Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 2: Gebri maulida

Laura hanifah

Peran sekolah,keluarga,dan masyarakat dalam pembentukan

karakter berkualitas
Pendidikan karakter penting untuk membangun jati diri bangsa dan masyarakat baru. Studi
kepustakaan menunjukkan bahwa membentuk siswa berkarakter memerlukan upaya terus
menerus dan refleksi mendalam. Bagir, dkk (2005: 108) dapat menjadi referensi para praktisi
pendidikan di lingkungan persekolahan dalam mengembangkan strategi pendidikan karakter di
lingkungan madrasah. Menurutnya bahwa terdapat empat tataran implementasi, yaitu tataran
konseptual, institusional,operasional,dan arsitektural. Dibutuhkan waktu untuk menjadikan
keputusan moral menjadi kebiasaan. Keterlibatan keluarga, sekolah, dan masyarakat adalah
kunci keberhasilan dalam membentuk karakter siswa. Kesinambungan dan harmoni di antara
ketiga lingkungan pendidikan menjadi langkah utama untuk mencapai tujuan ini.

Lingkungan sekolah sangat berperan penting dalam pembentukan karakter pada anak, dimana
disekolah sebaikknya diterapkan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan menanamkan perilaku yang
baik dengan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang dapat menstimulus anak untuk menjadi
lebih baik lagi. Sekolah, pada hakikatnya bukanlah sekedar tempat “transfer of knowledge”
belaka. Seperti dikemukakan Fraenkel (1977: 1-2), sekolah tidaklah semata-mata tempat di mana
guru menyampaikan pengetahuan melalui berbagai mata pelajaran. Sekolah juga adalah lembaga
yang mengusahakan usaha dan proses pembelajaran yang berorientasi pada nilai (value-oriented
enterprise).

Peran lingkungan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan sangat penting untuk membentuk
kepribadian dan perilaku sosial anak karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang
paling utama dan pertama anak dalam memperoleh pendidikan baik. Rumah tangga dan keluarga
sebagai lingkungan pembentukan watak dan pendidikan karakter pertama dan utama mestilah
diberdayakan kembali. Sebagaimana disarankan Phillips, keluarga hendaklah kembali menjadi
“school of love”, sekolah untuk kasih sayang (Phillips 2000: 11).Dari pembentukan watak dan
pendidikan karakter, lingkungan masyarakat luas jelas memiliki pengaruh besar terhadap
keberhasilan penanaman nilai-nilai estetika dan etika untuk pembentukan karakter. Dari
perspektif Islam, menurut Shihab (1996: 321), situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang
dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem
nilai dan pandangan mereka terbatas pada “kini dan di sini”, maka upaya dan ambisinya terbatas
pada kini dan di sini pula.
Masyarakat dapat berperan sebagai sumber, pelaksana, penyelenggara, pengendalian mutu dan
pengguna dalam meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Pendidikan adalah tanggungjawab
bersama antara pemerintah, orangtua, dan masyarakat. Tanpa dukungan masyarakat, pendidikan
tidak akan berhasil dengan maksimal. Yang bisa kita lakukan adalah dengan senantiasa bersikap
ramah dan sopan kepada orang tua, teman dan tetangga. Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkansesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.

Contoh peran sekolah: Sekolah menjadi lingkungan di mana anak-anak belajar tentang disiplin,
kerjasama, dan etika kerja melalui kurikulum formal dan kegiatan ekstrakurikuler
(Leming,1983)Sebagai contoh, penelitian oleh Durlak et al. (2011) menemukan bahwa program-
program pendidikan karakter di sekolah dapat meningkatkan kualitas karakter siswa, seperti rasa
hormat, kejujuran, dan kepedulian terhadap orang lain.

Contoh peran keluarga: Keluarga memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak
melalui nilai-nilai yang diajarkan, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kasih sayang
(Bandura,1986).Contohnya, sebuah penelitian oleh Eisenberg et al. (1998) menemukan bahwa
pola asuh yang hangat dan responsif dari orang tua dapat menghasilkan anak-anak yang memiliki
empati yang lebih tinggi.

Contoh peran masyarakat: Masyarakat memberikan konteks yang lebih luas di luar keluarga
dan sekolah di mana nilai-nilai seperti kerjasama, altruisme, dan toleransi dipraktikkan.
(Berkowitz&Bier, 2005).Sebagai contoh, melalui partisipasi dalam kegiatan sosial dan kegiatan
sukarela, individu dapat memperoleh pengalaman yang memperkuat karakter mereka
(Hart et al.,2007).

Kesimpulan

pembentukan karakter berkualitas melibatkan peran yang penting dari keluarga, sekolah, dan
masyarakat secara keseluruhan. Keluarga memberikan fondasi utama dalam mengajarkan nilai-
nilai dasar seperti kejujuran dan kasih sayang. Sekolah memberikan lingkungan yang terstruktur
untuk mengembangkan disiplin dan etika kerja melalui kurikulum formal dan kegiatan
ekstrakurikuler. Sementara itu, masyarakat memberikan konteks yang lebih luas di luar
lingkungan keluarga dan sekolah di mana nilai-nilai seperti kerjasama dan toleransi dipraktikkan
melalui interaksi sosial dan partisipasi dalam kegiatan komunitas. Dengan demikian, kerjasama
antara keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat penting dalam membentuk karakter yang
berkualitas pada individu.
Reference:

Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam 8 (2), 2013

https://jurnal.iain-bone.ac.id

https://ejournal.staidapondokkrempyang.ac.id

https://jurnal.iain-bone.ac.id

https://widyasari-press.com

Bagir, Zainal Abidin dkk. 2005. Integrasi Ilmu dan Agama, Interpretasi dan Aksi.
Bandung:Mizan Pustaka.

Fraenkel, Jack R. 1977. How to Teach about Values: An Analytical Approach, Englewood,
NJ: Prentice Hall.

Phillips, C. Thomas. 2000. Family as the School of Love. Makalah pada National Conference
on Character Building, Jakarta, 25-26 Nopember, 2000.

Shihab, M. Quraish. 1996. Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudhu`I atas Pelbagai Persoalan
Umat. Bandung: Mizan.

Bandura, A. (1986). Social foundations of thought and action: A social cognitive theory.
Prentice-Hall, Inc.Eisenberg, N., Cumberland, A., Guthrie, I. K., Murphy, B. C., & Shepard,
S. A. (1998). Age changes in prosocial responding and moral reasoning in adolescence and
early adulthood. Journal of Research on Adolescence, 8(2), 123-147.

Leming, J. S. (1983). Education and moral development. New York: Routledge.Durlak, J. A.,
Weissberg, R. P., Dymnicki, A. B., Taylor, R. D., & Schellinger, K. B. (2011). The impact of
enhancing students' social and emotional learning: A meta-analysis of school-based
universal interventions. Child Development, 82(1), 405-432.

Berkowitz, M. W., & Bier, M. C. (2005). What works in character education: A research-
driven guide for educators. Character Education Partnership.Hart, D., Atkins, R., &
Donnelly, T. M. (2007). A theoretical framework for understanding and investigating the
effectiveness of community-based environmental interventions. Health Education &
Behavior, 34(6), 808-829.

Anda mungkin juga menyukai