Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI HUTAN

DIAGRAM PROFIL

HUTAN

Oleh:

1. Anandita Cika Maharani Harun (C1L020011)


2. Ardi Syahbana (C1L020015)
3. Alfan Hambali (C1L020101)
4. Sulthanulmufti (C1L020091)
5. Syaiful Imam (C1L020093)

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS

MATARAM 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan hidayahnya
kepada penulis sehingga penulisan laporan praktikum ini berjalan dengan lancar dan tepat
waktu sesuai dengan yang telah ditetapkan. Sholawat serta salam juga penulis haturkan
kepada Rasulullah SAW yang telah menghantarkan islam dan kecerdasan kepada umat islam,
sehingga penulis mampu mengerjakan dan menyelesaikan laporan praktikum ini dengan jauh
dari perilaku buruk dan kebodohan.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa, makalah ini tidak akan selesai
dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari dosen.
Pada makalah yang kami susun ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki maka
kami meminta kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Penulis berharap laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca baik untuk
pembelajaran maupun pengumpulan data. Semoga apa yang diharapkan oleh pembaca untuk
ditemukan dapat ditemukan dalam laporan praktikum ini.

Mataram, 22 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................iii
I. PENDAHULUAN........................................................................1
II. METODE PENELITIAN............................................................3

2.1 Waktu dan Tempat Praktikum...........................................3

2.2 Alat dan Bahan Praktikum.................................................3

2.3 Cara Kerja..........................................................................3

III. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................4

3.1 Hasil Praktikum...................................................................4

3.2 Pembahasan........................................................................5

IV. PENUTUP.................................................................................7

4.1 Kesimpulan........................................................................7

4.2 Saran...................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA......................................................................8

LAMPIRAN....................................................................................9
I. PENDAHULUAN

Menurut UU No. 41 Tahun 1999, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa
hamparan lahan berisi sumberday alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan
(Kodoatie.2010). sebagai satu ekosistem, hutan lebih banyak dipengaruhi oleh komponen
lingkungan, seperti tanah, iklim, sumberdaya hayati dan rekayasa yang berevolusi dari waktu
ke waktu pada tempat tertentu.

Struktur suatu masyarakat tumbuhan pada hutan hujan tropika basah dapat dilihat dari
gambaran umum stratifikasi pohon-pohon perdu dan herba tanah. Struktur vegetasi terdiri
dari 3 komponen, yaitu:

1. Struktur vegetasi berupa vegetasi secara vertikal yang merupakan diagram profil
yang melukiskan lapisan pohon, tiang, sapihan, semai dan herba penyusun
vegetasi.
2. Sebaran, horisotal jenis-jenis penyusun yang menggambarkan letak dari suatu
individu terhadap individu lain.
3. Kelimpahan (abudance) setiap jenis dalam suatu komunitas.(Kartawinata,1984).

Struktur vertikal hutan digambarkan dengan diagram profil. Diagram profil ialah
suatu gambaran susunan ketinggian pohon hutan dalam suatu kuadrat atau petak ukur dengan
ukuran tertentu. Diagram profil hutan dibuat dengan meletakkan plot, tergantung densitas
pohon dan ditentukan oleh posisi tiap pohon. Posisi pohon digambar sketsa tajuknya
berdasarkan skala tertentu diukur tinggi, diukur cabang pertama, serta dilakukan pemetaan
proyeksi kanopi ke tanah. Profil hutan menunjukkan situasi nyata posisi pepohonan dalam
hutan sehingga langsung dilihat ada tidaknya strata hutan secara visual dan kualitatif
(Rososoedarmo,1985).

Struktur suatu masyarakat tumbuhan pada hutan hujan tropika basah dapat dilihat dari
gambaran umum stratifikasi pohon-pohon perdu dan herba tanah. Struktur vegetasi terdiri
dari 3 komponen, yaitu:

1. Struktur vegetasi berupa vegetasi secara vertikal yang merupakan diagram profil
yang melukiskan lapisan pohon, tiang, sapihan, semai dan herba penyusun
vegetasi.

1
2. Sebaran, horisotal jenis-jenis penyusun yang menggambarkan letak dari suatu
individu terhadap individu lain.
3. Kelimpahan (abudance) setiap jenis dalam suatu komunitas.(Kartawinata,1984).

Stratifikasi tajuk dalam hutan hujan misalnya sebagai berikut (Soerianegara dan
Indrawan 1988) :

1. Stratum A : Lapisan teratas, terdiri dari pohon-pohon yang tinggi totalnya 30 m


keatas. Biasanya tajuknya diskontinyu, batang pohon tinggi dan lurus, batang
bebas cabang (clear bole) tinggi. Jenis-jenis pohon dari stratum ini pada waktu
mudanya, tingkat semai hingga sapihan (seedling sampai sapling), perlu naungan
sekedarnya, tetapi untuk pertumbuhan selanjutnya perlu cahaya yang cukup
banyak.
2. Stratum B : Terdiri dari pohon-pohon yang tingginya 20-30 m, tajuknya kontinyu,
batang pohon biasanya banyak bercabang, batang bebas cabang tidak terlalu
tinggi. Jenis-jenis pohon dari stratum ini kurang memerlukan cahaya atau tahan
naungan (toleran)
3. Stratum C : Terdiri dari pohon-pohon yang tingginya 4-20 m, tajuknya kontinyu.
Pohon-pohon dalam stratum ini rendah, kecil,banyak bercabang.
4. Stratum D : Lapisan perdu dan semak, tingginya 1-4 m.
5. Stratum E : Lapisan tumbuh-tumbuhan penutup tanah (ground cover), tingginya
0- 1 m.

Diagram profil hutan dibuat dengan meletakkan plot, biasanya dengan panjang 40-70
m dan lebar 10 m, tergantung densitas pohon. Ditentukan posisi setiap pohon,digambar
arsitekturnya berdasarkan skala tertentu, diukur tinggi, diameter setinggi dada, tinggi cabang
pertama, serta dilakukan pemetaan proyeksi kanopi ke tanah. Profil hutan menunjukkan
situasi nyata posisi pepohonan dalam hutan,sehingga dapat langsung dilihat ada tidaknya
strata hutan secara visual dan kualitatif (Aumeeruddy, 1994; Baker dan Wilson, 2000).
II. METODE PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 19 November 2021Jl. Udayana Mataram,
Dasan Agung, Kec. Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Bar. 83125.

2.2 Alat dan Bahan

2.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Alat tulis.
2. Aplikasi ukur tinggi pohon (Android).
3. Meteran.
4. Pita ukur.
2.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Buku.
2. Milimeter blok.

2.3 Cara Kerja

Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah :

1. Dibuat petak ukur dengan panjang 25 m dan lebar 8 meter dan batasi plot dengan tali rafia.
2. Dilakukan pengukuran letak pohon dengan memperhatikan sumbu X (Panjang) dan
sumbu Y (Lebar) menggunakan meteran.
3. Dilakukan pengukuran lebar tajuk dari arah timur, barat, utara, dan selatan yang dimulai
dari sumbu pohon kearah tajuk terluar menggunakan meteran.
4. Dilakukan pengukuran tinggi pohon menggunakan aplikasi pengukuran tinggi di android.
5. Diukur tinggi cabang bebas pohon menggunakan pita ukur.
6. Dilakukan pengukuran ulang disetiap pohon meliputi point 2, 3, 4, dan 5.
7. Hasil pengukuran dicatat.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil

Tabel 3.1 Data horizontal

Lebar Tajuk
Panja
ng Lebar (y) Koordinat
(x) (m) (x;y) Timur Barat Utara Selatan (m)
No Jenis Pohon (m) (m) (m) (m) (m)
1 Mahoni 22,4 8 22,4 ; 4.5 2.35 2.55 4.6 4.5
2 Jambu 4,73 4,53 4,73 ; 5.5 5.7 4.1 3.9 4.5
3 Jambu 6,8 7,5 6,8 ; 4.9 5.17 4.78 9,14 9.78
4 Jambu 10,2 5,42 10,2 ; 5.91 2.54 3.85 4.61 5.72
5 Ketapang 4,73 7,24 4,73 ; 4.13 2.44 3.66 4.80 4.18
6 Ketapang 1,5 6,52 1,5 ; 6.23 3.7 3.80 5.65 5.12
7 Ketapang 17,83 4.5 17,83 ; 4.5 3.6 2.99 4.89 4.73

Tabel 3.1.2 Data Vertikal

Panjang (x) Lebar / Tinggi Koordinat Cabang


No Jenis Pohon (m) Pohon (y) (m) (x;y) (m) Bebas (m)
1 Ketapang 1,5 8,2 1; 7,6 1,21
2 Jambu 4,73 5 4,73 ; 5 1.6
3 Jambu 6,8 5,8 6.8 ; 5,8 2.53
4 Ketapang 4,73 6,7 4,73 ; 6,7 1.10
5 Jambu 10,2 4,8 10,2 ; 4,8 2.15
6 Ketapang 17,83 10,5 17,83:10,5 1.91
7 Mahoni 22,4 8 22.4 ; 8 1.82

3.2 Pembahasan

Dengan satu plot yang panjangnya 25 m dan lebarnya 8 m. Di daerah plot terdapat
mikoriza dengan jumlah yang sedikit dan beberapa serangga kecil seperti semut, nyamuk, dan
laba- laba, Pohon-pohon yang didominasi pada plot kami ialah pohon ketapang dan jambu.
Data horizontal meliputi letak pohon dan penampakan tajuk pohon. Untuk mengetahui
letak pohon, dilakukan pengukuran jarak pohon terhadap sumbu x (panjang) dan sumbu y
(lebar). Sehingga dalam satu plot terdapat 7 pohon. Pohon yang terdekat sampai dengan
terjauh berturut-turut dengan kooordinat (0,0) adalah pohon berjenis Mahoni dengan letak
(22,4 , 8) m, Jambu dengan letak (4,73 ; 4,53) m, Jambu dengan letak (6,8 ; 7,5) m, Jambu
dengan letak (10,2 ; 5,42) m, Ketapang dengan letak (4,73; 7,42) m, Ketapang dengan letak
(1,5 ; 6,52) m, dan pohon terjauh dari sumbu (0,0) adalah pohon berjenis Ketapang juga
dengan letak (17,83 ; 4,5) m.

Gambar 3.2.1 Letak pohon

Pengukuran kedua selanjutnya ialah lebar tajuk, Lebar tajuk diukur dari arah timur, barat,
utara, dan selatan. Sehingga diketahui pohon yang memiliki tajuk yang paling luas lebarnya
adalah pohon jenis Jambu yang terletak di koordinat (6,8 ; 4,9) m dengan lebar tajuk timur
5,17 m, barat 4,78 m, utara 9,14 m, dan selatan 9,78 m. Sedangkan tajuk dengan lebar
tersempit adalah pohon jenis Mahoni yang terletak di (22,4 ; 4.5) dengan lebar tajuk timur
2,35 m, barat 2.55 m, utara 4.6 m, dan selatan 4.5 m. Semua lebar tajuk ini diukur dari sumbu
pohon menuju ke tajuk paling luar.
Gambar 3.2.2 Penampakan Tajuk Pohon

Data yang terakhir yang kami ukur ialah data vertikal yang meliputi tinggi pohon dan
cabang bebas pohon. Tinggi pohon sebagai sumbu Y dan panjang sebagai sumbu X. Sesuai
diagram dibawah pohon yang paling tinggi adalah pohon jenis Ketapang dengan ketinggian
10,5 m dan pohon terpendek adalah pohon jenis Jambu dengan tinggi 4,8 m termasuk
pancang, serta pohon yang memiliki cabang bebas tertinggi adalah pohon jenis Ketapang
dengan tinggi 2.53 m dan yang terpendek adalah pohon jenis Pulai dengan tinggi 1.21 m.

Gambar 3.2.3 Tinggi Pohon


IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Praktikum menghasilkan data horizontal dan vertikal. Praktikum ini dilakukan di Taman
Kota Udayana pada hari Minggu, 21 November 2021. Didapatkan pohon terdekat dengan
sumbu (0,0) Jambudengan letak (4,37 ; 5,5) m. Sedangkan pohon terjauh dari sumbu (0,0)
adalah pohon berjenis Ketapang dengan letak (17,83 ; 10,5) Tajuk yang paling luas lebarnya
adalah pohon jenis Jambu yang terletak di koordinat (6,8 ; 4,9) m dengan lebar tajuk timur
5,17 m, barat 4,78 m, utara 9,14 m, dan selatan 9,78 m. Sedangkan tajuk dengan lebar
tersempit adalah pohon jenis Mahoni yang terletak di (22,4 ; 4.5) dengan lebar tajuk timur
2,35 m, barat 2.55 m, utara 4.6 m, dan selatan 4.5 m. Pohon teringgi adalah Ketapang dengan
ketinggian 17,83 m dan terpendek adalah Jambu dengan tinggi 4,8 m (dikategorikan
pancang). pohon yang memiliki cabang bebas tertinggi adalah pohon jenis Ketapang dengan
tinggi 2.53 m dan yang terpendek adalah pohon jenis Pulai dengan tinggi 1.21 m.
Saran

1. Praktikan harus lebih teliti lagi dalam mengukur setiap detail pohon.
2. Praktikan menyediakan alat-alat praktikum dengan lengkap sebelum praktikum
dimulai.
3. Praktikan di usahakan berhati-hati jika di dalam kawasan hutan.
DAFTAR PUSTAKA

Aumeeruddy, Y. 1994. Local Representations and Management of Agroforests on the


Periphery of Kerinci Seblat National Park, Sumatra,Indonesia, People and Plants
Working Paper 3. Paris: UNESCO

Kartawinata, K.1984.Pengantar Ekologi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Kodoatie, Robert J., Roestam Sjarief. 2010. Tata Ruang Air. CV Andi Offset

Resosoedarmo, S., Kartawinata, K. dan Soegiarto, A. 1985. Pengantar Ekologi. Jakarta :


Fakultas Pasca Sarjana IKIP. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

Soerianegara, I dan A. Indrawan. 1988. Ekosistem Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi


Hutan. Fakultas Kehutanan IPB: Bogor

Wanggai, Frans. Manajemen Hutan. Grasindo

.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai