Anda di halaman 1dari 12

“PROSES DAN KOMUNIKASI YANG BAIK DALAM SUATU KELOMPOK”

DOSEN PENGAMPU: Dr. Fauziah, M.M.

Kelompok 11:
Ade Natasya (12015060)
Misnauwati (12015063)

Kelas : 5C

Mata Kuliah : perilaku organisasi

PRODI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
Definisi Komunikasi dalam Organisasi
Menurut Book (1980) “komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan 1. Membangun hubungan antara sesama manusia, 2.
Melalui pertukaran informasi, 3. Untuk Menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, serta, 4. Berusaha
mengubah sikap dan tingkah laku itu”. Sedangkan Rogers dan D.Lawrence mengemukakan “komunikasi
adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi
dengan satu sama lain, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”.
Komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan informasi antara dua orang atau lebih sehingga
informasi tersebut dapat dimengerti. Komunikasi juga merupakan proses pemindahan pengertian dalam
bentuk gagasan dari pihak satu ke pihak lainnya. Disamping itu, komunikasi diartikan sebagai suatu
proses penyampaian dan penerimaan pesan atau berita dari seseorangkepada orang lain. Komunikasi
organisasi ialah komunikasi yang terjadi dalam organisasi dimana karakteristik komunikasi ini
mempunyai struktur dan hirarki. Komunikasi formal dan informal merupakan bagian dari suatu
organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang dijalankan sesuai dengan strukturnya atau
melalui administrasi dalam organisasi. Di sisi lain, komunikasi informal merupakan arus komunikasi yang
sejalan dengan kepentingan dan kemauan masing-masing anggota organisasi yang bersangkutan.
Pengertian komunikasi telah dipakai demikian luasnya dalam kehidupan kita, juga telah menjadi
objek studi para ahli dalam kurun waktu yang cukup lama. Komunikasi adalah suatu proses yang dinamis,
yakni suatu transaksi yang akan mempengaruhi pengirim dan penerima serta merupakan suatu proses
personal dan simbolik yang membutuhkan kode abstraksi bersama. Berdasarkan asumsi di atas maka
para pakar komunikasi membagi definisi ke dalam dua aliran yaitu, 1) definisi yang berorientasi pada
sumber dan 2) definisi yang berorientasi pada penerima.

Proses Komunikasi dapam Organisasi


Proses komunikasi merupakan pertukaran informasi antara pengirim dan penerima. Dengan
demikian proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena antara si pengirim dan si
penerima saling mempengaruhi satu sama lain. Proses komunikasi berlangsung dengan adanya
komunikastor, pesan dan komunikan. Mesiono (2012: 108) Sebagiamana dikemukakan oleh wijaya
bahwa proses komunikasi itu digambarkan sebagai berikut:

ada faktor lain yang sangat mendukungseperti alat untuk mewujudkan proses komunikasi itu. Dalam
proses komunkasi ada tahapan-tahapan yang harus diperhatikan, karena merupakan kunci dari
komunikasi. Tahap tersebut adalah:

Acting adalah langkah terakhir dari proses komunikasi. Penerima pesan dapata mengabaikan komunikasi
itu, disimpan untuk dipergunakan kemudian atau melakukan yangberkaitan dengan itu. Bagaimanpun,
penerima harus memberikan umpan balik kepada pengirim bahwa telah diterima dan dipahami.
Dalam buku wibowo (2014: 243), proses komunikasi terdiri dari tujuh unsur utama, yaitu: pengirim
informasi, proses, penyadian, pesan, saluran, penafsiran, dan penerima umpan balik. Model komunikasi
ini banyak digunakan untuk menganalisis komunikasi organisasi.
1. Pengirim: Pengirim adalah orang yang memiliki informasi dan kehendak untuk menyampaikan kepada
orang lain. Pengirim atau komunikator dalam organisasi bisa karyawan dan bisa juga pimpinan.
2. Penyandian(encoding):Penyandian merupakan proses mengubah informasi ke dalam isyarat-isyarat
atau simbolsimbol tertentu untuk ditransmisikan. Proses penyandian ini dilakukan oleh pengirim.
3. Pesan: Pesan adalah informasi yang hendak disampaikan pengirim kepada penerima. Sebagian besar
pesan dalam bentuk kata, baik berupa ucapan maupun tulisan. Akan tetapi beraneka ragam perilaku
nonverbal dapat juga digunakan untuk menyampaikan pesan, seperti gerakan tubuh, raut wajah dan
lain-lain.
4. Saluran: Saluran atau sering juga disebut dengan media adalah alat yang dimana pesan berpindah dari
pengirim ke penerima. Saluran merupakan jalan yang dilalui informasi secara fisik. Saluran yang paling
mendasar dari komuniksi antar pribadi adalah komuniakasi berhadap muka secara langsung.
5. Penerima: Penerima adalah orang yang menerima informasi dari pengirim. Penerima melakukan
proses penafsiran atas informasi yang diterima dari pengirim.
6. Penafsiran: Penafsiran(decoding) adalah proses menerjemahkan (menguraikan sandi-sandi) pesan
dari pengirim, seperti mengartikan huruf morse dan sejenisnya. Sebagai proses decoding dilakukan
dalam bentuk menafsirkan isi pesan oleh penerima.
7. Umpan balik (Feedback): pada dasarnya merupakan tanggapan penerima atas informasi yang
disampaikan pengirim umpan balik hanya terjadi pada komunikasi dua arah.
Proses komunikasi akan efektif apabila komunikator melakukan peranannya, sehingga terjadinya
suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide
dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan, dan terjadi pemahaman
tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada
kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Selanjutnya, bahwa dalam proses komunikasi terbagai
dalam dua macam, yang meliputi komunikasi aktif dan komunikasi pasif.
Komunikasi yang efektif sangat berpengaruh terhadap proses keberhasilan komunikasi dalam
menyampaikan pesan yang diinginkan. Organisasi sangat memerlukan hal ini karena tanpa komunikasi
yang efektif diantara berbagai pihak yang terlibat didalamnya, akan menyebabkan kurangnya pemberian
pelayanan yang baik. Komunikasi akan terlaksana dengan baik bila direncanakan dan disusun dengan
penggunaan managemen komunikasi. Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan,
perasaan, pertanyaan dari komunikator kepada komunikan.

Unsur-Unsur Komunikasi
Dikemukakan model Shannon dan weaver yang unsurunsur pokoknya adalah sebagai berikut:
1. Sumber informasi. Ini adalah awal dari proses komunikasi. Sumber ini memuat informasi dan
memasukkan berbagai bentuk keinginan dan tujuan yanga ada di pihak pengirim. Data-data keuangan,
statistik, dan sebagainya adalah contoh informasi mentah yang harus diberi makna dan ujuan didalam
sumber informasi.
2. Transmisi. Transmisi menguba (encodes) data kedalam pesan dan mengirimkanya kepada penerima.
Bentuk utama dari proses pengubahan adalah bahasa yang diartikan sebagai setiap pola tanda-
tanda,lambang,atau sinyal. Bahasa inilah yang dipindahkan melalui berbagai macam alat/media seperti:
gelombang, listrik atau selembar kertas.
3. Kebisingan/gangguan. Segala sesuatu yang menggangu dan terjadi antara trasmisi dan penerima.
Masalah arti kata, bahasa, atau distorisi pesan adalah contoh adanya gangguan. Dan hal ini sering kali
tidak bisa dihindarkan didalam proses komunikasi.
4. Penerima. Disini komunikasi telah melewati tahap antara pengirim dan penerima, dimana terjadi
proses yang disebut docoding yaitu pemberian makna dan penafsiran atas pesan yang dikirim.
5. Tujuan akhir. Ini adalah bagian terkhir dari proses komunikasi atau yang menjadi tanda selesainya
komunikasi. Tujuan akhir ini bisa berupa pejabat,penyandian atau pihak lainya yang diharapkan
memberikan reaksi terhadap pesan yang diterimanya.

Komunikasi Lintas Budaya


Ruslan (2008: 146). Faktor budaya dapat menciptakan meningkatnya potensi masalah
komunikasi. Perbedaan setting budaya antar karyawan dapat memberikan makna yang berbeda
terhadap suatu isyarat atau kata yang sama. Ada 4 kesulitan terkait dengan bahasa dalam komunikasi
lintas budaya, yaitu:
a. Masalah semantik, ada beberapa kata yang kadang sulit dicarikan padanya dalam bahasa lain,
misalnya: free market, efficiency, dan regulation tidak dapat diterjemahkan langsung dalam bahasa rusia,
b. Masalah konotasi kata, yaitu penafsiran makna kata-kata,
c. Masalah intonasi,
d. Masalah perbedaan persepsi.
Konteks budaya sangat berpengaruh terhadap proses komunikasi. Budaya konteks tinggi seperti budaya
di Cina, Vietnam, dan Saudi Arabia sangat mengandalkan petunjuk nonverbal dan situasional yang halus
bila berkomunikasi dengan orang lain. Orang Eropa dan Amerika Utara mencerminkan budaya konteks
yang rendah. Komunikasi budaya konteks rendah, sangat mengandalkan kata-kata untuk menyampaikan
arti dalam berkomunikasi.
Untuk menghindari masalah dalam komunikasi lintas budaya, ada 4 kaidah yang dapat diterapkan, yaitu:
1. Asumsikan ada perbedaan sampai terbukti ada persamaan,
2. Tekankan penjelasan, bukannya penafsiran atau evaluasi,
3. Bersikap empati,
4. Perlakukan penafsiran anda sebagai hipotesis kerja yang masih memerlukan pembuktian.

Hambatan dalam komunikasi


Umumnya, proses komunikasi organisasi dilakukan melalui struktur oganisasi melalui struktur
tersebut, sering terjadi distorsi komunikasi, yaitu penyimpangan atau gangguan dalam komunikasi.
Semakin tinggi struktur organisasi, semakin besar peluang terjadinya distorsi. Terdapat berbagai
hambatan dalam proses komunikasi. Berikut di antaranya:
1. Hambatan dari pengirim pesan. Misalnya, pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau
pengirim pesan.
2. Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak
jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan
penerima tidak sama, atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
3. Hambatan media. Hambatan media yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya
gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
4. Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.
5. Hambatan dalam penerima pesan. Misalnya, kurang perhatian pada saat menerima/mendengarkan
pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru, dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

Selain hambatan di atas, ada juga hambatan fisik, semantik, psikologis dan manusiawi.
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif. Misalnya, cuaca, gangguan alat komunikasi,
gangguan kesehatan (cacat tubuh seperti orang yang tuna), dan sebagainya."
Hambatan semantik adalah hambatan yang disebabkan oleh faktor pemahaman bahasa dan
penggunaan istilah tertentu. Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempuyai
arti yang berbeda, tidak jelas, atau berbelit-belit antara pemberi dan penerima pesan. Misalnya, adanya
perbedaan bahasa (bahasa daerah, bahasa nasional, ataupun bahasa internasional).
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi. Misalnya, perbedaan
nilai-nilai serta harapan antara pengirim dan penerima pesan sehingga menimbulkan emosi di atas
pemikiran-pemikiran si pengirim maupun si penerima atas pesan yang hendak di sampaikan. Hambatan
ini manusiawi terjadi karena faktor emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau
ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat panca indra seseorang, dan lain-lain.
Hambatan-hambatan komunikasi lainnya yang bisa terjadi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
1. Bahasa
Jika Anda menginginkan komunikasi yang sukses, pengirim pesan harus mempersiapkan pesan
dalam bahasa penerima pesan. Laporan ilmiah yang sangat teknis tidak akan memengaruhi
kasum profesional dari bidang lain untuk melakukan tindakan.
2. Kebisingan
Istilah kebisingan (noise) mengacu pada semua hal yang mengganggu atau memperburuk
komunikasi dalam organisasi. Misalnya pesan Anda mengalami bentrok dengan pesan lain yang
sama-sama harus diperhatikan Jika si penerima mendapatkan banyak sekali memo setiap
harinya, Anda harus memikirkan cara lain untuk mengirimkan pesan.
3. Terlalu Bertele-tele
Hindari gaya militer yang berlapis-lapis. Gunakan sedikit mungkin tahap dalam komunikasi.
Pembuka itu penting, tetapi hendaknya jangan sampai membuat Anda menjadi lupa terhadap
inti pesan yang ingin disampaikan sehingga penerima mengalami kesulitan dalam
mengidentifikasikan pesan.
4. Kesulitan Mendengar
Ada banyak sekali kesulitan mendengar di pihak penerima. Tekanan kerja, masalah pribadi,
prioritas lain, atau kelebihan komunikasi merupakan penyebab munculnya kesulitan
mendengarkan.
5. Ketidakpercayaan
Ada banyak alasan mengapa pihak penerima tidak percaya dan bersikap sinis terhadap suatu
komunikasi. Sebagian rasa tidak percaya tersebut bisa jadi disebabkan oleh pihak pengirim.
Misalnya, jika Anda menandai semua surat Anda penting, atau jika Anda tidak begitu terbuka
dalam komunikasi sebelumnya.
6. Emosi
Emosi memengaruhi komunikasi dalam dua hal. Pertama, situasi yang sarat emosi dapat
menyebabkan terjadinya banyak kebisingan yang menyebabkan penyimpangan komunikasi.
Kedua, cara paling efektif untuk membuat seorang melakukan tindakan adalah melalui emosi
mereka.
7. Lingkaran Umpan Balik
Tidak adanya lingkaran umpan balik membuat pengirim tidak yakin bahwa pesan telah
sepenuhnya dimengerti.
8. Penyaringan
Pengirim pesan bias jadi memanipulasi informasi sehingga penerima akan menangkap bahwa
pesan lebih menguntungkan baginya.
9. Informasi yang Berlebihan
Beberapa individu memiliki keterbatasan untuk memproses data. Jika informasi yang harus
dikerjakan melebihi kapasitas pemrosesan, hasilnya adalah informasi yang berlebihan.

Robbins dan Judge menunjukkan beberapa faktor hambatan komunikas Beberapa telah
disebutkan sebelumnya, yaitu hambatan fisik dan hambatan semantik. Kemudian, ada beberapa
yang meliputi lain, yaitu emosi, politically correct communication, dan personal barriers. Masing-
masing individu dapat menginterpretasikan pesan yang sama secara berbeda. Emosi yang
ekstrem seperti kegirangan atau depresi, mungkin menghalangi komunikasi yang efektif
Politically correct communication berarti menjadi tidak ofensif di mana makna dan
penyederhanaan hilang atau kebebasan berekspresi dirintangi. Personal barrier adalah setiap
atribut individu yang menghindari komunikasi.
Berbagai hambatan komunikasi di atas tentu saja menyedarkan kita agar komunikasi
yang dibangun, terlebih dalam konteks organisasi, hendaknya dilakukan secara efektif. Secara
praktis, komunikasi efektif dapat dipahami sebagai fenomena terbalik dari gejala-gejala di atas
tadi, yakni terciptanya sebuah interaksi yang saling memahami maksud pesan dari masing-
masing arah pada hajuan akhirnya mampu mentransmisi dan mentransfer gagasan melalui
peramuan pesan sebaik mungkin.

CARA MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Berikut beberapa cara untuk mengatasi hambatan komunikasi dalam organisa:


1. Gunakan umpan balik. Beri kesempatan pada orang lain untuk menyampaikan ide atau
gagasannya sehingga tercipta iklim komunikas dua arah.
2. Kenali si penerima berita. Ketahui bagaimana latar belakang pendidikannya bagaimana
pengetahuan tentang subjek pembicaraan, sejauh mana minat dan perasaan si penerima
mengenai pesan yang disampaikan, dan sebagainya.
3. Rencanakan secara teliti dan baik-baik mengenai pesan yang disampaikan Gunakan
pertanyaan apa, mengapa, siapa, bagaimana, dan kapan.
4. Perhatikan faktor-faktor psikologis, seperti kepercayaan diri, rase curiga, ketakutan dan
perasaan/emosi yang lain.
5. Lakukan perencanaan komunikasi yang meliputi tujuan, media yang akan digunakan, dan
pemilihan waktu berkomunikasi yang tepat agar dapat meningkatkan pemahaman dan
menghindari penolakan terhadap perubahan.
6. Seleksi bahasa, kata kata, dan istilah yang diekspresikan.
7. Perhatikan rentang komunikasi yang ditempuh. Semakin panjang rentang komunikasi, akan
semakin rentan terjadi miskomunikasi.
8. Pengaturan arus komunikasi (dan recoding, jika perlu) untuk mengurangi beban komunikasi
yang berlebihan.
9. Dengarkan dengan cermat, berikan perhatian penuh, dan swadisiplin.

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

komunikasi yang tepat dalam organisasi menjadi hal penting bagi setiap anggota yang
merupakan sumber daya manusia penggerak utama dalam menjalankan organisasi.
Keberhasilan komunikasi menjadi salah satu komponen yang harus diupayakan oleh suatu
organisasi demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.Komunikasi dalam organisasi secara
umum membahas struktur dan juga fungsi suatu organisasi, hubungan antar anggota organisasi
sebagai sumber daya manusia, komunikasi, dan proses pengorganisasian serta budaya
organisasi. Komunikasi dalam organisasi memiliki batasan dalam penyampaian arus pesan suatu
jaringan dan memiliki sifat hubungan yang saling bergantung satu sama lain seperti arus vertikal
dan horizontal. Intensitas komunikasi organisasi dalam kegiatan sehari-hari menjadi sebuah
kebutuhan terutama pada organisasi bisnis atau perusahaan. Maka sudah semestinya setiap
organisasi memahami dan mempelajari fungsi komunikasi dalam organisasi. Pengelolaan
komunikasi yang tepat dalam setiap organisasi bukan berarti hanya meniru pola komunikasi
yang sama dari sebuah organisasi yang berhasil kepada organisasi lainnya. Komunikasi yang
diterpakan pada sebuah organisasi tentunya memiliki perbedaan-perbedaan berdasarkan
karakteristik organisasi seperti bentuk organisasi, ukuran organisasi dan jumlah anggota, visi dan
misi organisasi.

KOMUNIKASI DALAM BISNIS


1. Pengertian Komunikasi Bisnis
Komunikasi bisnis terdiri dari dua suku kata, yaknikomunikasi dan bisnis. Yang mana
komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat
berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari dalam berumah tangga, di
tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau dimanapun manusia berada. Tidak ada
manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Pengertian bisnis sendiri menurut Lawrence
D.Brennan dalam Soeganda Priyatna Dan Elvinaro Ardianto (2009:24-25) adalah “a dynamic
structure of interchanging ideas, feeling and cooperative effortsto get profit”, suatu struktur
yang dinamis dari pertukaran gagasan, perasaan dan usaha bersama untuk mendapatkan
keuntungan. Suatu bisnis hanya mungkin berlangsung jika ada dua orang atau lebih berinteraksi
dan berkomunikasi. Bisnis dapat dilakukan seseorang, namun demikian pada umumnya bisnis
dilakukan oleh suatu badan (organisasi), yakni bentuk kerjasama dua orang atau lebih untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Fungsi dan Tujuan Komunikasi Bisnis.
Menurut Sutrisna Dewi (2008:23) Dalam proses komunikasi bisnis ini, terdapat fungsi
dan tujuan di dalamnya yaitu:
1) Informatif
Pimpinan dan anggota organisasi membutuhkan banyak sekali informasi untuk menyelesaikan
tugas-tugas mereka. Informasi tersebut berkaitan dengan upaya organisasi untuk mencapai
tujuannya.
2) Pengendalian (Regulatory)
Komunikasi berfungsi sebagai pengatur dan pengendali organisasi. Komunikasi dalam hal ini
berupakan peraturan, prosedur, perintah, laporan.
3) Persuasif
Komunikasi berfungsi mengajak orang lain mengikuti atau menjalankan ide/gagasan atau tugas.
4) Integratif
Dengan adanya komunikasi, organisasi yang terbagi menjadi beberapa bagian atau departemen
akan tetap merupakan satu kesatuan yang utuh dan terpadu.
Sementara itu tujuan komunikasi bisnis menurut B. Curtis dan James J.Floyd dan Jerry L. Winsor
(2004:6) , yaitu:
1) Menyelesaikan Masalah dan Membuat Keputusan.
2) Mengevaluasi Perilaku.

3. Jenis-jenis Komunikasi Bisnis.


Sesuai dengan penjelasan Soeganda Priyatna dan Elvinaro Ardianto (2009:62-65), Jenis
komunikasi bisnis adalah pengelompokan komunikasi bisnis berdasarkan bentuk dan
kegunaannya. ada empat jenis atau kategori komunikasi bisnis, yakni:
1) Organization Communication
2) Business Corespondence
3) Specific / technical data exchange
4) Promotional Communication
4. Media Komunikasi Bisnis
1. Jenis media komunikasi bisnis Menurut jenisnya, media komunikasi dikelompokkan
menjadi :
a) Media komunikasi audio adalah media komunikasi yang dapat di dengar dan dipahami
dengan pendengaran. Contohnya : radio, telepon, tape recorder, dan lain-lain.
b) Media komunikasi visual adalah media komunikasi yang dapat ditangkap melalui penglihatan.
Contohnya : surat transparasi, chart, koran.
c) Media komunikasi audio visual adalah media komunikasi yang dapat dipahami melalui
pendengaran dan penglihatan. Contohnya : televisi, DVD, VCD, dan lain-lain. (Gita Febianty,
2013)

4. Memilih media komunikasi bisnis


Memilih media komunikasi bisnis sangatlah penting. Komunikasi yang efektif dan tidak
efektif dapat dibedakan melalui pilihan atas media komunikasi yang dipilih. Pilihan media
komunikasi sangat tergantung pada sifat pesan, waktu, formalitas dan harapan. Media yang
dimaksud adalah alat atau sarana yang digunakan untuk memindahkan pesan dari pengirim
pesan kepada penerima pesan. Dilihat dari cara melaksanakan komunikasi, dibagi menjadi :
a) Komunikasi lisan (oral communication)
b) Komunikasi tertulis (written communication)
c) Komunikasi visual
Selain itu, di dalam komunikasi bisnis terdapat berbagai macam saluran
komunikasi/media komunikasi yang termasuk dalam salah satu topik pembahasan kurikulum
Master of Business Administration (MBA) di berbagai universitas. Dalam dunia bisnis, istilah
komunikasi itu sendiri mencakup berbagai saluran komunikasi diantaranya, yaitu : internet,
print(publications), radio, televisi, media ambient, media outdoor, dan metode dari mulut ke
mulut.(Yoana, 2013).

5. Media Cetak dan Sosial Media


a) Media Cetak
Media cetak adalah merupakan suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-
pesan visual, media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, dalam
tata warna dan halaman putih. (Rhenald Khazali, 1992;99). Fungsi utamanya memberi informasi
dan menghibur. Media cetak merupakan suatu dokumen atas segala hal yang ditangkap oleh
sang jurnalis dan diubah ke dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, dan sebagainya. Dalam
pengertian ini, media cetak yang digunakan sebagai medium periklanan dibatasi pada surat
kabar dan majalah. Sehingga kita dapat mengatakan bahwa iklan pada media cetak merupakan
suatu bentuk promosi yang diungkapkan melalui gambar, bentuk, warna, dan aksara dan
melibatkan teknik proses percetakan secara tenggang dan saling menunjang. Ciri khas karakter
media massa cetak adalah melibatkan suatu proses percetakkan di dalam penggandaannya.
Dalam media cetak, kita kenal bermacammajam jenis media cetak salah satunya yaitu banner.
Banner adalah media cetak yang berukuran besar dari ukuran poster dengan kualitas gambar
yang lebih tajam. Media ini mempunyai kekuatan dan kelemahan sebagai media promosi
diantaranya.(Reyypare, 2010:11)
b) Social Media
Social media adalah untuk interaksi social menggunakan teknik mudah diakses dan
dapat diperlukan. Social media menggunakan teknologi web untuk berkomunikasi melalui dialog
yang interaktif. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein (2010) juga mendefinisikan social media
sebagai kelompok pada aplikasi di internet yang dibangun dengan menggunakan fondasi dari
teknologi web 2.0.35. Potensi media sosial dalam waktu dekat adalah sangat luar biasa (Savage,
2010). Menurut Savage volume besar data yang diberikan oleh media social akan menyediakan
tantangan baru dan kesempatan baru. Stephen dan Toubia (2010) menemukan bahwa penjual
yang paling mendapatkan keuntungan dari jaringan adalah mereka yang mendapatkan
aksebilitas dengan menggunakan jaringan. Mengerti cara kerja marketing dari mulut ke mulut
dalam komunitas online adalah penting (Kozinets et al, 2010). Kozinets menjelaskan bahwa
pemasaran word of mouth yang dipengaruhi oleh konsumen telah mencakup media sosial dan
teknik pemasaran viral. Patton (2009) mengatakan media sosial menyediakan peluang luar biasa
pada jaringan, berkolaborasi, berbagi best practices, berkomunikasi, dan menghubungkan orang
dengan kebutuhan dan keinginan yang sama. Media sosial juga sangat penting dalam area
marketing (Luke, 2009). Luke menemukan 60% perencana (planner) menggunakan media social
setiap tahun. Luke menunjuk facebook adalah forum sempurna untuk keuangan planner dengan
jejaring sosial yang besar. Komunitas online merupakan bagian integral dari media sosial dimana
sangat bermanfaat karena mereka memberikan peluang cross-selling ke group pengguna yang
berbeda yang berbagi platform yang sama (Horde,2010).

6. Proses Komunikasi Bisnis


Menurut Boove Thill dalam buku Business Communication Today, sebagaimana yang
dikutip oleh Djoko Purwanto (2002:11-13) mengenai proses komunikasi, yang mana terdiri atas
enam tahap, yaitu:
Tahap Pertama :
Pengirim mempunyai suatu ide/gagasan, sebelum proses penyampaian pesan dapat
dilakukan, pengirim pesan harus menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan
kepada pihak lain atau audiens. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terbentang luas
di hadapan kita.

Tahap Kedua :
Pengirim mengubah ide menjadi pesan, dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide
dapat diterima atau dimengerti dengan sempurna. Agar ide dapat diterima dan dimengerti
secara sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu subjek (apa yang
ingin disampaikan), maksud (tujuan), audiens, gaya personal dan latar belakang budaya.

Tahap Ketiga :
Pengirim menyampaikan pesan, setelah mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap
berikutnya adalah memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada
kepada si penerima pesan. Saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan
terkadang relatif pendek, tetapi ada juga yang cukup panjang. Panjang pendeknya saluran
komunikasi yang digunakan akan berpengaruh terhadap penyampaian pesan.

Tahap Keempat :
Penerima menerima pesan, komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi,
bila pengirim (komunikator) mengirimkan suatu pesan dan penerima(komunikan) menerima
pesan tersebut.

Tahap Kelima :
Penerima menafsirkan pesan, setelah penerima menerima pesan, tahap berikutnya
adalah bagaimana ia dapat menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus
mudah dimengerti dan tersimpan di dalam benak pikiran si penerima pesan. Selanjutnya, suatu
pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah memahami isi pesan
sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan.

Tahap Keenam :
Penerima memberi tanggapan umpan balik ke pengirim, umpan balik (feedback) adalah
penghubung akhir dalam suatu mata rantai komunikasi. Umpan balik tersebut merupakan
tanggapan penerima pesan yang memungkinkan pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan.
Setelah menerima pesan, komunikasi akan memberi tanggapan dengan cara tertentu memberi
sinyal terhadap pengirim pesan.
DAFTAR PUSTAKA

Badu, Syamsu Q dan Novianty Djafri. 2017. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Gorontalo: Ideas
Publishing

Wijaya, Candra. 2001. Perilaku Organisasi. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan
Indonesia (LPPPi)

Gani, Nur Asni, Rony Edward Utama, Jaharuddin, dan Andry Priharta. 2020. Perilaku Organisasi. Jakarta
Timur: Mirqat

Setiadi, Rudi, Fahrizal Nurzaman, Rika Yanuarty. 2021. Komunikasi Bisnis dan Public Relation. Banten: CV.
AA. RIZKY

Anda mungkin juga menyukai