Anda di halaman 1dari 16

Nama : Deli Refi Mustika Sari

NIM : P27820517004

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. latar Belakang

Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan


orang lain. Dengan adanya komunikasi, maka terjadilah hubungan sosial karena bahwa
manusia itu adalah sebagai makhluk sosial, diantara satu dengan yang lainnya saling
membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi timbal balik.

Dalam hubungan seseorang dengan orang lain terjadi proses komunikasi diantaranya.
Tetapi ketika sedang melakukan komunikasi terkadang tidak memperhatikan etika-etika
komunikasi dengan baik.Hal ini yang terkadang orang salah menafsirkan isi dari informasi
yang diberikan atau pun yang didengarkannya.Terlebih lagi ketika berkomunikasi dalam
ruang lingkup perkantoran. Cara yang paling mudah menerapkan etika komunikasi dalam
perkantoran ialah, semua anggota dan pimpinan perkantoran perlu memperhatikan beberapa
hal berikut ini:

1. Tata krama pergaulan yang baik


2. Norma kesusilaan dan budi pekerti

3. Norma sopan santun dalam segala tindakan

Dalam suatu organisasi penerapan etika komunikasi dibutuhkan untuk semua bentuk
kegiatan kerja. Etika komunikasi yakni etika komunikasi yang terjadi dan berlangsung dalam
kantor (office communication). Dengan terciptanya etika komunikasi timbal balik yang baik
antara pimpinan dan karyawan, akan menimbulkan produktivitas kerja yang baik. Dengan
kata lain tanpa adanya komunikasi, maka pekerjaan kantor akan menjadi tidak sesuai dengan
rencana yang sudah ditetapkan sehingga tujuan-tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai.
Pada dasarnya komunikasi kantor dapat berlangsung secara lisan maupun tulisan. Secara
lisan, dapat terjadi secara langsung (tatap muka atau face to face) tanpa melalui perantara.
Setiap individu berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku ideal yang seharusnya
dimiliki oleh setiap individu atau apa yang seharusnya dijalankan individu, dan apa tindakan
yang seharusnya dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian komunikasi!


2. Jelaskan pengertian etika!

3. Apa saja aliran-aliran etika?

4. Jelaskan pengertian profesi!

5. Bagaimana etika profesi itu?

6. Seperti apa etika dalam berkomunikasi?

1.3 Tujuan

Bagi Pembaca:

1. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.


2. Pembaca dapat mengetahui lebih mendalam mengenai Etika Komunikasi.

Bagi Penulis:

1. Penulis menjadi lebih mengetahui secara mendalam mengenai Etika Komunikasi.


2. Sebagai acuan dalam membuat makalah selanjutnya.

1.4 Manfaat

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap semua
pihak dalam mempelajari tentang Etika Komunikasi.Selain itu dapat menambah wawasan
kita semua mengenai berkomunikasi dengan baik yang selalu diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi

` Meskipun komunikasi merupakan kegiatan yang sangat dominan dalam kehidupan


sehari-hari, namun tidaklah mudah memberikan definisi yang dapat diterima semua
pihak.Sebagaimana layaknya ilmu sosial lainnya, komunikasi mempunyai banyak definisi
sesuai dengan persepsi ahli-ahli komunikasi yang memberikan batasan pengertian. Beberapa
contoh definisi komunikasi menurut beberapa tokoh antara lain:

1. Wilbur Schramm (1955)

Komunikasi merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan


pengirim, dengan bantuan pesan, pengirim dan penerima memiliki beberapa
pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim oleh
pengirim dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.

2. Theodore Herbert (1981)

Komunikasi ialah proses yang didalamnya menunjukkan arti pengetahuan


dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai
beberapa tujuan khusus.

3. Edward Depari (1990)

Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang


disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai
pesan ditujukan kepada penerima pesan.

Dari beberapa pengertian komunikasi menurut beberapa tokok diatas, dapat kita
kemukakan pengertian yang sederhana, bahwa komunikasi ialah suatu proses pengiriman
pesan atau simbol-simbol yang mengandung arti dari seseorang komunikator kepada
komunikan dengan tujuan tertentu.

Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif, maka komponen-komponen


komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Komunikator atau Pengirim Pesan

Komunikator ialah individu atau orang yang mengirim pesan. Seorang


komunikator menciptakan pesan, untuk selanjutnya mengirimkannya dengan
saluran tertentu kepada orang atau pihak lain.

2. Pesan atau Informasi


Pesan adalah informasi yang diciptakan komunikator dan akan dikirimkan kepada
komunikan. Pesan ini dapat berupa pesan verbal maupun non-verbal.Pesan verbal
ialah pesan yang berbentuk ungkapan kata/kalimat baik lisan maupun
tulisan.Pesan non-verbal ialah pesan isyarat, baik berupa isyarat gerakan badan,
ekspresi wajah, nada suara, dan sebagainya.

3. Media atau Saluran

Media ialah suatu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari seorang
komunikator kepada komunikan.Ada berbagai macam media, meliputi media
cetak, audio, audio visual.

4. Komunikan atau Penerima

Komunikan adalah pihak penerima pesan.Selain menerima pesan, komunikan juga


bertugas untuk menganalisis dan menafsirkan sehingga dapat memahami makna
pesan tersebut.

5. Umpan Balik atau Feedback.

Umpan balik atau feedback disebut pula respon, dikarenakan komponen ini
merupakan respon atau tanggapan dari seorang komunikan setelah mendapatkan
pesan dari komunikator.

6. Gangguan atau Noise

Gangguan komunikasi sering kali terjadi, baik gangguan yang bersifat teknis
maupun semantis.Gangguan teknis bisa saja terjadi karena saluran tidak berfungsi
secara baik.Sementara itu gangguan semantis bermula dari perbedaan dalam
pemaknaan arti lambang atau simbol dari seorang komunikator dengan
komunikan.

Fungsi komunikasi antara lain:

1. Membangun Konsep Diri (Establishing Self-Concept)


2. Eksistensi Diri (Self Existence)

3. Kelangsungan Hidup (Live Continuity)

4. Memperoleh Kebahagiaan (Obtaining Happiness)

5. Terhindar dari Tekanan dan Ketegangan (Free From Pressure and Stress)


Menurut cara pencapaiannya informasi dapat dibedakan menjadi :

1. Komunikasi Lisan

 Yang terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana dua belah
pihak dapat bertatap muka, misalnya dialog dua orang, wawancara maupun
rapat dan sebagainya.

 Yang terjadi secara tidak langsung karena dibatasi oleh jarak, misalnya
komunikasi lewat telepon dan sebagainya.

2. Komunikasi Tertulis

 Yang dilaksanakan dalam bentuk surat dan dipergunakan untuk


menyampaikan berita yang sifatnya singkat, jela tetapi dipandang perlu untuk
ditulis dengan maksud-maksud tertentu

 Naskah, yang biasanya dipergunakan untuk menyampaikan bersifat komplek

 Blangko-nlangko, yang dipergunakan untuk mengirirm berita dalam suatu


daftar

 Gambar dan foto, karena tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata atau kalimat

 Spanduk, yang biasa dipergunakan untuk menyampaikan informasi kepada


banyak orang

Komunikasi menurut kelangsungannya :

1. Komunikasi langsung

Proses komunikasinya dilaksanakan secara langsung tanpa bantuan perantara orang


ketiga atau pun media komunikasi yang ada dan tidak dibatasi oleh jarak.

2. Komunikasi tidak langsung

Proses komunikasinya dilaksanakan dengan bantuan pihak ketiga atau bantuan alat-
alat atau media komuikasi.

2.2 Pengertian Etika

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat


internasional diperlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia
bergaul.Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal
dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.
Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing
yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan
kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat
kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah
yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita.

Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia
dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani “ethos” yang berarti
norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang
baik.

Selain itu dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata
Latin ethicus yang berarti kebiasaan.Sesuatu dianggap etis atau baik, apabila sesuai dengan
kebiasaan masyarakat. Pengertian lain tentang etika ialah sebagai studi atau ilmu yang
membicarakan perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dinilai baik dan mana pula
yang dinilai buruk. Etika juga disebut ilmu normatif, maka dengan sendirinya berisi
ketentuan-ketentuan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menilai tingkah laku apakah
baik atau buruk, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :

a. Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
b. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah
laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal.

c. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara


mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam
hidupnya.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika


memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan
sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara
tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil
keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami bersama
bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan
demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi
kehidupan manusianya.

Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan
buruknya prilaku manusia :

1. Etika deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar
untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
2. Etika normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi
norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

Etika secara umum dapat dibagi menjadi :

1. Etika umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia


bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori
etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam
bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika
umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai
pengertian umum dan teori-teori.
2. Etika khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya
mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus
yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar.
Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku
saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang
dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis, cara
bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakan, dan teori serta
prinsip moral dasar yang ada dibaliknya. Etika khusus dibagi lagi menjadi dua
bagian :

a. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap


dirinya sendiri.

b. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku
manusia sebagai anggota umat manusia.

Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu
sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota
umat manusia saling berkaitan.

Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung
maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadap
pandangan-pandangan dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia
terhadap lingkungan hidup.

Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau
terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual
saat ini adalah sebagai berikut :

1. Sikap terhadap sesama


2. Etika keluarga
3. Etika profesi

4. Etika politik

5. Etika lingkungan

6. Etika idiologi

Sistem Penilaian Etika :

1. Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada perbuatan baik atau
jahat, susila atau tidak susila
2. Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau telah
mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi tumbuhnya
dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam bentuk perbuatan namanya pekerti. Jadi
suatu budi pekerti, pangkal penilaiannya adalah dari dalam jiwa; dari semasih
berupa angan-angan, cita-cita, niat hati, sampai ia lahir keluar berupa perbuatan
nyata.

3. Burhanuddin Salam, Drs. menjelaskan bahwa sesuatu perbuatan di nilai pada 3


(tiga) tingkat :

a. Tingkat pertama, semasih belum lahir menjadi perbuatan, jadi masih berupa
rencana dalam hati, niat.

b. Tingkat kedua, setelah lahir menjadi perbuatan nyata, yaitu pekerti.

c. Tingkat ketiga, akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu baik atau buruk.

2.3 Penggolongan Etika

Dalam menelaah ukuran baik dan buruk suatu tingkah laku yang ada dalam
masyarakat kita bisa melakukan penggolongan etika menjadi dua kategori yaitu:

1. Etika Deskriptif

Merupakan usaha menilai tindakan atau perilaku berdasarkan pada ketentuan


atau norma baik buruk yang tumbuh dalam kehidupan bersama di dalam
masyarakat. Kerangka etika ini pada hakikatnya menempatkan kebiasaan yang
sudah ada di dalam masyarakat sebagai acuan etis.Suatu tindakan seseorang
disebut etis atau tidak, tergantung pada kesesuaiannya dengan yang dilakukan
kebanyakan orang.

2. Etika Normatif
Etika yang berusaha menelaah dan memberikan penilaian suatu tindakan etis
atau tidak, tergantung dengan kesesuaiannya terhadap norma-norma yang sudah
dibakukan dalam suatu masyarakat.Norma rujukan yang digunakan untuk
menilai tindakan wujudnya bisa berupa tata tertib, dan juga kode etik profesi.

2.4. Aliran Etika

Menurut John C. Merill (1975:79-88) menguraikan adanya berbagai aliran etika yang
dapat digunakan sebagai standar menilai tindakan etis, antara lain sebagai berikut:

1.      Aliran Deontologis

Deon berasal dari bahasa Yunani yaitu “yang harus atau wajib” melakukan
penilaian atas tindakan dengan melihat tindakan itu sendiri, artinya suatu tindakan
secara hakiki mengandung nilai sendiri apakah baik atau buruk.Kriteria etis
ditetapkan langsung pada jenis tindakan itu sendiri ada tindakan atau perilaku yang
langsung dikategorikan baik, tetapi juga ada perilaku yang langsung dinilai
buruk.Misalnya perbuatan mencuri, memfitnal, mengingkari janji.Adapun alasannya
perbuatan itu tetap dinilai sebagai perbuatan yang tidak etis dengan demikian ukuran
dari tindakan ada didalam tindakan itu sendiri.

2.      Aliran Teologis

Aliran ini melihat nilai etis bukan pada tindakan itu sendiri, tetapi dilihat dari
tujuan atas tindakan itu. Jika tujuannya baik, dalam arti sesuai dengan norma moral,
maka tindakan itu digolongkan sebagai tindakan etis.

3.      Aliran Etika Egoisme

Aliran ini menetapkan norma moral pada akibat yang diperoleh oleh
pelakunya sendiri. Artinya, tindakan diketegorikan etis atau baik,  apabila
menghasilkan yang terbaik bagi diri sendiri.

4.      Aliran Etika Utilitarisme

Aliran yang memandang suatu tindakan itu baik jika akibatnya baik bagi
orang banyak.Dengan demikian, tindakan itu tidak diukur dariv kepentingan
subyektif individu, melainkan secara obyektif pada masyarakat umum.Semakin
universal akibat baik dari tindakan itu, maka dipandang semakin etis.

2.5 Etika Komunikasi

Etika komunikasi merupakan suatu rangkuman istilah yang mempunyai pengertian


tersendiri, yakni norma, nilai atau ukuran tingkah laku yang baik dalam kegiatan komunikasi
dalam kegiatan komunikasi di suatu perkantoran. Pada dasarnya komunikasi dapat
berlangsung secara lisan maupun tertulis.Secara lisan dapat terjadi secara langsung (tatap
muka), maupun dengan menggunakan media telepon. Secara tertulis misalnya dengan
mempergunakan surat. Baik komunikasi langsung maupun tidak langsung, norma etika perlu
diperhatikan.
Komunikasi merupakan proses komunikasi antara pimpinan dengan anggota, antar anggota,
maupun antar unsur pimpinan. Untuk menjaga agar proses komunikasi tersebut berjalan baik,
agar tidak menimbulkan dampak negatif, maka diperlukan etika berkomunikasi. Cara paling
mudah menerapkan etika komunikasi ialah, perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:

1. Tata krama pergaulan yang baik


2. Norma kesusilaan dan budi pekerti

3. Norma sopan santun dalam segala tindakan

Apabila etika dan tata krama berlaku di mana saja dan kapan saja, maka dalam ruang
lingkup ini komunikasi dengan orang lain dalam pergaulan masyarakat maupun dalam
kehidupan merupakan arena yang benar-benar menuntut jatah diterapkannya etika. Karena itu
ada orang yang mengatakan bahwa antara etika dan komunikasi dalam pergaulan merupakan
dua hal yang tidak dapat dipisahkan.Dimanapun orang berkomunikasi, selalu memerlukan
pertimbangan etis, agar lawan bicara dapat menerima dengan baik. Berkomunikasi tidak
selamanya mudah, apalagi jika kita tidak mengetahui jati diri mereka yang kita hadapi, tentu
kita akan menebak-nebak dan merancang persiapan komunikasi yang sesui dengan tuntutan
etis kedua belah pihak. Ketika kita paham tentang karakter orang yang kita hadapi kita akan
lebih mudah berusaha menamppilkan diri sebaik-baiknya dalam berkomunikasi.

Hak untuk berkomunikasi di ruang publik merupakan hak yang paling mendasar. Jika hak
itu tidak dijamin akan memberi kebebasan berpikir sehingga tidak mungkin bisa ada otonomi
manusia. Hak untuk berkomunikasi di ruang publik ini tidak bisa dilepaskan dari otonomi
demokrasi yang didasarkan pada kebebasan untuk berekspresi (B. Libois, 2002:19).Jadi,
untuk menjamin otonomi demokrasi ini hanya merupakan bagian dari upaya untuk menjamin
otonomi demokrasi tersebut.

2.6 Etika Dan Etiket Yang Baik Dalam Komunikasi

Berikut di bawah ini adalah beberapa etika dan etiket dalam berkomunikasi antar
manusia dalam kehidupan sehari-hari :

1. Jujur tidak berbohong


2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan

3. Lapang dada dalam berkomunikasi

4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik

5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien

6. Tidak mudah emosi / emosional


7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog

8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan

9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan

10. Bertingkahlaku yang baik

2.7  Contoh Teknik Komunikasi Yang Baik

1. Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan lingkungan.


2. Gunakan bahawa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara.

3. Menatap mata lawan bicara dengan lembut.

4. Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum.

5. Gunakan gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar.

6. Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara.

7. Memakai pakaian yang rapi, menutup aurat dan sesuai sikon.

8. Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara.

9. Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi.

10. Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan
karakteristik lawan bicara.

11. Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara yang baik.

12. Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang berlaku seperti
berjabat tangan, merunduk, hormat, ces, cipika cipiki (cium pipi kanan - cium pipi
kiri)

BAB 3
PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Komunikasi ialah suatu proses pengiriman pesan atau simbol-simbol yang mengandung
arti dari seseorang komunikator kepada komunikan dengan tujuan tertentu. Komunikasi
mempunyai komponen-komponen agar komunikasi dapat berjalan dengan baik, yaitu:

1. Komunikator atau pengirim pesan


2. Pesan atau informasi

3. Media atau saluran

4. Komunikan atau penerima pesan

5. Umpan balik atau feedback

6. Gangguan

Etika menurut para ahli adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan
antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Pengertian lain
tentang etika ialah sebagai studi atau ilmu yang membicarakan perbuatan atau tingkah laku
manusia, mana yang dinilai baik dan mana pula yang dinilai buruk. Etika dalam
perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika pada akhirnya membantu
kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang pelru
kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan
kita.

Etika komunikasi merupakan suatu rangkuman istilah yang mempunyai pengertian


tersendiri, yakni norma, nilai atau ukuran tingkah laku yang baik dalam kegiatan komunikasi
dalam kegiatan komunikasi di suatu perkantoran. Untuk menjaga agar proses komunikasi
tersebut berjalan baik, agar tidak menimbulkan dampak negatif, maka diperlukan etika
berkomunikasi. Cara paling mudah menerapkan etika komunikasi ialah, perlu memperhatikan
beberapa hal berikut ini:

4. Tata krama pergaulan yang baik


5. Norma kesusilaan dan budi pekerti

6. Norma sopan santun dalam segala tindakan


Konsep Tertulis Etika Komunikasi 2 Orang
dengan Tatap Muka Langsung

Dosen dan Mahasiswa

1.POKOK PEMBAHASAN
“ Seorang dosen yang mengajar tidak mendapat respon dari mahasiswa “
2. PEMBAHASAN
     Dosen ketika mengajar sering tidak mendapatkan respon dari mahasiswa dapat
diakibatkan karena banyak faktor seperti : jam kelas sore atau malam ketika mahasiswa
sudah lelah seharian mengikuti mata kuliah sehingga mahasiswa lebih banyak pasif dan
merasa mengantuk , materi yang disampaikan oleh dosen belum dipahami dengan baik oleh
mahasiswa sehingga mahasiswa tidak memahami apa yang sedang dijelaskan oleh dosen ,
atau bisa jadi faktor dari dosen itu sendiri yang membuat lingkungan belajar mengajar
dikelas kurang nyaman sehingga mahasiswa tidak sepenuhnya dapat kondusif dan efektif
mengkuti kegiatan perkuliahan. Sebenarnya respon atau tidaknya mahasiswa itu tergantung
dengan sikap mahasiswa itu sendiri . Respon tidak harus dengan selalu bertanya kepada
dosen tetapi mencatat materi yang disampaikan dosen itu juga termasuk respon. Ketika
seorang mahasiswa mencatat itu berarti dia telah menangkap materi kemudian
menuangkannya ke dalam catatan. Mendengarkan dengan baik kemudian mengikuti alur
dosen ketika menjelaskan serta duduk di barisan paling depan juga termasuk respon terhadap
dosen.  Selain itu respon mahasiswa juga dapat dilihat ketika seorang mahasiswa ada yang
meminta filecopyslide sehingga mahasiswa dapat belajar di rumah dengan file tersebut.
Masalah respon mahasiswa terhadap dosen ini juga dipengaruhi faktor komunikasi.
Komunikasi atau hubungan yang baik tentu akan mempermudah lancarnya kegiatan
pembelajaran serta respon dari mahasiswa. Komunikasi dilakukan tidak hanya ketika di
dalam kelas tetapi juga dilakukan diluar kelas dengan kegiatan organisasi atau
kepembimbingan lainnya. Pada saat ini masih banyak didapati di Perguruan tinggi, yang
dalam mengajar masih konvensional. Dalam arti, pengajar (dosen) mengajar secara alami
sesuai dengan bakat mengajar yang dimiliki. Ada juga dosen yang mengajarnya cenderung
meniru gaya orang yang dahulu pernah menjadi dosennya. Kenyataan diatas akan
menimbulkan beberapa persoalan, baik bagi pengajar maupun peserta didik.
1.    Tipe pertama misalnya, akan menimbulkan masalah bagi dosen yang tidak mempunyai
bakat mengajar atau mempunyai keterbatasan dalam menyampaikan pesan secara lisan.
2.    Tipe kedua jika tidak hati-hati, dosen cenderung akan meniru gaya orang yang
diidolakannya, tanpa melihat sisi kelemahannya.
Dalam penyampaian materi perkuliahan kepada peserta didik/audien, ada beberapa
factor yang perlu dipertimbangkan, diantaranya adalah peserta didik, ruangan kelas, metode
dan materi itu sendiri. Untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada suatu
perkuliahan, metode pembelajaran dan komunikasi harus mendapat perhatian khusus dalam
setiap proses pembelajaran. Metode pembelajaran dan komunikasi tidak selalu harus sama
untuk setiap materi.
Proses belajar adalah suatu perubahan yang relatif tetap dalam persediaan tingkah
laku, yang terjadi sebagai hasil pengalaman. Ini berarti, hanya dapat dikatakan terjadi proses
belajar bila seseorang menunjukkan tingkah laku yang tidak sama. Jika ia dapat
membuktikan pengetahuan tentang fakta-fakta baru atau ia bisa melakukan sesuatu, yang
sebelumnya ia tidak dapat melakukannya. Jadi, proses belajar menempatkan seseorang dari
status kemampuan atau kecakapan yang satu kepada kemampuan/kecakapan yang lain.
Pengajar yang baik seharusnya memahami karakteristik masiswanya agar ia sukses dalam
melaksanakan peran mengajarnya. Dalam proses belajar mengajar kemungkinan akan
menemui mahasiswa yang sulit untuk melakukan kontak dengan dunia sekitarnya, suka
mengasingkan diri, cenderung menutup diri. Dalam kaitan dengan hal ini, maka dosen
hendaknya merencanakan proses belajar mengajar yang sesuai dengan keadaan dan
kepribadian mahasiswa.
Belajar mengajar sebagai proses pada hakikatnya mengandung tiga unsur yaitu
1. Input (bahan mentah yang akan diolah)
2. Proses (kegiatan mengolah input)
3. Output (hasil yang telah diolah)
Suatu proses dipandang baik apabila kualitas output lebih baik dari pada input. Input
proses belajar mengajar adalah mahasiswa sebelum perkuliahan. Proses belajar mengajar
adalah interaksi antara komponen-komponen belajar mengajar yaitu tujuan, bahan, metode
dosen, mahasiswa, fasilitas dan penilaian. Output dari proses belajar mengajar yaitu peserta
didik (mahasiswa) setelah menerima perkuliahan.

3. TEKNIK KOMUNIKASI
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Proses belajar mengajar (PBM) merupakan
suatu bentuk komunikasi yaitu komunikasi antara subyek didik dengan pendidik, antara
mahasiswa dengan dosen. Di dalam komunikasi tersebut terdapat pembentukan dan
pengalihan pengetahuan, keterampilan ataupun sikap dan nilai dari komunikator (pendidik,
dosen,) kepada komunikan (subyek didik, mahasiswa,) sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Unsur-unsur komunikasi :
1.Komunikator
2.Pesan
3.Media
4.Komunikan
5.Efek

Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan orang-orang.
Begitu juga komunikasi dalam pembelajaran mempunyai tujuan. Tujuan komunikasi dalam
pembelajaran sebagai berikut  :
1. Menetapkan dan menjelaskan suatu materi perkuliahan
2. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan pembelajaran
3. Mengorganisasikan pembelajarn sehingga efektif dan efisien
4. Memilih, mengembangkan materi perkuliahan
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu penjelasan kepada
mahasiswa di mana setiap mahasiswa dapat memberikan tanggapan .

4. METODE ( STRATEGI )
1. Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu
dalam jumlah yang relatif besar. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang
berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sulit didapatkan.
2. Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih
untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam
pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang
menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif . Metode
diskusi dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah.
3. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat
efektif untuk menolong mahasiswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti:
Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses
mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah apabila seorang dosen
atau seorang demonstrator atau seorang mahasiswa memperlihatkan kepada seluruh kelas
sesuatu proses.
4. Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan
mahasiswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
5. Metode Eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di
mana mahasiswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini mahasiswa diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu
obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang
dipelajarinya.
6. Metode Global
Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana mahasiswa disuruh membaca
keseluruhan materi, kemudian mahasiswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil
intisari dari materi tersebut.

5. CARA PENYELESAIAN
Dosen :
1.    Dosen harus memahami peserta didik , ruangan kelas, metode dan materi yang akan
dibahas
2.    Menjalin komunikasi yang baik dengan mahasiswa
3.    Memahami karakterisitik mahasiswa yang dibimbing
4.    Merencanakan proses kegiatan pembelajaran yang sesuai keadaan dan kepribadian
mahasiswa
Mahasiswa :
1.    Menyiapkan bahan materi yang akan dijelaskan oleh dosen
2.    Mempelajari materi sebelum dibahas dikelas sehingga mahasiswa sudah sedikit
memahami dan dapat merespon dosen
3.    Memposisikan diri dengan baik ketika kegiatan belajar berlangsung sehingga tidak
terpengaruh oleh teman yang lain
4.    Fokus terhadap pembelajaran
5.    Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dosen sehingga ketika ada yang kurang
jelas langsung dapat ditanyakan kepada dosen yang bersangkutan
6.    Mempersiapakan alat tulis dan segala peralatan yang akan digunakan dalam suatu mata
kuliah sehingga dapat mengikuti pembelajaran dengan efektif

Anda mungkin juga menyukai