Anda di halaman 1dari 9

BAB I

1. Pendahuluan
Komunikasi adalah aktivitas yang amat penting dan tak dapat di pisahkan dari
kehidupan makhluk di dunia, terutama umat manusia, dan akan terus ada sampai
akhir zaman. Begitu pentingnya komunikasi itu bagi manusia tak akan dapat
bertahan hidup. Hal ini tidaklah berlebihan karena kalau kita amati berbagai
peristiwa yang terjadi di sekeliling kita atau yang kita alami sendiri setiap hari
memang semuanya mengandung muatan-muatan komunikasi. Kita menyaksikan
komunikasi antara bayi dan ibunya, penjualan dengan pembeli, pembaca berita
TV dengan pemirsanya, atasan dengan bawahan dalam organisasi, dokter dengan
pasiennya, dan lain-lain yang kesemuanya merupakan bagian dari hidup dan
kehidupan kita sehari-hari.
Dalam

keseluruhan

bidang

organisasi

dan

managemen,

komunikasi

merupakan salah satu konsep yang paling sering di bahas, meskipun di dalam
kenyataan nya jarang sekali dipahami secara tuntas. Memang, peran komunikasi
yang efektif, merupakan persyaratan bagi pencapaian tujuan tujuan organisasi,
disamping salah satu masalah terbesar yang di hadapi oleh managemen modern.
Proses komunikasi itu sendiri seringkali dianggap sebagai akar dari semua
persoalan persoalan yang timbul di dunia. Sebagaimana Hicks & Gullet
(1976:467) menyatakan: Barangkali ada benarnya, kata orang, bahwa jantung
daripada masalah masalah dunia, setidaknya antara seseorang dengan orang lain,
adalah ketidakmampuan orang berkomunikasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa komunikasi yang buruk dipandang sebagai hal yang sering kali disebut
sebut menjadi sumber konflik antara pribadi, karena individu menghabiskan masa
sadarnya hampir 70% untuk berkomunikasi (yaitu menulis, membaca, berbicara
dan mendengar), kiranya cukup beralasan jika dikatakan bahwa kekuatan yang
paling menghambat keberhasilan pencapaian kinerja kelompoknadalah kurangnya
komunikasi yang efektif (robbin, 1991). Jadi, timbulnya pertengkaran, prasangka,
perang

antara

negara,

perselisihan

perburuan,

konflik

organisasi

yang

semacamnya adalah contih dari berbagai persoalan yang timbul karena


komunikasi yang tidak efektif.
Karena itu, masalah komunikasi perlu sekali mendapatkan perhatian untuk di
teliti, dipelajari, dipahami, dan dipecahkan oleh setiap orang, dipahami, dan
dipecahkan oleh setiap orang, terlebih lebih mereka yang terlibat dalam
organisasi. Sebab, komunikasi yang efektiflah yang dapat menjamin tercapainya
tujuan tujuan organisasi.

BAB II
2.1 Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi telah dipakai sedemikian luasnya dalam kehidupan kita
sehari-hari, dan juga telah menjadi objek studi para ahli dalam kurun waktu yang
cukup lama. Tentang definisi atau rumusan pengertian komunikasi sebetulnya
cukup banyak yang dikemukakan oleh para pakar. Akan tetapi, mereka
kebanyakan sepakat dengan asumsi bahwa komunikasi adalah suatu proses yang
dinamis, yakni suatu transaksi yang akan mempengaruhi pengirim dan penerima,
serta merupakan suatu proses personal dan simbolik yang membutuhkan kode
abstraksi bersama.
Berdasarkan asumsi diatas, maka teoritis komunikasi membagi definisi itu
kedalam dua aliran, yaitu:
(1) Definisi yang berorientasi pada sumber (source oriented),
(2) Definisi yang berorientasi pada penerima (receive oriented).
Uraian masing-masing definisi tersebut di sajikan pada bagian berikut.
(1) Definisi yang berorientasi pada sumber
Kebanyakannya yang berorientasi pada sumber menyatakan
bahwa komunikasi adalah kegiatan dengan nama seseorang
(sumber)

secara

mendapatkan

tanggapan

(Miller,

1996).

Karenanya, dengan melihat unsur kesanggupan dalam komunikasi,


maka definisi itu cenderung berpandangan bahwa semua
komunikasi pada dasarnya adalah persuatif. Lebih jauh lagi,
komunikasi yang berorientasi pada sumber dan menekankan
pentingnya variable-variable tertentu dalam proses komunikasi,
seperti: isi pesan, dan sifat persuasifnya. Dengan kata lain,
komunikasi menurut pandangan ini memfokuskan perhatian pada
produksi pesan-pesan yang efektif.

(2) Definisi yang berorientasi pada penerima


Definisi yang berorientasi pada penesima memandang
bahwa komunikasi sebagai semua kegiatan dalam mana seseorang
(penerima) menanggapi stimulus atau rangsangan (Steven, 1950).
Tegasnya, proses komunikasi menurut pandangan iniberkenaan
dengan pemahaman dan arti, karena tekanan diletakkan pada
bagaimana penerima melihat dan menafsirkan suatu pesan. Dus,
pandangan ini tidak membatasi diri pada perilaku yang bersifat
internasional saja, dan karenanya memperluas lingkup dari pada
situasi komunikasi.
Difinisi-definisi diatas masing-masing hendak menjelaskan
proses komunikasi dan menyajikan pegangan bagi setiap orang
yang akan menggunakannya, mesti disadari bahwa setiap definisi
masing-masing memiliki keterbatasan-keterbatasan. Namun, suatu
hal yang pasti, bahwa kedua definisi di atas sama-sama memiliki
nilai walau masing-masing mewakili pandangan yang berbeda
mengenai proses komunikasi itu.
Untuk lebih menjelaskan pemahaman kita tentang definisi
komunikasi, Cooley memberi rumusan :
Komunikasi adalah mekanisme yang menye-babkan
adanya hubungan antar manusia dan mengembangkan semua
lambang

pikiran,

bersama-sama

dengan

sarana

untuk

menyiarkannya dalam ruang dan merekamnya dalam waktu. Ini


mencakup wajah, sikap dan gerak-derik, suara, kata-kata tertulis,
percetakan, kereta api, telegraf, telepon, dan apa saja yang
merupakan penemuan mutakhir untuk menguasai ruang dan
waktu. (lihat Albig, 1956).
Rumusan cooley merupakan rumusan yang paling lengkap
diantara

sekian

banyak

definisi

komunikasi

yang

pernah

dikemukakan. Didalamnya mengandung beberapa unsur yang


penting, yaitu:
(1) Ide dari komunikasi sebagai dasar yang hakiki bagi
hubungan manusia,

(2) Komunikasi sebagai proses yang memungkinkan


hubungan tersebut menjadi suatu kegiatan,
(3) Adanya mekanisme berupa simbolis (kata-kata, gambar,
dan sebagainya) dan alat-alat untuk pemindahan bagi
objek-objek dari hubungan tadi (informasi, ide,
pengalaman, dan sebagainya).
Dari beberapa definisi yang dikemukakan diatas, maka
secara ringkas komunikasi dapat diartikan sebagai proses
pemindahan atau pengalihan pengertian transfernce of meaning,
sedangkan secara agak lengkap, istilah komunikasi dapat
dirumuskan sebagai prosespenyampaian pesan dari suatu sumber
berita kepada penerima melalui saluran tentukan dengan tujuan
untuk mendapatkan tanggapan dari penerima.
2.2 Proses Komunikasi
Proses

komunikasi

berkaitan

dengan

bagaimana

komunikasi

itu

berlangsung. Untuk memahami proses komunikasi itu, maka sebagai acuan disini
akan dikemukakan model Shannon dan Weaver yang unsur-unsur pokoknya
adalah sebagai berikut:
(1) Sumber informasi. ini adalah awal dari proses komunikasi. Sumber
ini membuat informasi dan memasukkan berbagai bentuk keinginan
dan memasikkan berbagai bentuk keinginan dan tujuan yang ada
dipihak pengirim. Data-data keuangan, statistik, dan sebagainya adalah
contoh informasi mentah yang harus diberi makna dan tujuan di dalam
sumber informasi.
(2) Transmisi. Transmisi mengubah (encodes) data kedalam pesan dan
mengirimkannya kepada penerima. Bentuk utama dari proses
pengubah adalah bahasa yang diartikan sebagai setiap pola tandatanda. Lambang, atau sinyal. Bahasa inilah yang di pindahkan melalui
berbagai macam alat/media: gelombang, listrik, atau selembar kertas.

(3) Kebisingan/gangguan. Segala sesuatu yang mengganggu dan terjadi


antara transmisi dan penerima. Masalah arti kata, bahasa, atau distorsi
pesan adalah contoh adanya gangguan. Dan, hal ini sering kali tidak
bisa di hindari didalam proses komunikasi.
(4) Penerima. Disini komunikasi telah melewati tahap antara pengirim
dan penerima, dimana terjadi proses yang disebut decoding yaitu
pemberian makna atau penafsiran atas pesan yang dikirimkan.
(5) Tujuan akhir. Ini adalah bagian terakhir dari proses komunikasi atau
yang menjadi tanda selesainya dan telah dilaksanakannya proses
komunikasi. Tujuan akhir ini bisa berupa pejabat, penilai, atau phiak
lainnyayang diharapkan memberikan reaksi terhadap pesan yang
diterimanya

3. FUNGSI-FUNGSI KOMUNIKASI
Komunikasi di dalam organisasi penting sekalo dan dapat dipakai untuk
melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
(1) Fungsi Kontrol. Komunikasi dapat dipakai untuk mengontrol atau
mengendalikan perilaku anggota organisasi

dalam berbagai

cara.

Organisasi memilih hirarki wewenang dan pedoman yang di ikuti oleh


pekerja. Manakala para pekerja diminta untuk melaporkan hasil kerja atau
keluhannya, menjalankan tugas sesuai dengan deskripsi, maka komunikasi
ini berfungsi sebagai pengontrol.
(2) Fungsi motivasi. Komunikasi dapat juga di pakai sebagai cara untuk
menjelaskan

bagaimana

pekerja

seharusnya

bekerja

agar

dapat

meningkatkan kemampuan dan kinerjanya. Dalam hal seperti ini


komunikasi berfungsi sebagai motivasi.
(3) Fungsi infirmasi. Pengambilan keputusan dalam organisasi memerlukan
informasi memerlukan informasi. Komunikasi berfungsi menyediakan
informasi yang berguna bagi individu atau kelompok untuk membuat
keputusan yang di kehendaki.

Ketika fungsi diatas sama pentingnya bagi organisasi. Tak ada satu fungsi
pun yang bisa dikatakan lebih penting dari yang lainnya. Sebab, untuk dapat
menghasilkan kinerja yang efektif, kelompok atau organisasi perlu mengontrol
perilaku anggotanya, memotifasi, mewadahi ekspresi perasaan anggota, dan
membuat keputusan.
4. JENIS-JENIS KOMUNIKASI
Ada beberapa macam cara pandang yang dapat dipakai untuk
membedakan berbagai bentuk komunikasi. Komunikasi dapat dibedakan dari
lingkup organisasi, arah, tingkatan/hirarki organisasi, sifat, dan media yang
digunakan untuk mentransfer pesan-pesan komunikasi. Secara singkat, beberapa
macam jenis komunikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
4.1 Lingkup Organisasi
Menurut lingkup organisasi, komunikasi dapat dibedakan antara
komunikasi intern dan komunikasi ekstern.
Komunikasi Intern. adalah komunikasi yang terjadi antara orang-orang
atau bagian-bagian yang ada atau berlangsung di dalam sebuah organisasi.
Misalnya, antara atasan dengan bawahan, pejabat yang setingkat, atau antara
bagian pemasaran degan bagian produksi.
Komunikasi ekstern. Adalah komunikasi yang terjadi atau berlangsung
antara organisasi dengan pihak luar atau dengan bagian-bagian organisasi
lain. Contohnya, sebuah organisasi perusahaan dengan bank kantor
pemerintahan dan lain-lain.
4.2 Arah
Dari sudut arahnya, komunikasi dapat dibedakan antara komunikasi
searah dan komunikasi dua arah.
Komunikasi searah. Adalah komunikasi yang ditandai oleh adanya satu
pihak yang aktif, yang penyampaian informasi; sedangkan pihak lainnya
bersifat pasif dan menerima. Biasanya, komunikasi atasan kepada bawahan,
seperti instruksi yang harus di kerjakan dan semacam nya adalah contoh dari
komunikasi searah.

Komunikasi dua arah. Adalah komunikasi yang ditandai oleh peran


aktif kedua belah pihak yang sama-sama sebagai pemberi dan penerima
informasi. Pertukaran pikiran dan pendapat dalam rapat atau diskusi adalah
contoh komunikasi dua arah.
4.3 Tingkatan orgaisasi
Di dalam struktur organisasi dikenal adanya tingkatan-tingkatan atau
level hirarki, dan karenanya juga akan ikut menentukan sorak komunikasi
yang berlangsung di dalamnya. Berdasarkan tingkatan organisasi, komunikasi
dapat dibedakan menjadi komunikasi vertikal dan horizontal :
Komunikasi vertikal. Adalah komunikasi yang berlangsung antara
bawahan denga atasan didalam hirarki organisasi, sedangkan komunikasi
horizontal adalah komunikasi yang berlangsung diantara para pejabat
sederajat/selevel. Komunikasi vertikal dari atas dapat berupa perintah arahan,
dan petunjuk sedangkan komunikasi vertikal dari bawah dapat berupa
pemberi usulan, laporan, masukan, dan memohon petunjuk.
Komunikasi horizontal. Karena terjadi diantara pejabat yang sederajat,
biasanya dapat berupa koordinasi, konsultasi dan konfirmasi.
4.4 sifat: formal-informal
Dari segi sifatnya, komunikasi dalam organisasi dapat berupa komunikasi
formal dan informal. Komunikasi formal adalah komunikasi yang
mempunyai jalur atau saluran organisasi dan berkenaan dengan urusan-urusan
organisasi yang resmi. Di lain pihak, komunikasi informal, adalah
komunikasi yang berlangsung tidak melalui saluran organisasi yang resmi
atau yang menyangkut urusan-urusan di luar organisasi.
Urusan kenaikan pangkat, gaji, perbaikan pelaksanaan kerja dan
semacamnya adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi
formal; sementara soal hobi, kegemaran, atau olah raga diantara para anggota

organisasi dan berlagsung diluar kantor atau ditempat lain adalah masalah dan
proses komunikasi informal.
4.5 Media
Dari segi media atau alat yang di gunakan untuk mentranfer pesan,
dikenal adanya komunikasi visual, audial, dan audio-visual.
Komunikasi visual. Adalah komunikasi yang menggunakan alat tertentu utuk
mengirim pesan yang dapat di tanggkap oleh indra penglihatan (mata).
Komunikasi audial. Adalah komunikasi yang menggunakan alat tertentu yang
dapat di tangkap oleh indra pendengaran (telinga)
Komunikasi audio-visual. Adalah komunikasi yang menggunakan alat tertentu
yang pesannya ditangkap oleh penglihatan dan pendengaran secara bersamaan.

Anda mungkin juga menyukai