Anda di halaman 1dari 148

PROSEDUR ANALITIS DALAM AUDIT

LAPORAN KEUANGAN

Oleh:
Rizki Damir Mustika, SE., Ak., CA., CPA., ASEAN CPA
Partner KAP Jamaludin, Ardi, Sukimto dan Rekan
(Member of Audittrust International)

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


DICLAIMER
• Apabila tidak tertera secara eksplisit dalam SPAP, SAK, IFRS, ISA, IFAC,
Undang-Undang dan Peraturan terkait, maka materi ini dan apa yang
dikemukakan oleh Narasumber (Rizki Damir Mustika) dalam acara PPL
ini hanyalah pengalaman pribadi atau professional judgement sebagai
bahan pembahasan isu terkait, dan tidak merepresentasikan posisi
Ketua IAPI/dewan/komite lainnya di IAPI atas isu tersebut. Posisi di
IAPI hanya ditentukan setelah melalui due process sebagaimana
dipersyaratkan oleh IAPI.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


SUMBER
• Materi pada slide ini mengambil dari berbagai sumber yaitu:
• ISA Audit Guidance Volume 1 – 3rd Edition – IAASB;
• ISA Audit Guidance Volume 2 – 3rd Edition - IAASB;
• Standar Auditing (SA) yang relevan – IAPI;
• Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang relevan – IAI;
• Pengalaman Pribadi Narasumber;

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


AGENDA PEMBAHASAN
FOKUS PPL HARI PERTAMA:
1. OVERVIEW RISK BASED AUDIT METHODLOGY AND SPAP;
2. RISK ASSESSMENT PHASE - OVERVIEW;
3. RISK ASSESSMENT PHASE – AUDIT RISK DETERMINATION;
4. RISK ASSESSMENT PHASE – MATERIALITY DETERMINATION;

FOKUS PPL HARI KEDUA:


1. RISK RESPONSES – DESIGN AUDIT PROCEDURES;
2. RISK RESPONSES – SUBSTANTIVE ANALYTICAL PROCEDURES;
3. RISK RESPONSES – SAMPLING AUDIT;
4. CASE STUDY / ILUSTRATION.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


OVERVIEW METODOLOGI AUDIT
BERBASIS RISIKO DAN STANDAR
PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


RISK BASED AUDIT - OVERVIEW
• Apa yang dimaksud dengan Risiko?
Ketidakpastian atas terjadinya sesuatu yang bisa berdampak
pada pencapaian tujuan.

• Risiko bersifat inheren pada setiap kegiatan operasional


perusahaan, dan memiliki 2 dimensi yaitu:
1. Impact: dampak jika risiko itu terjadi;
2. Likelihood: kemungkinan terjadinya risiko

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


RISK BASED AUDIT - OVERVIEW
Apa itu Risk Based Audit?
• Proses, pendekatan, metodologi audit untuk meyakinkan
kecukupan bahwa risiko pada sebuah perusahaan dikelola
sesuai dengan batasan risiko yang ditetapkan.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


PERBEDAAN RISK BASED AUDIT DENGAN
CONTROL BASED AUDIT

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)
UU 5/2011: SPAP mengadopsi International
• SPAP adalah acuan yang ditetapkan Standards on Auditing yang
menjadi ukuran mutu yang wajib diterbitkan oleh IAASB – IFAC
dipatuhi oleh Akuntan Publik dalam
pemberian jasanya.
• Diterbitkan IAPI sebagai APAP

Standar Jasa Terkait


Kerangka untuk Perikatan Asurans (seri SJT 4000)

Standar Audit (seri SA 200- Standar Perikatan Reviu Standar Perikatan Asurans
800) (seri SPR 2400) (seri SPA 3000)
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK

• KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK – 1 OKTOBER 2008


• KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK – 1 JULI 2019
• KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK – APRIL 2020

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


PENGELOMPOKAN STANDAR AUDIT
STANDAR AUDIT

Penilaian Resiko Penggunaan Kesimpulan


Prinsip Umum
dan Respons Hasil Pekerjaan Audit dan Area Khusus
dan Tanggung Bukti Audit
Terhadap Resiko Pihak Lain Pelaporan
Jawab
Yang Dinilai

SA 200 SA 300 SA 500 SA 600 SA 700 SA 800

SA 210 SA 315 SA 501 SA 610 SA 705 SA 805

SA 220 SA 320 SA 505 SA 620 SA 706 SA 810

SA 230 SA 330 SA 510 SA 710

SA 240 SA 402 SA 520 SA 720

SA 250 SA 450 SA 530


SA 701
HAL AUDIT
SA 260 SA 540
UTAMA
(NEW)
SA 265 SA 550

SA 560

SA 570

SA 580
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
RISK ASSESSMENT
PHASE
TAHAPAN PROSES AUDIT – METODOLOGI RBA
TAHAPAN PROSES AUDIT – METODOLOGI RBA
TUJUAN AUDIT BERDASARKAN SA 200

Acuan:
Standar Audit (“SA”) 200
Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit

SA 200 ditulis dalam konteks audit atas laporan


keuangan yang dilakukan oleh auditor;
TUJUAN AUDIT BERDASARKAN SA 200
Dalam melaksanakan suatu audit atas laporan keuangan, tujuan keseluruhan
auditor adalah:
a. Memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara
keseluruhan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh
kecurangan maupun kesalahan, dan oleh karena itu memungkinkan auditor
untuk menyatakan opini atas apakah laporan keuangan disusun, dalam
semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku; dan

b. Menerbitkan laporan tentang laporan keuangan dan mengkomunikasikannya


(sebagaimana yang disyaratkan oleh SA) berdasarkan temuan auditor.
TUJUAN AUDIT BERDASARKAN SA 200

• Laporan keuangan adalah milik entitas, disusun oleh manajemen entitas dengan
pengawasan dari pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola;

• Keyakinan memadai merupakan suatu tingkat keyakinan tinggi, dan dapat diperoleh
ketika auditor telah mendapatkan bukti audi yang cukup dan tepat untuk
menurunkan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima;

• Keyakinan memadai bukan suatu tingkat keyakinan absolut;

• Konsep materialitas diterapkan oleh auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan


audit, serta dalam pengevaluasian dampak kesalahan penyajian dalam audit dan
kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, jika ada.
STANDAR AUDIT 240

Pokok-pokok utama:
1. Perbedaan utama Kecurangan dan Kesalahan adalah intensinya (Par 2);
2. Tanggung jawab utama untuk pencegahan dan pendeteksian kecurangan
berada pada dua pihak yaitu: (Par 4)
1. Pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola;
2. Manajemen
3. Tanggung jawab auditor adalah untuk memperoleh keyakinan memadai
apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan
penyajian material, yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan (Par 5);
4. Kewajiban bagi auditor untuk menjaga skeptisme profesional.
STANDAR AUDIT 300
Ruang Lingkup:
Mengatur tanggung jawab auditor untuk merencanakan audit
atas laporan keuangan.

Tujuan:
Agar audit dapat dilaksanakan dengan efektif.

Pokok-pokok utama:
1. Keterlibatan anggota tim perikatan utama;
2. Aktivitas awal perikatan;
3. Aktivitas perencanaan;
4. Dokumentasi;
5. Pertimbangan tambahan dalam perikatan tahun pertama.
STANDAR AUDIT 300
DOKUMENTASI SA 300

Auditor harus memasukan ke dalam dokumentasi audit, hal-hal berikut


ini:
a. Strategi audit secara keseluruhan;
b. Rencana Audit, dan;
c. Setiap perubahan signifikan yang dilakukan selama perikatan audit
terhadap strategi audit atau rencana audit secara keseluruhan, dan
alasan atas perubahan tersebut. (Ref. Par. A16-A19)
RISK ASSESSMENT (PERENCANAAN)
• LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN AUDIT

SA 200 :Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan


RISK ASSESSMENT Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit
SA 240: Tanggung Jawab Auditor Terkait Kecurangan
Dalam Laporan Keuangan

PRE-ENGAGEMENT SA 300: Perencanaan suatu


audit atas laporan keuangan

SA 315: Pengidentifikasian dan


IDENTIFY AND ASSESS penilaian risiko kesalahan
RISK penyajian material melalui
pemahaman entitas dan
lingkungannya

SA 320: Materialitas dalam


tahap perencanaan dan
pelaksanaan audit
STANDAR AUDIT 315
Ruang Lingkup:
Mengatur tanggung jawab auditor untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian
material dalam laporan keuangan, melalui pemahaman atas entitas dan lingkungannya, termasuk
pengendalian entitas.
Tujuan:
Untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material, apakah karena
kecurangan atau kesalahan, pada tingkat laporan keuangan dan asersi, melalui pemahaman atas
entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas, oleh karena itu menyediakan
suatu dasar untuk merancang dan mengimplementasikan respons terhadap risiko yang ditetapkan
atas kesalahan penyajian material tersebut.
Pokok-pokok utama:
1. Prosedur penilaian risiko dan aktivitas terkait;
2. Pemahaman atas entitas dan lingkungannya yang diharuskan, termasuk pengendalian
internal entitas;
3. Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material;
4. Dokumentasi;
RISK ASSESSMENT
PHASE
-
AUDIT RISK
DETERMINATION
RISK ASSESSMENT (PERENCANAAN)
Risiko audit adalah risiko IDENTIFY AND ASSESS
dimana auditor menyatakan RISK
opini yang tidak tepat
ketika laporan keuangan
mengandung kesalahan
penyajian material. AUDIT
RISK (AR)
Tujuan auditor: mengurangi
risiko audit pada suatu
tingkat rendah yang dapat
diterima (acceptably low
level). RMM (terletak pada entitas) terletak pada auditor

INHERENT RISK CONTROL RISK DETECTION RISK


(IR) (CR) (DR)
KONSEP RISIKO
Risiko Bawaan (Inherent Risk)

Risiko Bisnis (Business Risk)

Risiko Pengendalian (Control Risk)

Risiko Salah Saji Material (RoMM)

Risiko Pendeteksian (Detection Risk)


© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
RISK ASSESSMENT (PERENCANAAN)
AUDIT RISK

INHERENT RISK CONTROL RISK DETECTION


(IR) (CR) RISK (DR)

UNDERTANDING UNDERSTANDING AUDITOR RESPONSE


THE ENTITY (UTE) INTERNAL CONTROL THROUGH AUDIT
(UIC) PROCEDURES
UNDERTANDING THE
BUSINESS (UTB)

PRELIMINARY
ANALYTICAL REVIEW
(PAR)
RISK ASSESSMENT (PERENCANAAN)

Inherent Risk merupakan risiko adanya kemungkinan salah saji sebelum


memperhitungkan efektivitas pengendalian intern.

Control Risk merupakan risiko adanya kemungkinan salah saji yang


tidak terdeteksi atau tercegah oleh struktur pengendalian intern klien.

Detection Risk merupakan risiko bahwa bukti audit yang dikumpulkan


gagal menemukan salah saji yang melampaui batas yang dapat ditolerir.
RISIKO AUDIT – INHERENT RISK
INHERENT RISK
(IR)

Faktor yang mempengaruhi Inherent Risk (Risiko Bawaan):

• Nature dari bisnis klien;


• Hasil audit tahun lalu;
• Penugasan tahun pertama atau berulang;
• Pihak berelasi;
• Transaksi tidak rutin;
• Jumlah populasi;
RISIKO AUDIT
• Hal yang harus dipertimbangkan:
– UTB merupakan bagian dari UTE;
– Bentuk hukum klien (PT,CV,Firma,Partnership, INHERENT RISK
dll); (IR)
– Struktur organisasi/Grup klien;
– Struktur kepemilikan klien (Tbk, Private,
Government/BUMN); UNDERTANDING THE
– Bidang industri klien; ENTITY (UTE)
– Nature bisnis klien;
– Peraturan perundangan yang berlaku di UNDERTANDING THE
negara tempat klien; BUSINESS (UTB)
– Pemahaman siklus bisnis utama klien;
– Karakteristik keuangan klien;
– Transaksi dengan pihak-pihak berelasi klien; PRELIMINARY
ANALYTICAL REVIEW
– Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi (PAR)
klien;
UNDERSTANDING THE ENTITY (UTE)
Fraud risk

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


RISIKO AUDIT – CONTROL RISK
CONTROL RISK
(CR)

Faktor yang mempengaruhi Control Risk;


Komitmen dan integ (Risiko Pengendalian):
• Desain dari Internal Control Perusahaanritas dari manajemen;
• Rentang kendali rantai komando;
• Sejarah fraud yang pernah terjadi (jika ada);
• Hasil temuan Divisi Internal Audit (Jika ada).
RISIKO AUDIT
CONTROL RISK
(CR)

UNDERSTANDING
INTERNAL CONTROL SYSTEM NOTES
(UIC)

CONTROL MATRIX TEST OF CONTROL


SUBSTANTIVE PENUH
(WALKTHROUGH)

SUBSTANTIVE
TERBATAS
UNDERSTANDING INTERNAL CONTROL (UIC)
UNDERSTANDING INTERNAL CONTROL (UIC)

• Pengendalian intern
dapat dibedakan menjadi
2 yaitu:

– Bersifat Pervasive
(Entity Level Control);

– Bersifat Spesifik
(Activity Level Control)
UNDERSTANDING INTERNAL CONTROL (UIC)

Auditor hanya diwajibkan untuk


memperoleh suatu pemahaman atas
pengendalian intern yang relevan
dengan audit (Control Activity
Relevant to Audit – CARA) (SA
315 Par 12)
SYSTEM NOTES, WALKTHROUGH,
TEST OF CONTROL

System Notes adalah pendokumentasian secara narasi proses/sistem bisnis


Perusahaan atas suatu siklus transaksi tertentu;

Walkthrough adalah penelusuran sistem/proses Perusahaan untuk memastikan


bahwa pengendalian yang tercatata benar-benar dilakukan;

Test of Control (Pengujian Pengendalian) adalah sebuah pengujian audit untuk


memastikan bahwa seluruh control / pengendalian yang relevan dengan audit
telah diimplementasikan dengan baik dan dapat diandalkan.
SYSTEM NOTES, WALKTHROUGH,
TEST OF CONTROL

Sebelum membuat system notes , walkthrough dan test of control, auditor perlu terlebih dahulu
menentukan siklus transaksi signifikan yang terdapat pada klien yang di audit. Siklus-siklus transaksi
penting dan umum yang dimiliki oleh setiap Perusahaan diantaranya:
• Siklus Penerimaan Uang / Siklus Penjualan / Siklus Pendapatan;
• Siklus Pengeluaran uang / Siklus Pembelian / Siklus COGS;
• Siklus Penggajian;
• Siklus Penutupan Pelaporan Laporan Keuangan (Financial Report Closing Process).

Siklus-siklus penting lainnya dapat berbeda berdasarkan jenis industry perusahaan, contoh:
• Siklus Treasury (khusus bagi Perusahaan yang mempunyai divisi Treasury, untuk perusahaan
kecil, biasanya siklus ini telah tergabung kedalam siklus penerimaan uang/pengeluaran uang;
• Siklus Pembiayaan
RISK OF MATERIAL
MISSTATEMENT
(RISIKO SALAH SAJI
MATERIAL)
RISK OF MATERIAL MISSTATEMENT
(RISIKO SALAH SAJI MATERIAL)

Potential RMM:
hal-hal yang diidentifikasi oleh tim audit, dimana berdasarkan pemahaman pada saat itu,
diyakini memiliki resiko salah saji material, baik karena kecurangan ataupun kesalahan.
RMM:
Potential RMM yang telah dinilai dan didiskusikan pada Agenda Diskusi Tim Perikatan dan
disepakati sebagai RMM terhadap laporan keuangan yang akan diberikan opini.
Significant RMM:
RMM yang berdasarkan pertimbangan professional auditor, dianggap memerlukan perhatian
audit khusus.
Engagement Level:
berpengaruh pervasive terhadap laporan keuangan secara keseluruhan
Assertion Level:
terkait dengan klasifikasi transaksi, jumlah/nilai akun atau penjelasan akun.
RISK OF MATERIAL MISSTATEMENT
(RISIKO SALAH SAJI MATERIAL)

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
RISK OF MATERIAL MISSTATEMENT
(RISIKO SALAH SAJI MATERIAL)
DUA TINGKAT RESIKO SALAH SAJI
MATERIAL (RMM)
PERTIMBANGAN DALAM PENENTUAN
TINGKAT RISIKO KLIEN

• Dalam menentukan tingkat risiko klien, beberapa hal


yang perlu diperhatikan diantaranya:
– Memahami nature bisnis dan entitas klien (dengan UTE,
UTB, PAR);
– Melakukan penilaian terhadap history fraud yang pernah
terjadi;
– Menilai kelangsungan usaha klien (Going Concern
Consideration);
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
RISK ASSESSMENT PHASE
-
MATERIALITY
DETERMINATION

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


STANDAR AUDIT 320 - MATERIALITAS
Ruang Lingkup:
Mengatur tanggung jawab auditor untuk menerapkan konsep materialitas
dalam perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan.

Tujuan:
Agar auditor dapat menerapkan konsep materialitas secara tepat dalam
perencanaan dan pelaksanaan audit.

Pokok-pokok utama:
1. Penentuan materialitas dan materialitas pelaksanaan dalam
perencanaan audit;
2. Revisi sejalan dengan progress audit;
3. Dokumentasi;
KONSEP MATERIALITAS
Apa itu Materialitas?

“Suatu jumlah yang besar dimana apabila terjadi


penyimpangan/kesalahan penyajian sejumlah tersebut, akan
mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil berdasarkan laporan
keuangan oleh pengguna laporan keuangan tersebut.”

Pertimbangan materialitas:
Memperhitungkan berbagai kondisi yang melingkupinya dan
dipengaruhi oleh ukuran atau sifat kesalahan penyajian, atau kombinasi
keduanya (SA 320, Par 2)
KONSEP MATERIALITAS
Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait materialitas:
1. Membutuhkan pertimbangan professional;
2. Bersifat relative (tidak absolut);
3. Ditentukan pada tahap perencanaan dan pelaksanaan audit
serta pada saat mengevaluasi dampak kesalahan penyajian
yang teridentifikasi dalam audit dan kesalahan penyajian yang
tidak dikoreksi, jika ada, terhadap laporan keuangan dan pada
saat merumuskan opini dalam laporan auditor (Par. A1);
4. Bersifat akumulatif (tidak terpisah/sendiri-sendiri);
5. Tidak ditentukan besaran / nilainya oleh Standar Audit;
6. Dapat berubah seiring dengan progress audit.
KONSEP MATERIALITAS

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


PENENTUAN MATERIALITAS

MATERIALITAS

OVERALL
PERFORMANCE CLEARLY TRIVIAL
MATERIALITY
MATERIALITY (PM) (CT)
(OM)

TINGKAT LAPORAN
TINGKAT AKUN DAPAT DIABAIKAN
KEUANGAN
PENENTUAN MATERIALITAS
Faktor-faktor dalam mempertimbangkan basis (tolak ukur) untuk penentuan
materialitas:
• Unsur-unsur laporan keuangan (contoh: aset, liabilitas, ekuitas,
pendapatan, beban);
• Apakah terdapat unsur-unsur yang menjadi perhatian khusus para
pengguna laporan keuangan suatu entitas tertentu (contoh: untuk tujuan
pengevaluasian kinerja keuangan, pengguna laporan keuangan
cenderung akan fokus pada laba, pendapatan ataupun aset bersih);
• Sifat entitas, posisi entitas dalam siklus hidupnya, dan industri serta
lingkungan ekonomi yang di dalamnya entitas tersebut beroperasi:
• Struktur kepemilikan dan pendanaan entitas (contoh: jika pendanaan
sebuah entitas hanya dari hutang dan bukan dari ekuitas, maka
pengguna laporan keuangan akan lebih menekankan pada aset dan
klaim atas asset tersebut daripada pendapatan entitas);
PENENTUAN MATERIALITAS
PENENTUAN MATERIALITAS
PENENTUAN MATERIALITAS
DOKUMENTASI SA 320
Auditor harus memasukkan ke dalam dokumentasi auditnya jumlah-
jumlah dibawah ini beserta faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
penentuannya:
• Materialitas untuk laporan keuangan keseluruhan (Overall
Materiality) (Par.10);
• Jika berlaku, tingkat materialitas untuk tingkat golongan transaksi,
saldo akun atau pengungkapan tertentu;
• Materialitas pelaksanaan (Performance Materiality); (Par. 11)
• Revisi yang dibuat sejalan dengan progress audit (Par 12-13)
RISK RESPONSES PHASE –
DESIGN AUDIT PROCEDURES

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


RISK RESPONSES
Design Audit Response

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mendesain prosedur audit diantaranya:


1. Menentukan akun Material / Tidak Material berdasarkan Performance Materiality;
2. Menentukan asersi manajemen yang ingin diyakini terhadap akun yang diaudit yaitu;
• Completeness;
• Existence;
• Accuracy and Cut Off;
• Valuation;
• Presentation;
• Right and Obligation.
3. Menentukan RMM Level untuk setiap akun yang MATERIAL (berdasarkan hasil ETD);
4. Menentukan kombinasi prosedur yang dipakai (TOC/SAP/OSP).
JENIS-JENIS PROSEDUR AUDIT
PROSEDUR
AUDIT

SUBSTANTIVE
SYSTEM NOTES TEST

WALKTHROUGH
SUBSTANTIVE OTHER
ANALYTICAL SUBTANTIVE
PROCEDURES PROCEDURES
(SAP) (OSP)
TEST OF
CONTROL
CONTOH PROSEDUR AUDIT
TEST OF CONTROL SUBSTANTIVE ANALYTICAL OTHER SUBTANTIVE PROCEDURES
PROCEDURES

SIKLUS PENJUALAN ANALISIS MARGIN PERUSAHAAN KONFIRMASI

SIKLUS PEMBELIAN ANALISIS TREND PENJUALAN WAWANCARA

SIKLUS PENGGAJIAN ANALISIS RATIO KEUANGAN INSPEKSI


PERUSAHAAN
SIKLUS PELAPORAN KEUANGAN ANALISIS VERTIKAL DAN ATAU ANALISIS OBSERVASI
(FINANCIAL REPORT CLOSING PROCESS HORIZONTAL
– FRCP) PENGHITUNGAN ULANG (RE-
CALCULATION)

SIKLUS PEMBIAYAAN EQUALISASI PPN TERHADAP STOCK OPNAME / CASH COUNT


PENJUALAN
PELAKSANAAN KEMBALI (RE-
PERFORMANCE)
RESPON TERHADAP RMM YANG TELAH DINILAI
RISK RESPONSES PHASE –
SUBSTANTIVE ANALYTICAL
PROCEDURES

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


USE OF PROFESSIONAL JUDGEMENT IN
DEVELOPING EXPECTATIONS

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


CONSIDERATION
IN DESIGNING
MIX OF AUDIT
PROCEDURES

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


RISK RESPONSES
PROCEDURES
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
Subtantive Analytical Procedures

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


Subtantive Analytical Procedures

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


Subtantive Analytical Procedures

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


Subtantive Analytical Procedures

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


Subtantive Analytical Procedures

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


Example of effective Subtantive Analytical
Procedures

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


Other Analytical Procedures

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


Example of effective Subtantive Analytical
Procedures

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


RISK RESPONSES PHASE –
SUBSTANTIVE ANALYTICAL
PROCEDURES
(Practical Guidance)

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


Subtantive Analytical Procedures (Practical Guidance)

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


Subtantive Analytical Procedures (Practical Guidance)

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


Auditors
Toolbox

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


Auditors Toolbox

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


Subtantive Analytical Procedures (Practical Guidance)

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


Subtantive Analytical Procedures (Practical Guidance)

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


Subtantive Analytical Procedures (Practical Guidance)

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


Subtantive Analytical Procedures (Practical Guidance)

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


Subtantive Analytical Procedures (Practical Guidance)

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


EXAMPLE IN DETERMINING AUDIT RESPONSE

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


EXAMPLE IN DETERMINING AUDIT RESPONSE

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


EXAMPLE IN DETERMINING AUDIT RESPONSE

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
EXAMPLE OF SUBSTANTIVE ANALYTICAL PROCEDURES

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
RISK RESPONSES PHASE -
SAMPLING AUDIT

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


SAMPLING AUDIT (SA 530)
• Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari
100% unsur dalam suatu populasi audit yang relevan sedemikian rupa
sehingga semua unit sampling memiliki peluang yang sama untuk dipilih
untuk memberikan basis memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan
tentang populasi secara keseluruhan.

• Terdapat dua risiko dalam audit:


– Risiko non-sampling;
– Risiko sampling
SAMPLING AUDIT (SA 530)
• Risiko non-sampling adalah risiko bahwa auditor mencapai suatu
kesimpulan yang salah dengan alasan apapun yang tidak terkait
dengan risiko sampling;

• Risiko sampling adalah risiko bahwa kesimpulan auditor yang


didasarkan pada suatu sampel dapat berbeda dengan kesimpulan
jika prosedur audit yang sama diterapkan pada keseluruhan
populasi.
SAMPLING AUDIT (SA 530)
• Risiko sampling dapat menimbulkan 2 jenis kesimpulan yang salah: (SA 530, Par 5c)
1. Dalam suatu pengujian pengendalian, pengendalian tersebut lebih efektif dari kelihatannya, atau
dalam suatu pengujian rinci, suatu kesalahan penyajian material tidak ada padahal dalam
kenyataannya ada;
• Tipe kesimpulan salah ini mempengaruhi efektifitas audit dan mempunyai kemungkinan lebih
besar untuk menyebabkan suatu opini audit yang tidak tepat

2. Dalam suatu pengujian pengendalian, pengendalian tersebut kurang efektif daripada


kenyataannya, atau dalam suatu pengujian rinci, terdapat kesalahan penyajian material, padahal
kenyataannya tidak.
• Tipe kesimpulan salah ini mempengaruhi efisiensi audit yang biasanya akan menyebabkan
adanya pekerjaan tambahan untuk menetapkan bahwa kesimpulan semula adalah tidak benar.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


TIPE SAMPLING AUDIT
1. SAMPLING STATISTIK yaitu suatu pendekatan sampling yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
• Pemilihan unsur-unsur sampel dilaksanakan secara acak;
• Penggunaan teori probabilitas untuk menilai hasil sampel, termasuk untuk
mengukur risiko sampling.

2. SAMPLING NON-STATISTIK yaitu pendekatan sampling yang tidak memiliki


karakteristik-karakteristik di atas.
MONETARY UNIT SAMPLING
MONETARY UNIT SAMPLING
MONETARY UNIT SAMPLING
Tahapan Monetary Unit Sampling (MUS):
1. Keluarkan unsur yang bernilai tinggi (key items)
dari populasi;

2. Keluarkan unsur yang bernilai negatif (abnormal


balance) dari populasi;

3. Hitung sampling interval;

4. Hitung ukuran sampel.


MONETARY UNIT SAMPLING
MONETARY
UNIT
SAMPLING
MONETARY UNIT SAMPLING
MONETARY
UNIT
SAMPLING
MONETARY
UNIT
SAMPLING
MONETARY UNIT SAMPLING
MONETARY UNIT SAMPLING
MONETARY UNIT SAMPLING
MONETARY
UNIT
SAMPLING
CASE STUDY /
ILUSTRATION

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


CASE STUDY A

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


CASE STUDY A
(CONTINUED)

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


CASE STUDY A
(CONTINUED)

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


CASE STUDY A
(CONTINUED)

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


CASE STUDY A
(CONTINUED)

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


CASE STUDY B
CASE
STUDY B
CASE
STUDY
B
CASE STUDY B
CASE STUDY C
PT X adalah Perusahaan yang memproduksi dan menjual batubara;
Berikut Potongan Figur Laba Rugi PT X untuk tahun 2020 dan 2019:
CASE STUDY C
Analisa awal auditor atas hasil Preliminary Analytical Review (PAR):
1. Terdapat penurunan signifikan dari nilai penjualan tahun 2020 sebanyak 37% akan
tetapi HPP tidak mengalami penurunan signifikan, nilai hpp hanya turun sebesar 1%
dari tahun sebelumnya;
2. Terdapat indikasi adanya Understatement dari nilai Penjualan tahun 2020 atau
overstatement di HPP;
3. Terdapat penurunan signifikan pada beban penjualan sebesar 50,6%;
4. Terdapat pergerakan signifikan pada akun beban/penghasilan lainnya pada tahun 2020;
5. Terdapat peningkatan jumlah volume penjualan batubara pada tahun 2020;
CASE STUDY C
Informasi yang didapat auditor setelah melakukan inquiry dengan manajemen:
1. Harga batubara pada tahun 2020 menurun signifikan pada kisaran harga rata-
rata USD50 per Metrik Ton;
2. Harga batubara pada tahun 2019 berada pada kisaran harga rata-rata USD100
per Metrik Ton;
3. Produksi Batubara tahun 2020 adalah 240.000 MT dan tahun 2019 adalah
195.000 MT;
4. Pada awal tahun 2020, Perusahaan melakukan produksi batubara secara
signifikan karena potensi harga batubara yang bagus di tahun 2019
5. Pada bulan Maret 2020, WHO mengumumkan Pandemi Covid-19 di seluruh
dunia termasuk Indonesia dan menyebabkan penurunan harga batubara secara
drastis;
6. Terjadi pengurangan pegawai yang signifikan karena Pandemi Covid-19;
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
CASE STUDY C
Analisis yang auditor dapat lakukan:

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


CASE
STUDY C
Analisis yang auditor
dapat lakukan:

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


CASE STUDY D
PT M adalah Perusahaan distributor Rokok;
Berikut Potongan Figur Laba Rugi PT M untuk tahun 2017 dan 2016:

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


CASE STUDY D

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


CASE STUDY D

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


CASE STUDY D

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


REPORTING PHASE

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


REPORTING
• LANGKAH-LANGKAH REPORTING

REPORTING

EVALUATING AUDIT SA 560, 570, 600


EVIDENCE

FORMING OPINION SA 700, 705, 706, 710, 720


STANDAR AUDIT 700
Ruang Lingkup:
Mengatur tanggung jawab auditor untuk dalam merumuskan opini atas laporan keuangan. SA ini juga mengatur bentuk
dan isi laporan auditor yang diterbitkan sebagai suatu hasil audit atas laporan keuangan.

Tujuan:
Untuk merumuskan opini atas laporan keuangan berdasarkan suatu evaluasi atas kesimpulan yang ditarik dari bukti audit
yang diperoleh; dan
Untuk menyatakan suatu opini secara jelas melalui suatu laporan tertulis yang juga menjelaskan basis opini tersebut.

Pokok-pokok utama:
1. Respon keseluruhan;
2. Prosedur audit sebagai respon atas risiko salah saji material yang dinilai pada tingkat asersi;
3. Kecukupan penyajian dan pengungkapan;
4. Evaluasi terhadap kecukupan dan ketepatan bukti audit;
5. Dokumentasi
STANDAR AUDIT 700 (lanjutan)
Pokok-pokok utama:
1. Perumusan opini atas laporan keuangan;
2. Bentuk opini;
➢ Auditor harus menyatakan opini tanpa modifikasian bila auditor menyimpulkan bahwa
laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku.
➢ Jika auditor:
✓ Menyimpulkan berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara keseluruhan
tidak bebas dari kesalahan penyajian material; atau
✓ Tidak dapat memproleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material.
Maka auditor HARUS MEMODIFIKASI opininya dalam laporan auditor independent berdasarkan
SA 705

3. Laporan auditor
STANDAR AUDIT 700 (lanjutan)
REPORTING (FORMING OPINION)
PENENTUAN OPINI (LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN)
WAJAR DENGAN PENGECUALIAN TIDAK WAJAR
TIDAK PERVASIF PERVASIF

TERDAPAT SALAH SAJI MATERIAL TERDAPAT SALAH SAJI MATERIAL

BUKTI CUKUP BUKTI CUKUP

TIDAK PERVASIF PERVASIF

TIDAK TERDAPAT SALAH SAJI MATERIAL TERDAPAT SALAH SAJI MATERIAL

BUKTI CUKUP BUKTI TIDAK CUKUP


ILUSTRASI OPINI UNMODIFIED
(DRAFT EXPOSURE SA 700)

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
• ILUSTRASI OPINI
UNMODIFIED DENGAN
GOING CONCERN ISSUE

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


ILUSTRASI OPINI MODIFIED
(DRAFT EXPOSURE SA 700)

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
STANDAR AUDIT
701
(DRAFT
EXPOSURE)
ILUSTRASI OPINI UNMODIFIED
DENGAN PENEKANAN SUATU HAL,
HAL LAIN, DAN HAL AUDIT UTAMA
(DRAFT EXPOSURE SA 706)

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


PENEKANAN SUATU HAL DAN HAL LAIN
PENEKANAN SUATU HAL (EMPHASIS
OF MATTER)
Ada hal spesifik yang diinginkan untuk diketahui pengguna laporan keuangan;

Dijelaskan pada CALK

Tidak Merubah Opini

HAL LAIN (OTHER MATTER)


Ada hal spesifik yang diinginkan untuk diketahui pengguna laporan keuangan;

TIDAK dijelaskan pada CALK

Tidak Merubah Opini


© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

Anda mungkin juga menyukai