Kelompok 11:
Ade Natasya (12015060)
Misnauwati (12015063)
Kelas : 5C
ada faktor lain yang sangat mendukungseperti alat untuk mewujudkan proses komunikasi itu. Dalam
proses komunkasi ada tahapan-tahapan yang harus diperhatikan, karena merupakan kunci dari
komunikasi. Tahap tersebut adalah:
Acting adalah langkah terakhir dari proses komunikasi. Penerima pesan dapata mengabaikan komunikasi
itu, disimpan untuk dipergunakan kemudian atau melakukan yangberkaitan dengan itu. Bagaimanpun,
penerima harus memberikan umpan balik kepada pengirim bahwa telah diterima dan dipahami.
Dalam buku wibowo (2014: 243), proses komunikasi terdiri dari tujuh unsur utama, yaitu: pengirim
informasi, proses, penyadian, pesan, saluran, penafsiran, dan penerima umpan balik. Model komunikasi
ini banyak digunakan untuk menganalisis komunikasi organisasi.
1. Pengirim: Pengirim adalah orang yang memiliki informasi dan kehendak untuk menyampaikan kepada
orang lain. Pengirim atau komunikator dalam organisasi bisa karyawan dan bisa juga pimpinan.
2. Penyandian(encoding):Penyandian merupakan proses mengubah informasi ke dalam isyarat-isyarat
atau simbolsimbol tertentu untuk ditransmisikan. Proses penyandian ini dilakukan oleh pengirim.
3. Pesan: Pesan adalah informasi yang hendak disampaikan pengirim kepada penerima. Sebagian besar
pesan dalam bentuk kata, baik berupa ucapan maupun tulisan. Akan tetapi beraneka ragam perilaku
nonverbal dapat juga digunakan untuk menyampaikan pesan, seperti gerakan tubuh, raut wajah dan
lain-lain.
4. Saluran: Saluran atau sering juga disebut dengan media adalah alat yang dimana pesan berpindah dari
pengirim ke penerima. Saluran merupakan jalan yang dilalui informasi secara fisik. Saluran yang paling
mendasar dari komuniksi antar pribadi adalah komuniakasi berhadap muka secara langsung.
5. Penerima: Penerima adalah orang yang menerima informasi dari pengirim. Penerima melakukan
proses penafsiran atas informasi yang diterima dari pengirim.
6. Penafsiran: Penafsiran(decoding) adalah proses menerjemahkan (menguraikan sandi-sandi) pesan
dari pengirim, seperti mengartikan huruf morse dan sejenisnya. Sebagai proses decoding dilakukan
dalam bentuk menafsirkan isi pesan oleh penerima.
7. Umpan balik (Feedback): pada dasarnya merupakan tanggapan penerima atas informasi yang
disampaikan pengirim umpan balik hanya terjadi pada komunikasi dua arah.
Proses komunikasi akan efektif apabila komunikator melakukan peranannya, sehingga terjadinya
suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide
dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan, dan terjadi pemahaman
tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada
kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Selanjutnya, bahwa dalam proses komunikasi terbagai
dalam dua macam, yang meliputi komunikasi aktif dan komunikasi pasif.
Komunikasi yang efektif sangat berpengaruh terhadap proses keberhasilan komunikasi dalam
menyampaikan pesan yang diinginkan. Organisasi sangat memerlukan hal ini karena tanpa komunikasi
yang efektif diantara berbagai pihak yang terlibat didalamnya, akan menyebabkan kurangnya pemberian
pelayanan yang baik. Komunikasi akan terlaksana dengan baik bila direncanakan dan disusun dengan
penggunaan managemen komunikasi. Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan,
perasaan, pertanyaan dari komunikator kepada komunikan.
Unsur-Unsur Komunikasi
Dikemukakan model Shannon dan weaver yang unsurunsur pokoknya adalah sebagai berikut:
1. Sumber informasi. Ini adalah awal dari proses komunikasi. Sumber ini memuat informasi dan
memasukkan berbagai bentuk keinginan dan tujuan yanga ada di pihak pengirim. Data-data keuangan,
statistik, dan sebagainya adalah contoh informasi mentah yang harus diberi makna dan ujuan didalam
sumber informasi.
2. Transmisi. Transmisi menguba (encodes) data kedalam pesan dan mengirimkanya kepada penerima.
Bentuk utama dari proses pengubahan adalah bahasa yang diartikan sebagai setiap pola tanda-
tanda,lambang,atau sinyal. Bahasa inilah yang dipindahkan melalui berbagai macam alat/media seperti:
gelombang, listrik atau selembar kertas.
3. Kebisingan/gangguan. Segala sesuatu yang menggangu dan terjadi antara trasmisi dan penerima.
Masalah arti kata, bahasa, atau distorisi pesan adalah contoh adanya gangguan. Dan hal ini sering kali
tidak bisa dihindarkan didalam proses komunikasi.
4. Penerima. Disini komunikasi telah melewati tahap antara pengirim dan penerima, dimana terjadi
proses yang disebut docoding yaitu pemberian makna dan penafsiran atas pesan yang dikirim.
5. Tujuan akhir. Ini adalah bagian terkhir dari proses komunikasi atau yang menjadi tanda selesainya
komunikasi. Tujuan akhir ini bisa berupa pejabat,penyandian atau pihak lainya yang diharapkan
memberikan reaksi terhadap pesan yang diterimanya.
Selain hambatan di atas, ada juga hambatan fisik, semantik, psikologis dan manusiawi.
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif. Misalnya, cuaca, gangguan alat komunikasi,
gangguan kesehatan (cacat tubuh seperti orang yang tuna), dan sebagainya."
Hambatan semantik adalah hambatan yang disebabkan oleh faktor pemahaman bahasa dan
penggunaan istilah tertentu. Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempuyai
arti yang berbeda, tidak jelas, atau berbelit-belit antara pemberi dan penerima pesan. Misalnya, adanya
perbedaan bahasa (bahasa daerah, bahasa nasional, ataupun bahasa internasional).
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi. Misalnya, perbedaan
nilai-nilai serta harapan antara pengirim dan penerima pesan sehingga menimbulkan emosi di atas
pemikiran-pemikiran si pengirim maupun si penerima atas pesan yang hendak di sampaikan. Hambatan
ini manusiawi terjadi karena faktor emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau
ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat panca indra seseorang, dan lain-lain.
Hambatan-hambatan komunikasi lainnya yang bisa terjadi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
1. Bahasa
Jika Anda menginginkan komunikasi yang sukses, pengirim pesan harus mempersiapkan pesan
dalam bahasa penerima pesan. Laporan ilmiah yang sangat teknis tidak akan memengaruhi
kasum profesional dari bidang lain untuk melakukan tindakan.
2. Kebisingan
Istilah kebisingan (noise) mengacu pada semua hal yang mengganggu atau memperburuk
komunikasi dalam organisasi. Misalnya pesan Anda mengalami bentrok dengan pesan lain yang
sama-sama harus diperhatikan Jika si penerima mendapatkan banyak sekali memo setiap
harinya, Anda harus memikirkan cara lain untuk mengirimkan pesan.
3. Terlalu Bertele-tele
Hindari gaya militer yang berlapis-lapis. Gunakan sedikit mungkin tahap dalam komunikasi.
Pembuka itu penting, tetapi hendaknya jangan sampai membuat Anda menjadi lupa terhadap
inti pesan yang ingin disampaikan sehingga penerima mengalami kesulitan dalam
mengidentifikasikan pesan.
4. Kesulitan Mendengar
Ada banyak sekali kesulitan mendengar di pihak penerima. Tekanan kerja, masalah pribadi,
prioritas lain, atau kelebihan komunikasi merupakan penyebab munculnya kesulitan
mendengarkan.
5. Ketidakpercayaan
Ada banyak alasan mengapa pihak penerima tidak percaya dan bersikap sinis terhadap suatu
komunikasi. Sebagian rasa tidak percaya tersebut bisa jadi disebabkan oleh pihak pengirim.
Misalnya, jika Anda menandai semua surat Anda penting, atau jika Anda tidak begitu terbuka
dalam komunikasi sebelumnya.
6. Emosi
Emosi memengaruhi komunikasi dalam dua hal. Pertama, situasi yang sarat emosi dapat
menyebabkan terjadinya banyak kebisingan yang menyebabkan penyimpangan komunikasi.
Kedua, cara paling efektif untuk membuat seorang melakukan tindakan adalah melalui emosi
mereka.
7. Lingkaran Umpan Balik
Tidak adanya lingkaran umpan balik membuat pengirim tidak yakin bahwa pesan telah
sepenuhnya dimengerti.
8. Penyaringan
Pengirim pesan bias jadi memanipulasi informasi sehingga penerima akan menangkap bahwa
pesan lebih menguntungkan baginya.
9. Informasi yang Berlebihan
Beberapa individu memiliki keterbatasan untuk memproses data. Jika informasi yang harus
dikerjakan melebihi kapasitas pemrosesan, hasilnya adalah informasi yang berlebihan.
Robbins dan Judge menunjukkan beberapa faktor hambatan komunikas Beberapa telah
disebutkan sebelumnya, yaitu hambatan fisik dan hambatan semantik. Kemudian, ada beberapa
yang meliputi lain, yaitu emosi, politically correct communication, dan personal barriers. Masing-
masing individu dapat menginterpretasikan pesan yang sama secara berbeda. Emosi yang
ekstrem seperti kegirangan atau depresi, mungkin menghalangi komunikasi yang efektif
Politically correct communication berarti menjadi tidak ofensif di mana makna dan
penyederhanaan hilang atau kebebasan berekspresi dirintangi. Personal barrier adalah setiap
atribut individu yang menghindari komunikasi.
Berbagai hambatan komunikasi di atas tentu saja menyedarkan kita agar komunikasi
yang dibangun, terlebih dalam konteks organisasi, hendaknya dilakukan secara efektif. Secara
praktis, komunikasi efektif dapat dipahami sebagai fenomena terbalik dari gejala-gejala di atas
tadi, yakni terciptanya sebuah interaksi yang saling memahami maksud pesan dari masing-
masing arah pada hajuan akhirnya mampu mentransmisi dan mentransfer gagasan melalui
peramuan pesan sebaik mungkin.
komunikasi yang tepat dalam organisasi menjadi hal penting bagi setiap anggota yang
merupakan sumber daya manusia penggerak utama dalam menjalankan organisasi.
Keberhasilan komunikasi menjadi salah satu komponen yang harus diupayakan oleh suatu
organisasi demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.Komunikasi dalam organisasi secara
umum membahas struktur dan juga fungsi suatu organisasi, hubungan antar anggota organisasi
sebagai sumber daya manusia, komunikasi, dan proses pengorganisasian serta budaya
organisasi. Komunikasi dalam organisasi memiliki batasan dalam penyampaian arus pesan suatu
jaringan dan memiliki sifat hubungan yang saling bergantung satu sama lain seperti arus vertikal
dan horizontal. Intensitas komunikasi organisasi dalam kegiatan sehari-hari menjadi sebuah
kebutuhan terutama pada organisasi bisnis atau perusahaan. Maka sudah semestinya setiap
organisasi memahami dan mempelajari fungsi komunikasi dalam organisasi. Pengelolaan
komunikasi yang tepat dalam setiap organisasi bukan berarti hanya meniru pola komunikasi
yang sama dari sebuah organisasi yang berhasil kepada organisasi lainnya. Komunikasi yang
diterpakan pada sebuah organisasi tentunya memiliki perbedaan-perbedaan berdasarkan
karakteristik organisasi seperti bentuk organisasi, ukuran organisasi dan jumlah anggota, visi dan
misi organisasi.
Tahap Kedua :
Pengirim mengubah ide menjadi pesan, dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide
dapat diterima atau dimengerti dengan sempurna. Agar ide dapat diterima dan dimengerti
secara sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu subjek (apa yang
ingin disampaikan), maksud (tujuan), audiens, gaya personal dan latar belakang budaya.
Tahap Ketiga :
Pengirim menyampaikan pesan, setelah mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap
berikutnya adalah memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada
kepada si penerima pesan. Saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan
terkadang relatif pendek, tetapi ada juga yang cukup panjang. Panjang pendeknya saluran
komunikasi yang digunakan akan berpengaruh terhadap penyampaian pesan.
Tahap Keempat :
Penerima menerima pesan, komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi,
bila pengirim (komunikator) mengirimkan suatu pesan dan penerima(komunikan) menerima
pesan tersebut.
Tahap Kelima :
Penerima menafsirkan pesan, setelah penerima menerima pesan, tahap berikutnya
adalah bagaimana ia dapat menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus
mudah dimengerti dan tersimpan di dalam benak pikiran si penerima pesan. Selanjutnya, suatu
pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah memahami isi pesan
sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan.
Tahap Keenam :
Penerima memberi tanggapan umpan balik ke pengirim, umpan balik (feedback) adalah
penghubung akhir dalam suatu mata rantai komunikasi. Umpan balik tersebut merupakan
tanggapan penerima pesan yang memungkinkan pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan.
Setelah menerima pesan, komunikasi akan memberi tanggapan dengan cara tertentu memberi
sinyal terhadap pengirim pesan.
DAFTAR PUSTAKA
Badu, Syamsu Q dan Novianty Djafri. 2017. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Gorontalo: Ideas
Publishing
Wijaya, Candra. 2001. Perilaku Organisasi. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan
Indonesia (LPPPi)
Gani, Nur Asni, Rony Edward Utama, Jaharuddin, dan Andry Priharta. 2020. Perilaku Organisasi. Jakarta
Timur: Mirqat
Setiadi, Rudi, Fahrizal Nurzaman, Rika Yanuarty. 2021. Komunikasi Bisnis dan Public Relation. Banten: CV.
AA. RIZKY