NIM : 230106038
KELAS : FA23 D
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
1. Latar Belakang...........................................................................................................3
2. Rumusan Masalah......................................................................................................4
3. Tujuan Penelitian.......................................................................................................4
4. Manfaat Makalah.......................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................6
KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................................6
BAB III.................................................................................................................................11
PEMBAHASAN...................................................................................................................11
1. Fenomena..................................................................................................................11
BAB IV..................................................................................................................................14
PENUTUP............................................................................................................................14
1. Kesimpulan...............................................................................................................14
2. Saran.........................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi perkembangan yang pesat dalam
bidang teknologi informasi dan komunikasi (ICT), yang telah mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk sektor kesehatan. (Fachrurazi,
2023)Farmasi klinis dan telemedisin adalah dua bidang penting dalam sistem
kesehatan yang semakin mengadopsi teknologi ICT 5.0 untuk meningkatkan
pelayanan kepada pasien. Farmasi berkaitan dengan penggunaan obat-obatan
secara individu, yang melibatkan pemantauan, evaluasi, dan optimalisasi
penggunaan obat. Di sisi lain, telemedisin memungkinkan penyedia layanan
kesehatan untuk memberikan pelayanan jarak jauh melalui teknologi
komunikasi, seperti telekonferensi, video call, dan perangkat monitoring jarak
jauh. (Djati, 2023)
Latar belakang ini sangat relevan dengan perubahan demografis dan tren
kesehatan global saat ini. Populasi yang menua, peningkatan jumlah pasien
kronis, dan tantangan aksesibilitas pelayanan kesehatan di daerah terpencil
menuntut solusi yang inovatif dan terjangkau. Dalam konteks ini,
pemanfaatan teknologi ICT 5.0 dalam farmasi klinis dan telemedisin menjadi
semakin penting. Salah satu aspek utama dari pemanfaatan ICT 5.0 dalam
farmasi klinis adalah penggunaan sistem informasi kesehatan elektronik
(EHR) atau rekam medis elektronik (EMR). Dengan EHR, informasi pasien,
termasuk riwayat kesehatan, alergi obat, dan resep, dapat diakses dengan
cepat dan aman oleh para profesional kesehatan yang berwenang, baik di
dalam maupun di luar setting klinis tradisional. Hal ini memungkinkan
kolaborasi yang lebih baik antara dokter, apoteker, dan pasien untuk
mengoptimalkan penggunaan obat dan meningkatkan keselamatan pasien.
Di sisi lain, telemedisin menghadirkan potensi untuk memperluas jangkauan
layanan kesehatan, terutama bagi individu yang tinggal di daerah terpencil
atau tidak memiliki akses mudah ke fasilitas kesehatan. Melalui telemedisin,
pasien dapat berkonsultasi dengan dokter atau apoteker, mendapatkan
diagnosa, dan bahkan menerima resep obat tanpa perlu mengunjungi klinik
atau rumah sakit secara fisik. Dalam konteks ini, penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji lebih lanjut bagaimana pemanfaatan teknologi ICT 5.0 dalam
farmasi klinis dan telemedisin dapat mendekatkan pelayanan kesehatan
kepada individu, meningkatkan kualitas perawatan, dan mengatasi tantangan
aksesibilitas.
2. Rumusan Masalah
4. Manfaat Makalah
1. Menyediakan wawasan mendalam tentang pemanfaatan teknologi ICT 5.0
dalam bidang farmasi klinis dan telemedisin, yang dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang evolusi sistem kesehatan.
2. Memberikan pandangan tentang potensi teknologi ICT 5.0 dalam
meningkatkan efisiensi operasional, kualitas perawatan, dan aksesibilitas
layanan kesehatan, yang dapat membantu dalam perumusan kebijakan
kesehatan.
3. Memperkuat kolaborasi antara praktisi kesehatan, peneliti, dan pengambil
kebijakan dengan menyediakan informasi terbaru tentang inovasi
teknologi dalam bidang farmasi dan telemedisin.
4. Memberikan panduan praktis bagi organisasi kesehatan dan profesional
untuk mengimplementasikan teknologi ICT 5.0 secara efektif dalam
praktek sehari-hari, meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan
pasien.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Salah satu fitur utama ICT 5.0 adalah kecerdasan buatan yang semakin
canggih. AI memungkinkan mesin untuk memproses data secara cepat, belajar
dari pola, dan membuat keputusan tanpa intervensi manusia secara langsung.
(Manongga, 2022) Dalam konteks sistem kesehatan, hal ini dapat digunakan
untuk mendiagnosis penyakit, meramalkan tren kesehatan masyarakat, dan
bahkan merancang perawatan yang disesuaikan secara individual. Tidak
hanya itu, IoT juga menjadi komponen penting dalam ICT 5.0. IoT
memungkinkan perangkat untuk saling berkomunikasi dan berkolaborasi
dalam suatu jaringan, menghasilkan aliran data yang besar yang dapat
dianalisis untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. Dalam
konteks kesehatan, IoT dapat digunakan untuk memantau kondisi pasien
secara real-time, mengintegrasikan data dari berbagai sumber, dan
memfasilitasi layanan kesehatan jarak jauh.
Teknologi blockchain juga mulai diterapkan dalam farmasi klinis sebagai bagian dari
ICT 5.0. Blockchain memungkinkan pencatatan transaksi obat dengan aman dan
transparan, memastikan keaslian dan integritas produk obat dari pabrik hingga pasien.
Ini membantu mengurangi risiko obat palsu dan memastikan bahwa pasien menerima
obat dengan kualitas yang terjamin. Dalam praktik farmasi klinis, penerapan ICT 5.0
juga mengarah pada pengembangan aplikasi mobile dan platform telemedisin yang
memungkinkan pasien untuk terlibat secara aktif dalam manajemen obat mereka.
Aplikasi ini dapat memberikan pengingat untuk minum obat, memberikan informasi
tentang efek samping dan interaksi obat, serta memfasilitasi konsultasi jarak jauh
dengan apoteker atau dokter jika diperlukan. Dengan demikian, penerapan ICT 5.0
dalam farmasi klinis membawa sejumlah manfaat besar, termasuk peningkatan
efisiensi, presisi, dan keselamatan dalam penggunaan obat. Dengan menggunakan
teknologi ini dengan bijak, praktisi farmasi dapat memberikan layanan yang lebih
baik kepada pasien, meningkatkan hasil perawatan, dan mengoptimalkan penggunaan
obat secara keseluruhan.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Fenomena
Fenomena terkait perkembangan teknologi informasi dalam bidang kesehatan,
terutama dalam konteks farmasi, dapat diamati melalui beberapa aspek yang
signifikan. Pertama, kita melihat adanya tren penggunaan sistem informasi instansi
farmasi dan sistem informasi apotek. Institusi kesehatan, termasuk apotek dan
instansi farmasi, semakin mengadopsi teknologi informasi untuk memperbaiki
pengelolaan informasi, mempercepat proses bisnis, dan meningkatkan pelayanan
kepada pasien. Kedua, terdapat peningkatan fokus pada konsep informatika farmasi.
Konsep ini mencakup penggunaan teknologi komputer, basis data, dan sistem
informasi untuk mendukung manajemen informasi farmasi, pengelolaan inventarib s
obat, dan pengawasan terhadap penggunaan obat yang lebih efisien.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dalam era digital yang semakin maju, peran teknologi informasi dan komunikasi
(ICT) 5.0 dalam dunia farmasi memiliki dampak yang signifikan. Makalah ini
menggambarkan bagaimana perkembangan teknologi informasi telah membawa
perubahan dalam praktek farmasi, mulai dari pengelolaan informasi hingga pelayanan
langsung kepada pasien. Adopsi teknologi informasi dalam farmasi mencakup
penggunaan sistem informasi instansi farmasi dan sistem informasi apotek, serta
konsep informatika farmasi yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas layanan. Salah satu implikasi utama dari adopsi teknologi informasi dalam
farmasi adalah peningkatan efisiensi operasional. Sistem informasi yang terintegrasi
memungkinkan pengelolaan inventaris obat yang lebih efisien, meminimalkan
kesalahan administratif, dan meningkatkan akurasi dalam pengelolaan resep. Hal ini
memungkinkan praktisi farmasi untuk lebih fokus pada pelayanan langsung kepada
pasien. Selain itu, teknologi informasi juga membawa perubahan dalam cara praktisi
farmasi memberikan perawatan kepada pasien.
Dengan adanya catatan medis elektronik yang terpusat, praktisi farmasi dapat dengan
mudah mengakses informasi pasien yang relevan, memungkinkan pemberian saran
yang lebih personal dan akurat. Teknologi informasi juga memungkinkan penerapan
layanan kesehatan jarak jauh, meningkatkan aksesibilitas layanan farmasi bagi
individu yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki mobilitas yang terbatas.
Penerapan teknologi informasi dalam farmasi juga berdampak positif pada keamanan
obat. Sistem informasi apotek dapat digunakan untuk melacak peredaran obat,
memantau tanggal kedaluwarsa, dan mendeteksi obat palsu, memastikan pasien
menerima obat yang asli dan berkualitas tinggi.Selain itu, teknologi informasi
memfasilitasi kolaborasi antara berbagai profesional kesehatan, meningkatkan
koordinasi perawatan dan pemantauan pasien. Dengan adanya komunikasi yang lebih
efektif antar profesional kesehatan, praktisi farmasi dapat memberikan pelayanan
yang lebih holistik dan terkoordinasi kepada pasien. Secara keseluruhan,
perkembangan teknologi informasi membawa perubahan yang positif dalam dunia
farmasi, meningkatkan efisiensi operasional, pelayanan kepada pasien, keamanan
obat, dan kolaborasi antar profesional kesehatan. Dengan terus memanfaatkan dan
mengembangkan teknologi ini, praktisi farmasi dapat meningkatkan kualitas layanan
kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan pasien secara keseluruhan.
2. Saran
Solihin, O. S. (2023). Komunikasi Kesehatan Era Digital: Teori dan Praktik. Prenada
Media.