Anda di halaman 1dari 4

SURAT PERJANJIAN UTANG PIUTANG

Pada hari Senin (4 Januari 2024), kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Suhendra Saputra Dan Andari Santini


Umur : 38 Tahun & 32 Tahun
Pekerjaan : Pengusaha Kedai Sembako
No. KTP/SIM : 1207241507860008 & 1271124306920002
Alamat : Dsn. Emplasmen B Desa Bulu Cina
Telepon : 0812-6061-7255/0838-6761-9088

Bertindak dan untuk atas nama diri sendiri dan selanjutnya akan disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

Nama : Muhammad Fadly Ginting


Pekerjaan : Engginer Onsite PLN ICON PLUS
No. KTP/SIM : 1207241702000001
Alamat : Dsn. Emplasmen B Desa Bulu Cina
Telepon : 0852-7532-3966

Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri dan selanjutnya disebut dengan PIHAK KEDUA.

a. Dengan ini menyatakan, bahwa PIHAK PERTAMA telah dengan benar dan sah memiliki utang
uang karena pinjaman Transfer Uang belanja online Dan Meminta bantuan Untuk Membantu
Mengeluarkan Surat Tanah Di Bank Dengan Jaminan Tanah Dibeli oleh tetangga tanah pada tanggal
10 januari 2024 agar hutang yang pertama dapat dilunasi ( PIHAK KEDUA Tidak Membeli Tanah
dari PIHAM PERTAMA Karena Niat Membantu PIHAK PERTAMA BISA SEGERA MELUNASI
HUTANG BELANJA ONLINE ) dengan total hutang yang dapat Dibayar kepada PIHAK KEDUA,
sebesar (Rp. 70.000.000,00), Sudah Dibayar Rp. 10.000.000 Dan Sisa Utang Total Rp. 60.000.000,00
(Enam Puluh Juta Rupiah).

b. PIHAK PERTAMA mengakui telah menerima jumlah uang yang telah disepakati secara lengkap
dari PIHAK KEDUA sebelum Surat Perjanjian ini ditandatangani, sehingga Surat Perjanjian ini telah
diakui oleh kedua belah pihak dan berlaku sebagai tanda terima yang sah.

c. PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan telah menerima pengakuan telah berhutang dari PIHAK
PERTAMA tersebut di atas.

d. Kedua belah pihak telah sepakat untuk mengikatkan diri serta mengadakan pada syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini yang diatur di dalam 8 (delapan) pasal sebagai berikut:

Pasal 1
PEMBAYARAN

PIHAK PERTAMA berjanji akan membayar hutang uang sejumlah [(Rp. 60.000.000,00) (Enam
Puluh Juta Rupiah )] tersebut selambat-lambatnya tanggal (8, Januari 2024) kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 2
SANGSI
1. PIHAK KEDUA Berhak Menagih secara full/lunas atas uang pinjaman tersebut sebesar [(Rp.
60.000.000,00) (Enam Puluh Juta Rupiah)] Secara Sepontan apabila PIHAK PERTAMA Lari Dari
Perjanjian Dan Berbetele – tele tentang Pembayaran Hutang .

2. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilaksanakan melalui “cash”
Kepada PIHAK KEDUA.

3. Jika PIHAK Pertama Tidak Dapat Membayar Hutang Sesuai Perjanjian tanggal Diatas maka
PIHAK KEDUA berhak Menyita Barang – Barang Dari Pihak Pertama sesuai dengan Nominal Uang
yang dipinjam Oleh PIHAK PERTAMA

PELANGGARAN

Jika PIHAK PERTAMA tidak dapat memenuhi seluruh kewajibannya atau lalai sebagaimana
ditetapkan dalam Surat Perjanjian ini dan atau apabila terjadi pelanggaran oleh PIHAK PERTAMA
atas salah satu atau beberapa dari kewajibannya sebagaimana yang disebutkan dalam Surat Perjanjian
ini , maka PIHAK KEDUA berhak untuk menagih segera secara sekaligus jumlah hutang pinjaman
tersebut walaupun jatuh tempo perjanjian ini belum dicapai.

Pasal 4
HAL-HAL YANG TIDAK DIINGINKAN

PIHAK KEDUA berhak untuk menagih kembali seluruh uang hutang PIHAK PERTAMA secara
sekaligus, apabila:

1. PIHAK PERTAMA dinyatakan bangkrut atau pailit oleh Pengadilan sebelum tanggal jatuh tempo
perjanjian ini dicapai.

2. PIHAK PERTAMA meninggal dunia sebelum tanggal jatuh tempo perjanjian ini, maka ahli waris
PIHAK PERTAMA harus memenuhi kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan isi Surat
Perjanjian ini.
3. PIHAK PERTAMA Berbicara Lari Dari Jalur maka PIHAK KEDUA Bisa Menagih Full hutang
yang dipinjam oleh PIHAK PERTAMA Secara Spontan dan tidak ada toleransi apapun.

Pasal 5
BIAYA PENAGIHAN

Semua biaya penagihan hutang tersebut di atas, termasuk biaya juru sita dan biaya-biaya kuasa
PIHAK KEDUA untuk menagih hutang tersebut, menjadi kewajiban dan tanggungan oleh PIHAK
PERTAMA.

Pasal 6
BIAYA-BIAYA LAINNYA

Biaya pembuatan Surat Perjanjian ini dan segala biaya yang berkaitan dengan hutang pinjaman
tersebut akan menjadi tanggungan yang wajib dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA.
Pasal 7
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang telah mengikatkan diri dalam perjanjian utang-
piutang ini telah sepakat untuk menempuh jalan kekeluargaan untuk mufakat ketika menyelesaikan
hal-hal atau perselisihan yang mungkin timbul.

2. Apabila ternyata jalan kekeluargaan dianggap tidak berhasil untuk mendapatkan penyelesaian,
kedua belah pihak bersepakat untuk menempuh hukum dengan memilih domisili pada (Kantor
Pengadilan Negeri) dengan segala akibatnya.

Pasal 8
PENUTUP

Surat perjanjian ini dibuat di atas kertas bermaterai yang ditandatangani dan dibuat rangkap dua
berkekuatan hukum yang sama serta masing-masing dipegang oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

(SUHENDRA SAPUTRA) (MUHAMMAD FADLY GINTING)

SAKSI-SAKSI:

(.....................................) (...................................)

(......................................) (……….........................)
Tujuan Surat Perjanjian Utang Piutang
Tujuan surat perjanjian hutang piutang merupakan alat pembuktian mengenai keadaan, perbuatan, dan
kenyataan yang bersifat perdata. Selain itu, surat ini merupakan bentuk kekuatan hukum dalam hutang
piutang yang dapat memberikan ketenangan bagi kreditur dan debitur.

Anda mungkin juga menyukai