Anda di halaman 1dari 20

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL

Disusun oleh :
Kelompok II
Kelas 1B D4 Perancangan Bangunan Gedung

1. MUH. ARKAM AMRI ( 411 22 031 )


2. SYAMSURIATI ( 411 22 051 )
3. GREGORIUS PAEMBONAN ( 411 22 041 )
4. NOR ASWAN ( 411 22 036 )
5. SATRIO AZKA AL KARIM ( 411 22 046 )
6. ALYA FAHRIA ( 411 22 056 )

PROGRAM STUDI D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2022-2023

i
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami
selesaikan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam makalah ini kami
membahas “Esensi dan Urgensi Identitas Nasional.”

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman kita akan


pentingnya Bangsa Indonesia dalam menjaga serta melestarikan budaya-
budaya Nasional yang kita miliki, agar senantiasa diingat oleh Bangsanya
sendiri dan tidak terpengaruhi oleh identitas baru yang muncul dari
kalangan-kalangan luar Indonesia.

Dalam proses pendalaman materi fitoremediasi ini, tentunya kami


mendapatkan bimbingan, arahan, dan pengetahuan, untuk itu rasa terima
kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Dahsan Hasan, S.H. M.H., selaku dosen mata kuliah
“Pendidikan Kewarganegaraan”
2. Rekan-rekan Kelompok II yang telah banyak memberikan
masukan untuk makalah ini.

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat,

Makassar, 26 September 2022

ii
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I...........................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................... 2
BAB II..........................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................3
2.1 Konsep Esensi dan Urgensi Indentitas Nasional...............................3
2.2 Unsur-Unsur Identitas Nasional........................................................5
2.3 Faktor-Faktor Pendukung Lahirnya Identitas Nasional.....................6
2.4 Fungsi dan Urgensi Identitas Nasional..............................................8
2.5 Dinamika dan Tantangan Identitas Nasional ....................................9
2.6 Solusi dari Dinamika dan Tantangan Identitas Nasional.................11
BAB III.......................................................................................................13
PENUTUP.................................................................................................13
3.1 Kesimpulan......................................................................................13
3.2 Saran...............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap Negara yang merdeka dan berdaulat sudah dapat


dipastikan berupaya memiliki identitas nasional agar negara tersebut
dapat dikenal oleh negara-bangsa lain, dan dapat dibedakan dengan
bangsa lain. Identitas Nasional mampu menjaga eksistensi dan
kelangsungan hidup negara-bangsa. Negara-bangsa memiliki
kewibawaan dan kehormatan sebagai bangsa yang sejajar dengan
bangsa lain serta akan menyatukan bangsa yang bersangkutan.

Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi ini mendapat


tantangan yang sangat kuat, terutama karena pengaruh kekuasaan
internasional. Menurut Berger dalam The Capitalis Revolution, era
globalisasi dewasa ini ideologi kapitalislah yang akan menguasai
dunia. Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu per satu dan
menjadi sistem internasional yang menentukan nasib ekonomi
sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan secara tidak langsung
juga nasib sosial, politik, dan kebudayaan (Berger, 1988).

Situasi dan kondisi ini menghadapkan kita pada suatu


keprihatinan dan sekaligus juga mengundang kita untuk ikut
bertanggung jawab atas mosaik Indonesia yang retak bukan sebagai
ukiran melainkan membelah dan meretas jahitan busana tanah air,
tercabik-cabik dalam kerusakan yang menghilangkan keindahannya.
Untaian kata-kata dalam pengantar sebagaimana tersebut
merupakan tamsilan bahwasannya Bangsa Indonesia yang dahulu
dikenal sebagai “het zachste volk ter aarde” dalam pergaulan antar
bangsa, kini sedang mengalami tidak saja krisis identitas melainkan
juga krisis dalam berbagai dimensi kehidupan yang melahirkan

1
instabilitas yang berkepanjangan semenjak reformasi digulirkan pada
tahun 1998. (Koento W, 2005).

Kehalusan budi, sopan santun dalam sikap dan perbuatan,


kerukunan, toleransi dan solidaritas sosial, idealisme dan sebagainya
telah hilang hanyut dilanda oleh derasnya arus modernisasi dan
globalisasi yang penuh paradoks. Berbagai lembaga kocar-kacir
semuanya dalam malfungsi dan disfungsi. Trust atau kepercayaan
antar sesama baik vertikal maupun horisontal telah lenyap dalam
kehidupan bermasyarakat. Identitas nasional kita dilecehkan dan
dipertanyakan eksistensinya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Mengapa sebuah bangsa perlu memiliki Identitas ?


2. Unsur-unsur apa yang membentuk identitas nasional bangsa
Indonesia ?
3. Apa faktor-faktor yang mendukung lahirnya identitas nasional ?
4. Apa fungsi dan urgensi identitas nasional bagi Bangsa Indonesia ?
5. Bagaimana tantangan dan dinamika identitas nasional bagi bangsa
Indonesia ?
6. Apa solusi dari dinamika dan tantangan identitas nasional bagi
bangsa Indonesia ?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui dan memahami pentingnya memiliki Identitas


bagi sebuah bangsa.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur yang membentuk identitas nasional
bangsa Indonesia.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung lahirnya identitas
nasional bagi bangsa Indonesia.
4. Untuk mengetahui fungsi dan urgensi identitas nasional bagi
bangsa Indonesia.
5. Untuk mengetahui dinamika dan tantangan identitas nasional
indonesia.
6. Untuk mengetahui solusi dari dinamika dan tantangan identitas
nasional.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL

Secara etimologis identitas nasional berasal dari dua kata yaitu


“identitas” dan “nasional”. Konsep identitas nasional dibentuk oleh dua
kata dasar, ialah “identitas” dan “nasional”. Kata identitas berasal dari
kata “identity” (Inggris) yang dalam Oxford Advanced Learner’s
Dictionary berarti: (1) (C,U) who or what sb/sth is; (2) (C,U) the
characteristics, feelings or beliefs that distinguish people from others;
(3) the state of feeling of being very similar to and able to understand
sb/sth. Dalam kamus maya Wikipedia dikatakan “identity is an umbrella
term used throughout the social sciences to describe a person's
conception and expression of their individuality or group affiliations
(such as national identity and cultural identity).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), identitas berarti


ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri. Dengan demikian
identitas menunjuk pada ciri atau penanda yang dimiliki oleh sesorang,
pribadi dan dapat pula kelompok. Penanda pribadi misalkan
diwujudkan dalam beberapa bentuk identitas diri, misal dalam Kartu
Tanda Penduduk, ID Card, Surat Ijin Mengemudi, Kartu Pelajar, dan

Kartu Mahasiswa.

3
Secara terminologis istilah identitas nasional memiliki pengertian
yang berbeda-beda menurut pendapat beberapa ahli. Mari kita ambil
salah satu pengertian darinya. Menurut Koento Wibisono (2005)
menyatakan bahwa Identitas Nasional pada hakikatnya merupakan
manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam
aspek kehidupan suatu nation (bangsa) dengan ciri-ciri khas, dan
dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa
lain dalam hidup dan kehidupannya.

Bila dilihat dalam konteks Indonesia maka Identitas Nasional itu


merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang
“dihimpun” dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan
nasional dengan acuan Pancasila dan roh “Bhinneka Tunggal Ika”
sebagai dasar dan arah pengembangannya. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa hakikat Identitas Nasional kita sebagai bangsa di
dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah
Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan
kita dalam arti luas.

Misalnya dalam aturan perundang-undangan atau hukum, sistem


pemerintahan yang diharapkan, nilai-nilai etik dan moral yang secara
normatif diterapkan di dalam pergaulan baik dalam tataran nasional
maupun internasional dan lain sebagainya. Nilai-nilai budaya yang
tercermin di dalam Identitas Nasional tersebut bukanlah barang jadi
yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis,
melainkan sesuatu yang “terbuka” yang cenderung terus-menerus
bersemi karena hasrat menuju kemajuan yang dimilki oleh masyarakat
pendukungnya.

Konsekuensi dan implikasinya adalah bahwa Identitas Nasional


adalah sesuatu yang terbuka untuk ditafsir dengan diberi makna baru

4
agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang
berkembang dalam masyarakat.

Maka dari itu, identitas menunjuk pada ciri atau penanda yang
dimiliki seseorang pribadi dan dapat juga kelompok. Konsep Esensi
dan Urgensi Identitas Nasional dalam KBBI, “nasional” berarti bersifat
kebangsaan; berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri; meliputi
suatu bangsa. Istilah “nasional” menunjuk pada kelompok-kelompok
persekutuan hidup manusia yang lebih besar dari sekedar
pengelompokan berdasar ras, agama, budaya, bahasa dan
sebagainya.

Dalam konteks PKn, identitas nasional lebih dekat dengan arti jati
diri yakni ciri-ciri atau karakteristik, perasaan atau keyakinan tentang
kebangsaan yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa
lain. Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas-identitas
yang sifatnya nasional, bersifat buatan karena dibentuk dan disepakati
dan sekunder karena sebelumnya sudah terdapat identitas
kesukubangsaan dalam diri bangsa Indonesia.

Bendera negara Indonesia, bahasa negara dan lambang negara


serta lagu kebangsaan merupakan identitas nasional bagi negara-
bangsa Indonesia yang telah diatur dalam UU RI No. 24 Tahun 2009
tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang negara serta Lagu
kebangsaan.

2.2 UNSUR-UNSUR PEMBENTUKAN IDENTITAS NASIONAL

Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang


majemuk. Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur
pembentuk identitas yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan dan
bahasa.

5
1) Suku Bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat
askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan
umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku
bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek
bahasa.

2) Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang


agamis. Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di
nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha
dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak
diakui sebagai agama resmi negara namun sejak pemerintahan
Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara
dihapuskan.

3) Kebudayaan, adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk


sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model
pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-
pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan
yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman
untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda
kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

4) Bahasa: merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain.


Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter
dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang
digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.

Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut diatas dapat


dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut :

1) Identitas Fundamental; yaitu Pancasila yang merupakan


Falsafah Bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara.

6
2) Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan Tata
Perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera
Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”.

3) Identitas Alamiah yang meliputi Negara Kepulauan (archipelago)


dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya dan agama serta
kepercayaan (agama).

2.3 FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KELAHIRAN IDENTITAS


NASIONAL

Faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa


Indonesia meliputi (1) faktor objektif, yaitu faktor geografis, ekologis,
dan demografis, (2) faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik,
dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002).
Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai
wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan
jalan komunikasi antar wilayah dunia di Asia Tenggara, ikut
mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis,
sosial, dan kultural bangsa Indonesia.

Selain itu faktor historis yang dimiliki Indonesia ikut mempengaruhi


proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia beserta
identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang ada di dalamnya.

Robert De Ventos mengemukakan bahwa teori munculnya


identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis antara
empat faktor penting, yaitu faktor primer, faktor pendorong, faktor
penarik, dan faktor reaktif. Faktor pertama, mencakup etnisitas,
teritorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya. Bagi bangsa
Indonesia yang tersusun dari berbagai etnis, bahasa, agama, wilayah,
serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-
beda dengan kekhasan masing-masing.

7
Hal inilah yang dikenal dengan Bhineka Tunggal Ika. Faktor
kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya
angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam
kehidupan Negara. Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan
ilmu pengetahuandan teknologi serta pembangunan negara dan
bangsanya merupakan suatu identitas nasional yang bersifat dinamis.
Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang
resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan
nasional.

Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa


persatuan dan kesatuan nasional, sehingga bahasa Indonesia telah
merupakan bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia. Faktor
keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas
alternatif melalui memori kolektif rakyat. Penderitaan dan
kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam
memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat
strategis dalam membentuk memori kolektif rakyat.

Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses


pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah
berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai
kemerdekaan dari bangsa lain. Pencarian identitas nasional bangsa
Indonesia pada dasarnya melekat erat dengan perjuangan bangsa
Indonesia untuk membangun bangsa dan negara dengan konsep
nama Indonesia.

Bangsa dan negara Indonesia ini dibangun dari unsur-unsur


masyarakat lama dan dibangun menjadi satu kesatuan bangsa dan
negara dengan prinsip nasionalisme modern. Oleh karena itu,
pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsur-
unsur lainnya seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama, serta

8
geografis, yang saling berkaitan dan terbentuk melalui suatu proses
yang sangat panjang.

2.4 FUNGSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL

Identitas nasional itu penting, sebagaimana telah dijelaskan


bahwa sebuah negara dapat diibaratkan seorang individu manusia.
Salah satu tujuan Tuhan menciptakan manusia adalah agar manusia
saling mengenal. Agar individu manusia dapat mengenal atau dikenali
oleh individu lain, manusia perlu memiliki ciri atau identitas.

Selanjutnya, kita akan mengaitkan identitas diri individu dengan


konteks negara atau bangsa. Identitas nasional itu penting bagi
sebuah negara agar bangsa kita dikenal oleh bangsa lain. Apabila kita
sudah dikenal oleh bangsa lain maka kita dapat melanjutkan
perjuangan untuk mampu eksis sebagai bangsa sesuai dengan
fitrahnya. Identitas nasional bagi sebuah negara-bangsa sangat
penting bagi kelangsungan hidup negara-bangsa tersebut.

Tidak mungkin negara dapat hidup sendiri sehingga dapat eksis.


Setiap negara seperti halnya individu manusia tidak dapat hidup
menyendiri. Setiap negara memiliki keterbatasan sehingga perlu
bantuan/pertolongan negara atau bangsa lain. Demikian pula bagi
indonesia, kita perlu memiliki identitas agar dikenal oleh bangsa lain
untuk saling memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, identitas nasional
sangat penting untuk memenuhi kebutuhan atau kepentingan nasional
negara-bangsa Indonesia.

Identitas nasional penting bagi kewibawaan negara dan bangsa


Indonesia. Dengan adanya identitas maka akan tumbuh rasa hormat

9
dan saling menghargai antar negara-bangsa. Dalam berhubungan
antarnegara tecipta hubungan yang sederajat/sejajar, karena masing-
masing mengakui bahwa setiap negara berdaulat tidak boleh
melampaui kedaulatan negara lain. Istilah ini dalam hukum
internasional dikenal dengan asas “Par imparem non habet imperium”
yang artinya bahwa negara berdaulat tidak dapat melaksanakan
yurisdiksiterhadap negara berdaulat lainnya.

2.5 DINAMIKA DAN TANTANGAN IDENTITAS NASIONAL

Banyak sejumlah kasus dan peristiwa dalam kehidupan sehari-


hari mengenai dinamika kehidupan dan tantangan terkait identitas
nasional yang pernah kita lihat sebagai berikut :

1. Pancasila belum menjadi sikap dan perilaku sehari-hari


( membuang sampah sembarangan, tidak disiplin)
2. Lunturnya nilai-nilai luhur dalam praktik kehidupan berbangsa dan
bernegara
( kesantunan, kepedulian)
3. Rasa nasionalisme dan patriotisme yang luntur dan memudar
( menghargai dan mencintai buaya asing )
4. Lebih bangga menggunakan bahasa asing daripada bahasa
indonesia.
5. Lebih mengapresiasi lagu-lagu asing daripada mengapresiasi lagu
nasional atau lagu daerah sendiri.
6. Lunturnya semangat nasionalisme dalam menjunjung nama bangsa
dan negara.

Kita harus mampu menghadapi segenap tantangan dan hambatan


dalam kehidupan guna dapat memelihara stabilitas nasional.
Tantangan dan masalah yang dihadapi terkait dengan Pancasila telah
banyak mendapat tanggapan dan analisis sejumlah pakar. Seperti

10
Azyumardi Azra ( Tilaar,2007), menyatakan bahwa saat ini Pancasila
sulit dan dimarginalkan di dalam semua kehidupan masyarakat
indonesia karena: 1) Pancasila dijadikan sebagai kendaraan politik; 2)
adanya liberalisme politik; dan 3) lahirnya desentralisasi atau otonomi
daerah menurut Tilaar (2007)

Disadari bahwa rendahnya pemahaman dan menurunnya


kesadaran warga negara dalam bersikap dan berperilaku
menggunakan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara khususnya pada era reformasi bagaikan berada dalam
tahap disintegrasi karena tidak ada nilai-nilai yang menjadi pegangan
bersama. Oleh karena itu perlu adanya pendukungdalam
meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai luhur yang dapat
dijadikan pegangan dalam bermasyarakat.

Memahami dan mengerti nilai-nilai pancasila sejak dini dalam


kehidupan sekolah sangat membantu dalam meningkatkan kesadaran
dalam mewujudkan nilai-nilai pancasila. Kita perlu memahami secara
penuh bahwa pancasila sebagai pedoman hidup bangsa sehingga kita
dapat merasa berkewajiban dalam melaksanakannya.

Tantangan terkait memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme


perlu mendapat perhatian. Bangsa indonesia perlu mengupayakan
strategi untuk mengalihkan kecintaan terhadap bangsa asing agar
dapat berubah menjadi bangsa sendiri. Hal tersebut perlu adanya
upaya dari generasi baru untuk mendorong bangsa indonesia untuk
membuat prestasi yang tidak dapat dibuat oleh bangsa lain.
Mendorong masyarakat kita untuk bangga menggunakan produk
bangsa sendiri.

Semua unsur formal identitas nasional, baik langsung maupun


secara tidak langsung diterapkan, perlu dipahami, diamalkan dan
diperlakukan sesuai dengan peraturan dan perundangan yang

11
berlaku. Permasalahannya terletak pada sejauh mana masyarakat kita
memahami dan menyadari dirinya sebagai warga negara yang baik
yang beridentitas sebagai warga negara indonesia dengan pancasila
sebagai pedomannya. Oleh karena itu, warga negara yang baik akan
berupaya belajar secara berkelanjutan untuk menjadi warga negara
yang baik dan cerdas.

2.6 SOLUSI DARI DINAMIKA DAN TANTANGAN IDENTITAS


NASIONAL

Dalam rangka pemberdayaan Identitas Nasional, perlu ditempuh


melalui revitalisasi Pancasila. Revitalisasi sebagai manifesatsi
Identitas Nasional mengandung makna bahwa Pancasila harus kita
letakkan dalam keutuhannya dengan Pembukaan, dieksplorasikan
dimensi-dimensi yang melekat padanya, yang meliputi:

1. Realitas: dalam arti bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya


dikonsentrasikan sebagai cerminan kondisi objektif yang tumbuh
dan berkembang dalam masyarakat kampus utamanya, suatu
rangkaian nilai-nilai yang bersifat sein im sollen dan das sollen im
sein.
2. Idealitas: dalam arti bahwa idealisme yang terkandung di
dalamnya bukanlah sekedar utopi tanpa makna, melainkan di
objektivasikan sebagai “kata kerja” untuk membangkitkan gairah
dan optimisme para warga masyarakat guna melihat hari depan
secara prospektif, menuju hari esok yang lebih baik, melalui
seminar atau gerakan dengan tema “Revitalisasi Pancasila”.
3. Fleksibilitas: dalam arti bahwa Pancasila bukanlah barang jadi
yang sudah selesai dan “tertutup”menjadi sesuatu yang sakral,
melainkan terbuka bagi tafsir-tafsir baru untuk memenuhi
kebutuhan jaman yang terus-menerus berkembang. Dengan
demikian tanpa kehilangan nilai hakikinya Pancasila menjadi tetap
aktual, relevan serta fungsional sebagai tiang-tiang penyangga

12
bagi kehidupan bangsa dan negara dengan jiwa dan semangat
“Bhinneka Tunggal Ika”, sebagaimana dikembangkan di Pusat
Studi Pancasila (di UGM), Laboratorium Pancasila (di Universitas
Negeri Malang).

Melalui revitalisasi Pancasila sebagai wujud pemberdayaan


Identitas Nasional inilah, maka Identitas Nasional dalam alur rasional-
akademik tidak saja segi tekstual melainkan juga segi konstekstualnya
dieksplorasikan sebagai referensi kritik sosial terhadap berbagai
penyimpangan yang melanda masyarakat kita dewasa ini.

Untuk membentuk jati diri maka nilai-nilai yang ada tersebut harus
digali dulu misalnya nilai-nilai agama yang datang dari Tuhan dan
nilai-nilai yang lain misalnya gotong royong, persatuan kesatuan,
saling menghargai menghormati, yang hal ini sangat berarti dalam
memperkuat rasa nasionalisme bangsa. Dengan saling mengerti
antara satu dengan yang lain maka secara langsung akan
memperlihatkan jati diri bangsa kita yang akhirnya mewujudkan
identitas nasional kita.

Sementara itu untuk mengembangkan jati diri bangsa dimulai dari


nilai-nilai yang harus dikembangkan yaitu nilai-nilai kejujuran,
keterbukaan, berani mengambil resiko, harus bertanggung jawab
terhadap apa yang boleh dilakukan, adanya kesepakatan dan
berbagai terhadap sesama. Untuk itu perlu perjuangan dan ketekunan
untuk menyatukan nilai, cipta, rasa dan karsa itu. (Soemarno,
Soedarsono).

13
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Secara etimologis identitas nasional berasal dari dua kata yaitu


“identitas” dan “nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris
Identity yang memiliki pengertian harafiah ciri-ciri, tanda-tanda atau
jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang
membedakannya dengan yang lain. Sedangkan kata nasional
merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang
lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti
budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-
cita dan tujuan.

Secara terminologis istilah identitas nasional memiliki pengertian


yang berbeda-beda menurut pendapat beberapa ahli. Menurut Kaelan
(2010: 43) menyatakan bahwa identitas nasional adalah suatu ciri
yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan
bangsa tersebut dengan bangsa lain. unsur-unsur pembentuk
identitas yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa.

14
Identitas nasional itu penting bagi sebuah negara agar bangsa kita
dikenal oleh bangsa lain. Apabila kita sudah dikenal oleh bangsa lain
maka kita dapat melanjutkan perjuangan untuk mampu eksis sebagai
bangsa sesuai dengan fitrahnya. Identitas nasional bagi sebuah
negara-bangsa sangat penting bagi kelangsungan hidup negara-
bangsa tersebut. Identitas nasional penting bagi kewibawaan negara
dan bangsa Indonesia. Dengan adanya identitas maka akan tumbuh
rasa hormat dan saling menghargai antar negara-bangsa. Dalam
berhubungan antarnegara tecipta.

Disadari bahwa rendahnya pemahaman dan menurunnya


kesadaran warga negara dalam bersikap dan berperilaku
menggunakan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara khususnya pada era reformasi bagaikan berada dalam
tahap disintegrasi karena tidak ada nilai-nilai yang menjadi pegangan
bersama. Oleh karena itu perlu adanya pendukung dalam
meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai luhur yang dapat
dijadikan pegangan dalam bermasyarakat.

Memahami dan mengerti nilai-nilai pancasila sejak dini dalam


kehidupan pendidikan sangat membantu dalam meningkatkan
kesadaran dalam mewujudkan nilai-nilai pancasila. Kita perlu
memahami secara penuh bahwa pancasila sebagai pedoman hidup
bangsa sehingga kita dapat merasa berkewajiban dalam
melaksanakannya.

3.2 SARAN

Sebagai masyarakat Indonesia kita harus bisa ikut serta dalam


menjaga dan melestarikan apa yang menjadi identitas negara
Indonesia. Identitas Nasional merupakan aset yang berharga yang
menjadi pembeda sekaligus tanda pengenal dengan bangsa lain.
Jangan biarkan bangsa lain mengklaim apa yang menjadi identitas

15
negara kita. Dan apabila hal itu terjadi maka sudah seharusnya
pemerintah menindak lanjutinya secara tegas demi kembalinya
identitas negara.

DAFTAR PUSTAKA

Herdiawanto, H., & Hamdayama, J. (2010). Cerdas, Kritis, Dan Aktif


Berwarganegara. Jakarta: Erlangga.
Kaelan, & Zubaidi, A. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:
Paradigma.
Sumantri, A. (2014). Bab II Bagaimana Esensi dan Urgensi Identitas
Nasional Sebagai Salah Satu Determinan Pembangunan Bangsa
dan Karakter. Dipetik Desember 3, 2016, dari
kuliahdaring.dikti.go.id

16
17

Anda mungkin juga menyukai