EKOLOGI HUTAN
DIAGRAM PROFIL
HUTAN
Oleh:
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
MATARAM 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan hidayahnya
kepada penulis sehingga penulisan laporan praktikum ini berjalan dengan lancar dan tepat
waktu sesuai dengan yang telah ditetapkan. Sholawat serta salam juga penulis haturkan
kepada Rasulullah SAW yang telah menghantarkan islam dan kecerdasan kepada umat islam,
sehingga penulis mampu mengerjakan dan menyelesaikan laporan praktikum ini dengan jauh
dari perilaku buruk dan kebodohan.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa, makalah ini tidak akan selesai
dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari dosen.
Pada makalah yang kami susun ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki maka
kami meminta kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Penulis berharap laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca baik untuk
pembelajaran maupun pengumpulan data. Semoga apa yang diharapkan oleh pembaca untuk
ditemukan dapat ditemukan dalam laporan praktikum ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................iii
I. PENDAHULUAN........................................................................1
II. METODE PENELITIAN............................................................3
3.2 Pembahasan........................................................................5
IV. PENUTUP.................................................................................7
4.1 Kesimpulan........................................................................7
4.2 Saran...................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................8
LAMPIRAN....................................................................................9
I. PENDAHULUAN
Menurut UU No. 41 Tahun 1999, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa
hamparan lahan berisi sumberday alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan
(Kodoatie.2010). sebagai satu ekosistem, hutan lebih banyak dipengaruhi oleh komponen
lingkungan, seperti tanah, iklim, sumberdaya hayati dan rekayasa yang berevolusi dari waktu
ke waktu pada tempat tertentu.
Struktur suatu masyarakat tumbuhan pada hutan hujan tropika basah dapat dilihat dari
gambaran umum stratifikasi pohon-pohon perdu dan herba tanah. Struktur vegetasi terdiri
dari 3 komponen, yaitu:
1. Struktur vegetasi berupa vegetasi secara vertikal yang merupakan diagram profil
yang melukiskan lapisan pohon, tiang, sapihan, semai dan herba penyusun
vegetasi.
2. Sebaran, horisotal jenis-jenis penyusun yang menggambarkan letak dari suatu
individu terhadap individu lain.
3. Kelimpahan (abudance) setiap jenis dalam suatu komunitas.(Kartawinata,1984).
Struktur vertikal hutan digambarkan dengan diagram profil. Diagram profil ialah
suatu gambaran susunan ketinggian pohon hutan dalam suatu kuadrat atau petak ukur dengan
ukuran tertentu. Diagram profil hutan dibuat dengan meletakkan plot, tergantung densitas
pohon dan ditentukan oleh posisi tiap pohon. Posisi pohon digambar sketsa tajuknya
berdasarkan skala tertentu diukur tinggi, diukur cabang pertama, serta dilakukan pemetaan
proyeksi kanopi ke tanah. Profil hutan menunjukkan situasi nyata posisi pepohonan dalam
hutan sehingga langsung dilihat ada tidaknya strata hutan secara visual dan kualitatif
(Rososoedarmo,1985).
Struktur suatu masyarakat tumbuhan pada hutan hujan tropika basah dapat dilihat dari
gambaran umum stratifikasi pohon-pohon perdu dan herba tanah. Struktur vegetasi terdiri
dari 3 komponen, yaitu:
1. Struktur vegetasi berupa vegetasi secara vertikal yang merupakan diagram profil
yang melukiskan lapisan pohon, tiang, sapihan, semai dan herba penyusun
vegetasi.
1
2. Sebaran, horisotal jenis-jenis penyusun yang menggambarkan letak dari suatu
individu terhadap individu lain.
3. Kelimpahan (abudance) setiap jenis dalam suatu komunitas.(Kartawinata,1984).
Stratifikasi tajuk dalam hutan hujan misalnya sebagai berikut (Soerianegara dan
Indrawan 1988) :
Diagram profil hutan dibuat dengan meletakkan plot, biasanya dengan panjang 40-70
m dan lebar 10 m, tergantung densitas pohon. Ditentukan posisi setiap pohon,digambar
arsitekturnya berdasarkan skala tertentu, diukur tinggi, diameter setinggi dada, tinggi cabang
pertama, serta dilakukan pemetaan proyeksi kanopi ke tanah. Profil hutan menunjukkan
situasi nyata posisi pepohonan dalam hutan,sehingga dapat langsung dilihat ada tidaknya
strata hutan secara visual dan kualitatif (Aumeeruddy, 1994; Baker dan Wilson, 2000).
II. METODE PENELITIAN
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 19 November 2021Jl. Udayana Mataram,
Dasan Agung, Kec. Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Bar. 83125.
2.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Alat tulis.
2. Aplikasi ukur tinggi pohon (Android).
3. Meteran.
4. Pita ukur.
2.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Buku.
2. Milimeter blok.
1. Dibuat petak ukur dengan panjang 25 m dan lebar 8 meter dan batasi plot dengan tali rafia.
2. Dilakukan pengukuran letak pohon dengan memperhatikan sumbu X (Panjang) dan
sumbu Y (Lebar) menggunakan meteran.
3. Dilakukan pengukuran lebar tajuk dari arah timur, barat, utara, dan selatan yang dimulai
dari sumbu pohon kearah tajuk terluar menggunakan meteran.
4. Dilakukan pengukuran tinggi pohon menggunakan aplikasi pengukuran tinggi di android.
5. Diukur tinggi cabang bebas pohon menggunakan pita ukur.
6. Dilakukan pengukuran ulang disetiap pohon meliputi point 2, 3, 4, dan 5.
7. Hasil pengukuran dicatat.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Lebar Tajuk
Panja
ng Lebar (y) Koordinat
(x) (m) (x;y) Timur Barat Utara Selatan (m)
No Jenis Pohon (m) (m) (m) (m) (m)
1 Mahoni 22,4 8 22,4 ; 4.5 2.35 2.55 4.6 4.5
2 Jambu 4,73 4,53 4,73 ; 5.5 5.7 4.1 3.9 4.5
3 Jambu 6,8 7,5 6,8 ; 4.9 5.17 4.78 9,14 9.78
4 Jambu 10,2 5,42 10,2 ; 5.91 2.54 3.85 4.61 5.72
5 Ketapang 4,73 7,24 4,73 ; 4.13 2.44 3.66 4.80 4.18
6 Ketapang 1,5 6,52 1,5 ; 6.23 3.7 3.80 5.65 5.12
7 Ketapang 17,83 4.5 17,83 ; 4.5 3.6 2.99 4.89 4.73
3.2 Pembahasan
Dengan satu plot yang panjangnya 25 m dan lebarnya 8 m. Di daerah plot terdapat
mikoriza dengan jumlah yang sedikit dan beberapa serangga kecil seperti semut, nyamuk, dan
laba- laba, Pohon-pohon yang didominasi pada plot kami ialah pohon ketapang dan jambu.
Data horizontal meliputi letak pohon dan penampakan tajuk pohon. Untuk mengetahui
letak pohon, dilakukan pengukuran jarak pohon terhadap sumbu x (panjang) dan sumbu y
(lebar). Sehingga dalam satu plot terdapat 7 pohon. Pohon yang terdekat sampai dengan
terjauh berturut-turut dengan kooordinat (0,0) adalah pohon berjenis Mahoni dengan letak
(22,4 , 8) m, Jambu dengan letak (4,73 ; 4,53) m, Jambu dengan letak (6,8 ; 7,5) m, Jambu
dengan letak (10,2 ; 5,42) m, Ketapang dengan letak (4,73; 7,42) m, Ketapang dengan letak
(1,5 ; 6,52) m, dan pohon terjauh dari sumbu (0,0) adalah pohon berjenis Ketapang juga
dengan letak (17,83 ; 4,5) m.
Pengukuran kedua selanjutnya ialah lebar tajuk, Lebar tajuk diukur dari arah timur, barat,
utara, dan selatan. Sehingga diketahui pohon yang memiliki tajuk yang paling luas lebarnya
adalah pohon jenis Jambu yang terletak di koordinat (6,8 ; 4,9) m dengan lebar tajuk timur
5,17 m, barat 4,78 m, utara 9,14 m, dan selatan 9,78 m. Sedangkan tajuk dengan lebar
tersempit adalah pohon jenis Mahoni yang terletak di (22,4 ; 4.5) dengan lebar tajuk timur
2,35 m, barat 2.55 m, utara 4.6 m, dan selatan 4.5 m. Semua lebar tajuk ini diukur dari sumbu
pohon menuju ke tajuk paling luar.
Gambar 3.2.2 Penampakan Tajuk Pohon
Data yang terakhir yang kami ukur ialah data vertikal yang meliputi tinggi pohon dan
cabang bebas pohon. Tinggi pohon sebagai sumbu Y dan panjang sebagai sumbu X. Sesuai
diagram dibawah pohon yang paling tinggi adalah pohon jenis Ketapang dengan ketinggian
10,5 m dan pohon terpendek adalah pohon jenis Jambu dengan tinggi 4,8 m termasuk
pancang, serta pohon yang memiliki cabang bebas tertinggi adalah pohon jenis Ketapang
dengan tinggi 2.53 m dan yang terpendek adalah pohon jenis Pulai dengan tinggi 1.21 m.
4.1 Kesimpulan
Praktikum menghasilkan data horizontal dan vertikal. Praktikum ini dilakukan di Taman
Kota Udayana pada hari Minggu, 21 November 2021. Didapatkan pohon terdekat dengan
sumbu (0,0) Jambudengan letak (4,37 ; 5,5) m. Sedangkan pohon terjauh dari sumbu (0,0)
adalah pohon berjenis Ketapang dengan letak (17,83 ; 10,5) Tajuk yang paling luas lebarnya
adalah pohon jenis Jambu yang terletak di koordinat (6,8 ; 4,9) m dengan lebar tajuk timur
5,17 m, barat 4,78 m, utara 9,14 m, dan selatan 9,78 m. Sedangkan tajuk dengan lebar
tersempit adalah pohon jenis Mahoni yang terletak di (22,4 ; 4.5) dengan lebar tajuk timur
2,35 m, barat 2.55 m, utara 4.6 m, dan selatan 4.5 m. Pohon teringgi adalah Ketapang dengan
ketinggian 17,83 m dan terpendek adalah Jambu dengan tinggi 4,8 m (dikategorikan
pancang). pohon yang memiliki cabang bebas tertinggi adalah pohon jenis Ketapang dengan
tinggi 2.53 m dan yang terpendek adalah pohon jenis Pulai dengan tinggi 1.21 m.
Saran
1. Praktikan harus lebih teliti lagi dalam mengukur setiap detail pohon.
2. Praktikan menyediakan alat-alat praktikum dengan lengkap sebelum praktikum
dimulai.
3. Praktikan di usahakan berhati-hati jika di dalam kawasan hutan.
DAFTAR PUSTAKA
Kodoatie, Robert J., Roestam Sjarief. 2010. Tata Ruang Air. CV Andi Offset
.
LAMPIRAN