Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIK UMUM KEHUTANAN XXVIII

PERLINDUNGAN HUTAN DAN KESEHATAN HUTAN

DI KAMPUS LAPANG FAKULTAS KEHUTANAN UGM


DESA GETAS, KECAMATAN MENDEN, KABUPATEN BLORA

KELOMPOK 4 :

1. Hudan Siddiq Khairunnas


2. Fahry Syabani Kamil
3. Amala Rezki
4. Fathul Ilmi
5. Purboyo
6. Agus Seftian Pracahyo
7. Ihsan Darmawan Setiasy Putra

KERJASAMA ANTARA
FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
DENGAN
FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS NUSA BANGSA
GETAS
2019
INVENTARISASI PADA HUTAN TANAMAN

A. LATAR BELAKANG
Inventarisasi hutan jati (khususnya di Jawa) mengacu pada SK Dirjen Kehutanan
No.143/Kpts/Dj/I/74 tanggal 10 Oktober 1974 tentang "Peraturan Inventarisasi Hutan Jati".
Pelaksanaan di lapangan dilakukan dengan cara “Description of Unit area” atau lebih umum
dikenai dengan istilah “Perisalahan Hutan”. Deskripsi atau perisalahan dilakukan terhadap
tegakan, tanah, lapangan, dan tumbuhan di bawah. Data hasil deskripsi dapat digunakan
untuk menentukan kelas hutan masing-masing unit petak/anak petak dan akhirnya dapat
dihitung “potensi produksi” kawasan hutan yang diinventarisasi.
Khusus untuk deskripsi tegakan, nantinya akan diukur dan dihitung jumlah pohon per
hektar (dkn), rata-rata kuadrat diameter (dkd2), kepadatan bidang dasar per hektar (kbd) dan
akhirnya dapat ditentukan volume kayu per hektarnya (m3 / ha). Selain itu juga nantinya
akan ditentukan kelas hutan untuk petak yang dirisalah. Kelas hutan adalah kelompok
ukuran-ukuran keadaan hutan yang berbeda satu dari yang lain yang dijadikan satu di dalam
ikatan wadah berbatas (petak atau anak petak), kewajaran statistik, dan tindakan terhadapnya.
Ukuran-ukuran keadaa hutan tersebut dapat berupa kesesuaian tanah, jenis umur,
pertumbuhan, kerapatan, dan riap tegakan. Dalam wadah berbatas berupa petak atau anak
petak tersebut kemungkinan akan didapati bagian-bagian dengan kesesuaian tanah untuk jenis
tanaman tertentu yang berbeda-beda. Jika perbedaan-perbedaan tersebut terletak di dalam
kewajaran statistik dan mengelompok, maka bagian ini akan diangkat sebagai kelas
kesesuaian tanah untuk jenis tanaman tertentu.
Salah satu manfaat dari kelas hutan ini adalah agar dapat ditetapkan tindakan
silvikultur yang tepat untuk suatu petak atau anak petak tertentu. Sehingga dalam satu petak
atau anak petak hanya ada satu macam kegiatan pengasuhan yang dilakukanpadanya. Dalam
pengusahaan hutan jati dikenal berbagai macam kelas hutan, namun yang paling berpengaruh
pada kegiatan perencanaan dan pengaturan hasil hanya dua macam kelas hutan, yaitu kelas
hutan produktif yang terdiri dari kelas hutan kelas umur, masak tebang, dan miskin riap, dan
kelas hutan tak produktif yang terdiri dari kelas hutan tanah kosong. Hutan kayulain, hutan
jati bertumbuhan kurang, dan lapangan tebang habis jangka Iampau.
Petunjuk Praktek Pengelolaan Hutan Lestari UNB 2019 Untuk menaksir potensi /
volume kayu per hektar pada tegakan dapat dilakukan dengan menggunakan sampel yang
terdiri dari petak ukur (PU) konvensional sesuai dengan SK Dirjen No. 143/1974. Sesuai
dengan peraturan dalam peraturan tersebut, luas petak ukur yang diterapkan tergantung pada
kelas umur tegakannya. Jarak antar petak ukur ditentukan 200x200 meter, sehingga
intensitas samplingnya juga bervariasi antara 0,5-2,5 persen. Pada praktek kali ini akan
dicoba penaksiran potensi kayu pada kawasan hutan jati dengan berbagai variasi petak ukur
sehingga dapat digunakan problematika dan cara penggunaannya di lapangan. Agar
diperoleh hasil inventarisasi hutan yang baik dan sampel yang diambil dapat mewakili
kebutuhan yang sebenarnya, maka diperlukan perencanaan tentang teknik pengambilan
sampelnya yang dikenal dengan istilah teknik sampling. Di dalam teknik pengambilan
sampel ada beberapa hal yang perlu diperhati antara lain:
a. Metode pengambilan sampel
b. Sampel Intensitas (IS)
c. Bentuk sampel
d. Ukuran sampel
Keluaran dari kegiatan inventarisasi hutan ini adalah register risalah hutan (PK 2)
yang didalamnya terkandung informasi pokok sebagai berikut: nilai derajat kesempurnaan
dari petak tersebut
a. nilai derajat kesempurnaan dari petak tersebut.
b. kelas hutan petak yang dimiliki
c. volume / ha dari petak tersebut
d. Keterangan tentang risalah tanah, lapangan, dan tanaman bawah
e. Rekomendasi mengenai pengelolaan selanjutnya untuk petak tersebut
Daftar risalah hutan ini akan menjadi bahan utama untuk kegiatan perencanaan dan
pengaturan hasil selanjutnya, termasuk juga pelatihan kegiatan pemeliharaan yang melibatkan
penjarangan.

B. TUJUAN
Melatih pelaksanaan teknik perisalahan hutan dengan menggunakan metode
konvensional (Instruksi 1974) untuk menetapkan kelas hutan (PK-2) dan volume per hektar
(m3 / ha Vst).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Peta kerja areal BKPH Ngandong dan Getas skala 1: 10.000
2. Kertas milimeter, gunting, penggaris, busur derajat, pensil, lem.
3. Tally sheet.
4. Clinometer untuk mengukur kemiringan dn juga arah kompas
5. Pita diameter untuk mengukur keliling pohon (dbh).
6. Forestrypro untuk mengukur pohon tinggi.
7. Tali plastik dan meteran.
8. Parang untuk membuat jalur rintis.
9. Tabel penolong (WvW), kalkulator

D. PELAKSANAAN
1. Membuat regu kerja inventarisasi hutan dengan anggota setiap regu 8-12 orang
(sesuai kebutuhan).
2. Regu merisalah jati pada petak terpilih dengan metode “uniform systematic
distribution sampling with random start”.
3. menyalin petak / anak petak terpilih yang sesuai dengan peta kerja skala 1: 10.000
dengan kertas kalkir dan ditepelkan di atas kertas milimeter.
4. Pada salinanan petak / anak petak tersebut rencanakanlah PU- PU, dengan
ketentuan sbb:
a) Bentuk PU lingkaran dengan ukuran PU bervariasi tergantung kelas
berumurmya:
 KU I-II:luas PU 0,02 ha (jari -jari, r 7,98 m).
 KU III-IV: luas PU 0,04 ha (jari-jari, r 11,28 m).
 KU V ke atas: luas PU 0,1 ha (Gari-jari, r 17,84 m)
b) Jarak antar PU di lapangan adalah 200 m X 200 m dengan Arah jalur utara
selatan.
c) PU pertama ditentukan secara acak.
5. Mengukur diameter batang setinggi data (DBH: 1,30 m dari permukaan tanah)
semua pohon yang masuk dalam PU tersebut.
6. mengukur tinggi pohon yang termasuk kategori pohon peninggi (Oh) di dalam PU
tersebut.
7. Catat hasil pengukuran pohon - contoh pohon yang termasuk dalam PU termasuk
hasil. risalah lainnya ke dalam lembar penghitungan / blangko- blangko yang telah
disediakan.
8. Melakukan analisis data yang diperoleh, sehingga diperoleh data potensi (volume
kayu: m3 / ha) dan kelas hutannya sebagai dasar untuk pembuatan rencana
pengelolaan hutan selanjutnya
HASIL

PU 1

PU No Phn Jenis Fungsi Keliling DBH (cm) DBH (m) d2 Tinggi (m) LBDS (m)

1 Ikat Jati Pokok 55 17,50704 0,17507 0,03064966 11 0,024072


1 Jati Pokok 34 10,82254 0,108225 0,01171273 13 0,009199
2 Jati Pokok 48 15,27887 0,152789 0,0233444 8 0,018335
Jumlah 0 0 0,06570679 0,051606

PU 2

PU No Phn Jenis Fungsi Keliling DBH (cm) DBH (m) d2 Tinggi (m) LBDS (m)

2 Ikat Jati Pokok 62 19,73521 0,197352 0,03894786 9 0,03059


1 Jati Pokok 66 21,00845 0,210085 0,04413551 8 0,034664
Jumlah 0 0 0,08308337 0,065254

PU 3

PU No Phn Jenis Fungsi Keliling DBH (cm) DBH (m) d2 Tinggi (m) LBDS (m)

3 Ikat Jati Pokok 42 13,36902 0,13369 0,01787306 9 0,014037


1 Jati Pokok 58 18,46197 0,18462 0,03408445 11 0,02677
2 Jati Pokok 61 19,4169 0,194169 0,03770161 13 0,029611
3 Jati Pokok 66 21,00845 0,210085 0,04413551 11 0,034664
4 Jati Pokok 68 21,64507 0,216451 0,04685092 13 0,036797
5 Jati Pokok 71 22,6 0,226 0,05107601 12 0,040115
6 Jati Pokok 43 13,68733 0,136873 0,01873429 9 0,014714
7 Jati Pokok 67 21,32676 0,213268 0,04548308 14 0,035722
Jumlah 0 0 0,29593891 0,23243

PU 4

PU No Phn Jenis Fungsi Keliling DBH (cm) DBH (m) d2 Tinggi (m) LBDS (m)

4 Ikat Jati Pokok 63,5 20,21268 0,202127 0,04085523 12 0,032088


1 Jati Pokok 51 16,2338 0,162338 0,02635364 11 0,020698
2 Jati Pokok 67 21,32676 0,213268 0,04548308 13 0,035722
3 Jati Pokok 42 13,36902 0,13369 0,01787306 11 0,014037
4 Jati Pokok 60 19,09859 0,190986 0,03647563 12 0,028648
5 Jati Pokok 66 21,00845 0,210085 0,04413551 13 0,034664
6 Jati Pokok 51 16,2338 0,162338 0,02635364 10 0,020698
7 Jati Pokok 42 13,36902 0,13369 0,01787306 12 0,014037
Jumlah 0 0 0,25540284 0,200593

PU 5

PU No Phn Jenis Fungsi Keliling DBH (cm) DBH (m) d2 Tinggi (m) LBDS (m)

5 Ikat Jati Pokok 50 15,91549 0,159155 0,0253303 11 0,019894


1 Jati Pokok 50 15,91549 0,159155 0,0253303 10 0,019894
2 Jati Pokok 53 16,87042 0,168704 0,02846112 11 0,022353
3 Jati Pokok 63 20,05352 0,200535 0,04021438 12 0,031584
Jumlah 0 0 0,37473893 0,294319
PETAK BANTU 1
Luas
Petak: 49D No PU 1 PU: 0,02
2
No Phn Dbh (cm) Peninggi D (cm) D2 (m) LBDS
Ikat 17,50704 11 306,4966 0,0306 0,0241
1 10,82254 13 117,1273 0,0117 0,0092
2 15,27887 8 233,444 0,0233 0,0183
Jumlah 32 0,0516
Rerata 12 0,02190

PETAK BANTU 2
Luas
Petak: 49C No PU 2 PU: 0,02
2
No Phn Dbh (cm) Peninggi D (cm) D2 (m) LBDS
Ikat 19,73521 9 389,4786 0,0389 0,0306
1 21,00845 8 441,3551 0,0441 0,0346
Jumlah 17 0,0652
Rerata 8,5 0,04154

PETAK BANTU 3
Luas
Petak: 49D No PU 3 PU: 0,02
2
No Phn Dbh (cm) Peninggi D (cm) D2 (m) LBDS
Ikat 13,36902 9 178,7306 0,0179 0,0140
1 18,46197 11 340,8445 0,0341 0,0268
2 19,4169 13 377,0161 0,0377 0,0296
3 21,00845 11 441,3551 0,0441 0,0346
4 21,64507 13 468,5092 0,0469 0,0368
5 22,6 12 510,7601 0,0511 0,0401
6 13,68733 9 187,3429 0,0187 0,0147
7 21,32676 14 454,8308 0,0455 0,0357
Jumlah 92 0,2323
Rerata 13,5 0,03699

PETAK BANTU 4
Luas
Petak: 49C No PU 5 PU: 0,02
2
No Phn Dbh (cm) Peninggi D (cm) D2 (m) LBDS
Ikat 15,91549 11 253,303 0,0253 0,0199
1 15,91549 10 253,303 0,0253 0,0199
2 16,87042 11 284,6112 0,0285 0,0223
3 20,05352 12 402,1438 0,0402 0,0316
Jumlah 44 0,0937
Rerata 11,5 0,02983

PETAK BANTU 5
Luas
Petak: 49C No PU 5 PU: 0,02
2
No Phn Dbh (cm) Peninggi D (cm) D2 (m) LBDS
Ikat 15,91549 11 253,303 0,0253 0,0199
1 15,91549 10 253,303 0,0253 0,0199
2 16,87042 11 284,6112 0,0285 0,0223
3 20,05352 12 402,1438 0,0402 0,0316
Jumlah 44 0,0937
Rerata 11,5 0,02983

PK 1.5

Petak Ukur Hasil Pengukuran di Lapangan Petak /


Tabel Normal (per Ha) dk
Tgl Risalah Umur Per Petak Ukur Rata-rata per hektar KBD Koereksi anak Luas Keterangan
No Luas (ha)
oh n d2 lbds Bon n d2 lbds n d2 lbds n d2 lbds petak
2 0,02 20-Jul-19 6 8,5 2 0,08308337 0,06525 4 100 0,08308 3,26268 1186,2 0,02611 11,648 0,0843 3,1815 0,26821 38,00365 -37,735 49C 10,5 KU I
5 0,02 20-Jul-19 6 11,5 4 0,37473893 0,29432 4 200 0,37474 14,716 1186,2 0,02611 11,648 0,16861 14,3498 2,41946 171,4115 -168,99 49C 10,5 KU I
jumlah 20 6 0,4578223 0,35957 8 300 0,45782 17,9786 2372,4 0,05223 23,296 0,25291 17,5313 2,68767 209,4152 -206,73 0 21 0
rata rata 10 3 0,22891115 0,17979 4 150 0,22891 8,98932 1186,2 0,02611 11,648 0,12645 8,76565 1,34383 104,7076 -103,36 49C 10,5 KU I

1 0,02 20-Jul-19 12 12 3 0,06570679 0,05161 5 150 0,06571 2,5803 1630,8 0,02611 11,648 0,09198 2,5161 0,23143 30,05533 -29,824 49D 8,7 KU II
3 0,02 20-Jul-19 12 13,5 8 0,29593891 0,23243 5 400 0,29594 11,6215 1630,8 0,02611 11,648 0,24528 11,3323 2,77958 135,3672 -132,59 49D 8,7 KU II
4 0,02 43666 12 13 8 0,25540284 0,20059 5 400 0,2554 10,0296 1630,8 0,02611 11,648 0,24528 9,78009 2,39885 116,8253 -114,43 49D 8,7 KU II
jumlah 38,5 19 0,61704854 0,48463 15 950 0,61705 24,2314 4892,4 0,07834 34,944 0,58254 23,6285 5,40985 282,2478 -276,84 0 26,1 0
rata rata 12,8333 6,33333 0,20568285 0,16154 5 316,667 0,20568 8,07715 1630,8 0,02611 11,648 0,19418 7,87618 1,80328 94,0826 -92,279 49D 8,7 KU II
dklbds/kbd : 0,01283 49C
0,01917 49D

BON 4 Umur N BON 4 Umur d (cm) d^2 (cm) d^2 (m) BON 4 Bonita lbds
5 1596 5 12,2 5 9,08
6 6
10 913 6 10 18,8 10 13,36
8 1186,2 8 16,16 261,146 0,02611 8 11,648

BON 3 Umur N BON 3 Umur d (cm) d^2 (cm) d^2 (m) BON 3 Bonita lbds
10 1452 10 9,1 10 9,44
12 12
15 1005 12 15 11,9 15 11,17
8 1630,8 8 7,98 63,6804 0,00637 8 8,748
PK 2
Anak Luas Dirisalah Peninggi Umur dk lbds/ Kls Htn KU I s/d XII
petak (Ha) dalam (Oh) (tahun) Bon KBD Kw c.q. KU Thn tanam Jenis per Tan sela
bulan rata-rata mudaan yg dipakai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
49 C 10,5 20-Jul 10 6 4 - KU I 2013 Tebang Habis -
0,012834157
49 D 8,7 20-Jul 12,8333 12 3 0,019167027 - KU II 2007 Tebang Habis -

Bentuk Risalah Risalah tegakan


lapangan tanah dkn dkd² dan tumbuhan bawah

13 14 15
Sedang, rata, murni. Tumbuhan
Lereng, Landai, Curam, Berbukit Grumusol, Dalam, mudah 0,126454224 8,765652213
bawah: Ilalang, Rumput. Rapat
sedang, rata, murni. Tumbuhan
Lereng, Landai, Curam, Berbukit, Berombak. Grumusol, dangkal, Dalam, aerasi mudah 0,194178726 7,876175097
bawah: ilalang, Rumput. Rapat
PEMBAHASAN

Inventarisasi hutan merupakan kegiatan pengumpulan data secara lengkap guna


penyusunan rencana pengelolaan atau rencana perusahaan. Inventarisasi hutan Jati khususnya
di Jawa, dalam pelaksanaannya mengacu pada SK Dirjen Kehutanan No. 143/KPTS/DJ/I/74
tangggal 10 Oktober 1974 tentang Peraturan Inventarisasi Hutan Jati. Langkah-langkah yang
umumnya dilakukan untuk menaksir potensi hutan adalah dengan cara menginventarisasi
hutan, selain itu fungsi dari inventarisasi hutan ini adalah untuk memonitoring kondisi hutan
secara keseluruhan dan mengambil tindakan dengan segera untuk merekonstruksi ataupun
melakukan perlindungan secara optimal.
Hirarki inventarisasi hutan adalah inventarisasi hutan tingkat nasional, inventarisasi
hutan tingkat wilayah, inventarisasi hutan tingkat daerah aliran sungai, inventarisasi hutan
tingkat unit pengelolaan. Tujuan inventarisasi hutan adalah untuk mendapatkan data yang
akan diolah menjadi informasi yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan
kebijaksanaan strategi jangka panjang, jangka menengah operasional, dan jangka pendek
sesuai dengan tingkat dan kerja dalam inventarisasi yang dilaksanakan (Simon, 1996).
Volume dari sebatang pohon dapat ditaksir dengan menggunakan suatu tabel volume.
Tabel volume ini disusun berdasarkan suatu persamaan yang menggambarkan hubungan
antara beberapa dimensi pohon yang mudah untuk diukur dengan volume pohon tersebut
(Loetsch, 1973).
Agar diperoleh hasil inventore hutan yang baik dan sampel yang representatif,
diperlukan adanya teknik sampling, dalam praktikum kali ini digunkan teknik sampling yaitu
USS (Uniform Sistematik Sampling), Kelebihan dari metode ini adalah mampu menghasilkan
kecermatan yang tinggi dan penempatan titiknya lebih mudah, Titik petak ukur ditentukan
secara random, petak ukur yang dilakukan pada praktikum kali ini berbentuk lingkaran,
dengan luasan yang berbeda-beda tiap kelas umurnya.
Pada Inventarisasi Hutan kali ini, peserta sebelum melakukan kegiatan inventarisasi
harus membuat Peta Rencana/ Peta Persiapan sebelum melakukan kegiatan inventarisasi
hutan tersebut, kelompok 4 diberikan tugas untuk menginventarisasi petak 49A yang terletak
di RPH Jliru, BKPH Ngandong, KPH Ngawi.
Untuk KU muda (KU I-KU II) digunakan luas PU 0,02 Ha, KU sedang (KU III-KU
IV) digunakan luas PU 0,04 Ha, sedangkan KU tua menggunakan luas PU 0,1 Ha, dari
inventarisasi ini dapat diketahui dkn, rata-rata, dkd, kbd, dan dapat juga diketahui volume
kayu per hektarnya, kemudian kita jugan dapat menentukan rekomendasi apa yang harus
dilakukan terhadap petak hutan tersebut.selain itu kita juga dapat mengetahui kelas hutannya,
kelas hutan adalah kelompok ukuran-ukuran keadaan hutan yang berbeda antara satu dengan
yang lainnya yang dijadikan satu di dalam ikatan wadah berbatas (berupa petak atau anak
petak) kewajaran statistik dan tindakan terhadapnya. Kelas hutan inilah yang nantinya akan
menentukan tindakan silvikultur yang tepat untuk suatu petak.
Pada praktikum inventarisasi hutan ini dilakukan di No petak PTI = 49,5 titik dengan
luas 18,12 yang dilaksanakan di KPH Ngawi , Bkph Getas , Rph Glodok. Dari lokasi yang
dilaksanakan kegiatan inventarisasi hutan, maka didapat beberapa data diantaranya termasuk
Data PK1 sebagai berikut :
 PU 1 jenis jati, ada 3 pohon ( 1 pohon Ikut ) PU 4, jenis jati, ada 8 pohon ( 1
pohon ikat )
 PU 2 jenis jati, ada 2 pohon ( 1 pohon Ikat ) PU 5, jenis jati, ada 4 pohon ( 1
pohon Ikat )
 PU 3. Jenis jati , ada 8 pohon ( 1 pohon Iket )
Dari data diatas dilanjutkan kedalam PK 1.5 / Derajat kesempurnaan.
 PU 1 dengan peninggi 12 m dengan dkn 0,167336 m , dkn 3,899966 m, dkbs
0,6526048 kbd 0,172710, koreksi 0,479894 dengan kelas umur k II
 PU 2 dengan peninggi 8,5 m dengan dkn 0,111557 m, dkd 4,931337 m, lbds
0,550127 kbd, 0,2183853, koreksi 0,331741 dengan kelas umur ke I
 PU 3 dengan peninggi 13,5 dengan dkn 0,446229, dkd 17,565183, lbds
7,838100 kbd, 0,777877, koreksi 7,060222. Dengan kelas umur II
 PU 4 dengan peninggi 13 m dengan dkn,0,446229, dkd 15,1592, lbds
6,764481 kbd 0, 671328, koreksi 6,093153 dengan kelas Umur k II
 PU 5 dengan Peninggi 11,5, dkn 0,223115, dkd 22,24229, lbds 4,962581 kbd
0,985004, koreksi 3,977576 dengan kelas Umur K I
Risalah Tanah pada setiap Petak Ukur yaitu Grumosol, dalam dan mudah menyerap
air, dengan bentuk lapangan yang berbentuk dengan tegakan yang rata dan murni, serta
tumbuhan bawah ada hanya ilalang, rumput, dan lain – lain.
KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa areal Petak / Plot 49 yang diinventarisasi adalah areal hutan
yang seumur dengan kerapatan tanam yang renggang, dan ada beberapa PU yang kerapatan
jarang. Dengan system tebang habis pemanfaatan kesuburan tanah dan cuaca dibuat pola
tanaman bawah yaitu Ilalang, rumput. Selain itu areal Petak Ukur banyak ditanami jagung
sebagai pemanfaatan area dan jangka pendek.
DAFTAR PUSTAKA

Blogspot Ilmu Hutan sebagai refrensi pengenalan matera inventarisasi [diakses 21 juli, pukul
23.48 WIB].
Loetsch, F., K. E. Haller and F. Zohrer. 1973. Forest inventory. Munchen : BLV
Verlagsgesellschaft.
SK Dirjen Kehutanan No. 143/KPTS/DJ/I/74 tangggal 10 Oktober 1974 tentang Peraturan
Inventarisasi Hutan Jati.
Simon, Hasanu. 1996. Metode Inventore Hutan. Media Aditya. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai