MUTU PRODUK
BIOVAIBILITAS
𝐴𝑈𝐶 𝑜𝑟𝑎𝑙 𝑥 𝐷𝑜 𝑖𝑣
𝐹 𝑎𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡 =
𝐴𝑈𝐶 𝑖𝑣 𝑥 𝐷𝑜 𝑜𝑟𝑎𝑙
89,5 𝑥 50
=
37,8 𝑥 200
4,475
=
7,560
= 0,59
◊ F<1 , BA absolut kurang dari 1 artinya absorpsi obat tidak sempurna
2. Biovaibilitas relatif
𝐴𝑈𝐶 𝑎 𝑥 𝐷𝑜 𝑏
𝐹 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 =
𝐴𝑈𝐶 𝑏 𝑥 𝐷𝑜 𝑎
89,5 𝑥 200
=
86,1 𝑥 200
17.900
=
17.220
= 1,039
◊ F>1 , BA relatif lebih dari 1 artinya BA relatif tablet terhadap larutan tidak
bermakna
BIOEKIVALENSI
• Uji BA komparatif
• Uji farmakodinamik komparatif
• Uji disolusi komparatif (disolusi terbanding)
Uji BA komparatif
• Produk obat bukan larutan non sistemik : untuk nasal, okular, dermal,
rektal, vaginal, dll
• Pada kasus tertentu untuk sediaan non sistemik diperlukan
pengukuran kadar obat dalam darah untuk uji keamanan ,melihat
absorbsi obat yang tidak diinginkan
Uji disolusi terbanding
Produk farmasetik dengan kekuatan zat aktif yang berbeda dan diproduksi
oleh industri yang sama bila memenuhi ketentuan sbb :
a. Komposisi sama
b. Uji BE telah dilakukan untuk salah satu kekuatan dosis
c. Farmakokinetika linier
d. Ada perubahan kecil dalam formula atau proses pembuatan Zat yang
termasuk BCS kelas 1
Zat yang termasuk BCSkelas 2 dan 3 dengan syarat tertentu
Faktor similaritas
• Pada uji ini yang dibandingkan adalah profil disolusi dari sediaan uji dengan sediaan
pembanding (produk inovator) pada 3 pH yaitu pH 1,2;4,5; dan 6,8 dengan waktu
pengambilan sampel 10,20,30,40,50 dan 60 menit
Kelompok 1 Kelompok 2
Diberi Formulasi standart secara Diberi Formulasi uji secara
peroral dengan dosis 60 mg/kg peroral dengan dosis 60 mg/kg
Dua obat dianggap bioekuivalen jika bioavailabilitas keduanya setara dan begitu
mirip sehingga tidak mungkin menghasilkan perbedaan klinis yang relevan dalam
hal keamanan dan keefektifan
AUC merupakan parameter yang paling penting dalam mengevaluasi bioavailabilitas obat
dari bentuk sediaan yang digunakan sebagai gambaran seberapa jauh obat diserap.
Sementara C max dan T max tidak berbeda secara signifikan pada tingkat signifikansi
0,05
Tmax dan Cmax tergantung dengan tingkat penyerapan, lamanya kelinci puasa mungkin
mengakibatkan Tmax lebih tinggi dari Cmax. Formulasi yang diberikan dalam bentuk
larutan juga bisa mengakibatkan onset lebih cepat dan Cmax yang lebih tinggi.
UJI KLINIK
Fase 1 : Sehat Konfirmasi temuan Kinetik
pada uji Praklinik Dinamik dan efek
farmakoterapi
ESO & Tolerabilitas
Fase 2 : Pasien Studi pendahuluan Uji manfaat pada pasien
pada pasien terbatas
Kinetik, penentuan
dosis, lingkup terapi
ESO dan tolerabilitas
Fase 3 : Pasien (Uji Klinik Bukti manfaat dan Bukti manfaat
Acak Terkontrol) keamanan Keamanan
Dosis regimen
Desain Menyilang
Desain Uji Klinik Paralel
Kelompok
Efek
Perlakuan
Subyek
R
Penelitian
Kelompok Efek
Kontrol
A B”
Kelompok Kelompok
Efek ? Efek ?
Perlakuan Kontrol
SUBYEK R
B A”
Kelompok Kelompok
Efek ? Efek ?
Kontrol Perlakuan