1. Bagaimana Anda mempertimbangkan teknik asesmen awal yang Anda pilih?
Jawaban : Asesmen awal dilakukan di awal pembelajaran untuk memberikan informasi kepada pendidik tentang kesiapan belajar peserta didik. Asesmen awal dapat dilakukan dengan berbagai teknik, seperti presentasi, membuat peta konsep, graphic organizer, penilaian kinestetik, papan bicara, jawaban bersama, contoh dan bukan contoh, tunjuk lima jari, menyebutkan hal-hal yang sudah dipelajari, uraian singkat, ringkasan singkat, memecahkan masalah, kartu jawaban, dan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh peserta didik. Dalam memilih teknik asesmen awal, perlu mempertimbangkan prinsip- prinsip asesmen yang adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar. Asesmen awal juga dapat dilakukan dengan menggunakan teknik tes atau teknik non tes seperti pengamatan dan wawancara. Tahapan-tahapan dalam asesmen diagnosis terdiri atas persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut, dan tidak ada bentuk yang baku untuk masing-masing tahapan. 2. Bagaimana Anda memutuskan instrumen asesmen yang Anda susun untuk melaksanakan asesmen awal? Jawaban: Seorang guru dapat memutuskan instrumen asesmen yang akan digunakan untuk melaksanakan asesmen awal dengan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti tujuan asesmen, karakteristik siswa, dan konteks pembelajaran. 3. Bagaimana pelaksanaan asesmen awal? Apakah ada hal-hal menarik yang dapat Anda pelajari? Jawaban: Asesmen awal adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi yang dilakukan oleh guru di sekolah untuk mengetahui kemampuan siswa dan siswi dalam memahami materi pembelajaran. Asesmen awal ini dilakukan pada kurikulum merdeka dan dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi kemampuan dasar anak sebelum merancang suatu pembelajaran. Asesmen awal dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan yang menyenangkan seperti bermain balok, pasir, menggambar, finger painting dan lain sebagainya. Terdapat beberapa jenis asesmen awal, yaitu asesmen awal pembelajaran intrakurikuler, tes minat bakat, tes pemecahan masalah, dan asesmen afektif. Pelaksanaan asesmen awal perlu dilakukan seefektif mungkin agar guru dapat menyesuaikan dan memilih metode pembelajaran yang tepat bagi siswa. Asesmen awal dapat memberikan banyak informasi penting bagi guru dan siswa. Dari asesmen awal, guru dapat mengenali keberagaman tingkat kemampuan siswa, termasuk keterampilan dan pengetahuan yang perlu ditingkatkan. 4. Bagaimana kualitas data asesmen awal yang Anda peroleh? Jawaban : Data asesmen awal adalah data yang diperoleh dari proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar peserta didik pada awal pembelajaran. Data ini dapat digunakan sebagai baseline untuk mengukur kemajuan siswa selama periode pembelajaran, membantu guru dan siswa untuk memantau perkembangan belajar dan membuat penyesuaian jika diperlukan, serta sebagai rujukan untuk merancang kegiatan belajar yang responsif dan efektif. Namun, tidak ada informasi yang spesifik mengenai kualitas data asesmen awal yang diperoleh. 5. Apakah Anda menemui hambatan dalam mengolah data asesmen awal? Jawaban : Dalam mengolah data asesmen awal, para guru sering menghadapi berbagai hambatan. Beberapa kesulitan yang mungkin dihadapi termasuk dalam hal mengidentifikasi materi asesmen sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) yang telah disediakan oleh Kemendikbudristek, Menyusun pertanyaan yang sesuai dengan capaian pembelajaran, dan menentukan tingkat kesulitan soal. Selain itu, hambatan juga dapat muncul dalam pelaksanaan asesmen dan pengolahan data hasil asesmen. Hal ini dapat memengaruhi penyusunan laporan hasil belajar. Oleh karena itu, penting bagi para guru untuk memahami secara mendalam tentang asesmen diagnostik dan memiliki keterampilan dalam mengelola data asesmen awal. 6. Bagaimana Anda dapat menemukan pemetaan karakteristik peserta didik terhadap penyusunan rancangan pembelajaran dan asesmen? Jawaban: Untuk menemukan pemetaan karakteristik peserta didik terhadap penyusunan rancangan pembelajaran dan asesmen, guru dapat melakukan langkah-langkah berikut: 1. Menyesuaikan dengan Tahap Perkembangan Peserta Didik: Pembelajaran dan asesmen perlu disesuaikan dengan tahap perkembangan peserta didik, serta tingkat pencapaian mereka saat ini. 2.Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar: Penting untuk mempertimbangkan kebutuhan belajar, minat, motivasi, dan informasi lain dari peserta didik dalam merencanakan pembelajaran. 3. Mengembangkan Modul Ajar yang Sesuai: Modul ajar perlu dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, bersifat esensial, menarik, bermakna, dan relevan. 4.Penyesuaian Pembelajaran dan Asesmen: Pembelajaran dan asesmen perlu disesuaikan dengan tahap capaian serta karakteristik peserta didik. 5. Pemetaan Kebutuhan Siswa: Guru perlu membuat kategori besar yang mewakili karakteristik dan kebutuhan siswa, kemudian merancang pembelajaran sesuai dengan pemetaan tersebut. Untuk mewujudkan pembelajaran paradigma baru yang terdiferensiasi dan berfokus pada peserta didik, satuan pendidikan harus melaksanakan tahapan-tahapan perencanaan pembelajaran dan asesmen intrakurikuler.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional