Anda di halaman 1dari 6

Nama : Mariana Mutiara

Kelas : XI MIA 2
Mapel : Kimia
Tanggal : 06 April 2021

- Komponen pada larutan penyangga asam atau penyangga basa


secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:

Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan
bersifat asam.
Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat
basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

Larutan penyangga yang bersifat asam


Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan asam (pH < 7). Untuk mendapat larutan ini
dapat diproduksi dari asam lemah dan garamnya yang adalah basa konjugasi dari asamnya.
Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana
asam lemahnya dicampurkan dalam banyak benar lebihnya. Campuran hendak menghasilkan
garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Kebanyakan
basa kuat yang dipergunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.

Larutan penyangga yang bersifat basa


Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan basa (pH > 7). Untuk mendapat larutan ini
dapat diproduksi dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun
cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana
basa lemahnya dicampurkan benar lebihnya.

- Prinsip kerja larutan penyangga ketika ditambahkan sedikit asam kuat atau sedikit basa kuat
1. Mencapurkan larutan Asam Lemah dengan Basa Konjugasinya
contoh : CH₃COOH + CH₃COONa ; H₂CO₃ + NaHCO₃

2. Mencapurkan larutan Asam Lemah dan Basa Kuat

contoh : CH₃COOH + NaOH ; H₂CO₃ + NaOH

Rumus :

dengan

pH = - log [H⁺] dan pOH = 14 – pH

Larutan penyangga basa (Buffer basa) dapat dibuat dengan dua cara yaitu :

1. Mencampurkan Basa Lemah dengan Asam Konjugasinya

contoh : NH₃ dan NH₄Cl

2. Mencampurkan larutan Basa Lemah dan Asam Kuat

contoh : NH₄OH dan HCl

Rumus :
dengan

pOH = - log [OH⁻] dan pH = 14 – pOH

Ciri Larutan Penyangga adalah adanya sisa asam / basa lemah dan asam / basa kuat habis
bereaksi. (ketika MRS terdapat sisa pada asam/basa lemah dan tidak terdapat sisa pada
asam/basa kuat).

- Cara membuat larutan penyangga asam atau penyangga basa (cara langsung dan tidak
langsung)
- pH awal larutan penyangga sebelum ditambahkan sedikit asam kuat atau basa kuat
- pH akhir larutan penyangga asam/basa ketika timbahkan sedikit asam kuat atau sedikit basa
kuat
- menghitung kadar larutan asam atau basa dengan titrasi
- membaca grafik titrasi
- menentukan indicator yang tepat untuk melakukan titrasi
- memperkirakan pH zat dari hasil titrasi
- Cir-ciri koloid
Ciri-ciri koloid :
Tampak homogen, tetapi heterogen dengan mikroskop ultra.
Tidak jernih.
Dua fase.
Dapat disaring dengan kertas saring ultra.
Stabil.
Diameter : 10-7 - 10-5 cm.
- Jenis-jenis koloid

koloid tersebut.

Jenis Terdispe Fase Contoh


rsi Pendispe
rsi

Aeros Cair Gas Awan,


ol Hair
Spray,
Kabut

Aeros Padat Gas Debu di


ol udara

Buih Gas Cair Buih


sabun,
whippe
d
cream

Emul Cair Cair Mayone


si s,
santan,
susu

Sol Padat Cair Pasta


gigi, sol
emas,
tinta

Buih Gas Padat Batu


padat apung,
karet
busa,
Styrofo
am

Emul Cair Padat Jelly,


si keju,
padat margari
(gel) n,
Mutiara

Sol Padat Padat Intan


padat hitam,
kaca
berwar
na

- Sifat-sifat koloid
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah cahaya yang berhamburan oleh partikel koloid, di mana partikel larutan
berukuran lebih kecil daripada partikel koloid. Oleh karena itu, berkas cahaya dapat
dihamburkan.

2. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak acak dari partikel koloid yang bisa dilihat hanya lewat mikroskop
ultra. Pergerakan acak tersebut disebabkan adanya tumbukan.

3. Absorpsi

Absorpsi adalah proses penyerapan, atau tepatnya penyerapan ion oleh partikel koloid karena
ukuran luas partikel koloid yang cukup besar. Dengan begitu ion dapat menempel di
permukaannya, baik ion positif maupun negatif. Lebih jauh lagi, koloid pun dapat bermuatan
sesuai muatan ion yang telah diserap.
4. Koagulasi koloid

Koagulasi koloid merupakan penggumpalan partikel koloid karena koloid mengandung


muatan yang dinetralkan. Pada koloid bermuatan sejenis, koloid tidak akan menggumpal
karena ion saling tolak-menolak. Sedangkan koloid yang muatannya telah dinetralkan tidak
lagi tolak-menolak sehingga koloid bisa berkelompok atau menyatu.

5. Dialisis

Dialisis adalah pemurnian koloid agar bebas dari ion-ion pengganggu. Contoh
pengaplikasiannya adalah proses cuci darah alias hemodialisis.

6. Elektroforesis

Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid di dalam medan listrik karena adanya
muatan yang terkandung di dalam partikel koloid tersebut. Kutub negatifnya disebut katoda,
sementara kutub positifnya disebut anoda.

7. Koloid liofil dan liofob


Sifat ini dapat ditemukan dalam sol, yang terbagi jadi dua jenis: liofil dan liofob. Sol liofil
merupakan partikel dengan zat terdispersi yang bisa menarik mediumnya, sehingga ada gaya
tarik-menarik antara keduanya. Sedangkan sol liofob merupakan partikel dengan zat
terdispersi yang tidak bisa menarik mediumnya dan cenderung encer.

8. Koloid pelindung

Sol liofil pun dapat digunakan sebagai koloid pelindung dari sol liofob. Dengan begitu,
partikel sol liofil akan menjadi pelindung sol liofob dari koagulasi. (

Anda mungkin juga menyukai