Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Pada pratikum kali pratikan dapat menganalisis nilai cadangan karbon dari
suatu luasan berdasarkan pengaruh besarnya diameter dan kelas umur dari
suatu tegakan.

1.2 Landasan Teori


Pohon merupakan komponen yang mendominasi pada suatu hutan, yang
berperan sebagai organisme produsen dan habitat dari berbagai jenis burung
dan hewan lainnya. Pohon menggunakan energi radiasi matahari dalam proses
fotosintesis, sehingga mampu mengasimilasi co2 dan h2o menghasilkan
energi kimia yang tersimpan dalam karbohidrat dan mengeluarkan oksigen
yang kemudian dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup di dalam proses
pernapasan. Keanekaragaman pohon dapat dijadikan penciri (indikator)
tingkatan komunitas berdasarkan organisasi biologinya. Keanekaragaman
pohon dapat digunakan untuk menyatakan struktur komunitas.
Keanekaragaman pohon juga dapat digunakan untuk mengukur stabilitas
komunitas, yaitu kemampuan suatu komunitas untuk menjaga dirinya tetap
stabil meskipun ada gangguan terhadap komponen komponennya (Wahyudi,
2014).

Hutan indonesia merupakan salah satu hutan yang memiliki peranan


penting dalam menjaga ekosistem lingkungan dunia. Hutan indonesia terdiri
atas berbagai jenis hutan dan memiliki fungsinya yang sangat penting bagi
lingkungan hidup. Salah satunya berfungsi sebagai penyerap dan penyimpan
karbon yakni sekitar lebih dari 4 gigaton c/tahun sampai 112 gigaton c/tahun.
Unsur karbon menjadi penting dalam kehidupan manusia, dalam keseharian
setiap kali proses pernapasan, manusia menyumbang pelepasan karbon di
alam dalam bentuk karbondioksida (co2), penebangan pohon, pembakaran,
aktivitas industri dan kendaraan bermotor juga menyumbang pelepasan karbon
di alam. Kerusakan hutan, aktivitas domestik dan penguraian sampah.
Sebagian karbon dalam bentuk co2 dimanfaatkan tumbuhan untuk proses
fotosintesis, sebagian lainnya ada dalam bentuk gas di atmosfer yang jika
jumlahnya terlalu banyak akan merugikan kehidupan organisme (Purnobasuki,
2013). Untuk itu penambatan dan juga penyimpanan karbon oleh alam dalam
hal ini tumbuhan menjadi sangat penting sebagai alternatif pengurangan gas
karbon di alam.tumbuhan akan mengurangi karbon di atmosfer melalui proses
fotosintesis dan menyimpannya dalam jaringan tumbuhan. (Sondak, 2015).
Ekosistem hutan berperan dalam mitigasi perubahan iklim akibat
pemanasan global karena mampu mereduksi co2 melalui mekanisme
“sekuestrasi”, yaitu penyerapan karbon dari atmosfer dan penyimpanannya
dalam beberapa kompartemen seperti tumbuhan, serasah dan materi organik
tanah karbon yang diserap tumbuhan selama fotosintesis, bersama sama
dengan nutrien yang diambil dari tanah, menghasilkan bahan baku untuk
pertumbuhan (Senoaji, 2017). Dalam proses fotosintesis, co2 dari atmosfer
diikat oleh vegetasi dan disimpan dalam bentuk biomassa. Carbon sink
berhubungan erat dengan biomassa tegakan. Jumlah biomassa suatu kawasan
diperoleh dari produksi dan kerapatan biomassa yang diduga dari pengukuran
diameter, tinggi, dan berat jenis pohon. Biomassa dan carbon sink pada hutan
tropis merupakan jasa hutan diluar potensi biofisik lainnya, dimana potensi
biomassa hutan yang besar adalah menyerap dan menyimpan karbon guna
pengurangan co2 di udara. Manfaat langsung dari pengolahan hutan berupa
hasil kayu hanya 4,1%, sedangkan fungsi optimal hutan dalam penyerapan
karbon mencapai 77,9% (Imiliyana, 2013).
BAB II
METODE

2.1 Waktu & Tempat


Praktikum di laksanakan di Gedung labtek 5 lantai 2 pukul 13:30-15:00
Institut Teknologi Sumatra.
2.2 Alat & Bahan
 Pita ukur
 Walking stick 100 cm
 Tali rapia 20 m
 Ms. Exel

2.3 Prosedur Kerja


1. Data nama jenis dan diameter pohon dan tiang dari plot berbentuk
lingkaran Dengan luas 0.02 ha.
2. Lalukan perhitungan kerapatan tegakan.
3. Hitung jumlah biomassa menggunakan persamaan alometrik sesuai jenis
Pohonnya.
4. Hitung nilai cadangan karbon dan jumlah serapan karbonnya.
5. Analisis data yang diperoleh.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Tabel 1. Hasil Perhitungan kelompok 10


No Nama Ilmiah Jumlah Biomassa Cadangan Jumlah
(ton/Ha) Carbon Serapan
(ton/Ha) Carbon
(ton/Ha)
1Lokasi Luas Jumlah Jumlah
33,08523125 Cadangan
15,55005869 Jumlah Serapan
57,02206521
(Ha) Individu Biomassa Carbon Carbon (ton/Ha)
2 Albizia (ton/Ha)
48,2846821 (ton/Ha)
22,69380059 83,21816675
Kel 1 chinensis
0,02 12 595,4371367 279,8554543 1026,229951
3 Kel 2 0,02 4 145,1616317
54,2000286 68,22596943
25,47401344 250,1846299
93,41320728
Kel 3 0,02 5 194,6009458 0,008386813 1946,009
4 Kel 4 0,02 8 37,74243889
278,3878441 130,8422864
17,73894628 479,7986654
65,048716
Kel 5 0,02 7 60529,65017 28448,93558 104322,2468
5 Kel 6 0,02 7 129,4339382
3,542771632 60,83395094
1,665102667 223,0780981
6,10593148
Kel 7 0,02 5 150,7900582 70,87132736 259,851574
Kel 8 0,02 7 0,826464106 0,38843813 1,424402621
Kel JUMLAH
9 0,02 8 302,746319
4,7233295 142,2907699
2,219964864 521,7802533
8,14061116
Kel 10 0,02 5 302,746319 142,2907699 521,7802533
Tabel 2. Hasil perhitungan biomassa 313,875771
Kel 11 0,02 7 di 11 plot 147,521613 540,9617532

3.2 Pembahasan
Besarnya biomassa pada masing-masing petak ukur akan
dipengaruhi oleh jenis pohon, jumlah dan diameter. Hal ini menyebabkan
jumlah biomassa yang terdapat pada suatu pohon berbeda karena semakin
besar diameter suatu pohon maka akan semakin besar pula biomassa dan
karbon yang tersimpan pada pohon, dan sebaliknya apabila diameter
pohon kecil biomassa dan serapan karbon di dalam pohon tersebut kecil,
karena hal inilah yang menyebabkan jumlah biomassa dan serapan karbon
pada tegakan segon (albizia chinensis) berbeda, perbedaan biomassa
tersebut diakibatkan oleh adanya perbedaan jumlah pohon atau kerapatan
dan diameter rata rata pohon. Selain itu tidak menutup kemungkinan
adanya perbedaan kerapatan pohon yang disebabkan oleh kematian pohon
akibat serangan hama maupun penyakit penyakit (Putri, 2015).

Perbedaaan kadar karbon pada biomassa pohon dalam tegakan


kelas umur 5,4,3,dan 2 tahun menunjukan adanya perbedaan yang nyata
dari kadar biomassa karbon yang terdapat pada bagian pohon maupun
pada biomassa pohon pada kelas umur tegakan yang berbeda. Dapat
diketahui bahwa semakin tua kelas umur tegakan ,semakin tinggi kadar
karbon biomassa pohon tegakan tersebut. Lebih lanjut, kadar selulosa dan
lignin pada kayu tua lebih besar dibandingkan pada kayu muda. Hal ini
disebabkan pada pohon yang tua sudah lebih banyak terbentuk kayu gubal
dibandingkan kayu dari pohon muda. Selanjutnya nilai kadar karbon yang
saling berbeda pada bagian batang utama, cabang, ranting dan akar
digunakan untuk menentukan kadar karbon keseluruhan biomassa yang
mencakup bagian bagian selama pembobotan (yuniawati, 2014).

Perhitungann Biomassa (ton/ha) di dapatkan nilai terendah yang di


dapat pada pohon nomor satu dengan diameter 20 cm menghasilkan nilai
33,08523125 , nilai tertinggi nya pada pada pohon nomor lima dengan
diameter 32,4 cm menghasilkan nilai 129,4339382 . Lalu pada perhitungan
Karbon (ton/ha) nilai karbon terendah nya pada pohon nomor satu dengan
nilai 15,55005869 dan nilai terbesar nya pada pohon nomor lima dengan
nilai 60,83395094 . Pada hasil perhitungan CO2 (ton/ha )Nilai terendah
nya pada pohon no satu dengan nilai 57,02206521 , lalu pohon tertinggi
dengan nilai 223,0780981 . pada ketiga perhitungan biomassa (ton/ha) ,
karbon (ton/ha) , CO2 (ton/ha ) pohon no lima mendominasi pada nilai
tertinggi nya hal tersebut karena diaemeter pohon no lima lebih besar
dibandingkan diameter pohon yang lain sehingga dapat dipastikan bahwa
diameter pohon sanggar mempengaruhi serapan karbon.

Dari hasil serapan karbon dari 11 nilai plot yang di dapatkan nilai
serapan karbon tertinggi pada kelompok 5 dengan nilai serapan carbon
104322,2468 ton/ha , lalu nilai terendah serapan karbonnya pada
kelompok 8 dengan nilai 1,424402621 ton/ha . Faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya penyerapan karbon pada praktikum kali ini yakni
dikarenakan perbedaan jenis dan tempat pengambilan pohon yang
menyebabkan data yang di peroleh sanggat bervariasi dan untuk pohon
dengan serapan biomassa terbesar hal ini disebabkan kerapatan pada
tegakan sampel pohon yang di jadikan sampel oleh kelompok 11 .
Faktor yang mempengaruhi penyerapan biomassa karbon tersebut
meliputi jumlah dan Kerapatan pohon, jenis pohon,fisiologis tumbuhan
dan faktor Lingkungan yang meliputi penyinaran matahari, kadar air, Suhu
dan kesuburan tanah faktor lingkungan seperti pasang air ,
laut,suhu,salinitas,cahaya dan keadaan tanah. Komponen komponen
tersebut akan Dikembalikan lagi ke tumbuhan dalam bentuk unsur hara
Yang seperti diketahui akan diuraikan oleh mikroorganisme Pengurai ,
sehingga pertambahan biomassa ini akan semakin Meningkat atau semakin
tinggi seiring dengan pertambahan Kandungan bahan organik (Nedhisa,
2020). Hal ini membuktikan bahwa faktor lingkungan yang baik akan
semakin mempercepatan proses penyerapan biomassa Karbon yang ada
dan semakin buruk faktor lingkungan yang ada maka akan semakin buruk
penyerapan biomassa karbon yang ada.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pratikum ini sangat membantu mahasiswa Rekayasa kehutanan dalam
mengukur biomassa yang di serap pohon dan ilmu ini sangat bermanfaat dalam
bidang kehutanan. Jumlah biomasa dan cadangan karbon tegakan semakin
meningkat seiring dengan peningkatan dari diameter segon dan memiliki
hubungan dengan biomasa serta cadangan karbon yang semakin cepat menyerap
biomassa cadangan karbon setelah pohon memiliki diameter yang cukup besar.

4.2 Saran
Sebaiknya pada saat proses pengukuran dan pengambilan sampel harus
dilakukan secara teliti agar data yang di peroleh dapat di olah dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Agung Wahyudi, Sugeng P. Harianto, dan Arief Darmawan. 2014 .


Keanekaragaman jenis pohon di hutan pendidikan konservasi terpadu
tahura wan abdul rachman . urnal Sylva Lestari ISSN 2339-0913 Vol. 2 No. 3,
(1-10) .

Aufa Imiliyana, Mukmammad Muryono1, Hery Purnobasuki. 2013.Estimasi stok karbon


pada tegakan pohon Rhizophora stylosa di pantai Camplong, Sampang-Madura.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Teknologi Sepuluh
November.

Hery Purnobasuki. 2013. Pemanfaatan hutan mangrove sebagai penyimpan karbon.


Buletin PSL Universitas Surabaya 28 (3-5).

Calvyn FA Sondak. 2015.Estimasi potensi penyerapan karbon biru (blue carbon) oleh
hutan mangrove Sulawesi Utara. Journal Of Asean Studies On Maritime Issues 1
(1), 24-29.

Gunggung Senoaji, Muhamad Fajrin Hidayat. 2016.Peranan ekosistem mangrove di Kota


Pesisir Bengkulu dalam mitigasi pemanasan global melalui penyimpanan
karbon. Jurnal manusia dan lingkungan 23 (3), 327-333.

Anna Herliyanti Maoelana Putri, Christine Wulandari. 2015.Potensi penyerapan karbon


pada tegakan damar mata kucing (Shorea javanica) di Pekon Gunung Kemala
Krui Lampung Barat. Jurnal Sylva Lestari 3 (2), 13-20.

Yuniawati Yuniawati, Ahmad Budiaman, Elias Elias. 2014. Estimasi Potensi biomassa
dan massa karbon hutan tanaman Acacia crassicarpa di lahan gambut (studi
kasus di areal HTI kayu serat di Pelalawan, Propinsi Riau). Jurnal Penelitian
Hasil Hutan 29 (4), 343-355

Priadhitya Ilham Nedhisa, Indah Trisnawati Tjahjaningrum.2020..Estimasi biomassa,


stok karbon dan sekuestrasi karbon mangrove pada Rhizophora mucronata di
Wonorejo Surabaya dengan persamaan allometrik. Jurnal Sains dan Seni ITS 8
(2), E61-E65
LAMPIRAN
NO NAMA JENIS NAMA ILMIAH KELILING (CM) DIAMETER (CM)
P1 63 20,06369427
P2 72 22,92993631
P3 Sengon Albizia chinensis 75 23,88535032
P4 66 21,01910828
P5 102 32,48407643

LUAS PLOT (HA) KERAPATN POHON PERS. ALOMETRIK BIOMASSA (KG/HA)


Y=0,0272 D 2,831 33085,23125
Y=0,0272 D 2,831 48284,6821
0,02 250 Y=0,0272 D 2,831 54200,0286
Y=0,0272 D 2,831 37742,43889
Y=0,0272 D 2,831 129433,9382

BIOMASSA
(TON/HA) KARBON (TON/HA) CO2 (TON/HA)
33,08523125 15,55005869 57,02206521
48,2846821 22,69380059 83,21816675
54,2000286 25,47401344 93,41320728
37,74243889 17,73894628 65,048716
129,4339382 60,83395094 223,0780981
302,746319 142,2907699 521,7802533

Anda mungkin juga menyukai