Anda di halaman 1dari 26

TUGAS-2

MANAJEMEN PRODUKSI KELAS A

Judul tugas
PROSES PRODUKSI SEPEDA BALAP
“CYCLOO”
Oleh:
Kelompok 3
Abdillah (F1C020001)
Abdul Basyir (F1C020002)
Adeyong Wira Putra (F1C020003)
Adrian Maulana (F1C020004)
Agung Ardiansyah (F1C020006)

TEKNIK MESIN
TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sepeda adalah alat tranportasi yang sangat umum dan luas penggunaannya di dunia
yang digunakan oleh semua orang dari berbagai kalangan usia. Tidak hanya sebagai alat
tranportasi sepeda juga menjadi salah satu hobi yang banyak diminati oleh masyarakat
dan sudah merupakan gaya hidup bagi sebagian masyarakat kota. Sepeda juga di anggap
sebagai rekreasi dan aktifitas olah raga yang populer (Ismunandar, 1996). Bayak
komunitas-komunitas sepeda yang terbentuk, dan tidak sedikit pula komunitas-komunitas
sepeda mengcustome sepedanya sesuai keinginan serta penggunaanya. Pengembangan
dari sepeda menjadi berbagai macam desain, seperti sepeda gunung, sepeda balap,
kemudian sepeda jenis hybrid, sepeda BMX atau Bicycle moto-cross (BMX dan sepeda
angkut, serta sepeda lipat yang akrab disapa seli. Sepeda tersebut adalah sepeda standar
pabrikan yang di sesuaikan dengan dimensi tubuh manusia serta dapat di setting sesuai
keingian penggunya. Sepeda-sepeda tersebut masing-masing mempunyai fungsi dan
kegunaan sesuai dengan jenisnya. (http://lailiaidi.wordpress.com on September 27,2011).
Dimensi utama pada sepeda adalah stang (handle bar), bangku (saddle), dan pedal
sebagai intinya yang dapat di setting sesuai keinginan. Stang (handle bar) sebagai
pengemudi atau mengendalikan arah sepeda, bangku (saddle) sebagai tumpuan posisi
duduk yang berada diatas pedal, antara roda depan dan belakang demi menambah
stabilitas dan kenyamanan berkendara, pedal untuk menggerakan sepeda secara kayuhan
dengan menggerakan kedua kaki di atas pedal seperti berjalan (siahaan, 2012). Di
samping itu cara untuk menentukan posisi bersepeda yang baik adalah dengan melakukan
fitting bik, fiting bike adalah cara pengukuran dimensi tubuh untuk menentukan posisi
bersepeda yang nyaman dan aman.
1.2 Deskripsi produk
a. Stang (handle bar)

Stang merupakan batang besi kendali yang berfungsi untuk mengarahkan sepeda saat
berjalan. Ada banyak jenis stang dari yang lengkung sampai yang lurus. Pada sepeda balap
CYCLOO ini, jenis stang di sesuaikan dengan kebutuhan pesepeda agar lebih mudah
digunakan ketika balapan.
b. Rangka sepeda

Rangka sepeda merupakan tubuh dari sepeda dimana sebagai tempat dipasangkan
semua komponen sepeda menjadi satu. Ada banyak bentuk rangka sepeda, desain
rangka sepeda CYCLOO dibuat khusus untuk balapan dengan rangka dibuat ramping
untuk memecah angin agar meminimalisir hambatan angin sehingga laju sepeda
meningkat. Rangka sepeda ini juga ringan, walaupun begitu dari segi kekuatan rangka
sepeda CYCLOO sangat kuat karena merupakan logam paduan.

c. Bangku (saddle)

Bangku (Saddle) adalah tempat pesepeda duduk. Bangku sepeda CYCLOO


dibuat senyaman mungkin agar pesepeda tidak merasa terganggu karena posisi duduk
yang tidak nyaman. Bangku ini juga dibuat dari bahan yang kedap air dan tahan
robekan sehingga tidak mudah rusak.

d. Pedal

Pedal adalah tempat kaki berpijak dan mengayuh sepeda agar bisa dijalankan.
Pedal sepeda CYCLOO dibuat dari logam dan diberi bentuk segitiga di setiap sisinya
agar kaki pesepeda tidak mudah terlepas atau tergelincir.
e. Gear (roda gigi)

Gear adalah bagian dari kendaraan termasuk sepeda yang digunakan untuk
mentransmisikan daya. Ada banyak gear pada sepeda, semakin kecil gear semakin berat
putaran pedal yang harus diberikan.

f. Rem Cakram

Rem cakram adalah tipe rem dengan menggunakan piringan logam. Rem
cakram sepeda CYCLOO terbuat dari logam paduan sehingga anti karat dan tidak
mudah patah ketika melakukan pengereman mendadak.

g. Roda (wheel)

Roda berfungsi agar sepeda bisa berjalan, tanpa roda sepeda tidak bisa
digunakan. Roda dan velg sepeda CYCLOO didesain agar mampu melewati segala
rintangan dan berbagai bentuk tikungan. Ban yang dibuat berulir berfungsi ketika
melewati jalan yang licin. Velg yang kuat mampu menahan segala benturan dan tetap
kuat.
h. Rantai

Rantai berfungsi sebagai penghubung antara 2 gear, gear pada pedal dan gear
pada roda belakang. Rantai sepeda CYCLOO sangat kuat dan fleksibel. Kekuatan
rantai diperlukan agar tidak mudah putus ketika pesepeda mengayuh sepeda dengan
tenaga penuh.

i. Transmisi gear

Alat transmisi gear berfungsi mengatur posisi gear baik gear pada pedal maupun gear
pada roda belakang. Transmisi pada sepeda CYCLOO dibuat sehalus mungkin agar ketika
melakukan transmisi rantai tidak lepas ataupun putus.
BAB II
ANALISA PRODUK DAN PROSES MANUFAKTUR
2.1. Analisis produk
Keterangan gambar :
a. Komponen nomor 1 : Kerangka sepeda
b. Komponen nomor 2 : Bangku (Saddle)
c. Komponen nomor 3 : Pedal
d. Komponen nomor 4 : Gear (Roda gigi)
e. Komponen nomor 5 : Rem cakram
f. Komponen nomor 6 : Roda
g. Komponen nomor 7 : Rantai
h. Komponen nomor 8 : Transmisi gear
Part List
Nama : Kipas Angin Nomor Gambar : 001
No. nama part / jumlah per Spesifikasi
Part komponene unit material keterangan
1 Kerangka sepeda 1 Baja paduan (St 60) Buat
Bangku (Saddle) 1 Kulit ,busa, polimer, baja Buat
2 paduan (St 38)
3 Pedal 2 Baja paduan (St 60) Buat
4 Gear (Roda gigi) 2 Baja paduan (St 50) Buat
Ban Tubular, baja paduan (st
5 Roda 2 38) Buat
6 Rem Cakram 2 Baja Paduan (St 38) Buat
Dibeli dari
7 Rantai 1 Baja paduan (St 50) pihak
ketiga
Tali kawat (Dia. 3 mm), karet,
8 Transmisi gear 2
plastik Buat
2.2. Analisis proses (teori dan hasil analisisnya)
Pernyataan tambahan Pernyataan Pokok Keputusan

Dapatkah item Tidak


1. apakah item yang dibutuhkan yang dibutuhkan
Wra
tersedia di pasaran bebas? dibeli langsung?
Buat
2. Apakah bagian produksi tidak
keberatatan?
3. Apakah sumber yang tersedia bisa Ya
dipercaya?

Dapatkah kita Tidak


membuat item
yang dibutuhkan?
Beli
1. Apakah kita memiliki pengalaman
maupun teknologi yang
menunjang proses peroduksi? Ya
2. Apakah tenaga kerja dan kapasitas
produksi yang tersedia memadai?
Apakah benar membuat
item tersebut akan lebih Tidak
murah dibandingkan
bila dibeli langsung dari Beli
1. Apakah ada alternatif lain ? luar?
2. Apakah kuantitas item ini akan
dikehendaki pada waktu
mendatang
Ya

Apakah modal yang Tidak


1. Apakah tidak ada kesempatan tersedia memungkinkan Beli
yang lain lebih menguntungkan? kita untuk membuat sendiri
2. Apakah pengaruh pada kondisi
investasi yang akan datang bila
Ya ya Ya
item harus dibuat sendiri?

Buat
2.2.1. Rute produksi (production routeing)
Rute Produksi
 Nama benda kerja : Kerangka sepeda
Jenis material : Baja Paduan St 60
No. Operasi kerja Mesin yang dipakai Tools, jlgs & Waktu
Operasi fixtures standar
kerja
01 Pemotongan benda kerja Gergaji mesin 0,005
02 Pembengkokan benda kerja Mesin Bending   0,002
03 Pemipihan benda kerja Mesin Rolling    
04 Pengelasan bagian kerangka sepeda Mesin las    
Pelubangan pada kerangka untuk Mesin Bor
05 penempatan roda dan pedal sepeda
06 Pengalusan permukaan kerangka Gerinda, amplas    
Compressor
07 Pengecatan seluruh area permukaan
kerangka sepeda    

Rute Produksi
 Nama benda kerja : Bangku (Saddle)
Jenis material : Kulit, busa, Baja paduan (St 38)
No. Operasi kerja Mesin yang dipakai Tools, jlgs & Waktu
Operasi fixtures standar
kerja
01 Pemasangan kulit dan busa Mesin jahit    
02 Pemasangan pada cetakan bangku    
03 Pemasangan silinder pada dudukan Mesin press

Rute Produksi
 Nama benda kerja : Pedal
Jenis material : baja paduan (St 60)
No. Operasi kerja Mesin yang dipakai Tools, jlgs & Waktu
Operasi fixtures standar
kerja
01 Pembengkokan plat pijakan dan lengan Mesin bending
pedal    
02  Pemberian gerigi pada pijakan Mesin frais Ragum  
03  Perakitan pijakan dengan dengan lengan Mesin press
pijakan    

Rute Produksi
 Nama benda kerja : Gear (Roda gigi)
Jenis material : Baja paduan (St 50)
No. Operasi kerja Mesin yang dipakai Tools, jlgs & Waktu
Operasi fixtures standar
kerja
01 Pemberian bentuk lingkaran pada plat Mesin bubut Chuck  
logam sesuai ukuran
 Pengikisan bagian pinggir dan Mesin frais
02 pelubangan pada plat sebagai dudukan Ragum
rantai atau gerigi menggunakan bor  
Melakukan Heat Treatment pada benda
03 kerja guna meningkatkan keuletan benda Mesin Pemanas Logam
kerja    
04  Melakukan quenching pada benda kerja      
05 Mesin las
Penyambungan gear    

Rute Produksi
 Nama benda kerja : Roda
Jenis material : Ban Tubular, Baja Paduan (St 38)
No. Operasi kerja Mesin yang dipakai Tools, jlgs & Waktu
Operasi fixtures standar
kerja
01 Pembuatan jeruji Mesin bubut Chuck  
02 Pembuatan pelak (velg) Mesin rolling    
03 Pencetakan ban tubular Mesin cetak ban    
04  Pemasangan gear pada pusat jeruji Mesin las    
05 Mesin press
Pemasangan piringan cakram pada pusat
jeruji    
06 Penggabungan jeruji, pelak(velg), dan ban

Rute Produksi
 Nama benda kerja : Rem Cakram
Jenis material : Baja Paduan (St 38), kawat, plastik, kabel (karet)
No. Operasi kerja Mesin yang dipakai Tools, jlgs & Waktu
Operasi fixtures standar
kerja
01 Mesin bubut Chuck
Pemberian bentuk lingkaran pada pada
plat logam  
02 Pelubangan pada permukaan plat Mesin frais    
03
Melakukan Heat Treatment pada benda Mesin pemanas logam
kerja     
04 Pemasangan pada roda Mesin press    
05 Penyambungan kabel dengan kawat
06 Pemasangan tuas rem dengan kawat rem Mesin Press
dan cakram

Rute Produksi
 Nama benda kerja : Transmisi Gear
Jenis material : kabel (karet), plastik, kawat tebal (dia. 3mm)
No. Operasi kerja Mesin yang dipakai Tools, jlgs & Waktu
Operasi fixtures standar
kerja
01 Penyambungan kabel dengan kawat    
02  Penyambungan kawat dan kabel dengan
tuas transmisi    
03  Penyambungan kawat dengan gear
transmisi    
04 Perakitan semua komponen sepeda

2.2.2. Peta proses (process chart)


2.2.2.1. Peta proses operasi
PETA PROSES OPERASI
Nama Objek : Kerangka sepeda
Nomor Peta : 01
Dipetakan Oleh : Adrian Maulana
Tanggal Dipetakan : 20 Mei 2022

Peemotonga
n
Baja paduan St.60
(Ms.Gergaji)

Pembengkok
an
(Ms.
Bending)
Pemipihan silinder
(Ms. Rolling)

0-4
1-1
Perngelasan
(Ms. Las Listrik)

Pengeboran
(Ms. Bor)

Pengamplasa
n
(Ms.
Gerinda)
Pengecatan
(Ms. Kompresor)
PETA PROSES OPERASI
Nama Objek : Bangku (Saddle)
Nomor Peta : 02
Dipetakan Oleh : Adrian Maulana
Tanggal Dipetakan : 20 Mei 2022

Kulit dan busa Penjahitan


(Ms. Jahit)

Pemasangan
Plastik polimer

Baja silinder Pemasanga


n silinder
(Ms. Press)

PETA PROSES OPERASI


Nama Objek : Pedal
Nomor Peta : 03
Dipetakan Oleh : Adrian Maulana
Tanggal Dipetakan : 20 Mei 2022

Baja St.30 Pembengkokan plat


(Ms. Bending)

Pemasanga
n
(Ms. Press)
Perakitan
(Ms. Press)
PETA PROSES OPERASI
Nama Objek : Gear
Nomor Peta : 04
Dipetakan Oleh : Adrian Maulana
Tanggal Dipetakan : 20 Mei 2022

Pembubuta
Baja St.50 n
(Ms.
Bubut)
Pengikisan
(Ms. Frais)

Heat Treatment
(Ms. Pemanas)

Quenching

Pengelesan
(Ms. Las)
PETA PROSES OPERASI
Nama Objek : Roda
Nomor Peta : 05
Dipetakan Oleh : Adrian Maulana
Tanggal Dipetakan : 20 Mei 2022

Pembubuta
Baja paduan St.38
n
(Ms.
Bubut)
Pengerolan
(Ms. Roling)

Lateks, karet, komposit


Pencetakan
(Ms. Cetak)

Pengelasan
(Ms. Las)

Press
(Ms. Press)

0-6 Perakitan
1-1

PETA PROSES OPERASI


Nama Objek : Rem Cakram
Nomor Peta : 06
Dipetakan Oleh : Adrian Maulana
Tanggal Dipetakan : 20 Mei 2022
Pembubuta
Baja paduan st.30 n
(Ms.
Bubut)
Pengebora
n
(Ms. Frais)
Heat Treatment
(Ms. Pemanas)

Press
(Ms. Press)

Pemasanga
n

0-6 1- Perakitan
1 (Ms. Press)

PETA PROSES OPERASI


Nama Objek : Transmisi Gear
Nomor Peta : 07
Dipetakan Oleh : Adrian Maulana
Tanggal Dipetakan : 20 Mei 2022

Tali kawat dia.3mm dan kabel Pemasangan

Plastik
Pemasangan

Pemasangan

Perakitan
2.2.2.2. Peta aliran proses
2.2.2.3. Diagram aliran
PETA ALIRAN PROSES
Pekerjaan : Pembuastan kerangka sepeda
RINGKASAN  Nomor peta : 01
 JM  WK Dipetakan oleh : Adrian Maulana
 KEGIATAN L T Tanggal dipetakan : 26 mei 2022
   Operasi  8  6370
   Transportasi  1  10
   Delay(menungg
u)  -  -
   Pemeriksaaan  -  -
   Pengumpulan  1  -
Jarak Waktu Lambang uraian kegiatan
(Detik)

   
 10
Pemotongan baja St.60
        menggunakan mesin gergaji besi
         
 600 Pembengkokan komponen
kerangka menggunakan mesin
  Bending
         
 1800 Pemipihan kerangka
menggunakan mesin Rolling
 
       
Pengelasan komponen kerangka
1200 menjadi kerangka
   
         
 900 Pemeriksaan hasil pengelasan
untuk meminimalisir kecacatan
 
       
 60 Pengeboran ujung kerangka
sebagai tempat dudukan roda
     
        Pengamplasan permukaan
 600 keranka agar lebih halus

   
Pengecatan permukaan kerangka
1200

Pengantaran kerangka ke
600 tempat pengumpulan

Dikumpulkan untuk perakitan

BAB III
LUAS DAN POLA PRODUKSI
(pemilihan mesin, jumlah/kapasitas, dan perancangan stasiun kerja)
3.1. Penetapan kapasitas dan jumlah mesin yang dibutuhkan (teori dan hasil)
Dalam memproduksi sepeda CYCLOO, produser menginginkan produksi sepeda dengan
kualitas baik sebanyakl 60 unit/jam dengan persentase kerusakan 5%.
Sehingga didapatkan kapasitas produksi dari stasiun kerja adalah :
P = 60/(1-0,05) = 53 unit/jam
Dikarenakan ada banyak tahapan dalam pembuatannya produk sepeda CYCLOO ini maka
semakin banyak resiko yang harus diperhitungkan seperti timbulnya kerusakan dari prosuk yang
dibuat. Degnan memperhatikan tabel berikut :

 Jam kerja per


Tahapa periode Waktu DT per hari ST (menit) % defect (P)
n proses  Mesin yang dipakai (D) pengerjaan (menit)
per produk T
(menit)
       
Mesin bubut 10 70 16 3
1 8

Mesin frais 15 80 12 4
2 8

Kompressor 10 30 20 2
3 8

Mesin Las 10 40 5 7
4 8

Mesin press 10 50 10 4
5 8

Mesin Rolling 15 50 10 5
6 8

7 Mesin Bending 8 10 20 10 3

8 Mesin Dril 8 5 40 8 2

Dari data diatas bisa didapatkan efisiensi pada masing-masing tahapan dengan perhitungan
sebagai berikut :
E1 = 1-((70+16)/60x8) = 0,73
E2 = 1-((80+12)/60x8) = 0,81
E3 = 1-((30+20)/60x8) = 0,895
E4 = 1-((40+5)/60x8) = 0,91
E5 = 1-((50+10)/60x8) = 0,88
E6 = 1-((50+10)/60x8) = 0,88
E7 = 1-((20+10)/60x8) = 0,94
E8 = 1-((40+8)/60x8) = 0,9
Tahapan dimulai dari akhir proses yaitu mesin drill
Pg,8 = 50 unit/hari (barang yang dibutuhkan)
P8 = 50/(1-0,02) = 51,02
Mesin Bending
Pg,7 = 51
P7 = 51/(1-0,03) = 52,577
Mesin rolling
Pg,6 =53
P6 = 53/(1-0,05) = 55,789
Mesin press
Pg,5 = 56
P5 = 56/(1-0,04) = 58,3
Mesin las
Pg,4 = 58
P4 = 58/(1-0,07) = 62,365
Kompressor
Pg,3 = 62
P3 = 62/(1-0,02) = 63
Mesin frais
Pg,2 = 63
P2 = 63/(1-0,04) = 65, 625

Mesin bubut
Pg,1 = 66
P1 = 66/(1-0,03) = 68,041
Atau dapat digambarkan sebagai berikut :

Setelah menghiutng efisiensi kerja, maka dilanjutkan dengan menghitung jumlah mesin sebagi berikut :
Mesin bubut
N1 = (10/60) (66/8x0,73) = 1,883 (2) buah
Mesin frais
N2 = (15/60) (63/8x0,81) = 2,430 (3) buah
Mesin kompressor
N3 = (10/60) (62/8x0,895) = 1,44 (2) buah
Mesin las
N4 = (10/60) (58/8x0,91) = 1,327 (2) buah
Mesin press
N5 = (10/60) (56/8x0,88) = 1,325 (2) buah
Mesin rolling
N6 = (15/60) (53/8x0,88) = 1,882 (2) buah
Mesin bending
N7 = (10/60) (51/8x0,94) = 1,130 (2) buah
Mesin drill
N8 = (5/60) (50/8x0,9) = 0,578 (1) buah

Barang  Kebutuhan
 No.  Deskripsi  Mesin Produksi  %  Barang disiapka  Efisiens Pi/(D*Ei) mesin
Operasi mesin Defect diminta n i mesin teoritis Kebutuhan
per jam (Pg,i) (10)=(4)*(9 mesin
(Ti/60) ) aktual

Proses
1 bubut Ms. Bubut 0,167 3 66 68 0,73 11,301 1,883 2
Proses
2 frais Mr. frasi 0,25 4 63 66 0,81 9,72 2,430 3
3 Proses Kompreso 0,167 2 62 63 0,895 8,659 1,44 2
pengecaa r
n
Prosesl
4 las Ms. Las 0,167 7 58 62 0,91 7,967 1,327 2
Proses
5 press Ms. Press 0,167 4 56 58 0,88 7,954 1,325 2
Proses Me.
6 rolling Rolling 0,25 5 53 56 0,88 7,528 1,882 2
Proses Ms.
7 bending Bending 0,167 3 51 53 0,94 6,781 1,130 2
Proses
8 drill Ms. Drill 2 50 51 0,9 6,94 0,578 1

3.2. Perancangan stasiun kerja dan luas area yang dibutuhkan


Stasiun kerja merupakan salah satu faktor penentu produkstivitas suatu perusahaan, sebuah stasiun kerja
mencakup space untuk peralatan, material, dan orang seperti semua fasilitas lainnya. Kebutuhan space
secara spesifik untuk operator dan material handling dapat ditentukan berdasarkan metode operasi.
Metode yang digunakan sebaiknya menggunakan studi gerakan dan ergonomi. (Hartanti, 2015). Beberapa
faktor yang perlu dipertimbangkan diantaranya :
1. Satasiun kerja sebaiknya didesain sehingga operator dan material handling dapat mengangkut dan
memindahkan material tanpa melakukan jangkauan yang panjang dan kaku.
2. Stasiun kerja sebaiknya didesain untuk penggunaan operator yang efektif dan efesien.
3. Stasiun kerja sebaiknya didesain untuk meminimasi penggunaan waktu untuk material handling
secara manual.
Bentuk stasiun kerja didasarkan pada tata letak fasilitas produksi sehingga perancangan stasiun
kerjanya dibuat berurutan dan berdekatan guna menimimalisir waktu transportasi antar stasiun kerja,
bentuk stasiun kerjanya seperti berikut :

BAB IV PENENTUAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI


Ada beberapa tipe penentuan tata letak fasilitas pabrik diantareanya yaitu :
1. Tata letak berdasarkan aliran produk (product layout)
2. Tata letak berdasarkan proses (proses layout)
3. Tata letak berdasarkan grup teknologi (Group technology layout)
4. Tata letak berdasarkan posisi yang sudah ditentukan (layout by fixed position)
Dari keempat tipe tata letak yang ada, kami memilih tipe tata letak yang pertama karena
beberapa kelebihan yang juga menguntungkan bagi perusahaan kami, seperti :
1. Layout sesuai dengan urutan operasi, sehingga proses berbentuk garis.
2. Pekerjaan dari satu proses secara langsung dikerjakan pada proses berikutnya, sebagai akibat
inventori barang setengah jadi menjadi kecil.
3. Total waktu produksi per unit menjadi pendek.
4. Mesin dapat ditempatkan dengan jarak yang minimal, konsekuensi dari operasi ini adalah
material handling dapat dikurangi.
5. Memerlukan operator dengan keterampilan yang rendah, training operator tidak lama dan tidak
membutuhkan banyak biaya.
6. Lokasi yang tidak begitu luas dapat digunakan untuk tansit dan penyimpanan barang sementara.
7. Memerlukan aktivitas yang sedikit selama proses produksi berlangsung.
Walaupun begitu ada beberapa kerugian yang kami dapat, seperti :
1. Kerusakkan dari satu mesin akan mengakibatkan terhentinya proses produksi.
2. Layout ditentukan oleh produk yang diproses, perubahan desain produk memerlukan
penyususnan layout ulang.
3. Kecepatan produksi ditentukan oleh mesin yang beroperasi paling lambat.
4. Membutuhkan supervisi secara umum tidak terspesifikasi.
5. Membutuhkan investasi yang besar karena mesin yang sejenis akan dipasang lagi kalau proses
sejenis diperlukan.
Kerugian-kerugian yang dari tipe tata letak berdasarkan aliran produk dapat kami minimalisir
dengan melakukan pemeliharaan yang rutin sehingga meminimalisir kerusakan mesin produksi
Perusahaan kami juga hanya memproduksi 1 jenis produk sehingga tidak ada pergantian mesin
untuk memproduksi produk lain.
Dari pemilihan tipe tata letak tersebut maka diperkirakan bentuk tata letak untuk penempatan
fasilitas produksi adalah sebagai berikut :
BAB V PENGUKURAN KERJA (WORK MEASUREMENT)
Ada beberapa metode dalam pengukuran kerja (work measurement), seperti :
1. Pengukuran waktu secara langsung
 Pengukuran dengan stop watch
 Sampling kerja
2. Pengukuran waktu secara tidak langsung
 Data waktu baku
 Data waktu gerakan
Metode yang perusahaan kami gunakan adalah metode pengukuran waktu secara langsung
dengan sampling kerja dengan prosedur sebagai berikut :
 Melakukan pengamatan dengan mengamati apakah tenaga kerja dalam kondisi kerja atau
menganggur
 Pengamatan tidak dilakukan secara terus-menerus melainkan hanya sesaat pada waktu
yang telah ditentukan secara acak
 Melakukan kunjungan ke tenaga kerja yang akan di ukur waktunya secara acak, yaitu
setiap kali kunjungan dengan selang waktu tidak sama dan didasarkan pada bilangan
random yang dikonversi ke satuan waktu

Kecukupan data :
p(1−p)
SP =k√
n
2
k (1− p)
N’ = 2
s p
Dengan :
S = Derajat ketelitian
p = Prosentase sibuk/produktif
k = Tingkat keyakinan
N’ = Ukuran sample/data
Keseragaman data :
p(1− p)
BKA = p+k √
n
p (1− p)
BKB = p−k √
n
Dengan pengertian sbb:
BKA = Batas kontrol atas
BKB = Batas kontrol bawah
p = Prosentase sibuk/produktif
k = Tingkat keyakinan
Pengaplikasian metode ini dilakukan pada setiap bagian proses produksi sebagai contoh
kami mengambil 1 proses produksi yaitu produksi kerangka sepeda.
Pada pengamatan proses produksi kerangka sepeda, pengamatan dilakukan selama 5
hari kerja dengan waktu setiap pengamatan 5 jam. Ukuran sampel adalah 50 setiap hari,
dengan tingkat keyakinan 98% dan derajat ketelitian 5%. Dari pengamatan tersebut maka
didapatkan data sebagai berikut :
Tgl pengamatan 1/1 1/2 1/3 1/4 1/5
Kondisi idle 4 5 10 2 4
Kondisi kerja 46 45 40 48 46
Persentasi idle 0,08 0,1 0,2 0,04 0,08
Persentasi kerja 0,92 0,9 0,8 0,96 0,92

Persentasi idle = 0,05


Persentasi kerja (p) = 1-0,05 = 0,95
k = 98% = 1 N = 250
S = 5% n = 50
12(1−0,95)
N’= =21,053
(0.05)2 (0,95)
Karena N’<N, maka data dianggap cukup

BKA = 0,95+1
√ 0,95 ( 1−0,95 )
50
=0,981

BKB = 0,95−1
√ 0,95 (1−0,95 )
50
=¿ 0,919
Karena nilai persentase kerja semuanya masuk dalam range BKA dan BKB, maka data
seragam.

BAB VI KESIMPULAN
Dari data diatas dapat dsimpulkan bahwa dalam manajemen produksi ada banyak hal yang perlu
diperhatikan agar dalam proses produksi dilaksanakan se-efisien mungkin dengan
mempertimbangkan dan merancang sebuah rencana dalam proses produksi agar mendapatkan
hasil yang optimal.
REFERENSI
Google
Daring Unram
PPT Pak Made Suartika

Anda mungkin juga menyukai