Makalah Kecerdasan Buatan
Makalah Kecerdasan Buatan
Dosen pengampu
Azwar Anas Manurung S.P., M.P
KELAS 1 A AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ASAHAN
2023
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT atas rahmat dan
petunjuk-Nya yang telah membantu Kami menyelesaikan tugas ini. Selain itu,
Kami juga ingin mengirimkan salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW
yang menjadi panutan dalam hidup Kami.
Dalam proses penyusunan makalah ini, Kami mendapatkan dukungan
yang sangat berharga dari berbagai pihak, terutama dosen pembimbing dan rekan-
rekan sekelas. Mereka memberikan bimbingan, saran, dan masukan yang sangat
membantu. Karena itu kami ucapkan terima kasih.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan teman-
teman yang selalu memberikan semangat dan doa restu dalam perjalanan Kami
menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa mungkin ada kekurangan dan keterbatasan dalam
tugas ini, dan Kami memohon maaf atas hal tersebut. Semoga tugas ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.
.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3. Tujuan dan Manfaat...................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1. Teknonologi Kecerdasan Buatan Dalam Politik...........................................6
2.2. Pengertian Kecerdasan Buatan......................................................................7
2.3. Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan Dalam Politik...............................8
2.4. Keuntungan Teknologi Kecerdasan Buatan Dalam Politik...........................9
2.5. Pemahaman Dan Implementasi Teknologi Kecerdasan Buatan Dalam
Politik.................................................................................................................10
2.6. Kasus Pengumuman Teknologi Kecerdasan Buatan Dalam Politik............11
2.7. Pertimbangan Etika Dalam Penggunaan Teknologi Kecerdasan Buatan
Dalam Politik......................................................................................................13
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................15
4.1 Kesimpulan...................................................................................................15
4.2 Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3. Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui teknonologi kecerdasan buatan dalam politik.
2. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan buatan.
3. Untuk mengetahui pengaruh teknologi kecerdasan buatan dalam politik.
4. Untuk mengetahui keuntungan teknologi kecerdasan buatan dalam politik.
5. Untuk mengetahui pemahaman dan implementasi teknologi kecerdasan
buatan dalam politik.
6. Untuk mengetahui kasus pengumuman teknologi kecerdasan buatan dalam
politik.
7. Untuk mengetahui pertimbangan etika dalam penggunaan teknologi
kecerdasan buatan dalam politik.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
yang disesuaikan secara individual. Penggunaan AI dalam politik
membawa sejumlah dampak positif seperti peningkatan efisiensi,
pemahaman yang lebih mendalam tentang preferensi pemilih, dan
komunikasi yang lebih terfokus. Namun, ada berbagai isu etis yang
muncul seiring dengan penggunaan teknologi ini dalam politik.
Pengumpulan besar-besaran data pribadi, potensi manipulasi informasi,
dan pengambilan keputusan yang berbasis algoritma dapat menimbulkan
kekhawatiran akan privasi individu, keadilan, dan transparansi. Etika
dalam penggunaan AI dalam politik menjadi penting untuk menghadirkan
kerangka kerja yang jelas dalam mengatur penggunaan teknologi ini secara
bertanggung jawab, memastikan bahwa penggunaan data dilakukan
dengan izin dan sesuai dengan prinsip privasi, serta menjaga transparansi
dalam algoritma yang digunakan. Dalam upaya memperkuat integritas
proses politik, diperlukan regulasi yang tepat, kesadaran akan potensi
risiko, serta keterlibatan seluruh pemangku kepentingan dalam
memastikan bahwa penggunaan teknologi kecerdasan buatan dalam politik
berlangsung sesuai dengan prinsip-prinsip etika yang diterima secara luas
(Fauzan, 2020).
7
2.2. Pengertian Kecerdasan Buatan
Berdasarkan hasil pencarian, kecerdasan buatan (AI) adalah suatu
ilmu yang mempelajari cara membuat komputer melakukan sesuatu seperti
yang dilakukan oleh manusia. AI memiliki potensi besar dalam dunia
politik, terutama dalam proses pemilu, untuk meningkatkan efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas dalam politik serta pemerintahan. Namun,
implementasi AI dalam politik dan pemerintahan memiliki beberapa
tantangan, seperti regulasi dan kebijakan privasi yang tepat harus
diperhatikan untuk memastikan inklusivitas dan pelangganjangan
penggunaan AI. Dengan penggunaan AI yang bijaksana, politik dan
pemerintahan dapat menjadi lebih efektif, responsif, dan transparan dalam
menghadapi tantangan zaman modern. Namun, tidak ditemukan buku dan
jurnal yang membahas pengertian kecerdasan buatan secara khusus dalam
konteks politik (Jamaaluddin & Sulistyowati, 2021).
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence, AI) adalah bidang ilmu
komputer yang menekankan pembangunan mesin dan sistem yang mampu
melakukan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. Tujuan
utama dari AI adalah membuat komputer atau mesin mampu belajar dari
pengalaman, menyesuaikan diri terhadap situasi baru, mengekstrak pola
dari data, dan membuat keputusan yang cerdas seperti yang biasanya
dilakukan oleh manusia. Dalam konteks politik, AI digunakan untuk
menganalisis data pemilih, memetakan tren politik, dan bahkan
mempengaruhi opini publik melalui penggunaan algoritma yang
disesuaikan. Penggunaan AI dalam politik membuka pintu bagi
pengolahan data yang besar dan kompleks untuk merumuskan strategi
kampanye yang lebih efisien. Namun, keberadaannya juga menimbulkan
berbagai pertanyaan etis seputar privasi, transparansi, dan potensi
manipulasi informasi yang harus dipertimbangkan dengan serius dalam
penggunaannya dalam ranah politik. Oleh karena itu, memahami AI tidak
hanya sebatas pada kemampuannya untuk meniru kecerdasan manusia,
tetapi juga tentang bagaimana teknologi ini diintegrasikan secara etis
8
dalam kehidupan sosial, termasuk politik, untuk memastikan
penggunaannya yang bertanggung jawab dan sesuai dengan prinsip-prinsip
etika yang mendasar.
9
memastikan bahwa penggunaan teknologi kecerdasan buatan dalam politik
dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip moral, menghormati
hak asasi manusia, dan mendukung proses demokrasi yang sehat.
10
mereka secara individual sesuai dengan kebutuhan pemilih. Selain itu, AI
juga membantu dalam meramalkan pola perilaku pemilih dan
mengidentifikasi isu-isu yang penting bagi masyarakat, yang pada
gilirannya dapat memperkaya diskusi politik dan meningkatkan partisipasi
demokratis. Namun, meskipun memberikan keuntungan tersebut, penting
untuk diingat bahwa penggunaan AI dalam politik harus memperhatikan
aspek etika seperti privasi data, transparansi, dan keadilan. Regulasi yang
tepat dan pedoman etika yang jelas diperlukan untuk memastikan bahwa
keuntungan yang ditawarkan oleh teknologi kecerdasan buatan dapat
dimanfaatkan secara bertanggung jawab dalam ranah politik, menjaga
integritas proses demokrasi, dan menghindari potensi penyalahgunaan atau
dampak negatif terhadap masyarakat secara umum.
11
Dengan demikian, implementasi teknologi kecerdasan buatan
dalam politik dan pemerintahan menawarkan potensi besar untuk
meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan pelayanan publik, namun juga
memerlukan perhatian yang cermat terhadap berbagai tantangan terkait
regulasi, privasi, dan dampak sosial. (Mahamidi, 2023)
Pemahaman dan implementasi teknologi kecerdasan buatan (AI)
dalam politik memerlukan keseimbangan yang cermat antara inovasi
teknologi dan pertimbangan etika. Penggunaan AI dalam politik
melibatkan berbagai aspek, mulai dari analisis data pemilih untuk
meramalkan tren politik hingga penggunaan algoritma untuk mengarahkan
kampanye politik dan mempengaruhi opini publik. Bagaimanapun,
implementasi AI dalam konteks politik memerlukan kesadaran yang
mendalam akan risiko etis seperti privasi, transparansi, dan potensi
manipulasi informasi. Untuk menerapkan teknologi ini secara etis,
diperlukan kejelasan regulasi yang menegaskan batasan penggunaan data
pribadi, pengawasan terhadap algoritma yang digunakan, serta kebijakan
yang memastikan transparansi dalam penggunaan AI dalam kampanye
politik. Selain itu, penting juga untuk melibatkan ahli etika, pakar
teknologi, serta pemangku kepentingan politik dalam pembuatan
keputusan terkait implementasi AI dalam politik. Hal ini akan memastikan
bahwa pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan dalam ranah politik tidak
hanya menghasilkan keuntungan strategis, tetapi juga mempertimbangkan
prinsip-prinsip etika yang mendasar untuk menjaga integritas, keadilan,
dan demokrasi dalam proses politik.
12
Menurut sebuah artikel di Kompas.id, sejumlah negara telah
memanfaatkan teknologi AI untuk meningkatkan partisipasi warga,
verifikasi identitas pemilih, keamanan pemilu, dan pengambilan keputusan
kampanye yang lebih efektif. Namun, keberadaan kecerdasan buatan
dalam politik juga menimbulkan tantangan besar terkait regulasi,
kebijakan privasi, inklusivitas, serta dampak sosial dan etika dalam
pengambilan keputusan politik.
Dalam pemerintahan, penerapan AI telah membawa manfaat
signifikan dalam meningkatkan efisiensi administrasi, pengambilan
keputusan, pengawasan, dan pelayanan publik yang lebih baik. Namun,
hal ini juga dihadapkan pada tantangan terkait kebijakan, regulasi, privasi
data, transparansi, serta evaluasi dampak dan implikasi kebijakan.
Artikel lain menyoroti bahwa lembaga pemerintah dapat
meningkatkan efektivitas pengawasan dan penegakan hukum dengan
memanfaatkan AI, namun implementasi AI di lembaga pemerintah juga
dihadapkan pada sejumlah tantangan dan implikasi terkait kebijakan,
regulasi, privasi data, etika, dan transparansi dalam pengambilan
keputusan yang melibatkan AI. (Sihombing & DAERAH, 2020)
Dengan demikian, implementasi teknologi kecerdasan buatan
dalam politik dan pemerintahan menawarkan potensi besar untuk
meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan pelayanan publik, namun juga
memerlukan perhatian yang cermat terhadap berbagai tantangan terkait
regulasi, privasi, dan dampak sosial.
Salah satu kasus yang menonjol terkait pengumuman teknologi
kecerdasan buatan dalam politik adalah pemanfaatan AI untuk
mengarahkan dan memengaruhi opini publik dalam konteks kampanye
politik. Beberapa kasus telah menunjukkan penggunaan algoritma dan
analisis data yang canggih untuk memperoleh informasi tentang preferensi
pemilih serta menyusun strategi kampanye yang terpersonalisasi. Namun,
hal ini sering kali menimbulkan pertanyaan etis terkait privasi, manipulasi
informasi, dan penggunaan data pribadi tanpa izin yang jelas dari individu
yang terlibat. Sebagai contoh, kasus penggunaan data secara tidak sah
13
dalam kampanye politik atau pembuatan profil pemilih tanpa persetujuan
mereka menyoroti ketidakpatuhan terhadap prinsip-prinsip etika dalam
penggunaan teknologi kecerdasan buatan. Ketika teknologi ini digunakan
tanpa memperhatikan etika, ada risiko besar bahwa informasi yang
disampaikan kepada publik dapat disesuaikan secara tidak adil, mengarah
pada polarisasi opini, dan mempengaruhi proses demokrasi. Oleh karena
itu, perlunya kerangka kerja regulasi yang kuat, transparansi dalam
penggunaan teknologi, serta kesadaran akan batasan etika sangatlah
penting agar pemanfaatan kecerdasan buatan dalam politik dapat
dilakukan secara bertanggung jawab dan memperhatikan prinsip-prinsip
moral yang mendasar.
14
pekerjaan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa penerapan AI dalam
politik dan pemerintahan dilakukan secara etis dan bertanggung jawab.
15
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) memiliki peran yang semakin
signifikan dalam politik, terutama dalam proses pemilu dan pemerintahan.
Meskipun AI memberikan potensi besar untuk meningkatkan efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas dalam politik serta pemerintahan,
penggunaannya juga menimbulkan berbagai tantangan etis seperti privasi,
transparansi, diskriminasi, dan potensi manipulasi informasi. Untuk
memanfaatkan AI secara bertanggung jawab dalam politik, diperlukan
kerangka regulasi yang kuat, pedoman etika yang jelas, serta kesadaran
akan risiko dan implikasi sosial yang terkait.
.
4.2 Saran
Perlunya pengembangan regulasi yang lebih tegas terkait
penggunaan AI dalam politik, termasuk aturan terkait penggunaan data
pribadi, transparansi algoritma, dan upaya untuk memastikan bahwa
teknologi ini digunakan untuk kepentingan publik tanpa melanggar hak
individu. Selain itu, para pembuat kebijakan dan praktisi teknologi harus
secara aktif terlibat dalam diskusi dan pembentukan pedoman etika yang
mengatur penggunaan AI dalam konteks politik. Kesadaran akan implikasi
etis dan sosial juga perlu ditingkatkan, baik di kalangan para pengambil
keputusan maupun masyarakat umum, agar teknologi kecerdasan buatan
dapat dimanfaatkan secara bijaksana dalam mendukung proses politik
yang adil, transparan, dan demokratis.
16
DAFTAR PUSTAKA
17