Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

“ ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI


DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER”

Dosen Pengampu : ROY FACHRABY GINTING SH,M.Kn


Disusun Oleh:

Kelompok 2
Yang diketuai oleh:
YOSIA NATAEL TARIGAN FISIP 210906029
Selaku Anggota :
THEOLIA OKTALINA HOT ASI PARAPAT FKM 211000144
ELGA KHAIRUNNISHA NASUTION FMIPA 210801108
SONIA KRISTINA PURBA FPSI 211301005
GRACIA YOSEFINE SIDABUTAR FISIP 210902047
M. RASYID NOOR SITUMORANG FISIP 210906060
CHRISTIAN SITUMORANG FH 210200409
JOSHUA SYAHPUTRA SARAGIH FH 210200392
NAZIEL SAVERO ALMAHYI FH 210200607
HARISON T. TUMANGGOR FH 210200361

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa senantisa kita ucapkan. Atas
rahmat dan kurnia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya kami selaku
kelompok dua dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertema Identitas
Nasional.
Makalah berjudul ”Esensi dan Urgensi Identitas Nasional Sebagai salah satu
Determinan Pembangunan Bangsa dan Karakter" ini akan membahas konsep dan
urgensi identitas nasional. Identitas nasional mampu menjaga eksistensi dan
kelangsungan hidup negara-bangsa. Negara-bangsa memiliki kewibawaan dan
kehormatan sebagai bangsa yang sejajar dengan bangsa lain serta akan
menyatukan bangsa yang bersangkutan. Lalu apa esensi, urgensi serta mengapa
identitas nasional itu penting bagi negara-bangsa Indonesia? Apa sajakah identitas
nasional Indonesia itu? Pembahasan terkait hal tersebut akan diuraikan lebih
lanjut.
Adapun penulisan makalah bertema identitas nasional ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Kami tidak hanya
membahas konteks Esensi dan Urgensi Identitas Nasional saja, tetapi juga
pengembangan teori-teori yang terkait. Kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Roy Fachraby Ginting SH, M.Kn selaku dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini kepada kami,
Kelompok Dua. Sejalan dengan pengerjaan makalah ini, wawasan kami
khususnya tentang Identitas Nasional bertambah. Harapan kami, semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi kami dan pembaca sekaligus menumbuhkan
rasa cinta tanah air.
Dengan kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian
kalimat dan kesalahan. Meskipun demikian, kami terbuka pada kritik dan saran
dari pembaca demi kesempurnaan makalah.

Asahan, 10 September 2021

Kelompok 2

i
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 2

1.3 Tujuan Penyusunan.......................................................................................... 2

1.4 Metode Penelitian............................................................................................ 3

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Konsep Urgensi dan Identitas Nasional.......................................................... 4-7
1. Bendera Negara, yaitu Bendera Merah Putih............................................ 8
2. Bahasa Negara Indonesia........................................................................... 9
3. Lambang Negara Indonesia....................................................................... 10-13
4. Lagu Kebangsaan....................................................................................... 14
5. UUD........................................................................................................... 14
6. Kebudayaan Indonesia............................................................................... 14
2.2 Perlunya Identitas Nasional............................................................................. 15
2.3 Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Identitas Nasional 16-17
Indonesia.......................................................................................................
2.4 Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Identitas Nasional 18
Indonesia.......................................................................................................
2.5 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Identitas Nasional 19
Indonesia......................................................................................................
2.6 Rangkuman Tentang Identitas Nasional.......................................................... 20 -23

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 24
3.2 Saran................................................................................................................ 25

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Negara dan bangsa memiliki pengertian yang berbeda. Baik bangsa maupun
negara memiliki ciri khas yang membedakan bangsa atau negara tersebut dengan
bangsa atau negara lain di dunia. Identitas Nasional adalah suatu ciri yang dimiliki
oleh suatu bangsa yang secarafilosofis membedakan bangsa tersebut dengan
bangsa yang lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa
di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat,
serta karakter dari bangsa tersebut. Pegertian Identitas Negara Indonesia adalah
pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan jugasebagai
Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam
tatanankehidupan berbangsa dan bernegara. Identitas Nasional dijadikan ciri dari
suatu bangsa dan negara tersebut, sehingga identitas Nasional mencerminkan
kepribadian suatu bangsa.

Setiap Negara yang merdeka dan berdaulat sudah dapat dipastikan berupaya
memiliki identitas nasional agar negara tersebut dapat dikenal oleh negara-bangsa
lain, dan dapat dibedakan dengan bangsa lain. Identitas Nasional mampu menjaga
eksistensi dan kelangsungan hidup negara-bangsa. Negara-bangsa memiliki
kewibawaan dan kehormatan sebagai bangsa yang sejajar dengan bangsa lain serta
akan menyatukan bangsa yang bersangkutan. Eksistensi suatu bangsa pada era
globalisasi ini mendapat tantangan yang sangat kuat, terutama karena pengaruh
kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The Capitalis Revolution, era
globalisasi dewasa ini ideologi kapitalislah yang akan menguasai dunia.
Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu per satu dan menjadi sistem
internasional yang menentukan nasib ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di
dunia, dan secara tidak langsung juga nasib sosial, politik, dan kebudayaan
(Berger, 1988).

Situasi dan kondisi ini menghadapkan kita pada suatu keprihatinan dan
sekaligus juga mengundang kita untuk ikut bertanggung jawab atas mosaik
Indonesia yang retak bukan sebagai ukiran melainkan membelah dan meretas
jahitan busana tanah air, tercabik-cabik dalam kerusakan yang menghilangkan
keindahannya. Kehalusan budi, sopan santun dalam sikap dan perbuatan,
kerukunan, toleransi dan solidaritas sosial, idealisme dan sebagainya telah hilang
hanyut dilanda oleh derasnya arus modernisasi dan globalisasi yang penuh
paradoks. Berbagai lembaga kocar-kacir semuanya dalam malfungsi dan
disfungsi. Kepercayaan antar sesama baik vertikal maupun horisontal telah lenyap
dalam kehidupan bermasyarakat. Identitas nasional kita dilecehkan dan
dipertanyakan eksistensinya. Krisis multidimensi yang sedang melanda
masyarakat kita menyadarkan kita semua bahwa pelestarian budaya sebagai upaya
untuk mengembangkan Identitas Nasional kita telah ditegaskan sebagai komitmen
konstitusional sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri negara kita dalam
Pembukaan UUD 1945 yang intinya adalah memajukan kebudayaan
Indonesia.Dengan demikian secara konstitusional pengembangan kebudayaan
untuk membina dan mengembangkan Identitas Nasional kita telah diberi dasar
dan arahnya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang kami jelaskan disini, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep dan urgensi identitas nasional ?
2. Mengapa diperlukan identitas nasional ?
3. Bagaimana sumber historis, Sosiologis, politik tentang identitas nasional
Indonesia ?
4. Bagaimana membangun argumen tentang dinamika dan tantangan identitas
Nasional Indonesia ?
5. Bagaimana esensi dan Urgensi Identitas Nasional Indonesia ?
6. Bagaimana rangkuman Identitas Nasional ?

1.3 Tujuan Penyusunan

Setelah membaca dan memahami makalah ini, mahasiswa diharapkan dapat:

2
1. Memahami Konsep dan urgensi identitas nasional
2. Menyadari pentingnya idenetitas nasional
3. Mengetahui sejarah adanya identitas nasional Indonesia
4. Memahami dinamika dan tantangan identitas nasional Indonesia
5. Memahami esensi dan urgensi identitas nasional Indonesia
6. Merangkum identitas nasional

1.4 Metode Penelitian


Ditinjau dari jenis datanya metode penelitian yang digunakan dalam makalah
ini adalah penelitian kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Adapun jenis pendekatan penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriftif
Yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada
sekarang berdasarkan data-data.
Jenis penelitian deskriftif kualitatif yang digunakan pada penelitian ini
dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai esensi dan urgensi identitas
nasional sebagai salah satu determinan pembangunan bangsa dan karakter secara
mendalam dan komprehensif. Selain itu, dengan pendekatan kualitatif diharapkan
dapat diungkapkan situasi dan permasalahan yang dihadapi.
Untuk memperoleh data hasil penelitian, maka kami menggunakan beberapa
teknik pengumpulan data sebagai sumber referensi, yaitu:
1. Membaca Buku
Kami membaca penjelasan dan teori dari beberapa buku yang terkait.
2. Menmbaca Dari situs Website
Kami memperluas jangkauan kami dengan selain kami membaca buku,
kami juga membaca dari website website resmi dari internet.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Urgensi Identitas Nasional


Secara etimologis identitas nasional berasal dari dua kata “identitas” dan
“nasional”. Identitas menurut KBBI adalah ciri-ciri atau keadaan khusus
seseorang; jati diri. Nasional menurut KBBI adalah bersifat kebangsaan;
berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri; meliputi suatu bangsa.
Identitas menurut ahli adalah bagian dari konsep diri seseorang yang berasal
dari pengetahuan mereka tentang keanggotaan dalam suatu kelompok sosial
bersamaan dengan signifikansi nilai dan emosional dari keanggotaan tersebut
(Tajfel, H. and Turner, J.C),Sedangkan Nasional dalam konteks pendidikan
diartikan sebagai kewarganegaraan, identitas nasional lebih dekat dengan arti jati
diri yakni ciri-ciri atau karakeristik, perasaan atau keyakinan tentang kebangsaan
yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
Identitas Nasional menurut para ahli adalah:

 Koenta Wibisono (2005) Identitas Nasional merupakan “ manifestasi nilai-


nilai budaya yang tumbuh dan berkembang pada aspek kehidupan sebuah
bangsa dengan ciri khasnya, yang membuat berbeda dengan bangsa lain
dalam kehidupannya”.
 Dean A.Mix dan Sandra
Pengertian Identitas Nasional menurut dua ahli ini berarti suatu bangsa yang
memiliki bangunan politik berwujud ketentuan-ketentuan perbatasan teritorial
pemerintahan yang sah, serta pengakuan bangsa lain dan sebagainya
 Tilaar (2007)
menyatakan identitas nasional berkaitan dengan pengertian bangsa.
Menurutnya, bangsa adalah suatu keseluruhan alamiah dari seseorang karena
daripadanyalah seorang individu memperoleh realitasnya.

4
Identitas pribadi dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk:

 KTP (Kartu Tanda Penduduk)

 ID Card

 SIM ( Surat Izin Mengemudi)

5
 Kartu Pelajar

 Kartu Mahasiswa

 NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

Apabila bangsa indonesia memiliki identitas nasional,maka bangsa lain akan


mudah mengenali dan membedakan bangsa indonesia dengan bangsa lain.

6
Identitas setiap manusia ditentukan oleh ruang hidupnya, secara alami akan
berakulturasi dan membentuk ciri khas dalam norma kehidupan. Dalam
antropologi identitas merupakan suatu sifat khas yang menerangkan dan sesuai
dengan kesadaran diri, golongan, komunitas dan negara sendiri. Identitas meliputi
nilai, norma dan simbol ekspresi sebagai ikatan sosial untuk membangun
solidaritas dan kohesivitas sosial untuk menghadapi kekuatan luar yang menjadi
simbol ekspresi tindakan pada masa lalu, sekarang dan mendatang.
Nasional berasal dari bangsa sendiri atau meliputi diri bangsa, maka identitas
nasional Indonesia ialah jati diri yang membentuk bangsa, yaitu berbagai suku
bangsa, agama, bahasa Indonesia, budaya nasional, wilayah nusantara dan
ideologi pancasila. Jati diri bangsa merupakan totalitas penampilan bangsa yang
utuh dengan muatan dari masyarakat sehingga dapat membedakan bangsa
Indonesia dengan bangsa lain. Mengukuhkan jati diri bangsa merupakan usaha
yang sangat dibutuhkan karena sebagai akar dalam keutuhan hidup berbangsa dan
bernegara.
Lahirnya suatu identitas nasional bangsa pasti memiliki ciri khas, sifat, serta
keunikan tersendiri yang yang sangat didukung oleh faktor-faktor pembetuk
identitas nasional. Faktor-faktor yang diperkirakan menjadi identitas bersama
suatu bangsa meliputi: Primordial, sakral, tokoh, bhineka tunggal ika, sejarah,
perkembangan ekonomi dan kelembagaan.

1. Primordial
Faktor-faktor primordial ini meliputi: ikatan kekerabatan (darah) dan keluarga,
kesamaan suku bangsa, daerah asal, bahasa, dan adat istiadat.

2. Sakral
Faktor sakral dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk masyarakat atau
ideologi doktriner yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan.

3. Tokoh
Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati oleh masyarakat
dapat pula menjadi faktor yang menyatukan bangsa negara. Pemimpin dibeberapa

7
negara dianggap sebagai penyambung lidah rakyat, pemersatu rakyat dan symbol
persatuan bangsa yang bersangkutan.

4. Bhineka Tunggal Ika


Prinsip Bhineka Tunggal Ika pada dasarnya adalah kesediaan warga bangsa
untuk bersatu dalam perbedaan. Yang disebut bersatu dalam perbedaan adalah
kesediaan warga bangsa untuk setia pada lembaga yang disebut negara dan
pemerintahnya, tanpa menghilangkan keterikatannya pada suku bangsa, adat, ras
dan agamanya.

5. Sejarah
Persepsi yang sama di antara warga masyarakat tentang sejarah mereka dapat
menyatukan diri ke dalam satu bangsa. Persepsi yang sama tentang pengalaman
masa lalu, seperti samasama menderita karena penjajahan tidak hanya melahirkan
solidaritas, tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan yang sama antar anggota
masyarakat itu.

6. Perkembangan Ekonomi
Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi
pekerjaan dan profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat.

7. Kelembagaan
Faktor lain yang berperan dalam mempersatukan bangsa adalah lembaga-
lembaga pemerintahan dan politik, seperti birokrasi, angkatan bersenjata,
pengadulan dan partai politik.

Berikut adalah penjelasan mengenai bentuk identitas nasional Indonesia yang


meliputi, bendera, bahasa, lambang negara, dan lagu kebangsaan Indonesia.

1. Bendera Negara, yaitu Sang Merah Putih


Warna merah berarti berani, warna putih berarti suci, merah berarti berani yang
melambangkan tubuh manusia, putih berarti suci yang melambangkan jiwa
manusia, keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan Indonesia. Lambang

8
merah putih sudah dikenal pada masa kerajaan di Indonesia. Bendera sang Merah
Putih dikibarkan ketika Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta. Bendera Merah
Putih dijahit oleh ibu Fatmawati yang merupakan istri presiden Soekarno.
Berikut adalah gambar bendera Indonesia:

2. Bahasa Negara Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang bersal dari rumpun Melayu yang
tumbuh dan berkembang, sejak zaman dahulu sudah dipergunakan sebagai bahasa
perhubungan. Bahasa tersebut telah dipergunakan hampir di seluruh Asia
Tenggara. Perkembangan bahasa Melayu mendorong tumbuhnya rasa persatuan
dan persaudaraan bangsa Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit
pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Sehingga secara sadar para pemuda
yang bergabung dakam perkumpulan itu mengangkat bahasa Melayu sebagai
bahasa persatuan Indonesia. Bahasa Indonesia diangkat dan diikrarkan pada
Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928.
Kemudian bangsa Indonesia sepakat bahwa bahasa Indonesia merupakan
bahasa persatuan. Ketentuan bahasa Indonesia telah diatur dalam UU No.24
Tahun 2009 mulai pasal 25 sampai pasal 45.7

9
Berikut adalah sumpah pemuda:

3. Lambang Negara Garuda Pancasila dan Simbol-Simbol Pancasila

a. Lambang Negara Garuda Pancasila

Pada tanggal 13 juli 1945, dalam rapat


Panitia Perancangan Undang-Undang Dasar
1945. Salah seorang anggota Panitiabernama
Prada Harahap mengusulkan tentang lambing
negara. Tanggal 16 November 1945 baru
dibentuk Panitia Indonesia Raya. Panitia ini
bertugas untuk menyelidiki arti. lambang-
lambang dalam peradaban bangsa Indonesia
sebagai langkah awal untuk mempersiapkan
bahan kajian tentang lambang negara. Panitia
Indonesia Raya diketuai oleh Ki Hajar
Dewantara dengan sekretaris umum
Muhammad Yamin

1
Berikut adalah ciri-ciri dari lambang negara Garuda Pancasila:

a) Warna dan jumlah helai bulu


I. Warna:
- Seluruh burung Garuda, Bintang, Kapas, Padi dan Rantai
- Kuning Emas
- Ruangan Perisai di tengahtengah (kiri atas dan kanan bawah) (kanan atas dan
kiri bawah)
- Merah Putih
- Merah
- Putih
- Dasar Bintang yang berbentuk Perisai
- Hitam
- Kepala Banteng - Hitam
- Pohon Beringin
- Pita
- Huruf
- Hijau
- Putih
- Hitam

1
II. Jumlah Helai Bulu:
- Pada tiap sayap - 17 helai
- Padaa ekor
- Kecil di bawah perisai
- Kecil di leher
- 8 helai
- 10 helai
- 45 helai

b) Arti dan Makna Lambang Negara


Menurut Kansil dan Chistine dalam Maulana Arafat Lubis, menyatakan bahwa
arti dan makna simbolik dari lambang negara ialah Garuda yang merupakan
burung yang dinamakan juga “Sang Raja Wali”, seperti yang disebutkan dalam
cerita Ramayana dan Bharatayuda.
Burung tersebut merupakan lambang kekuasaan dan kekuatan. Sayap yang
masing-masing terdiri dari 17 helai, berarti tanggal 17. Ekor burung yang terdiri
dari 8 helai, berarti bulan ke-8 atau bulan Agustus. Jumlah bulu kecil di bawah
perisai sebanyak 19 helai dan jumlah bulu kecil di bawah leher sebanyak 45 helai,
berarti tahun1945.
Semua jumlah bulu yang ada di setiap bagiannya melambangkan tanggal
kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu pada tanggal 17
Agustus 1945. Perisai berbentuk jantung yang digantungkan pada leher garuda
merupakan lambang perlindungan, sedangkan garis melintang di tengah-tengah
perisai melukiskan khatulistiwa (equator).

c) Bhineka tunggal Ika


Pita yang dicengkeram oleh kedua kaki burung Garuda terdapat semobayan
dalam bahasa Jawa Kuno yang berbunyi “BHINEKA TUNGGAL IKA”, yang
berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu juga”.

1
d) Simbol-simbol Pancasila
Dalam Pasal 36A Undang-Undang Dasar Tahun 1945 setelah diamandemenkan
empat kali, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001 dan 2002, dicantumkan kalimat,
“Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal
Ika”.

Berikut adalalah sila-sila pancasila dan simbol-simbolnya:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan


beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh


himat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh


rakyat Indonesia

1
4. Lagu Kebangsaan, yaitu Indonesia Raya

Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan yang diciptakan oleh Wage Rudolf
Supratman . Pada tanggal 28 Oktober 1928 lagu Indonesia Raya dinyanyikan
untuk pertama kali sebagai lagu kebangsaan negara.Lagu Indonesia Raya yang
memiliki ejaan lama sebagai berikut:

Indonesia Tanah Airkoe Tanah Toempah Darahkoe


Di sanalah Akoe Berdiri Djadi Pandoe Iboekoe
Indonesia Kebangsaankoe Bangsa Dan Tanah Airkoe
Marilah Kita Berseroe Indonesia Bersatoe
Hidoeplah Tanahkoe Hidoeplah Negrikoe
Bangsakoe Ra'jatkoe Sem'wanja
Bangoenlah Djiwanja Bangoenlah Badannja
Oentoek Indonesia Raja
(Reff Diulang 2 kali, red)
Indonesia Raja Merdeka Merdeka Tanahkoe Negrikoe
Jang Koetjinta
Indonesia Raja Merdeka Merdeka Hidoeplah Indonesia
Raja

5. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disyahkan oleh PPKI padang
tanggal 18 Agustus 1945 sebagai hukum dasar negara RI dan identitas nasional.

6. Kebudayaan Daerah
Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa yang berjumlah 1340 suku bangsa,
jumlah bahasa yang ada di Indonesia berjumlah 724 bahasa, jumlah budaya yang
ada di Indonesia berjumlah 7241 karya budaya dan jumlah ras di Indonesia ada 4
yaitu Papua Melanozoid, Negroid, weddoid, dan Melayu Mongoloid. Masyarakat
Indonesia mendiami pulau-pulau serta berbicara dalam ragam bahasa, mempunyai
budaya daerah. Kemudian budaya daerah ini ditetapkan sebagai budaya nasional
dan identitas nasional.

1
Pada pembahasan mengenai karakteristik negara Indonesia, dapat diambil
kesimpulan bahwa untuk mengetahui karakteristik Indonesia kita terlebih dahulu
harus mengetahui dan memahami apa itu makna dari karakteristik negara
Indonesia, salah satunya dengan cara mengetahui jati diri negara Indonesia beserta
bagaimana identitas atau ciri khas masyarakatnya. Dengan hal tersebut dapat
menimbulkan rasa nasionalisme dan patriotisme pada diri kita.

2.2 Perlunya Identitas Nasional


Alasan diperlukannya identitas nasional adalah agar seluruh rakyat indonesia
berkepribadian Pancasila, memiliki pembeda bila dibandingkan dengan bangsa
lain. Pembeda yang dimaksud adalah kekhasan positif, yakni ciri bangsa yang
beradab, unggul, dan terpuji, bukanlah sebaliknya yakni kekhasan yang negatif,
bangsa yang tidak beradab, bangsa yang miskin, terbelakang, dan tidak terpuji.
Jadi, bangsa Indonesia harus memiliki kepribadian dan sikap dalam berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai pancasila yang mencerminkan nilai-nilai pancasila
tersebut. Contoh sikap yang mencerminkan nilai-nilai pancasila sebagai berikut:

1. Nilai Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa.


Selalu tertib dalam menjalankan ibadah, tidak berbohong kepada guru maupun
teman, bersyukur kepada Tuhan karena memiliki keluarga yang menyayanginya,
tidak meniru jawaban teman (menyontek) ketika ulangan ataupun mengerjakan
tugas di kelas, tidak mengganggu teman yang berlainan agama dalam beribadah,
dan lain sebagainya.

2. Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


Menolong teman yang sedang kesusahan, tidak membeda-bedakan dalam
memilih teman, berbagi makanan dengan teman lain jika sedang makan didepan
teman lain, mau mengajari teman yang belum paham dengan pelajaran tertentu,
memberikan tempat duduk kepada orang tua, ibu hamil, atau orang yang lebih
membutuhkan saat ada di kendaraan umum, hormat dan patuh kepada orang tua,
dan lain sebagainya.

1
3. Nilai Persatuan Indonesia
Mengikuti upacara bendera dengan tertib, bergotong royong membersihkan
lingkungan sekolah, tidak berkelahi sesama teman maupun dengan orang lain,
memakai produk-produk dalam negeri, menghormati setiap teman yang berbeda
ras dan budayanya, bangga menjadi warga negara Indonesia, mengagumi
keunggulan geografis dan kesuburan tanah wilayah Indonesia, dan lain
sebagainya.

4. Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijasanaan


/Permusyawaratan
Membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman dalam menyelesaikan
masalah, memberikan suara dalam pemilihan ketua kelas ataupun ketua OSIS,
enerima kekalahan dengan ikhlas apabila kalah bersainga dengan teman lain,
berani mengemukakan pendapat di depan kelas, dan lain sebagainya.

5. Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluru Rakyat Indonesia


Berlaku adil kepada siapapun, berbagi makanan kepada teman lain dengan
sama rata, seorang guru memberikan pujian kepada siswa yang rajin dan memberi
nasihat kepada siswa yang malas, tidak pilih-pilih dalam berteman, dan lain
sebagainya.

2.3 Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Identitas Nasional Indonesia

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang identitas nasional menurut sumber
historis, sosiologis, dan politis, kita terlebih dahulu akan mencermati dahulu dua
jenis identitas, yakni identitas primer dan sekunder (Tilaar, 2007; Winarno, 2013).
Identitas primer dinamakan juga identitas etnis yakni identitas yang mengawali
terjadinya identitas sekunder, sedangkan identitas sekunder adalah identitas yang
dibentuk atau direkonstruksi berdasarkan hasil kesepakatan bersama
1. Secara historis, khususnya pada tahap embrionik, identitas nasional
Indonesia ditandai ketika munculnya kesadaran rakyat Indonesia sebagai

1
bangsa yang sedang dijajah oleh asing pada tahun 1908 yang dikenal
dengan masa Kebangkitan Nasional (Bangsa).
2. Secara sosiologis, identitas nasional telah terbentuk dalam proses interaksi,
komunikasi, dan persinggungan budaya secara alamiah baik melalui
perjalanan panjang menuju Indonesia merdeka maupun melalui
pembentukan intensif pasca kemerdekaan.
3. Secara politis, beberapa bentuk identitas nasional Indonesia yang dapat
menjadi penciri atau pembangun jati diri bangsa Indonesia meliputi:
bendera negara Sang Merah Putih, bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional atau bahasa negara, lambang negara Garuda Pancasila, dan lagu
kebangsaan Indonesia Raya.

Empat identitas nasional pertama meliputi bendera, bahasa, dan lambang


negara, serta lagu kebangsaan diatur dalam peraturan perundangan khusus yang
ditetapkan dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa,
dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.
1. Bendera negara Sang Merah Putih

Ketentuan tentang Bendera Negara diatur dalam UU No.24 Tahun 2009 mulai
Pasal 4 sampai Pasal 24. Bendera warna merah putih dikibarkan pertama kali pada
tanggal 17 Agustus 1945 namun telah ditunjukkan pada peristiwa Sumpah
Pemuda Tahun 1928.

2. Bahasa Negara Bahasa Indonesia

Ketentuan tentang Bahasa Negara diatur dalam Undang-undang No. 24 Tahun


2009 mulai Pasal 25 sampai Pasal 45. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
merupakan hasil kesepakatan para pendiri NKRI. Bahasa Indonesia berasal dari
rumpun bahasa Melayu yang dipergunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua
franca) dan kemudian diangkat dan diikrarkan sebagai bahasa persatuan pada
Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. Bangsa Indonesia sepakat bahwa
bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus sebagai jati diri dan
identitas nasional Indonesia

1
3. Lambang Negara Garuda Pancasila

Ketentuan tentang Lambang Negara diatur dalam Undang-Undang No. 24


Tahun 2009 mulai Pasal 46 sampai Pasal 57. Garuda adalah burung khas
Indonesia yang dijadikan lambang negara. Di tengah-tengah perisai burung
Garuda terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan khatulistiwa. Pada
perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar Pancasila

4. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Ketentuan tentang Lagu kebangsaan Indonesia Raya diatur dalam UU No. 24


Tahun 2009 mulai Pasal 58 sampai Pasal 64. Indonesia Raya sebagai lagu
kebangsaan pertama kali dinyanyikan pada Kongres Pemuda II tanggal 28
Oktober 1928. Lagu Indonesia Raya selanjutnya menjadi lagu kebangsaan yang
diperdengarkan pada setiap upacara kenegaraan.

2.4. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Identitas


Nasional Indonesia
Nilai-nilai Pancasila belum menjadi acuan sikap dan perilaku sehari-hari.
Perilaku jalan pintas, tindakan serba instan, menyontek, plagiat, tindakan tersebut
beralih kepada bangsa sendiri.
Indonesia lebih mengagungkan prestasi bangsa lain dan tidak bangga dengan
prestasi bangsa sendiri, sebenarnya sesuatu yang aneh. Hal ini perlu ada upaya
dari generasi baru bangsa Indonesia untuk mendorong agar bangsa Indonesia
membuat prestasi yang tidak dapat dibuat oleh bangsa asing. Demikian
pula, apabila orang Indonesia lebih bangga menggunakan produk asing daripada
produk bangsa sendiri, hendaknya bangsa Indonesia mampu mendorong semangat
berkompetisi. Intinya, bangsa Indonesia perlu didorong agar menjadi bangsa yang
beretos kerja tinggi, rajin, tekun, ulet, tidak malas, serta menjunjung tinggi nilai
kejujuran.
Semua nilai-nilai tersebut telah tercakup dalam Pancasila sehingga pada
akhirnya semua permasalahan akan terjawab apabila bangsa Indonesia mampu
dan berkomitmen untuk mengamalkan Pancasila.

1
Pada hakikatnya, semua unsur formal identitas nasional, baik yang langsung
maupun secara tidak langsung diterapkan, perlu dipahami, diamalkan, dan
diperlakukan sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Indonesia memahami dan menyadari dirinya sebagai warga negara yang baik
yang beridentitas sebagai warga negara Indonesia. Oleh karena itu, warga negara
yang baik akan berupaya belajar secara berkelanjutan agar menjadi warga negara
bukan hanya baik tetapi cerdas .

2.5 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Identitas Nasional Indonesia


Agar individu manusia dapat mengenal atau dikenali oleh individu manusia
lainnya, manusia perlu memiliki ciri atau kata lainna adalah identitas.Identitas
individu manusia dapat dikenali dari aspek fisik dan aspek psikis.Namun, secara
naluriah atau umumnya manusia memiliki kebutuhan yang sama, yakni kebutuhan
yang bersifat fisik atau jasmaniah, seperti kebutuhan makan dan minum untuk
keberlangsungan hidup, dan kebutuhan Psikis(rohani), seperti kebutuhan akan
penghargaan, penghormatan, pengakuan.
Apabila disimpulkan, individu manusia perlu dikenali dan mengenali orang
lain adalah untuk memenuhi dan menjaga kebutuhan hidupnya agar kehidupannya
dapat berlangsung hingga akhirnya dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Kuasa atau
meninggal dunia. Demikianlah, pentingnya identitas diri sebagai individu
manusia.

Identitas nasional itu penting bagi sebuah negara-bangsa karena:


1. Bangsa Indonesia dapat dibedakan dan sekaligus dikenal oleh bangsa lain.
Apabila kita sudah dikenal oleh bangsa lain maka kita dapat melanjutkan
perjuangan untuk mampu eksis sebagai bangsa sesuai dengan fitrahnya.
2. Identitas nasional bagi sebuah negara-bangsa sangat penting bagi kelangsungan
hidup negara- bangsa tersebut.
Setiap negara seperti halnya individu manusia tidak dapat hidup menyendiri.
Setiap negara memiliki keterbatasan sehingga perlu bantuan/pertolongan
negara/bangsa lain. Demikian pula bagi Indonesia, kita perlu memiliki identitas
agar dikenal oleh bangsa lain untuk saling memenuhi kebutuhan.

1
3.Identitas nasional penting bagi kewibawaan negara dan bangsa Indonesia.
Dengan saling mengenal identitas, maka akan tumbuh rasa saling hormat,
saling pengertian (mutual understanding), tidak ada stratifikasi dalam kedudukan
antarnegara-bangsa. Dalam berhubungan antarnegara tercipta hubungan yang
sederajat/sejajar, karena dalam hukum internasional dikenal dengan asas “Par
imparem non habet imperium”. Artinya negara berdaulat tidak dapat
melaksanakan yurisdiksi terhadap negara berdaulat lainnya.

2.6 Rangkuman Tentang Identitas Nasional


Istilah identitas nasional atau identitas bangsa melahirkan tindakan kelompok
(collective action yang diberi atribut nasional) yang diwujudkan dalam bentuk-
bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional
(ICCE, 2005:25). Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya
adalah manisfestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang
khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya. Nilai-
nilai budaya yang berada dalam sebagian besar masyarakat dalam suatu negara
dan tercermin di dalam identitas nasional, bukanlah barang jadi yang sudah selesai
dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang
cenderung terus menerus berkembang karena hasrat menuju kemajuan yang
dimiliki oleh masyarakat pendukungnya. Implikasinya adalah bahwa identitas
nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap
relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.
Artinya, bahwa identitas nasional merupakan konsep yang terus menerus
direkonstruksi atau dekonstruksi tergantung dari jalannya sejarah.
Identitas nasional sebagai suatu kesatuan ini biasanya dikaitkan dengan nilai
keterikatan dengan tanah air (ibu pertiwi), yang terwujud identitas atau jati diri
bangsa dan biasanya menampilkan karakteristik tertentu yang berbeda dengan
bangsa-bangsa lain, yang pada umumnya dikenal dengan istilah kebangsaan atau
nasionalisme. Rakyat dalam konteks kebangsaan tidak mengacu sekadar kepada
mereka yang berada pada status sosial yang rendah akan tetapi mencakup seluruh
struktur sosial yang ada. Semua terikat untuk berpikir dan merasa bahwa mereka

2
adalah satu. Bahkan ketika berbicara tentang bangsa, wawasan kita tidak terbatas
pada realitas yang dihadapi pada suatu kondisi tentang suatu komunitas yang
hidup saat ini, melainkan juga mencakup mereka yang telah meninggal dan yang
belum lahir. Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa hakikat identitas
nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai
penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya dalam Pembukaan beserta UUD
1945, sistem pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik, moral, tradisi serta
mitos, ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif diterapkan di dalam
pergaulan baik dalam tataran nasional maupun internasional dan lain sebagainya.

Faktor-faktor Identitas Nasional


Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta
keunkan sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang
mendukung kelahiran identitas nasional terebut. Adapun faktor-faktor yang
mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi:
1. Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis ekologis dan demografis
Kondisi geografi – ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah
kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan
komunikasi antarwilayah dunia Asia Tenggara, ikut mempengaruhi
perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa
Indonesia
2. Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002). Faktor historis yang dimiliki
Indonesia ikut mempengarui proses pembentukan masyarakat dan bangsa
Indonesia beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang ada di
dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses
pembentukan masyarakat, bangsa dan negara bangsa beserta identitas bangsa
Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di Indonesia pada
awal abad XX.
Sedangkan menurut Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castell
dalam bukunya, The Power of Identity (Suryo, 2002), mengemukakan teori

2
tentang munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi antara
empat faktor penting, yaitu :
1. Faktor Primer
Faktor ini mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang sejenisnya. Bagi
bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama
wilayah serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda
dengan kekhasan masing-masing. Unsur-unsur yang beraneka ragam yang
masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri menyatukan diri dalam
suatu persekutuan hidup bersama yaitu bangsa Indonesia. Kesatuan tersebut tidak
menghilangkan keberanekaragaman, dan hal inilah yang dikenal dengan
Bhinneka Tunggal Ika.
2. Faktor pendorong
Faktor in terdiri dari pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan
bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara. Dalam
hubungan ini bagi suatu bangsa kemauan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pembangunan negara dan bangsanya juga merupakan suatu identitas nasional
yang bersifat dinamis. Oleh karena itu bangsa Indonesia proses pembentukan
identitas nasional yang dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkah kemampuan
dan prestasi bangsa Indonesia dalam mebangun bangsa dan kesatuan bangsa,
serta langkah yang sama dalam memajukan bangsa dan Negara Indonesia.
3. Faktor penarik
Faktor ini mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya
birokrasi, dan pemantaan sistrm pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia
unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional, sehingga
bahasa Indonesia telah merupakan bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia.
Nahasa Melayu telah dipilih sebagai bahasa antar etnis yang ada di Indonesia,
meskipun masing- masing etnis atau daerah di Indonesia telah memiliki bahasa
daeah masing-masing. Demikian pula menyangkut birokrasi serta pendidikan
nasional telah dikembangkan sedemikian rupa meskipun sampai saat ini masih
senantiasa dikembangkan.
4. Faktor reaktif.

2
Faktor ini meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif
melalui memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah
abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam mewujdkan faktor keempat
melalui memori kolektif rakyat Indonesia. Penderitaan, dan kesengsaraan hidup
serta semangat bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor
yang sangat strategis dalam membentuk memori kolektif rakyat. Semangat
perjuangan, pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas
untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Indonesai.
Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan
identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum
bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain. Pencarian
identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat dengan perjuangan
bangsa Indonesia untuk membangun bangsa dan Negara dengan konsep nama
Indonesia. Bangsa dan negara Indonesia ini dibangun dari unsur-unsur masyarakat
lama dan dibangun menjadi suatu kesatuan bangsa dan negara dengan prinsip
nasionalisme modern. Oleh karena itu pembentukan identitas nasional Indonesia
melekat erat dengan unsur- unsur lainnya seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis,
agama serta geografis, yang saling berkaitan dan terbentuklah melalui suatu
proses yang cukup panjang.

2
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara etimologis identitas nasional berasal dari dua kata yaitu “identitas” dan
“nasional”.Kata identitas berasal dari bahasa Inggris Identity yang memiliki
pengertian harafiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yangmelekat pada seseorang
atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain.Sedangkan kata nasional
merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar
yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisikseperti budaya, agama, dan bahasa
maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Secara terminologis
istilah identitas nasional memiliki pengertian yang berbeda-beda menurut
pendapat beberapa ahli. MenurutKaelan (2010: 43) menyatakan bahwa identitas
nasional adalah suatu ciriyang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsatersebut dengan bangsa lain. unsur-unsur pembentuk identitas
yaitu suku, bangsa dan agama, kebudayaan dan bangsa.
Identitas nasional itu penting bagi sebuah negara agar bangsa kita dikenaloleh
bangsa lain. Apabila kita sudah dikenal oleh bangsa lain maka kita
dapatmelanjutkan perjuangan untuk mampu eksis sebagai bangsa sesuai
denganfitrahnya. Identitas nasional bagi sebuah negara-bangsa sangat penting
bagikelangsungan hidup negara-bangsa tersebut. Identitas nasional penting
bagikewibawaan negara dan bangsa Indonesia. Dengan adanya identitas
makaakan tumbuh rasa hormat dan saling menghargai antar negara-bangsa. Dalam
berhubungan antarnegara tecipta.
Identitas nasional marupakan jati diri atau karakteristik, perasaan atau
keyakinan tentang kebangsaan yang membedakan bangsa indonesia dengan
bangsa lain. Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas-identitas yang
sifatnya nasional, bersifat buatan karena dibentuk dan disepakati dan karena
sebelumnya sudah terdapat identitas kesuku bangsaan dalam diri bangsa
Indonesia. Bendera negara Indonesia, bahasa negara, dan lambang negara, serta
lagu kebangsaan merupakan identitas nasional bagi negara bangsa Indonesia yang
telah di atur dalam UU RI.

2
Disadari bahwa rendahnya pemahaman dan menurunnya kesadaranwarga
negara dalam bersikap dan berperilaku menggunakan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya pada erareformasi bagaikan berada
dalam tahap disintegrasi karena tidak ada nilai-nilai yang menjadi pegangan
bersama. Oleh karena itu perlu adanya pendukung dalam meningkatkan kesadaran
terhadap nilai-nilai luhur yangdapat dijadikan pegangan dalam bermasyarakat.
Memahami dan mengertinilai-nilai pancasila sejak dini dalam kehidupan sekolah
sangat membantudalam meningkatkan kesadaran dalam mewujudkan nilai-nilai
pancasila. Kita perlu memahami secara penuh bahwa pancasila sebagai pedoman
hidup bangsa sehingga kita dapat merasa berkewajiban dalam melaksanakannya.

3.2 Saran
Sebagai masyarakat Indonesia kita harus bisa ikut serta dalam menjagadan
melestarikan apa yang menjadi identitas negara Indonesia. Hal itudikarenakan
identitas negara merupakan aset yang berharga yang menjadi pembeda sekaligus
tanda pengenal dengan bangsa lain. Jangan biarkan bangsa lain mengklaim apa
yang menjadi identitas negara kita. Dan apabilahal itu terjadi maka sudah
seharusnya pemerintah menindak lanjutinya secarategas demi kembalinya
identitas negara

Anda mungkin juga menyukai