Anda di halaman 1dari 32

2.

Latar belakang Terjadinya


Kasus

3. Inti Permasalahan dalam


1. Landasan Teori Kasus

KASUS
Objective of Audit, Standar
Audit yang berlaku umum

5. Jawab Pertanyaan dari


4. Pertanyaan Kasus
1. Perhatikan inti permasalahan dalam kasus
Tentukan faktor penyebab meledaknya kasus, apakah karena risiko bisnis ataukah risiko
audit?
2. Identifikasi WGW (What Gone Wrong)? Apa poin deviasi atau penyimpangannya?
3. Gunakan Standar Audit sebagai benchmark / tolok ukur/ kondisi ideal, jika terjadi
penyimpangan, berarti ada Standar Audit yang dilanggar
4. Kode Etik Profesi Akuntan Publik sebagai tolok ukur ideal bagi auditor dalam
mempertahankan perilaku etis nya
Menurut ISA 200 dalam Gray dan Manson
Tujuan audit laporan keuangan adalah untuk memberikan opini
mengenai apakah laporan keuangan yang diaudit telah
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan standard akuntansi keuangan yang berlaku
Standar Audit
Standar audit adalah pedoman umum untuk membantu
auditor dalam melakukan audit atas laporan keuangan
historis. Hal yang di cangkup berupa kualitas
professional (kompetensi dan independensi,
persyaratan, pelaporan, dan bukti).
PENGELOMPOKAN STANDAR AUDIT
STANDAR AUDIT

Penilaian Resiko Penggunaan Kesimpulan


Prinsip Umum
dan Respons Hasil Pekerjaan Audit dan Area Khusus
dan Tanggung Bukti Audit
Terhadap Resiko Pihak Lain Pelaporan
Jawab
Yang Dinilai

SA 200 SA 300 SA 500 SA 600 SA 700 SA 800

SA 210 SA 315 SA 501 SA 610 SA 705 SA 805

SA 220 SA 320 SA 505 SA 620 SA 706 SA 810

SA 230 SA 330 SA 510 SA 710

SA 240 SA 402 SA 520 SA 720

SA 250 SA 450 SA 530


SA 701
HAL AUDIT
SA 260 SA 540
UTAMA
(NEW)
SA 265 SA 550

SA 560

SA 570

SA 580
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
RISK ASSESSMENT (PERENCANAAN)
Risiko audit adalah risiko IDENTIFY AND ASSESS
dimana auditor menyatakan RISK
opini yang tidak tepat
ketika laporan keuangan
mengandung kesalahan
penyajian material. AUDIT
RISK (AR)
Tujuan auditor: mengurangi
risiko audit pada suatu
tingkat rendah yang dapat
diterima (acceptably low
level). RMM (terletak pada entitas) terletak pada auditor

INHERENT RISK CONTROL RISK DETECTION


(IR) (CR) RISK (DR)
Konsep Resiko

Risiko Bawaan (Inherent Risk)

Risiko Bisnis (Business


Risk)

Risiko Pengendalian (Control Risk)

Risiko Salah Saji Material (RoMM)

Risiko Pendeteksian (Detection Risk)


RISK ASSESSMENT (PERENCANAAN)
AUDIT RISK

INHERENT RISK CONTROL RISK DETECTION


(IR) (CR) RISK (DR)

UNDERTANDING UNDERSTANDING AUDITOR RESPONSE


THE ENTITY (UTE) INTERNAL CONTROL THROUGH AUDIT
(UIC) PROCEDURES
UNDERTANDING THE
BUSINESS (UTB)

PRELIMINARY
ANALYTICAL REVIEW
(PAR)
Gagal Bayar Bunga MTN SNP Finance: Dimana Tanggung Jawab Pefindo dan Deloitte
Diketahui, SNP Finance pada 9 Mei dan 14 Mei mengalami gagal bayar atas MTN yang diterbitkan.

Total kewajiban bunga utang yang belum dibayar adalah Rp 6,75 miliar dari dua seri MTN.
- MTN V SNP Tahap II senilai Rp5,25 miliar yang jatuh tempo 9 Mei 2018 dengan nilai pokok Rp200
miliar yang terbit Februari 2018 dengan Rating Pefindo idA/Stable dengan kupon 10,5%.
- Bunga MTN III seri B senilai Rp1,5 miliar yang dirilis 13 November 2018 senilai Rp 50 miliar dengan
kupon 12,12% dengan Rating idA/Stable.

Menurut data dari KSEI, seluruh nilai MTN sebesar Rp1,852 triliun dengan jatuh tempo dan seri yang
berbeda.

- MTN yang jatuh tempo 2018 sebesar Rp 725 miliar dengan 5 seri.
- MTN jatuh tempo 2019 sebesar Rp817 miliar dengan 10 Seri
- MTN jatuh tempo 2020 sebesar Rp310 miliar dengan 4 seri.
Semua dengan rating idA/Stable dari Pefindo.
Sumber :
http://infobanknews.com/gagal-bayar-bunga-mtn-spn-finance-dimana-tanggung-jawab-pefindo-dan-deloitte/
Hasil auditnya tidak sesuai kenyataan yaitu :
- Misalnya, jumlah account receivable tidak sesuai dengan kenyataan. Tapi, Deloitte tidak melihatnya atau
bertindak.
- Jumlah aset tidak sesuai dengan liabilitas. Ada kesan penggelembungan aset, atau tagihan fiktif – pura-pura
nasabahnya banyak. Seperti biasa, jika demikian ada double pledge atau lebih seperti kasus Arjuna Finance dan
saudaranya Bima Finance. Lalu, modusnya sama memasukan ke Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
(PKPU).

Menurut dugaan, hasil “abal-abal” dari KAP ini bisa jadi yang dipakai oleh Pefindo menentukan rating idA/Stable.
Jadi, Pefindo sepertinya hanya membuat stampel saja. Atau, juga Deloitte juga hanya menjadi stampel? Tentu tidak
jika pernah di audit oleh Deloitte. Tapi, bukan tidak mungkin ada negosisasi dari hasil temuan – atau ada management
letter.

Jujur hampir tidak ada pengawasan terhadap KAP di Indonesia. Jadi, karena tidak ada yang mengawasi dengan benar
dan proper maka sudah sepantasnya perilaku dari KAP sesukanya.

Akibat Rating Pefindo dan KAP Deloitte ini kini 17 bank kreditur harus menanggung beban Rp 4,2 triliun. Inilah efek
berantainya, dan mungkin akan menyeret sejumlah bank-bank kecil yang membeli dan membiayai MTN dan
memberikan kredit.

Sumber :
http://infobanknews.com/gagal-bayar-bunga-mtn-spn-finance-dimana-tanggung-jawab-pefindo-dan-deloitte/
Team Discussion: PROs and CONTs
Statement: KAP tidak bersalah dalam kasus ini

PROs: Pembelaan apa yang perlu digunakan oleh KAP dalam menghadapi perkara ini?

CONTs: Apa poin kesalahan fatalnya?


Team Discussion: PROs and CONTs
Statement:

Dalam tulisan di atas, terdapat kalimat yang didalamnya terdapat unsur opini pribadi si penulis, yaitu: “Atau,

juga Deloitte juga hanya menjadi stampel? Tentu tidak jika pernah di audit oleh Deloitte. Tapi, bukan tidak

mungkin ada negosisasi dari hasil temuan – atau ada managementletter.”

PROs: Tidak setuju dengan opini ini! Argumentasi!

CONTs: Setuju dengan opini ini, Argumentasi!


Kinerja keuangan PT Garuda Indonesia (Persero)
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk: GIAA berhasil membukukan laba bersih US$809 ribu
pada 2018, berbanding terbalik dari 2017 yang merugi US$216,58 juta menuai polemik.
Dua komisaris Garuda Indonesia, Chairal Tanjung dan Dony Oskaria menolak untuk
mendatangani laporan keuangan 2018.
Keduanya menolak pencatatan transaksi kerja sama penyediaan layanan konektivitas (wifi)
dalam penerbangan dengan PT Mahata Aero Teknologi (Mahata) dalam pos pendapatan.
Pasalnya, belum ada pembayaran yang masuk dari Mahata hingga akhir 2018.
Chairal Tanjung dan Dony Oskaria merupakan perwakilan dari PT Trans Airways selaku
pemegang saham Garuda Indonesia dengan kepemilikan sebesar 25,61 persen. Hingga saat
ini, polemik laporan keuangan Garuda Indonesia masih terus bergulir.
Berikut adalah kronologi terkuaknya skandal laporan keuangan Garuda Indonesia:

1 April 2019
Garuda Indonesia melaporkan kinerja keuangan tahun buku 2018 kepada Bursa Efek Indonesia.
Garuda Indonesia meraup laba bersih sebesar US$809 ribu, berbanding terbalik dengan kondisi 2017 yang merugi sebesar US$216,58
juta.
Kinerja ini terbilang cukup mengejutkan lantaran pada kuartal III 2018 perusahaan masih merugi sebesar US$ 114,08 juta.

24 April 2019
Salah satu agenda RUPST di Jakarta adalah menyetujui laporan keuangan tahun buku 2018.
Dua komisaris Garuda Indonesia, Chairal Tanjung dan Dony Oskaria selaku perwakilan dari PT Trans Airways menyampaikan keberatan
mereka melalui surat keberatan dalam RUPST. Chairal meminta agar keberatan itu dibacakan dalam RUPST, tapi atas keputusan
pimpinan rapat permintaan itu tak dikabulkan. Hasil rapat pemegang saham akhirnya menyetujui laporan keuangan tahun 2018.
Trans Airways berpendapat angka transaksi dengan Mahata sebesar US$239,94 juta terlalu signifikan, sehingga mempengaruhi neraca
keuangan Garuda Indonesia. Jika nominal dari kerja sama tersebut tidak dicantumkan sebagai pendapatan, maka perusahaan sebenarnya
masih merugi US$244,96 juta.
Dua komisaris berpendapat dampak dari pengakuan pendapatan itu menimbulkan kerancuan dan menyesatkan. Garuda Indonesia
berubah dari yang sebelumnya rugi menjadi untung. Catatan tersebut membuat beban yang ditanggung Garuda Indonesia menjadi lebih
besar untuk membayar Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Padahal, beban itu seharusnya belum menjadi
kewajiban karena pembayaran dari kerja sama dengan Mahata belum masuk ke kantong perusahaan.
25 April 2019
Sehari usai kabar penolakan laporan keuangan oleh dua komisaris beredar, saham merosot pada penutupan perdagangan
sesi pertama, Kamis (25/4). Harga saham Garuda Indonesia anjlok ke level Rp 478 per saham dari Rp 500 per saham.
Saham perseroan terus melanjutkan pelemahan hingga penutupan perdagangan hari ini, Selasa (30/4) ke posisi Rp 466 per
saham. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memanggil manajemen Garuda Indonesia dan memanggil kantor akuntan publik
(KAP) Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang dan Rekan selaku auditor. Pemanggilan itu dijadwalkan pada Selasa (30/4)
terkait timbulnya perbedaan opini antara pihak komisaris dengan manajemen terhadap laporan keuangan tahun buku 2018.

26 April 2019
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Inas Nasrullah Zubir mengatakan perseturuan antara komisaris Garuda Indonesia dengan
manajemen akan dibahas dalam rapat internal usai reses. Dalam rapat itu terkait pemanggilan sejumlah pihak yang
berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan. Jika sesuai jadwal, DPR kembali bekerja pada 6 Mei 2019.
Beredar surat dari Sekretariat Bersama Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) perihal rencana aksi mogok
karyawan Garuda Indonesia berkaitan dengan penolakan laporan keuangan tahun 2018 oleh dua komisaris. Dalam surat
tersebut disebutkan pernyataan pemegang saham telah merusak kepercayaan publik terhadap harga saham Garuda
Indonesia dan pelanggan setia maskapai. Namun, Asosiasi Pilot Garuda (APG) dan Sekarang justru membantah akan
melakukan aksi mogok kerja. Presiden APG Bintang Hardiono menegaskan karyawan belum mengambil sikap atas
perseteruan salah satu pemegang saham dengan manajemen.
30 April 2019
BEI telah bertemu dengan manajemen Garuda Indonesia dan kantor akuntan publik (KAP) Tanubrata Sutanto Fahmi
Bambang dan Rekan selaku auditor laporan keuangan perusahaan. Pertemuan berlangsung pada pukul 08.30-09.30 WIB.
Sayangnya, pertemuan dua belah pihak berlangsung tertutup. BEI menyatakan akan mengirimkan penjelasan usai
pertemuan tersebut.
"Bursa meminta semua pihak untuk mengacu pada tanggapan perseroan yang disampaikan melalui IDXnet dan penjelasan
dapat dibaca di website bursa," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna.
Sementara Menteri Keuangan mengaku telah meminta Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Hadiyanto untuk
mempelajari kisruh terkait laporan keuangan Garuda Indonesia.

Sumber dari:
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190430174733-92-390927/kronologi-kisruh-laporan-keuangan-garuda-indonesia
Kinerja Garuda Indonesia yang tertekan
beberapa tahun terakhir
Mencaatat Kerugian Merosot Tajam 9 Bulan awal
US$370,04 juta Menjadi US$8,06 juta Rugi bersih
US$114,08 juta

2015 2017

2014 2016 2018


Mencatat Laba Perusahaan Merugi
US$76,48 juta US$216,58 juta
Dua komisaris Enggan menandatangani
Laporan Keuangan 2018
Laporan keuangan yang memuat polemic dengan dua komisaris Garuda Indonesia.

01 Merasa Keberatan dengan data laporan


keuangan 2018 03 Meragukan fakta di balik laporan tersebut

04
Perihal pengakuan pendapatan atas transaksi Manajemen Garuda Indonesia mengakui

02 perjanjian dengan PT Mahata Aero Teknologi &


PT. Citilink Indonesia.
pendapatan dari Mahata sebesar
US$239.940.000, nominal ini masih dalam
bentuk piutang, namun diakui perusahaan dalam
bentuk pendapatan.
• Kinerja Garuda Indonesia tertekan beberapa tahun
terakhir. Mulai dari tahun 2014, perusahaan ini merugi.
Sempat bangkit pada tahun 2015, kinerja Garuda
Indonesia kembali merosot tajam pada 2016.
• Kerugian tersebut terus berlanjut dari 2017 hingga kuartal
III 2018 yang tercatat US$114,08juta. Kerugian tersebut
turun dibandingkan dengan periode pada 2017.
Inti • Adanya peningkatan pendapatan usaha yang berasal dari
Permasalahan kerjasama layanan konektivitas dalam penerbangan dan
hiburan antara Garuda Indonesia dengan Mahata pada
(1) 31 Oktober 2018 yang akan berlaku selama 15 tahun.
• Mahata akan memberikan layanan konektivitas dan
hiburan dalam pesawat dan menanggung seluruh biaya,
dari penyediaan hingga pemeliharaan.
• Untuk itu, Mahata akan membayar biaya kompensasi atas
hak pemasangan peralatan layanan konektivitas pada 153
pesawat sebesar US$ 131.940.000 dan hak pengelolaan
layanan hiburan pada 99 pesawat sebesar US$ 80 juta.
• Garuda Indonesia membukukan laba bersih yang melonjak
tajam dibandingkan dengan kerugian yang dialami pada
tahun-tahun sebelumnya.
• Dua komisaris Garuda Indonesia enggan menandatangani
laporan keuangan tahun 2018. Kedua komisaris itu merasa
keberatan dengan pengakuan terhadap pendapatan atas
Inti perjanjian kerjasama dengan Mahata.
• Pengakuan itu dianggap tidak sesuai dengan kaidah PSAK
Permasalahan nomor 23 tentang pendapatan yang diterapkan untuk
penjualan barang, jasa, dan penggunaan aset entitas oleh
(2) pihak yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen.
• Garuda Indonesia mengakui pendapatan dari Mahata
sebesar US$239.940.000 yang seharusnya masih dalam
bentuk piutang.
Team Discussion: PROs and CONTs
Statement: KAP tidak bersalah dalam kasus ini

PROs: Pembelaan apa yang perlu digunakan oleh KAP dalam menghadapi perkara ini?

CONTs: Apa poin kesalahan fatalnya?


Overstated Laporan Keuangan Tahunan, OJK Kenakan Sanksi Rp 5,6 Miliar kepada Hanson International (MYRX)

Otoritas Jasa Keuangan mengenakan sanksi administratif dengan nilai total Rp 5,6 miliar kepada PT Hanson International
Tbk., emiten yang bergerak di bidang properti, akibat kesalahan penyajian laporan keuangan tahunan pada tahun buku 2016.
Dikutip dari pengumumannya di laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jumat (9/8/2019), Deputi Komisioner Pengawas
Pasar Modal I OJK Djustini Septiana mengatakan sanksi administratif dikenakan kepada Hanson International (MYRX),
Direktur Utama MYRX Benny Tjokrosaputro, dan Direktur MYRX Adnan Tabrani termasuk denda dengan total Rp5,6
miliar.
Sementara itu, Sherly Jokom sebagai akuntan dari rekan pada Kantor Akuntan Publik Purwantono Sungkoro dan Surja,
anggota Ernst and Young Global Limited, dikenakan sanksi administratif berupa pembekuan Surat Tanda Terdaftar (STTD)
selama 1 tahun terhitung setelah ditetapkannya surat sanksi.

MYRX terbukti melakukan pelanggaran akibat penjualan kavling siap bangun dengan nilai kotor Rp 732 miliar. MYRX
mengakui pendapatan dengan metode akrual penuh pada laporan keuangan tahunan periode 31 Desember 2016.
Perseroan tidak mengungkapkan perjanjian pengikatan jual beli kavling siap bangun di Perumahan Serpong Kencana tanggal
14 Juli 2016.
Kesalahan tersebut melanggar Ketentuan Pasal 69 Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal jo.
huruf A angka 3 Peraturan No.VIII.G.7 tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten dan perusahaan
publik jo. paragraf 36 tentang pernyataan standar akuntansi aktivitas pengembangan real estat (PSAK 44).
Ketentuan lain yang dilanggar yakni pasal 69 UU Pasar Modal jo. huruf C angka 2 huruf d angka 1 dan huruf b. OJK pun
memberikan sanksi administratif berupa denda Rp500 juta kepada MYRX dan perbaikan penyajian laporan keuangan tahun
buku 2016.
Benny Tjokrosaputro yang meneken Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) tidak menyampaikan representation
letter kepada auditor sehingga pendapatan perseroan pada tahun buku 2016 menjadi overstated dengan nilai material Rp 613
miliar. Atas kesalahan tersebut, dikenai sanksi administratif berupa denda Rp 5 miliar.
Adnan Tabrani dijatuhi sanksi administratif berupa denda Rp 100 juta karena bertanggung jawab atas kesalahan penyajian
laporan keuangan perseroan. Dengan demikian, nilai keseluruhan denda yang dijatuhkan oleh OJK mencapai Rp5,6 miliar.

Artikel ini ditulis oleh Duwi Setiya Ariyanti dari Bisnis.com


https://market.bisnis.com/read/20190809/192/1134527/overstated-laporan-keuangan-tahunan-ojk-kenakan-sanksi-rp56-
miliar-kepada-hanson-international-myrx
Diminta:
1. Apakah terdapat penyimpangan Standar Audit pada kasus di atas? Jelaskan jawaban anda dengan didasari oleh SA yang
relevan.
2. Dalam kasus di atas, dijelaskan bahwa MYRX telah terbukti melakukan pelanggaran akibat penjualan kavling siap
bangun dengan nilai kotor Rp732 miliar. MYRX mengakui pendapatan dengan metode akrual penuh pada laporan
keuangan tahunan periode 31 Desember 2016. Menurut anda, mengapa MYRX dianggap melakukan pelanggaran dengan
mengakui pendapatan dengan metode akrual penuh? Apa yang salah dalam hal ini? Jawab pertanyaan ini dikaitkan
dengan penjelasan teknis terkait PSAK 44 (Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat) tentang metode akrual penuh
dan metode deposit.
3. Identifikasikanlah mengenai apakah terdapat pelanggaran atas kode etik profesi akuntan publik pada kasus di atas.
Jelaskan jawaban anda dikaitkan dengan jawaban teori tentang kode etik pada soal 1 nomor 1.
Team Discussion: PROs and CONTs
Statement: KAP tidak bersalah dalam kasus ini

PROs: Pembelaan apa yang perlu digunakan oleh KAP dalam menghadapi perkara ini?

CONTs: Apa poin kesalahan fatalnya?

Anda mungkin juga menyukai