Kelas : 1A-D4
Nim : 45223012
Matkul : Komunikasi Bisnis
1. Pengirim (Sender)
Pengirim adalah individu, kelompok, atau organisasi yang memulai komunikasi yang
dikenal dengan sebutan komunikator (communicator).
2. Pesan (Message)
Semua komunikasi dimulai dengan pengirim pesan. Tentu saja, sebuah proses
komunikasi dimulai dengan adanya pesan (message) yang akan disampaikan. Pesan
dalam komunikasi bisa berupa ide, pemikiran, informasi, atau instruksi. Pesan adalah
setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis, yang
dikirimkan dari satu orang ke orang lain. Pesan menjadi inti dari setiap proses
komunikasi yang terjalin. (Wikipedia)
Pesan dapat dimengerti dalam tiga unsur, yaitu kode pesan, isi pesan dan wujud
pesan.
1. Kode pesan adalah sederetan simbol yang disusun sedemikian rupa sehingga
bermakna bagi orang lain. Contoh: bahasa Indonesia adalah kode yang mencakup
unsur bunyi, suara, huruf dan kata yang disusun sedemikian rupa sehingga
mempunyai arti.
2. Isi pesan adalah bahan untuk atau materi yang dipilih yang ditentukan oleh
komunikator untuk mengomunikasikan maksudnya.
3. Wujud pesan adalah sesuatu yang membungkus inti pesan itu sendiri,
komunikator memberi wujud nyata agar komunikan tertarik akan isi pesan
didalamnya. (Siahaan,1991).
3. Pengkodean (Encoding)
Langkah pertama yang dihadapi pengirim melibatkan proses pengkodean (encoding)
pesan. Untuk menyampaikan makna, pengirim harus memulai encoding, yaitu
menerjemahkan informasi menjadi pesan dalam bentuk simbol yang
merepresentasikan ide atau konsep. Proses ini menerjemahkan ide atau konsep ke
dalam pesan berkode yang akan dikomunikasikan. Simbol dapat mengambil berbagai
bentuk seperti, bahasa, kata, atau gerak tubuh. Simbol-simbol ini digunakan untuk
menyandikan ide menjadi pesan yang dapat dipahami orang lain. Saat menyandikan
pesan, pengirim harus memulai dengan memutuskan apa yang ingin dia kirim.
Keputusan pengirim ini didasarkan pada apa yang dia yakini tentang pengetahuan dan
asumsi penerima, bersama dengan informasi tambahan apa yang dia ingin penerima
miliki. Penting bagi pengirim untuk menggunakan simbol yang familiar bagi
penerima yang dituju. Cara yang baik bagi pengirim untuk meningkatkan pengkodean
pesan mereka, adalah dengan memvisualisasikan komunikasi secara mental dari sudut
pandang penerima.
4. Saluran (Channel)
Untuk mulai mengirimkan pesan, pengirim menggunakan beberapa jenis saluran (juga
disebut media). Saluran adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan.
Sebagian besar saluran berupa lisan atau tulisan, tetapi saat ini saluran visual menjadi
lebih umum seiring berkembangnya teknologi.
Pengirim harus mengajukan pertanyaan yang berbeda kepada dirinya sendiri, sehingga
mereka dapat memilih saluran yang sesuai.
Setelah pengirim menjawab semua pertanyaan ini, mereka dapat memilih saluran
yang efektif.
5. Penafsiran (Decoding)
Setelah saluran atau saluran yang sesuai dipilih, pesan memasuki tahap decoding dari
proses komunikasi. Decoding dilakukan oleh penerima. Setelah pesan diterima dan
diperiksa, stimulus dikirim ke otak untuk diinterpretasikan, untuk memberikan
beberapa jenis makna padanya. Tahap pemrosesan inilah yang merupakan decoding.
Penerima mulai menafsirkan simbol yang dikirim oleh pengirim, menerjemahkan
pesan ke rangkaian pengalaman mereka sendiri untuk membuat simbol itu bermakna.
Komunikasi yang berhasil terjadi ketika penerima menafsirkan pesan pengirim
dengan benar.
6. Penerima (Receiver)
Penerima adalah individu atau individu yang menjadi tujuan pesan tersebut. Sejauh
mana orang ini memahami pesan akan bergantung pada sejumlah faktor, yang
meliputi:
Umpan balik adalah mata rantai terakhir dalam rantai proses komunikasi. Setelah
menerima pesan, penerima menanggapi dengan cara tertentu dan memberi sinyal
tanggapan itu kepada pengirim. Sinyal tersebut dapat berupa komentar lisan, desahan
panjang, pesan tertulis, senyuman, atau tindakan lainnya. Tanpa umpan balik,
pengirim tidak dapat memastikan bahwa penerima telah menafsirkan pesan dengan
benar. Umpan balik adalah komponen kunci dalam proses komunikasi karena
memungkinkan pengirim untuk mengevaluasi keefektifan pesan.
8. Gangguan (Noise)
Meskipun proses komunikasinya tampak sederhana, pada dasarnya tidak. Hambatan
atau gangguan tertentu muncul dengan sendirinya selama proses berlangsung.
Hambatan tersebut merupakan faktor yang berdampak negatif pada proses
komunikasi.
Gaya komunikasi