Anda di halaman 1dari 3

Modul Tarikh

A. Teori Masuknya Islam ke Indonesia


Sebagaimana kita ketahui, agama Islam muncul di kota Makkah yang dibawa
oleh Nabi Muhammad saw. pada tahun 571/632 M. Tanpa pengembangan yang sangat
cepat. Dalam waktu yang singkat, ajaran tauhid tersebut telah tersebar ke seluruh
Negeri Arab dan negeri-negeri sekitarnya. Pada masa itu juga, yakni pada abad ke VI
M, Agama Islam telah masuk ke Kawasan Tiongkok dan terus menyebar ke kawasan
Asia Tenggara, termasuk Kawasan Nusantara telah kedatangan para saudagar Muslim
pada abad VII M.
Banyak versi yang menyebutkan daerah asal para saudagar Muslim yang
singgah di Pelabuhan-pelabuhan Nusantara pada abad VII. Diantaranya menyebutkan
bahwa agama Islam mula-mula disiarkan oleh saudagar Gujarat-India, ada pula yang
menyebutkan berasal dari Persia, dan ada juga yang menyebutkan berasal dari Arab.
Pendapat yang menyebutkan bahwa para Saudagar Muslim itu berasal dari Arab
berargumen bahwa tempat-tempat seperti Cambay, Gujarat maupun Malabar hanya
sebagai tempat persinggahan bagi penyiar agama Islam tersebut. Dengan demikian,
mereka juga para saudagar yang berasal dari Arab.
Di bawah ini diuraikan tentang teori-teori masuknya agama Islam ke
Indonesia, yaitu :
1. Teori Gujarat
Sarjana Barat terutama dari Belanda mengatakan bahwa Islam masuk ke
Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 M atau abad ke-7
Hijriah. Dasar teori ini adalah sebagai berikut :
a. Gujarat terletak di India bagian barat. Daerah ini berdekatan dengan
laut Arab dan memiliki posisi strategis di jalur perdagangan antara
timur dan barat. Pedagang timur yang bermazhab Syafi’I telah
bermukim di Gujarat dan Malabar. Oleh karena itu, menurut j.Pijnapel,
orang yang membawa Islam ke Indonesia bukanlah orang Arab
langsung, melainkan para pedagang Gujarat bermazhab Syafi’I yang
berdagang ke dunia timur.
b. Penemuan arkeologis berupa batu nisan bertuliskan angka tahun 686
H/1297 M pada makam Sultan Malikus Saleh yang ditemukan di
Kerajaan Samudra Pasai dan diketahui memiliki kesamaan dengan batu
nisan Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada 1419 di Gresik Jawa
Timur. Kedua batu nisan tersebut berdasarkan hasil penelitian berasal
dari Cambay, Gujarat.
2. Teori Persia
Pendapat lain mengatakan Islam pertama kali masuk ke Indonesia dibawa
oleh orang-orang Persia. Bukti-bukti yang mendasari ini adalah sebagai
berikut :
a. Adanya penemuan-penemuan batu nisan yang usianya lebih tua dari
sebelumnya. Batu nisan tertua yang ditemukan bertuliskan Fatimiah
binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tanggal 7 Rajab 475 H/
1082 M. Bentuk batu dan tulisannya sama dengan batu nisan Ahmad
bin Abu Ibrahim bin Arradh alias Abu Kamil (wafat Kamis malam, 29
Safar 432 H/ 1039 M) yang ditemukan di Phanrang, Vietnam. Pada
kedua batu tersebut terdapat kaligrafi Arab dengan jenis huruf kufi
bercorak Timur Tengah, yaitu dengan tanda hiasan bentuk kaligrafi
atau lengkungan pada ujung yang tegak. Gaya huruf Kufi seperti itu
berkembang di Persia pada akhir abad ke 10 M.
b. Terdapat pengaruh Persia yang kuat terhadap kebudayaan,
kesusastraan, pemikiran dan tasawuf di Indonesia. Menurt pendapat
Husein Djajadiningrat, kesamaan tradisi dalam memperingati 10
Muharrom atau dikenal dengan Assyura adalah bukti pengaruh Persia
di Indonesia. Sejarawan di Indonesia menulis bahwa hubungan Bahari
dan perdagangan antara Indonesia dan Timur Tengah, khususnya Iran,
sejak abad ke -7 hingga 17 M sangatlah kuat, sehingga secara
mendasar berdampak pada kebudayaan Indonesia.
3. Teori Arabia
Agama Islam ke Indonesia berasal dari Arabia melalui beberapa jalur laut
yaitu :
1. Jalur Utara, berasal dari pusat Islam di Makkah dan Madinah, melalui
Damaskus (Syiria/Syuriah), Baghdad (Irak), lalu memasuki Pantai
sebelah barat India (Gujarat), kemudian masuk ke Sri Langka dan
akhirnya masuk ke Indonesia
2. Jalur Selatan, berasal dari Jazirah Arab (Makkah dan Madinah) melalui
Yaman, menyusuri Pantai barat India (Gujarat), Sri Langka dan masuk
ke wilayah Indonesia.

B. Perkembangan Islam di Indonesia


1. Perkembangan Islam di Sumatra

Anda mungkin juga menyukai