1 Skripsi - Frans Daniel - 110110170174
1 Skripsi - Frans Daniel - 110110170174
SKRIPSI
Oleh:
Frans Daniel Marbun
110110170174
Pembimbing:
Prof. Dr. An An Chandrawulan, S.H., LL.M.
Helitha Novianty Muchtar, S.H., M.H.
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2021
i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
110110170174
Mengetahui/Mengesahkan,
Prof. Dr. An-An Chandrawulan S.H., LL.M. Helitha Novianty Muchtar S.H., M.H.
ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
110110170174
Authorize,
Supervisor I Supervisor II
Prof. Dr. An-An Chandrawulan S.H., LL.M. Helitha Novianty Muchtar S.H., M.H.
iii
HALAMAN PENGESAHAN KEPALA PROGRAM STUDI
110110170174
Mengetahui/Mengesahkan,
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb,
Shalom,
Om Swastiastu,
Namabudaya,
vii
Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Paten" sebagai salah satu persyaratan
Pertama, saya tak lupa untuk mengucapkan rasa hormat dan terima
LL.M. dan Helitha Novianty Muchtar S.H., M.H., selaku dosen pembimbing
kedua yang selalu berusaha untuk menjaga api semangat penulis dan
ini, penulis tidak akan dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan tepat dan
baik.
akhir ini. Maka izinkanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih dari hati
Padjadjaran;
4. Dr. Enni Soerjati, S.H., M.H. selaku Dosen Wali Penulis yang telah
viii
5. Dr. Anita Afriana, S.H., M.H. selaku Kepala Program Studi S1
7. Dr. Sudjana, S.H., M.Si. dan Miranda Risang Ayu Palar, S.H., LL.M.,
8. Dr. Hj. Rika Ratna Permata, S.H., M.H. selaku penguji komprehensif
Universitas Padjadjaran;
10. Semua Staf Akademik, Staf Sub Bagian Akademik, Staf Sub Bagian
ix
1. Bonaparte Marbun, S.H. dan Tiar Ambarita, S.E. selaku orang tua
teman yang selalu berusaha ada di dekat Penulis dalam masa sulit maupun
waktu yang telah kita lewati bersama. Saya berharap untuk kalian
memiliki gaji berapa, semoga kalian sehat selalu jaga kesehatan, dan
x
2. Sherin Amazia Situmorang, Mathew Beckham Dhanaryanto, dan
ini. Kiranya masa depan ada dan cerah menanti kita bertiga untuk
kembali bersama bukan hanya bermain, namun juga mencari jati diri
sampai pada titik ini dengan kewarasan yang sama pada saat ini
juga;
xi
5. Teman-teman pengurus Soli Deo Gloria, khususnya Bang Immanuel
dan Kak Mutiara Manik S.H yang telah memberi banyak motivasi
kehidupan yang benar dan sukses di masa yang akan datang, jangan
xii
8. Kepada teman-teman Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran
dapat memimpin negeri ini sesuai kemampuan dan porsi kita masing-
masing.
Natal PMK FH 2017, Natal PMK FH 2018, Natal PMK Unpad 2019,
2019, dan Kepanitiaan lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Semoga kelak kita dapat bertemu dan bertatap muka dengan bangga
Padjadjaran.
10. Atas kesempatan ini saya sangat ingin mengucapkan terima kasih
Bambang, Bang Andrew, Kak Rizky, Bang Andy, dan yang lainnya
11. Last but not least, i wanna thank me, i wanna thank me for believing
in me, i wanna thank me for doing all this hard work, i wanna thank
me for having no days off, i wanna thank me for… for never quitting,
i wanna thank me for always being a giver and tryna give more than
xiii
i receive, i wanna thank me for tryna do more right than wrong, i
“Ketika mimpi kita pikirkan berubah menjadi rencana, ketika rencana kita ucapkan,
rencana berubah menjadi komitmen. Ketika komitmen kita lakukan, akan berubah lagi
menjadi kenyataan.”
- William Tanuwijaya (Founder & CEO at Tokopedia) -
Penulis,
xiv
DAFTAR ISI
xv
D. Perbedaan Lisensi-wajib dan Pelaksanaan Paten Oleh Pemerintah
75
BAB IV PEMANFAATAN PATEN PADA VAKSIN COVID-19 TERKAIT
KEPENTINGAN MASYARAKAT .............................................................. 77
A. Penggunaan Paten Vaksin COVID-19 Terkait Kepentingan
Masyarakat berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016
tentang Paten ....................................................................................... 77
B. Pemanfaatan Pelaksanaan Paten oleh Pemerintah Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten ....................... 85
BAB V PENUTUP .................................................................................... 93
A. Kesimpulan .................................................................................... 93
B. Saran ............................................................................................. 94
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 96
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perusahaan ingin dikenal dengan valuasi sebuah aset bernilai tidak terlihat
dilakukan dapat menghasilkan hak yang diterima oleh penemu dari negara
1
2
seseorang atau kelompok yang telah menghasilkan karya dari olah pikirnya,
nilai atas hak-hak yang berikan berupa hak eksklusif. Hak Eksklusif pada
suatu Kekayaan Intelektual (KI) adalah hak yang dimiliki oleh pemilik KI dan
tidak ada pihak yang berhak menikmati hak eksklusif tanpa izin dari
pemiliknya.2 Hak Eksklusif meliputi hak moral dan hak ekonomi. Hak Moral
adalah hak yang melekat pada pemilik KI berupa hak atas keutuhan dari
kategori, yaitu hak cipta dan hak kekayaan industri. Hak cipta adalah hak
1
HKI,<http://www.hki.co.id/hki.html#:~:text=HAK%20KEKAYAAN%20INTELEKTUAL...&te
xt=adalah%20istilah%20yang%20dipergunakan%20untuk,peraturan%20perundang%2Du
ndangan%20yang%20berlaku.> [diakses pada 09/12/2020]
2
Sudaryat, (et.al) Hukum Kekayaan Intelektual, Bandung: Global Sinergi Indonesia, 2019,
hlm. 10.
3
Sudaryat, (et.al), Ibid
4
Sudaryat, (et.al), Ibid
3
berlaku. Sedangkan hak kekayaan industri terdiri dari hak Paten, Merek,
Dalam penelitian ini, penulis akan lebih fokus pada Hak Kekayaan
5
Art. 27 TRIPs
6
Saat ini peraturan mengenai Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights)
diatur dalam TRIPs sebagai annex (lampiran) dari persetujuan umum tentang tarif dan
perdagangan GATT pada tanggal 15 April 1994. Indonesia sebagai salah satu
penandatangan menandakan kesepakatan atas lampiran-lampiran termasuk TRIPs di
4
hal ini dapat dipatenkan. Vaksin merupakan zat yang dikombinasikan untuk
hal ini vaksin COVID-19 adalah vaksin yang dibuat melalui virus yang
patogen yang dilemahkan. Selain itu ada juga vaksin yang menggunakan
bereplikasi.9 Mengetahui hal ini vaksin ada yang merupakan makhluk mikro
didapat seperti yang telah dijelaskan di awal. Perlindungan ini hadir karena
Intelektual berupa hak milik atas benda tidak berwujud (intangible asset)
diperlukan atas dasar adanya persaingan usaha secara sehat antar pelaku
usaha agar memiliki hak monopoli atas penemuan yang telah dilakukan
9
Rizal Setoy Nugroho, “Bagaimana Vaksin Covid-19 Dibuat dan Cara Kerjanya?”, 2021,
<https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/30/070000965/bagaimana-vaksin-covid-19-
dibuat-dan-cara-kerjanya-?page=all> [diakses 02/04/2021]
10
Peter Drahos pada Winner Sitorus, “Kepentingan Umum Dalam Perlindungan Paten,”
Yuridika: Vol. 29 No 1, April 2014, hlm. 41
6
dengan alasan hak milik untuk memonopoli yang dianggap memiliki nilai
mutlak. Hal ini menghadirkan paradigma bahwa sifat eksklusif HKI sering
dari pemberian hak eksklusif itu sendiri.11 Hal ini perlu dihindari dengan
umum seperti yang juga telah dicantumkan di dalam TRIPs. Secara tidak
telah tertulis dalam TRIPs, pada article 27 yang menekankan bahwa objek
11
Winner Sitorus, Ibid
12
Winner Sitorus, Ibid
7
Hal ini dilindungi demi tercapainya prinsip pada Article 8 yang berarti
ekonomi dan teknologi mereka. Begitu pula pada akhirnya negara dapat
bangsa, dan masyarakat dengan cara yang tidak melanggar hukum. Tidak
secara melawan hukum. Namun Hak Milik tetap mempunyai fungsi sosial.13
13
Pasal 36 Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Bagian
penjelasannya dinyatakan sebagai berikut: “Yang dimaksud dengan "hak milik mempunyai
fungsi sosial" adalah bahwa setiap penggunaan hak milik harus memperhatikan
kepentingan umum. Apabila kepentingan umum menghendaki atau membutuhkan benar-
benar maka hak milik dapat dicabut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.”
8
sosial yang melekat pada setiap hak milik seseorang atas suatu benda.
Isu yang dibahas oleh penulis merupakan isu yang sedang hangat
tersebut. Hak yang diberikan kepada pemilik paten berupa paten produk
proses adalah melarang pihak ketiga, tanpa seizin pemegang paten, untuk
pemanfaatan paten oleh orang ketiga tanpa izin pemegang paten atau
pemegang paten dengan individu atau kelompok agar dapat berbagi hak
ekonomi satu sama lain. Lisensi dapat dilakukan tanpa dasar keadaan
14
Sudaryat, (et.al), op.cit., hlm. 29
15
Pasal 81 UU PATEN
10
maupun obat dalam kondisi seperti ini menjadi momok penting karena
dapat dilihat dari hak eksklusif yang didapat seperti yang sudah dijelaskan
16
Pasal 93 ayat (2) UU Paten
17
Pasal 109 UU Paten
12
bertanya-tanya tentang hak paten atas obat atau vaksin COVID-19. Untuk
sudah selesai uji klinis pada akhir tahun 2021 dan dapat dipakai pada tahun
minim.20
18
AN Uyung Pramudiarja, “Vaksin Nusantara Vs Vaksin Merah Putih, Bedanya Apa Sih?”,
2021, <https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5399932/vaksin-nusantara-vs-vaksin-
merah-putih-bedanya-apa-sih> [diakses pada 23/02/2021]
19
Rea, “Bio Farma Buka Suara soal Pentingnya Paten Vaksin Covid-19”,
<https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200707130902-204-521771/bio-farma-buka-
suara-soal-pentingnya-paten-vaksin-covid-19> [diakses pada 10/12/2020]
20
Vidya Pinandhita, “Vaksin Covid-19 Merah Putih Ditargetkan Rampung Akhir 2021, Siap
pakai 2022”, 2021, <https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5368294/vaksin-covid-
19-merah-putih-ditarget-rampung-akhir-2021-siap-pakai-2022> [diakses 02/04/2021]
13
produk anti virus COVID-19 itu sendiri.21 Sehingga jika dikaitkan dengan
dimaksud dalam pasal 19. Namun terdapat ketentuan yang tidak memiliki
21
Koukakis, Nasos, “Countries worldwide look to acquire the Intellectual Property rights of
Covid-19 Vaccine makers”, <https://www.cnbc.com/2021/01/22/countries-look-to-acquire-
the-ip-of-vaccine-makers-to-fight-pandemic.html> [diakses 02/04/2021]
22
Penggunaan lisensi sangat penting daripada menonaktifkan hak paten, karena hak
ekonomi tersebut sangat penting untuk memelihara riset dan pengembangan inovasi.
23
Shaffer, Jonathan, “Biden Should use emergency powers to license covid-19 vaccine
technologies to the WHO for global access”,
<https://www.statnews.com/2021/03/25/biden-use-emergency-powers-license-covid-19-
vaccines-for-global-access/> [diakses 02/04/2021]
14
Paten terkait. Pada pasal 115, Pemerintah memberi Imbalan yang wajar
sebagaimana pasal 109 ayat (1) telah menyatakan.24 Namun pasal 117 ayat
(1) berbunyi “dalam hal Pemegang Paten tidak menyetujui besaran Imbalan
Kemudian ditambahkan kembali pada ayat (4) bahwa gugatan atas besaran
paten di Indonesia, belum ada ketentuan yang jelas dalam indicator sebuah
Hukum pada Penerima Paten dan Kepentingan Umum pada sebuah Paten.
24
Pasal 115 UU Paten
15
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Indonesia
2. Kegunaan Praktis
diantaranya:
E. Kerangka Pemikiran
masyarakatnya dengan adil. Digagas oleh Jeremy Bentham, Stuart Mill, dan
warga masyarakat. Buruk-baik maupun adil atau tidaknya hukum dilihat dari
berlimpah);
tujuan-tujuan hukum yang lebih sosial praktis daripada hanya berupa dalil-
hukum positif yang dapat mengatur wewenang para pejabat negara. Hal ini
ditujukan agar negara dapat mengatur rakyatnya dengan baik tanpa ada
25
Besar, “Utilitarianisme dan Tujuan Perkembangan Hukum Multimedia di Indonesia”,
2016, <https://business-law.binus.ac.id/2016/06/30/utilitarianisme-dan-tujuan-
perkembangan-hukum-multimedia-di-indonesia/>, [diakses pada 31 Maret 2021]
26
Salman L, “Hubungan Hukum Dan Kekuasaan” Jurnal Hukum Vol. 14 No. 02, April 2007,
hlm. 167
20
pada sistem hukum common law menjadi alat untuk membentuk hukum
Dengan sistem hukum civil law dan adanya bunyi pasal 1 UUD 1945,
yang jelas. Maka dari itu Undang-undang Dasar 1945 kita berusaha
1. Reward Theory
27
Robert M. Sherwood, Intellectual Property and Economic Development: Westview
Special Studies in Science Technology and Public Policy, dalam Sudaryat, et.al, Loc. cit.
21
2. Recovery Theory
3. Incentive Theory
4. Risk Theory
pihak lain kepada para pemegang hak kekayaan intelektual itu sendiri,
sehingga akan menjadi pemacu aktivitas kreatif lainnya yang akan ada di
28
Sudaryat, et.al, Ibid
29
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, dalam Mario Julyano dan Aditya Yuli Sulistyawan,
“Pemahaman Terhadap Asas Kepastian Hukum Melalui Konstruksi Penalaran Positivisme
Hukum”, Jurnal Credipo Vol. 1 No. 1, 2019, hlm. 1
22
juga merupakan alasan atau ratio legis dari peraturan hukum. Maka suatu
dibentuk setelah perang dunia kedua (PD II) dengan tujuan tercapainya hak
asasi manusia karena melihat kerusakan yang dialami dunia setelah perang
dan memiliki tujuan serta standar minimum hak asasi manusia yang dicita-
23
DUHAM ini adalah hasil rumusan komisi HAM pada badan PBB, dengan
internasional.
membawa hak asasi terkait kesehatan yang ada pada pasal 12, berbunyi
“negara-negara pihak pada kovenan ini mengakui hak setiap orang untuk
mengenyam standar kesehatan fisik dan mental yang tertinggi.”. Begitu juga
Setiap Orang berhak tentram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan
30
Rukmana Amanwinata, “Kekuatan Mengikat UDHR 1948 terhadap Negara Anggota PBB
Khususnya Indonesia”, Jurnal Hukum: No. 14 Vol. 7, 2000, hlm 31-45
31
Diratifikasi melalui Undang-undang No. 11 Tahun 2005
32
Diratifikasi melalui Undang-undang No. 12 Tahun 2005
24
batin, dan Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan
Adanya kaidah hukum tidak akan terwujud jika tidak ada kekuasaan
dari suatu lembaga yang menegakkan. Lembaga dalam hal ini tidak selalu
sendiri.
sekaligus sebagai dasar hukum dan ius constituendum. Sila kelima yang
33
Pasal 9 UU HAM
34
Tujuan Negara: “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.”
35
Yenny Yorisca, “Pembangunan Hukum Yang Berkelanjutan” Jurnal LEGISLASI
INDONESIA Vol. 17 No. 01, Maret 2020, hlm. 103
25
pemikiran Prof. Mochtar pada saat itu karena latar belakang negara
bahwa hukum dalam arti kaidah hukum memang bisa berfungsi sebagai alat
pembangunan nasional.
Universal Hak Asasi Manusia, pernyataan ini sejalan dengan pasal 28c BAB
36
Lilik Mulyadi, “Teori Hukum Pembangunan”, Badilum: Mahkamah Agung, Jakarta, hlm.
1
37
Admin DJKI, “Wamenkumham Eddy: Pemenuhan dan Pelindungan Kekayaan
Intelektual adalah HAM”, <dgip.go.id/artikel/detail-artikel/wamenkumham-eddy-
pemenuhan-dan-pelindungan-kekayaan-intelektual-adalah-ham?kategori=liputan-
humas> [diakses pada 27/01/2021]
26
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
dan “ayat (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam
bangsa dan negaranya”. Hak asasi tentu sangat erat hubungannya dengan
hak eksklusif pada Kekayaan Intelektual dan ini tentunya dapat dikaitkan
Kekayaan Intelektual itu sendiri. HKI terdiri dari 3 kata yaitu Hak, Kekayaan,
ciri) kaya, harta yang menjadi milik orang. Sedangkan Intelektual adalah
38
Sudarsono, Buku Ajar Mata Kuliah Pengetahuan HKI, Surakarta: ISI Press, 2017, hlm.
6
27
hak yang sama terhadap kebebasan dasar paling luas, seluas yang orang
principle) dan setiap posisi jabatan terbuka bagi semua pihak (principle of
karya-karya tersebut. Namun di sisi lain, prinsip kedua dari Teori Keadilan
39
John Rawls, A Theory of Justice, Massachusetts: Harvard University Press, 1999, hlm.
5
40
Salah satu rezim perlindungan HKI
28
pribadi (alter ego) inventor. Hubungan antara inventor dengan invensi yang
penemuan baik oleh pihak pemegang maupun pihak lain dengan perjanjian
baru dapat dimanfaatkan ketika paten itu didaftarkan45 pada suatu negara.46
41 Muhammad Amirulloh dan Helitha Novianty Muchtar, Buku Ajar Hukum Kekayaan
Intelektual, Bandung: Unpad Press, 2016, hlm. 124-125.
42 Muhammad Amirulloh dan Helitha Novianty Muchtar, Ibid
43 Pasal 10 UU Paten
44 Muhammad Amirulloh dan Helitha Novianty Muchtar, Loc. cit.
45 Setelah pemeriksaan formalitas dinyatakan lengkap oleh Pemeriksa Paten.
46 Rika Amrikasari, “Seluk Beluk Paten”,
<https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5372c4c71a0c1/seluk-beluk-
paten/#:~:text=Hak%20paten%20berlaku%20teritorial.,negara%20atau%20wilayah%20y
ang%20bersangkutan. > [diakses pada 28/01/2021]
29
meningkat dan meluas antar wilayah dan antar negara serta memiliki
47
Iwee, “Mengulas Kembali Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)”,
<https://rsudsoediranms.com/2020/07/14/mengulas-kembali-coronavirus-disease-2019-
covid-19/> [diakses pada 10/12/20]
48
Pasal 109 UU Paten
30
vaksin atau obat yang memiliki paten terdaftar di Indonesia, dengan kata
Berdasarkan pasal 120 UU Paten, ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
lain, jika Pemegang Paten tidak setuju dengan besaran imbalan, pemegang
masyarakat.
31
F. Metode Penelitian
1. Spesifikasi Penelitian
suatu sifat individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu atau untuk
2. Metode Pendekatan
normatif.50
3. Tahapan Penelitian
a. Penelitian Kepustakaan
49
Sri Mamudji, (et.al), Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, Jakarta: Badan Penerbit
FHUI, 2005, hlm. 9-10
50
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 1983, hlm. 13
32
seterusnya.
b. Penelitian Lapangan
primer.
a. Studi Pustaka
b. Studi Lapangan
51
Sri Mamudji (et.al), Loc. Cit, hlm. 22
34
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah yuridis kualitatif. Yuridis
7. Lokasi Penelitian
52
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007, hlm. 10
BAB II
beberapa annexes (lampiran) yang salah satunya kita kenal dengan nama
Letak Sirkuit Terpadu, Paten, Merek dan Indikasi Geografis, dan Hak Cipta
kekayaan yang timbul atas daya pikir kreativitas atas intelektual manusia.54
53 Neni Sri Imaniyati, “Perlindungan HKI Sebagai Upaya Pemenuhan Hak atas IPTEK,
Budaya, dan Seni”, Jurnal: Media Hukum, Vol. 17 No. 1, Juni 2010, hlm. 162
54 Sudaryat, et.al, Op. Cit. hlm. 7
35
36
segala sesuatu yang dapat menjadi objek hak milik. Adanya hak milik pada
kepada satu pihak saja, atau non-eksklusif kepada lebih dari satu pihak.
berpindah.
Hak yang terdapat dalam hak kekayaan intelektual diberi istilah Hak
Eksklusif. Hak ekslusif terdiri dari hak moral dan hak ekonomi. Dalam
intelektual tanpa seizin pemegang hak eksklusif pada rezim manapun. Hak
kekayaan intelektual. Hak moral adalah hak yang melekat pada pemilik
kekayaan intelektual berupa keutuhan dari karya tersebut serta hak untuk
cipta, merek, paten, desain industry, desain tata letak sirkuit terpadu,
dijaga, dipelihara atas pengetahuan budaya atau tradisi yang sudah ada
untuk penemu atau pencipta lain untuk membangun Indonesia dengan cara
1. Pengertian Paten
bahasa Belanda octrooi. Kata ini diadaptasi dari istilah bahasa Latin
38
intelektual”. Pemahaman ini tidak tepat karena paten hanya salah satu
hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
2. Objek Paten
atau proses yang telah ada, memiliki kegunaan praktis, serta dapat
tidak mencakup:
a. kreasi estetika;
b. skema;
59 Kementerian Hukum dan HAM, Petunjuk Teknis Pemeriksaan Petunjuk Paten, Jakarta:
Kemenkumham, lampiran
60 Muhammad Amirulloh dan Helitha Novianty Muchtar, Buku Ajar Hukum Kekayaan
2) Permainan; dan
3) Bisnis.
dikenal; dan/atau
senyawa.
di Indonesia atau di luar Indonesia dalam suatu tulisan, uraian lisan atau
dengan Hak Prioritas64). Hal ini juga termasuk jika ada yang sudah
hak prioritas.65
yang meragukan dan ambigu. Jika ada bahasa teknis, harus ditulis dengan
bahasa yang baik dan benar dan ditulis terpisah dari uraian invensi. Klaim
tidak boleh berisi gambar atau grafik, namun dapat berisi tabel, rumus
Seperti yang telah diatur dalam Pasal 3 UU Paten, Objek Paten yang
(Patentabilitas) yaitu:67
64 Hak Prioritas adalah hak Pemohon untuk mengajukan Permohonan yang berasal dari
negara yang tergabung dalam Konvensi Paris tentang Perlindungan Kekayaan Industri
(Paris Convention for the Protection of Industrial Property) atau Persetujuan
Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (Agreement Establishing the World
Trade Organization) untuk memperoleh pengakuan bahwa Tanggal Penerimaan di negara
asal merupakan tanggal prioritas di negara tujuan yang juga anggota salah satu dari kedua
perjanjian itu selama pengajuan tersebut dilakukan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan berdasarkan perjanjian internasional dimaksud.
65 Pasal 5 ayat (3) UU Paten
66 Muhammad Amirulloh dan Helitha Novianty Muchtar, Loc.cit.
67 Muhammad Amirulloh dan Helitha Novianty Muchtar, Ibid
42
a. Baru (Novelty)
teknologi yang saat itu ada atau diungkapkan sebelumnya (prior art
dalam suatu pameran resmi atau dalam suatu pameran yang diakui
68 Pasal 6 UU Paten
69 Pasal 7 UU Paten
43
ulang secara massal dengan kualitas yang sama, jika paten berupa
industri kental dan invensi itu haruslah dalam bidang teknologi dan
hewan;
mikrobiologis.”
3. Subjek Paten
pemilik paten, pihak yang menerima hak atas paten tersebut dari pemilik
Paten, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak atas Paten tersebut
yang terdaftar dalam daftar umum Paten. Pihak yang berhak memperoleh
72 Pasal 22 UU Paten
73 Doddy Kridasaksana, Op.cit., hlm. 20
45
Paten adalah Inventor atau orang yang menerima lebih lanjut hak Inventor
Hak eksklusif berupa hak ekonomi dalam paten adalah hak yang
lebih lanjut kepada orang lain, dengan demikian, orang lain dilarang
Dikatakan hak ekonomi ada karena KI adalah benda yang dapat dinilai
74 Pasal 12 UU Paten
46
oleh pihak lain berdasarkan lisensi. Hak Pemegang Paten yang dilindungi
berupa:
diberi Paten;
Disamping Hak Ekonomi ada aspek lain dalam hak eksklusif yaitu
Hak Moral (Moral Right). Hak Moral adalah hak yang melindungi
dialihkan, Hak Moral melekat pada pribadi penemu dan bersifat kekal.
75 Pasal 19 UU Paten
47
Bersifat kekal berarti melekat pada penemu selama ia hidup bahkan setelah
Artinya Hak atas Paten yang dapat dialihkan hanyalah hak ekonominya.
Hak atas paten dapat beralih atau dialihkan baik seluruhnya maupun
dapat mencakup sebagian atau semua perbuatan yang diatur dalam pasal
76 Pasal 74 UU Paten
77 Pasal 76 UU Paten
78 Pasal 77 UU Paten
48
79 Pasal 84 UU Paten
49
oleh pihak lain selain negara dengan alasan tertentu, untuk melaksanakan
lain.81
pihak pro di satu sisi dan kontra di sisi lain. Pihak pendukung mengatakan
menerima keuntungan dari inovasi tersebut. Di sisi lain pihak yang kontra
80 Pasal 88 UU Paten
81 Pasal 103 UU Paten
50
bagi para peneliti padahal inilah inti perlindungan hak paten.82 Keuntungan
untuk membuat produk imitasi dan hanya ‘bergerak di tempat’ saja. Artinya
yang sama.83
hal ini diberlakukan pada paten farmasi untuk melawan keadaan darurat
yang wajar didasarkan dari nilai lisensi, serta klausa penggunaan non-
82 Lauroesch, Mark W., “General Compulsory Patent Licensing in the United States: Good
in Theory, But Not Necessary in Practice” , Vol. 6 Santa Clara High Tech. L.J. 41 (1990).
83 Lauroesch, Mark W, Ibid
51
eksklusif dan ketentuan tidak dapat mengalihkan hak kepada pihak lain. 84
wajib.85
dibuat untuk memenuhi hak asasi manusia masyarakat dunia seperti yang
84
Yang, Deli, “Compulsory Licensing: For Better or For Worse, the Done Deal Lies in the
Balance”, Global IP Debates: Vol. 17, January 2012, pp 76-81 (78)
85
Yang, Deli, Ibid
52
pada kovenan ini mengakui hak setiap orang untuk mengenyam standar
kesehatan fisik dan mental yang tertinggi” dan Pasal 15 (ayat 1b)
ini selaras dengan Pasal 34 (ayat 3) UUD 1945 yang menyatakan bahwa
dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Ketika kita melihat kekayaan
intelektual selain Paten, definisi dari pasal 1 (ayat 1) UU No. 28 Tahun 2014,
86
Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya
87Anis Mashdurohatun, Mengembangkan Fungsi Sosial Hak Cipta Indonesia: Suatu Studi
Pada Karya Cipta Buku, Semarang: UNS Press, 2016, hlm. 92
53
umum.
dalam hal ini pemahaman komunal. Menurut supomo dalam hukum adat,
manusia bukan individu terasing, bebas dari segala ikatan dan semata-
masyarakat.89 Maka dari itu dalam hukum adat yang primer adalah
berhukum dalam bidang HKI yang mengusung konsep individual atas nama
harus diikuti adalah konsep hukum yang eksklusif dan berbeda terhadap
hak kepemilikan dalam konsep komunal. Konsep hak milik pada umumnya
dikenal dengan hak milik atas benda bergerak dan benda tidak bergerak.
Konsep hak milik atas benda bergerak dapat dibagi dalam hak milik benda
kekayaan intelektual, yaitu suatu hak milik yang muncul karena aktivitas
Konsep hak milik intelektual ini sama dengan hak milik atas tanah.91
semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial. Hal ini membuktikan
sosial pada tanah ini merupakan wujud keadilan sosial bagi seluruh rakyat,
sehingga selalu berkaitan erat dengan jaminan hak milik pribadi dan
satu sama lain dan mengarahkan manusia untuk menggunakan hak milik
milik memiliki fungsi sosial termasuk juga HKI. Fungsi sosial ini
yaitu:94
dan Hegel);
belah pihak dengan cara yang adil, baik bagi pencipta atau penemu atas
57
pembentukan kekebalan tubuh dari penyakit tertentu. Dalam hal ini vaksin
dilemahkan. Selain itu ada juga vaksin yang menggunakan materi genetik
Mengetahui hal ini vaksin ada yang merupakan makhluk mikro organisme
dapat dipatenkan.
95
Rizal Setoy Nugroho, “Bagaimana Vaksin Covid-19 Dibuat dan Cara Kerjanya?”, 2021,
<https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/30/070000965/bagaimana-vaksin-covid-19-
dibuat-dan-cara-kerjanya-?page=all> [diakses 02/04/2021]
58
59
mikrobiologis proses, hal ini dapat dipatenkan. Vaksin merupakan zat yang
penyakit tertentu
and bio medical).96 Tahap ini bertujuan untuk melihat bagaimana reaksi sel-
sel virus yang diperbanyak dan jika diekstraksi dalam jumlah lebih banyak.
Pada tahap I biasanya vaksin sudah dibuat dalam jumlah terbatas. Pada
TAHAP II, dilakukan uji pre-klinis pada hewan dengan tujuan mengetahui
umum, atau kesusilaan.97 Bahan dasar ataupun zat yang digunakan harus
dari barang yang sudah dijamin kehalalannya, karena hal ini dapat berakibat
bagi distribusi vaksin itu sendiri. Adanya perhatian inventor kepada hal ini
manusia dengan menilai farmaco kinetic dan farmaco dinamik. Pada fase 2,
studi mulai dilakukan pada sampel 100 sampai 500 orang dengan tujuan
optimal dan efek samping jangka pendek. Setelah itu ada fase ketiga
dengan uji sampel 1000 sampai 5000 orang untuk memastikan keamanan,
lebih besar. Namun tidak sampai pada tahap ini, setelah selesai fase uji
pembuatan vaksin dari hulu ke hilir, uji klinis, dan proses lisensi sampai
vaksin tersebut dapat dilepas di pasaran diatur ketat dalam prosedur Good
undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten) selama tiga sampai enam
prioritas.
ini berlaku dalam objek paten apapun, dalam hal ini vaksin maupun obat
COVID-19.
Dapat Diterapkan Dalam Industri. Vaksin yang dikatakan baru berarti tidak
sama dengan vaksin yang ada selama ini atau tidak pernah diungkapkan
Baru (Novelty). Ini berarti vaksin yang dapat didaftarkan adalah vaksin
Langkah Inventif (Inventive Step) yang ahli sekalipun tidak dapat menduga
akan adanya penemuan ini. Jika dalam masa Research and Development
memecahkan masalah teknis maka hal ini juga dapat termasuk dari langkah
industry. Artinya produk atau proses harus dapat dipakai atau di produksi
berulang-ulang secara massal dengan kualitas yang sama. Hal ini juga
berlaku bagi pihak lain yang memohonkan lisensi, sehingga pihak yang
negara meliputi:
a. Senjata api;
b. Amunisi;
d. Intersepsi;
e. Penyadapan;
f. Pengintaian;
lainnya.
dan/atau
eksklusifnya.101
sendiri paten dengan tetap memberi imbalan yang wajar kepada Pemegang
undangan.
Niaga dalam jangka waktu paling lama 90 hari. Namun gugatan tersebut
Anggaran
sesuai pasal 109 ayat (1). Pihak yang ditunjuk pemerintah wajib memenuhi
persyaratan:
dan
elektronik.106
di bidang hukum;
pelaksanaan Paten;
di bidang keuangan;
e. tenaga ahli.
pihak ketiga.
pemerintah.108
pandemi). Hal ini bisa terjadi jika vaksin Pfizer yang sudah diberi hak
pelaksanaan paten seperti contoh kimia farma. Maka kimia farma sesuai
(government to business).
memiliki fasilitas baik salah satunya adalah Dexa Medica. Tetapi berlaku
milik Gilead Science yang harus disimpan dalam suhu ruangan -50° C.
oleh sepihak oleh pemerintah. Sehingga tidak ada campur tangan oleh
70
jika produksi oleh pemegang paten bisa mencapai 2 juta rupiah, maka
produksi pemerintah bisa turun mencapai 200 ribu rupiah, 300 ribu rupiah,
atau bahkan 600 ribu rupiah. Misalnya tablet obat COVID-19 AVIGEN
(favipiravir), harga per tablet 60 ribu. Jika dalam masa uji coba subjek
membutuhkan 6 juta rupiah per orang. Oleh karena itu Kimia Farma
rupiah per tablet atau setara ¼ harga. Kemudian ada obat COVID-19 lain,
juga dengan hal ini, ketika kimia farma mengatakan bisa diproduksi dengan
yang tidak mampu bisa dilakukan subsidi silang agar mendapatkan secara
gratis seperti vaksin COVID-19. Berkaitan dengan vaksin, pada saat ini
belum ada pendaftaran patennya di Indonesia. Maka dari itu bio farma
(melalui kemenkes) belum meminta DJKI untuk menelusuri vaksin itu ada
generiknya) untuk dianalisa apakah ada patennya atau tidak, sehingga jika
oleh pemerintah tidak cukup hanya melalui pernyataan pandemi oleh WHO.
keadaan pandemi seperti saat ini, sudah bisa dikatakan bahwa COVID-19
C. Lisensi-Wajib
bahwa mereka mampu menjaga kualitas dan dapat dipakai habis oleh
merasa dirugikan. Harus ada jaminan setelah obat ini dibuat, akan diborong
membeli obatnya untuk tujuan uji coba apakah efektif atau tidaknya pada
Ketika efektif barulah berpikir untuk instalasi. Hal ini yang dikatakan rumit
Pharma untuk obat Nexavar dari Bayer Corporation dengan tiga syarat yang
mendapatkan lisensi-wajib.
109Aayush Sharma, “Compulsory License: The Most Happening Section Of The Patent Act,
1970”,
<https://www.mondaq.com/india/patent/435044/compulsory-license-the-most-happening-
section-of-the-patents-act-1970> [diakses pada 12/06/2021]
74
dengan memenuhi salah satu alasan antara lain; a. Bahwa ada alasan dari
dipatenkan tidak tersedia di publik dengan harga yang wajar, atau c. bahwa
ini tidak jauh berbeda dengan apa yang telah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2016. Pada tahun 2015, perusahaan farmasi Lee Pharma
untuk Diabetes Mellitus Type II. Namun permohonan lisensi-wajib oleh Lee
Pharma tidak memenuhi salah satu dari ketiga alasan tersebut. Kantor
wajib akan sangat merugikan pemegang paten atau inventor karena tidak
KEPENTINGAN MASYARAKAT
Kendati demikian beberapa negara belum mengetahui ada virus yang telah
lebih awal tidak terjadi. Karena tingkat kemampuan suatu negara dalam
termasuk di Indonesia.
dapat menekan krisis ekonomi yang melanda. Salah satu caranya dengan
77
78
bukan obat khusus untuk COVID-19, hanya saja efektif dapat membunuh
virus COVID-19.
untuk kejadian ini, karena dapat mengundang para inventor dari luar
dan Pemegang Paten. Tentunya kedua subjek ini memiliki hak yang
berbeda, pihak yang berhak memperoleh Paten adalah Inventor atau orang
mengartikan bahwa inventor hanya berhak sebatas apa yang dia berikan.
Jika inventor bekerja dalam hubungan dinas atau hubungan perjanjian kerja
moral dan imbalan dari pemberi kerja maupun royalti jika instansi
pemerintah menunjuk pihak ketiga untuk pelaksanaan paten. Dalam hal ini
tetap dapat dilaksanakan oleh inventor, namun yang dialihkan hanyalah hak
ekonominya saja.
memanfaatkan hak eksklusif secara utuh, baik itu hak ekonomi maupun hak
hak ekonominya dengan cara melarang orang lain tanpa seizin pemegang
sebelumnya.
Pihak lain yang ingin memanfaatkan hak ekonomi paten vaksin atau
dengan syarat tertentu sesuai pasal 19 UU Paten. Maka dari itu pemegang
vaksin mandiri dapat cepat diselesaikan. Namun langkah ini hanya bisa
paten memiliki hak milik atas kekayaan intelektual dilihat dari aspek yuridis.
atas suatu benda yang bernilai ekonomis seperti benda bergerak dan tidak
manfaat ekonomis111. Jika dikaitkan dengan fungsi sosial dalam hak milik,
merah’ antara hak milik oleh inventor dan fungsi sosial pada hak milik
kesehatan tertinggi yang telah diatur dalam ICESCR dan ICCPR. Ketentuan
ini dibuat agar kepentingan individu dalam hak milik tersebut tidak
pasal 112 (ayat 2) bahwa hak eksklusif pemegang paten seperti dalam
keamanan negara karena tidak lagi dapat melaksanakan paten dan hak
yang telah terdaftar dengan imbalan yang sesuai sebagai kompensasi. Hal
TRIPs pada pasalnya yang ketujuh, bahwa negara tetap melindungi hak
umum dan kesejahteraan sosial, maka seluruh negara anggota WTO harus
masyarakat, harus ada kriteria yang pasti agar tidak ditafsirkan berbeda
didasari oleh cita-cita negara dan tujuan negara yang telah diatur dalam
rakyat, bangsa, dan negara yang merdeka, bersatu, adil, dan makmur.
menuntut orang yang dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak
pemegang paten.
atau vaksin COVID-19 semakin meningkat. Salah satu cara agar dapat
19.
prinsip keadilan yang sudah disebutkan pada BAB pertama. Prinsip ini
harus dapat diberikan seluas dan sesuai dengan porsinya, semua manusia
berhak mendapatkannya. Namun di sisi lain hak itu harus juga menjadi
sarana perlindungan dan hal yang bermanfaat dan keuntungan bagi semua
inventor seperti imbalan dan insentif harus tetap diperhatikan agar hak
ekonomi lainnya tetap menarik minat para inventor untuk tetap melanjutkan
maka negara bisa mempertimbangkan nilai moral dari inventor. Artinya jika
imbalan hanya dapat dibayarkan ½ dari totalnya, maka ½ dari sisanya bisa
3-20 persen jumlah penduduk melalui fasilitas Covax. Dalam jangka waktu
Sinopharm dan juga rencana dari vaksin Moderna dari pemerintah dengan
menunjukkan proses mengakhiri masa pandemi yang terjadi saat ini. Selain
mengirimkan surat kepada pihak pemegang paten atau inventor yang berisi
apakah memuat objek yang dimohonkan, judul dan anti Invensi yang ada di
Jika terdapat perlindungan paten, tim dibentuk oleh Menteri Hukum & HAM
bidang kesekretariatan negara, dan tenaga ahli. Artinya jika dalam hal
dan Tenaga Ahli. Tim ini harus memberikan pertimbangan dan menentukan
imbalan untuk pemegang paten. Tim ini bertugas paling lama dalam waktu
tersebut.118 Hasil akhir tugas tim tersebut dilaporkan kepada Menteri Hukum
& HAM untuk diteruskan kepada Presiden dengan hasil akhir Peraturan
Presiden.119
Selatan dalam hal vaksin COVID-19. Melalui proposal waiver yang diajukan
oleh India dan Afrika Selatan, Indonesia juga mendukung melalui Menteri
berpenghasilan rendah. Sampai saat ini hanya ada 0,3 persen pasokan
persen pada negara berkembang, dan 83 persen ada pada negara maju.
harus meningkatkan kerja sama kolektif global pada pertemuan virtual KTT
Kesehatan Global.
secara sukarela untuk kepentingan umum, terutama dalam hal ini paten
mengenai vaksin atau obat. Secara global atau internasional, waiver dapat
120
Erik Mangajaya Simatupang, Waiver Kekayaan Intelektual bagi Penanganan Covid-19
dan Kesiapan Nasional, <Waiver Kekayaan Intelektual bagi Penanganan COVID-19 dan
Kesiapan Nasional Halaman all - Kompasiana.com> [diakses pada 30/05/2021]
90
waktu tertentu.121 Waive bukan hanya terpaut pada pelaksanaan paten oleh
mempertahankan hukum nasional yang ada. Maka waiver policy tidak dapat
saja.
2016 tentang Paten) tidak berarti dihapuskan. Karena TRIPs hanya sebagai
soft law dalam UU Paten yang kita kenal sekarang, sehingga bisa disebut
intelektual yang dimuat dalam TRIPs.122 Dalam hal ini waiver juga
farmasi karena hal ini akan menekan harga dan memperbesar skala proses
waiver memiliki waktu yang sangat terbatas. Maka dari itu harus ada
harus proaktif menarik investor vaksin, obat, bahan baku obat atau vaksin,
produsen produk farmasi seperti obat atau vaksin COVID-19 agar mau
belum berkembang, tapi juga untuk menjalin kerja sama baru yang tidak
PENUTUP
A. Kesimpulan
eksklusif.
93
94
diatas adalah salah satu cara untuk proaktif mencari investor agar mau
B. Saran
imbalan bagi inventor, sehingga hak masyarakat dan hak ekonomi bagi
waktu dekat
96
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Abdulkadir Muhammad, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual,
Bandung: Citra Aditya Bakti, 2001
Anis Mashdurohatun, Mengembangkan Fungsi Sosial Hak Cipta Indonesia:
Suatu Studi Pada Karya Cipta Buku, Semarang: UNS Press, 2016
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007
Doddy Kridasaksana, Suatu Pengantar Hak atas Kekayaan Intelektual di
Indonesia, Semarang: Semarang University Press, 2005
Kementerian Hukum dan HAM, Petunjuk Teknis Pemeriksaan Petunjuk
Paten, Jakarta: Kemenkumham, 2021
Muhammad Amirulloh dan Helitha Novianty Muchtar, Buku Ajar Hukum
Kekayaan Intelektual, Bandung: Unpad Press, 2016
Muhamad Djumhana, Perkembangan Teori dan Doktrin Perlindungan Hak
Kekayaan Intelektual, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 1983
Sri Mamudji, (et.al), Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, Jakarta:
Badan Penerbit FHUI, 2005
Sudarsono, Buku Ajar Mata Kuliah Pengetahuan HKI, Surakarta: ISI Press,
2017
Sudaryat, (et.al) Hukum Kekayaan Intelektual, Bandung: Global Sinergi
Indonesia, 2019
Supomo, Hubungan Individu dan Masyarakat dalam Hukum Adat, Jakarta:
Pradya Paramita, 1983
C. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 77 Tahun 2020 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Paten Oleh Pemerintah
Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan
Kedaruratan Masyarakat COVID-19
D. Sumber Lain
Achmad Reyhan, “Tok, Tarif Vaksinasi Gotong Royong...”
<https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5571083/tok-tarif-
vaksinasi-gotong-royong-maksimal-rp-439570-per-dosis> [diakses
pada 17/05/21]
Admin DJKI, “Wamenkumham Eddy: Pemenuhan dan Pelindungan
Kekayaan Intelektual adalah HAM”, <dgip.go.id/artikel/detail-
artikel/wamenkumham-eddy-pemenuhan-dan-pelindungan-
kekayaan-intelektual-adalah-ham?kategori=liputan-humas> [diakses
pada 27/01/2021]
AN Uyung Pramudiarja, “Vaksin Nusantara Vs Vaksin Merah Putih,
Bedanya Apa Sih?”, 2021, <https://health.detik.com/berita-
detikhealth/d-5399932/vaksin-nusantara-vs-vaksin-merah-putih-
bedanya-apa-sih> [diakses pada 23/03/2021]
Barratut Taqiyyah Rafie, “5 Tahap Pengembangan Vaksin, Mulai Penelitian
Hingga Produksi Massal” < https://kesehatan.kontan.co.id/news/5-
tahap-pengembangan-vaksin-mulai-penelitian-hingga-produksi-
massal?page=all> [diakses pada 23/06/2021]
98
powers-license-COVID-19-vaccines-for-global-access/> [diakses
pada 02/04/2021]
Sharma, Aayush, “Compulsory License: The Most Happening Section Of
The Patent Act, 1970”,
<https://www.mondaq.com/india/patent/435044/compulsory-license-
the-most-happening-section-of-the-patents-act-1970> [diakses pada
12/06/2021]
Vidya Pinandhita, “Vaksin COVID-19 Merah Putih Ditargetkan Rampung
Akhir 2021, Siap pakai 2022”, 2021, <https://health.detik.com/berita-
detikhealth/d-5368294/vaksin-COVID-19-merah-putih-ditarget-
rampung-akhir-2021-siap-pakai-2022> [diakses pada 02/04/2021]
WHO, Peraturan-peraturan Yang Mengatur tentang Vaksin, <
https://in.vaccine-safety-training.org/vaccine-regulations.html>,
[diakses pada 23/06/2021]