalur penerimaan dan distribusi Spare Part sehingga banyak
part yang tidak tertampung dalam gudang dan aliran part menjadi terhambat. Pengalokasian komponen part dan
penataan ulang tata letak yang tepat adalah kunci meminimasi jarak transport guna mengakses dan mendistribusikan
barang atau part. Salah satu cara untuk mengefektifkan pengalokasian, mengefesienkan waktu dan kondisi rapih
yang dibutuhkan guna mempercepat penyimpanan maupun pendistribusian Spare Part serta Spare Part yang tidak
berantakan adalah dengan merancang ulang layout gudang Spare Part dan menambah jumlah tempat penyimpanan
pada gudang. Dengan bertambahnya tempat penyimpanan diharapkan masalah yang ada saat ini dapat dikurangi
atau ditiadakan. Pengaturan tata letak gudang Penggunaan metode “Class Based Moving Part Storage
Policy”merupakan metode memisahkan part part berdasarkan moving part dengan menglasifikasi kelas fast moving,
lalu medium moving,kemudian ada kelas Slow moving.
Kata Kunci: Forecasting, Klasifikasi ABC, Software WINQSB, Spareparts,.
Abstract
[Title: IMPROVEMENT OF SPARE PART PLACEMENT LAYOUT WITH “CLASS BASED MOVING PART
STORAGE” METHOD IN SPARE PART WAREHOUSE (Case Study in PT Astra International UD Trucks Cabang
Bekasi)] PT Astra International UD Trucks is engaged in vehicle repair services or workshops. In the daily
operations of the Spare Part warehouse, it plays an important role in servicing and selling spare parts as well as
receiving, storing and distributing activities to customers and technicians. In the Spare Parts warehouse section, there
are problems, including the malfunction of the Spare Parts receiving area which has just arrived as a Spare Parts
receiving and distribution line, so that many parts are not accommodated in the warehouse and the flow of parts is
hampered. Allocating parts and rearranging the right layout are the keys to minimizing transport distances in order to
access and distribute goods or parts. One way to streamline the allocation, streamline the time and tidy conditions
needed to speed up the storage and distribution of spare parts and spare parts that are not messy is to redesign the
layout of the spare part warehouse and increase the number of storage areas in the warehouse. With the increase in
storage space, it is hoped that current problems can be reduced or eliminated. Setting the warehouse layout The use
of the "Class Based Moving Part Storage Policy" method is a method of separating parts based on moving parts by
classifying the fast moving class, then medium moving, then there is the Slow moving class.
Keywoards: ABC Classification, Forecasting, Software WINQSB, Spareparts.

Departemen Teknik Industri 1


Universitas Diponegoro
2020
PT Astra International UD Trucks Bekasi
1. PENDAHULUAN
Gudang yang termasuk sistem logistik mengakibatkan operator harus bolak balik
merupakan salah satu penunjang dan bagian karena lokasi yang tercampur mengakibatkan
penting dari suatu sitem produksi. Gudang travel distance menjadi cukup tinggi untuk
adalah suatu tempat atau bangunan untuk pendistribusian.
penyimpanan material yang memiliki peranan Pengalokasian komponen part dan
penting dalam suatu sistem produksi. penataan ulang tata letak yang tepat adalah
Walaupun tidak memberikan nilai tambah dan kunci meminimasi jarak transport (distance
membutuhkan biaya cukup besar, keberadaan traveled) guna mengakses dan
gudang akan sangat menunjang peningkatan mendistribusikan barang atau part. Salah satu
performansi dari suatu sistem produksi cara untuk mengefektifkan pengalokasian,
perusahaan. Kondisi dan pengaturan yang mengefesienkan waktu dan kondisi rapih
baik dalam gudang diharapkan dapat yang dibutuhkan guna mempercepat
menghindari kerugian perusahaan dan penyimpanan maupun pendistribusian Spare
meminalisasi biaya yang terjadi serta Part serta Spare Part yang tidak berantakan
mempercepat operasional dan layanan pada adalah dengan merancang ulang layout
gudang. PT. Astra International – UD Trucks gudang Spare Part dan menambah jumlah
Sales Operation cabang Bekasi, merupakan tempat penyimpanan pada gudang. Dengan
perusahaan yang bergerak sebagai dealer bertambahnya tempat penyimpanan
yang menyediakan jasa penjualan (sales), diharapkan masalah masalah yang ada saat ini
perawatan, pemeriksaan (service), dan dapat di kurangi atau ditiadakan.
penyediaan spare part genuine UD yang Penggunaan metode “Class Based
manajemennya ditangani penuh oleh PT. Moving Part Storage Policy”merupakan
Astra Internasional Tbk. metode memisahkan part part berdasarkan
Dalam operasional harian warehouse Spare moving part dengan menglasifikasi kelas fast
Part berperan penting dalam pelayanan jasa moving dimana kelas ini berisi part yang
service maupun jasa penjualan suku cadang frekuensi keluar lebih sering dan merupakan
serta kegiatan penerimaan (receiving) Spare part PMC (Part Moving Code) A dan B, lalu
Part baru, penyimpanan dan pendistribusian medium moving part yang tergolong fast
ke customer maupun ke teknisi. Pada bagian moving dengan PMC C dan D karena
gudang Spare Part bagian gudang frekuensinya yang masih cukup sering keluar.
penyimpanan terdapat permasalahan Kemudian ada kelas Slow moving merupakan
diantaranya tidak berfungsinya area kelas yang berisi part part yang jarang atau
penerimaan spare part yang baru saja datang tidak pernah keluar/deadstock yang tergolong
serta hanya terdapat satu pintu yang PMC 4,5 sehingga digolongkan dalam kelas
digunakan sebagai jalur penerimaan dan Slow moving.
distribusi Spare Part sehingga banyak part
yang tidak tertampung dalam gudang dan
aliran part menjadi terhambat.
Selain itu masalah lain yang sering
didapati yaitu supply ke customer maupun ke
bagian teknisi cukup lama dikarenakan tidak
tertatanya gudang Spare Part, ditambah
adanya beberapa Spare Part yang diletakkan
tidak sesuai pada nomor rak mengakibatkan
sulit nya mencari part sehingga waktu yang
dibutuhkan menjadi lama karena tidak tertata
Departemen Teknik Industri 2
Universitas Diponegoro
2020
PT Astra International UD Trucks Bekasi
(generate alternative design).
2. TINJAUAN PUSTAKA 4. Lakukan evaluasi terhadap alternative yang
Pengertian Gudang dikemukakan (Evalute the alternatives).
Gudang adalah fasilitas khusus yang 5. Pilih rancangan terbaik (select the
bersifat tetap, yang dirancang untuk preferred design).
mencapai target tingkat pelayanan dengan 6. Implementasikan rancangan tersebut
total biaya yang paling rendah. Gudang (implementthe design).
dibutuhkan dalam proses koordinasi Lay-Out
penyaluran barang, yang muncul sebagai Lay-out atau penataan adalah suatu
akibat kurang seimbangnya proses usaha untuk menempatkan segala fasilitas
penawaran dan permintaan. Kurang yang ada di dalam pabrik, baik bahan maupun
seimbangnya antara proses permintaan dan alat pada tempat yang sesuai dengan
penawaran mendorong munculnya kebutuhan dengan tujuan untuk
persediaan (inventory), persediaan mengoptimalkan biaya produksi. Hal ini
membutuhkan ruang sebagai tempat dikarenakan, penghematan biaya produksi
penyimpanan sementara yang disebut sebagai dapat dilakukan dengan meminimalisasi
gudang (Lambert, 2001). Apple (1990) gerak-gerak badan yang tidak diperlukan
menjelaskan tentang masalah penyimpanan (Tersine, 1994).
menembus keseluruh perusahaan, sejak Di dalam dunia otomotif khususnya pada
penerimaan, melewati produksi sampai bidang after sales, prinsip dari lay-out pada
pengiriman. semua elemen bengkel juga diperhatikan,
misalkan pada ruang service (bengkel) lay-
Definisi Perencanaan Tata Letak Fasilitas out harus diperhatikan agar proses kerja dari
Perencanaan tata letak fasilitas (facilities mekanik bisa menjadi efisien dan gerakan-
layout) dapat didefinisikan sebagai gerakan yang tidak diperlukan dapat
perancangan tata cara pengaturan fasilitas- diminimalisasi. Demikian juga pada ruang-
fasilitas pabrik guna memanjang kelancaran ruang penyimpanan alat maupun Spare Part.
proses produksi, dimana dalam pengaturan Pada ruangan Spare Part. Penataan peralatan
tersebut akan dilakukan pemanfaatan luas dan juga Spare Part pada khususnya harus
area (space) untuk penempatan mesin atau diperhatikan agar proses pengambilan dan
fasilitas penunjang lainnya, kelancaran penyimpanan Spare Part bisa berlangsung
gerakan pemindahan bahan (material secara efisien dan gerakan yang tidak
handling), penyimpanan bahan (storage) baik diperlukan dapat dihilangkan.
yang bersifat temporer maupun permanen, Ada beberapa kriteria dalam
personil kerja dan sebagainya menentukan lay-out suatu ruangan pada
Tata letak pabrik berhubungan erat dengan industry, seperti yang disebutkan (Tersine,
segala proses perencanaan dan pengaturan 1994). Kriteria tersebut adalah sebagai
tata letak dari mesin, peralatan, aliran bahan, berikut :
dan orang orang yang bekerja di masing- a. Jarak angkut yang minimum
masing stasiun yang ada. Tahap tahap dalam b. Aliran material yang baik
perencanaan fasilitas secara tradisional c. Penggunaan ruang yang efektif
dikemukakan sebagai berikut (Tomkins & d. Luwes
J.A., 1984): e. Keselamatan barang-barang yang
1. Definisikan masalah (define theproblem). diangkut
2. Lakukan analisis terhadap masalah f. Kemungkinan-kemungkinan
tersebut (analyze the problem). perluasan di masa depan
3. Buat beberapa alternative rancangan g. Biaya efektivitas yang maksimum
Departemen Teknik Industri 3
Universitas Diponegoro
2020
PT Astra International UD Trucks Bekasi
factor-faktor di atas perlu diusahakan dengan sembarangan dan berserakan tentunya kurang
biaya yang rendah efisien dibandingkan dengan gudang yang
Perancangan Layout Fasilitas Gudang tata ruangnya diatur dengan rapi. Selain hal
Menurut Moore (1962), perancangan tersebut diatas, terdapat hal lain yang harus
layout fasilitas menganalisis, membentuk, diperhatikan, yaitu jenis barang yang
konsep, merancang, dan mewujudkan sistem disimpan apakah barang tersebut termasuk:
bagi pembuatan barang dan jasa. Rancangan 1. Fast moving, yaitu barang
ini umumnya digambarkan sebgai rencana sirkulasinya cepat, biasanya berupa barang-
lantai, yaitu satu susunan fasilitas fisik barang yang laku cepat.
(perlengkapan, tanah, bangunan, dan sarana 2. Slow moving, yaitu barang yang
lain) untuk mengoptimalkan hubungan antara sirkulasinya lambat, biasanya berupa barang
petugas pelaksana, aliran barang, aliran barang yang lakunya lambat.
informasi, dan tata cara yang diperlukan Metode Class-Based Storage
untuk mencapai tujuan usaha secara singkat, Metode Class-Based Storage ini
ekonomis dan aman. merupakan kebijakan penyimpanan yang
Jenis Layout Gudang membagi barang menjadi tiga kelas A, B, dan
Perencanaan kapasitas ini sangat penting, C berdasarkan pada hukum pareto dengan
apabila saat pendirian suatu pabrik atau akan memperhatikan level aktivitas Storage dan
memperluas suatu kegiatan (Miranda & Retrieval (S/R) dalam gudang. Metode ini
Widjaja, 2001). Dengan memperkirakan membuat pengaturan tempat dirancang lebih
besarnya arus barang, maka direncanakan fleksibel yaitu dengan cara membagi tempat
pula besarnya gudang. Beberapa faktor yang penyimpanan menjadi beberapa bagian. Tiap
perlu dipertimbangkandalam menentukan tempat tersebut dapat diisi secara acak oleh
besar kapasitas gudang antara lain: beberapa jenis barang yang telah
1. Besar ukuran dari masing-masing diklasifikasikan berdasarkan jenis maupun
barang yang hendak disimpan. Semakin besar ukuran dari barang tersebut.
ukuran barang akan memerlukan ruang yang Dari metode ini kemudian
sangat besar. dikembangkan dengan mengkalsifikasikan
2. Waktu tenggang (lead time) dari sparepart berdasarkan moving part dimana
pemesanan barang, kalau waktu tenggang dalam perencanaan dibagi menjadi 2 kelas
lebih cepat maka ruang penyimpanan harus gudang yaitu :
semakin besar. 5. Fastmoving, yaitu barang yang
3. Jumlah atau banyaknya barang sirkulasinya cepat, biasanya berupa barang
yang harus disimpan dan frekuensi keluar barang yang laku cepat atau yang sering
masuknya barang. Makin banyak barang dibutuhkan dalam produksi. Dalam kelas ini
yang disimpan akan membutuhkan ruang memiliki isian sparepart dengan PMC (part
gudang lebih besar. Apabila frekuensi keluar moving code) 1,2, dan 3 dimana
masuknya barang lebih kecil berarti banyak a. PMC 1 (very fast) : dalam 6
menumpuk digudang. bulan terakhir ada demand setiap bulan.
4. Faktor yang hendak diambil oleh b. PMC 2 (fast) : dalam 6
pihak manajemen gudang yang meliputi bulan terakhir ada demand selama 5 bulan.
faktor kehabisan barang. Faktor kekurangan c. PMC 3 (medium) : dalam 6
tempat penyimpanan pada saat barang tiba di bulan terakhir ada demand selama 3-4
gudang Selain ditentukan oleh besar ruangan, bulan.
kapasitas gudang juga ditentukan oleh cara 6. Slowmoving, yaitu barang yang
mengatur letak barang yang disimpan (layout sirkulasinya lambat, biasanya berupa
ruang gudang). Gudang dengan tata ruang barang
Departemen Teknik Industri 4
Universitas Diponegoro
2020
PT Astra International UD Trucks Bekasi
- barang yang lakunya lamban atau yang membut rumusan masalah agar dapat
jarang dibutuhkan dalam produksi. Dalam menetapkan tujuan penelitian yang akan
kelas ini memiliki isian sparepart dengan menjawab masalah yang sudah dirumuskan.
PMC (part moving code) 4, dam 5 dimana Selanjutnya adalah tahapan pengumpulan
a. PMC 4 (slow) : dalam 6 bulan data di lapangan yaitu data SparePart dan
terakhir ada demand selama 1-2 bulan. tempat penyimpanan pada warehouse.
b. PMC 5 (dead) : dalam 6 bulan Selanjutnya dilakukan pengolahan data dara
tidak ada demand. data yang sudah dikumpulkan. Pengolahan
data dengan metode Class Based Storage.
3. METODOLOGI PENELITIAN Kemudian hasil dari pengolahan data tersebut
Tahapan pertama dalam penelitian ini dianalisis dan dibahas. Tahapan terakhir
adalah dengan stud pendahuluan pada PT adalah dilakukan penarikan kesimpulan dari
Astra Internatonal UD Trucks Cabang penelitan yang telah dilakukan.
Bekasi. Pada studi pendahuluan ini
dilakukandengan studi lapagan dan juga studi 4. HASIL DAN ANALISIS DATA
literatur. Kemudian tahapan selanjutnya Proses Persiapan
Pendataan Spare Part dan barang. Pengelompokan dibedakan menjadi
Pengelompokkan Spare Part 3 kelas yaitu Fast moving part, medium
a. Melakukan pengambilan data sparepart pada moving part dan Slow moving part.
sistem DMS (Dealear Management System) Penentuan sebuah sparepart dikatatan fast
Pengambilan data ini bertujuan untuk moving dan slow moving berdasarkan
melihat jumlah sparepart yang ada PMC (Part Moving Code/Kode
digudang dengan mengetahui jumlah Perpindahan Sparepart) dan
sparepart yang ada pada sistem DMS frekuensi sirkulasi perpindahan sparepart
(Dealear Management System) sebagai tolak pada bengkel sesuai banyaknya
ukur atau sebagai patokan dalam permintaan sparepart dibengkel tersebut.
pengecekan langsung dilapangan sehingga Penentuan Lokasi Sparepart yang
tidak ada kekeliruan jumlah sparepart yang Dibutuhkan
ada di system dengan jumlah sparepart Penentuan lokasi sparepart ini dilakukan
yang ada pada gudang. dengan menghitung luasan total yang
b. Melakukan pengecekan langsung di gudang diperlukan untuk dapat menampung seluruh
sparepart part dan lebih memudahkan akses guna
Pengecekan langsung digudang merupakan mempercepat waktu penyimpanan maupun
metode yang tepat guna mengetahui secara pendistribusian part. Luas yang ada saat ini
langsung keberadaan lokasi sparepart dengan ukuran gudang saat ini adalah 1100 cm
maupun jumlah sparepart yang ada. x 1.080 cm cukup memadai karena
Pengecekan dengan cara mencocokan data seharusnya dapat mengakomodasi
yang ada pada sitem DMS (Dealear keseluruhan part, namun kurangnya lokasi
Management System) dengan part yang ada spare part menyebabkan banyak spare part
digudang. Proses ini perlu ketilitian karena yang berserakan dan tidak memiliki lokasi
jumlah part yang banyak dan lokasi yang sehingga dibutuhkan lokasi tambahan. Hal
tidak sesuai serta kode sparepart yang tersebut terjadi karena jumlah lokasi
hampir sama. berjumlah 437 yang terdiri dari rak, bin box,
c. Melakukan pengelompokan sparepart peti dan pallet sedangkan jumlah jenis spare
Pengelompokan sparepart bertujuan part adalah 581, sehingga masih ada spare
untuk memisahkan sparepart berdasarkan part yang belum memiliki lokasi.
moving part atau sirkulasi keluarnya Gudang pada PT Astra Intenational UD
Departemen Teknik Industri 5
Universitas Diponegoro
2020
PT Astra International UD Trucks Bekasi
Truck cabang Bekasi ini dibagi menjadi dua tercecer. Untuk satu bin box hanya boleh
bagian gudang yaitu gudang A nantinya diletakkan satu jenis spare part. Penamaan
sebagai gudang penempatan rak, Rak kecil pada bagian ini menggunakan kode sesuai
dan bin box yang mayoritas berisikan spare lokasi bin box dan rak, misal AX-YZ, artinya
part kelas Fast dan Medium Moving dan sparepart diletakkan di rak A, X diartikan
gudang B nantinya sebagai gudang sebagai tingkatan. Karena dalam 1 tingkatan
penempatan pallet, peti dan rak gantung yang rak dapat diisi hingga 28 bin box dan
spare partnya tergabung dalam kelas Medium nantinya akan dibedakkan menjadi 2 bagian
dan Slow Moving part. Dengan adanya yaitu (A) dan (B) maka, Y artinya posisi
penambahan lokasi terutama bin box, Rak susunan bin box dan Z artinya letak part pada
kecil dan rak gantung diharpakan dapat bin box bagian ke berapa. Contoh A1-01A,
mengakomodasi seluruh part sehinga seluruh artinya spare part diletakkan di rak A pada
part mendapatkan lokasi dan tidak tingkat ke 1, posisi bin box ke 1 dan terletak
berantakan. pada bagian A.
Kebutuhan Gudang A Rak kecil
Rak Rak Kecil digunakan untuk meletakkan
Kebutuhan pada gudang A yaitu rak spare part dengan dimensi sedang, misalnya
dengan ukuran standar dengan panjang 100 oil seal, brake kit, dan sebagainya. Rak ini
cm, lebar 80 cm dan tinggi 200 cm berukuran 100 cm x 50 cm x 150 cm dan
memerlukan luasan sebesar 8000 cm² untuk terdiri dari lima tingkat dengan jarak antar
ukuran 1 rak sedangkan rak yang dibutuhkan tingkat 50 cm. Rak kecil diperlukan tiga
yaitu 18 unit rak memerlukan luasan sebesar buah untuk menampung part, dan rak ini
144.000 cm² atau 20 m². Dalam rak ini akan dibagi menjadi 15 bagian dengan ukuran
di tempatkan spare part berdimensi sedang, bagian 1-6 berukuran 50 x 50 x 30 cm,
contohnya filter. 1 tingkat rak ini dapat diisi bagian 7 berukuran 100 cm x 50 x 30 cm dan
dengan 6 jenis part atau 28 bin box. bagian 8-15 berupa kotak kolom dengan
Penamaan pada bagian rak ini menggunakan ukuran tiap kolom 25 x 25 x 30 cm.
kode sesuai nama rak, misal AX-Y, artinya Penamaan bagian pada rak kecil mengunakan
sparepart diletakkan di rak A, X diartikan kode RX-Y dengan diikuti oleh susun ke
sebagai tingkatan. Karena rak ini memiliki 5 berapa pada rak dan bagian ke berapa dari
tingkat, yaitu Atas, tingkat 1, 2, 3, dan 4. susun.
Maka, X dapat diisi sesuai nama tingkat Misalnya RA-01, berarti spare part
sparepart diletakkan. Dan Y artinya posisi tersebut berada pada rak kecil dengan kode R,
susunan sparepart pada bagian rak. Contoh pada rak bagian A dan letak di nomor 1.
A1-01, artinya spare part diletakkan di rak A Penempatan spare part bertujuan untuk lebih
pada tingkat ke 1 dan susunan ke 1. memudahkan dalam pencarian spare part,
Bin box karena jumlahnya yang banyak dan agar tidak
Bin box adalah alat yang digunakan untuk tercampur dengan spare part yang lain.. Tiap
menyimpan spare part berukuran kecil bagian rak tidak diperlukan kotak atau
sehingga tidak tercecer. Alat ini berbentuk keranjang untuk tempat spare part, karena
box terbuka dan dibuat dari material plastik spare part sudah ada kemasannya sendiri.
yang keras sehingga sangat praktis saat Sehingga tinggal menempatkan spare part
digunakan, awet dan tahan lama. Tempat ini pada rak saja sesuai dengan lokasinya.
mempunyai dimensi 30x45x17 cm dengan Pallet
warna biru. Bin box ini nantinya akan di Pallet ini berbahan dasar kayu, biasanya
letakkan di rak dan memerlukan 336 untuk digunakan oleh perusahaan pengiriman
menampung spare part agar tidak ada yang barang, transportasi dan bidang lainnya untuk
Departemen Teknik Industri 6
Universitas Diponegoro
2020
PT Astra International UD Trucks Bekasi
mengemas barang-barang untuk kepentingan bagian peti menggunakan kode PI-X.
ekspor atau pergudangan. Namun pada PT Misalnya PI-01 artinya, part diletakkan di
Astra International UD Truck cabang Bekasi bagian peti dan berada di nomor 1.
ini, pallet digunakan untuk meletakkan spare Rak gantung
part yang berukuran besar dan berat. Memiliki Rak gantung ini berbahan dasar besi,
ukuran 120x120 cm dan memerlukan 7 pallet, digunakan untuk meletakkan part yaitu wire.
karena 1 palet dapat digunakan untuk Ukurannya adalah memiliki panjang 120 cm
meletakkan hingga 7 jenis sparepart. dengan batang besi berjumlah 6 untuk
Penamaan pada bagian pallet menggunakan meletakkan part yang menggantung. Rak
kode PX-Y. Misalnya P1-01 artinya, part gantung ini diletakkan di tembok agar tidak
diletakkan di bagian Pallet yang berada di memakan banyak tempat. Sebelumnya rak
nomor 1 dan diletakkan di bagian nomor 1. gantung ini tidak ada pada PT Astra
International UD Truck cabang Bekasi,
Peti
sehingga dibutuhkan rak gantung berjumlah
Peti ini berbahan dasar kayu mahoni, biasa
6 untuk meletakkan part berbentuk wire agar
digunakan untuk wadah pengiriman kaca
tidak berserakan. Penamaan pada rak ini
mobil atau truk. Memiliki ukuran 100 cm x
menggunakan kode GT-XY. Misalnya GT-
30 cm x 100 cm dan diperlukan 6 peti untuk
A01 artinya, part diletakkan di rak gantung
menampung 6 jenis kaca yang ada. Pada PT
yang berada di bagian A dan posisinya berada
Astra International UD Truck cabang Bekasi,
di nomor 1.
peti ini digunakan sebagai wadah
Penentuan Nomor dan Isian Pada Rak
penyimpanan kaca agar kaca tidak
sembarangan di letakkan. Penamaan pada
Penentuan isian pada rak didasari pada dan rak gantung. pallet berjumlah 7 yang
frekuensi sirkulasi barang semakin cepat masing-masing pallet mampu
barang keluar diletakan pada posisi dekat menyimpan hingga 6 jenis spare part, rak
dengan part man sehingga lebih
gantung berjumlah 6 yang masing-
memudahkan dan lebih mempersingkat
qaktu dalam pencarian mapun masing rak mampu menggantung hingga 6
pendistribusian. Dalam perencanaan gudang jenis spare part, dan peti berjumlah 6.
terdapat 2 bagian gudang yaitu gudang A Proses Melakukan Desain TataLetak
sebagai gudang penempatan rak, bin box dan 1. Proses pembuatan sket berupa gambar sket
rak kecil yang mayoritas berisikan spare part gambar manual
kelas Fast dan Medium Moving dan gudang Proses ini melakukan penggambaran
B sebagai gudang penempatan pallet, peti dan secara visual pada kertas gambar
rak gantung yang spare partnya tergabung menggunakan pensil sesuai dengan
dalam kelas Medium dan Slow Moving part. perhitungan luasan dan dibagi menjadi 2
A. Gudang A bagian gudang yaitu gudang A yang
mayoritas berisikan spare part kelas Fast dan
Dalam gudang A terdiri dari rak, rak kecil Medium Moving dan gudang B yang spare
dan bin box. Rak berjumlah 18 dengan partnya tergabung dalam kelas Medium dan
penamaan huruf yaitu A hingga I dan Slow Moving part.
masing-masing huruf berjumlah 2 rak. 2. Proses pembuatan gambar desain
Rak kecil berjumlah 3 dengan menggunakan progam Microsft Visio 2013
penamaan A hingga C, dan bin box Proses pembuatan gambar dengan
berjumlah 336 yang diletakkan di rak. menggunakan progam visio 2013 lebih
B. Gudang B mudah dalam pembuatannya selain itu
Dalam gudang B terdiri dari Pallet, peti gambar yang dihasilkan melaui progam visio
Departemen Teknik Industri 7
Universitas Diponegoro
2020
PT Astra International UD Trucks Bekasi
2013 lebih mudah dipahami karena gambar Proses dan Hasil Implementasi
berupa visualisasi secara nyata dan terdapat Setelah melakukan evaluasi langkah
banyak pilihan icon atau tanda yang selamjutnya adalah melakukan
menunjukan unit unit wherhouse. implementasi. berikut adalah langkah proses
Berikut hasil gambar yang sudah dan hasil implementasi :
A. Melakukan perbaikan tata letak dan
dibuat menggunakan MS Visio 2013.
penempatan sparepart dengan metode
class based moving part pada gudang
Setelah melakukan evaluasi desain maka
dilakukan implementasi hasil evaluasi ke
gudang Spare Part langkah pertama adalah
melakukan perbaikan tata letak dan
penempatan sparepart. Proses melakukan
implementasi desain gudang adalah sebagai
berikut :
a. Melakukan pengukuran luas yang
diperlukan sesuai dengan desain
Gambar 2. Isian dan Keterangan pada b. Melakukan pengukuran dan
Gambar Gudang penandaan letak rak sparepart
Proses Melakukan Evaluasi c. Melakukan pengukuran dan
Proses evaluasi dilakukan dengan cara penandaan lebar gang
membuat beberapa alternatif dalam d. Melakukan penataan tempat
perancangan kemudian melakukan diskusi penyimpanan sesuai dengan
dengan part administration dan beberapa penandaan letak
pihak terkait. Proses ini untuk menentukan e. Melakukan pemindahan sparepart
desain layout yang terbaik untuk selanjutnya yang telah didata kedalam tempat
dilakukan implementasi. Poin poin yang penyimpanan sesuai data.
ditekankan dalam evaluasi ini adalah sebagai f. Melakukan pemberian police
berikut : line/garis keselamatan pada sisi rak
1 Mengefektifkan pemanfaatan g. Melakukan penyelesaian akhir
ruangyang ada h. Hasil melakukan implementasi
2 Kemudahan akses dalam Perbandingan
penyimpanan maupun pendistribusianya Perbandingan tata letak sebelum dan
3 Memberi jaminan keamanan, sesudah
keselamatan dan kenyamanan pekerja. Tata letak berhubungan erat dengan
4 Mempersingkat jarak tempuh atau aktivitas yang ada dalam pergudangan dan
handling berhubungan erat dengan produksi sehingga
5 Mempermudah proses tata letak harus memiliki kemudahan dari segi
penyimpananmaupun pendistribusian mobilitas, akses, dan tingkat keselamatan
Dalam hal ini diputuskan layout digunakan kerja baik untuk pekerja, barang yang
atau diimplimentasikan sebagai tata letak disimpan dalam gudang maupun yang ada
gudang yang baru adalah pada gambar 5.9 pada sekitar pergudangan. Dengan tata letak
Pemilihan ini didasari poin poin yang ingin yang baik dapat efektif dalam pemanfaatan
dicapai sebagai target awal tata letak yang ruang, efisien waktu dalam penyimpanan
baru gambar layout usulan dapat dilihat pada maupun pendistribusian sehingga proses
gambar . dan pada gambar. produsksi atau proses pelayanan gudang
meningkat.
Departemen Teknik Industri 8
Universitas Diponegoro
2020
PT Astra International UD Trucks Bekasi
Tata letak letak sebelum nya dianggap penyimpanan maupun pendistribusian. Dari
belum efektif ini disebabkan banyak hasilseluruh pengimplementasian perbaikan
sparepart yang tidak memiliki lokasi tata letak dan penempatan Spare Part
penyimpanan. Sebelmunya gudang hanya menggunakan metode class based moving
memiliki tempat penyimpanan rak, bin box, part storage policy memiliki nilai efisien b
peti dan pallet dengan kapasitas total 437 yang lebih baik daripada tata letak dan
sparepart, sedangkan jumlah sparepart yang penempatan sebelum dilakukan perbaikan
tersedia berjumlah 581. Sehingga masih tata letak dan penempatan Spare Part
banyak sparepart berjumlah 144 yang masih menggunakan metode class based moving
belum memiliki lokasi penyimpanan. part storage policy, sehingga dapat
Dampak dari tata letak yang kurang baik disimpulkan perbaikan tata letak dan
yaitu akses maupun mobilitas terhambat, penempatan Spare Part menggunakan
pencarian unit sparepart menjadi lama metode class based moving part storage
ditambah penomoran atau kode yang tidak policy bermanfaat dan dapat berdampak
sesuai tentu waktu pencarian semakin lama. peningkatan produktivitas kerja.
Dengan tata letak dan penempatan
sparepart usulan dengan metode “Class 5. KESIMPULAN
Based Moving Part Storage Policy” yaitu tata Dari pembuatan Laporan Kerja Praktik
letak dengan mengunakan kebijakan Perbaikan tata letak penempatan Spare
penyimpanan yang membagi barang menjadi Partdengan metode “Class Based Moving
enam kelas A hingga F berdasarkan pada Part Storage Policy” pada gudang Spare Part
hukum pareto dengan memperhatikan level PT Astra International UD Truck Cabang
aktivitas Storage dan Retrieval (S/R) dalam Bekasi dapat disimpulkan sebagai berikut :
gudang. Metode ini membuat pengaturan 1. Perbaikan tata letak penempatan
tempat dirancang lebih fleksibel yaitu dengan Spare Part di gudang Penyimpanan Spare Part
cara menambah tempat penyimpanan yaitu dengan metode “Class Based Moving Part
bin box, rak gantung dan rak kecil. Tiap Storage Policy” adalah perbaikan tata letak
tempat tersebut dapat diisi secara acak oleh dengan menggunakan konsep ini merupakan
beberapa jenis barang yang telah kebijakan penyimpanan yang membagi barang
diklasifikasikan berdasarkan jenis maupun menjadi enam kelas A hingga F berdasarkan
ukuran dari barang tersebut. pada hukum pareto dengan memperhatikan
Dengan menggunakan metode ini gudang level aktivitas Storage dan Retrieval (S/R)
diklasifikasikan menjadi 2 bagian gudang dalam gudang. Metode ini membuat
yaitu gudang A sebagai fast dan medium pengaturan tempat dirancang lebih fleksibel
moving dan gudang B menjadi medium dan yaitu dengan cara menambah tempat
slow moving. Gudang A lebih dekat penyimpanan yaitu bin box, rak kecil dan rak
dengan part administration karena Spare gantung. Tiap tempat tersebut dapat diisi
Part yang berada di gudang A tergolong secara acak oleh beberapa jenis barang yang
sirkulasinya cepat atau PMC 1,2,3 sedangkan telah diklasifikasikan berdasarkan jenis
untuk gudang B diletakkan di bagian gudang maupun ukuran dari barang tersebut. Perbaikan
yang memiliki luas lebih besar karena Tata Letak Penempatan Spare Part di Gudang
sparepart yang tergolong di gudang B adalah Penyimpanan Spare Part dengan metode
sparepart dengan PMC 4,5 dan memiliki “Class Based Moving Part Storage
ukuran yang cukup besar. Dengan adanya Policy”merupakan perbaikan tata letak
pengklasifikasian diharapkan kemudahan penempatan sparepart menggunakan metode
dalam mobilitas dan pengaksesan lebih penambahan lokasi penyimpanan dan
mudah dampaknya lebih mempercepat waktu membagi beberapa kelas yaitu kelas A dan B
Departemen Teknik Industri 9
Universitas Diponegoro
2020
PT Astra International UD Trucks Bekasi
sebagai kelas Fast moving, kelas C dan D Jakarta: Lembaga Penerbit FE
sebagai kelas medium moving dan Kelas E dan UI.
F sebagai kelas Slow moving. Penempatan Hadiguna, R. A., & Setiawan, H.
kelas diurutkan sesuai klasifikasi part moving (2008). Tata Letak Pabrik.
untuk kelas A dan B fast moving berada dekat Yogyakarta: ANDI.
dengan part man, kelas C dan D medium Hidayat, N. P. (2012). Perancangan tata
moving berada di gudang bagian A dan letak gudang dengan metode
gudang B sesuai dengan lokasi class based storage studi
penyimpanannya, sedangkan kelas E dan F kasus CV. SG Bandung.
berada di gudang B yangtidak terlalu dekat Bandung: Institut
dengan part man. Tujuan perbaikan tata letak Telekomunikasi Bandung.
penempatan adalah lebih mengefektifkan Lambert. (2001). Strategic Logistics
ruang, memudahkan akses penyimpanan dan Management Fourt
pendistribusian serta meminimasi jarak ed.Singapore: McGraw-Hill
tempuh sehingga lebih efien dalam Higher Education.
penyimpanan maupun pendistribusian. Miranda, & Widjaja, T. A. (2001).
2. Dalam perencenaan dan Manajemen Logistik & Supply Chain
pengimplementasian terdapat beberapa Management. Jakarta:
tahapan proses yaitu (a) Proses identifikasi, Harvarindo.
(b) Proses persiapan terdiri dari Pendataan Osada, T. (2004). Sikap Kerja 5S.
dan penelompokan sparepart, (c) Proses Jakarta:PPM.
pembuatan desain, (d) Proses evaluasi, (e) Purnomo, H. (2004). Perencanaan dan
Proses mengimplementasikan hasil Perancangan Fasilitas.
rancangan desain dan melakukan perbaikan Yogyakarta:Graha Ilmu.
tata letak dan penempatan Spare Part dengan Setiawan, H. d. (2008). Tata Letak Pabrik.
metode Class based moving part yang telah Yogyakarta: ANDI. dengan
disetujui pada gudang bagian A sebagai Fast metode “Class Based Moving
dan medium moving area dan Part Storage Policy” akan lebih
mengimplementasikan hasil rancangan bermanfaat dan lebih
desain dan melakukan perbaikan tata letak meingkatkan efisien apabila
dan penempatan Spare Part dengan metode hasil perbaikan di pertahankan
Class based moving part yang telah disetujui dan di kontrol. Pengoptimalan
pada gudang B sebagai medium dan Slow penerapan sistem 5S sebagai
moving area dan (f) proses perbandingan. kontrol penataan gudang Spare
3. Dari hasil perbandingan setelah Part, dan adanya picker sebagai
dilakukan implementasi diharapkan spare part pembantu partman akan lebih
tidak akan ada yang berantakan, karena sudah membantu dengan adanya
dilakukan penambahan lokasi penyimpanan. perbuhan bentuk dan desain
Saran tata letak gudang.
Perbaikan tata letak penempatan Spare Tomkins, J. A., & J.A., W. (1984).
Part di gudang Penyimpanan Spare Part Facilities Planning. New
York: John Willey &Sons.
DAFTAR PUSTAKA Warman, J. (1981). Manajemen
Apple, J. M. (1990). Tata Letak Pabrik Pergudangan. Jakarta:
dan Pemindahan Barang. Lembaga Pendidikan
Bandung: ITBPress. Pembinaan Manajemen.
Assauri, S. (1980). Manajemen Produksi.
Departemen Teknik Industri 10
Universitas Diponegoro
2020

Anda mungkin juga menyukai