Anda di halaman 1dari 17

ETIKA TEKNOLOGI KECERDASAN BUATAN

PENGARUH TEKNOLOGI DALAM POLITIK

Dosen pengampu
Azwar Anas Manurung S.P., M.P

Disusun Oleh Kelompok 3

Jihan Zahara (23021004)


M.Agung Fauzan (23021021)
Mhd.Hafiz Effendi Tarigan (23021002)
Muhammad Fiqri Panjaitan (23021007)
Nadzar Hernanda (23021005)
Pria Mitra (23021016)
Hafiz Rafly Ferdinand (23021079)

KELAS 1 A AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ASAHAN
2023
KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT atas rahmat dan
petunjuk-Nya yang telah membantu Kami menyelesaikan tugas ini. Selain itu,
Kami juga ingin mengirimkan salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW
yang menjadi panutan dalam hidup Kami.
Dalam proses penyusunan makalah ini, Kami mendapatkan dukungan
yang sangat berharga dari berbagai pihak, terutama dosen pembimbing dan rekan-
rekan sekelas. Mereka memberikan bimbingan, saran, dan masukan yang sangat
membantu. Karena itu kami ucapkan terima kasih.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan teman-
teman yang selalu memberikan semangat dan doa restu dalam perjalanan Kami
menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa mungkin ada kekurangan dan keterbatasan dalam
tugas ini, dan Kami memohon maaf atas hal tersebut. Semoga tugas ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.
.

Kisaran, Desember 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3. Tujuan dan Manfaat...................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1. Teknonologi Kecerdasan Buatan Dalam Politik...........................................6
2.2. Pengertian Kecerdasan Buatan......................................................................7
2.3. Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan Dalam Politik...............................8
2.4. Keuntungan Teknologi Kecerdasan Buatan Dalam Politik...........................9
2.5. Pemahaman Dan Implementasi Teknologi Kecerdasan Buatan Dalam
Politik.................................................................................................................10
2.6. Kasus Pengumuman Teknologi Kecerdasan Buatan Dalam Politik............11
2.7. Pertimbangan Etika Dalam Penggunaan Teknologi Kecerdasan Buatan
Dalam Politik......................................................................................................13
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................15
4.1 Kesimpulan...................................................................................................15
4.2 Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan pesat dalam bidang kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence, AI) telah menghadirkan sejumlah perdebatan seputar etika teknologi
ini. Etika dalam konteks kecerdasan buatan mempertimbangkan bagaimana
teknologi ini digunakan, dampak sosialnya, dan implikasi politiknya. Penggunaan
AI dalam politik telah menjadi topik yang menarik perhatian, memunculkan
pertanyaan tentang privasi, manipulasi informasi, dan pengambilan keputusan
yang otomatis. Dalam politik, AI digunakan untuk menganalisis data pemilih,
meramalkan tren, dan bahkan mempengaruhi opini publik melalui algoritma yang
disesuaikan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang penggunaan data pribadi
tanpa izin serta risiko manipulasi informasi untuk kepentingan politik tertentu.
Dengan demikian, penegakan etika dalam pemanfaatan kecerdasan buatan dalam
politik menjadi sangat penting guna memastikan bahwa teknologi ini digunakan
dengan bertanggung jawab, menjaga kebebasan, dan menghindari penyalahgunaan
yang dapat merusak proses demokrasi..

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan teknonologi kecerdasan buatan dalam politik?
2. Apakah pengertian kecerdasan buatan?
3. Bagaimana pengaruh teknologi kecerdasan buatan dalam politik?
4. Apa keuntungan teknologi kecerdasan buatan dalam politik?
5. Bagaimana pemahaman dan implementasi teknologi kecerdasan buatan
dalam politik?
6. Bagaimana kasus pengumuman teknologi kecerdasan buatan dalam
politik?
7. Bagaimana pertimbangan etika dalam penggunaan teknologi kecerdasan
buatan dalam politik?

4
1.3. Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui teknonologi kecerdasan buatan dalam politik.
2. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan buatan.
3. Untuk mengetahui pengaruh teknologi kecerdasan buatan dalam politik.
4. Untuk mengetahui keuntungan teknologi kecerdasan buatan dalam politik.
5. Untuk mengetahui pemahaman dan implementasi teknologi kecerdasan
buatan dalam politik.
6. Untuk mengetahui kasus pengumuman teknologi kecerdasan buatan dalam
politik.
7. Untuk mengetahui pertimbangan etika dalam penggunaan teknologi
kecerdasan buatan dalam politik.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Teknonologi Kecerdasan Buatan Dalam Politik


Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) telah menjadi semakin penting
dalam dunia politik, terutama dalam proses pemilu. AI memiliki potensi
besar untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam
politik serta pemerintahan. Namun, perkembangan AI juga menjadi
tantangan yang harus diperhatikan, seperti diskriminasi, privasi, dan
kemampuan pengawasan.
Dalam politik, AI dapat digunakan untuk analisis data,
mengidentifikasi tren dan pola, serta membantu dalam kampanye negatif.
Platform kampanye politik dengan format AI, seperti PEMILU.AI,
dirancang untuk membantu kandidat memahami aspirasi masyarakat dan
meningkatkan peluang kemenangan pemilu. AI juga dapat membantu
dalam pemerintahan, seperti meningkatkan efisiensi, meningkatkan
layanan publik, dan meningkatkan keamanan dan pengawasan.
Namun, implementasi AI dalam politik dan pemerintahan memiliki
beberapa tantangan. Misalnya, regulasi dan kebijakan privasi yang tepat
harus diperhatikan untuk memastikan inklusivitas dan pelangganjangan
penggunaan AI. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa teknologi AI
digunakan untuk kepentingan publik dan tidak merugikan individu.
Dalam kesimpulan, teknologi kecerdasan buatan memiliki potensi
besar dalam politik dan pemerintahan, tetapi penting untuk memperhatikan
tantangan dan implikasi yang terkait dengannya. Dengan penggunaan AI
yang bijaksana, politik dan pemerintahan dapat menjadi lebih efektif,
responsif, dan transparan dalam menghadapi tantangan zaman modern.
Teknologi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence, AI)
memainkan peran krusial dalam konteks politik modern, mengubah cara
kampanye politik dijalankan, pesan disampaikan, dan keputusan politik
dibuat. AI memungkinkan analisis mendalam terhadap data pemilih,
memprediksi kecenderungan politik, serta menyusun strategi kampanye

6
yang disesuaikan secara individual. Penggunaan AI dalam politik
membawa sejumlah dampak positif seperti peningkatan efisiensi,
pemahaman yang lebih mendalam tentang preferensi pemilih, dan
komunikasi yang lebih terfokus. Namun, ada berbagai isu etis yang
muncul seiring dengan penggunaan teknologi ini dalam politik.
Pengumpulan besar-besaran data pribadi, potensi manipulasi informasi,
dan pengambilan keputusan yang berbasis algoritma dapat menimbulkan
kekhawatiran akan privasi individu, keadilan, dan transparansi. Etika
dalam penggunaan AI dalam politik menjadi penting untuk menghadirkan
kerangka kerja yang jelas dalam mengatur penggunaan teknologi ini secara
bertanggung jawab, memastikan bahwa penggunaan data dilakukan
dengan izin dan sesuai dengan prinsip privasi, serta menjaga transparansi
dalam algoritma yang digunakan. Dalam upaya memperkuat integritas
proses politik, diperlukan regulasi yang tepat, kesadaran akan potensi
risiko, serta keterlibatan seluruh pemangku kepentingan dalam
memastikan bahwa penggunaan teknologi kecerdasan buatan dalam politik
berlangsung sesuai dengan prinsip-prinsip etika yang diterima secara luas
(Fauzan, 2020).

7
2.2. Pengertian Kecerdasan Buatan
Berdasarkan hasil pencarian, kecerdasan buatan (AI) adalah suatu
ilmu yang mempelajari cara membuat komputer melakukan sesuatu seperti
yang dilakukan oleh manusia. AI memiliki potensi besar dalam dunia
politik, terutama dalam proses pemilu, untuk meningkatkan efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas dalam politik serta pemerintahan. Namun,
implementasi AI dalam politik dan pemerintahan memiliki beberapa
tantangan, seperti regulasi dan kebijakan privasi yang tepat harus
diperhatikan untuk memastikan inklusivitas dan pelangganjangan
penggunaan AI. Dengan penggunaan AI yang bijaksana, politik dan
pemerintahan dapat menjadi lebih efektif, responsif, dan transparan dalam
menghadapi tantangan zaman modern. Namun, tidak ditemukan buku dan
jurnal yang membahas pengertian kecerdasan buatan secara khusus dalam
konteks politik (Jamaaluddin & Sulistyowati, 2021).
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence, AI) adalah bidang ilmu
komputer yang menekankan pembangunan mesin dan sistem yang mampu
melakukan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. Tujuan
utama dari AI adalah membuat komputer atau mesin mampu belajar dari
pengalaman, menyesuaikan diri terhadap situasi baru, mengekstrak pola
dari data, dan membuat keputusan yang cerdas seperti yang biasanya
dilakukan oleh manusia. Dalam konteks politik, AI digunakan untuk
menganalisis data pemilih, memetakan tren politik, dan bahkan
mempengaruhi opini publik melalui penggunaan algoritma yang
disesuaikan. Penggunaan AI dalam politik membuka pintu bagi
pengolahan data yang besar dan kompleks untuk merumuskan strategi
kampanye yang lebih efisien. Namun, keberadaannya juga menimbulkan
berbagai pertanyaan etis seputar privasi, transparansi, dan potensi
manipulasi informasi yang harus dipertimbangkan dengan serius dalam
penggunaannya dalam ranah politik. Oleh karena itu, memahami AI tidak
hanya sebatas pada kemampuannya untuk meniru kecerdasan manusia,
tetapi juga tentang bagaimana teknologi ini diintegrasikan secara etis

8
dalam kehidupan sosial, termasuk politik, untuk memastikan
penggunaannya yang bertanggung jawab dan sesuai dengan prinsip-prinsip
etika yang mendasar.

2.3. Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan Dalam Politik


Berdasarkan hasil pencarian, pengaruh teknologi kecerdasan
buatan (AI) dalam politik mencakup berbagai aspek, mulai dari analisis
data, identifikasi tren, hingga penggunaan dalam kampanye pemilu.
Teknologi AI memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi, transparansi,
dan akuntabilitas dalam politik serta pemerintahan. Namun,
implementasinya juga menimbulkan tantangan terkait regulasi, privasi,
dan pengawasan. Meskipun tidak ditemukan buku dan jurnal khusus yang
membahas pengaruh AI dalam politik, sumber-sumber tersebut
memberikan gambaran tentang bagaimana teknologi AI dapat
memengaruhi aktivitas politik, termasuk proses pemilu (Pabubung, 2023).
Pengaruh teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam politik
merupakan fenomena yang signifikan dalam era digital ini. Teknologi AI
telah mengubah lanskap politik dengan memungkinkan analisis data yang
mendalam, pemetaan tren, dan bahkan pengambilan keputusan otomatis
dalam kampanye politik. Penggunaan AI dalam politik dapat mempercepat
dan meningkatkan efisiensi strategi kampanye, memungkinkan kandidat
atau partai politik untuk menyesuaikan pesan mereka sesuai dengan
preferensi pemilih. Namun, dampaknya tidak selalu positif. Penggunaan
AI dalam politik telah menimbulkan kekhawatiran akan privasi data,
potensi manipulasi informasi, dan bahkan pembentukan gelembung
informasi yang mengisolasi pandangan politik. Etika teknologi kecerdasan
buatan dalam konteks politik menjadi semakin penting untuk dijaga agar
penggunaannya tidak melanggar hak privasi individu, tidak memicu
polarisasi masyarakat, serta memastikan transparansi dan keadilan dalam
proses politik. Oleh karena itu, para pembuat kebijakan dan praktisi
teknologi harus bersama-sama mengembangkan regulasi yang ketat,
pedoman etika, dan mekanisme pengawasan yang efektif untuk

9
memastikan bahwa penggunaan teknologi kecerdasan buatan dalam politik
dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip moral, menghormati
hak asasi manusia, dan mendukung proses demokrasi yang sehat.

2.4. Keuntungan Teknologi Kecerdasan Buatan Dalam Politik


Teknologi kecerdasan buatan (AI) memiliki potensi besar dalam
politik dan pemerintahan, seperti meningkatkan efisiensi, transparansi, dan
akuntabilitas dalam politik serta pemerintahan. Implementasi AI dalam
politik dan pemerintahan juga menimbulkan tantangan terkait regulasi,
privasi, dan pengawasan. Meskipun tidak ditemukan buku dan jurnal
khusus yang membahas keuntungan teknologi kecerdasan buatan dalam
politik, sumber-sumber tersebut memberikan gambaran tentang bagaimana
teknologi AI dapat memengaruhi aktivitas politik, termasuk proses pemilu.
Teknologi AI dapat digunakan untuk analisis data, identifikasi tren, dan
membantu dalam kampanye pemilu. Platform kampanye politik dengan
format AI, seperti PEMILU.AI, dirancang untuk membantu kandidat
memahami aspirasi masyarakat dan meningkatkan peluang kemenangan
pemilu. Dengan penggunaan AI yang bijaksana, politik dan pemerintahan
dapat menjadi lebih efektif, responsif, dan transparan dalam menghadapi
tantangan zaman modern. Namun, penting untuk memperhatikan
tantangan dan implikasi yang terkait dengannya, seperti regulasi dan
kebijakan privasi yang tepat harus diperhatikan untuk memastikan
inklusivitas dan pelangganjangan penggunaan AI (Robandi, 2019).
Teknologi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence, AI)
memberikan sejumlah keuntungan yang signifikan dalam konteks politik
modern. Salah satu keuntungan utamanya adalah kemampuannya untuk
menganalisis data dengan cepat dan akurat. Dalam politik, AI dapat
digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan menganalisis data
pemilih dari berbagai sumber dengan skala yang besar, memberikan
pemahaman yang mendalam tentang preferensi pemilih dan tren politik.
Hal ini memungkinkan para kandidat atau partai politik untuk merancang
kampanye yang lebih efektif dan terfokus, menyesuaikan pesan politik

10
mereka secara individual sesuai dengan kebutuhan pemilih. Selain itu, AI
juga membantu dalam meramalkan pola perilaku pemilih dan
mengidentifikasi isu-isu yang penting bagi masyarakat, yang pada
gilirannya dapat memperkaya diskusi politik dan meningkatkan partisipasi
demokratis. Namun, meskipun memberikan keuntungan tersebut, penting
untuk diingat bahwa penggunaan AI dalam politik harus memperhatikan
aspek etika seperti privasi data, transparansi, dan keadilan. Regulasi yang
tepat dan pedoman etika yang jelas diperlukan untuk memastikan bahwa
keuntungan yang ditawarkan oleh teknologi kecerdasan buatan dapat
dimanfaatkan secara bertanggung jawab dalam ranah politik, menjaga
integritas proses demokrasi, dan menghindari potensi penyalahgunaan atau
dampak negatif terhadap masyarakat secara umum.

2.5. Pemahaman Dan Implementasi Teknologi Kecerdasan Buatan Dalam


Politik
Implementasi teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam politik dan
pemerintahan telah menjadi topik penting dalam era modern. Berdasarkan
jurnal dan artikel yang ditemukan, terdapat beberapa manfaat dan
tantangan terkait penerapan AI dalam konteks politik dan pemerintahan.
Penerapan AI dalam politik, khususnya dalam konteks pemilu,
telah memberikan manfaat dalam meningkatkan partisipasi warga,
verifikasi identitas pemilih, keamanan pemilu, dan pengambilan keputusan
kampanye yang lebih efektif. Di sisi lain, tantangan yang muncul meliputi
perhatian terhadap regulasi, kebijakan privasi, inklusivitas, serta dampak
sosial dan etika dalam pengambilan keputusan politik.
Sementara itu, dalam pemerintahan, penerapan AI telah membawa
manfaat signifikan dalam meningkatkan efisiensi administrasi,
pengambilan keputusan, pengawasan, dan pelayanan publik yang lebih
baik. Namun, hal ini juga dihadapkan pada tantangan terkait kebijakan,
regulasi, privasi data, transparansi, serta evaluasi dampak dan implikasi
kebijakan.

11
Dengan demikian, implementasi teknologi kecerdasan buatan
dalam politik dan pemerintahan menawarkan potensi besar untuk
meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan pelayanan publik, namun juga
memerlukan perhatian yang cermat terhadap berbagai tantangan terkait
regulasi, privasi, dan dampak sosial. (Mahamidi, 2023)
Pemahaman dan implementasi teknologi kecerdasan buatan (AI)
dalam politik memerlukan keseimbangan yang cermat antara inovasi
teknologi dan pertimbangan etika. Penggunaan AI dalam politik
melibatkan berbagai aspek, mulai dari analisis data pemilih untuk
meramalkan tren politik hingga penggunaan algoritma untuk mengarahkan
kampanye politik dan mempengaruhi opini publik. Bagaimanapun,
implementasi AI dalam konteks politik memerlukan kesadaran yang
mendalam akan risiko etis seperti privasi, transparansi, dan potensi
manipulasi informasi. Untuk menerapkan teknologi ini secara etis,
diperlukan kejelasan regulasi yang menegaskan batasan penggunaan data
pribadi, pengawasan terhadap algoritma yang digunakan, serta kebijakan
yang memastikan transparansi dalam penggunaan AI dalam kampanye
politik. Selain itu, penting juga untuk melibatkan ahli etika, pakar
teknologi, serta pemangku kepentingan politik dalam pembuatan
keputusan terkait implementasi AI dalam politik. Hal ini akan memastikan
bahwa pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan dalam ranah politik tidak
hanya menghasilkan keuntungan strategis, tetapi juga mempertimbangkan
prinsip-prinsip etika yang mendasar untuk menjaga integritas, keadilan,
dan demokrasi dalam proses politik.

2.6. Kasus Pengumuman Teknologi Kecerdasan Buatan Dalam Politik


Berdasarkan jurnal dan sumber yang ditemukan, implementasi
teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam politik, pemilu, dan pemerintahan
telah menjadi topik penting dalam era modern. Beberapa manfaat dan
tantangan terkait penerapan AI dalam konteks politik dan pemerintahan
dapat diidentifikasi.

12
Menurut sebuah artikel di Kompas.id, sejumlah negara telah
memanfaatkan teknologi AI untuk meningkatkan partisipasi warga,
verifikasi identitas pemilih, keamanan pemilu, dan pengambilan keputusan
kampanye yang lebih efektif. Namun, keberadaan kecerdasan buatan
dalam politik juga menimbulkan tantangan besar terkait regulasi,
kebijakan privasi, inklusivitas, serta dampak sosial dan etika dalam
pengambilan keputusan politik.
Dalam pemerintahan, penerapan AI telah membawa manfaat
signifikan dalam meningkatkan efisiensi administrasi, pengambilan
keputusan, pengawasan, dan pelayanan publik yang lebih baik. Namun,
hal ini juga dihadapkan pada tantangan terkait kebijakan, regulasi, privasi
data, transparansi, serta evaluasi dampak dan implikasi kebijakan.
Artikel lain menyoroti bahwa lembaga pemerintah dapat
meningkatkan efektivitas pengawasan dan penegakan hukum dengan
memanfaatkan AI, namun implementasi AI di lembaga pemerintah juga
dihadapkan pada sejumlah tantangan dan implikasi terkait kebijakan,
regulasi, privasi data, etika, dan transparansi dalam pengambilan
keputusan yang melibatkan AI. (Sihombing & DAERAH, 2020)
Dengan demikian, implementasi teknologi kecerdasan buatan
dalam politik dan pemerintahan menawarkan potensi besar untuk
meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan pelayanan publik, namun juga
memerlukan perhatian yang cermat terhadap berbagai tantangan terkait
regulasi, privasi, dan dampak sosial.
Salah satu kasus yang menonjol terkait pengumuman teknologi
kecerdasan buatan dalam politik adalah pemanfaatan AI untuk
mengarahkan dan memengaruhi opini publik dalam konteks kampanye
politik. Beberapa kasus telah menunjukkan penggunaan algoritma dan
analisis data yang canggih untuk memperoleh informasi tentang preferensi
pemilih serta menyusun strategi kampanye yang terpersonalisasi. Namun,
hal ini sering kali menimbulkan pertanyaan etis terkait privasi, manipulasi
informasi, dan penggunaan data pribadi tanpa izin yang jelas dari individu
yang terlibat. Sebagai contoh, kasus penggunaan data secara tidak sah

13
dalam kampanye politik atau pembuatan profil pemilih tanpa persetujuan
mereka menyoroti ketidakpatuhan terhadap prinsip-prinsip etika dalam
penggunaan teknologi kecerdasan buatan. Ketika teknologi ini digunakan
tanpa memperhatikan etika, ada risiko besar bahwa informasi yang
disampaikan kepada publik dapat disesuaikan secara tidak adil, mengarah
pada polarisasi opini, dan mempengaruhi proses demokrasi. Oleh karena
itu, perlunya kerangka kerja regulasi yang kuat, transparansi dalam
penggunaan teknologi, serta kesadaran akan batasan etika sangatlah
penting agar pemanfaatan kecerdasan buatan dalam politik dapat
dilakukan secara bertanggung jawab dan memperhatikan prinsip-prinsip
moral yang mendasar.

2.7. Pertimbangan Etika Dalam Penggunaan Teknologi Kecerdasan Buatan


Dalam Politik
Berdasarkan sumber yang ditemukan, terdapat sejumlah
pertimbangan etika dalam penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI)
dalam politik. Penyusunan pedoman etika penggunaan kecerdasan buatan
ditargetkan selesai tahun ini dan berpeluang dikembangkan menjadi aturan
hukum. Dalam konteks jurnalisme, terdapat kekhawatiran soal etika yang
menjadi pusat polemik, termasuk mengenai akurasi, keadilan,
akuntabilitas, dan transparansi dalam mengintegrasikan teknologi AI ke
dalam jurnalisme.
Dalam politik dan pemilu, penerapan teknologi kecerdasan buatan
telah menimbulkan tantangan etika yang perlu dipertimbangkan. Meskipun
teknologi AI telah memberikan manfaat dalam meningkatkan partisipasi
warga dan keamanan pemilu, keberadaannya juga menimbulkan tantangan
terkait regulasi, kebijakan privasi, inklusivitas, serta dampak sosial dan
etika dalam pengambilan keputusan politik.
Dalam mengembangkan teknologi kecerdasan buatan, penting
untuk mempertimbangkan tanggung jawab sosial, transparansi,
akuntabilitas, privasi dan keamanan data, serta dampak sosial dan

14
pekerjaan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa penerapan AI dalam
politik dan pemerintahan dilakukan secara etis dan bertanggung jawab.

Dengan demikian, pertimbangan etika dalam penggunaan


teknologi kecerdasan buatan dalam politik meliputi aspek-aspek penting
seperti transparansi, akuntabilitas, privasi, dan dampak sosial, yang perlu
diintegrasikan dalam pengembangan dan implementasi teknologi AI.
(Pabubung, Epistemologi Kecerdasan Buatan (AI) dan Pentingnya Ilmu
Etika dalam Pendidikan Interdisipliner, 2021)
Pertimbangan etika dalam penggunaan teknologi kecerdasan
buatan (AI) dalam politik sangat penting karena memiliki dampak yang
luas pada proses demokrasi dan partisipasi publik. Beberapa pertimbangan
utama termasuk privasi data, transparansi, serta keadilan dalam
penggunaan dan distribusi informasi. Penggunaan AI dalam politik sering
kali melibatkan pengumpulan data pribadi secara besar-besaran, yang
dapat menimbulkan kekhawatiran akan privasi individu. Selain itu,
algoritma yang digunakan dalam konteks politik harus transparan dan
terbuka agar publik dapat memahami bagaimana keputusan politik dibuat
atau bagaimana pesan politik disampaikan kepada mereka. Keadilan juga
menjadi isu penting, karena teknologi AI dapat digunakan untuk
menyajikan informasi secara selektif kepada pemilih, yang berpotensi
memengaruhi pandangan mereka secara tidak adil. Oleh karena itu,
menjaga aspek etika dalam penggunaan teknologi kecerdasan buatan
dalam politik membutuhkan kerangka kerja regulasi yang kuat, kontrol
yang ketat atas penggunaan data pribadi, transparansi dalam penggunaan
algoritma, serta kesadaran akan potensi dampak sosial yang dapat
ditimbulkan. Hanya dengan memperhatikan pertimbangan etika ini,
teknologi kecerdasan buatan dapat digunakan secara bertanggung jawab
untuk mendukung proses politik yang adil, transparan, dan demokratis.

15
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) memiliki peran yang semakin
signifikan dalam politik, terutama dalam proses pemilu dan pemerintahan.
Meskipun AI memberikan potensi besar untuk meningkatkan efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas dalam politik serta pemerintahan,
penggunaannya juga menimbulkan berbagai tantangan etis seperti privasi,
transparansi, diskriminasi, dan potensi manipulasi informasi. Untuk
memanfaatkan AI secara bertanggung jawab dalam politik, diperlukan
kerangka regulasi yang kuat, pedoman etika yang jelas, serta kesadaran
akan risiko dan implikasi sosial yang terkait.
.

4.2 Saran
Perlunya pengembangan regulasi yang lebih tegas terkait
penggunaan AI dalam politik, termasuk aturan terkait penggunaan data
pribadi, transparansi algoritma, dan upaya untuk memastikan bahwa
teknologi ini digunakan untuk kepentingan publik tanpa melanggar hak
individu. Selain itu, para pembuat kebijakan dan praktisi teknologi harus
secara aktif terlibat dalam diskusi dan pembentukan pedoman etika yang
mengatur penggunaan AI dalam konteks politik. Kesadaran akan implikasi
etis dan sosial juga perlu ditingkatkan, baik di kalangan para pengambil
keputusan maupun masyarakat umum, agar teknologi kecerdasan buatan
dapat dimanfaatkan secara bijaksana dalam mendukung proses politik
yang adil, transparan, dan demokratis.

16
DAFTAR PUSTAKA

Fauzan, I. (2020). ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI) PADA PROSES


PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KEPEGAWAIAN –
SEBUAH EKSPLORASI KONSEP SETELAH MASA PANDEMI
BERAKHIR. Civil Service , 31-42.

Jamaaluddin, & Sulistyowati, I. (2021). Buku Ajar Kecerdasan Buatan (Artificial


Intelligence). Sidoarjo: Umsida Press.

Mahamidi, A. (2023, Juni 27). Pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI) dalam


Pemerintahan. Retrieved Desember 9, 2023, from Kementrian Keuangan
Republik Indonesia:
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-banten/baca-artikel/16228/Pema
nfaatan-Kecerdasan-Buatan-AI-dalam-Pemerintahan.html

Pabubung, M. R. (2021). Epistemologi Kecerdasan Buatan (AI) dan Pentingnya


Ilmu Etika dalam Pendidikan Interdisipliner. Jurnal Filsafat Indonesia,
152-159.

Pabubung, M. R. (2023). Era Kecerdasan Buatan dan Dampak terhadap Martabat


Manusia dalam Kajian Etis. Jurnal Filsafat Indonesia, 66-74.

Robandi, I. (2019). Artificial Intelligence-Mengupas Rekayasa Kecerdasan


Tiruan. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Sihombing, E. N., & DAERAH, M. Y. (2020). IMPLEMENTASI


PENGGUNAAN KECERDASAN BUATAN DALAM. JURNAL ILMIAH
KEBIJAKAN HUKUM, 419-434.

17

Anda mungkin juga menyukai