LAPORAN KEUANGAN
Oleh:
Rizki Damir Mustika, SE., Ak., CA., CPA., ASEAN CPA
Partner KAP Jamaludin, Ardi, Sukimto dan Rekan
(Member of Audittrust International)
Standar Audit (seri SA 200- Standar Perikatan Reviu Standar Perikatan Asurans
800) (seri SPR 2400) (seri SPA 3000)
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK
SA 560
SA 570
SA 580
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
RISK ASSESSMENT
PHASE
TAHAPAN PROSES AUDIT – METODOLOGI RBA
TAHAPAN PROSES AUDIT – METODOLOGI RBA
TUJUAN AUDIT BERDASARKAN SA 200
Acuan:
Standar Audit (“SA”) 200
Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit
• Laporan keuangan adalah milik entitas, disusun oleh manajemen entitas dengan
pengawasan dari pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola;
• Keyakinan memadai merupakan suatu tingkat keyakinan tinggi, dan dapat diperoleh
ketika auditor telah mendapatkan bukti audi yang cukup dan tepat untuk
menurunkan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima;
Pokok-pokok utama:
1. Perbedaan utama Kecurangan dan Kesalahan adalah intensinya (Par 2);
2. Tanggung jawab utama untuk pencegahan dan pendeteksian kecurangan
berada pada dua pihak yaitu: (Par 4)
1. Pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola;
2. Manajemen
3. Tanggung jawab auditor adalah untuk memperoleh keyakinan memadai
apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan
penyajian material, yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan (Par 5);
4. Kewajiban bagi auditor untuk menjaga skeptisme profesional.
STANDAR AUDIT 300
Ruang Lingkup:
Mengatur tanggung jawab auditor untuk merencanakan audit
atas laporan keuangan.
Tujuan:
Agar audit dapat dilaksanakan dengan efektif.
Pokok-pokok utama:
1. Keterlibatan anggota tim perikatan utama;
2. Aktivitas awal perikatan;
3. Aktivitas perencanaan;
4. Dokumentasi;
5. Pertimbangan tambahan dalam perikatan tahun pertama.
STANDAR AUDIT 300
DOKUMENTASI SA 300
PRELIMINARY
ANALYTICAL REVIEW
(PAR)
RISK ASSESSMENT (PERENCANAAN)
UNDERSTANDING
INTERNAL CONTROL SYSTEM NOTES
(UIC)
SUBSTANTIVE
TERBATAS
UNDERSTANDING INTERNAL CONTROL (UIC)
UNDERSTANDING INTERNAL CONTROL (UIC)
• Pengendalian intern
dapat dibedakan menjadi
2 yaitu:
– Bersifat Pervasive
(Entity Level Control);
– Bersifat Spesifik
(Activity Level Control)
UNDERSTANDING INTERNAL CONTROL (UIC)
Sebelum membuat system notes , walkthrough dan test of control, auditor perlu terlebih dahulu
menentukan siklus transaksi signifikan yang terdapat pada klien yang di audit. Siklus-siklus transaksi
penting dan umum yang dimiliki oleh setiap Perusahaan diantaranya:
• Siklus Penerimaan Uang / Siklus Penjualan / Siklus Pendapatan;
• Siklus Pengeluaran uang / Siklus Pembelian / Siklus COGS;
• Siklus Penggajian;
• Siklus Penutupan Pelaporan Laporan Keuangan (Financial Report Closing Process).
Siklus-siklus penting lainnya dapat berbeda berdasarkan jenis industry perusahaan, contoh:
• Siklus Treasury (khusus bagi Perusahaan yang mempunyai divisi Treasury, untuk perusahaan
kecil, biasanya siklus ini telah tergabung kedalam siklus penerimaan uang/pengeluaran uang;
• Siklus Pembiayaan
RISK OF MATERIAL
MISSTATEMENT
(RISIKO SALAH SAJI
MATERIAL)
RISK OF MATERIAL MISSTATEMENT
(RISIKO SALAH SAJI MATERIAL)
Potential RMM:
hal-hal yang diidentifikasi oleh tim audit, dimana berdasarkan pemahaman pada saat itu,
diyakini memiliki resiko salah saji material, baik karena kecurangan ataupun kesalahan.
RMM:
Potential RMM yang telah dinilai dan didiskusikan pada Agenda Diskusi Tim Perikatan dan
disepakati sebagai RMM terhadap laporan keuangan yang akan diberikan opini.
Significant RMM:
RMM yang berdasarkan pertimbangan professional auditor, dianggap memerlukan perhatian
audit khusus.
Engagement Level:
berpengaruh pervasive terhadap laporan keuangan secara keseluruhan
Assertion Level:
terkait dengan klasifikasi transaksi, jumlah/nilai akun atau penjelasan akun.
RISK OF MATERIAL MISSTATEMENT
(RISIKO SALAH SAJI MATERIAL)
Tujuan:
Agar auditor dapat menerapkan konsep materialitas secara tepat dalam
perencanaan dan pelaksanaan audit.
Pokok-pokok utama:
1. Penentuan materialitas dan materialitas pelaksanaan dalam
perencanaan audit;
2. Revisi sejalan dengan progress audit;
3. Dokumentasi;
KONSEP MATERIALITAS
Apa itu Materialitas?
Pertimbangan materialitas:
Memperhitungkan berbagai kondisi yang melingkupinya dan
dipengaruhi oleh ukuran atau sifat kesalahan penyajian, atau kombinasi
keduanya (SA 320, Par 2)
KONSEP MATERIALITAS
Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait materialitas:
1. Membutuhkan pertimbangan professional;
2. Bersifat relative (tidak absolut);
3. Ditentukan pada tahap perencanaan dan pelaksanaan audit
serta pada saat mengevaluasi dampak kesalahan penyajian
yang teridentifikasi dalam audit dan kesalahan penyajian yang
tidak dikoreksi, jika ada, terhadap laporan keuangan dan pada
saat merumuskan opini dalam laporan auditor (Par. A1);
4. Bersifat akumulatif (tidak terpisah/sendiri-sendiri);
5. Tidak ditentukan besaran / nilainya oleh Standar Audit;
6. Dapat berubah seiring dengan progress audit.
KONSEP MATERIALITAS
MATERIALITAS
OVERALL
PERFORMANCE CLEARLY TRIVIAL
MATERIALITY
MATERIALITY (PM) (CT)
(OM)
TINGKAT LAPORAN
TINGKAT AKUN DAPAT DIABAIKAN
KEUANGAN
PENENTUAN MATERIALITAS
Faktor-faktor dalam mempertimbangkan basis (tolak ukur) untuk penentuan
materialitas:
• Unsur-unsur laporan keuangan (contoh: aset, liabilitas, ekuitas,
pendapatan, beban);
• Apakah terdapat unsur-unsur yang menjadi perhatian khusus para
pengguna laporan keuangan suatu entitas tertentu (contoh: untuk tujuan
pengevaluasian kinerja keuangan, pengguna laporan keuangan
cenderung akan fokus pada laba, pendapatan ataupun aset bersih);
• Sifat entitas, posisi entitas dalam siklus hidupnya, dan industri serta
lingkungan ekonomi yang di dalamnya entitas tersebut beroperasi:
• Struktur kepemilikan dan pendanaan entitas (contoh: jika pendanaan
sebuah entitas hanya dari hutang dan bukan dari ekuitas, maka
pengguna laporan keuangan akan lebih menekankan pada aset dan
klaim atas asset tersebut daripada pendapatan entitas);
PENENTUAN MATERIALITAS
PENENTUAN MATERIALITAS
PENENTUAN MATERIALITAS
DOKUMENTASI SA 320
Auditor harus memasukkan ke dalam dokumentasi auditnya jumlah-
jumlah dibawah ini beserta faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
penentuannya:
• Materialitas untuk laporan keuangan keseluruhan (Overall
Materiality) (Par.10);
• Jika berlaku, tingkat materialitas untuk tingkat golongan transaksi,
saldo akun atau pengungkapan tertentu;
• Materialitas pelaksanaan (Performance Materiality); (Par. 11)
• Revisi yang dibuat sejalan dengan progress audit (Par 12-13)
RISK RESPONSES PHASE –
DESIGN AUDIT PROCEDURES
SUBSTANTIVE
SYSTEM NOTES TEST
WALKTHROUGH
SUBSTANTIVE OTHER
ANALYTICAL SUBTANTIVE
PROCEDURES PROCEDURES
(SAP) (OSP)
TEST OF
CONTROL
CONTOH PROSEDUR AUDIT
TEST OF CONTROL SUBSTANTIVE ANALYTICAL OTHER SUBTANTIVE PROCEDURES
PROCEDURES
REPORTING
Tujuan:
Untuk merumuskan opini atas laporan keuangan berdasarkan suatu evaluasi atas kesimpulan yang ditarik dari bukti audit
yang diperoleh; dan
Untuk menyatakan suatu opini secara jelas melalui suatu laporan tertulis yang juga menjelaskan basis opini tersebut.
Pokok-pokok utama:
1. Respon keseluruhan;
2. Prosedur audit sebagai respon atas risiko salah saji material yang dinilai pada tingkat asersi;
3. Kecukupan penyajian dan pengungkapan;
4. Evaluasi terhadap kecukupan dan ketepatan bukti audit;
5. Dokumentasi
STANDAR AUDIT 700 (lanjutan)
Pokok-pokok utama:
1. Perumusan opini atas laporan keuangan;
2. Bentuk opini;
➢ Auditor harus menyatakan opini tanpa modifikasian bila auditor menyimpulkan bahwa
laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku.
➢ Jika auditor:
✓ Menyimpulkan berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara keseluruhan
tidak bebas dari kesalahan penyajian material; atau
✓ Tidak dapat memproleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material.
Maka auditor HARUS MEMODIFIKASI opininya dalam laporan auditor independent berdasarkan
SA 705
3. Laporan auditor
STANDAR AUDIT 700 (lanjutan)
REPORTING (FORMING OPINION)
PENENTUAN OPINI (LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN)
WAJAR DENGAN PENGECUALIAN TIDAK WAJAR
TIDAK PERVASIF PERVASIF