PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“Esensi dan Urgensi Identitas Nasional Sebagai Determinan
Pembangunan Bangsa dan Karakter”
OLEH :
Fakultas Teknik
2018
KATA PENGANTAR
Segala hormat dan rasa syukur dalam kehadirat Tuhan YME atas segala
rahmat, karunia, perlindungan dan kemampuan yang telah dianugerahkan-Nya,
sehingga makalah dengan materi “Esensi dan Urgensi Identitas Nasional Sebagai
Determinan Pembangunan Bangsa dan Karakter” ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Materi ini merupakan salah satu bagian bahasan dari Mata Kuliah
Kewarganegaraan. Adapun bahasan mengenai materi tersebut akan dibahas di
bab-bab berikutnya dan nantinya akan diimplementasikan dalam bentuk presentasi
kelompok.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Makalah ini.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................ 14
B. Saran ................................................................................ 14
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap Negara yang merdeka dan berdaulat sudah dapat dipastikan berupaya
memiliki identitas nasional agar negara tersebut dapat dikenal oleh negara-bangsa lain,
dan dapat dibedakan dengan bangsa lain. Identitas Nasional mampu menjaga
eksistensi dan kelangsungan hidup negara-bangsa. Negara-bangsa memiliki
kewibawaan dan kehormatan sebagai bangsa yang sejajar dengan bangsa lain serta
akan menyatukan bangsa yang bersangkutan.
Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi ini mendapat tantangan yang sangat
kuat, terutama karena pengaruh kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The
Capitalis Revolution, era globalisasi dewasa ini ideologi kapitalislah yang akan
menguasai dunia. Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu per satu dan menjadi
sistem internasional yang menentukan nasib ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di
dunia, dan secara tidak langsung juga nasib sosial, politik, dan kebudayaan (Berger,
1988).
Situasi dan kondisi ini menghadapkan kita pada suatu keprihatinan dan sekaligus
juga mengundang kita untuk ikut bertanggung jawab atas mosaik Indonesia yang retak
bukan sebagai ukiran melainkan membelah dan meretas jahitan busana tanah air,
tercabik-cabik dalam kerusakan yang menghilangkan keindahannya. Untaian kata-kata
dalam pengantar sebagaimana tersebut merupakan tamsilan bahwasannya Bangsa
Indonesia yang dahulu dikenal sebagai “het zachste volk ter aarde” dalam pergaulan
antar bangsa, kini sedang mengalami tidak saja krisis identitas melainkan juga krisis
dalam berbagai dimensi kehidupan yang melahirkan instabilitas yang berkepanjangan
semenjak reformasi digulirkan pada tahun 1998. (Koento W, 2005).
Kehalusan budi, sopan santun dalam sikap dan perbuatan, kerukunan, toleransi
dan solidaritas sosial, idealisme dan sebagainya telah hilang hanyut dilanda oleh
derasnya arus modernisasi dan globalisasi yang penuh paradoks. Berbagai lembaga
kocar-kacir semuanya dalam malfungsi dan disfungsi. Trust atau kepercayaan antar
sesama baik vertikal maupun horisontal telah lenyap dalam kehidupan bermasyarakat.
Identitas nasional kita dilecehkan dan dipertanyakan eksistensinya.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dan urgensi identitas nasional bangsa Indonesia?
2. Mengapa identitas nasional itu diperlukan?
3. Apa sajakah sumber historis, sosiologis dan politik tentang identitas nasional
Indonesia?
4. Bagaimanakah argumen tentang dinamika dan tantangan identitas nasional
Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep dan urgensi identitas nasional bangsa Indonesia
2. Menyadari perlunya identitas nasional bagi bangsa Indonesia
3. Mengetahui sumber historis, sosiologis dan politik tentang identitas nasional
Indonesia
4. Memahami argumen tentang dinamika dan tantangan identitas nasional Indonesia
3
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis identitas nasional berasal dari dua kata yaitu “identitas” dan
“nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris Identity yang memiliki
pengertian harafiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang
atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Dalam term antropologi
identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri
pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau negara
sendiri. Mengacu pada pengertian ini identitas tidak terbatas pada individu semata
tetapi berlaku pula pada suatu kelompok. Sedangkan kata nasional merupakan
identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh
kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik
seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok inilah yang
kemudian disebut dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional yang pada
akhirnya melahirkan tindakan kelompok (colective action) yang diwujudkan dalam
bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional.
Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan
memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta
4
karakter dari bangsa tersebut. demikian pula hal ini sangat ditentukan oleh
bagaimana proses bangsa tersebut terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat
pengertian “identitas nasional” sebagaimana dijelaskan diatas maka identitas
nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih
populer disebut sebagai kepribadian bangsa.
1) Suku Bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif
(ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis
kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok
etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.
kehidupan Negara. Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu
pengetahuandan teknologi serta pembangunan negara dan bangsanya merupakan
suatu identitas nasional yang bersifat dinamis. Faktor ketiga, mencakup kodifikasi
bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem
pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa
persatuan dan kesatuan nasional, sehingga bahasa Indonesia telah merupakan
bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia. Faktor keempat, meliputi penindasan,
dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat.
Penderitaan dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam
memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam
membentuk memori kolektif rakyat.
sendiri sehingga dapat eksis. Setiap negara seperti halnya individu manusia tidak
dapat hidup menyendiri. Setiap negara memiliki keterbatasan sehingga perlu
bantuan/pertolongan negara atau bangsa lain. Demikian pula bagi indonesia, kita
perlu memiliki identitas agar dikenal oleh bangsa lain untuk saling memenuhi
kebutuhan. Oleh karena itu, identitas nasional sangat penting untuk memenuhi
kebutuhan atau kepentingan nasional negara-bangsa Indonesia.
Semua bentuk identitas nasional ini telah diatur dan tentu perlu disosialisasikan
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
diatur dalam undang-undang karena (1) bendera, bahasa, dan lambang negara,
serta lagu kebangsaan Indonesia merupakan sarana pemersatu, identitas, dan wujud
eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan kehormatan negara
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945; dan (2) bahwa bendera, bahasa, dan lambang negara,
serta lagu kebangsaan Indonesia merupakan manifestasi kebudayaan yang
berakar pada sejarah perjuangan bangsa, kesatuan dalam keragaman budaya,
dan kesamaan dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Untuk membentuk jati diri maka nilai-nilai yang ada tersebut harus digali dulu
misalnya nilai-nilai agama yang datang dari Tuhan dan nilai-nilai yang lain misalnya
gotong royong, persatuan kesatuan, saling menghargai menghormati, yang hal ini
sangat berarti dalam memperkuat rasa nasionalisme bangsa. Dengan saling mengerti
antara satu dengan yang lain maka secara langsung akan memperlihatkan jati diri
bangsa kita yang akhirnya mewujudkan identitas nasional kita.
Sementara itu untuk mengembangkan jati diri bangsa dimulai dari nilai-nilai yang
harus dikembangkan yaitu nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, berani mengambil resiko,
harus bertanggung jawab terhadap apa yang boleh dilakukan, adanya kesepakatan dan
berbagai terhadap sesama.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Identitas Nasional merupakan jati diri suatu bangsa, ia memiliki suatu ciri khas
dan karakter yang membedakannya dengan bangsa lain. Identitas Nasional bangsa
Indonesia terbentuk dari kemajemukan penduduknya, yaitu dari perbedaan suku
bangsa, agama, budaya dan bahasa.
Bentuk Identitas nasional Indonesia amat beragam, seperti; bahasa Indonesia,
bendera merah putih, lagu Indonesia Raya, lambang Garuda Pancasila, semboyan
Bhinneka Tunggal Ika, dasar falsafah Pancasila, hukum dasar UUD 1945, kebudayaan
serta kesenian daerah yang beragam dll.
Identitas Nasional amat diperlukan agar suatu negara dapat dikenal oleh negara
lain dan eksis di dunia Internasional. Identitas nasional juga penting bagi kewibawaan
suatu negara, agar diakui kedaulatannya.
Munculnya era Globalisasi yang membawa kebudayaan asing dan gaya hidup
kebaratan, membuat lunturnya Identitas Nasional bangsa Indonesia. Hal ini menjadi
suatu tantangan bagi bangsa kita, untuk mempertahankan Identitas aslinya serta
menjaga stabilitas dan nasionalisme Negara Kesatuan Republik Indonesia
B. Saran
Dalam menjaga keaslian identitas nasional bangsa Indonesia, tidak dapat
dilakukan hanya dengan satu orang atau satu pihak saja, melainkan seluruh komponen
masyarakat dan instansi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Terutama bagi
anak-anak muda dan remaja yang merupakan penerus bangsa Indonesia, harus
memiliki semangat dan jiwa nasionalisme yang tinggi serta ikut dalam menjaga dan
melestarikan hal-hal yang menjadi identitas nasional Indonesia. Kita tentu tidak dapat
menolak dan menghalangi secara penuh budaya-budaya dan teknologi yang masuk,
dimana dikhawatirkan akan melunturkan identitas nasional bangsa. Yang terpenting
adalah kita dapat mengatur batas-batas dalam mengkonsumsinya dan jangan biarkan
bangsa lain mengambil apa yang harusnya menjadi identitas bangsa ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
Herdiawanto, H., & Hamdayama, J. (2010). Cerdas, Kritis, Dan Aktif Berwarganegara.
Jakarta: Erlangga.
Sumantri, A. (2014). Bab II Bagaimana Esensi dan Urgensi Identitas Nasional Sebagai
Salah Satu Determinan Pembangunan Bangsa dan Karakter. Dipetik Desember 3,
2016, dari kuliahdaring.dikti.go.id