Anda di halaman 1dari 35

AUDIT BERBASIS

INTERNATIONAL STANDARD
ON AUDITING (ISA)
Hello!
I am Nanda Munidewi

I am here because I love to give


presentations.

You can find me at:


budhandanda1990@gmail.com
081334307615
1
Bagaimana ISA
diimplementasikan di Indonesia

International Standards on Auditing
(ISA) merupakan standar audit terbaru yang telah
diadopsi di Indonesia.
Adopsi ini dilakukan untuk memenuhi jawaban
atas Statement of Membership Obligation and
International Federation of Accountants.
 Per 1 Januari 2013, Akuntan Publik wajib
melakukan audit atas laporan keuangan emiten
berdasarkan standar yang baru ini.
Aplikasi ISA diwujudkan melalui revisi terhadap
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

Penerapan International Standard on Auditing
dikarenakan: 1) Integrasi pasar dunia dan
2) Skandal-skandal keuangan besar (Enron, Xerox,
Parmalat, Lehman Brothers) menuntut
pendekatan audit yang berbeda
Latar Belakang ISA
✔ Adopsi ISA melalui revisi SPAP oleh IAPI adalah
dalam rangka menjalankan amanah UU No 5
tahun 2011 tentang Akuntan Publik.
✔ Indonesia, sebagai bagian dari G20 dan IFAC,
berkomitmen untuk sepenuhnya mengadopsi
ISA pada 1 Januari 2013
✔ Konsekuensi dari adopsi ISA adalah perubahan
mendasar terhadap cara pandang, cara
berpikir dan cara bekerja auditor di Indonesia
✔ Benarkah dengan mengadopsi ISA kualitas
informasi keuangan di Indonesia akan lebih
baik?
SEJARAH ISA
2002
The IAPC was
1991 reconstituted as 2013
IAPC’s the International Indonesia
guidelines re- Auditing and adopted ISA
codified as Assurance
International Standards Board
1979 Standards on (IAASB);
International Auditing (ISAs) 2008
Auditing Clarity Project Completed
Guideline, 2007
Objectives, IAASB issued third
Scope of The version of Objectives
Financial and Scope of the Audit
1998
Statements of Financial Statements
IFAC survey found more
than 70 countries
worldwide had adopted More than 100
IAPC standards or use countries has
them as a basis for adopted ISA
national standards

1978
International
Auditing Practice Committee (IAPC)
KECURANGAN GLOBAL – ACFE GLOBAL FRAUD STUDIES
KETERANGAN 2012 2010
Jumlah kasus yang disurvei
Kasus yang global 1.388 1.843
Kasus Asia 204 298
Kasus Indonesia 20 27
Kerugian rata-rata (median loss) secara global
Dari jumlah pendapatan (% of revenue) 5% 5%
Jika diproyeksikan terhadap Gross World Product (US$ triliun) $3.5 triliun $2.9 triliun
Frekuensi Kecurangan secara global
Penjarahan aset (aset misappropriation) 86.7% 86.3%
Korupsi (corruption) 33.4% 32.8%
Manipulasi laporan keuangan (fraudulent financial statements) 7.6% 4.8%
Kerugian rata-rata (median loss) secara global – US ribuan
Manipulasi laporan keuangan $1.000 $4.100
Korupsi $250 $250
Penjarahan aset $120 $135
Manipulasi laporan keuanga n
Dilakukan berapa lama sebelum terdeteksi 24 bulan 27 bulan
Kecurangan secara menyeluruh, terdeteksi
Secara kebetulan (by accident) 7% 8.3%
oleh External Audit 3.3% 4.6%
Titik Kritis Audit
PENERIMAAN KLIEN, PEMAHAMAN BISNIS,
PENENTUAN MATERIALITAS
-Tuanakotta, Berpikir Kritis dalam Auditing
2
ISA vs STANDAR LAMA
Apa yang membedakan ISA
dengan Standar Lama?
1. Penekanan pada Audit Berbasis Risiko
2. Perubahan dari Rules based ke Principle
Based
3. Berpaling dari model matematis
4. Menekankan pada Kearifan Profesional
(professional judgement)
5. Melibatkan peran Those Charged With
Governance (TCWG) – ISA menekankan berbagai
kewajiban entitas dan manajemen. Namun pada
perkembangannya dibutuhkan orang atau lembaga yang
memiliki wewenang cukup untuk mengawasi entitas.
Merekalah yang disebut TCWG.
Standar Audit Sebelumnya
Standar audit sebelum ISA membagi standar
audit dalam tiga kategori yakni Standar
Umum, Standar Pekerjaan Lapangan dan
Standar Pelaporan.
Namun standar-standar yang disajikan dalam
SPAP berbasasis ISA sudah mencerminkan
proses pengerjaan auditing yang dibagi ke
dalam enam bagian dan 36 standar
(Tuanakotta, 2013).
3
POKOK BAHASAN ISA
Apa saja yang menjadi
pembahasan dalam ISA?
1. Audit of Historical Financial Information
2. Audits and Reviews of Historical Financial
Information (audit dan review atas informasi
keuangan historis)
3. Assurance Engagements other than Audits or
Reviews of Historical Financial Information
(penugasan selain audit atau review)
4. Related Services (jasa-jasa terkait)
5. International Standards on Quality Control
(Standar Internasional mengenai pengendalian
mutu)
Nomor atau Indeks

Audits of Historical Financial Information


200 – 299 General Principles and Responsibilities
300 – 499 Risk Assessment and Response To Assessed Risk
500 – 599 Audit Evidence
600 – 699 Using the Work of Others
700 – 799 Audit Conclusion and Reporting
800 – 899 Specialized Areas

Audits and Reviews of Historical Financial Information


1000 – 1100 International Auditing Practices Statements (IAPSs)
2000 – 2699 International Standards on Review Engagements (ISREs)

Assurance Engagements Other Than Audits or


Reviews of Historical Financial Information
3000 – 3699 International Standards on Assurance Engagement (ISAEs)

Related Services
4000 – 4699 International Standards On Related Services (ISRSs)
International Standards on Quality Control (ISQCs)
SPAP BERBASIS ISA
A. 200-209: Prinsip-prinsip B. 300-499: Penilaian Risiko C. 500-599: Bukti Audit
Umum dan Tanggung dan Respons terhadap 15. SA 550: bukti audit
Jawab Risiko yang telah Dinilai 16. SA 501: bukti audit-
1. SA 200: tujuan keseluruhan 9. SA 300: perencanaan pertimbangan spesifik atas
auditor independen dan
suatu audit laporan unsur pilihan
pelaksanaan audit
keuangan 17. SA 505: konfirmasi
berdasarkan standar
perikatan audit 10. SA 315: pengidentifikasian eksternal
2. SA 210: persetujuan atas dan penilaian risiko salah 18. SA 510: perikatan audit
syarat-syarat perikatan audit saji material. tahun pertama-saldo awal
3. SA 220: pengendalian mutu 11. SA 320: materialitas dalam 19. SA 520: prosedur analitis
untuk audit atas laporan perencanaan dan 20. SA 530: sampling audit
keuangan pelaksanaan audit 21. SA 540: audit atas
4. SA 230: dokumentasi audit 12. SA 330: respons auditor estimasi
5. SA 240: tanggung jawab terhadao risiko yang telah akuntansi,termasuk
auditor terkait kecurangan dinilai estimasi akuntansi nilai
6. SA 250: pertimbangan atas
13. SA 402: pertimbangan wajar dan pengungkapan
peraturan perundang-
audit terkait dengan entitas yang bersangkutan.
undangan
7. SA 260: komunikasi dengan yang menggunakan suatu 22. SA 550: pihak berelasi
pihak yang bertanggung organisasi jasa 23. SA 560: peristiwa
jawab atas tata kelola 14. SA 450: pengevaluasian kemudian
8. SA 265: komunikasi atas salah saji yang 24. SA 570: kelangsungan
defisiensi dalam diidentifikasi selama audit usaha
pengendalian internal 25. SA 580: representasi
tertulis
SPAP BERBASIS ISA
D. 600-699: Penggunaan E. 700-799: Kesimpulan F. 800-899: Area-area
Pekerjaan Pihak Lain Audit dan Pelaporan Khusus
29. SA 700: perumusan suatu
26. SA 600: pertimbangan 34. SA 800: pertimbangan
opini dan pelaporan atas
khusus-audit atas laporan keuangan khusus – audit atas
laporan keuangan grup 30. SA 705: modifikasi laporan keuangan
(termasuk pekerjaan terhadap opini dalam yang disusun sesuai
auditor komponen) laporan auditor dengan kerangka
27. SA 610: penggunaan independen. bertujuan khusus.
31. SA 706: paragraf
pekerjaan auditor 35. SA 805: pertimbangan
penekanan suatu hal dan
internal. paragraf lain dalam khusus – audit atas
28. SA 620: penggunaan laporan auditor laporan keuangan
pekerjaan seorang independen tunggal dan unsur,
pakar auditor 32. SA 710: informasi akun, atau pos spesifik
komparatif-angka dalam suatu laporan
korespondensi dalam
keuangan.
laporan keuangan
komparatif 36. SA 810: perikatan
33. SA 720: tanggung jawab untuk melaporkan
auditor atas informasi lain ikhtisar laporan
dalam dokumen yang keuangan.
berisi laporan keuangan
auditan.
Untuk lebih lengkap SPAP berbasis ISA dapat dilihat
di website IAPI www.iapi.or.id
ISA mengandung desakan yang lebih besar bagi auditor
untuk menemukan kecurigaan. ISA lebih menekankan
pada identification (pengidentifikasian hal yang belum
dilihat), bukan assessment (penilaian sesuatu yang
dilihat) –Tuanakotta-
Struktur dan Sistematika ISA
Seksi-Seksi Penjelasan

Introduction Informasi tentang tujuan, lingkup dan pokok bahasan dari ISA tersebut, hal-hal yang
(Pengantar) diharapkan dari auditor

Objective Pernyataan yang jelas mengenai tujuan auditor secara menyeluruh (overall
(Tujuan) objectives) Untuk mencapai tujuan tersebut harus memperhatikan ISA yang lain.

Definitions Mencantumkan istilah-istilah yang berkenaan dengan hal-hal yang dibahas


(Definisi)

Requirements Setiap tujuan didukung oleh penjelasan mengenai persyaratan yang diwajibkan.
(Persyaratan/Keten Kewajiban dinyatakan dengan frasa “the auditor shall” atau “auditor wajib”
tuan)

Application and Petunjuk untuk melaksakanan persyaratan / kewajiban


Other Explanatory 1.Menjelaskan lebih tepat
Material 2.Mencantumkan pertimbangan-pertimbangan
3.Contoh prosedur

Appendices Merupakan bagian tidak terpisahkan. Tujuan dan maksud digunakannya suatu
(Lampiran) lampiran dijelaskan dalam batang tubuh ISA
Kaitan antar ISA

200.3 Tujuan Audit ialah mengangkat tingkat kepercayaan


dari pemakai laporan keuangan yang dituju, terhadap
laporan keuangan itu. Tujuan itu dicapai dengan
pemberian opini oleh auditor mengenai apakah laporan
keuangan disusun, dalam segal hal yang material, sesuai
dengankerangka pelaporan keuanga yang berlaku.

315.3 Tujuan auditor adalah mengidentifikasi dan


330.3 Tujuan auditor adalah
menilai salah saji yang material karena kecurangan
memperoleh bukti audit yang cukup
atau kesalahan, pada tingkat laporan keuangan dan
dan tepat tentang resiko (salah saji
asersi, melalui pemahaman terhadap entitas dan
material) yang dinilai, dengan
lingkungannya termasuk pengendalian intern entitas,
merancang dan mengimplementasi
yang memberikan dasar untuk merancang dan
tanggapan yagn tepat terhadap resiko
mengimplementasi tanggapan terhadap resiko
tersebut
(salah saji material ) yang dinilai
Rujukan / Referensi ISA
ISA 200.21. (a)

Cara membaca ISA 200 alinea 21 huruf (a)

ISA 315.3
“Tujuan auditor adalah mengidentifikasi dan menilai salah saji
yang material karena kecurangan atau kesalahan, pada tingkat
laporan keuangan dan asersi, melalui pemahaman terhadap
entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian intern
entitas, yang memberikan dasar untuk merancang dang
mengimplementasikan tanggapan terhadap resiko (salah saji
material yang dinilai)
TIGA LANGKAH AUDIT BERBASIS RISIKO

Tahap/Langkah Penjelasan

Risk Assesment (menilai resiko) Melaksanakan prosedur penilaian resiko untuk mengidentifikasi dan
menilai resiko salah saji yang material dalam laporan keuangan
Risk Response (Menanggapi Merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya yang
Resiko) menanggapi resiko (salah saji yang material) yang telah diidentifikasi
dan dinilai, pada tingkat laporan keuangan dan asersi
Reporting (Pelaporan) Tahap melaporkan meliputi:
a)Merumuskan pendapat berdasarkan bukti audit yang diperoleh
dan
b)Membuat dan menerbitkan laporanyang tepat. Sesuai kesimpulan
yang ditarik
MENILAI RESIKO
Rinci Faktor
Kegiatan Pra PUTUSKAN TERIMA ATAU Resiko/Independensi/Sura
TOLAK PENUGASAN t Tugas
Penugasan

Rencanakan BUAT STRATEGI AUDIT


MENYELURUH DAN
Materialitasi, Diskusi Tim
Audit, Strategi Audit
Audit RENCANA AUDIT

Resiko Bisnis & Fraud,


Risiko Signifikan
Laksanakan IDENTIFIKASI / NILAI RSSM
Prosedur Penilaian DENGAN MEMAHAMI
ENTITAS
Resiko
Rancang/ Implementasi PI

Nilai RSSM di tingkat


RSSM = Resiko Salah Saji Material Laporan Keuangan
PI = Pengendalian Internal Asersi
MENANGGAPI RESIKO
Rancangan
Tanggapan Buat tanggapan tepat Melahirkan Strategi
terhadap RSSM yang dinilai menyeluruh tanggapan
Menyeluruh dan menyeluruh Rencana
prosedur Audit audit yang
mengaitkanRSSM yang
Selanjutnya dinilai ke Prosedur

Implementasika
n Tanggapan
Turunkan resiko audit ke
terhadap RSSM tingkat rendah yang dapat Pekerjaan yang
dilaksanakan, temuan
yang dinilai diterima
audit, supervisi staff,
review kertas kerja

RSSM = Resiko Salah Saji Material


PI = Pengendalian Internal
MELAPORKAN RESIKO

Tentukan Pekerjaan audit


Evaluasi Bukti tambahan yang diperlukan Faktor resiko baru dan
prosedur audit,
Audit Perubahan materialitas,
komunikasi temuan audit,
kesimpulan atas prosedur
audit yang dilaksanakan
Ya

Perlu
pekerjaan
Tambahan
Tidak

Buat Laporan Rumuskan Opini Keputusan penting ,


tandatangan Opini
Audit

RSSM = Resiko Salah Saji Material


PI = Pengendalian Internal
Prinsip-prinsip Risk Assesment

1. Sejak awal libatkan auditor senior


2. Tekankan skeptisisme profesional
3. Rencanakan auditnya
4. Laksanakan diskusi tim audit dan komunikasi
berkelanjutan
5. Fokus pada identifikasi resiko
6. Evaluasi secara cerdas tanggapan
manajemen mengenai resiko
7. Gunakan kearifan profesional
TEKNIK RISK ASSESSMENT
Menanggapi Risiko (Risk Response)
ISA 330.3 Tujuan auditor adalah memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat tentang resiko (salah saji material) yang dinilai, dengan merancang
dan mengimplementasi tanggapan yagn tepat terhadap resiko tersebut

AUDITOR PERLU
1.Menilai resiko bawaan dan resiko pengendalian pada tingkat laporan
keuangan dan tingkat asersi (untu setiap jenis transaksi, saldo akun dan
pengungkapan)
2.Mengembangkan prosedur audit responsif, yakni prosedur audit yg
menanggapi resiko yang dinilai

RENCANA AUDIT
3.Berisi tanggapan menyeluruh atas resiko yang diidentifikasi pada tingkat
laporena keuangan
4.Menangani area laporan keuangan yang material
5.Berisi sifat luasnya dan penjadwalan prosedur audit spesifik untuk
menanggapi resiko salah saji material pada tingkat asersi
Kombinasi Audit yang Tepat

1. Uji pengendalian (test of controls)


2. Prosedur analitikal subtantif (substantif analytical
procedures)
3. Pendadakan (Unpredicatability)
4. Management override
5. Significant risks
Pelaporan
ISA 700.6 Tujuan auditor merumuskan opini mengenai laporena keuangan
berdasarkan evaluasi atas kesimpulan yang ditarik atas bukti audit yang diperoleh
dan memberikan opini yang jelas, melalui laporan tertulis, yang juga menjelaskan
dasar (untuk memberikan ) pendapat tersebut.

AUDITOR PERLU MENENTUKAN


1.Setiap perubahan dalam tingkat resiko yang dinilai
2.Apakah kesimpulan yang ditarik dari pekerjaan audit, sudah tepat
3.Apakah ada situasi mencurigakan yang dialami
4.Resiko tambahan (yang sebelumnya tidak teridentifikasi) sudah dinilai dengan
tepat dan prosedur audit selanjutnya ausdah dilaksanakan sebagai mana diwajibkan.

TEAM DEBRIEFING
5.Temuan audit dilaporkan kepada manajemen dan TCWG (Those Charged with
governance)
6.Opini audit dirumuskan dan keputusan mengenai redaksi yang tepat untuk laporan
auditor harus dibuat
IMPLIKASI

1. Bagaimana dengan sistem


pendidikan kita?
2. Apakah semua ada kaitan tipe
kepribadian dengan kemampuan
untuk berpikir kritis?
3. Paska UU Akuntan Publik dan
penerapan ISA bagaimana dengan
minat lulusan akuntansi untuk
menjadi profesi auditor?
4. Bagaimana KAP kecil dan klien-
klien audit UMKM ?
Prof. Indra Bastian, MBA menerangkan kesulitan
Maps penerapan ISA di Indonesia. Indra menekankan
bahwa ISA memang baik, akan tetapi dibutuhkan
kondisi-kondisi tertentu agar lebih siap
diimplementasikan. Ia menyarankan agar
membuat ISA lebih user-friendly untuk Indonesia.
"Caranya adalah dengan mengadaptasi, bukan
mengadopsi. Di Perancis hanya 20% dari ISA
yang diikuti. Sedangkan Indonesia lebih bebas,”
Substansi ISA itu masih hampir sama dengan
standar yang digunakan sebelumnya.

"Auditor pada dasarnya adalah


anjing penjaga (watchdog), bukan
pelacak (bloodhound). Artinya,
auditor hanya bertugas
memberitahu,"
-Tuanakotta-
Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai