Topik 1 - Aditya Kris Nur Maulana
Topik 1 - Aditya Kris Nur Maulana
Pada dasarnya, menggunakan pendekatan ini sangat tepat untuk ditawarkan kepada para
pengusaha, terutama perusahaan di bidang teknologi yang hendak membuka peluang usaha baru.
Sebagai hasil yang diperoleh, para pengguna akan menciptakan ide bisnis yang lebih relevan
karena akan terbantu dalam memecahkan segala masalah yang dihadapi. Risiko yang akan terjadi
pun lebih berkurang, karena proses ini memerlukan proses testing agar mendapat hasil yang
benar-benar memuaskan. Selain itu, para pengguna akan lebih siap menghadapi berbagai
tantangan di masa depan, karena akan dibekali dengan mentalitas yang siap hadapi tantangan
berikutnya. Perusahaan akan menjadi lebih responsif terhadap tren, data maupun perkembangan
baru yang mungkin perlu digunakan di kemudian hari.
Sebagai implementasinya, berikut kami paparkan hasil laporan kelompok sebagai pemenuhan
tugas mata kuliah “Desain Thinking” dengan tema “Rancangan hadiah dan kartu ucapan untuk
klien Andi Suprayogi”.
1. Tahap Fase 0
Fase 0 merupakan hal pertama yang diberikan kepada para perancang berupa intruksi
yang mewajibkannya untuk membuat suatu gambar kepada klien atau pengguna sebagai
hadiah, tanpa melakukan diskusi terlebih dahulu. Ide atau gambaran hanya sebagai
asumsi pribadi terkait hadiah yang layak diberi untuk klien dan pada saat ini, kami
memberikan saran “Baju Jersey” sebagai hadiah. Berikut gambaran rancangan yang kami
ingin ajukan :
Perancang pertama, kami hendak memberikan saran hadiah alas kaki yaitu
sepatu. Alasan diberikan karena seringkali Ketika aktivitas olahraga membuat
sepatu cepat rusak, sehingga dirasa perlu apabila memiliki sepatu lain untuk
dipakai bergantian
Perancang kedua, kami hendak memberikan saran hadiah pakaian yaitu baju
“Jersey”, karena seringkali kami melihat baju olahraga itu mudah menyerap
keringat dan dapat menganggu aktivitas di sekolah, sehingga dengan hadiah ini
diharapkan dapat menjadi salah satu variasi baju saat mengajar praktik
Perancang ketiga, kami hendak memberikan saran hadiah pakaian bawah yaitu
celana training. Alasannya karena menurut saya celana training perlu dimiliki
dengan stok yang banyak agar setiap melakukan aktivitas olahraga di sekolah bisa
menjadi lebih bervariasi dan lebih bermanfaat baginya
Perancang keempat, kami hendak memberikan saran hadiah berupa alat bantu
olahraga yaitu “Cones”. Alasan kami ialah ingin memberikan hadiah yang lebih
bermanfaat, karena seringkali kami merasa kekurangan alat bantu. Hadiah ini jadi
pilihan yang tepat untuk diberikan.
Perancang kelima, kami hendak memberikan saran hadiah berupa jam tangan
anti air. Alasannya menurut kami sebagai sarana penunjang pengguna/klien saat
beraktivitas saat di darat maupun dalam air.
Selanjutnya, usai para perancang memaparkan ide atau gambaran rancangannya. Kini saatnya
kami memberikan pemaparan satu per satu mengenai hasil gambaran yang telah dibuat dan para
klien pun diberikan kesempatan untuk menanggapi ide tersebut. Pemaparan telah dilakukan dan
para perancang menunggu keinginan yang direncanakan para klien, karena sebenarnya segala
keinginan klien dapat diciptakan segera mungkin. Namun, terlebih dahulu hendak menunggu apa
yang sebenarnya klien butuhkan.
2. Fase Empatize
Tahapan ini dimulai dengan memberikan rasa empati yang lebih. Inti dari fase ini yakni
mulai memahami masalah yang dimiliki klien. Hal ini dapat diawali dengan melakukan
diskusi untuk menggali kebutuhan klien. Satu per satu pertanyaan diajukan agar klien pun
dapat segera mendapatkan solusinya. Berikut merupakan beberapa pertanyaan yang
ditanyakan :
Selanjutnya, klien memberikan tanggapan terhadap apa yang telah dipaparkan para
perancang. Tanggapan klien diantaranya yakni ia merasa sangat terbantu terhadap rancangan
yang ada. Seperti membutuhkan baju renang, kacamata renang, dan kaki katak untuk kegiatan
praktik penunjang. Namun saat ini, hal yang paling dibutuhkan adalah perangkat atau alat yang
digunakan untuk memberikan materi bahan ajar kepada murid yaitu “baju jersey” karena akan
seringkali digunakan ketika pembelajaran dikelas saat kegiatan praktik dan sebagai pakaian ganti
sang klien usai kegiatan.