Anda di halaman 1dari 8

PEMBUKTIAN TERMOKIMIA DENGAN ROKET GULA

(C₁₂H₂₂O₁₁) DENGAN KOMPOSISI KNO3

Kelompok 2 :

Nomor Nama NIS


1 Agnissa Rahmasari 2486
2 Fariz Andhika Bosma
3 Muhammad Arief Guswa
4 Nadira Azkiya
5 Rio Alfian 2630
SMAN PLUS PROVINSI RIAU

T.P 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Percobaan
1. Membuktikan reaksi termokimia melalui campuran gula dengan KNO3
2. Mengetahui hubungan aluminium dengan gas hydrogen yang dihasilkan

B. Tinjauan Teoritis
Roket gula adalah jenis roket sederhana yang dapat dibuat dengan bahan-
bahan yang mudah didapat di sekitar kita, salah satunya adalah campuran gula dan
KNO3 (kalium nitrat). Roket gula dengan komposisi KNO3 terdiri dari campuran gula
dan KNO3 dengan perbandingan tertentu. Perbandingan yang umum digunakan adalah
65% KNO3 dan 35% gula.
C12H22O11 + 6KNO3 → 9CO2 + 3N2 + 3H2O + 6K2CO3
Prinsip kerja roket gula dengan KNO3 adalah dengan membakar campuran
gula dan KNO3 yang telah dicetak menjadi bentuk silinder atau bola kecil. Saat
dibakar, campuran tersebut menghasilkan gas yang keluar dari ujung roket dan
memberikan gaya dorong yang mendorong roket ke atas. Dalam reaksi ini, gula
(C12H22O11) bereaksi dengan KNO3 (kalium nitrat) dan menghasilkan gas CO 2 (karbon
dioksida), N2 (nitrogen), dan H2O (air). Selain itu, reaksi ini juga menghasilkan
K2CO3 (kalium karbonat) sebagai produk sampingan.
Kelebihan roket gula dengan KNO3 adalah bahan-bahannya mudah didapat
dan murah, serta mudah untuk dibuat. Namun, kekurangan dari roket gula dengan
KNO3 adalah daya dorongnya yang relatif kecil dibandingkan dengan roket yang
menggunakan bahan bakar lainnya. Selain itu, roket gula dengan KNO 3 juga
cenderung menghasilkan asap yang lebih banyak dan mengotori lingkungan.
Dalam pembuatan roket gula dengan KNO 3, perlu diperhatikan juga mengenai
keselamatan dalam penggunaannya. Campuran gula dan KNO 3 yang telah dicetak
menjadi bentuk silinder atau bola kecil dapat menjadi bahan yang mudah terbakar dan
meledak jika tidak ditangani dengan benar. Oleh karena itu, perlu dilakukan dengan
hati-hati dan di bawah pengawasan yang tepat.
BAB II
PEMBAHASAN

ALAT DAN BAHAN

1. gula
2. KNO3
3. pasir kucing yg sudah di halusin
4. pipa
5. sumbu api

PROSEDUR KERJA

Membuat Badan Roket


1. Potonglah pipa PVC dengan ukuran yang pendek. Belilah pipa PVC dengan
diameter kira-kira 13 mm dari toko peralatan rumah tangga. Potong pipa menjadi
beberapa bagian, sepanjang yang Anda inginkan untuk menjadi panjang roket
Anda. Roket dengan panjang 7,5–10 cm adalah ukuran yang tepat untuk memulai.
2. Gilinglah pasir kucing. Belilah pasir kucing dengan lempung tanpa pewangi dari
toko hewan peliharaan. Gilinglah pasir kucing yang kering dengan penggiling kopi
atau cobek hingga menjadi bubuk halus.
3. Muatlah pasir tersebut ke dalam setiap roket. Tegakkan setiap pipa pada ujungnya
di atas permukaan yang stabil. Penuhi setiap pipa dengan 1/3 bagian penuh bubuk
pasir kucing. Padatkan pasir dengan penuh semangat menggunakan tongkat kayu
atau sepul yang dapat masuk ke dalam pipa.
BAB 3

PEMBAHASAN

Aluminium adalah logam putih yang liat dan dapat ditempa bubuknya berwarna abu-
abu, ia melebur pada 109°C. bila tekanan udara, objek-objek aluminium teroksidasi
pada permukaannya, tetapi lapisan oksidasi-oksidasi ini melindungi objek dari
oksidasi lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini,
pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau garam nitrat encer.

3A1+6H2 Al3+3H2

Proses pelarutan dapat dipercepat dengan menambahkan sedikit melarutkan (II)


klorida pada campuran asam pada klorida, pekat juga melarutkan aluminium.

2Al + 6HCI 2AIC+3H2

Pada percobaan pembuatan gas hidrogen (H2), praktikan menggunakan alumunium


foil sebagai bahan uji coba. Alumunium foil ini akan direaksikan dengan vixal
sehingga menghasilkan gas, gas yang dihasilkan ini adalah gas hidrogen. Reaksi yang
terjadi:
2A1+ 6H2O2A(OH)3+3H2

Dalam reaksi ini terbentuk gas Ha yang ditandai dengan munculnya gelembung-
gelembung gas. Setelah semua aluminium bereaksi gelembung-gelembung gas akan
menghilang dan larutannya berubah menjadi warna abu-abu.

Hasil dari percobaan ini adalah karutan aluminium hidroksida yang berwarna ke abu
abuaan dan limbah ini akan dimanfaatkan kembali untuk menghasilkan tawas yang
dapat bermanfaat sebagai penjernih air. Kemudian gas hidrogen yang dihasilkan
dapat dimanfaatkan

sebagai fuel cell, Jika dilihat dari waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan gas H₂
dan gas H₂ yang dihasilkan bahwa semakin banyak alumunium foil yang diberikan
semakin besar pula gas

hidrogen yang dihasilkan dan sebaliknya serta semakin banyak alumunium foil yang
ditambahkan maka semakin banyak waktu yang diperlukan untuk bereaksi

Selain itu,semakin besar konsentrasi dari katalis yang dalam hal ini adalah HCI maka
waktu yang diperlukan untuk alumunium foil habis bereaksi adalah semakin cepat,
Sehingga untuk mendapatkan hasil maksimal gas hidrogen dengan memperbanyak
alumunium foil dan memperbesar konsentrasi katalisnya.

Yang harus diperhatikan dari percobaan ini adalah gas hidrogen yang dihasilkan
masih dalam jumlah sedikit atau skala kecil karena hanya sebatas praktikum. Untuk
kedepannya diharapkan dapat membuat gas hidrogen dalam skala besar atau industri
sehingga energi alternatif ini benar-benar bermanfaat.

KESIMPULAN

1. Gas hydrogen dapat diproduksi dengan menggunakan limbah alumunium foil


dengan menambahkan katalis basa dan terbentuk dari persamaan

2Al(s) + 6H₂O(1)→2Al(OH)3(aq) + 3H2(g)


2. Semakin banyak aluminium yang direaksikan maka gas hidrogen yang
dihasilkannya semakin banyak

Anda mungkin juga menyukai