Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOMETRIKA SUMBER DAYA HUTAN

ACARA II

PENYUSUN ALAT BANTU PENGUKURAN POTENSI KAYU

Disusun Oleh:

Nama : Azida Kirana Dhofiarahma

NIM : 20/455318/KT/09166

Shift : Selasa, 19.00 WIB

Co-Ass : Irvin Anggito

LABORATORIUM KOMPUTASI DAN BIOMETRIKA HUTAN

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2021
ACARA II

PENYUSUN ALAT BANTU PENGUKURAN POTENSI KAYU

I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Menentukan bilangan bentuk pohon dan T/D ratio
2. Menyusun model matematis tabel volume dan tabel tinggi pohon

II. TINJAUAN PUSTAKA


Inventarisasi hutan adalah suatu kegiatan mengumpulkan data dan informasi
tentang sumberdaya hutan, potensi kekayaan hutan serta lingkungannya secara
lengkap yang mencakup survei mengenai status dan keadaan fisik hutan, flora, dan
fauna, sumberdaya manusia serta kondisi social ekonomi masyarakat sekitar hutan.
Inventarisasi hutan sangat penting dalam perencanaan hutan (Yoza, 2017). Ilmu
pengukuran hutan adalah ilmu yang membahas penentuan diameter, tinggi, atau
volume pohon yang masih berdiri ataupun yang ditebang serta penentuan tingkat
pertumbuhannya. Pengukuran hutan merupakan bagian dari inventarisasi hutan
karena dapat memberikan satuan pengukuran, alat pengukuran, dan cara
pengukuran yang diperlukan dalam inventarisasi (Setyarso, 1985).
Sedangkan biometrika adalah salah satu cabang ilmu kehutanan yang
dikembangkan dari pengalaman penerapan metode statistika untuk kepentingan
penilaian (assessment) dan pengukuran (measurement) karakter dan potensi
sumberdaya hutan (Sadono dkk., 2018). Dalam inventarisasi hutan, penaksiran
volume diminimalkan pada satu variabel. Penaksiran volume dari sampel lapangan
dan tegakan melalui karakteristik pohon seperti diameter dan tinggi. Volume
tegakan sangat penting digunakan dalam pemanenan dan merupakan fungsi dari
tinggi serta diameter (Simon, 2007).
Metode pendugaan volume yang memiliki akurasi lebih tinggi yaitu dengan
menggunakan tabel volume pohon yang dibuat berdasarkan persamaan regresi.
Manfaat tabel volume pohon yaitu menduga dengan tepat volume total sejumlah
pohon tanpa merebahkannya dengan pengukuran yang tepat, mudah, dan murah
(Kuswandi, 2016). Tabel volume pohon terbagi atas tabel volume lokal (TVL) dan
tabel volume standar. Tabel volume lokal adalah tabel volume yang dibuat hanya
dengan satu pengubah saja yaitu diameter dan keliling. TVL hanya digunakan pada
kelas diameter tertentu dan tempat tertentu saja. Sedangkan tabel volume standar
dibuat dengan dua pengubah bebas yaitu diameter dan tinggi pohon baik tinggi
pohon total dan tinggi bebas cabang (Hakim, 2011).
Bilangan bentuk (f) atau form factor adalah perbandingan antara volume
pohon dengan volume silinder dengan panjang atau tinggi yang sama. Cara yang
sudah dikenal luas dalam penentuan volume pohon menggunakan rumus empiris,
yaitu Brereton, Smalian, Huber, Hoppus, dan newton (Husch dkk., 2003). Angka
bentuk mutlak adalah angka bentuk yang mana volume silindernya menggunakan
LBDS berdasarkan diameter pangkal. Angka bentuk buatan adalah volume
silindernya menggunakan LBDS berdasarkan diameter setinggi dada. Sedangkan
angka bentuk normal yaitu volume silindernya menggunakan LBDS berdasarkan
diameter ketinggian 1/10 tinggi pohon. Angka bentuk yang sering digunakan adalah
angka bentuk buatan (Husch, 1987).

III. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1. Kalkulator
2. Computer
3. Alat tulis
4. Ms. Excel
5. Milimeter blok
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah data sekunder acara 2.

IV. CARA KERJA


Data sekunder Volume total pohon Volume silinder Bilangan bentuk
acara 2 disiapkan dihitung dihitung dihitung

Grafik bilangan
Grafik bilangan Grafik T/D
T/D dihitung bentuk dan T/D
bentuk digambar digambar
rasio dibandingkan

Diagram profil Ketiga grafik


batang digambar dibandingkan

Deskripsi keterangan:
Langkah pertama dalam praktikum ini adalah menyiapkan data sekunder acara II.
Kemudian diolah dan dihitung volume total pohon dengan rumus volume Smallian,
1
yaitu V = 8 𝜋 (dp2+du2) x Li (per seksi). Kemudian volume silinder dihitung dengan
1
rumus V = 4 𝑥 𝜋 x dp2 x L. Setelah volume Smallian dan silinder diketahui, dapat

dihitung bilangan bentuk (f) dengan membandingkan antara volume pohon dan
volume silinder. Setelah itu digambar grafik antara bilangan bentuk sebagai ordinat
dan umur pohon sebagai axis. Selanjutnya, T/D rasio dihitung dengan
membandingkan antara panjang seksi dengan rerata diameter masing-masing seksi.
Kemudian grafik T/D rasio digambar dengan umur sebagai axis dan T/D rasio
sebagai ordinat serta dibandingkan dengan grafik bilangan bentuk. Selanjutnya
Digambar diagram profil batang dengan diameter sebagai axis dan tinggi sebagai
ordinat. Setelah itu, ketiga grafik atau kurva tadi dibandingkan.
V. DATA DAN HASIL PERHITUNGAN
Tabel 2.1 Data Pohon 39

No Pohon 39
Tinggi Total 31,75
DBH 57
Umur Total 73
Bonita 4
No. Seksi Panjang seksi DIBi
1 0,12 65
2 2,25 52
3 2,9 45
4 2,92 43
5 2,93 36,5
6 2,63 36
Tabel 2.2 Data Pohon 40
No Pohon 40
Tinggi Total 28,75
DBH 52
Umur Total 73
Bonita 4

No. Seksi Panjang seksi DIBi


1 0,1 50
2 2,27 46
3 2,93 39
4 2,91 39
5 2,62 36
6 2,2 35
7 2,5 30
Tabel 2.3 Tabel Volume Pohon 39
Volume
no. seksi Li (m) DiBi Dp (cm) (m) Du (cm) (m) f T/D Ratio
Smalian Silinder
2 2,25 52 65 0,65 52 0,52 0,6122
3 2,9 45 52 0,52 45 0,45 0,5386
4 2,92 43 45 0,45 43 0,43 0,4442 3,4780 0,6419 55,7018
5 2,93 36,5 43 0,43 36,5 0,365 0,3660
6 2,63 36 36,5 0,365 36 0,36 0,2714
jumlah 13,63 212,5 241,5 2,415 212,5 2,125 2,2325

Tabel 2.4 Tabel Volume Pohon 40


Volume
no. seksi Li (m) DiBi Dp (cm) (m) Du (cm) (m) f T/D Ratio
Smalian Silinder
2 2,27 46 50 0,5 46 0,46 0,4115
3 2,93 39 46 0,46 39 0,39 0,4185
4 2,91 39 39 0,39 39 0,39 0,3476
3,27689 0,57794 55,28846
5 2,62 36 39 0,39 36 0,36 0,2898
6 2,2 35 36 0,36 35 0,35 0,2178
7 2,5 30 35 0,35 30 0,3 0,2086
jumlah 15,43 225 245 2,45 225 2,25 1,8938
Tabel 2.5 Tabel Penyusunan Tarif Volume
No. K D V Smallian Log K (X1) Log D (X2) Log V (Y) X1^2 X2^2 Y^2 X1*Y X2*Y
3 188,4956 60 2,6495 2,2753 1,7782 0,4232 5,1770 3,1618 0,1791 0,9628 0,7525
4 216,7699 69 3,7224 2,3360 1,8388 0,5708 5,4569 3,3814 0,3258 1,3334 1,0496
5 197,9203 63 3,9327 2,2965 1,7993 0,5947 5,2739 3,2376 0,3537 1,3657 1,0700
6 224,6239 71,5 3,5553 2,3515 1,8543 0,5509 5,5293 3,4385 0,3035 1,2954 1,0215
9 166,5044 53 3,1054 2,2214 1,7243 0,4921 4,9347 2,9731 0,2422 1,0932 0,8486
10 191,6372 61 2,0679 2,2825 1,7853 0,3155 5,2097 3,1874 0,0996 0,7202 0,5633
11 164,9336 52,5 2,6440 2,2173 1,7202 0,4223 4,9165 2,9589 0,1783 0,9363 0,7264
12 219,9115 70 4,4348 2,3422 1,8451 0,6469 5,4861 3,4044 0,4184 1,5151 1,1935
15 179,0708 57 3,4703 2,2530 1,7559 0,5404 5,0761 3,0831 0,2920 1,2175 0,9488
16 141,3717 45 1,9750 2,1504 1,6532 0,2956 4,6241 2,7331 0,0874 0,6356 0,4886
21 166,5044 53 2,1554 2,2214 1,7243 0,3335 4,9347 2,9731 0,1112 0,7409 0,5751
22 186,9248 59,5 3,3969 2,2717 1,7745 0,5311 5,1605 3,1489 0,2821 1,2065 0,9424
23 219,9115 70 3,5490 2,3422 1,8451 0,5501 5,4861 3,4044 0,3026 1,2885 1,0150
24 194,7787 62 2,9884 2,2895 1,7924 0,4754 5,2420 3,2127 0,2260 1,0885 0,8522
25 172,7876 55 2,8815 2,2375 1,7404 0,4596 5,0065 3,0289 0,2112 1,0284 0,7999
26 285,8849 91 6,6258 2,4562 1,9590 0,8212 6,0329 3,8378 0,6744 2,0171 1,6088
27 194,7787 62 5,7500 2,2895 1,7924 0,7597 5,2420 3,2127 0,5771 1,7393 1,3616
28 229,3363 70 4,2693 2,3605 1,8451 0,6304 5,5718 3,4044 0,3973 1,4879 1,1631
29 204,2035 65 2,9222 2,3101 1,8129 0,4657 5,3364 3,2867 0,2169 1,0758 0,8443
30 179,0708 57 3,3165 2,2530 1,7559 0,5207 5,0761 3,0831 0,2711 1,1731 0,9142
31 229,3363 73 4,5462 2,3605 1,8633 0,6576 5,5718 3,4720 0,4325 1,5524 1,2254
32 259,1814 82,5 5,6516 2,4136 1,9165 0,7522 5,8255 3,6728 0,5658 1,8154 1,4415
33 190,0664 60,5 4,1635 2,2789 1,7818 0,6195 5,1934 3,1747 0,3837 1,4117 1,1037
34 190,0664 60,5 2,7651 2,2789 1,7818 0,4417 5,1934 3,1747 0,1951 1,0066 0,7870
35 175,9292 56 4,5320 2,2453 1,7482 0,6563 5,0415 3,0562 0,4307 1,4736 1,1473
36 166,5044 53 2,4505 2,2214 1,7243 0,3892 4,9347 2,9731 0,1515 0,8647 0,6712
39 179,0708 57 2,2325 2,2530 1,7559 0,3488 5,0761 3,0831 0,1217 0,7858 0,6124
40 163,3628 52 1,8938 2,2132 1,7160 0,2773 4,8980 2,9447 0,0769 0,6138 0,4759
78 135,0885 43 1,6856 2,1306 1,6335 0,2268 4,5395 2,6682 0,0514 0,4831 0,3704
79 131,9469 42 0,6137 2,1204 1,6232 -0,2120 4,4961 2,6349 0,0450 -0,4496 -0,3442
130 135,0885 43 2,7124 2,1306 1,6335 0,4334 4,5395 2,6682 0,1878 0,9233 0,7079
131 122,5221 39 1,1025 2,0882 1,5911 0,0424 4,3606 2,5315 0,0018 0,0885 0,0674
137 169,6460 54 2,5972 2,2295 1,7324 0,4145 4,9709 3,0012 0,1718 0,9242 0,7181
138 122,5221 39 1,8019 2,0882 1,5911 0,2557 4,3606 2,5315 0,0654 0,5340 0,4069
193 241,9026 77 4,5568 2,3836 1,8865 0,6587 5,6817 3,5588 0,4338 1,5700 1,2425
194 270,1770 86 6,0019 2,4316 1,9345 0,7783 5,9129 3,7423 0,6057 1,8925 1,5056
Jumlah 81,6255 63,7099 17,1400 185,3699 113,0397 9,6706 39,4113 30,8787
p q r s t x y z

Tabel 2.6 Tabel Tarif Volume Lokal


Keliling Volume
30 0,1006
31 0,1070
32 0,1135
33 0,1202
34 0,1271
35 0,1341
36 0,1414
37 0,1488
38 0,1564
39 0,1641
40 0,1721
41 0,1802
42 0,1884
43 0,1969
44 0,2055
45 0,2143
46 0,2233
47 0,2324
48 0,2417
49 0,2512
50 0,2608
51 0,2706
52 0,2806
53 0,2908
54 0,3011
55 0,3116
56 0,3222
57 0,3330
58 0,3440
59 0,3551
60 0,3664
Grafik Bilangan Bentuk dan T/D Rasio

Grafik Profil Batang


VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, membahas mengenai penyusunan alat bantu
pengukuran potensi kayu. Pengukuran potensi kayu dapat dilihat dari penaksiran
volume tegakan. Penaksiran volume tegakan pada dasarnya adalah penjumlahan
seluruh volume pohon yang menyusun tegakan yang bersangkutan. Volume pohon
dihitung dengan menggunakan volume silinder. Namun, bentuk pohon tidak
sepenuhnya silinder, maka rumus volume silinder tersebut perlu dikoreksi dengan
bilangan bentuk (form factor).
Dalam kehutanan bilangan bentuk ini merupakan suatu skala numerik yang
menggambarkan perbandingan antara volume pohon dengan volume silinder yang
memiliki panjang dan diameter bersesuaian. Nilai yang dihasilkan dari perhitungan
bilangan bentuk adalah 0-1, dimana apabila semakin mendekati 1 pohon akan
memiliki volume dan bentuk yang menyerupai silinder. Sebagai bilangan rasio,
angka bentuk batang tidak mungkin lebih dari satu (Putra dan Lukito, 2016).
Bilangan bentuk mutlak adalah angka bentuk yang mana volume silindernya
menggunakan LBDS berdasarkan diameter pangkal. Bilangan bentuk buatan adalah
volume silindernya menggunakan LBDS berdasarkan diameter setinggi dada.
Sedangkan bilangan bentuk normal yaitu volume silindernya menggunakan LBDS
berdasarkan diameter ketinggian 1/10 tinggi pohon.
Alat bantu pengukuran potensi kayu lainnya adalah tabel volume. Tabel
volume dibuat dengan mengukur dimensi dasar dari sebuah luas bidang dasar
pohon. Tabel volume pohon merupakan tabel yang berisi nilai volume pohon pada
ukuran, penafsiran volume, penafsiran kulit, dan penafsiran pohon-pohon berdiri
(Calongesi, 1995). Tabel volume dapat didefinisikan suatu tabel yang
mencantumkan nilai rata-rata volume pohon menurut dua atau lebih karakteristik
tertentu. Dalam penyusunan tabel volume menggunakan diameter dan tinggi. Tabel
volume pohon memiliki fungsi untuk membantu estimasi volume pohon yang
secara teknis mudah dilakukan sehingga pengukuran lebih efisien. Selain itu, dalam
pengukurannya tidak harus merebahkan pohon untuk mengetahui ketepatan volume
pohon.
Terdapat dua istilah yaitu tabel dan tarif yang memiliki perbedaan diantara
keduanya. Tabel biasanya berupa kata dan bilangan yang tersusun bersistem urut
dari atas ke bawah dalam deret tertentu. Tabel memiliki dua variabel atau lebih
sehingga dapat digunakan di berbagai perhitungan dan persamaan. Sedangkan tarif
adalah daftar harga atau pengubah yang digunakan dalam penentuan suatu besaran.
Tarif hanya memiliki satu variabel terbuka dan hanya dapat digunakan dalam satu
perhitungan saja. Tabel memiliki kelebihan dapat digunakan dimanapun dan tidak
terikat dengan lingkungannya. Namun, ditinjau dari kespesifikannya, tarif jauh
lebih spesifik dari tabel. Kekurangan tarif yaitu penggunaanya terbatas. Dalam
praktikum, tabel disini berupa tabel f dan tarif berupa tarif volume lokal (TVL).
TVL merupakan fungsi, tabel, atau grafik yang digunakan untuk menduga volume
pohon berdasarkan dimensinya yaitu DBH, tinggi dan bilangan bentuk pohon. TVL
hanya digunakan pada kelas diameter tertentu saja.
T/D rasio merupakan perbandingan antara tinggi dan diameter pohon yang
memiliki kesesuaian. T/D rasio digunakan untuk menduga perubahan status
kompetisi individu pohon yang telah diamati. Nilai rasio yang didapatkan
menunjukkan angka yang semakin besar maka semakin besar pula kompetisi dalam
tegakan tersebut. Nilai ini disebabkan oleh diameter dan tinggi pohon yang besar
juga. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai T/D rasio berbanding lurus dengan
tingkat kompetisi. Tinggi yang digunakan adalah tinggi pohon total dan diameter
yang digunakan yaitu setinggi dada (DBH). Pada praktikum ini, nilai T/D rasio yang
diperoleh dari pohon nomor 39 adalah 55,7018 dan pohon nomor 40 yaitu 55,2885.
Hal ini menadakan bahwa pohon 39 dan 40 saling berkompetisi dengan kuat. Selisih
T/D rasio diantara kedua pohon tidak terlalu jauh dan menandakan keduanya
memiliki peluang untuk menjadi peninggi kompetisi. Pohon nomor 39 dan 40 sama-
sama memiliki pertumbuhan yang dominan dipengaruhi oleh faktor lingkungannya.
Berdasarkan 2 pohon terdapat 3 grafik yang terbentuk, yaitu grafik bilangan
bentuk, T/D rasio, dan profil batang. Berdasarkan grafik bilangan bentuk dan T/D
rasio dapat dilihat bahwa nilai bilangan bentuk dan T/D rasio berbanding lurus. Jika
semakin besar nilai bilangan bentuk maka semakin besar pula nilai T/D rasio dan
sebaliknya. Pohon nomor 39 memiliki nilai bilangan bentuk sebesar 0,6419 dan T/D
rasio 55,7018. Sedangkan pohon nomor 40 memiliki nilai bilangan bentuk sebesar
0,5779 dan T/D rasio sebesar 55,2885. Nilai bilangan bentuk apabila semakin
mendekati 1 maka bentuknya semakin silinder. Dari pohon 39 dan 40 bentuk dari
keduanya tidak jauh berbeda, namun pohon 39 lebih mendekati bentuk silinder.
Profil batang dari pohon 39 dan 40 juga berbeda. Untuk grafik profil batang
menunjukkan hubungan antara panjang seksi (secara akumulasi) dan diameter
pohon. Grafik batang yang dibuat menunjukkan bahwa semakin tinggi pohon maka
semakin kecil diameternya. Pohon 39 terdiri atas 6 seksi dan pohon 40 adalah 7
seksi. Pengukuran seksi pohon dilakukan hanya pada sampai TBBC sehingga dapat
disimpulkan bahwa TBBC pohon 40 lebih tinggi dibandingkan pohon 39.
Tarif volume lokal pohon dihasilkan dari persamaan V = akb yang mana
menunjukkan hubungan antara keliling dan volume pohon yang berbanding lurus.
Pada praktikum kali ini, keliling pohon dimulai dari 30 cm sampai 60 cm secara
berurutan pada keliling 30 cm diperoleh volume sebesar 0,1006 dan pada keliling
60 cm diperoleh keliling sebesar 0,3664. Hal ini menandakan bahwa semakin besar
keliling maka semakin besar juga volume pohon tersebut. TVL dapat
diimplementasikan dan bermanfaat bagi bidang kehutanan. TVL akan memudahkan
pengukuran potensi tegakan sehingga pekerjaan lebih efektif dan efisien. Sebagai
contohnya apabila pengukur ingin mengetahui volume dari suatu individu di suatu
kawasan, maka pengukur hanya perlu menhitung keliling saja dan mencocokkan
dengan TVL.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum acara II, dapat disimpulkan bahwa:
1. Bilangan bentuk ini merupakan suatu skala numerik yang menggambarkan
perbandingan antara volume pohon dengan volume silinder yang memiliki
panjang dan diameter bersesuaian. Macam bilangan bentuk adalah bilangan
bentuk mutlak, bilangan bentuk normal, dan bilangan bentuk buatan. Bilangan
bentuk yang diperoleh pada pohon 39 dan 40 adalah 0,6419 dan 0,5579.
Semakin mendekati 1 maka bentuk batang semakin menyerupai silinder. T/D
rasio merupakan perbandingan antara tinggi dan diameter pohon yang memiliki
kesesuaian. Nilai T/D rasio pohon 39 dan 40 adalah 55,7018 dan 55,2885
dimana semakin tinggi T/D rasio maka semakin tinggi peluang sebagai
peninggi.
2. Penyusunan model matematis volume dan tinggi pohon dalam bentuk tabel
dapat dilakukan dengan persamaan V = akb. Nilai a yang diperoleh adalah
0,00017732, b adalah 1,8644, dan c adalah -3,7512. Dari perhitungan tersebut
dapat didistribusikan persamaan model matematisnya adalah
V = (0,00017732 x K)1,8644.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Calongesi, J. S. (1995). Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung:
ITB.
Hakim, L. (2011). Eksplorasi dan pengumpulan Benih Tenis Shorea Pengasil
Tengkawang di PT. Sari Bumi Kusuma (SBK) Kalimantan Tengah.
Bogor: Apforgen.
Husch, B., Beers, T.W. dan Kershaw, J.A. (2003). Forest mensuration. New Jersey:
John Wiley and Sons.
Husch. (1987). Perencanaan Inventarisasi Hutan (diterjemahkan oleh Agus
Setyarso). Jakarta: UI Press.
Kuswandi, R. (2016). Model Penduga Volume Pohon Kelompok Jenis Komersial
pada Wilayah Kabupaten Sarmi, Papua. Jurnal Wasian, 3 (2): 91-96.
Putra, M. D. A., dan Lukito, M. (2016). Pendugaan Model Volume Pohon Berdiri
Tanaman Jati (Tectona grandis L.f) Umur 10 Tahun (Studi Lahan Jati
Universitas Merdeka Madiun). Jurnal Ilmu Pertanian, Kehutanan dan
Agroteknologi, 17 (1): 53-63.
Sadono, R., Murdawa, B., Soeprijadi, D., dan Nawari. (2018). Biometrika Hutan
Volume I Metode Statistika. Yogyakarta: Interlude.
Setyarso, A. (1985). Pengantar Ukur Kayu Bagian I: Pengenalan Pengukuran
Karakteris Pohon. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM.
Simon. 2007. Metode Inventore Hutan. Yogyakarta: Pustaka.
Yoza, D. (2017). Inventarisasi jenis pohon di hutan wisata Dumai. Jurnal Ilmu
Kehutanan. 1(1) :53-51.

Anda mungkin juga menyukai