Anda di halaman 1dari 18

PROYEK INOVASI

Dipersembahkan Oleh :

KELOMPOK 7 NERS UNTAN


Terapi Nebulizer dengan Peppermint Oil
BAB I
PENDAHULUAN
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang
mengenai alveoli yang disebabkan oleh
mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur,
maupun mikroorganisme lainnya (Kemenkes RI,
2021). Proses peradangan pada penyakit pneumonia
mengakibatkan produksi sekret meningkat
sehingga menimbulkan munculnya masalah
bersihan jalan nafas tidak efektif, menumpuknya
sputum pada jalan napas akan mengakibatkan
ventilasi menjadi tidak adekuat.
Upaya yang dapat dilakukan pada pasien dengan
pneumonia yang bisa diterapkan untuk membersihkan
sputum pada jalan napas adalah fisioterapi dada, batuk
efektif, terapi inhalasi dengan nebulizer, dan aromaterapi
peppermint (Amelia et al., 2018).

Nebulizer umumnya berupa cairan yang diberi obat


bronkodilator dan ekspektoran. Bronkodilator berfungsi
untuk melebarkan otot-otot saluran pernapasan, sedangkan
ekspektoran sebagai pengencer dahak. Pemberian cairan
bronkodilator dapat dikombinasikan dengan menggunakan
mint (pappermint oil).
BAB II
LANDASAN TEORI
Pneumonia

Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang


mengenai jaringan (paru-paru) tepatnya di alveoli yang
disebabkan oleh beberapa mikroorganisme seperti
virus, bakteri, jamur, maupun mikroorganisme lainnya
(Kemenkes RI, 2019).
Etiologi Pneumonia
Penyebab paling umum pneumonia yaitu bakteri Streptococcus
pneumonia, atau Pneumococcus. Sedangkan pneumonia yang
disebabkan karena virus umumnya adalah Respiratory Syncytial Virus,
rhinovirus, Herpes Simplex Virus, Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS) (Nursalam, 2016).

Tanda dan Gejala Pneumonia


Tanda dan gejala pneumonia adalah demam, menggigil, berkeringat,
batuk (baik non produktif atau produktif atau menghasilkan sputum
berlendir, purulen atau bercak darah, sakit dada karena peluritis dan
sesak.
Pentalaksanaan Pneumonia
Penatalaksanaan pneumonia yang dapat dilakukan ialah dengan
terapi nebulizer, fisioterapi dada, penggunaan aromaterapi, pemberian
antibiotik, mengajarkan batuk efektif, meningkatkan asupan nutrisi,
dan menerapakan PHBS.

Komplikasi Pneumonia
Komplikasi yang akan ditimbulkan jika tidak ditangani dengan baik
ialah bakteremia (sepsis), abses paru, efusi pleura, kesulitan bernapas,
ektrapulmoner berupa meningitis, arthritis, endokarditis, perikarditis,
peritonitis, dan empiema.
KONSEP NEBULIZER
Definisi

Nebulizer adalah alat yang mengubah obat cair


menjadi uap untuk dihirup ke dalam paru-paru. Fungsi
nebulizer yakni untuk melegakan saluran napas yang
menyempit. Alat ini umum digunakan sebagai terapi
pengobatan penyakit pernapasan kronis, baik untuk
anak-anak maupun orang dewasa (Mayo Cinic, 2022).
Penggunaan Nebulizer
Berikut ini beberapa penyakit yang dapat diatasi dengan pemakaian
nebulizer (NHS, 2022) yaitu, asma, PPOK, Pneumonia, Bronkiektasis, dll.

Efek Samping Nebulizer


Efek samping dari pemakaian nebulizertergantung pada obat sesak
napas yang digunakan. Menurut National Health Service Inggris, efek
samping yang berpotensi muncul antara lain: tangan gemetar, sakit
kepala, detak jantung tidak beraturan, kram otot, mual, mulut kering,
batuk dan diare.
KONSEP PEPPERMINT
Definisi

Tanaman pepermin merupakan tanaman herba


tahunan yang termasuk dalam famili Lamiaceae.
Tanaman ini merupakan tanaman hasil persilangan
antara water mint (Mentha aquatica) dan spearmint
(Mentha spicata) (USDA, 2019).
Kandungan Peppermint
Aroma wangi daun mint disebabkan kandungan minyak atsiri berupa
minyak menthol. Daun peppermint mengandung vitamin C,
provitamin A, fosfor, zat besi, kalsium dan potassium. Serat, klorofil dan
fitonutrien juga banyak terkandung didalam daun peppermint.
Manfaat Peppermint
Bahan aktif yang terkandung dalam daun mint yaitu menthol,
merupakan suatu senyawa organic yang dapat menghasilkan sensasi
dingin pada saat diaplikasikan pada mulut atau kulit. Menthol
merupakan sebagai bahan aktif utama dapat membantu melegakan
saluran pernapasan seperti hidung sehingga membuat napas menjadi
lebih mudah, dan berfungsi sebagai anastesi ringan, dan mengandung
vitamin A dan C (Silitonga et al, (2020).
METODE

Dalam pengerjaan proyek inovasi ini akan dibahas beberapa artikel


penelitian, buku dan publikasi ilmiah lainnya, serta dilakukan
penelitian untuk menganalisis literatur pilihan dari berbagai sumber,
yang nantinya akan menjadi ide-ide baru. Artikel yang digunakan
dalam tinjauan pustaka ini adalah artikel jurnal yang membahas
berbagai topik tentang penggunaan terapi nebulizer dengan aroma
pappermint pada pasien pneumonia diruang rawat. Rentang waktu
publikasi artikel pada tahun 2019-2023.
HASIL
Menurut penelitian Sherly Amelia, Rola Oktorina & Niko Astuti (2019) dengan judul
Aromaterapi Peppermint Terhadap Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Nafas Dengan Pneumonia, didapatkan dari hasil analisis didapatkan perbedaan
rata-rata nilai bersihan jalan nafas pada pasien dengan pneumonia sebelum diberikan
produk aromaterapi esensial oil peppermint dengan mean rank adalah 5,50 dan Z
(koefisien beda) -3,162. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test terdapat
perbedaan signifikan terhadap bersihan jalan nafas pada pasien dengan pneumonia
antara sebelum dan sesudah diberikan produk aromaterapi esensial oil peppermint,
dimana terlihat hasil signifikan sebesar p-value 0,002 (<0,05).
Menurut penelitian Maria Lorens Butar Butar, Stefani Anastasia Sitepu (2023) dengan
judul Pengaruh Inhalasi Sederhana Dengan Menggunakan Aromaterapi Daun Mint
(Mentha Piperita) Terhadap Penurunan Sesak Nafas Pada Pasien Pneumonia Di
Puskesmas Desa Pon Kecamatan Sei Bamban Tahun 2019, dari hasil penelitian ini
didapatkan adanya pengaruh nilai skala sesak nafas sebelum dan sesudah diberikan
inhalasi sederhana menggunakan aromaterapi daun mint. Pada kelompok sebelum
diberikan inhalasi sederhana menggunakan aromaterapi daun mint didapatkan
derajat ringan 3 responden, derajat berat 14 responden, derajat sedang 8 responden,
dan derajat sangat berat 4 responden. Kemudian sesudah diberikan inhalasi sederhana
menggunakan aromaterapi daun mint menjadi 16 responden mengalami sesak nafas
dengan ringan, 1 responden dengan derajat berat, 8 responden dengan derajat sedang,
4 responden dengan derajat sangat berat.
Menurut Farida Anwari, Melawati Olevianingrum, & Umi Fatmawati (2019) dengan judul
Efektifitas Kombinasi Mint (Papermint Oil) dan Cairan Nebulizer pada Penanganan
Pneumonia dengan hasil diketahui bahwa nilai signifikansi uji Mann Whitney pada
status frekuensi peneumonia pasien yaitu sebesar 0.034 dimana nilai ini lebih kecil dari
0.05 (α=5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
pada frekuensi peneumonia pasien setelah penambahan ekstrak mint melalui
nebulizer. Hasil yang sama juga terjadi pada pengujian status masing-masing dengan
signifikansi sebesar 0,026; 0,043; dan 0,006 dimana nilai-nilai tersebut kurang dari 0,05.
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan padapasien
pneumonia setelah penambahan ekstrak mint melalui nebulizer.
BAB V
PEMBAHASAN
Pneumonia merupakan suatu proses peradangan dimana terdapat
konsolidasi yang disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat. Proses
peradangan pada penyakit pneumonia mengakibatkan produksi sekret
meningkat sehingga menimbulkan munculnya masalah ketidakefektifan
bersihan jalan nafas infeksi (Amelia, 2019). Peradangan ini juga akan
menimbulkan peningkatan produksi sputum yang mengakibatkan
bersihan jalan nafas terganggu, pernapasan cuping hidung, dyspnea dan
suara krekels saat diauskultasi. Obstruksi saluran napas yang disebabkan
oleh menumpuknya sputum pada jalan napas akan mengakibatkan
ventilasi menjadi tidak adekuat (Tahir, 2019).
Berdasarkan hasil pengkajian Ny. S didapatkan bahwa Ny. S
memiliki diagnosa keperawatan yaitu bersihan jalan napas
tidak efektif. Hal ini dikarenakan Ny. S memiliki keluhan
sesak dalam bernapas dan juga disertai batuk. Dan untuk
intervensi keperawatan yang di lakukan di ruang rawat
adalah manajemen jalan napas yaitu dengan Terapi
Nebulizer dengan pemberian cairan bronkodilator
combivent dengan aturan penggunaan 3 x 1 yaitu pagi, sore
dan malam. Terapi Nebulizer dapat dikombinasikan dengan
pemberian cairan bronkodilator yang dikombinasikan
dengan aromaterapi.
KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan
Upaya yang dapat dilakukan pada pasien dengan pneumonia yang bisa diterapkan untuk
membersihkan sputum pada jalan napas adalah terapi inhalas nebulizer dengan
peppermint. Dari berbagai penelitian yang sudah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian terapi inhalasi
nebulizer dengan peppermint oil, dimana pasien mengatakan batuk berkurang, sputum
berkurang , dan sesak napas berkurang.

Saran
Diharapkan terapi nebulizer dengan peppermint oil dapat di aplikasikan atau diterapkan di
rumah sakit atau rawat inap.
TERIMA KASIH
Sampai Jumpa Di Pertemuan Berikutnya

SampaiOleh
Dipersembahkan Jumpa
Kelompok 7
Di Pertemuan Berikutnya

Anda mungkin juga menyukai