Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN KETAMANSISWAAN

Tentang

ADAB DI TENGAH KELUARGA

Dosen pengampu: Muhammad M.pd

Kelompok 3:

Etika muspika

Feni febriani

Trisnawati

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

TAMAN SISWA BIMA

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang maha esa, atas rahmat,dan hidayahnya kami dapat
menyelesaikan tugas yang di berika oleh dosen pengampu mata kuliah pendidikan KETMANSISWAAN
yaitu "Muhammad, M.pd "dengan tepat waktu sebagai sujud dan pengabdian kami kepada Allah SWT
sekaligus bentuk realisasi dari tanggung jawab dan kewajiban kami selama mengikuti mata kuliah ini.

Makalah ini berisi materi tentang "adab di tengah keluarga" itu sendiri sehingga makalah ini
dapat digunakan untuk penyajian diskusi dan keperluan lainnya.

Makalah ini di harapkan dapat di manfaatkan oleh para mahasiswa sebagai bahan bacaan
untuk menambahkan wawasan yang telah ada selain itu,semua anggota kelompok 3 juga mengucapkan
terima kasih kepada Allah SWT, kepada orang tua,teman-teman dan semua pihak yang telah
memberikan dan bantuannya dalam penyusunan makalah ini
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1

B. Tujuan ........................................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 2

A. Keutamaan adab terhadap orang tua ................................................................................. 2

B. Keutamaan birrul walidain ....................................................................................................4

C. Macam-macam adab kepada orang tua.............................................................................4

D. Perintah birrul walidain ( Al-Qur'an dan Al-hadist )...................................................6

E. Contoh-contoh adab sikap dan ucapan terhadap orang tua........................................9

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................11

A. Kesimpulan ................................................................................................................................11

B. Saran .............................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................12


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adab memiliki kedudukan yang sangat penting dalam agama islam. Adab dapat berupa
kesopanan, etika, moral, atau perilaku yang baik. Adab menjadi hal yang tertanam dalam diri
manusia. Manusia yang berperilaku baik disebut manusia beradab. Sedangkan manusia yang
berperilaku buruk biasa disebut manusia tidak beradab. Pada era modern ini masyarakat
indonesia telah banyak ditemukan yang perilakunya belum mencerminkan adab yang baik. Mulai
dari remaja hingga sampai dengan dewasa. Bahkan pelakunya sendiri mayoritas terdiri dari
remaja yang masih duduk dibangku sekolah.

Mahasiswa dikatakan sebagai agen of change yang seharusnya dari segi perilaku menjadi
contoh yang baik terhadap orang tua namun faktanya masih begitu banyak ditemukan mahasiswa
yang belum memahami dan mengimplementasikan perilaku beradab dalam kehidupan sehari-
hari.

B. Tujuan
Untuk mengetahui keutamaan adab terhadap orang tua, keutamaan birrul walidain, perintah
birrul walidain ( Al-Qur'an dan Al-hadist ), macam-macam adab terhadap orang tua, dan contoh-
contoh adab sikap dan ucapan terhadap orang tua.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Keutamaan adab terhadap orang tua

Berbakti kepada kedua orangtua merupakan fardhu „ain atas setiap muslim yang telah
diwajibkan Allah kepada para hamba-Nya. Adapun dalam hal yang bersifat fardhu kifayah yang
cukup hanya dilakukan oleh sebagian anggota masyarakat saja sudah menggugurkan kewajiban
yang lain, seperti halnya mengurus jenazah, maka kewajiban berbakti kepada kedua orang tua
didahulukan atas fardhu kifayah.

1. Amal Yang Paling Utama

Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu amal yang paling utama. Dari Abdullah
bin Masud radhiyallahu anhu ia berkata; “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam, “Amalan apa yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Shalat pada
waktunya.” Aku melanjutkan, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua
orang tua.” Lalu aku bertanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.”
(HR. Al Bukhari dan Muslim).

2. Bernilai Jihad

Berbakti kepada orang tua senilai dengan jihad fi sabilillah. Sehingga pada beberapa hadits,
beliau menganjurkan orang yang akan berjihad untuk berbakti kepada kedua orang tua.

Dari Abdullah bin Ash ia berkata; “Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu alaihi
wasallam lalu meminta kepada beliau untuk berjihad. Maka beliau bersabda, “Apakah kedua
orang tuamu masih hidup?” ia menjawab, “Ya.” Beliau pun bersabda, “Maka bersungguh-
sungguhlah dalam berbakti kepada keduanya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

3. Berpahala Hijrah

Berbakti kepada orang tua juga bernilai hijrah. Ada seseorang yang berniat berhijrah ke
Madinah, lalu Rasulullah memerintahkannya untuk tetap di negerinya dalam rangka berbakti
kepada kedua orang tua.

“Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lalu berkata “Saya
berbaiat kepadamu untuk berhijrah dan berjihad, aku mengharapkan pahala dari Allah.” Beliau
bertanya, “Apakah salah satu orang tuamu masih hidup?” Ia menjawab, “Ya, bahkan keduanya
masih hidup.” Rasulullah bertanya lagi, “Maka apakah kamu masih akan mencari pahala dari
Allah?” Ia menjawab, “Ya.” Maka beliau pun bersabda, “Pulanglah kepada kedua orang tuamu
lalu berbuat baiklah dalam mempergauli mereka.” (HR. Muslim).
4 Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu

Ungkapan surga berada di bawah kaki ibu merupakan ungkapan yang bersumber dari hadits
dan menunjukkan betapa luar biasa keutamaan berbakti kepada ibu.

“Jahimah pernah datang kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam lalu berkata, “Ya Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam, aku ingin berperang dan sungguh aku datang untuk meminta
pendapatmu.” Beliau bertanya, “Apakah engkau masih memiliki ibu?”Ia menjawab, “Ya.” Maka
beliau pun bersabda, “Tetaplah bersamanya karena sesungguhnya surga ada di kakinya.” (HR.
Ibnu Majah dan An Nasai)

5. Dipanjangkan Umur, Ditambah Rezeki

Di antara keutamaan berbakti kepada kedua orang tua adalah sama dengan keutamaan
silaturahim yakni dipanjangkan umur dan ditambah rezekinya.

“Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya, maka hendaklah ia berbakti
kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturahim” (HR. Ahmad)

6. Memperoleh Ampunan Allah

Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu amal yang dengannya Allah
mengampuni dosa-dosa seorang hamba.

“Siapa yang mendapati salah satu dari kedua orang tuanya kemudian ia tidak diampuni, maka
Allah telah menjauhkannya (dari rahmat)” (HR. Ahmad

7. Taat Kepada Orang Tua Merupakan Bentuk Ketaatan Kepada Allah

“Taat kepada Allah (salah satu bentuknya) adalah taat kepada orang tua. Durhaka terhadap
Allah (salah satu bentuknya) adalah durhaka kepada orang tua” (HR. Thabrani)

8. Keridhaan Allah Ada Pada Keridhaan Orang Tua

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda;

“Keridhaan Tuhan ada pada keridhaan orang tua dan kemurkaan Tuhan ada pada kemurkaan
orang tua” (HR. Tirmidzi)

9. Bentuk Taubat Kepada Allah

Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu ia berkata;

“Seorang laki-laki datang menghadap Nabi lalu berkata, “Sesungguhnya aku telah melakukan
satu dosa yang sangat besar. Apakah aku bisa bertaubat?” Beliau balik bertanya, “Apakah
engkau masih memiliki ibu?” ia menjawab, “Tidak.” Beliau bertanya lagi, “Apakah engkau masih
memiliki bibi (saudari ibu)?”ia menjawab, “Ya.” Maka beliau bersabda, “Maka berbaktilah
kepadanya.” (HR. Tirmidzi)

10. Tiket Menuju Surga

Berbakti kepada kedua orang tua merupakan tiket menuju surga. Dalam hadits diistilahkan
orang tua adalah “ausathu abwaabil jannah” pintu surga yang tengah-tengah.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda;

“Orang tua adalah paling pertengahan dari pintu-pintu surga. Jika kamu mau, sia-siakanlah
pintu itu (kau tidak mendapat surga) atau jagalah ia (untuk mendapatkan pintu surga itu).” (HR.
Tirmidzi dan Ibnu Majah). Wallahu alam bish shawab.

B. Keutamaan birrul walidain

ada beberapa keutamaan yang dapat diambil dari birrul al-walidayn antara lain adalah:

1. Dicintai oleh Allah Swt

2. Mendapat pahala yang berlipat ganda

3. Masuk surga

4. Panjang umur dan dilapangkan rezeki

5. Semua amal solehnya diterima dan diampuni dosanya

6. Doa orang tua akan dikabulkan

7. Tidak akan menyesal

C. Macam-macam adab kepada orang tua

Banyak cara yang bisa dilakukan anak dalam berbakti atau beradab yang baik kepada kedua
orang tuanya diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mematuhi nasihat orang tua

Sudah seharusnya setiap anak mengikuti saran dan nasihat kedua orang tuanya. Tujuan
orang tua menyampaikan saran dan nasihat kepada anak adalah untuk kebaikan anak itu
sendiri. Mengingat hal ini, sang anak selayaknya patuh dan mengikuti petuah serta amanat
orang tuanya. Dengan catatan, selama nasihat orang tua tersebut baik dan sesuai dengan
ajaran Islam. Jika tidak, maka anak berhak, bahkan diharuskan menolaknya. Akan tetapi,
penolakan tersebut harus dilakukan dengan cara yang baik dan santun.

2. Berterimakasih kepada kedua orang tua

Jasa kedua orang tua terhadap anak begitu besar bahkan, limpahan jasa yang tercurah
kepada anak tersebut tidak bisa ditukar dengan apapun, Ibu dan bapak sama-sama memiliki
cinta dan kasih sayang tak terhingga kepada anak. Mereka berdua telah bahu membahu
membesarkan anak tanpa pamrih secuil pun. Cinta dan kasih sayang ibu dan bapak berlaku
sepanjang massa.

3. Bersikap lemah lembut terhadap orang tua

Sudah seharusnya seorang anak bersikap hormat kepada kedua orang tuanya. Wujud
penghormatan tersebut bisa bermacam-macam diantaranya adalah bertutur kata yang baik,
berbicara dengan sikap lemah lembut, dan tidak mengucapkan kata-kata kasar.

4. Meringankan beban orang tua

Salah satu jalan meraih kerukunan dalam kehidupan keluarga adalah dengan saling
membantu, Antar anggota keluarga ada prinsip bahu-membahu untuk meringankan beban.
Prinsip ini juga berlaku atas anak dalam berhubungan dengan orang tuanya.

5. Mendoakan orang tua agar senantiasa dikaruniai rahmat dan ampunan

Salah satu bentuk sikap birulwalidain adalah mendoakan kebaikan untuk oarang tua.
Sehabis shalat fardu ataupun sunah, bahkan setiap saat, setiap anak dianjurkan untuk
mendoakan kedua orang tuanya agar senantiasa berlimpah kasih sayang dan ampunan dari
Allah. Inilah ungkapan kasih sayang anak kepada orang tua. Cara ini juga sangat ampuh untuk
membina kerukunan hidup di tengah keluarga, antara anak dengan orang tua. Betapa indah jika
lisan anak sennantiasa memanjatkan doa kepada orang tua. Begitu juga, orang tua tak henti-
henti memohon kepada Allah agar anak selalu diselimuti kebahagiaan dan kesuksesan.

6. Birrul all walidain Setelah orang tua wafat

Setelah orang tua wafat, bukan berarti bakti anak kepada orang tua berhenti. Bakti dan
penghormatan kepada orang tua masih tetap dapat dilakukan. Hubungan anak dengan orang
tua pun tidak terputus meskipun orang tua sudah menghadapi sang Khalik.

D. Perintah birrul walidain ( Al-Qur'an dan Al-hadist )

Dalil Berbakti kepada Orang Tua dalam Ayat Al Quran dan Hadis
1. Dalil Berbakti kepada Orang Tua dalam Surat Al-Isra' ayat 23

Di dalam Al Quran, perintah untuk hormat dan patuh pada orang tua ditempatkan di bawah
iman kepada Allah SWT, sebagaimana tergambar dalam surah Al-Isra' ayat 23:

‫َو َقَض ٰى َر ُّبَك َأاَّل َتْعُبُدوا ِإاَّل ِإَّياُه َو ِباْلَو اِلَد ْيِن ِإْح َس اًنا‬

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
berbuat baik kepada ibu bapakmu ... ” (QS. Al-Isrā’[17]: 23).

2. Dalil Menghormati dan tidak membentak Orang Tua dalam Surat Al-Isra’ : 23-24

‫َو َقَض ٰى َر ُّبَك َأاَّل َتْعُبُدوا ِإاَّل ِإَّياُه َو ِباْلَو اِلَد ْيِن ِإْح َس اًنا ۚ ِإَّم ا َيْبُلَغَّن ِع ْنَدَك اْلِكَبَر َأَح ُدُهَم ا َأْو ِكاَل ُهَم ا َفاَل َتُقْل َلُهَم ا ُأٍّف َو اَل َتْنَهْر ُهَم ا َو ُق ْل َلُهَم ا‬
‫َقْو اًل َك ِريًم ا‬

Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-
duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya,
dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (QS Al-Isra' : 23).

‫َو اْخ ِفْض َلُهَم ا َج َناَح الُّذ ِّل ِم َن الَّرْح َم ِة َو ُقْل َر ِّب اْر َحْم ُهَم ا َك َم ا َر َّبَياِني َصِغ يًرا‬

Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil". (QS Al-Isra : 24).

3. Dalil Berbuat baik pada orang tua dalam Surat An-Nisa’ : 36

‫َو اْع ُب ُدوا َهَّللا َو اَل ُتْش ِرُك وا ِب ِه َش ْيًئا ۖ َو ِباْلَو اِل َد ْيِن ِإْح َس اًنا َو ِب ِذ ي اْلُق ْر َبٰى َو اْلَيَت اَم ٰى َو اْلَم َس اِكيِن َو اْلَج اِر ِذ ي اْلُق ْر َبٰى َو اْلَج اِر اْلُج ُنِب‬
‫َو الَّصاِحِب ِباْلَج ْنِب َو اْبِن الَّسِبيِل َو َم ا َم َلَك ْت َأْيَم اُنُك ْم ۗ ِإَّن َهَّللا اَل ُيِح ُّب َم ْن َك اَن ُم ْخ َتااًل َفُخ وًرا‬

Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.


Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-
banggakan diri,” (QS An-Nisa' : 36).

4. Dalil Berbuat baik pada orang tua walau bukan muslim dalam Surat Lukman : 14-15

‫َو َو َّصْيَنا اِإْل ْنَس اَن ِبَو اِلَد ْيِه َح َم َلْتُه ُأُّم ُه َو ْهًنا َع َلٰى َو ْهٍن َو ِفَص اُلُه ِفي َعاَم ْيِن َأِن اْشُك ْر ِلي َو ِلَو اِلَد ْيَك ِإَلَّي اْلَم ِص يُر‬

Artinya: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Ku lah kembalimu." (QS Lukman : 14)

‫َو ِإْن َج اَهَداَك َع َلٰى َأْن ُتْش ِرَك ِبي َم ا َلْيَس َلَك ِبِه ِع ْلٌم َفاَل ُتِط ْعُهَم ا ۖ َو َص اِح ْبُهَم ا ِفي الُّد ْنَيا َم ْعُروًف ا ۖ َو اَّتِب ْع َس ِبيَل َم ْن َأَن اَب ِإَلَّي ۚ ُثَّم ِإَلَّي‬
‫َم ْر ِج ُع ُك ْم َفُأَنِّبُئُك ْم ِبَم ا ُكْنُتْم َتْع َم ُلوَن‬

Artinya: "Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku,
kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka Ku beritakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan." (QS Lukman : 15)

5. Dalil Berbuat baik pada orang tua dan tidak mempersekutukan Allah dalam Surat Al-An’am :
151

‫ُقۡل َتَع اَلۡو ا َاۡت ُل َم ا َح َّر َم َر ُّبُك ۡم َع َلۡي ُك ۡم‌ َااَّل ُتۡش ِرُك ۡو ا ِبٖه َش ۡي ًٔــــا َّو ِباۡل َو اِلَد ۡي ِن ِاۡح َس اًن‌ا ۚ َو اَل َتۡق ُتُلۤۡو ا َاۡو اَل َد ُك ۡم ِّم ۡن ِاۡم اَل ٍقؕ‌ َنۡح ُن َن ۡر ُزُقُك ۡم َو ِاَّي اُهۡم‌ ۚ َو اَل‬
‫َتۡق َر ُبوا اۡل َفَو اِحَش َم ا َظَهَر ِم ۡن َها َو َم ا َبَطَن‌ ۚ َو اَل َتۡق ُتُلوا الَّنۡف َس اَّلِتۡى َح َّر َم ُهّٰللا ِااَّل ِباۡل َح ـِّق‌ ؕ ٰذ ِلُك ۡم َو ّٰص ٮُك ۡم ِبٖه َلَع َّلُك ۡم َتۡع ِقُلۡو َن‬

Artinya: "Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang
ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan
memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-
perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah
kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu
(sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu
memahami(nya)."

5. Dalil Berbakti kepada Orangtua dari Hadis Bukhari dan Muslim

• Kedudukan ibu 3 kali lebih mulia

Artinya: "Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang
paling berhak aku berbakti kepadanya?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi;
“Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa lagi?” Beliau
menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Kemudian
ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

• Merawat orang tua sama dengan jihad

Merawat orang tua adalah hal yang tidak mudah karena membutuhkan kesabaran tinggi,
sehingga Rasulullah Muhammad SAW menyebut keutamaannya seperti jihad. Dalam sebuah
hadis yang diriwayatkan Muslim, Abdullah bin Umar mengatakan ada seorang pria datang
kepada Rasulullah. Dia meminta izin untuk pergi jihad. Lalu Rasulullah bertanya “Apakah kedua
orang tuamu masih hidup?” Pria itu menjawab “Ya.” Kemudian Rasulullah bersabda, “Maka
kepada keduanya itulah kamu berjihad.”

• Celaka jika tidak berbuat baik pada orang tua

Sebuah hadis dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: “Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi
celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau
keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk surga,” (HR Muslim).

• Dalil Mendoakan Kedua Orangtua

Dalam suatu hadis yang diriwayatkan Abu Usaid, ia berkata: “Suatu ketika saya sedang duduk-
duduk bersama Rasulullah SAW. Tiba-tiba ada seorang laki-laki dari sahabat Ansar mengunjungi
nabi. Ia kemudian bertanya: ‘Ya Rasullah, apakah saya bisa berbaik budi kepada kedua orang
tua saya yang sudah meninggal?’ Rasullah lalu menjawab:

‘Iya, ada empat hal, yaitu (1) mendoakan mereka, (2) memohonkan ampunan untuk keduanya,
(3) menunaikan janji mereka dan memuliakan teman mereka, dan (4) menjalin silaturahim
dengan orang-orang yang tidak akan menjadi saudaramu, kecuali melalui perantara ayah-
ibumu. Itulah budi baik yang harus kamu lakukan setelah mereka meninggal’,” (H.R. Ahmad).

• Dalil tentang Ridha Orang Tua

Rasulullah SWT juga bersabda: “Riḍa Allah terletak pada riḍa orang tua, dan murka Allah
terletak pada kemurkaan orang tua,” (H.R. Baihaqi).

Hadits dari Anas meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Siapa yang berbakti kepada orang tuanya, dia akan mendapat keberuntungan dan Allah SWT
akan menambah panjang umurnya.” (HR Bukhari, Abu Yala, Thabrani, dan Hakim).

Salman al-Farisi juga meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda, Qadha Allah tidak akan diubah
kecuali dengan doa dan umur tidak akan bertambah kecuali dengan berbakti kepada orang tua”
(HR Tirmidzi).

Hadits dari Anas bahwa Rasulullah saw bersabda:

“Siapun yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya, maka hendaknya dia
berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturahim. (HR Ahmad dan al-Baihaqi).

Hadits yang diriwayatkan dari Imam At-Tirmidzi


Artinya: Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu anhuma, Rasulullah SAW bersabda: “Ridha
Allah SWT tergantung kepada keridhaan orang tua, dan murka Allah SWT tergantung pada
murka orang tua.” (HR. At-Tirmidzi)114.

Hadis yang diriwayatkan dari Imam Al-Hakim

Artinya: Dari Sahal bin Muadz, dari ayahnya RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang berbakti kepada kedua orang tuanya, sesungguhnya ia sangat beruntung
dan Allah akan menambahkan (memanjangkan) umurnya.” (HR. Al-Hakim)

Hadis yang diriwayatkan dari Imam Al-Hakim

Artinya: Dari Abi Bakrah RA berkata, saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Setiap
dosa akan diakhirkan (ditunda) balasannya oleh Allah SWT hingga hari kiamat, kecuali durhaka
kepada kedua orang tua, sesungguhnya Allah akan menyegerakan di dunia sebelum kematian
menjemput.” (HR. Al Hakim)123

E. Contoh-contoh adab sikap dan ucapan terhadap orang tua

1. Tidak memandang orang tua dengan pandangan yang tidak menyenangkan atau tajam,
tataplah mereka dengan lembut dan penuh perhatian

2. Tidak meninggikan suara ketika sedang berbicara, bicaralah dengan nada yang lembut

3. Tidak memotong pembicaraan saat mereka tengah berbicara, tunggulah hingga mereka
selesai

4. Mengutamakan orang tua dari pada diri sendiri dalam hal urusan duniawi

5. Sopan dan hormat kepada orang tua dimanapun dan kapanpun

6. Tidak duduk dihadapan orang tua sedang mereka berdiri

7. Tidak membantah perkataan orang tua


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi kesimpulan dari pembahasan materi ini adalah adab itu pelu lebih tinggi daripada ilmu.
Jika seseorang itu memiliki ilmu yang banyak, tetapi tidak memiliki adab dan akhlak yang baik,
boleh jadi setiap apa yang dipelajari itu adalah sia-sia. Sepatutnya semakin tinggi ilmu
seseorang, semakin tinggilah adab dan budi pekertinya.

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah di atas masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari semuanya kami butuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi Faisal Bahreisy dkk, Buku pintar Ahklak (Tangerang; Nusantara Lestsri ceria pratama,
2010),

Abu Hamid, Super Berkah;Buah manis berbakti kepada ibu bapak (Bandung: Pustaka Hidayah,
2009),

12 Shihab, Birrul Walidain: Wawasan al-Qur‟an tentang bakti kepada ibu bapak (Tangerang:
Lentera Hati, 2014),

Anda mungkin juga menyukai