Ambil Bab 1 Aja
Ambil Bab 1 Aja
Kelompok 2 :
T.P 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Percobaan
1. Membuktikan reaksi termokimia melalui campuran gula dengan KNO3
2. Mengetahui hubungan aluminium dengan gas hydrogen yang dihasilkan
B. Tinjauan Teoritis
Roket gula adalah jenis roket sederhana yang dapat dibuat dengan bahan-
bahan yang mudah didapat di sekitar kita, salah satunya adalah campuran gula dan
KNO3 (kalium nitrat). Roket gula dengan komposisi KNO3 terdiri dari campuran gula
dan KNO3 dengan perbandingan tertentu. Perbandingan yang umum digunakan adalah
65% KNO3 dan 35% gula.
C12H22O11 + 6KNO3 → 9CO2 + 3N2 + 3H2O + 6K2CO3
Prinsip kerja roket gula dengan KNO3 adalah dengan membakar campuran
gula dan KNO3 yang telah dicetak menjadi bentuk silinder atau bola kecil. Saat
dibakar, campuran tersebut menghasilkan gas yang keluar dari ujung roket dan
memberikan gaya dorong yang mendorong roket ke atas. Dalam reaksi ini, gula
(C12H22O11) bereaksi dengan KNO3 (kalium nitrat) dan menghasilkan gas CO 2 (karbon
dioksida), N2 (nitrogen), dan H2O (air). Selain itu, reaksi ini juga menghasilkan
K2CO3 (kalium karbonat) sebagai produk sampingan.
Kelebihan roket gula dengan KNO3 adalah bahan-bahannya mudah didapat
dan murah, serta mudah untuk dibuat. Namun, kekurangan dari roket gula dengan
KNO3 adalah daya dorongnya yang relatif kecil dibandingkan dengan roket yang
menggunakan bahan bakar lainnya. Selain itu, roket gula dengan KNO 3 juga
cenderung menghasilkan asap yang lebih banyak dan mengotori lingkungan.
Dalam pembuatan roket gula dengan KNO 3, perlu diperhatikan juga mengenai
keselamatan dalam penggunaannya. Campuran gula dan KNO 3 yang telah dicetak
menjadi bentuk silinder atau bola kecil dapat menjadi bahan yang mudah terbakar dan
meledak jika tidak ditangani dengan benar. Oleh karena itu, perlu dilakukan dengan
hati-hati dan di bawah pengawasan yang tepat.
BAB II
PEMBAHASAN
1. gula
2. KNO3
3. pasir kucing yg sudah di halusin
4. pipa
5. sumbu api
PROSEDUR KERJA
PEMBAHASAN
Aluminium adalah logam putih yang liat dan dapat ditempa bubuknya berwarna abu-
abu, ia melebur pada 109°C. bila tekanan udara, objek-objek aluminium teroksidasi
pada permukaannya, tetapi lapisan oksidasi-oksidasi ini melindungi objek dari
oksidasi lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini,
pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau garam nitrat encer.
3A1+6H2 Al3+3H2
Dalam reaksi ini terbentuk gas Ha yang ditandai dengan munculnya gelembung-
gelembung gas. Setelah semua aluminium bereaksi gelembung-gelembung gas akan
menghilang dan larutannya berubah menjadi warna abu-abu.
Hasil dari percobaan ini adalah karutan aluminium hidroksida yang berwarna ke abu
abuaan dan limbah ini akan dimanfaatkan kembali untuk menghasilkan tawas yang
dapat bermanfaat sebagai penjernih air. Kemudian gas hidrogen yang dihasilkan
dapat dimanfaatkan
sebagai fuel cell, Jika dilihat dari waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan gas H₂
dan gas H₂ yang dihasilkan bahwa semakin banyak alumunium foil yang diberikan
semakin besar pula gas
hidrogen yang dihasilkan dan sebaliknya serta semakin banyak alumunium foil yang
ditambahkan maka semakin banyak waktu yang diperlukan untuk bereaksi
Selain itu,semakin besar konsentrasi dari katalis yang dalam hal ini adalah HCI maka
waktu yang diperlukan untuk alumunium foil habis bereaksi adalah semakin cepat,
Sehingga untuk mendapatkan hasil maksimal gas hidrogen dengan memperbanyak
alumunium foil dan memperbesar konsentrasi katalisnya.
Yang harus diperhatikan dari percobaan ini adalah gas hidrogen yang dihasilkan
masih dalam jumlah sedikit atau skala kecil karena hanya sebatas praktikum. Untuk
kedepannya diharapkan dapat membuat gas hidrogen dalam skala besar atau industri
sehingga energi alternatif ini benar-benar bermanfaat.
KESIMPULAN