Anda di halaman 1dari 17

BAB II

MEKANISME KEGIATAN
PRASEMINAR

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dapat:

1. membuat proposal seminar pendidikan


2. menyusun panitia pelaksana kegiatan seminar
3. mendeskripsikan tugas-tugas panitia pelaksana seminar
4. membuat brosur seminar pendidikan

19
Mekanisme kegiatan pra-seminar meliputi: proposal kegiatan seminar,
panitia pelaksana kegiatan seminar, tugas-tugas panitia pelaksana kegiatan
seminar, dan brosur seminar pendidikan.

2.1 Proposal Kegiatan Seminar


Sebelum melaksanakan kegiatan seminar, hal yang paling awal dilakukan
adalah membuat proposal. Proposal adalah usulan untuk melakukan suatu
kegiatan. Pengertian dari proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si
penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelaskan sebuah rencana suatu
kegiatan kepada si pembaca (individu atau kelompok atau lembaga), sehingga
mereka memperoleh pemahaman mengenai rencana kegiatan tersebut lebih
mendetail.

Seminar adalah kegiatan ilmiah yang tidak asing lagi bagi mereka yang
berada di perguruan tinggi, Seminar bila dikaitkan ke dalam sebuah bentuk
pembelajaran dapat diartikan sebagai sebuah wahana untuk menampung ide-ide
atau pendapat-pendapat dari peserta didik (siswa atau mahasiswa), sehingga
dimungkinkannya terjadi sebuah pertukaran pengetahuan yang dimiliki oleh
masing-masing peserta didik.

Proposal seminar pendidikan adalah rencana program kerja yang disusun


sebagai syarat untuk mengadakan seminar pendidikan. Proposal seminar
pendidikan ini disusun lebih awal sebelum makalah atau karya tulis untuk seminar
disusun. Saat ini seminar pendidikan banyak diadakan oleh beberapa lembaga
yang tidak terkait dengan pendidikan. Sebaiknya seminar pendidikan dilaksanakan
oleh lembaga yang bergerak di bidang pendidikan, yang dikaitkan dengan
lembaga yang menjadi tanggung jawabnya sebagai bentuk pengabdian pada
masyarakat. Pembuatan proposal seminar merupakan hal yang sangat penting
dalam kegiatan seminar maupun pascaseminar. Dengan adanya proposal,
pelaksana seminar dapat mengetahui secara jelas tujuan dilaksanakannya seminar,
bagaimana seminar akan dilaksanakan, siapa saja yang terlibat, dan informasi
yang terkait didalamnya.
Proposal seminar pendidikan mutlak disusun sebagai syarat untuk
mengurus perijinan selanjutnya. Perijinan yang dimaksud adalah ijin mengadakan

20
seminar pendidikan di instansi tertentu. Bahkan terkadang proposal seminar
pendidikan ini sebagai langkah awal menulis sebuah tugas akhir berupa skripsi
bagi mahasiswa S1 atau Tesis bagi mahasiswa S2. Proposal seminar pendidikan
ini dimasing-masing perguruan tinggi biasanya disusun untuk mengetahui
seberapa penting penelitian yang akan dilakukan mahasiswa sebagai tugas akhir.
Proposal seminar pendidikan juga wajib disusun bagi mahasiswa yang telah
menempuh mata kuliah penelitian pendidikan atau metodologi penelitian di
fakultas pendidikan.
Di samping itu, proposal seminar sangatlah penting bagi pelaksana atau
institusi pelaksana seminar untuk kepentingan permohonan sponsor (penggalian
dana) seminar, baik kepada perorangan maupun institusi. Oleh karena itu,
penulisan proposal yang jelas dan sistematis akan menentukan sukses tidaknya
kegiatan seminar termasuk pendanaan. Sebuah proposal seminar yang baik,
hendaknya mencantumkan hal-hal mendasar seperti berikut ini.
(1) Topik seminar
Berisikan hal yang dibahas atau persoalan utama yang akan dibahas dalam
seminar.
(2) Latar belakang seminar
Mencantumkan hal apa yang mendasari diadakannya seminar ini.
(3) Tujuan kegiatan seminar
Tujuan apa yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini.
(4) Peserta
Siapa saja pesertanya
(5) Metode kegiatan seminar
Berisikan prosedur pelaksaan kegiatan
(6) Waktu pelaksanaan kegiatan seminar
Berisi rincian dengan jelas tempat, dan waktu pelaksanaan kegiatan
(6) Rincian Dana
Rincian dana yang diperlukan, pengeluaran (biaya apapun yang
dikeluarkan), kontribusi peserta, konsumsi.
(7) Kepanitiaan
Berisikan daftar panitia yang dibentuk beserta tugas-tugas masing-masing.

21
Untuk kepentingan penggalian dana atau permohonan sponsor, sebuah
proposal kegiatan seminar hendaknya mencantumkan perkiraan biaya yang
dibutuhkan. Berikut tips dalam menyusun proposal permohonan dana. Setiap
lembaga donor atau perusahaan mempunyai format penyusunan proposal berbeda-
beda Dalam pembuatan proposal, lampiran surat pengantar (satu atau dua
halaman) akan lebih praktis dan strategis. Pada surat pengantar tersebut dijelaskan
akan dikirimkan proposal lengkap sesuai format dari lembaga yang akan menjadi
sponsor, dan tanyakan kesediaan lembaga sponsor untuk mengadakan pertemuan
untuk membahas (presentasi) proposal. Lampirkan juga profil
Lembaga/Organisasi/Kelompok dan alamat serta nama penghubung (kalau ada
kartu nama, lampirkan juga).
Berikut ini butir-butir yang perlu dicantumkan dalam surat pengantar
permohonan bantuan dana atau sponsor:
A. Latar Belakang
Memberikan penjabaran tentang lembaga/organisasi/kelompok
(visi/misi) tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, hal yang
mendasari diadakannya kegiatan, pengalaman dan kemampuan dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan, pengalaman
dan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang pernah
dilaksanakan sebelumnya, lembaga/organisasi pernah diaudit oleh
lembaga yang berbobot, penghargaan-penghargaan yang pernah
diperoleh, serta keterbatasan dalam pelaksanaan kegiatan khususnya
yang berkaitan dengan dana.
B. Konteks Permasalahan
Jelaskan alasan pengajuan permohonan bantuan dana, apa makna atau
manfaat dari kegiatan yang diajukan untuk didanai atau disponsori
(dampak bagi masyarakat, pemberi dana dan bagi lembaga atau
organisasi).
C. Maksud dan tujuan
Jelaskan maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Rumuskan tujuan secara tegas dan jelas.

22
D. Kegiatan
Jelaskan secara singkat bentuk dan kegiatan-kegiatan tersebut akan
dilaksanakan.
E. Tempat dan Waktu
Cantumkan dimana dan kapan kegiatan-kegiatan tersebut akan
dilaksanakan.
F. Perkiraan Anggaran yang dibutuhkan
Secara kasar cantumkan perkiraan dana yang dibutuhkan
G. Laporan
Setelah selesai kegiatan buatlah laporan penyelenggaraan dan
pertanggungjawaban penggunaan dana.

2.2 Panitia Pelaksana Kegiatan Seminar


Panitia pelaksana memegang perana penting dalam mengorganisir
jalannya seminar. Orang-orang yang terlibat dalam kegiatan seminar inilah yang
secara teknis akan bekerja untuk mendukung jalannya seminar. Besar kecilnya
kepanitiaan tergantung pada seminar itu sendiri. Dalam sebuah seminar,
kepanitiaan paling tidak terdiri dari : (1) Ketua Panitia; (2) Sekretaris; (3)
Bendahara; (4) Beberapa Seksi-seksi, seperti: seksi acara, seksi
publikasi/dokumentasi, seksi tempat dan perlengkapan, seksi konsumsi, dan lain-
lain.
Dalam skala nasional atau bahkan internasional, kepanitiaan seminar
bahkan cukup banyak. Ketua panitia bisa dibantu dengan adanya wakil ketua
panitia, atau bahkan posisi ketua panitia bisa dispesifikasikan menjadi ketua
umum, ketua I, ketua II. Begitu juga sekretaris biasanya dijabarkan lagi menjadi
sekretaris I, sekretaris II. Di samping itu, terdapat juga divisi-divisi atau seksi-
seksi yang jumlah anggotanya cukup besar. Perekrutan kepanitiaan hendaknya
disesuaikan dengan kebutuhan seminar. Jangan sampai kepanitiaan seminar jauh
lebih besar dibandingkan peserta seminar yang telah dirancang.

23
2.3 Tugas-tugas Panitia Pelaksana Kegiatan Seminar

Secara lingustik, panitia diartikan sebagai kelompok orang yang ditunjuk


atau dipilih untukmempertimbangkanatau mengurus hal-hal yang ditugaskan
kepadanya. Panitia disebut juga dengan komite (committee, Ing.) Panitia
merupakan kumpulan individu yang ditunjuk oleh organisasi untuk melaksanakan
tugas tertentu, dan akan dibubarkan apabila tugas itu telah selesai dilaksanakan.

Pembentukan panitia secara umum dimaksudkan untuk mekoordinasikan


jalannya suatu program tertentu. Pembentukan panitia bertujuan untuk: (a)
menyebarkan informasi, (b) menghasilkan ide dan menyelesaikan masalah yang
muncul, (c) membantu terciptanya koordinasi, komunikasi, dan kerjasama, dan (d)
mengusulkan tindakan selanjutnya dan membuat keputusan sesuai dengan tugas-
tugas dan wewenang-wewenang yang diberikan oleh organisasi.
Macam-macam panitia dikelompokkan menurut jenis, sifat, kerangka
rujukan, ukuran, anggota, maupun tugas yang diembannya. Macam-macam
panitia tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Panitia Tetap, dibentuk untuk memegang tanggung jawab


atas persoalan-persoalan yang bersifat umum. Kepanitiaan ini
bersifat kolektif.
b. Panitia Khusus, dibentuk untuk menyelesaikan
tugas-tugas tertentu secara khusus, dan anggotanya dibatasi.
c. Panitia Kerja, bertugas melakukan penyelidikan
maslah-masalah yang spesifik.
d. Panitia Perumus, bertugas merumuskan hasil suatu
kegiatan seminar, diskusi, simposium, lokakarya, dll.
e. Panitia Kecil, merupakan bagian dari panitia yang
lebih besar.
f. Panitia Bersama, anggotanya merupakan gabungan anggota
berbagai organisasi yang berlainan.
g. Panitia Pengarah, anggotanya terdiri atas orang-orang
ahli atau pejabat; bertugas memberikan pengarahan kepada panitia
pelaksana
24
h. Panitia Pelaksana, bertugas melaksanakan suatu kegiatan
(terjun langsung ke lapangan).
i. Panitia Pembantu, merupakan panitia kecil yang bertugas
membantu panitia pelaksana.

Untuk membentuk sebuah kepanitiaan yang efektif perlu diperhatikan tiga


faktor utama dalam sebuah kepanitiaan, yaitu:

a. Tugas
Sebagaimana tersebut diatas, keberadaan panitia dimaksudkan untuk
melaksanakan tugas tertentu. Tugas tersebut dapat berasal dari pengurus
organisasi yang bersangkutan atau pun amanah dari peraturan/tata tertib
organisasi. Sebagai contoh, panitia perubahan Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga oraganisasi, sebagai dasar penugasannya adalah keputusan
Musyawarah Anggota sebagai forum tertinggi dalam organisasi. Setiap
pembentukan panitia tentu harus disertai dengan tugas yang jelas, karena
trugas itulah yang akan dilaksanakan oleh panitia.
b. Pemimpin
Dalam kepanitiaan, pemimpin merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan keberhasilannya. Betapapun hebatnya konfigurasi personil
dalam kepanitiaan tidak akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik
apabila pemimpinnya tidak mampu menjalankan tugas dan fungsinya
Seorang pemimpin harus mampu mengendalikan ritme kerja kepanitiaan,
memberikan motivasi kepada anggota panitia untuk menjalankan
amanahnya sesuai pembagian kerja yang telah ditetapkan. Pemimpin
adalah pengatur irama dan strategi kepanitiaan untuk menyelesaikan
amanah yang diembannya secara cepat dan tepat.
c. Anggota
Sebagaimana pemimpin, keberadaan anggota juga sangat menentukan
keberhasilan suatukepanitiaan. Anggota yang memiliki pengetahuan,
keahlian (skill), dan kemampuan (capability) yang sesuai dengan
kebutuhan akan menunjang kerja tim kepanitiaan. Disamping itu, dalam
kepanitiaan anggota juga harus mampu menjalin kerjasama dengan baik,
karena hakikat kepanitiaan adalah sebuah tim kerja.
25
Orang-orang yang terlibat dalam kegiatan seminar memiliki tugas masing-
masing. Secara umum tugas-tugas panitia pelaksana kegiatan seminar adalah
menyukseskan jalanya seminar sesuai dengan deskripsi tugas (job description)
masing-masing.

Berikut ini penjabaran dari tugas-tugas kepanitiaan.


1) Ketua panitian
Bertanggung jawab terhadap keseluruhan pelaksanaan seminar, mulai dari
perancangan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi. Ketua panitia bertugas
mengarahkan anggota kepanitiaannya dan mencari solusi apabila ditemukan
hambatan. Apabila ketua panitia berhalangan hadir, biasanya diwakilkan oleh
wakil ketua panitia yang bertugas mewakili ketua panitia.
2) Sekretaris
Bertugas membantu ketua panitia terkait dengan kegiatan kesekretariatan,
seperti: pembuatan surat undangan, pengarsipan dokumen seminar,
penyediaan format-format untuk kepentingan seminar, penggandaan makalah,
dan sebagainya. Apabila tugas sekretaris dianggap cukup berat dan banyak,
sekretaris biasanya dibantu dengan dibentuknya seksi kesekretariatan
3) Bendahara
Bertugas membantu ketua panitia dalam hal mengatur biaya seminar
(budgeting)
4) Seksi acara
Bertugas membantu ketua panitia dalam hal menyusun susunan acara dan
mengorganisir jalannya seminar. Di samping itu, seksi acara biasanya bertugas
menghubungi pemakalah, menyiapkan moderator dan juga notulis.
5) Seksi publikasi/dokumentasi
Bertugas membantu ketua panitia untuk mempublikasikan/mempromosikan
seminar (membuat brosur, membuat poster, mengiklankan di surat kabar atau
sarana elektronik) serta mendokumentasikan kegiatan seminar (pengambilan
foto maupun perekaman video).
6) Seksi perlengkapan

26
Bertugas membantu ketua panitia dalam hal mengatur tempat serta
menyediakan perlengkapan yang diperlukan untuk seminar, seperti: papan
tulis, laptop, LCD proyektor, dan perlengkapan lainnya.
7) Seksi Komsumsi
Bertugas membantu ketua panitia dalam hal penyediaan konsumsi bagi peserta
seminar.
8) Seksi Umum
Bertugas membantu ketua panitia untuk mengerjakan kegiatan-kegiatan umum
lainnya yang tidak diakomodasi oleh seksi-seksi lain yang telah dibentuk.

Secara umum struktur kepanitiaan adalah sebagai berikut.

a. Pelindung, yaitu pimpinan tertinggi dari lembaga yang


memayungi organisasi penyelenggara kegiatan.
b. Penasihat, yaitu tokoh atau pejabat dalam lembaga yang
berhubungan secara langsung dengan organisasi penyelenggara kegiatan.
Penasihat diharapkan dapat memberi masukan dan pertimbangan atas
pelaksanaan kegiatan.
c. Penanggung jawab, yaitu ketua organisasi penyelenggara kegiatan; berfungsi
sebagai penanggung jawab umum atas segala aktivitas organisasi.
d. Panitia Pengarah, beranggotakan pengurus/pejabat organisasi atau orang-orang
yang ahli; bertugas memberikan pengarahan kepada panitia pelaksana. Panitia
Pelaksana, bertugas mengorganisir pelaksanaan kegiatan (terjun langsung ke
lapang secara teknis operasional).
Panitia pelaksana terdiri dari :
1. Ketua/Koordinator
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Seksi-seksi
Banyaknya seksi ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan banyaknya
tugas yang harus dilaksanakan. Misalnya, untuk kegiatan PPKD diperlukan seksi
kesekretariatan, acara, perlengakapan, konsumsi, tranportasi, dll. Panitia
merupakan suatu hal yang tak bisa berdiri sendiri. Setiap seksi sebaiknya memilki
beberapa anggota sesuai dengan kebutuhan dan jumlah panitia. Lalu untuk
27
mengarahkan setiap seksi untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan bidangnya,
sebaiknya setiap kepanitiaan itu membuat JOB DESCRIPTION untuk
memudahkan mengkoordinir setiap seksi untuk bekerja sesuai tugas dan
proporsinya.

Job Description atau Deskripsi Pekerjaan merupakan seperangkat


fungsi dan tugas tanggung jawab yang dijabarkan ke dalam kegiatan pekerjaan.
Pernyataan dibuat secara tertulis untuk semua tingkat posisi klinis dalam satu unit
yang mencerminkan fungsi, tanggung jawab dan kualitas yang dibutuhkan.
Job Description bisa juga diartikan sebuah kumpulan informasi jabatan
dan disusun secara sistematis yang diperoleh melalui Job Analysis, yang dapat
mengidentifikasi dan menguraikan suatu jabatan atau posisi tertentu.
yang mampu membuat status setiap jabatan menjadi jelas akan: fungsi &
perannya, hasilnya, tanggungjawabnya.
Pembuatan diskripsi jabatan (job description) yang wajar dilakukan
melalui suatu analisis jabatan. Dari analisis jabatan yang dilaksanakan tersebut,
maka akan dilakukan penelitian terhadap aspek-aspek jabatan melalui pengamatan
dan/atau pengisian kuesioner baik secara tertutup maupun terbuka (wawancara)
oleh mereka yang menduduki suatu jabatan tertentu. Berdasarkan hasil
pengumpulan data ini, kemudian akan dilakukan analisis jabatan yang selanjutnya
dituangkan dalam bentuk diskripsi jabatan. Sering juga terjadi diskripsi jabatan
dibuat terlebih dahulu tanpa melalui analisis jabatan terutama pada perusahaan
(atau struktur organisasi) yang baru dibentuk. Dalam hal ini lebih tepat untuk
dikatakan sebagai “disesuaikan” menurut kondisi ataupun kenyataan yang terjadi
pada saat diimplementasikan.
Di dalam menyusun sebuah diskripsi jabatan, maka ada lima konsep dasar
yang dasar dijadikan pertimbangan, yaitu:
a. Diskripsi jabatan adalah suatu dokumen singkat dari informasi
faktual yang merupakan tugas-tugas yang harus dilakukan dan
merupakan pertanggungjawaban yang melekat erat pada sebuah
jabatan tertentu

28
b. Dalam diskripsi jabatan akan teruraikan garis-garis besar lingkup
jabatan tersebut dan jabatan-jabatan lainnya dalam
organisasi/perusahaan dan prasyarat-prasyarat jabatan.
c. Diskripsi jabatan selalu mendasarkan pada hakekat pekerjaan
daripada individu yang melaksanakannya, dengan demikian
orientasi yang termasuk di dalam skripsi jabatan akan menekankan
pada aktifitas-aktifitas yang harus dilakukan oleh individu yang
memegang jabatan itu.
d. Diskripsi jabatan juga merupakan berbicara mengenai informasi-
informasi yang selektif yang diperoleh dari laporan analisis
jabatan. Oleh karenanya diskripsi jabatan akan menampilkan
pernyataan-pernyataan (statements) yang relevan dengan jabatan
tersebut
e. Data yang tercatat dalam diskripsi jabatan akan lebih ditekankan
pada hakekat atau sifat dari jabatan yang bersangkutan.
Penyusunan diskripsi jabatan merupakan satu kebutuhan yang
harus dipenuhi sebuah organisasi. Diskripsi jabatan sering
mempunyai efek seperti cermin bagi manajemen. Di sini
manajemen dapat menggunakan diskripsi jabatan tersebut untuk
menemukan adanya ketidakseimbangan dalam organisasinya
terutama yang menyangkut bidang tugas, wewenang, tanggung
jawab dan sebagainya
Beberapa manfaat yang bisa ditarik dalam penyusunan diskripsi jabatan
(job description) antara lain sebagai berikut:
a. Sebagai bahan untuk mengadakan perbandingan antara tugas dan
pekerjaan dalam suatu perusahaan dengan tugas dan pekerjaan
pada perusahaan yang lainnya (termasuk sistem kompensasi yang
berlaku).
b. Sebagai dasar berpijak untuk penentuan sistem kompensasi di
dalam perusahaan melalui proses evaluasi jabatan.
c. Sebagai dasar untuk pembentukan performance appraisal system,
penyusunan

29
program-program pengembangan sumber daya manusia, promosi
jabatan, rekrutmen, dan sebagainya.
d. Membantu seseorang untuk bisa lebih mengerti mengenai tugas
wewenang maupun tanggung-jawab dari jabatannya. Dalam hal ini
juga akan membantu dalam hal memberi bahan orientasi jabatan
untuk penjabatan baru.
e. Menjelaskan dan menjernihkan mengenai ruang lingkup jabatan
dalam sebuah organisasi sehingga dapat dihindari kemungkinan
salah interpretasi, overlapping, dan sebagainya.
f. Membantu dalam program-program perencanaan dan
pengembangan organisasi termasuk diantaranya program-program
pelatihan, pengaturan kembali sistem dan prosedur kerja dan lain-
lain.

Proses penyusunan deskripsi pekerjaan akan diawali dengan kegiatan


pengumpulan data baik melalui pengamatan lapangan, kuesioner, wawancara
dengan para pemegang jabatan yang ada maupun lewat data sekunder (referensi,
studi literatur, dsb). Bahan-bahan yang terkumpul tersebut kemudian harus diolah
dan disusun kembali serta diseragamkan untuk setiap jabatan yang sama (dalam
hal-hal yang berkaitan dengan pengawasan maupun persyaratan yang bersifat
umum). Hasil penyusunan awal yang berupa draft diskripsi jabatan kemudian
harus dievaluasi dan didiskusikan kembali dengan individu yang memegang
jabatan untuk kemudian diteliti kebenarannya. Berdasarkan evaluasi dan koreksi
yang dilaksanakan kemudian disusun “final job description” dan akhirnya bisa
diimplementasikan. Diskripsi jabatan bukanlah sesuatu hal yang bersifat konstant
(permanen) oleh karena itu tindak lanjut (follow up) berupa evaluasi secara
kontinyu tetap diperlukan agar diskripsi jabatan selalu up-to-date.
Diskripsi jabatan pada dasarnya menggambarkan tentang bagaimana
kenyataan suatu kegiatan/pekerjaan dilakukan. Secara komprehensif diskripsi
akan berisi tentang hal-hal sebagai berikut:
a. Nama Jabatan : dalam hal ini akan disebutkan masa jabatan yang
ada dan sesuai dengan struktur organisasi yang telah dirancang
dalam proses pembuatan struktur organisasi sebelumnya. Sekaligus
30
di sini akan disebutkan nomor kode dari jabatan tersebut untuk
memudahkan dalam proses pendataan nantinya.
b. Kedudukan Jabatan: dalam hal ini akan disebutkan kedudukan
jabatan tersebut dalam struktur organisasi yang ada, misalkan
berada di departemen/bagian/seksi apa. Dari pernyataan ini akan
dapat diketahui dengan mudah tingkat/hirarki jabatan tersebut
dalam struktur organisasinya.
c. Ikhtisar Jabatan : menjelaskan mengenai tujuan umum atau tujuan
dasar dari suatu jabatan yang membedakannya dengan jabatan
yang lain. Ikhtisar jabatan ini bisa pula dikatakan sebagai
kesimpulan (summary) dari tugas-tugas pokok.
d. Tugas-Tugas Pokok : berisikan daftar tugas-tugas yang harus
dilaksanakan; meliputi tugas rutin (harian), tugas berkala (periodik
mingguan/bulanan), dan tugas insidentil/tambahan yang
kejadiannya berlangsung secara random. Tugas-tugas yang
dituliskan terutama sekali yang frekuensi kegiatannya cukup
sering. Dari daftar tugas ini, maka tugas-tugas apa saja yang harus
dilakukan suatu jabatan dan bagaimana tugas tersebut harus
dilaksanakan akan dituliskan serinci mungkin.
e. Wewenang : menunjukkan “the right & power” dari suatu jabatan
untuk memerintah, memutuskan, menegaskan aturan/prosedur
yang harus ditaati, dan sebagainya. Wewenang biasanya akan lebih
banyak ditujukan ke mereka yang memiliki kedudukan
level/hirarki) yang berada langsung di lini-atas suatu jabatan.
Selanjutnya diskripsi jabatan seringkali pula akan dilengkapi
dengan spesifikasi dan kondisi kerja di mana jabatan/kegiatan
tersebut akan diselenggarakan secara rutin. Dengan spesifikasi dan
kondisi kerja, maka di sini akan diberikan gambaran umum
mengenai spesifikasi dan kondisi kerja seperti posisi kerja,
pengetahuan dan kecakapan teknis yang diperlukan, kondisi kerja
(temperatur, suara, penerangan dan kondisi lingkungan fisik kerja
lainnya) dan resiko-resiko kerja yang mungkin dihadapi.
Penggambaran tentang spesifikasi maupun kondisi kerja ini
31
prasyarat jabat dan sekaligus pula bisa dimanfaatkan untuk dasar
penentuan kompensasi jabatan.

2.4 Brosur Seminar Pendidikan


Mempublikasikan kegiatan seminar kepada khalayak sangatlah penting
dalam menarik perhatian mereka untuk mengikuti seminar. Salah satu media
untuk mempublikasikan kegiatan seminar adalah dengan menggunakan brosur.
Brosur yang mengandung informasi yang jelas serta disajikan dengan menarik
sangatlah menentukan publikasi seminar itu sendiri. Brosur itu bersifat persuasif.
Unsur-unsur yang terdapat dalam brosur sacara umum yakni judul, alamat
penyelenggara, lambang/logo dan latar bangunan, pendahuluan, latar belakang,
tujuan, cara pendaftaran (teknis pendaftaran, pembayaran, dan batas akhir
pendaftaran), waktu dan tempat pelaksanaan, dan fasilitas yang didapat.
Fungsi brosur adalah publikasi, informasi, dan promosi. Dengan adanya
fungsi brosur sebagai media informasi yang dikemas menarik menjadikan sasaran
kegiatan (peserta) tertarik mengikuti kegiatan. Dalam brosur yang baik sudah
seharusnya kita memperhatikan tenggang waktu kegiatan dengan penyebaran
brosur (minimal 3 minggu sebelum pelaksanaan kegiatan) dan pastikan bahwa
narasumber yang tercantum pada brosur akan hadir saat kegiatan berlangsung.

Rangkuman

32
Proposal seminar pendidikan adalah rencana program kerja yang disusun
sebagai syarat untuk mengadakan seminar pendidikan. Sebuah proposal seminar
yang baik, hendaknya mencantumkan hal-hal mendasar seperti: (1) topik seminar,
(2) latar belakang seminar, (3) tujuan kegiatan seminar, (4) peserta, (5) metode
kegiatan seminar, (6) waktu pelaksanaan kegiatan seminar, (7) rincian dana, dan
(8) kepanitiaan.
Secara lingustik, panitia diartikan sebagai kelompok orang yang ditunjuk
atau dipilih untukmempertimbangkanatau mengurus hal-hal yang ditugaskan
kepadanya. Panitia disebut juga dengan komite (committee, Ing.) Panitia
merupakan kumpulan individu yang ditunjuk oleh organisasi untuk melaksanakan
tugas tertentu, dan akan dibubarkan apabila tugas itu telah selesai dilaksanakan.
Job Description atau Deskripsi Pekerjaan merupakan seperangkat fungsi
dan tugas tanggung jawab yang dijabarkan ke dalam kegiatan pekerjaan. Job
Description bisa juga diartikan sebuah kumpulan informasi jabatan dan disusun
secara sistematis yang diperoleh melalui Job Analysis, yang dapat
mengidentifikasi dan menguraikan suatu jabatan atau posisi tertentu.
yang mampu membuat status setiap jabatan menjadi jelas akan: fungsi &
perannya, hasilnya, tanggungjawabnya.
Salah satu media untuk mempublikasikan kegiatan seminar adalah dengan
menggunakan brosur. Fungsi brosur adalah publikasi, informasi, dan promosi.

Tes Akhir Bab

Kerjakan tes di bawah ini!


33
1. Buatlah sebuah proposal seminar pendidikan!
2. Susun panitia pelaksana kegiatan seminar!
3. Deskripsikan tugas-tugas panitia pelaksana seminar!
4. Buatlah sebuah brosur seminar pendidikan!

Daftar Pustaka

34
Anonim. 2010. “Pengertian Proposal”. Tersedia pada
http://id.shvoong.com/society-and-news/environmnet/2043788-pengertian-
proposal/ (diakses tanggal 14 September 2011)
Anonim. 2010. “Proposal Seminar Pendidikan”. Tersedia pada
http://www.anneahia.com/proposal-seminar-pendidikan.htm (diakses
tanggal 14 September 2011).
Anonim. 2009. “Seminar Teknologi Pendidikan”. Tersedia pada
http://www.teknologipedidikan.net/2011/06/09/melakukan-evaluasi-
program-langkah-1-dan-2/ (diakses tanggal 14 September 2011).
Subkhan, Edi. 2011. “Merebut Teknologi Pendidikan dari Nalar Pragmatis”.
Tersedia pada http://www.teknologipendidikan.net/2008/09/15/kompetensi-
sarjana-teknologi-pendidikan/ (diakses tanggal 14 September 2011).

35

Anda mungkin juga menyukai